BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1. Media CD Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Heinich (Daryanto, 2010: 4) menyebutkan “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dsari pengirim menuju penerima.” Pendapat tersebut senada dengan pengertian media menurut AECT (Nursalim, 2010: 6) yang menyebutkan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.” Media digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Penggunaan media akan menunjang keberhasilan penerimaan pesan secara maksimal oleh komunikan, sehingga respon yang diberikan akan berupa respon positif. Pendapat lain dikemukakan oleh Briggs (Sadiman,dkk, 2011: 6) yang menyebutkan bahwa “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.” Media yang digunakan dapat berupa buku, film, kaset, film bingkai dan lain sebagainya. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Mirso (Nursalim, 2010: 6) yang menyatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
13
14
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar.” Makna kata media berdasarkan kedua pendapat diatas merupakan alat yang dapat
digunakan
untuk
menyampaikan
pesan
dalam
proses
pembelajaran sehingga meningkatkan antusias siswa untuk belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat digunakan sebagai perantara atau pengantar pesan dari komunikator kepada komunikan, sehingga pesan akan diterima secara maksimal dan menghasilkan rangsangan atau respon positif dari penerima pesan (komunikan) sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Media merupakan komponen dalam sebuah proses komunikasi dan akan sangat menunjang keberhasilan penyampaian pesan. Media juga digunakan sebagai alat bantu dalam proses pendidikan yang dapat memberikan motivasi belajar dan meningkatkan daya serap terhadap informasi yang disampaikan. Pengertian media pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (1995: 74) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera,video recorder, film, slide (gambar bingkai), photo, gambar, grafik, televisi dan komputer. Sedangkan, menurut Hamalik (1996: 46) mengemukakan pemakaian
media
pembelajaran
dalam
pembelajaran
dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
15
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan pembelajaran dan penyampaian pesan dari isi pembelajaran.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran, kedua aspek tersebut saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempenagruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, yakni tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari peserta didik kuasai setelah pengajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik. Menurut Nana Sudjana (2002: 2), ada beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran, yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi. 4. Siswa melakukan kegiatan belajar, seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.
16
c. Pengertian Compact Disc (CD) Interaktif Compact Disc (CD) sudah bukan barang aneh untuk saat ini. Media CD untuk saat ini banyak digunakan orang untuk keperluan menyimpan data, seperti foto, film, file Document. Daryanto (2010: 4) menyebutkan bahwa “CD atau Compact Disc dan DVD (Digital Compact Disc) adalah sebuah media penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya.” Dengan menggunakan CD, penyimpanan data akan lebih praktis dan mudah untuk dibawa. Pengertian menurut Tim Medikomp (1994) menyebutkan “CD Interaktif adalah sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia yang dapat dikemas dalam sebuah CD dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya.” Makna interaktif berarti terdapat komunikasi secara langsung atau interaksi secara langsung antara penerima pesan (pengguna) dengan aplikasi dalam CD. Selain
itu,
Daryanto
(2010:
51)
juga
mengemukakan,
“multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.” Sedangkan menurut Guidelines for Bibliographic Description of Interactive Multimedia dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004); dalam Prabowo, (2012: 329) CD Interaktif adalah “kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,
17
grafik, gambar dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dismpulkan bahwa CD Interaktif adalah media yang memiliki unsur audio visual dan di dukung oleh tampilan berupa gambar, teks, grafik, video, dan kombinasi suara yang dapat dikendalikan oleh penggunanya melalui tombol navigasi dan terdapat unsur interaktif didalamnya. Dengan menggunakan CD interaktif pengguna dapat memilih materi yang dikehendaki,
khususnya
dalam
penelitian
ini
adalah
dalam
pembelajaran PKn. selain itu, jika pengguna merasa perlu untuk mengulang materi, pengguna bisa langsung membuka menu yang diinginkan kembali. CD interaktif merupakan media yang menggabungkan beberapa unsur seperti gambar, teks, grafik, video, dan suara (audio). Menurut Suyanto, 2003 (Prabowo, 2012: 22) menyebutkan, “ unsur-unsur dalam CD Interaktif yaitu teks, grafik, gambar, animasi, dan suara/ audio.”
