BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Pembahasan kajian teori dalam penelitian ini berisi tentang surat dan pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence. 2.1.1 Hakikat Pembelajaran Menulis Pembelajaran menulis merupakan kegiatan pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tulis. Di dalam kegiatan menulis minimal ada dua hal yang harus dikomunikasikan, yaitu apa yang sudah diketahui (apa yang ada di pikiran) dan bagaimana mengaktualisasikan isi atau cerita yang sudah diketahui melalui kegiatan penulis. Berhasil atau tidaknya pengajaran menulis, salah satunya disebabkan oleh cara yang ditempuh guru dalam mengajarkan menulis. Menurut Nurhasah dan Widodo (dalam http: //www.google.com/ratmidongeng.blogspot.com/2012/06/hakikat-pembelajaran-menulis. html), ada empat ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan mengajarkan kemampuan menulis adalah sebagai berikut: 1) Prinsip Menulis adalah keterampilan berbahasa. Keterampilan akan dapat dicapai jika banyak berlatih. Oleh karenanya untuk mencapai keterampilan menulis siswa harus diberi banyak latihan atau tugas. Sebelum guru memberikan tugas-tugas kepada siswa, guru harus menjelaskan tugas-tugas apa yang diberikan kepada siswa dan apa yang harus dilakukan dan diperhatikan siswa. 2) Pembimbingan Bimbingan perlu diberikan secara intensif sejak siswa mulai belajar menulis sampai menghasilkan tulisan. Setelah siswa menghasilkan karangan, pengoreksian terhadap karangan perlu dilakukan dan hasilnya perlu diinformasikan kepada siswa. Guru bersama-
6
7
sama siswa dapat mendiskusikan bagaimana pembetulan karangan itu karena yang diperlukan dalam karangan ini adalah siswa mengetahui bagaimana seharusnya mereka mengarang. 3) Sifat Pengajaran Pengajaran menulis dapat dilakukan dengan dasar berikut ini: a) Pengajaran menulis dapat dimulai dari latihan aspek per aspek kemampuan menulis, kemudian dilanjutkan dengan latihan menulis secara utuh. b) Pengajaran menulis dapat dimulai dari teori tentang menulis, kemudian dilanjutkan ke praktik menulis, atau sebaliknya. c) Hal-hal yang ditulis dimulai dengan hal-hal yang dikenal siswa atau berada di lingkungan siswa ke hal-hal yang belum dikenal siswa. 4) Media Media pembelajaran menulis dapat diambil dari contoh-contoh karangan yang sudah ada, dapat diambil dari surat kabar atau majalah. (Dalam http://birins.blogspot. com/2012/01/kalimat-efektif-kalimat-dikatakan.html)
yang
perlu
diperhatikan dalam
pembelajaran menulis adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis pembelajaran bahasa Indonesia meliputi: (a) aspek tata bahasa, (b) aspek membaca, (c) aspek kematangan mental, (d) aspek jenis kelamin, dan (e) aspek usia. Alur pemikiran tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1) Aspek tata bahasa. Aspek tata bahasa sangat terkait dengan pengetahuan dan kemampuan penggunaan mengenai jenis kata dan jenis kalimat, termasuk didalamnya kalimat efektif. 2) Aspek membaca. Aspek ini mempunyai nilai sebagai sumber ide bagi kegiatan menulis. 3) Aspek kematangan mental. Aspek ini sangat terkait dengan pengetahuan dan penalaran siswa serta menguasai struktur bahasa. 4) Aspek jenis kelamin. Jenis kelamin untuk siswa putri akan cenderung mempunyai ketrampilan yang lebih baik daripada siswa putra dalam penguasaan semua aspek
8
kebahasaan. 5) Aspek usia. Aspek ini akan turut menentukan panjang pendeknya kalimat sesuai dengan meningkatnya usia. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis sangat terkait dengan pengelolaan pengetahuan yang dimiliki seseorang, baik dari hasil pengalaman ataupun membaca untuk dapat diungkapkan kembali dengan bahasa tulis dengan mengaplikasikan pilihan kata, ide, dan tanda baca secara tepat. Di dalam prinsip pembelajaran menulis juga sangat membutuhkan keterampilan menggunakan kalimat efektif termasuk didalamnya pemahaman mengenai tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia sehingga mampu menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide dan gagasan dengan baik.
