BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka
1. Rujukan “Kerang dan Gonggong Bersiku Keluang” adalah motif batik yang merupakan motif khas Melayu. Desain dari motif batik terdiri dari motif gonggong yang disusun berbentuk bunga dan kerang yang kemudian disusun dengan sama. John Singai memvisualisasikan motif kerang-kerangan yang disusun dipinggiran dengan ganggang yang melilit kerang-kerangan. Ide desain dari motif ini adalah kerang, gonggong, dan ganggang yang merupakan makhluk hidup yang ada di laut, kemudian disusun serasi sehingga mendapatkan motif batik yang diinginkan. Selain itu John Singai dalam majalahnya membahas makna yang ada pada motif batik yang diharapkan dapat diingat dan diterapkan dikehidupan sehari-hari. Makna yang terkandung adalah, bahwa didalam kehidupan sehari-hari disebuah Daerah atau Pemerintahan, walaupun warganya terdiri dari bermacam golongan (dalam hal ini dilambangkan dengan kerang, gonggong dan ganggang) bahwa segala sesuatu yang direncanakan dan diatur sesuai kesepakatan bersama, maka akan membawa kemakmuran dan keindahan. Susunan kerang yang berbentuk bunga dalam majalah yang ditulis John melambangkan keindahan, kegembiraan yang bisa dilakukan bersama. Sedangkan susunan yang bersiku-siku memiliki arti sudut sayap kelelawar yang melambangkan nilai tanggung jawab yang harus selalu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (John Singai, 2012: 2).
5
6
Gambar 2.1 “Motif batik Melayu “Kerang dan Gonggong Bersiku Keluang” Sumber: (http://budaya-semasa/2012/10/batik-melayu-kerang-gonggongbersiku.html)
Kerang tidak hanya divisulkan sebagai motif batik yang dijelaskan pada majalah yang di tulis oleh John Singai. Kerang juga bisa digunakan sebagai kerajinan. Kalung yang dibuat terdiri dari rangkaian awan dari motif mega mendung dengan mutiara di bagian ujungnya. Meike menjelaskan pemilihan bahan dasar pembuatan kalung dari lapisan dalam kerang karena warna yang terdapat pada lapisan dalam kerang menghasilkan kilauan yang menambah nilai estetik, selain itu lapisan dalam kerang memiliki ketahanan yang lama. Motif mega mendung pada lapisan dalam kerang juga menambah nilai estetik sendiri (Meike, 2013: 1). Penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa cangkang kerang, bentuk cangkang kerang, warna memiliki makna tersendiri dalam karya seni. Teori yang digunakan sebagai acuan atau dasar dalam penciptaan sebuah karya berdasarkan pengetahuan dan pandangan terkait yang sudah ada sebelumnya. Kemudian teori inilah yang nantinya dihubungkan dengan proses penciptaan karya dengan konsep detail cangkang kerang dalam visualisasi karya seni grafis dengan teknik silkscreen. Maka penulis akan menjelaskan teori-teori umum yang berkaitan dengan uraian dan penjelasan berikut.
7
a. Mollusca Mollusca populer disebut sebagai binatang lunak, karena bentuk tubuhnya yang lunak berdaging tanpa tulang. Sebagian anggotanya dilindungi dengan cangkang atau rumah dari zat kapur dan sebagian lainnya tanpa cangkang atau rumah. Anggota moluska yang paling mudah dikenali yaitu siput (gastropoda) yang memiliki cangkang tunggal, kerang (bivalvia) dengan dua cangkang yang bertangkup, dan cumi-cumi (cephalopoda) yang tidak memiliki cangkang. Anggota mollusca mempunyai variasi bentuk yang sangat beragam karena jumlah anggotanya yang sangat besar. Meskipun demikian, semuanya memiliki bagian dasar tubuh yang sama, yaitu bagian kepala dan kaki. Pada bagian kepala terdapat matel berupa jaringan ikat lunak yang didalamnya berisi organ-organ dalam mollusca dan organ sensorik yang berkembang dengan baik. Bagian kaki moluska terdiri dari jaringan otot tanpa tulang, yang berguna sebagai alat untuk berpindah tempat. Berdasarkan pada keadaan kaki, cangkang dan alat pernafasannya, anggota moluska terbagi dalam tujuh kelas, yaitu : 1.
Gastropoda (Siput, Keong, Bekicot)
2.