18
Penjelasan lebih lanjut mengenai unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: a. Teks Teks memuat tulisan-tulisan yang mengandung informasi yang disampaikan dalam media. Selain untuk menyampaikan informasi, teks juga digunakan untuk memperjelas materi yang dianggap sulit untuk diterjemahkan secara langsung oleh pengguna. b. Grafik Grafik
merupakan
gambar
vektor,
yang
bentuknya
bermacam-macam, dapat berbentuk seperti garis, segitiga, kotak, dan lingkaran. c. Gambar Gambar adalah tiruan barang atau tampilan dunia nyata, dapat berbentuk foto. Gambar disini merupakan gambar raster yang memiliki ukuran file yang relatif besar. d. Animasi Animasi merupakan gambaran suatu obyek yang bergerak e. Suara Suara dapat memberi kesan obyek yang ditampilkan seolah-olah hidup, sehingga akan sangat mendukung tampilan. Suara dapat berupa musik sebagai pengiring maupun suara narator sebagai penjelasan obyek yang ditampilkan.
19
Kelebihan CD interaktif menurut Maroebani, 2008 (Sarah, 2012) adalah sebagai berikut: 1) Menambah pengetahuan. Pengetahuan disini adalah materi pembelajaran yang dirancang kemudahannya dalam CD Interaktif bagi pengguna. 2) Tampilan audio visual yang menarik. Menarik disini tentu saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media lainnya. Kemenarikan disini utamanya karena sistem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lainnya (film, TV, audio). (http://iamchysta.blogspot.com/2012/01/cd-interaktif-sebagaimedia.html) Selain itu Suyanto, 2003 (anonim, 2012) menyebutkan bahwa : Dari beberapa keunggulan CD Interaktif, dapat diketahui bahwa CD Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. (http://smp.labschool.upi.edu/2012/09/cd-interaktif-untukpembelajaran-interaktif/) Berdasarkan kedua pendapat diatas, keunggulan dari CD Interaktif yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran PKn dapat mempermudah penyampaian materi dan mempertajam pesan yang disampaikan. Selain itu, tampilan CD Interaktif lebih menarik, karena pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan aplikasi yang terdapat di dalamnya sehingga pembelajaran PKn dapat berlangsung secara efektif.
20
d. Keunggulan Compact Disc (CD) Interaktif Menurut Brown (Dina Indriana, 2011: 15) media yang digunakan oleh guru atau siswa dapat mempengaruhi efektivitas program belajar dan mengajar. Dengan CD interaktif, siswa dapat aktif mempelajari, mengawasi dan mengulas penguasaan materi siswa. Yusufnadi Miarso (2004: 465) menjelaskan bahwa media interaktif membuat siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau obyek tetapi juga berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Media CD interaktif memberikan pembelajaran berupa pemecahan masalah dan berorientasi pada potensi dan memberikan pengalaman belajar serta merangsang minat. Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 109) kelebihan media CD interaktif adalah sebagai berikut : 1) Menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar; 2) Sifatnya audio visual sehingga memiliki daya tarik sendiri dan dapat menjadi pemacu dan memotivasi pembelajar
untuk
belajar;
3)
Sangat
baik
untuk
pencapaian
pembelajaran psikomotor; 4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan; 5) Menambah daya tahan ingatan atau referensi tentang obyek belajar yang dipelajari pembelajar; 6) Portable dan mudah didistribusikan.
21
Wina Sanjaya (2009: 222) mengemukakan kelebihan CD interaktif adalah : 1). Siswa dapat belajar mandiri tidak harus tergantung kepada guru atau instruktur; 2). Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan berhenti sesuai dengan keinginannya; 3). Materi-materi yang diajarkan dalam VCD dapat langsung dipraktekkan langsung oleh siswa; 4). Terdapat fungsi repeat yang bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh. 2. Minat Belajar PKn a. Pengertian Minat Belajar Minat belajar merupakan bagian dari perkembangan minat pendidikan. Salah satu cara dalam mengembangkan minat dalam pendidikan yaitu dengan menanamkan minat belajar pada diri siswa. Penanaman minat belajar perlu dipupuk secara terus menerus agar siswa memiliki rasa ketertarikan dan perasan senang ketika belajar. The Liang Gie (2002: 28) mendefinisikan mengenai pengertian minat belajar, yaitu: Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang dituntutnya. Menurut Djamarah (2011: 166) “minat belajar merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu pelajaran atau aktifitas belajar, tanpa ada yang menyuruh”. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran maka siswa akan sungguh-sungguh dalam belajar, karena minat memberikan pengaruh yang besar terhadap aktifitas belajar siswa sebagai individu pembelajar.
