BAB II KERANGKA KONSEP 2.1 Komunikasi Kata komuniksi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common) istilah pertama yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama1. Selain itu, ada beberapa definisi lain dari komunikasi, antara lain: a. Bernard Berelson dan Gary A. Stainer “Komunikasi:transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol/kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses itulah yang biasanya di sebut komunikasi”. b. Carl I. Hovland “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (kominkator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verba) untuk merubah perilaku orang lain (komunikate). c. Evertt M. Rogers “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud unutk mengubah tingkah laku mereka.” d. Harold Lasswell “(Cara yang baik unutk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With 1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya Bandung, 2005, Hal. 41
7
What Effec?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?2. Untuk itu ada lima unsur yang harus dipenuhi dalam proses komunikasi, yaitu : 1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message) 3. Media (channel, media) 4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recepient) 5. Efek (effect, impact, influence) Namun pada hakikatnya komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)3. Pesan yang disampaikan akan diterima dengan baik oleh komunikan bila kelima unsur dalam proses komunikasi tersebut diterapkan. Di dalam dunia bisnis sendiri proses komunikasi memang sangat di butuhkan, dimana setiap pelaku bisnis atau sebuah perusahaan yang ingin menawarkan atau mempromosikan barang atau jasa mereka membuat sedemikian rupa agar pesan yang ingin mereka sampaikan dapat langsung sampai pada konsumen atau pengguna barang dan jasa. Didalam dunia bisnis dan nonbisnis lazimnya menggunkan dua bentuk komuniksi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal4. masing-masing komunisi tersebut sebagai berikut: a. Komunikasi Verbal
2
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya Bandung, 2007, Hal. 68-69 Onong Uchjana Effendi. (1997), Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Remaja Rosda Karya, Bandung, Hal.11 4 Purwanto dkk. (1996), Komunikasi Bisnis, Jakarta, Erlangga, Hal. 1 3
8
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). b. Komunikasi Nonverbal Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka terlebih dulu mengenal bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi. Yang termasuk komunikasi nonverbal, antara lain bahasa isyarat, simbol, sandi, warna, ekspresi wajah, dan lainnya. Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audience juga dapat menangkap artinya dengan cepat. Sehingga komunikasi dapat di dikatakan sebuah proses pertukaran informasi oleh komunikator kepada komunikan melalui medium baik verbal maupun non verbal yang memiliki tujuan umum untuk mempengaruhi komunikan. 2.1.1 Proses Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy yang dijelaskan dalam buku “Ilmu Komunikasi Dan Filsafat Komunikasi “ bahwa prosses komunikasi merupakan suatu prooses penyampaian pikiran atau pesan oleh seorang komunikator atau pengirim pesan kepada komunikan atau penerima pesan dengan menggunkan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran”5. Proses komunikasi berlangsung dimana seorang komunikator memiliki gagas yang ingin disampaikan kepada komunikan, diterjemahkan kedalam suatu lambang dan mengandung arti, dan dikirim kepada komunikan melalui sebuah
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, Hal. 11
9
medium. Komunikan menerima pesan yang disampaikan melalui medium lalu diterima dan dipersepsikan. Persepsi yang disampaikan komunikator akan jelas di terima komunikan bila persepsi tersebut memang benar-benar jelas, namun bila prsepsi yang disampaikan samar-samar persepsi yang di terima oleh komunikan pun akan samara. Didalam proses komuniksi itu sendiri terdapat dua tahap, yaitu a. Proses Komunikasi Primer Pada proses komunikasi primer, komunikasi terjadi secara langsung yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunkan lambang (symbol) sebagai media. Yang termasuk dalam lambang disini ialah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menterjemahkan
pikiran
atau
perasaan
komunikator
kepada
komunikan. Lambang yang paling banyak dipergunkan dalam proses komunkasi perimer adalah bahasa. Bahasa paling banyak dipergunkan dalam komunikasi karena bahasa merupakan media yang paling mampu menerjemahkan pikiran seseorang pada orang lain, baik itu berupa ide, informasi, maupun opini. Dalam kehidupan sehari-haripun sering sekali kita jumpai pesan yang disampaikan melalui kata-kata disertai pula dengan gambar-gambar berwarna demi efektifnya pesan yang disampaikan. b. Proses Komunikasi Sekunder
10
Proses komunikasi sekunder ialah proses penyampaian pesan seseorang pada orang lain dengan menggunkan alat atau sarana sebagai media kedua setelah pemakaian lambang. Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifatsifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan digunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. 2.2 Komunikasi visual Secara umum komunikasi adalah proses penyampaian pesan, dimana pesan disampaikan dari komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan pun dapat berupa tulisan, lisan atau berupa bahasa isyarat, visual ataupun ekspresi wajah. Sehingga komunikasidapat dikatakan sebuah proses pertukaran informasi melalui medium, baik verbal maupun nonverbal yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi komunikan S. Tinarbuko menyatakaan komunikasi visual “senantiasa berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat diserap orang banyak dengan pikiran maupun perasaan. Rupa disini ialah yang mengandung pengertian atau makna, karakter serta suasana yang mampu dipahami (diraba dan dirasakan) oleh khalayak”6. Selain itu komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengolah elemen-elemen grafis 6
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasurya, Jakarta, 2008, Hal. 26
11
yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta kompisisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan7. Dari beberapa penjelasan diatas dapat dipahami bahwasanya fungsi dari komunikasi visual itu sendiri, mempunyai fungsi utama ialah fungsi komunikasi. Komunikasi visual juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi multimedia dan teknik persuasi pada masyarakat.8 Adapun ruang lingkup Desain Komunikasi Visual adalah : 1.