Bivalvia atau Pelecypoda (Ketam, Remis, Tiram)
3.
Cephalopoda (Nautilus, Cumi-cumi, Gurita)
4.
Scapopoda
5.
Polyplacopora
6.
Menoplacopora
7.
Aplacophora
8
Bivalvia sebagai konsep dalam visualisasi karya seni grafis, dijelakan bahwa bivalvia atau kerang mempunyai dua cangkang yang bertangkup, dimana binatangnya berada diantara dua cangkang tersebut. Pada salah satu sisi, kedua cangkang saling berhubungan membentuk persendian, sehingga bisa membuka dan menutup. Pada persendian tersebut, terdapat engsel elastis yang disebut ligamen, dilengkapi dengan penggerak aktif, berupa satu atau dua otot aduktor yang sangat kuat. Bivalvia sering juga disebut binatang berkaki pipih atau Pelecypoda karena memiliki kaki dari jaringan otot yang berbentuk pipih melebar. Pada spesies yang bersifat infaunal (membenamkan diri dalam pasir atau sedimen), kakinya termodifikasi menjadi semacam alat untuk menggali. Sedangkang pada beberapa spesies yang lain, kakinya beradaptasi menjadi semacam alat pelekat pada substrat yang keras. Kepala pada Bivalvia terdeteksi hingga kadang sama sekali tidak nampak didalam cangkang, berbeda dengan kepala gastropoda yang tampak dan mudah dibedakan. Bivalvia tidak memiliki mata. Bagian matel beberapa spesies memiliki warna yang sangat bagus dan menjuntai keluar pada saat cangkang terbuka, misalnya pada Tridacna (kerang raksasa). b. Kelas Bivalvia 1. Placunidae
9
Cangkang yang dimiliki kelompok Placunidae termasuk bivalvia yang memiliki cangkang tipis, rapuh dan agak rata. Cangkang placunidae sudah sejak lama digunakan sebagai perhiasan karena bagian dalam cangkang memiliki lapisan mutiara. Cangkang memiliki bekas perlekatan otot aduktor tunggal yang tampak jelas dan gigi pada garis engsel yang membentuk huruf V. Jenis mollusca pada kelompok ini cenderung ditemukan pada daerah yang mempunyai substrat pasir berlumpur. 2. Arcidae
Cangkang memanjang atau membulat, cangkang setangkap, tebal. Skulptur mempunyai rusuk radial, biasanya ditutupi oleh rambut tebal atau periostrakum membeledu. Daerah ligament terletak di antara paruh. Gigi pada garis engsel kecil, banyak, tertata pada garis lurus. Bagian dalam seperti porselin. Ditemukan di dalam pasir lumpuran atau sering menempel pada batuan dengan bisusnya. 3. Cardiidae
10
Cangkang setangkup, membulat, oval, kadang-kadang menyudut dengan umbo menonjol. Skulptur dari rusuk radial kuat, sering dihiasi dengan duri, manik-manik, dan alur-alur. Garis engsel mempunyai dua gigi cardinal pada tiap katup, satu gigi lateral pada katup kanan, sepasang gigi lateral pada katup kiri. Gigi lateral jauh letaknya dari gigi cardinal. Ligamen di luar, menonjol. Garis palium menyeluruh. Bagian dalam berposelin, tapi bergerigi. Hidup membenamkan di pasir. 4. Fimbridae
Cangkang berukuran sedang, tebal, berbentuk eliptikal atau oval (membulat telur), dengan cangkang melebur. Umbo melingkar. Konsentris rib kuat saling menyilang dengan radikal rib kuat membentuk suatu bentuk hiasan yang memotong pada sudut siku-siku, seperti keranjang menenun (secussate) di permukaan. Ligament terletak di bagian luar. Garis engsel dengan dua gigi pokok dalam tiap katub tiram. Gigi pada bagian samping anterior lebih dekat ke bagian gigi pokok dibandingkan pada bagian samping posterior. Palial sinus sangat kecil.
11
5. Glycimerididae
Cangkang tebal, hampir bundar, setangkup dan hampir sama sisi. Umbo kira-kira terletak di bagian tengah di antara pinggiran dorsel. Tambalan gigi pada garis engsel melebur dan melengkung serta mempunyai banyak gigi kuat yang jumlahnya berkurang ke arah ekstrimitas (kaki dan tangan). Gigi melintang. Moluska dalam kelompok ini terdiri dari empat ganus. 6. Malleidae
Cangkangnya tidak umum dan tidak setangkup. Mollusca dari kelompok ini memiliki bentuk cangkang triangular. Daerah ligamen dan bagian pinggiran katub terdapat celah. Terdapat dua genus di daerah perairan laut tropik.