22
Abdul rahman Abror (1993: 113) mengemukakan tentang minat belajar terhadap bidang pelajaran sebagai berikut: Minat bekajar siswa terhadap bidang pelajaran apapun tidak dapat dipisahkan dari bakat nyata yang ada dalam bidang tersebut. kalau pelajaran itu dipelajari dan dikaji secara terus menerus, niscaya bisa menghasilkan kecakapan yang lebih besar disertai dengan bertambahnya minat bukan hanya terhadap bidang itu sendiri juga bidang-bidang lain yang berhubungan. Muhibbinsyah (2010: 133) mengemukakan bahwa “minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu pelajaran”. Sabri (Susanto, 2013) menambahkan bahwa “minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus bahwa minat belajar ini erat kaitannya dengan perasaan senang”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat belajar terjadi karena sikap senang terhadap suatu pelajaran sehingga memiliki motivasi untuk melakukan kegiatan belajar dengan penuh suka rela tanpa ada rasa terpaksa. Berdasarkan beberapa pengertian minat belajar di atas, maka peneliti dapat mendefinisikan bahwa minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman yang dituntutnya karena minat belajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan belajar.
23
b. Ciri-ciri Minat Belajar Melihat beberapa pendapat dari para ahli di atas, dapat diketahui ciri-ciri adanya minat pada seseorang dari beberapa hal, antara lain: 1. Perasaan senang Menurut Ahmadi (1991: 36), perasaan adalah pernyataan jiwa yang sedikit banyak bersifat subyektif dalam merasakan senang atau tidak senang. Menurut Suryabrata (2002: 66), gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Penilaian subjek terhadap sesuatu objek membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenai, artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu. 2. Perhatian Menurut Suryabrata (2002: 14), bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Menurut Baharudin (2009: 178), bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan obyek. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan pemusatan yang ditujukan kepada suatu objek.
24
3. Aktivitas Menurut Ali (1996: 26), bahwa aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan. Aktivitas yang dimaksud adalah keaktifan atau partisipasi langsung dalam suatu kegiatan. Pendapat ini di dukung oleh Suryabrata (2002: 72), bahwa aktivitas adalah banyak edikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan dan pikirannya dalam tindakan yang spontan. Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, aktivitas merupakan perilaku yang aktif dalam melakukan tindakan yang merupakan penjelmaan dari perasaan. Slameto (2010: 57) mengungkapkan ciri-ciri minat belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktifitasaktifitas yang diminati. d. Lebih menyukai suatu hal yag menjadi minatnya daripada yang lainnya. e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktifitas dan kegiatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa seseorang yang memiliki minat dalam belajar memiliki ciri-ciri bahwa dalam proses pembelajaran siswa akan selalu memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan suatu pelajaran, memiliki perasaan senang dan terhindar dari rasa terpaksa dalam belajar, serta memiliki daya tarik terhadap suatu aktifitas yang telah menjadi kegemaran siswa.
25
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Salah satu pendorong keberhasilan belajar siswa adalah minat belajar, terutama minat belajar yang tinggi. Minat tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat belajar. Slameto (2010: 54) menyebutkan bahwa minat belajar siswa di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu “faktor internal dan eksternal.” Berikut
adalah
penjelasan
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi minat belajar siswa: a.
Faktor Internal Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Faktor dari dalam diri yang dapat mempengaruhi minat belajar dapat berupa perkembangan kejiwaan siswa. Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang
dapat mempengaruhi minat belajar, yakni “faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.” 1) Faktor Jasmani a) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Jika tubuh sehat, siswa akan lebih aktif dan energik dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan.
26
b) Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan, seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain. 2)
Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktorfaktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan.
3)
Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjasi dua macam, yaitu: a) Kelelahan jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh
dan
timbul
kecenderungan
untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. b) Kelelahan rohani, kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.