2.1.2 Prinsip Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia Prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Sudjana: 2006
(dalam
http://berandakosong.blogspot.com/2012/03/prinsip-dasar-pembelajaran-
bahasa.html) dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan pembelajaran yang dilandasi prinsip (1) humanisme, (2) progresivme, dan (3) rekonstruksionisme. Prinsip humanisme berisi wawasan sebagai berikut: 1) Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia adalah (a) guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, (b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahaman sendiri, (c) dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping, pemotivasi, fasilitator, dan aktor yang juga bertindak sebagai pebelajar. 2) Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Implikasi dari wawasan tersebut dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah (a) isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pebelajar secara aktual, (b) dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya, (c) isi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan pebelajar.
9
3) Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia adalah (a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal dan kelompok juga bersifat individual, (b) pebelajar selain ada yang dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat juga ada yang menguasai isi pembelajaran secara lambat, dan (c) pebelajar perlu disikapi sebagai subjek yang unik, baik menyangkut proses merasa, berpikir, dan karakteristik individual sebagai hasil bentukan lingkungan keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya. 2.1.3 Surat Pengertian surat sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti; historis; dan pedoman kerja (http://www.wikipedia.com/id/Wikipedia.org/w/index.php?title=Surat&oldid=7015556). Pendapat lain mengatakan bahwa surat merupakan alat komunikasi antara seseorang dengan seseorang yang dikehendakinya, yang berisi tulisan, pernyataan, suatu kabar, harapan, dan tanggapan yang sesuai dengan keinginan dari penulis surat tersebut (http://www.google.com/4guss.blogspot.com/2013/03/makalh-surat-menyurat.html). Menurut (Ngatmini, 2007:1) surat dapat diartikan sebagai: “... tulisan atau selembar kain, atau pun selembar kertas yang tertulis. Surat sebagai media komunikasi yang efektif dan ekonomis. Dikatakan ekonomis karena dengan surat, pesan dapat sampai pada alamat tujuan dengan baik serta isinya dapat dijamin kerahasiaannya. Sedangkan dikatakan ekonomis dilihat secara umum masih terjangkau oleh masyarakat dengan biaya yang lebih murah”. Surat yang baik adalah yang bahasanya objektif, tepat dalam menggunakan kosakata, yang dituju dan yang mengirim juga jelas, gaya bahasanya tepat (si pengirim berkedudukan sebagai bahawan atau atasan), serta penampilannya bagus, menarik, dan sopan. Menurut Ngatmini: 2007 (2), seorang penulis surat yang baik memerlukan bekal sebagai berikut: 1) menguasai tata bahasa dengan baik; 2) menguasai masalah surat-menyurat;
10
3) menguasai teknik surat-menyurat; 4) menguasai/memahami masalah.
2.1.3.1 Jenis-jenis Surat Surat secara umum digolongkan menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga apabila ditinjau dari segi bentuk, isi dan bahasanya. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat resmi, dan surat dinas (http://www.wikipedia.com/id.wikipedia.org/wiki/Surat). 1) Surat Pribadi Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi atau dapat dikatakan yang tujuannya hanya untuk seseorang. Surat dapat berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi yaitu: a. tidak menggunakan kop surat; b. tidak ada nomor surat; c. menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim; d. penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan penulis; e. format surat bebas. Contoh surat pribadi adalah surat izin dari orangtua untuk sekolah, surat cinta dari pasangan, surat undangan ulang tahun, surat kepada sahabat, serta masih banyak lagi. Meskipun surat pribadi tidak resmi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat pribadi, misalnya etika dan sopan santun berkirim surat serta bahasa yang digunakan haruslah sopan dan santun. Bagian-bagian surat tidak resmi (surat pribadi): a. nama kota dan tanggal pembuatan surat; b. alamat yang dituju; c. salam pembuka surat; d. tubuh surat yang terdiri dari: a) pembuka surat; b) isi surat; c) penutup surat. e. salam penutup;
11
f.
nama pembuat surat.
2) Surat Resmi Surat resmi adalah surat yang biasa digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan, instansi, maupun organisasi. Ciri-ciri surat resmi adalah: a. menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi, b. ada nomor surat, lampiran, dan perihal, c. menggunakan salam pembuka dan salam penutup yang lazim, d. penggunaan ragam bahasa resmi, e. menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi, f.
ada aturan format baku.