Periklanan (Advertising)
2.
Animasi
3.
Desain Identias usaha (Corporate Identity)
4.
Desain marka lingkungan.
5.
Multimedia.
6.
Desain Grafis Industri (promosi).
7.
Desain Grafis Media (buku,surat kabar, majalah).
8.
Cerita bergambar (Komik,karikatur,poster).
9.
Fotografi, tipografi, dan ilustrasi.
2.3 Corporate Identity 2.3.1 Definisi Corporate Identity Corporate Identity atau identitas perusahaan adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan sebuah perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaanperusahaan lainnya9.
7 8
Adi Kusrianto. (2007), Pengantar Desain Komunikasi Visual, ANDI, Yogyakarta, Hlm.2 Kismiaji, S.Sn, op.cit
12
Pada dasarnya Corporate Identity mempunyai fungsi utama sebagai alat untuk menyampaikaan citra positif dari perusahaan kepada masyarakat luas, dari berbagai cara yang dapat disampaikan kepada masyarakat salah satunya dapat disampaikan melalui tampilan grafis yang mampu berkomunikasi. Tampilan grafis pun dibuat sedemikian rupa yang menggambarkan bidang usaha yang digeluti perusahaan tersebut, serta dibuat dengan sejelas mungkin dan dapat dengan mudah diingat oleh masyarakat tanpa harus berfikir bekali-kali. Corporate Identity adalah sebuah identitas dari perusahaan yang dapat diungkap melalui berbagai cara untuk mengidentifikasikan perusahaan tersebut dalam bentuk tampilan grafis10. Namun tidak sedikit pula perusahaan besar atau kecil yang mengesampingkan sebuah Corporate Identity, mereka menganggap Corporate Identity sebuah pelengkap yang dapat dinomer tigakan serta merupakan hal yang merumitkan. Tetapi pada kenyataannya Corporate Identity merupakan hal utama yang harus dimiliki sebuah perusahaan, di sanalah masyarakat akan mengenal perusahaan tersebut seperti yang dikatan Jeffkin bahwa Corporate Identity merupakan suatu hal dimana perusahaan dikenal dan di bedakan dengan perusahaan lain. Dapat dikatakan sebuah Corporate Identity merupakan pernyataan visual dari fungsi dan peranan dari perusahaan, dan digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan nilai-nilai perusahaan. Dari sanalah bermula pesan yang disampaikan memalui bentuk logo, serta elemen-elemen pelengkapnya yang diaplikasikan melalui media stationery, produk dan seragam yang membentuk suatu kesatuan.
9
Frank Jeffkins, Periklanan, Jakarta, Erlangga, 1994, hal. 296. David E Carter, How to Inprove Your Corporate Identity, 1985
10
13
Corporate Identity, terutama logo merupakan hal yang sangat terpenting dan di butuhkan sebagai tanda pambeda dengan perusahaan lain baik produk atau jasa. Logo itu sendiri diciptakan sebagai gambaran dari perusahaan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dan keamanan untuk klien, dengan kata lain klien dapat bekerjasama tanpa ada rasa kekhawatiran akan perusahaan yang mereka ajak bekerjasama. Dalam dunia grafis sendiri logo dapat diwujudkan melalui elemen-elemen tifografi, ilustrasi, tanda abstrak, bahkan dapaat pula digabungkan ketiganya. Logo tersebut kemudian menjadi poin dasar pembentuk Corporate Image, serta salah satu elemen dari Corporate Identity11. Corporatae Image adalah bagaimana sebuah perusahaan dipersepsikan oleh masyarakat atau publik, dalam hal ini adalah konsumen, kompetitor, supplier, pemerintah dan masyarakat umum. Image yang akan didapat perusahaan tersebut merupakan sebuah penginterpretasian masyarakat dari pesan yang disampaikan oleh perusahaan melalui produk, jasa serta iklan-iklan. Serta dalam bukunya “Corporate identity Design” Veronica Napoles mengatakan tentang Corporate Image yang baik harus mempunyai dan menunjukan karakter-karakter sebagai berikut : a. Strong emotional response Kekuatan respon ini berkembang seiring dengan lamanya suatu image digunakan. Suatu image yang baik dapat bertahan menghadapi tekanan-tekanan dari para pesaing dan mendarahdaging dalam benak konsumen b. Apperence of power
11
Charlotte Rivers, Identity: Building brand through letterheads, logo and business card, Rotavision, SA, 2003, Hal. 60-61.