27
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa keadaan jasmani, rohani dan kelelahan itu mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu. Begitu pula pada belajar, ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi minat seseorang untuk belajar pada suatu mata pelajaran. Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor tersebut dalam keadaan baik pula. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal atau lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri anak. Berkaitan dengan proses belajar mengajar
di
sekolah,
lingkunganlah
yang
paling
dominan
mempengaruhi minat belajar siswa karena faktor munculnya minat siswa untuk belajar tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang mampu mendukung dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa. Adapun faktor eksternal itu meliputi: 1)
Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tujuan dapat mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar. Adanya tujuan ini, guru akan selalu siap dalam memberikan bahan pelajaran dan membawa siswa pada proses belajar. Tujuan pembelajaran juga merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan dapat pula membangkitkan minat belajar siswa, sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk
28
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. oleh karena itu, sebelum
memulai
pelajaran,
seorang
guru
hendaknya
memberitahukan tujuan-tujuan atau aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa setelah proses pembelajaran itu selesai. 2)
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Kurt Singer (Hadi Susanto, 2013) berpendapat bahwa “Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan murid-muridnya.” Guru yang pandai, ramah dan berpenampilan menarik besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat belajar siswa. Sebaliknya, guru yang memiliki sikap buruk akan dibenci oleh siswa dan sulit untuk merangsang timbulnya minat belajar dan perhatian siswa dalam proses kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Interaksi guru dengan siswa pun memegang peranan dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswa akan cenderung akan disukai oleh siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, Slameto (2010: 66) mengatakan bahwa “di dalam relasi (guru dan siswa) yang baik, siswa akan menyukai berusaha mempelajari sebaik-baiknya,” sehingga minat belajar dapat terbentuk sebaik mungkin selama proses pembelajaran.
29
3)
Bahan Pelajaran Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh, karena tidak ada daya tarik baginya. Siswa merasa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasan dari belajar itu. Sebagaimana yang dikatakan Slameto (2010: 57) bahwa “bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.” Melalui bahan pelajaran ini siswa diantarkan kepada tujuan pembelajaran, dengan kata lain tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan pelajaran.
4)
Metode Pembelajaran Seorang guru hendaknya memilih dan mempergunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta situasi kondisi kelas ketika menyampaikan materi atau bahan pelajaran kepada siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat mempengaruhi minat belajar siswa. Seorang guru yang
menggunakan
metode
ceramah
misalnya,
secara
berkelanjutan di dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Namun, jika seorang guru menggunakan metod eyang bervariasi serta sesuai dengan
30
situasi dan kondisi kelas, akan menimbulkan minat siswa untuk belajar dengan aktif. 5)
Media Pembelajaran Menurut Daryanto (2010: 5) “media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai alat dan
bahan kegiatan
pembelajaran.” Media pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat
berpengaruh
sekali
terhadap
minat
belajar
siswa.
Penggunaan media pembelajaran dapat lebih memperjelas materi yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalitas, karena dengan adanya media pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menimbulkan rasa senang dalam belajar. 6)
Lingkungan Lingkungan tempat tinggal siswa sangat berpengaruh sekali terhadap minat belajar siswa. Siswa yang berada dalam lingkungan yang penuh perhatian dari orang tua serta teman-teman yang memiliki semangat belajar tinggi, akan memberikan minat dalam belajar dengan sungguh-sungguh. Namun, jika dalam keseharian orang tua jarang memberikan perhatian, maka anak akan malas untuk belajar. Crow&Crow (Sutrisno, 2013) menegaskan bahwa “minat belajar dapat diperoleh sebagai hasil dari pengalaman mereka dari lingkungan dimana mereka tinggal.” Lingkungan
31
pergaulan yang tidak kondusif untuk menciptakan suasana belajar yang baik juga akan melemahkan minat belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang lebih dominan
mempengaruhi
minat
belajar
siswa
yaitu
faktor
psikologis, karena faktor psikologis berhubungan langsung dengan keadaan yang terdapat pada diri siswa meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal yang paling dominan mempengaruhi minat belajar siswa yaitu lebih cenderung pada sikap guru dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, bahan pelajaran, serta lingkungan sekitar siswa yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Apabila dalam pelaksanaan pembelajaran antar guru dengan siswa dapat saling bekerjasama dengan baik maka dalam pelaksanaan pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik pula sehingga siswa dapat belajar dengan penuh perasaan senang, tanpa rasa terpaksa dalam menjalani aktifitas, penuh perhatian dan konsentrasi, berawal dari sini lah minat belajar dapat terbentuk dengan baik. Oleh karena itu antara guru dengan siswa harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa sehingga apabila hal tersebut dapat diketahui