12
7. Mytillidae
Cangkang memanjang, setangkup dan tidak sama sisi. Periostrakum biasanya tebal dan mengkilap, tapi biasa berambut. Ligament panjang dan sempit. Gigi engsel absen atau disodon. Bekas perlekatan aduktor anterior kecil atau absen. Bagian dalam seperti mutiara. Familia ini sering terdapat dalam kelompok padat di daerah batuan,tetapi beberapa jenis hidup tersendiri di pasir. 8. Pectinidae
Mollusca yang termasuk dalam kelompok ini sebagian memiliki cangkang setangkup dan sebagian lagi memiliki cangkang yang tidak setangkup. Cangkang hampir bundar atau memiliki bentuk seperti kipas. Pada umumnya kelompok mullusca ini berusuk dan memiliki cuping berukuran sama atau berbeda. Satu katub tiram umumnya menggembung dibandingkan katub tiram lainnya. Cuping anterior umumnya memiliki bisal
13
nitch yang jelas atau lekukan di bawah. Satu otot aduktor melekuk. Tiap katub tiram dihubungkan oleh suatu bisus. Katub tiram sebelah kiri umumnya berwarna lebih terang darpada katub tiram yang kanan. 9. Psammobiidae
Cangkang menipis, memanjang agak persegi. Cangkang tertekan atau mampat agak datar biasanya dengan celah pada bagian ujungnya, terutama kearah posterior. Tidak memiliki ornamen radial atau konsenstris. Terdapat gigi 1-4 gigi kardinal. Gigi lateral sangat lemah atau bahkan tidak ada. Palial sinus biasanya berkembang dengan baik. Terdapat sekitar enam ginus yang tersebar luas di kebanyakan lautan. Jenis mollusca dari familia ini ditemukan hidup di substrat pasir berlumpur di daerah intertidal. 10. Pinnidae
14
Mollusca dalam kelompok ini memiliki cangkang yang setangkup, berbentuk kapal, dan tidak sama sisi. Bagian cangkang tipis dan rapuh. Tipe posterior menganga. Ligamen panjang dan lurus. Gigi engsel absen. Bekas perlekatan aduktor pada bagian anterior, kecil,dan terletak dekat dengan ujung anterior. Sedangkan bekas perlekatan aduktor pada bagian posterior besar dan agak di bagian tengah. Mollusca kelompok ini ditemukan membenamkan di pasir dengan juluran bagian posteriornya. 11. Tridacnidae
Kelompok bivalvia dengan cangkang berukuran sedang sampai sangat besar, tebal, dan berat. Pada umumnya kelompok bivalvia ini mempunyai rib-rib radial yang besar dan keras pada cangkangnya. Selain itu juga cangkang mempunyai sisik yang bergalur besar. Sebagian besar jenis dari kelompok dari familia ini mempunyai lubang bisus, beberapa masuk melekat dalam batu karang, dan beberapa species hidup lepas. Jenis dari kelompok ini memiliki perilaku untuk bersimbiosisi dengan zooxanthellae yang berperan sebagai penyedia sumber makanan bagi kelompok Tridacnidae. Kelompok ini di bagi dalam dua genus, yaitu genus Hippopus yang arpeture bisus kurang jelas dan genus Tridacna yang mempunyai arpeture bisus sangat jelas.
