BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Desicion support System) pertama kali di perkenalkan pada awal tahun 1970an oleh Michael Scott Morton. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS adalah sistem informasi berbasis komputer yang mempunyai tujuan membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah – masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternative (Kusrini, 2007). 1.
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari DSS adalah
a.
Membantu Manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
b.
Memberi dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di fungsikan untuk menggantikan fungsi manajer.
c.
Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari perbaikan efisiensinya.
d.
Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan komputasi secara cepat dengan biaya rendah.
e.
Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda - beda(menghemat biaya perjalanan). Setelah itu,
Rancang Bangun Sistem…, Deni Kurnia Widodo, Fakultas Teknik UMP, 2014
produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis. f.
Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa di evaluasi. Analisis resik bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada dislokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui sebuah metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
g.
Berdaya saing, Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan tidak hanya didasarkan pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomisasi produk dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah metode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperoleh seorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang (Turban dkk, 2005).
Rancang Bangun Sistem…, Deni Kurnia Widodo, Fakultas Teknik UMP, 2014
2. a.
Manfaat dan Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan Manfaat 1.
Sistem pendukung keputusan mendukung semua level manajerial.
2.
Sistem pendukung keputusan dapat digunakan dalam bermacam proses dan gaya pengambilan keputusan.
3.
Sistem pendukung keputusan dapat melakukan adaptasi setiap saat dan bersifat fleksibel.
4.
Sistem pendukung keputusan dapat meningkatkan efektivitas dalam mengambil keputusan.
5.
Sistem pendukung keputusan memiliki kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan.
6.
Sistem pendukung keputusan dapat menunjang pembuatan keputusan yang saling bergantungan dan berurutan baik secara kelompok maupun perseorangan.
7.
Sistem pendukung keputusan mudah melakukan interaksi sistem dan mudah dikembangkan oleh pemakai akhir.
b.
Keterbatasan 1) Kemampuan suatu SPK terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta mdoel dasar). 2) Proses – proses yang dilakukan SPK biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakannya. 3) Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan yang sebenarnya. 4) SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia, SPK tidak dilengkapi dengan kemampuan berpikir.
Rancang Bangun Sistem…, Deni Kurnia Widodo, Fakultas Teknik UMP, 2014
B. Analytic Hierarchy process Analytic Hierarchy process (AHP) diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada awal tahun 1988. Pada saat itu, AHP dipergunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pada beberapa perusahaan dan pemerintahan. Pengambilan keputusan dilakukan secara bertahap dari tingkat terendah sampai teratas. Proses pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP, ada permasalahan /goal dengan beberapa level kriteria dan alternatif. Masing-masing alternatif dalam satu kriteria memiliki skor, skor diperoleh dari eigen vaktor matriks yang diperoleh dari perbandingan pasangan dengan alternatif . Masing – masing alternatif dalam satu kriteria memiliki skor, skor di peroleh dari eigen vaktor matriks yang di peroleh dari perbandingan berpasangan dengan alternatif yang lain. Skor yang dimaksud ini adalah bobot masing – masing alternatif terhadap suatu kriteria, kriteria juga memiliki bobot yang di dapat dengan cara yang sama. Selanjutnya kriteria matriks alternatif dan kriteria dilakukan di tiap level hingga naik ke puncak level.
C. Aplikasi Web Aplikasi web merupakan halaman dinamis yang mengizinkan interaksi dengan user ( user melakukan sesuatu ). Interaksi user dengan aplikasi web misalnya, user mengklik sebuah tombol dan warna latar belakang web berubah. Aplikasi web biasanya dibuat dengan menggunakan JavaScript, aplikasi flash, atau applet pada Java (Shalahuddin dan Rosa, 2008).
D. PHP ( Hyper Text Preprocessor ) PHP ( Hyper Text Preprocessor ) merupakan bahasa yang berjalan di server dan hasilnya dapat ditampilkan pada client. Interprenter PHP pada sisi server disebut server-
Rancang Bangun Sistem…, Deni Kurnia Widodo, Fakultas Teknik UMP, 2014
side, sedangkan tanpa adanya interprenter PHP semua script dan aplikasi PHP tidak bisa dijalankan. PHP ( Hyper Text Preprocessor ) merupakan bahasa yang standar yang digunakan dalam dunia website, PHP adalah bahasa pemrograman berbentuk script yang diletakkan pada server web. PHP ditemukan oleh Rasmus Lerdof yang awalnya menulis PHP untuk mencatat pengunjung situs yang membuka halaman resumenya. Script tersebut digunakan sebagai website pribadi dan kemudian dikembangkan lagi menjadi bahasa yang disebut Personal Home page (Nugroho, 2008).
E. Hasil Penelitian Sejenis 1. Sistem pendukung keputusan dalam menentukan program studi menggunakan Metode Analyitic Hierarchy Process (AHP) (Bukhori, 2012). a)
Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP dapat digunakan untuk penilaian dalam penentuan program studi yang penilaiannya bersifat subyektif sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pihak manajemen.
b) Sistem pendukung keputusan bermanfaat bagi perguruan tinggi karena penilaiannya diproses sistem sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan perhitungan skor dan menghemat waktu perhitungan skor. c)
Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode AHP ini bermanfaat untuk mempermudah dalam penentuan program studi bagi calon mahasiswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan jurusan prodi yang tepat sesuai dengan minat dan bakat.
2. Sistem pendukung keputusan evaluasi kinerja karyawan untuk promosi jabatan struktural pada bimbingan belajar Sciene Master menggunakan Metode GAP Kompetensi atau Profil Matching (Hidayat, 2012) .
Rancang Bangun Sistem…, Deni Kurnia Widodo, Fakultas Teknik UMP, 2014
a)
Dengan menggunakan metode GAP Kompetensi (Profile Matching), terbentuk suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang dapat menyeleksi karyawan sesuai dengan kriteria untuk dapat ditempatkan pada suatu jabatan tertentu.
b) Berdasarkan hasil pengujian dihasilkan data yang sama antara pengujian melalui aplikasi dan pengujian melalui cara manual. c)
Sistem yang telah dibangun siap untuk diterapkan dalam kondisi lapangan yang sesungguhnya.
3. Sistem pendukung keputusan penentuan penyakit tanaman sayuran menggunakan Metode SIMPLE ADDICTIVE WEIGHTING (SAW) (Afiana, 2014). Telah dikembangkan sebuah sistem pendukung keputusan dalam penentuan penyakit tanaman sayuran menggunakan metode Simple Addictive Weighting (SAW). Metode ini merupakan metode yang tepat untuk menentukan penyakit tanaman sayuran dan disertakan penanggulangan untuk suatu gejala yang timbul pada suatu tanaman sayuran, karena dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan alternatif – alternatif terbaik berdasarkan kriteria – kriteria yang ditentukan.
Rancang Bangun Sistem…, Deni Kurnia Widodo, Fakultas Teknik UMP, 2014