Bagian-bagian surat resmi yang harus diketahui adalah: a. kepala/kop surat yang berisi nama instansi/lembaga, alamat instansi, dan logo instansi, b. nomor surat yakni urutan surat yang akan dikirimkan, c. lampiran yaknni berisi lembaran lain yang disertakan selain surat, d. hal isinya berupa garis besar dari surat tersebut, e. tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat), f.
alamat yang dituju,
g. pembuka/salam pembuka (diakhiri dengan tanda koma), h. isi surat yang berisi uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditullis degan huruf kecil, terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikannya, i.
penutup surat berisi salam penutup, jabatan, tandatangan, nama,
j.
tembusan surat berisi penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu kegiatan. Contoh surat resmi adalah surat undangan, surat edaran, dan surat pemberitahuan.
3) Surat Niaga Surat niaga adalah surat yang biasa bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti usaha industri, bisnis, dan usaha jasa. Biasanya surat niaga dibuat
12
oleh perusahaan untuk mencari keuntungan. Surat niaga sangat berguna dalam membangun hubungan dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik dan benar. Ada beberapa macam yang termasuk dalam surat niaga yaitu surat jual beli, kwitansi, dan perdagangan. Penulisan format surat niaga hampir sama dengan surat resmi.
2.1.3.2 Bentuk-bentuk Surat Bentuk surat merupakan salah satu faktor yang menentukan baik atau kurangnya suatu surat itu sendiri. Bentuk surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat. Terdapat beberapa bentuk surat yang ada yaitu bentuk lurus, bentuk setengah lurus, dan bentuk
lekuk
(http://www.google.com/4guss.blogspot.com/2013/03/makalh-surat-
menyurat.html). 1) Bentuk Lurus Bentuk lurus adalah suatu bentuk surat yang diketik semuanya mulai dari pasak garis pinggir kiri. Selain tempat dan tanggal serta salam penutup, nama perusahaan (kantor),nama dan jabatan yang akan menandatangani diketik mulai dari tengah-tengah antara tepi kanan dan tepi kiri kertas. 2) Bentuk Setengah Lurus Bentuk setengah lurus adalah bentuk surat yang hampir sama dengan bentuk lurus namun perbedaannya terletak pada pengetikan isi saja yaitu setiap alenia baru masuk lima spasi. 3) Bentuk Lekuk Bentuk surat ini agak sedikit berbeda dengan bentuk yang lainnya. Pada bentuk surat lekuk tempat dan tanggal, salam penutup serta nama dan jabatan diketik sebelah kanan, sedangkan isi surat diketik dari pasak pinggir sebelah kiri dengan ketentuan bahwa setiap alenia baru masuk ke dalam lima spasi. . 2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8). Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus
13
mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif. Kooperatif berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperate yang berarti bekerja bersama-sama. Pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran kooperatif
adalah strategi
belajar
dengan
sejumlah siswa sebagai
anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2009:14). Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2010:12) mengatakan, bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Terdapat empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu, adanya peserta didik yang terbagi dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai (Sanjaya, 2008: 241). Pembelajaran kooperatif adalah miniatur dari bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing (Suyatno, 2009:51). 2.1.5 Karakteristik dan Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam http://blog.tp.ac.id/model-pembelajaran-kooperatif) pembelajaran kooperatif adalah: “... suatu model pembelajaran saat ini yang banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia”. Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif karena menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun
14
pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, namun tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Roger dan David dalam Suprijono (2010: 58) mengatakan bahwa tidak semua belajar berkelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Prosedur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu yang bercirikan memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat dan diakui dari perolehan pengetahuan yang didistribusikan dalam bentuk nilai hasil belajar. Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah setiap anggota memiliki peran, terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran sebagaimana dikemukakan Slavin dalam Isjoni (2009:33), yaitu: a) Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok ini diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. b) Pertanggungjawaban individu, pertanggungjawaban ini menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. c) Kesempatan yang sama untuk berhasil, setiap siswa baik yang berprestasi rendah atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase
Aktivitas Guru Fase 1: Guru menyampaikan semua tujuan yang Menyampaikan tujuan dan memotivasi ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan siswa. memotivasi siswa. Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada siswa Menyajjikan informasi. dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3: Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasikan siswa ke dalam bagaimana caranya membentuk
15
kelompok-kelompok belajar.