15
12. Spondylidae
Cangkang berukuran kecil sampai sedang, umumnya cangkang tebal dengan katub bagian kanan lebih cembung dari pada katub bagian kiri. Cuping kecil pada katub bagian kanan, terdapat dua gigi cardinal yang berukuran besar. Seringkali ornamen dengan duri (spina) pendek atau panjang. Terdapat satu otot aduktor impression yang berukuran besar. Hanya ada satu genus dalam laut tropik dan laut sedang. Salah satu katub yang kanan menempel pada substrat keras. 13. Tellinidae
Mollusca dengan cangkang kebanyakan tidak setangkup dan tidak sama sisi, berbentuk membulat telur sampai memanjang agak elips pada garis besarnya. Cangkang juga biasanya pipih dan melengkung pada ujung posterior. Skulptur bervariasi. Ligament terletak di bagian luar. Lempeng engsel sempit dengan dua gigi cardinal kecil, gigi lateral anterior dan
16
posterior biasanya berada di salah satu atau di ke dua katub. Garis palium dengan sinus besr dengan bagian dalam yang jelas. Kerang terlina hidup terbenam di dalam pasir atau kadang-kadang di dalam kerikil. 14. Veneridae
Kelompok moluska ini memiliki cangkang yang setangkup dan tebal, tetati sisi tidak sama. Skulptur pradominan konsentris. Ligament terletak di bagian luar. Garis engsen dengan tiga buah gigi cardinal dan sebuah gigi lateral anterior yang sering absen. Sinus palium biasanya ada. Kelompok mollusca ino hidup dengan cara membenam di substrat pasir. 15. Isognomonidae
Mollusca dalam kelompok ini memiliki bentuk cangkang yang bervariasi, biasanya pipih, umbo berparuh terletak diujung anterior dari tepi dorsal yang lurus. Periostrakum tipis, garis engsel lurus dengan beberapa lubang ligament. Gigi engsel absen. Bekas pelekatan bisusu retraktor.
17
Bagian dalam seperti mutiara. Mollusca jenis ini menempel pada batuan, di bawah, di bagian bongkahan batu dan juga pada pohon bakau dengan bisusnya. 2. Referensi A. Kajian Seni Grafis Pada mulanya seni grafis mulai berkembang di negara Cina. Pada negara tersebut seni grafis digunakan untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan. Naskah-naskah tersebut ditatah atau diukir diatas bidang kayu nada dicetak di atas kertas. Cina menemukan kertas dan memproduksinya secara massal di tahun 105. Pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Dinasti Yi (Heilrawk, 2013:2) Karya-karya seni grafis dengan media kayu (cukil kayu) ditemukan di negara-negara Asia yang memiliki kultur tua dan kuat seperti Cina, Jepang, dan Korea. Bangsa Romawi pun telah mengenal teknik cetak ini yang digunakan untuk menghias jubah-jubah dengan cetak stempel. Teknik ini kurang berkembang di Eropa karena bangsa Eropa tidak mengenal kertas. Teknik grafis di Eropa baru berkembang diabad ke-13, dengan ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg dan didirikannya pabrik kertas pertama di Italia. Sejak itulah grafis dengan beragam teknik berkembang di Eropa. Seni grafis di Indonesia awalnya merupakan media alternatif bagi seniman yang telah mengerjakan bidang lainnya seperti melukis atau mematung. Secara kronologis seni grafis muncul sekitar tahun 1950-an oleh Suromo dan Abdul Salam sebagai tokoh di Yogyakarta. Membuat karya sengan teknik cukil kayu (woodcut) dan kebanyaan dari karyanya merupaka poster perjuangan.
18
Kemudian tokoh yang lain adalah Baharudin Murasutan dari Jakarta dan Moctar Apin dari Bandung. B. Pengertian Seni Grafis Seni grafis kita kenal sebagai seni yang berhubungan dengan cetak mencetak. Kata grafis atau grafika berasal dari kata Graphein sebuah kata yang berarti menulis. Kata Graphein sendiri berasal dari bahasa Yunani. Jadi seni grafis adalah seni yang dihasilkan melalui peroses mencetak. Seni grafis ini biasanya digunakan sebagai media ekspresi dan visualisasi gagasan terhadap hal-hal yangmenarik perhatian. Keistimewaan seni grafis adalah penggandaan karya seni dari cetakan pertama sampai cetakan terakhir dianggap orisinil. Dan seniman mencantumkan sedisi cetakannya, misalnya 3/10 yaitu cetakan ketiga dari sepuluh edisi yang dihasilkan. Seni grafis sama seperti cabang seni rupa lainnya, adalah secara sadar menggunakan keterampilan dan imajinasi kreatif untuk menciptakan objekobjek estetik. Ditinjau dari etimologi kata, seni grafis diterjemahkan dari kata printmaking yang berasal dari bahasa Inggris. Seni grafis mencakup beberapa teknik yang terus berkembang seiring perkambangan jaman dan kemajuan teknologi. Teknik grafis secara garis besar dapat dikategorikan menjadi empat teknik utama yaitu cetak datar, cetak tinggi (relief), cetak saring (serigrafi), dan cetak dalam (intaglio). Karena pada prinsipnya seni grafis selalu mengikuti perkembangan teknologi cetak, dewasa ini teknik cetak mutakhir seperti digital print, chemical print, dan beberapa teknik lainnya kemudian diterima sebagai karya grafis oleh medan sosial seni.