14
Konsumen ingin merasakan kekuasaan dan kekuatan dari suatu perusahaan melalui produk dan jasanya. Konsumen juga membutuhkan perasaan bahwa mereka berurusan dengan perusahaan yang stabil dan dapat diandalkan pada saat mereka membeli produk dan jasa atau berinvestasi dalam perusahaan itu c. Sense of experience, confidence and tradition Jika sebuah perusahaan telah memiliki dan mengembangkan karakter-karakter ini, maka ia dapat memperkenalkan produk atau jasa baru berdasarkan "penampilan" terdahulu. d. low process Membangun sebuah image yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut memerlukan suatu proses yang panjang dan tentu saja memerlukan waktu yang relatif lama12. Terlepas dari itu semua Corporate Identity dapat menjadi daya tarik sebuah perusahaan sebagai daya jual mereka, perusahaan mengolah Corporate Identity agar tidak menjadi identitas abstrak belaka. Menurut Balmer, Corporate Identity dapat diwujudkan berupa berupa kultur organisasi atau perusahaan, kepribadian dari organisasi atau perusahaan tersebut. Pada intinya, bertujuan agar masyarakat mengetahui, mengenal, merasakan, dan memahami filosofi-filosofi perusahaan atau organisasi tersebut. Tahap ideal proses identifikasi Corporate Identity adalah sebaagai berikut :
12
Veronica Napoles. Corporate Identity Design, New york, Van Nostrand Reinhold, 1988. Hal. 20-21
15
a. Riset dan analisa data dengan mengumpulkan informasi, memperjelas permasalahan, dan menentukan tujuan. Kegiatan dengan brifing, wawancara, kuesioner, audit kegiatan perusahaan, audit komunikasi grafis, analisa temuan data presentasi (saat seorang desainer mempelajaari kliennya). b. Pengembangan desain berisi background perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aktifitas kompetisi, rencana marketing dan advertising, keperluan teknis, hasil riset terhadap pemakai, kemungkinan arah gambar dan presentasi (desainer mengembangan graphic identity berdasarkan temuan riset dan analisa). c. Perbaikan desain berisi arah desain yagn sudah disetujui, rekomendasi desain, proto type / mook up dan presentasi (desainer melakukan pekerjaan sesungguhnya dengan membawa seluruh komunikasi visual klien ke dalam identity program). d. Implementasi kedalam Corporate Identity manual (saat solusi standar dan patokan dari aplikasi desain menjadi kenyataan13). Serta menurut Napoles Corporate Identity yang efektif harus memiliki karakter karakter sebagai berikut : a. Simbolisme yang sederhana tapi mengena Kesederhanaan adalah dasar dari kombinasi identitas bran package simbol yang baik. Semakin sederhana suatu simbol, semakin jelas juga pesan yang hendak disampaikan.
13
J.M.T Balmer & Gray E.R, Corporate Identity and Corporate Communication Creting a Competitive Advantage, Industrial and Comercila Traning, 1995. Hal. 32
16
b. Mempunyai pemicu visual yang kuat Sebuah simbol yang efektif harus mampu memicu respon terhadap suatu produk atau perusahaan. Di saat konsumen berurursan dengan perusahaan itu, maka ia hanya perlu memikirkan memikirkan produk atau jasa dari perusahaan tersebut dan nama perusahaan itu akan diingat dengan sendirinya. c. Identitas sebagai alat promosi dan pemasaran Corporate Identity adalah alat promosi yang efektif dan aktif. Walaupun kampanye dari suatu iklan berakhir, tetapi identitas akan dipakai sampai bertahun-tahun. d. Corporate Identity harus dapat diingat dan mengesankan Suatu Corporate Ideentity yang baik harus mempunyai dua sifat mengusulkan (suggestivines) dan mengingatkan (recall). Bila konsumen ingin membeli suatu produk, maka ia akan teringat nama suatu perusahaan, ini disebut mengusulkan (suggestion). Bila konsumen ini kemudian datang kembali dan membeli produk yagn sama dan ia menghubungkan kembali dengan produsennya, maka ini disebut mengingat (recall14). 2.3.2 Fungsi Corporate Identity Fungsi dari Corporate Identity selain dari identitas sebuah perusahaan mempunyai fungsi-fungsi lain,yaitu: a. Sebagai alat menyatukan strategi perusahaan
14
Veronica Napoles. Corporate Identity Design, New york, Van Nostrand Reinhold, 1988. Hal. 23
17
Sebua Corporate Identity harus sejalan dengan rencana perusahaan tersebut, bagaimana perusahaan itu sekarang dan bagaimana perusahaan itu mendatang. Selain Corporate Identity harus dapat dengan tepat mencerminkan image perusahaan, melalui produk dan jasa. b. Sebagai pemicu sistem operasional perusahaan Pertanyaan pertama bagaimana perusahaan ingin dilihat oleh publik. Pertanyaan ini secara tidak langsung membuat personil-personil perusahaan tersebut berfikir dan mengevaluasi sistem operasional mereka selama ini. Dari sini dapat ditemukan kelemahan dan kesalahan yang selama ini dilakukan, sehingga tercippta tujuan perusahaan yang lebih baik dan mantap. c. Sebagai pendiri jejarig network yang baik Sebuah perusahaan yang ber-image positif, stabil, dapat dipercaya dan diandalkan akan menarik perhatian para investor untuk menanamkan modal dalam permasalahan tersebut. Jenid perusahaan yang seperti ini juga yagn mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan tambahan modal dari bank. Produk-produk yang paling laku dan digemari di pasar. d. Sebagai alat jual promosi Perusahaan dengan image yang positif berpeluang besar untuk mengembangkan sayapnya dan memperkenalkan produk atau jasa baru. Konsumen yagn telah memakai produk itu, mereka akan menerima karna