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien. Fase 4: Guru membimbing kelompok-kelompok Membimbing kelompok bekerja dan belajar. belajar pada saaat mengerjakan tugas. Fase 5: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Faase 6: Guru mencari cara untuk menghargai Memberikan penghargaan. upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok. Sumber http://merenungla.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-kooperatif.html 2.1.6 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Complete Sentence Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses belajar-mengajar guru hendaknya mampu mempergunakan berbagai jenis model pembelajaran secara tepat sehingga mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, aktif dan menyenangkan. Model pembelajaran menurut Soekamto (dalam Tarigan 2011:22) adalah: “... konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis yang dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan dalam belajar tertentu dan sebagai pedoman untuk para guru di dalam merencanakan kegiatan/aktivitas belajar mengajar. Dengan model pembelajaran yang baik diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa seiring dengan kegiatan mengajar guru, dengan interaksi suasana yang edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing, sedangkan siswa berperan penerima dan dibimbing. Proses interaksi tersebut akan berjalan ideal dalam pembelajaran yang bermakna jika siswa lebih banyak aktif melakukan berbagai kegiatan belajar dibandingkan guru. Oleh karenanya model/metode mengajar yang baik adalah model pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan belajar aktif siswa”. Model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence adalah model pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence adalah sebagai berikut: (a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (b) Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.
16
(c) Guru membentuk kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen. (d) Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
(e) Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia. (f) Siswa berdiskusi secara berkelompok. (g) Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal. (h) Simpulan.
( http://007indien.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-complete-
sentence. html) Prinsip/ciri-ciri Complete Sentence adalah (a) soal yang disampaikan berupa kalimat yang belum lengkap, sehingga makna/arti kalimat tersebut dapat dimengerti, (b) kalimat yang banyak dan saling berkaitan dalam sebuah paragraf dan belum sempurna serta belum dimengerti maknanya, (c) kalimat yang dapat dilengkapi dengan pilihan kata yang disediakan, (d) harus diisi dengan kata-kata tertentu, misal istilah keilmuan/kata asing, (e) jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan.
2.1.6.1 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complete Sentence Model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence merupakan salah satu model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa. Oleh karena itu beberapa kelebihan model kooperatif tipe Complete Sentence juga sering muncul dalam pembelajaran. Melalui
http:
//merenungla.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-complete-
sentence.html. Beberapa kelebihan model kooperatif tipe Complete Sentence antara lain sebagai berikut: 1) Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangkan satu kata dalam kalimat. 2) Materi akan terarah dan tersaji secara benar, sebab guru terlebih dahulu. 3) Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenal materi, menjabarkan uraian materi sebelum pembagian kelompok. 4) Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai orang lain dalam berdiskusi. 5) Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelasnya. 6) Akan dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui lembar kerja yang dibagikan kepadanya, sebab mau tidak mau dia harus menghafal atau paling tidak
17
membaca materi yang diberikan kepadanya. Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak jawabannya 7) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dimintai tanggungjawabnya atas hasil diskusi. Simpulan model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence adalah model pembelajaran yang sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Model pembelajaran ini sebenarnya mempermudah guru namun terkadang guru kurang inovatif dan kreatif dalam membuat soal, dan siswa kurang terpacu untuk mencari jawabannya karena hanya tinggal menebak kata-kata yang rumpang yang jawabannya telah disediakan
2.1.6.2 Prosedur Model Kooperatif Tipe Complete Sentence Agar proses pembelajaran menulis argumentasi dengan model Complete Sentence berjalan dengan lancar dan menghasilkan tujuan belajar secara efektif maka guru perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut: a. Mempersiapkan lembar kerja siswa dan modul. b. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. c. Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya. d. Guru membentuk kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen. e. Guru membagikan lembar kerja yang berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap. f.
Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi paragraf dengan kunci jawaban yang tersedia.
g. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok. h. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta didik membaca sampai mengerti atau hafal. i.
Simpulan. http://007indien.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-completesentence. html.