19
C. Pengertian Cetak Saring Cetak saring adalah jenis pekerjaan mencap, mencetak atau menggandakan cetakan dengan menggunakan alat dasar saringan (screen printing). Di dalam proses produksi, penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan pekerjaan produk yang baik pula. Alat-alat produksi harus disesuaikan untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Peralatan cetak saring, memerlukan peralatan sebagai berikut: 1. Screen (kain kasa) Screen (kain kasa) adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar di atas benda-benda yang dicetak. Teksturnya sangat halus (seperti sutera) dan memiliki jumlah kerapatan pori-pori yang bertingkat. Jumlah kerapatan inilah yang berfungsi menyaring atau menentukan jumlah tinta yang keluar melalui media screen, sering disebut sebagai sistem cetak saring. Kain screen adalah sarana utama dalam cetak cetak saring. Tanpa screen, sistem pencetakan tidak dapat dilaksanakan. Banyak jenis kain screen yang bisa digunakan, tetapi jenis nytal, monyl, dan nybolt paling memenuhi sifat tahan terhadap berbagai zat-zat kimia, tahan terhadap berbagai kondisi, serta memiliki tegangan dari 5 sampai 7%.
20
Gambar 2.2 “Kain Screen” Sumber: (www.google.com//kainscreen)
Ukuran screen diawali dari angka; T30, T50, T60, T90, T100 yang digunakan untuk mencetak jenis tekstil dan T120, T150, T165, T180, T200. Sasaran Cetak
Ukuran
Kode
Karung
48
T
Tekstil dan Kaos
62 - 90
T
Karton
100
T
Kertas / Imitasi
120 - 150
T
Plastik
165 - 180
S
Raster
200
S
Perbedaan itu nampak pada perbandingan kode screen berikut ini;
Screen 200 s
Screen 160 s
Jenis Screen untuk mencetak
21
Jenis dari kain saring (screen) ada bermacam-macam: a. Kain Sutra Penggunaan kain screen sutra sebagai tabir screen dimanfaatkan terbatas pada jenis-jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir sutra untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) Lemah terhadap zat kimia 2) Tidak memiliki ukuran jumlah lubang 3) Tidak memiliki daya lentur 4) Dalam penggunaan satu tahun lama. b. Kain Monofilamen Kain monofilamen tersebut dari benang tunggal yang dianyam. Kain ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah diatur dan hasil cetakan yang tajam. Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon (polymide) atau polyster. Kain nylon monofilamen sangat elastis, tahan gesekan dan tahan bahan-bahan kimia, dapat dipakai berulang-ulang, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat tinggi. c. Kain Multiflamen Kain multiflamen terbuat dari beberapa benang tunggal kecil yang dipelintir dan dianyam. Pelintiran ini menghasilkan kain yang lebih berat, tebal yang menyebabkan penghantaran tinta lebih banyak. Kain ini cocok untuk mencetak kain.
22
d. Kain Polyster Kain polyster tersedia dalam jenis multiflamen dan monoflamen. Jenis monoflamen lebih banyak dipakai, jenis ini lebih tahan gesekan dan tidak terlalu elastis, sehingga baik untuk pekerjaan yang memerlukan registrasi. e. Kain Stainlisstel Kain stainliss stell adalah kain monoflamen yang dapat meletakkan film “Inderect Stencil” dengan baik. Kain ini sangat stabil, kuat dan tahan gesekan dan tidak menimbulkan listrik ststis, oleh karena itu kain ini cocok untuk mencetak di atas gelas, keramik, benda elektronik, karena tidak menimbulkan listrik statis, maka sangat cocok untuk mencetak diatas plastik. f. Kain Nylon Kain nylon merupakan bahan yang dibuat khusus dari nylon monoflamen sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon. Kain nylon banyak beredar dipasaran dibandingkan jenis kain screen yang lainnya. 2. Rakel Rakel berguna untuk menekan tinta dari screen (saring) ke atas kertas atau bahan lain yang akan dicetak. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik. Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak. Sedangkan bahan yang keras dan tajam mengalisrkan lebih sedikit tinta, sehingga mempercepat pengeringan.