32
maka pembelajaran akan berjalan dengan baik dan disertai dengan minat belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan bersungguh-sungguh dalam belajar, penuh konsentrasi dan perhatian serta dengan suka rela menjalani aktifitas belajar. d. Minat belajar PKn Menurut Sunarso (2006: 5) dalam sejarah panjang dunia ini, Civics dan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dan di Perguruan Tinggi merupakan fenomena yang relatif baru. Ada dua faktor yang mengarahkan hal ini, yaitu faktor pertumbuhan negara-bangsa dan faktor diperkenalkannya pendidikan untuk massa. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “valuebased education.” Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut: 1. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berahlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggungjawab. 2. PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
33
konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. 3. PKn secara paragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai
(content
embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Sunarso, 2006: 1-2). Dari pernyataan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pengertian minat belajar PKn adalah rasa ketertarikan atau kecenderungan siswa untuk ingin lebih memahami mata pelajaran PKn dalam proses belajar mengajar. Selain itu, agar siswa dapat memenuhi kerangka sistemik PKn yang telah disebutkan di atas.
3. Hasil Belajar PKn a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Saripudin W (1989: 155) Hasil belajar atau “learning outcomes” merupakan komponen teknologi instruksional yang memberi informasi tentang keberhasilan dari tujuan yang telah digariskan. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar yang akurat, diperlukan proses pengembangan alat evaluasi yang sahih dan memperhatikan kesesuaian tujuan dengan alat evaluasi yang dipakai. Dalam mempersiapkan evaluasi yang baik, media dapat digunakan untuk
34
membantu para pelajar memahami keseluruhan spektrum proses belajar mengajar. Semua ini memberi masukan serba baru sebagai umpan balik. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria pencapaian suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh hasil belajar yang optimal. Menurut Oemar Hamalik (2003: 155) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berpikir) termasuk dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (1995: 16) prestasi atau hasil belajar adalah suatu hal yang paling diharapkan dalam proses pembelajaran. Namun demikian, prestasi atau hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari proses itu sendiri karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi atau hasil belajar merupakan hasil dari proses itu sendiri.
35
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3-4) hasil belajar merupakan hasil dari sustu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Sedangkan menurut Winkel (dalam Purwanto, 2010: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu ada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Agus Suprijono (2011: 5) hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan-keterampilan yang menurut Gagne dapat berupa: informasi
verbal,
keterampilan
intelektual,
strategi
kognitif,
keterampilan motorik, dan sikap. Dari berbagai pendapat tersebut dapat peneliti tegaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap, mental, dan perilaku seseorang yang meliputi berbagai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dpaat diukur melalui proses penilaian setelah melakukan kegiatan belajar.
36
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (1995: 26) hasil belajar yang dicapai dipengaruhi dua faktor utama, yakni faktor dalam diri sendiri dan faktor yang datang dari luar diri atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri terutama kemampuan yang dimiliki. Faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar yang dicapai. Hasil belajar di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki dan 30% dipengaruhi oleh faktor dari luar yaitu lingkungan. Selain faktor di atas ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2003: 54) dapat dirinci sebagai berikut: 1) Faktor internal, meliputi: (a) Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. (b) Faktor fisiologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kedisiplinan. (c) Faktor kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani. 2) Faktor eksternal, meliputi: (a) Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaannya.
37
(b) Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin siswa, keadaan gedung dan tugas rumah. (c) Faktor kegiatan masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat , mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah (2002: 139) selain faktor internal dan eksternal, juga terdapat faktor pendekatan belajar, yaitu “pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.”
c. Hasil Belajar PKn Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan disini menunjuk pada tingkat penguasaan kompetensi yang dicapai siswa dalam membentuk sikap dan perbuatan serta membentuk keterampilan sosial yang disimbolkan ke dalam angka, huruf, maupun kalimat evaluasi. Prestasi belajar yang dicapai melalui evaluasi yang dirumuskan oleh guru dalam nilai hasil ulangan atau prestasi belajar siswa yang telah diukur berdasarkan tiga ranah yaitu Kognitif, Afektif, Psikomotorik.