18
2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Yayu Bakta (2013) dalam Journal Universitas Siliwangi Tasikamalaya, dengan judul Penerapan Model pembelajaran Kooperatife Tipe Complete Sentences Dalam Pembelajaran Menulis Pada Siswa Kelas VIII MTs Mathla Ulfalah Wakap menunjukkan perubahan dan peningkatan menulis dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus satu adalah 65,12. Siswa yang mencapai KKM adalah 3 orang (15%) dan yang belum mencapai KKM 17 orang (85%) dari 20 siswa. Sedangkan paada siklus dua, perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 83,7. Semua siswa berhasil mencapai standart KKM. Adanya perubahan dan peningkatan perolehan proses dan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran complete sentence dalam pembelajaran menulis sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis. Penelitian yang dilakukan oleh Memi Amalia Susanti (2013) dalam Jurnal pembelajaran
bahasa dan Sastra Universitas Terbuka, dengan judul Peningkatan
Kemampuan Siswa dalam Menulis Surat Pribadi melalui Model Kooperatif Complete Sentence. Penulis melaksanakan penelitian yang terbagi menjadi beberapa siklus yaitu siklus I sampai siklus III, dari tanggal 5 September 2011 sampai dengan tanggal 19 September 2011. Dari 30 siswa di kelas VII diperoleh hasil 8 siswa atau 26% yang memperoleh nilai diatas 60 sedangkan 22 orang siswa atau 74% yang masih memperoleh nilai rendah atau di bawah nilai maksimum. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 53% sedangkan dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan 18%. Penelitian yang dilakukan oleh Wiroso, Bambang (2007), dengan judul Peningkatan Menulis Melalui Penerapan Complete Sentence Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Pucakwangi Pati Tahun Pelajaran 2006/2007. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Complete Sentence dapat meningkatkan Peningkatan Penggunaan Menulis. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil peningkatan setiap siklus dan kondisi awal rata-rata menulis kalimat pada siklus 1 rata-rata sebesar 63,1 dengan kategori cukup. Rata-rata hasil belajar menulis kalimat pada siklus 2 sebesar 78,1 dengan kategori baik
19
Penelitian yang dilakukan oleh Samadi (2009) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Metode Complete Sentence pada Siswa kelas VI SD Negeri Mulyoharjo 01 Tahun Pelajaran 2008/2009. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa hasil tes belajar rata-rata nilai kemampuan menulis surat siswa meningkat 62,3 meningkat pada siklus I sebesar menjadi 69,8 dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 79,5. Untuk rata-rata daya serap klasikal mengalami peningkatan yaitu sebesar 76,66% pada prasiklus menjadi 80% pada siklus I, dan lebih meningkat pada siklus II menjadi 99,66%. Dari beberapa penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu maka ada beberapa kesamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan antara lain kesamaannya adalah: 1. Penelitian diupayakan untuk meningkatkankan keterampilan Berbahasa Indonesia aspek menulis. 2. Penelitian menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas. 3. Penelitian ada yang dilakukan pada pembelajaran siswa SD. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut: 1. Ada penelitian yang dilakukan pada siswa SMP. 2. Penelitian ada yang kurang sesuai dengan materi di SD.
2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran yang baik adalah terlibatnya siswa dalam proses belajar mengajar. Model kooperatif tipe Complete Sentence merupakan salah satu model pembelajaran yang cenderung merangsang anak untuk belajar secara aktif baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran memerlukan suatu inovasi, salah satunya melalui model Complete Sentence juga digunakan untuk meningkatkan suatu keterampilan atau ketangkasan siswa dari apa yang telah dipelajarinya. Adapun kerangka pikir mengenai penggunaan model pembelajaran Complete Sentence pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi surat tidak resmi dapat ditunjukkan melalui peta konsep berikut:
20
Model Pembelajaran Complete Sentence
Mudah dibuat oleh guru
Menyenangkan
Kerjasama
Mudah memadukan kalimat rumpang
Siswa mudah untuk mengerti dan menghafal
Pembelajaran mudah diterima dan dimengerti siswa
Hasil pembelajaran menulis surat tidak resmi
Gambar 2.1 Peta Konsep Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar menulis surat tidak resmi setelah diterapkan model kooperatif tipe Complete Sentence pada siswa kelas IV semester l SDN Pati Wetan 01 tahun pelajaran 2013/2014.