23
3. Meja Cetak Meja cetak yang digunakan khusus untuk cetak saring, yaitu daun meja dibuat dari kaca dengan ketebalan 5mm. Rancangan dibuat khusus untuk cetak saring dengan posisi kedudukan engsel penyekat (catok) sejajar dengan permukaan kaca. 4. Catok Catok atau engsel penyekat merupakan gabungan dari alat penyekat (catok dengan engsel). Pada satu bagian sebagian alat penyekat (melakukan tekanan pada sisi bingkai), dedang bagian lain, engsel berfungsi sebagai alat yang menggerakkan catok. 5. Bingkai (frame) Screen Bahan yang dipakai untuk membuat bingkai screen harus dari kayu jati. Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panas matahari, dan bahanbahan kimia. Oleh karena itu dipilihdari bahan yang baik atau bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh suhu (temperature). Tebal penampang kurang lebih 3 cm dengan lebar 5 cm, dibuat sesuai dengan keperluan. Makin besar ukuran bingkai, makin tebal penampangnya. D. Unsur-unsur Seni Rupa 1. Komponen Seni Komponen seni merupakan komponen penting dalam penciptaan karya seni, komponen yang di maksud antara lain meliputi (1) tema pokok (subject matter), (2) bentuk (form), (3) isi (content).
24
a. Pokok Tema (Subject matter) Subject matter atau tema pokok merupakan rangsangan cipta seniman dalam usahanya menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Dalam sebuah karya seni hampir semua di pastikan adanya subject matter, yaitu inti atau pokok persoalan yang di hasilkan sebagai akibat adanya pengolahan objek yang terjadi dalam ide seorang seniman dan pengalaman pribadi. b. Bentuk Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk memiliki dua sifat geometris dan organis, bentuk geometris strukturnya terarah misalnya segi tiga, segi empat, lingkaran, dan sebagainya. Bentuk organis susunan atau strukturnya bentuk-bentuk alamiah (Sidik, 1997: 45). Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh garis. Secara umum garis dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan, segi empat, segi tiga dan segi-segi lainnya, sedangkan bidang organis dengan bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak terbatas (Nooryan Bahari, 2014:100). Bentuk memiliki unsur-unsur rupa, antara lain yaitu 1) Garis Garis adalah unsur rupa yang paling utama. Ini disebabkan apabila menggambar ataupun mendesain, wujud yang pertama kali ditorehkan adalah garis. Terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai garis, di antaranya sebagai berikut. 1) hubungan antara dua
25
titik secara lurus. 2) kumpulan titik-titik yang berderet lurus. 3) suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang, kedudukan, dan arah (Bambang Irawan, 2013:11). Penggunaan garis sangat penting dalam pembuatan sebuah karya seperti yang diinginkan penulis yang menggunakan garis yang berderet dalam karya silkscreen. 2) Warna Warna adalah elemen visual penarik perhatian paling utama. Jika penggunaan warna salah, kualitas, citra, keterbacaan juga salah. Contohnya yaitu warna yang lembut akan memancarkan kesan romantis dan ketenangan. Sementara warna-warna tegas dan kuat akan memberi kesan dinamis. Penggunaan yang salah tempang tentu akan menimbulkan kesan yang salah dibenak audiens (Fahmi Casofa, 2015:12). Warna memiliki karakteristik, kegunaan dan makna masing-masing. Dalam seni rupa, warna kemudian dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu sebagai berikut : a) Hue Pembagian warna berdasarkan nama-nama, seperti merah, biru, hijau, kuning, dan seterusnya. Berdasarkan hue, warna kemudaian dibagi menjadi tiga golongan berikut. I. Primary Colour (warna primer) Warna primer terdiri dari merah, kuning dan hijau. II. Secondary Colour (warna sekunder)
26
Warna sekunder merupakan campuran dua warna primer dengan
perbandingan
seimbang
1:1
yang
kemudaian
menghasilkan warna oranye (hasil percampuaran merah dan kuning), hijau (hasil percampuran kuning dan biru), kemudian ungu (hasil percampuran biru dan merah). Apabila warna sekunder dicampur dengan warna primer, akan menghasilkan warna tersier (tertiary colour) yaitu kuningoranye, merah-oranye, merah-ungu, biru-ungu dan kuning-hijau. Dalam percetakan, warna yang digunakan adalah empat warna pokok yang biasa disebut dengan CMYK yang merupakan kependekan dari cyan (light blue), magenta (pinky red), yellow dan black. Semua hasil cetak yang berwarna-warni hanyalah hasil percampuran empat warna (Fahmi Casofa, 2015:13) b) Value Value terang-gelapnya warna. Pada dasarnya semua warna dapat diterapkan (yang kemudian muncul kesan lebih muda), ataupun digelapkan (yang kemudian muncul kesan lebih tua) (Fahmi Casofa, 2015:14). c). Intensity Intensity adalah tingkat kemurnian atau kejernihan warna (brightness of color). Warna-warna yang belum dicampur dan masih murni disebut pure hue. Para seniman lukis umumnya