18
telah membuktikan sendiri bahwa produk itu benar-benar cocok untuk mereka 15. 2.4 Teori Logo 2.4.1 Definisi Logo Logo memang sudah sejak lama digunakan, namun masyarakat masih mengenal logo dengan lambang. Dapat ditemukan pada zaman pra-sejarah, dimana manusia pada masa itu manusia belum mengenal tulisan, jadi mereka menggunkan lambang untuk menggambarkan kejadian-kejadian seputar kehidupan sehari-hari mereka. Lalu setelah sekian lama manusia mengalami evolusi, begitu pula dengan logo, dan manusia sudah tidak lagi menganut sistem nomaden (hidup berpindahpindah). Logo digunakan untuk melambangkan sebuah kerajaan, manusia memberi lambang pada kerajaan tergantung dengan apa yang dimiliki dan dimana letak sebuah kerajaan. Mereka menggunkan lambang harimau, naga, serta kuda dan ada pula kerajaan yang menggunakan lambang dari hasil bumi merak seperti padi, bunga, dan gandum karna mereka memiliki itu semua secara berlimpah atau merupakan cirri khas dari setiap kerajaan. Logo sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada mulanya logo lebih poluler atau lebih dikenal dengan logotype, bukan logo. Logo adalah sebuah desain yang spesifik, baik berupa simbol, pola gambar, huruf tertulis yang menampilkan identitas perusahaan. Gambar atau tifografi yang disajikan dalam sebuah logo haruslah memberikan kesan tertentu serta menggambarkan bidang usaha dari suatu bisnis, perusahaan, atau organisasi
15
J.M.T Balmer & Gray E.R, Corporate Identity and Corporate Communication Creting a Competitive Advantage, Industrial and Comercila Traning, 1995. Hal. 32-33
19
yang digeluti. Menurut Balmer logo merupakan suatu tampilan grafis yang berguna sebagai perwakilan identifikasi dan citra yang ingin dibentuk sebuah perusahaan16. Dalam penyajian sebuah logo perusahaan, organisasi, atau korporat sebuah logo dituntut untuk menyampaikan citra perusahaan, nilai-nilai positif yang terkandung dan efektif. Semua itu harus disampaikan dengan kejelasan, keseimbangan,
keindahan,
dan
kesederhanaan.
Didalam
kejelasan
serta
kesederhaan,disana desain logo harus dapat dinikmati tanpa harus membingungkan penikmat logo, sedangkan keseimbangan dank eindahan penting pula untuk penikmat logo, dimana keseimbangan dari desain logo akan terlihat proporsional serta menyenangkan untuk dilihat. Disamping untuk memberikan citra positif sebuah perusahaan dan menimbulkan sebuah identitas, sebuah logo pun harus mudah dilihal, diingat, dan dihafal. Beberapa kriteria dalam mengembangkan penyajian logo yagn efektif melalui : a. Kemampuan proteksi Dimana dalam penyajian visual harus mempunyai aspek proteksi, terutama dari sisi legal. b. Penerimaan Bentuk dan warna harus dipertimbangkan, sehingga dapat diterima berbagai budaya c. Keunikan Ditujukan untuk meminimalkan asosiasi-asosiasi yagn sudah ada, yaitu mengurangi kerumitan dan kemudahan mengingat.
16
J.M.T Balmer & Gray E.R, Corporate Identity and Corporate Communication Creting a Competitive Advantage, Industrial and Comercila Traning, 1995. Hal. 33
20
d. Menyatu Dalam penyajian identitas visual harus dapat menyatu dengan informasiinformasi yang lain. e. Fleksibilitas Penyajian identitas visual harus dapat ditempatkan diberbagai media. f. Mudah dikenal Bentuk penyajian identitas visual harus akrab dalam berbagai budaya. g. Abadi Harus abadi dalam gaya dan tidak terjebak dalam tren sesaat. h. Ringkas Penyajian identitas visual dalam berbagai media. 2.4.2 Fungsi Logo Seperti yang dikatakan John Murphy dan Michael Rowe, logo mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut17 : 1. Fungsi identifikasi, masyarakat dapat mengidentifikasikan perusahaan tersebut bergerak dibidang apa dan produk apa yagn dihasilkan. 2. Fungsi pembeda, logo membedakan perusahaan atau produk yang satu dengan yang lain. 3. Fungsi komunikasi, logo berperan sebagai sumber informasi dan dapat juga menjadi pemberi tahu keaslian sebuah produk. 4. Memberi nilai tambah, produk yang memiliki merek atau logo akan lebih dikenal olaeh masyarakat dan dihargai keberadaannya.
17
John Murphy dan Michael Rowe. How to Design Trademerks and Logos. Ohio. North Light Book. 1998. Hal. 8
21
5. Merupakan asset berharga, jika produk tersebut dikenal Negara-negara lain, maka suatu perusahaan atau merek akan dihargai secara waralaba. 6. Mempunyai kekuatan hokum, logo yang telah diregistrasi dapat dijadikan kualitas prosuk yagng dilindungi Undang-undang. 2.4.3 Sifat-sifat logo Tidak hanya sebuah desain semata, sebuah logopun memiliki sifat-sifat yang harus dipahami dalam pembuatan nya, beberapa sifat diantaranya: a. Memiliki asosiasi yang baik (positif), artinya logo tidak mengandung
konotasi
yang
buruk
(negatife)
dan
dapat
memberikan gambaran terbaiktentang produk (event). b. Tingkat abstraksi dapat dengan jelas ditangkap oleh target sasaran. c. Close gestalt, merupakan pesan dasar logo yagn ingin disampaikan kepada konsumen. d. Mempermudah
pengenalan
kepada
masyarakat
sehingga
mempermudah untuk diingat. e. Jarak negatif, yaitu tingkat pemahaman terhadapgambar atau fenomena dasar sangat penting dalam merancang tanda-tanda secara efektif. f. Tingkat reduksi, artinya logo sangat efek bila dibuat dalam ukuran kecil tanpa merusak bentuk asli logo. g. Sebuah logo yang berbobot adalah sebuah logo yang cenderung lebih sederhana.