38
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis, maupun tes lisan dan perbuatan. Mengukur prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa) dengan menggunakan “skala likert” yang tujuannya untuk mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Sedangkan
untuk
mengukur
prestasi
siswa
yang
berdimensi
psikomotorik (ranah karsa) adalah observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung (Muhubinsyah, 2010: 152). Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencetak generasi muda yang mempunyai kemampuan, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu cukup, kreatif, mandiri, serta warga negara yang bertanggungjawab. Karena pendidikan adalah usaha dasar dan terencana dan memiliki tujuan hingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan (Wina Sanjaya, 2008: 2). Menurut Nursisto (2002: 77), untuk mendapatkan prestasi belajar PKn maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan membangun budaya berprestasi. Ada beberapa hal yang harus kita laksanakan dalam meraih suatu keberhasilan, diantaranya adalah:
39
1. Sikap Disiplin Dalam meraih suatu keberhasilan, kita tidak dapat dengan mudah begitu saja untuk meraihnya seperti membalikkan telapak tangan. Namun yang kita jumpai adalah proses panjang berliku yang penuh rintangan dan cobaan. Dengan semangat keras yang dipunyai untuk meraih tujuan didukung antara lain oleh sikap kedisiplinan yang tinggi hal-hal yang semula hanya impian bisa direalisasikan dalam kenyataan. Sehingga sikap disiplin tentunya dibutuhkan untuk meraih suatu kesuksesan yang diharap-harapkan. 2. Kerja Keras dan Tanggung Jawab Banyak orang yang sedang sukses atau yang pernah sukses mengatakan bahwa suatu keberhasilan 20% nya didukung oleh faktor bakat atau faktor penunjang lainnya. Sedangkan, sisanya yaitu 80% harus dilalui dengan kerja keras atau usaha dan sekali lagi berusaha. 3. Bimbingan dari yang Senior kepada Junior Mengharapkan adanya semacam “wadah” untuk “ Transfer of Knowledge,” Transfer of Science, and Transfer of Experience.” Agar nantinya dalam proses
regenerasi yang muda-muda bisa
melaksanakan tradisi membenagun budaya prestasi.
40
4. Peningkatan Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Sebagai seorang yang beragama sudah sepantasnyalah kalau dalam setiap kita melakukan suatu tindakan atau perbuatan selalu berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan begitu kita akan merasa lebih tenang dalam berusaha. Karena kita sebagai manusia ciptaan Tuhan diwajibkan untuk berusaha dan selalu berusaha sambil meningkatkan iman dan takwa kita kepada Tuhan. Sehingga suatu keberhasilan yang akan didapatkan didasari juga dengan keridhoan Tuhan Yang Maha Esa atas ketaqwaannya dan usaha orang tersebut.
4. Pembelajaran PKn a. Pengertian Pembelajaran Gagne (dalam Pribadi, 2009: 10) mengungkapkan bahwa, pembelajaran
adalah
kegiatan
yang
dimulai
dari
mendesain,
mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan yang dapat menciptakan terjadinya proses belajar. Artinya, dalam pembelajaran, guru sengaja merancang atau mendesain kegiatankegiatan belajar agar tercipta suatu aktivitas yang efektif, bukan hanya sampai keefektifan melainkan adanya kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
41
Secara psikologis belajar merupakan suatu perubahan yaitu perubahan
tingkah
laku
sebagai
hasil
dari
interaksi
dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2005: 34) bahwa: Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara indonesia , sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan pendapat di atas, jelas bagi kita bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan mengembangkan potensi individu warga negara
dengan
demikian
maka
seorang
guru
Pendidikan
Kewarganegaraan haruslah menjadi guru yang berkualitas dan profesional sebab jika guru tidak berkualitas tentu tujuan pendidikan kewarganegaraan itu sendiri tidak tercapai.