27
kurang menyukai warna-warna murni, karena terlalu mentah untuk diaplikasikan dalam sebuah lukisan (Fahmi Casofa, 2013:15). Garis atau bidang memiliki bermacam-macam warna, misalnya merah, biru, kuning dan sebagainya. Susunan warna yang tepat dapat menciptakan suasana yang harmonis dan memikat mata, baik antara dua warna yang memiliki kemiripan (gradasi)., ataupun dua warna yang kontras (Bambang Irawan, 2013:30). d) Tekstur Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan lukisan atau gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan suatu lukisan atau gambar. Tekstur juga merupakan rona visual yang menegaskan karakter suatu benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis teksturatau barik. Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya. Misalnya sebuah lukisan menampakkan tekstur yang kasar, ketika lukisan tersebut diraba, maka yang dirasakan adalah rasa kasar sesuai tekstur lukisan tersebut. Sebaliknya kedua,tekstur semu memberikan kesan kasar karena penguasaan teknik gelap terang pelukisnya., ketika diraba maka rasa kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus (Nooryan Bahari, 2014:102). Tekstur merupakan nilai raba atau lebih mudahnya adalah halus dan kasarnya sebuah permukaan benda. Dalah desai grafis, penggunaan tekstur dapat dimayakan untuk memberikan visual
28
yang lebih berkarakter. Tekstur sering digunakan untuk mengatur keseimbangan dan kontras dalam sebuah desain (Fahmi Casofa, 2013:17). Penulis menggunakan tekstur pada karyanya, diharapkan karya yang menggunakan tema detail cangkang kerang terlihat nyata dengan teksur yang diperlihatkan pada teknik silkscreen. e) Gelap Terang Salah satu cara terbaik untuk memuahkan unsur penangkapan pesan dalam visual grafis adalah dengan mengatur gelap dan terangnya. Ada dua pembagian dalam kategori ini, high contrast value, yaitu penggunaan warna-warna kontras dengan ekstrem, sehingga menghasilkan visual yang energik, ceria, dinamis, dramatis, dan penuh gairah (Fahmi Casofa, 2013:15). c. Isi Isi adalah bentuk psikis dari karya yang dihasilkan seorang seniman. Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri seniman. Bentuk hanya cukup dihayati secara inderawi tetapi isi atau arti dihayati dengan mata batin seorang seniman secara kontemplasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isi disamakan dengan tema seseorang seniman. E. Pengertian Medium Medium biasanya dipakai untuk mengatakan suatu kategori fisik karya seni secara umum. Istilah medium juga dipakai mengidentifikasi materi-materi spesifik yang dipakai oleh seorang seniman (Dwi Marianto, 2002:5-6)
29
F. Teknik Teknik yang digunakan penulis dalam pembuatan karya ini adalah teknik cetak saring atau dikenal dengan nama sablon ataupun silkscreen.Sablon merupakan seni mencetak dengan menggunakan alat bantu screen (Sandjaja, 2006:15). G. Prinsip Komposisi 1. Kesatuan Unsur kesatuan berarti terjadikeharmonisan dalam tipografi, ilustrasi, warna, dan unsur-unsur desain yang lainnya. Menghadirkan keharmonisan dalam desain yang hanya satu muka seperti poster, akan lebih mudah mengaturnya. Akan tetapi, mengatur keharmonisan dalam desain yang berlembar-lembar agar tidak merasa bosan, tentu tidak mudah ( Facmi Casofa, 2015:22). Kesatuan sangat penting dalam pembuatan sebuah karya seni, karena dengan mengumpulan semua desain yang ada maka dapat mewujudkan kesatuan yang padu atau keseutuhan. 2. Keserasian Keserasian
(harmony)
merupakan
prinsip
desain
yang
mempertimbangkan keselarasan dan keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu dengan lain, serta terdapat yang tidak saling bertentangan. Susunan harmonis menunjukan adanya keserasian dalam bentuk dan garis, ukuran, warna-warna, dan tekstur. Bentuk serta garis dan ukuran menjadi satu sehingga memperoleh satu tujuan dan makna dalam sebuah karya yang diinginkan.