22
h. Pengguna warna tinggal secara umum dinilai lebih ekonomis, tetapi hal itu sangat tergantung pada tingkat kebutuhan. 2.4.4 Bentuk-bentuk Logo Didalam sebuah logo itu sendiri memang tidak hanya sebuah gambar atau tifografi saja, semua merupaka pengolahan dari berbagai jenis elemen-elemen pembentuk logo dan kemudian di kembangakan menjadi sebuah logo yang utuh. Dari sebuah logo yang sudah menjadi kesatuan utuh dapat dibedaka dari bentuk-bentuk serta jenis-jenis dari logo tersebut, berikut klasifikasi bentuk-bentuk serta jenis jenis dari logo. Bentuk-bentuk logo menurut John Murphy dan Michael Rowe18 : 1. Name only logo Adalah logo yang diambil dari sebuah nama dengan, dengan memberikan penekanan lebih kepada nama produk dan hanya terdiri dari rangkaian huruf saja. Contoh: Yves Saint, Xerox 2. Name / symbol logo Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan yang ditulis dengan gaya tipografis geometris, tersusun atas bentuk geometris seperti oval, lingkaran atau kotak. Contoh: Ford, Du Pont. 3. Initial letter logo Yaitu logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadika sebagai elemen utama dari logo tersebut. Contoh: RCTI, IBM. 4. Pictorial names logo 18
John Murphy dan Michael Rowe. How to Design Trademerks and Logos. Ohio. North Light Book. 1998.
23
Adalah logo yang menggunakan nama produk atau perusahaan sebagai komponen penting serta menjadi elemen utama dari logo tersebut. Contoh: Coca-Cola, McDonald. 5. Associative Logo Yaitu logo bebas yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi memiliki asosiasi langsung dengan nama produk atau wilayah aktifitas. Contoh: logo perusahaan Shell, yang menunnjukan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak. 6. Alusive Logo Yaitu logo yang bersifat kiasan, dimana hubungan antara nama dan logo tidak langsung, sehingga logo ini sulit dipahami namun logo ini pada intinya mengandung filosofi produk. Contoh: logo Mercedes Benz. 7. Abstract Logo Maksud dari logo ini adalah logo yang dapat menimbulkan beraka ragam kesan yang dipengaruhi oleh daya paham konsumen, dikarenakan bentuk dari logo ini adalah abstark. Contoh: Citroen. 2.4.5 Elemen-elemen Pembentuk Logo Didalam menciptakan sebuah logo tidak hanya sembarang untuk membuatnya, karena didalamnya terdapat elemen-elemen pembentuk logo unttuk mendapatkan logo yang baik, berikut adalah elemen-elemen pembentuk logo:
24
2.4.5.1 Elemen Garis Elemen garis adalah benda sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan menonjol dan sosoknya disebut garis19. Memang secara umum garis merupakan sekumpulan titik yang bila titik-titik tersebut disatukan akan membentuk garis serta terdapat makna didalamnya. Garis sendiri tidak hanya garis lurus saja, tetapi juga terdapat garis lengkung, vertikal, horizontal dan diagonal, kesemua bentuk garis pun mengandung suasana sendiri yang terbentuk dari goresan yagn diciptakan. Suasana tersebut tercipta karena proses stimulus dari bentuk-bentuk sederhana yang ada disekitar yagn terwakili dari bentuk garis tersebut20. Beberapa jenis garis beserta suasana yang timbulkan, seperti garis lurus yang memberikan kesan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkuung mengesankan keanggunan, gerakan pertumbuhan. Berikut adalah beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya21. a. Horizontal, memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak. b. Vertikal, memberi kesan Stabil, kekuatan atau kemegahan. c. Diagonal, memberi kesan tidak stabil, sesuatu yagn bergerak, dinamis. d. Lengkung, memberi kesan keanggunan, halus. e. Zig-zag, memeberi kesan bergairah, semangat, dinamika atau bergerak cepat. f. Bending Up Right, memberi kesan sedih, lesu dan kedudukan.
19
Lilian Garret. Desain Visual. 1986 Gavin Ambrose. The Visual Dictionary of Graphic Design. Singapore Ava Book Production. 2006. Hal. 52 21 Ibid. Hal. 59 20
25
g. Diminishing Perspective, memeberi kesan adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya. h. Concentric Arcs, memberi arti perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan. i. Pyramide, memeberi kesan stabil, ,megah, kuat atau kekuatan yang massif. j. Conflicting Diagonal, memberi kesan peperangan. Konflik, kebencian dan kebingungan. k. Spiral, memberi kesan kelahiran atau generative force. l. Rhythmic
horizontal,
memberi
kesan
malas,
ketenangan
yang
menyenangkan. m. Upwards Swirls, memberi kesan seemangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh. n. Upward Spray, memberikan kesan pertumbuhan, spontanitas, idealisme. o. Inverted Perspective, memberi kesan keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang. p. Water Fall, memberi kesan air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat. q. Rounded Archs, memberi kesan lengkung bulat mengesankan kekokohan. r. Rhythmic Curves, memberi kesan lemah gemulai, keriangan. s. Gothic Archs, memberikan kesan kepercayaan dan religius. t. Radiation Lines, memberi kesan pemusatan, peletupan atau letusan.