42
c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Depdiknas (2005: 33) menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
untuk
setiap
jenjang
pendidikan
yaitu
mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui pemahaman, keterampilan sosial, dan intelektual serta berprestasi dalam memecahkan masalaha dilingkungannya. Untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan tersebut, maka guru berupaya melalui kualitas pembelajaran yang dikelolanya, upaya ini bisa dicapai jika ssiwa mau belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha mengarahkan dan membentuk sikap serta perilaku siswa sebagaimana yang dikehendaki dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. d. Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warga negara (Depdiknas, 2006: 3). Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang memiliki aspek utama sebagai pendidikan nilai dan moral pada akhirnya akan bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta didik sesuai dengan dan merujuk kepada nilai-nilai dan moral Pancasila (Puskur Balitbang Depdiknas, 2007: 16).
43
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h.
Persatuan dan kesatuan bangsa. Norma, hukum, dan peraturan. Hak asasi manusia. Kebutuhan warga negara Konstitusi negara. Kekuasaan dan politik. Pancasila. Globalisasi (Permendiknas RI No 22 Tahun 2006: 273)
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Irma Y Rusdi (2011) dengan judul “Pengaruh Media Visual dan Kecerdasan Linguistik Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Kelas 4 di Sekolah Dasar.” Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa: 1. Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran media proyeksi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media non proyeksi. 2. Terdapat interaksi yang signifikan media visual dengan kecerdasan linguistik Inggris terhadap hasil belajar bahasa Inggris. 3. Tingkat kecerdasan tinggi bahasa Inggris menunjukkan bahwa belajar menggunakan media proyeksi lebih baik dibandingkan dengan media non proyeksi. 4. Tingkat kecerdasan rendah bahasa Inggris menunjukkan bahwa belajar menggunakan media non proyeksi lebih baik dibandingkan dengan media proyeksi.
44
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama menggunakan media pembelajaran dan teknik
yang mengajak
dan
mengikutsertakan siswa dalam suatu kegiatan sebelum dan sesudah menggunakan media dalam suatu pembelajaran . Selain itu, penelitian tersebut dengan penelitian penulis menggunakan satu variabel yang sama yaitu hasil belajar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar setelah penulis menggunakan media pembelajaran di dalamnya.
C. Kerangka Berpikir Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah tentunya sudah selaras dengan apa yang menjadi fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional. Pelajaran PKn sering dianggap siswa sebagai pelajaran yang sangat membosankan dan menjemukan, hal ini disebabkan karena materi yang sangat banyak dan bersifat hafalan. Dalam pembelajaran PKn banyak media pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. Untuk memahami kesulitan tersebut, media pembelajaran sangatlah diperlukan. Dengan demikian, diharapkan media CD Interaktif dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga dengan media CD Interaktif diduga akan meningkatkan hasil dan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
45
Media CD interaktif adalah media pembelajaran yang terdapat banyak unsur di dalamnya, antara lain yaitu teks, gambar, grafik, dan suara atau audio. Dengan berbagai unsur yang terdapat didalam media CD interaktif maka akan menambah daya tarik siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran maka diharapkan proses belajar mengajar akan berjalan lebih efektif, begitupun dalam pelajaran PKn. Pada akhirnya diharapkan pemanfaatan media CD Interaktif dapat digunakan
dalam
pencapaian
tujuan
pembelajaran
Kewarganegaraan
khususnya di SMP Negeri Kabupaten Temanggung yang dalam hal ini tercapai tidaknya dapat diketahui melalui hasil belajar siswa. Pembelajaran menggunakan media CD Interaktif diharapkan mampu merangsang siswa untuk lebih menyukai materi pelajaran Kewarganegaraan serta diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Agar kerangka berfikir di atas lebih jelas, maka dibuat skema bagan sebagai berikut:
Minat siswa
Diperlukan
Diharapkan
yang rendah
perlakuan
dengan
menyebabkan
dengan
menggunakan
hasil belajar
menggunakan
media cd interaktif
juga rendah
media cd
minat belajar dan
interaktif
hasil belajar akan meningkat.
46
D. Hipotesis Berdasarkan dengan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka dirumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah sebagai berikut: 1. Pengajaran dengan menggunakan media CD interaktif berpengaruh positif terhadap minat belajar siswa. 2. Pengajaran dengan menggunakan media CD interaktif berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.