30
3. Irama Irama (ritme) menurut Djelantik merupakan pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secara berulang dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Peruangan yang teratur itu dapat mengenai jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata. Terulangnya sesuai secara teratur memberi kesan ketertarikan peristiwa, oleh hukum, sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin. Irama yang diciptakan dalam sebuah karya seni dimaksudkan untuk memperoleh efek gerak ritmis, menghindarkan kemonotonan dan memberikan kesan keutuhan yang kuat. 4. Keseimbangan Keseimbangan (balance) berhubungan dengan pengaturan unsur-unsur visul agar terjadi suasana yang seimbang. Ada beberapa bentuk keseimbangan yaitu keseimbangan setangkup (simetris), keseimbangan tak setangkup
(asimetris),
dan
keseimbangan
memancar
(radial).
Keseimbangan merupakan pembagian sama berat dalam komposisi desain. Menciptakan kesan sama berat, baik simetris maupun asimetris (Fachmi Casofa, 2015:19). Keseimbangan memiliki peran penting dalam pembuatan karya, karena ketika warna dengan bentuk yang digunakan tidak seimbang maka menghilangkan karakter yang ingin ditampakkan pada sebuah karya dan menghilangkan estetik sebuah karya.
31
B. Sumber Ide Karya seni dapat dinilai dengan berbagai kriteria. Bisa dinilai menurut ciricirikasat mata karya seni yang bersangkutan. Bisa juga dinilai dari bagaimana subyeknya direpresentasi. Bisa juga dilihat fungsi simbolisnya, dari aspek ekonomisnya,dari aspek terapeutiknya (fungsinya) dan lain sebagainya. Seorang seniman juga memiliki konsep kerang pada karya yang dibuatnya, mulai dari karya 2 dimensi atau 3 dimensi. Sebuah konsep tersebut dimiliki karena memiliki faktor seperti yang dijelaskan di atas, mengenai nilai yang terkandung, subyek yang telah dibikin dan lain-lain, salah satu seniman yang memiliki konsep sama pada karya nya yaitu 1. Alessandro di Mariano di Vanni Filipepi Sandro Botticelli adalah seorang pelukis Italia dari awal Renaissance. Lahir pada 1 Maret 1445 di Fierenze, Italia. Disebuah rumah Via Nuova. Karya Botticelli yang berjudul “The Birth of Venus” menceritakan tentang kelahiran Venus dan Dewi duniawi yang sama dengan kehidupan manusia mengenai cinta. Selain itu juga menggambarkan sebuah kecantikan seorang dewi surgawi.
Gambar 2.3 “Sandro Botticelli, The Birth of Venus (c. 1486). Tempera di atas kanvas.172,5 cm x 278,9 cm (67,9 x 109,6 di dalam). Uffizi di Florence” Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Birth_of_Venus
32
2. Vlademir Kush Vlademir Kush merupakan seniman kelahiran Rusia pada tahun 1965, merupakan seniman lukis beraliran surealis dan seniman patung. Kush belajar di Institut Seni Surikov Moskow, setelah beberapa tahun bekerja sebagai seniman di Moskow kota asalnya, ia berimigrasi ke Amerika Serikat untuk mendirikan sebuah galeri seni di pulau Maui, Hawaii. Banyak lukisan minyaknya yang di pameran untuk popularitasnya sebagai seniman surealis. Salah satu karyanya yang menarik perhatian yaitu lukisan yang berjudul The Shell yang menceritakan mengenai kehidupan laut dan air yang merupakan sumber utama kehidupan. Shell merupakan sebuah tempurung yang memiliki arti waktu yang kian memudar. Bahwa dalam kehidupan tidak ada waktu yang abadi.
Gambar 2.4 “The Shell karya Vladimir Kush” Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Vladimir_Kush