26
2.4.5.2. Elemen Bentuk Bentuk merupakan sesuatu yang memiliki tinggi dan lebar, namun secara luas bentuk dikenal dengan kotak, lingkaran, dan segitiga. Bentuk digunakan untuk menyatakan suatu bangun yang tampak dari suatu benda. Bentuk adalah tubuh yang berisi garis-garis, sedangkan garis ialah bagian tepi atau garis tepi dari bagian bentuk. Berdasarkan jenisnya, bentuk dibedakan mmenjadi tiga, yaitu: a. Segitiga Segitiga mengasosiasikan kekuatan, agresi, pergerakan, dinamis dan perasaan maskulin. Selain itu segitiga juga melambangkan unsur api, agung, bijaksana, agama, energi, dan kekuatan. b. Segiempat Bentuk segiempat dapat diasosiasikan sebagai ketenangan, keamanan, selain itu pula segiempat melambangkan tanah dan perasaan maskulin. c. Lingkaran Sementara lingkara dapat diasosiasikan keseluruhan, keamanan, kesatuan, dan ketahanan. Selain itu lingkaran juga melambangkan kehangatan, perasaan wanita, kenyamanan dan cinta. 2.4.5.3 Elemen Warna Warna merupakan salah satu hal utama dalam pembentuk logo, dimana warna dapat menimbulkan kesan tertentu dari pesan yang ingin disampaikan oleh seorang desainer, selain itu warna juga dapat membedakan bentuk visual secara jelas. Menurut Lois Prang, dalam sistem Prang warna di bedakan dalam beberapa bagian, yaitu:
27
1. Heu adalah istilah yang ddigunakan untuk menunjukan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dan sebagainya. 2. Value adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna, contohnya tingkat warna dari putih hingga hitam. 3. Intensity, sering kali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna22. Selain prang system terdapat beberapa system warna lain yaitu, CMYK atau Prossess Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhaure/Goethe, Weight Color System, Subtractive Color serta Additive Color/RGB Color System. Namun dari perkembangannya dari system warna diatas, kini banyak digunakan dalam industri media visual cetak menggunakan CMYK atau Prossess Color System, dimana membagi warna dasar menjadi Cyan, Magenta, Yellow, Black. Namun dalam didalam industri media cetak elekronik sendiri menggunakan RGB Color System (Red, Gren, Blue) Sementara menurut psikologis, warna dapat memberikan efek sebagai berikut23: 1. Merah Panas – penuh energi Merah positif : a. Hidup b. Cerah 22
Marianne rosner k dan Sandra a. k, desain kemasan, hal 105-112
23
Sulasmi Darmaprawira. Warna, Teori dan kreativitas penggunaannya. Bandung.ITB. 2002. Hal. 7
28
c. Pemimpin d. Gairah e. Kuat Merah negative : a. Panas b. Bahaya c. Emosi yang meledak d. Agresif e. Brutal Merah memang merupakan warna yang kuat, itu terbukti bila di tempat keramaian bila seseorang mengenakan baju berwarna merah, mata kita pasti akan tertuju pada warna merah di bandingkan dengan warna-warna yagn lain walau terlihat mencolok. 2. Merah Jambu / Pink a. Romantis b. Sensual c. Ceria d. Jiwa muda Warna merah jambu / pink memang identik dengan warna romantis, bagaimana tidak, sering kita jumpai pernak-pernik serba merah jambu selalu menghiasi pada tanggal 14 Februari, dikarenakan padatanggal tersebut disepakati sebagai hari kasih sayang. 3. Oranye
29
Kreatif – optimis Oranye positif : a. Muda b. Kreatif c. Keakraban d. Dinamis e. Persahabatan Oranye negatif : a. Dominan b. Arogan Warna oranye merupakan warna yang hangat karena memiliki energi dua warna merah yagn panas dan kuning yang hangat lembut. Warna ini menebarkan energi, menghangatkan hati, sekaligus memancarkan keceriaan. 4. Hijau Alami – sehat – menyegarkan Hijau positif : a. Sensitif b. Stabil c. Formal d. Toleran e. Harmonis f. Keberuntungan
30
Hijau negatif : a. Pahit Warna hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan kita akan pemandangan alam, hijau pepohonan yang tejuh, segarnya rerumputan, sawah, hingga sejuknya daerah pedesaan. a. kuning Terang – kehangatan Kuning positif : b.
Segar
c. Cepat d. Jujur e. Adil f. Tajam g. Cerdas Kuning negatif : a.
Sinis
b.
Kritis
c.
Murah / tiidak eksklusif
Kuning merupakan warna matahari, sumber energi dan sumber cahaya alam bumi. Cerahnya bias matahari pagi dengana latar belakang langit biru adalah suasana yang terekam dalam ingatan kita ketika mengasosiasikan warna ini. 6. Biru
31
Tenang – menyejukkan Biru positif : a. Kebenaran b. Kontemplatif c. Damai d. Intelegensi tinggi e. Kreatif f. Meditative Biru negatif : a. Emosional b. Egosentris c. Racun Warna biru dihubungkan dengan langit dan air bagai kehidupan dan kekuatan. Banyak orang beranggapan bahwa warna biru adalah warna yang dapat memeberikan ispirasi. Warna biru juga di sebut sebagai warna alami dan dapat menimbulkan ketenangan bagi penikmatnya. 7. Coklat a. Alami Coklat adalah warna tanah sebagai simbol warna dari sifat dan stabilitas. Warna coklat dihubungkan dengan kesederhanaan yang abadi. 8. Ungu
32
Agung – keindahan Ungu posotif : a.
Artistik
b.
Personal
c.
Mistis
d.
Spiritual
Ungu negatif : a. Angkuh b. Sombong c. Diktator Ungu adalah warna yang mewah dan kompleks, lebih disukai oleh tipe yang sangat kreatif dan eksentrik. Ungu dapat mempunyai banyak arti dari kesan sederhana sampai agung tergantung banyak sebagai latar belakang yang digunakan. 9. Hitam Keabadian – keagungan Hitam positif : a. Kuat b. Kreativitas c. Magis d. Identitas e. Focus Hitam negatif :
33
a. Terlalu kuat b. Superior c. Merusak d. Menekan Hitam sebagai simbol kekuatan, kecanggihan, keagungan dan mengundang
unsur
magic.
Hitam
dapat
menggambarkan
keheningan, kematangan berfikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya, terutaama karya-karya yang bernilai seni. 10. Putih Bersih – murni Putih positif : a. Jujur b. Bersih c. Polos d. Hgienis Putih negatif : a. Monoton b. Kaku Putiih
adalah
warna
yang
memberikan
kemurnian
dan
kesederhanaan. Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Secara psikologis, warna putih melambangkan kejujuran, ketulusan dan keiklasan. 11 Abu-abu
34
Serius, bisa diandalkan dan stabil Warna abu-abu adalah warna alam. Diluar sana warna abu-abu merupakan warna yang permanen, misalnya baatu atau karang, intelek, masa depan (kayak warna millennium), kesederhanaan, kesedihan. 2.4.5.4 Elemen Tipografi Tifografi merupakan salah satu ilmu memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebaran pada ruang-ruang yagn tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu sehingga dapat menolong pembaca untuk dapat mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul “ Tipofrafi dalam Desain Grafis” adalah24 : Suatu disiplin ilmu seni yang mempelajari tentang huruf. Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari struktur bagian terkecil dan merupakan elemen dasar unutk membangun sebuah kata atau kaliamat. Rangkaian ini itdak hanya dapat mengacu pada suatu obyek atau gagasan, tetapi kadang juga memiliki kamampuan untuk menyuarakan seatu kesan atau citra secara visual.
Huruf sendiri merupakan bagian terkecil uuntuk membentuk kata atau kalimat, jadi dapat di artikan sebagai dasar sebuah penulisan. Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph, bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf hieratia, yang terkenal dengan nama hieroglif pada 24
Danton Sihombing. MFA. Tipografi dalam Desain Grafis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2001. Hal. 3
35
sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk demotia, yang mulai ditulis dengan menggunkan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akkhirnya berkembang sampai kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakan seningga terbentuk huruf-huruf Romawi. Sejak itulah huruf Romawi digunakan sampai sekarang di belahan dunia manapun, baik untuk menulis atau unutk seni desain. Perkembangan tipografi pun semakin tahun semakin berkembang, mungkin pada masa itu orang menggunakan tipografi untuk kebutuhan menulisa saja, tetapi semakin lama semakin berkembang tipografi mulai banyak dikembangkan didalam dunia desain. Salah satu perkembangan tipografi didunia desain selain untuk kaligrafi atau poster, tipografi pun mulai merambah desain logo. Bagaimana sebuah logo diciptakan dengan tipografi unutk menyampaikan pesan kepada masyarakat tentaang apa yang ingin disampaikan sebuah perusahaan, organisasi, dan korporat. Dengan sebuah tipografi diharapkan sebuah perusahaan, organisasi atau korporat dapat menyampaikan citra positif kepada masyarakat dan klien, untuk selalu menggunakan produk atau jasa dari perusahaan tersebut. Dengan itu logo dari perusahaan tersebut dibuat semenarik mungkin dan
36
mempunyai arti yang menarik. Berikut beberapa jenis huruf
berdasarkan
klasifikasi25 : 1. Roman Memiliki ciri-ciri huruf kaki / serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Memiliki tebal tipis yagn konstan pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun dan feminism. 2. Egyptian / Square Serif Disebut juga dengan Slab Serif, jenis huruf yang memiliki cirri kaki yang berbentuk persegi pangjang seperti papan dengan lebar yang sama atau hampir sama. Kesan yang dirimbulkan adalah kokoh, stabil, kuat. 3. Sans Serif Jenis huruf ini adalah tanpa kaki. Ketebalan huruf yagn sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kontemporer, efisien dan modern. 4. Script Menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan kuas, pena atau pensil yang tajam dan bersifat italic, kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab 5. Miscellanous
25
Craig James and Susan E. Meyer. Designing With Type : ABasic Course In Typography. Trans . New York. Watson-Guptill Puclication, 1992. Hal. 134 - 144
37
Merupakan huruf yagn telah mengalami perkembangan dengan ditambahkan hiasan dan orrnamen atau garis dekoratif. Kesan yang ditimbulkan adalah kesan dekoratif atau ornamental. Dalam pemilhan huruf pun harus senantiasa diperhatikan, karna produk atau jasa yang di tawarkan harus lah sesuai dengan jenis huruf yang akan digunakan. Didalam pemilihan tipografi yang tepat, harus memperhatikan prinsip-prinsip tipografiyagn ada, yaitu : 1. Legibility, adalah kualitas dari huruf sehingga huruf tersebut terbaca. 2. Readibility, adalah kualitas pada teks yang membuat teks tersebut mudah dibaca, menarik dan tidak melelahkan mata. 3. Visibility, adalah kemampuan huruf dan teks untuk terbaca 4. Clarity, adalah kualitas pada teks dan huruf untuk dapat dimengerti dengan jelas. 2.4.6 Tahapan Membuat Logo Dalam membuat suatu desain apapun, pada dasarnya dibutuhkan tahapan-tahapan kerja dan dari tahapan tersebut nantinya akan mendapatkan sebuah karya yang optimal. Begitu pula dengan mendesain suatu logo sebuah perusahaan, organisasi, lembaga, dan lain-lain agar pesan yang ingin disampaikan melalui sebuah logo dapat sampai kepada klien. Seorang sarjana seni dan desain asal Indonesia yaitu Surianto Rustan, menuliskan tahapan-tahapan dalam mendesain sebuah logo dalam bukunya yagn berjudul “logo”, tahapan-tahapan itu sebagai berikut26: 1. Riset dan Analisis
26
Surianto Rustan. Mendesain Logo. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2009. Hal. 36-42
38
Dalam tahapan pertama ini seorang disainer harus menegnal atau menguasai semua lini dari perusahaan dengan cara mengadakan riset pada perusahaan tersebut. Maka hal yang pelu diketahui dalam sebuah riset ini adalah sector indutri, visi, misi,, struktur perusahaan, analisa pasar, target group, keunggulan dan kelemahan dan lain-lain. Setelah itu mengadakan wawancara mendalam kepada pemilik perusahaan untuk mendapatkan personality dari brand tersebut, semua itu dikumpulkan menjadi satu menjadi sebuah keywords atau kata kunci. Lalu semua hasil riset yagn dikumpulkan diraangkum menjadi satu dalam creative breaf dan menjadi landasan untuk menuju tahapan berikutnya. 2. Thumbnails Setelah mendapatkan hasil riset kemudian dibungkus dalam sebuah creative brief, seorang desainer lalu harus menuangkan itu semua dalam sebuah thumbnail atau berupa sketsa-sketsa kecil, yang didapat melalui visual brain storming atau cara pengembangan ide lewat visual, serta menurut ia tidak dianjurkan menggunakan komputer dalam tahap ini. Karna dalam tahap ini menurut ia seorang desainer sebuah logo harus memikirkan
seperti,
cocok
tidaknya
dengan
pesan
yang
ingin
disampaikan, bagaimana melibatkan audience, bagaimana membuat menarik, informatif dan mudah diingat. Ini semua akan buyar bila seorang desainer menggunakan komputer dan hanya berkonsentrasi pada efek-efek pemanis yang bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah computer. 3. Komputer
39
Didalam tahap ini seorang desainer barulah menggunakan komputer untuk mendapatkan sebuah hasil desain dari tahapan sebelumnya. Dari hasil thumbnail yang didapat, lalu dipilih yang dianggap berpotensi. Dalam hal ini peran softwear grafis sangat diperlukan, terutama softwear grafis yang berbasis vector, seperti Adobe Illustrator atau CorelDraw. Tidak ada larangan menggunakan efek-efek yang terdapat pada softwear untuk menegembangkan bentuk logo, yang penting dapat menghasilkan alternatif logo yagn optima. 4. Review Dalam tahap ini Surianto Rustan berbicara bagaimana seorang desiner sesungguhnya me-review hasil yang didapat dari beberapa tahapan membuat logo dan mengajukan kepada klien. Setelah alternatif desain yang sudah diedit dan dirapikan terkumpul, lalu seorang desainer mengajukannya kepada klien. Dalam hal ini Surianto memberikan penjelas bahwa janga terlalu berharap dalam pengajuan pertamakali langsung akan terpilih satu kandidat logo. Karna diharapkan seorang desainer menyiapkan beberapa alternatif logo untuk diberikan kepada klien dan klien yang akan menentukan logo mana yang akan dipilih, selanjutnya di-finishing agar lebih matang dan layak dipublikasikan. 5. Pendaftaran Merek Logo yang sudah selesai kemudiaan didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI), maka secara otomatis
40
pemirintah melalui Departemen Hukum dan HAM akan melindungi logo yang sudah didaftarkan. 6. Sistem Identitas Didalam tahap ini seorang desainer harus menentukan atribut lainnya yang digunakan untuk pelengkap dari logo yang sudah ada, atribut lain yang digunakan berupa logo turunan, sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-lain. Semuanya dirangkum menjadi satu dalam pedoman sistem identitas. 7. Produksi Setelah
tahapan
mendapatkan
sebuah
sistem
identitas
barulah
memproduksi, itu semua akan dituangkan melalui media-media yang digunakan dari sistem identitas dibuat.
41
42