BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1
Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu
suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Anggaran mutlak sekali diperlukan sebagi pedoman didalam melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan.
2.1.1
Pengertian Anggaran Pengerian anggaran /budget yaitu penentuan terlebih dahulu tentang
aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Hal ini menunjukan bahwa anggaran mempunyai peranan penting sebagai sarana intuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut M. Munandar (2000,1): “ Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam kesatuan (moneter) dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang”. Sedangkan menurut Ellen Christina (2002,1) mengemukakan sebagai berikut: “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang”.
6
7
Jadi, pengertian diatas menyimpulkan bahwa anggaran merupakan perencanaan secara sistematis (dinyatakan dalam bentuk angka), mencakup seluruh kegiatan didalam perusahaan dan berlaku untuk masa depan atau masa yang akan datang.
2.1.2
Jenis-jenis Anggaran Beberapa jenis Anggaran menurut M. Nafarin (2001;15) Anggaran
dikelompokan dari beberapa sudut pandangan sebagai berikut: 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari: -
Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan yang berbeda). Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. -
Anggaran Tetap, yaitu anggaran disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari: -
Anggaran Periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. -
Anggaran Cotinue, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan
8
perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari: -
Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. -
Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Untuk keperluan investasi barang, modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk (master budget). -
Anggaran operasional, adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan Rugi Laba. Anggaran operasional antara lain: 1. Anggaran penjualan 2. Anggaran biaya pabrik 3. Anggaran biaya bahan baku 4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung 5. Anggaran biaya overhead pabrik 6. Anggaran beban usaha 7. Anggaran Laporan Rugi Laba
-
Anggaran keuangan, adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari:
9
Anggaran kas Anggaran piutang Anggaran persediaan Anggaran Utang Anggaran Neraca
2.1.3
Unsur-Unsur Anggaran Menurut M. Munandar (2000;1) Anggaran mempunya 4 unsur, yaitu: 1. Rencana Ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Anggaran juga merupakan suatu rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. Hanya saja, anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasispesifikasi khusus, seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter. Dengan demikian jelas bahwa anggaran hanyalah merupakan salah satu bagian saja dari rencana-rencana perusahaan, sebab masih ada rencana perusahaan yang tidak termasuk anggaran, karena tidak mempunyai spesifikasispesifikasi khusus seperti anggaran. Rencana-rencana semacam itu misalnya rencana tentang penggunaan lembaga-lembaga saluran distribusi yang akan datang (Agen, Pedagang besar, Pedagang Kecil, dan sebagainya).
10
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana untuk menghadapi waktu yang akan datang, antara lain ialah: Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal tentang apa yang dilakukannya nanti. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal, alternatif apakah yang akan dipilihnya nanti. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang. Oleh karena rencana dijadikan sebagai suatu pedoman kerja, maka sudah semestinyalah jika rencana disusun secara sistematis, terperinci, jelas dan tidak menimbulkan berbagai macam tafsiran, serta memungkinkan untuk dilaksanakan (tidak terlampau muluk-muluk). Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan (relisasi) dari rencana tersebut diwaktu yang akan datang. Dengan adanya suatu rencana, maka perusahaan mempunyai tolak ukur untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan-kegiatan perusahaan nanti
11
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Yaitu, mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan
yang
berhubungan
dengan
masalah-masalah
personalia (personnel). Mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja, maka sudah semestinyalah bahwa anggaran harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Bilamana ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak direncakan (tidak tercakup dalam anggaran) berarti ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak mempunyai pedoman dan arah, sehingga tidak bisa diharapkan partisipasinya didalam saling bahumembahu serta saling menunjang secara terkoordinasikan dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Dengan demikian jelas bahwa jika anggaran tidak meliputi seluruh kegiatan perusahaan, akan dapat menggangu kelancaran jalannya perusahaan nantinya, yang berarti pula akan menggangu jalannya kegiatan untuk merealisasikan anggaran itu sendiri. Walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk tidak memasukkan sesuatu kegiatan kedalam anggaran, yaitu bilamana kegiatan tersebut
12
dipandang tidak terlalu penting kaitannya dengan kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya. 3. Dinyatakan dalan unit Moneter, Yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Unit moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beranekaragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbeda-beda, seperti misalnya bahan mentah menggunakan kesatuan berat (kilogram dan sebagainya), kesatuan panjang (meter dan sebagainya), kesatuan luas (meter persegi dan sebagainya), kesatuan jarak (kilometer dan sebagainya). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat didalam anggaran adalah taksiran (Forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dalam kaitannya dengan masalah jangka waktu (periode) anggaran, dikenal dua macam anggaran, yaitu: a.
Anggaran Strategis (strategic budget), ialah anggaran yang berlaku untuk jangka panjang, yaitu jangka waktu yang melebihi satu periode akutansi (melebihi satu tahun).
13
b.
Anggaran Taktis (Tactical budget), ialah anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akutansi atau kurang.
2.1.4
Tujuan dan Manfaat Anggaran Menurut M. Nafarin (2000;12) Tujuan dan manfaat anggaran dijabarkan
sebagai berikut: Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain: 1. Untuk digunakan sebagai landasan yurisis formal dalam memilih sumber dan pengunaan dana. 2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. 4. Untuk melaksanakan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. Manfaat Penyusunan anggaran: 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai 3. Dapat memotivasi pegawai 4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu kepada pegawai 5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
14
2.1.5
Kegunaan Anggaran Sementara itu M. Munandar (2000;10) menyebutkan bahwa anggaran
mempunyai kegunaan pokok, yaitu: 1. Sebagai pedoman kerja Angggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagianbagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, serta saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat banding untuk menilai
(evaluasi)
realisasi
kegiatan
perusahaan
nanti.
Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja dari perbandingan tersebut. Dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk
15
menyusun rencana-rencana (Anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.1.6
Prosedur Penyusunan Anggaran Prosedur Penyusunan anggaran sangat dipengaruhi oleh jenis perusahaan,
sebab setiap perusahaan memiliki aktivitas dan permasalahan yang berbeda. Stoner and Freeman (2002;17) mengemukakan 2 prosedur penyusunan anggaran yang biasanya digunakan dalam suatu organisasi, yaitu: 1.Top-Down Budgeting Merupakan prosedur penyusunan anggaran yang ditentukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan dengan sedikit atau bahkan tidak ada konfirmasi pada manajer tingkat bawah. Keuntungannya adalah waktu penyusunan yang singkat dan terkoordinasinya anggaran antar bagian. Kelemahannya adalah tidak memperhitungkan kebutuhan tiap bagian dengan tepat, karena semuanya merupakan keperluan sepihak dari Top Manajemen. 2. Bottom-Up Budgeting Merupakan prosedur penyusunan anggaran yang disiapkan oleh pihak yang melaksanakan anggaran tersebut, kemudian anggaran diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan. Kentungannya adalah penyusunan anggaran oleh bagian-bagian yang benar-benar membutuhkan dana atau yang akan memberikan penghasilan sehingga tingkat keakuratannya sangat tinggi. Kelemahannya adalah waktu penyusunan yang lama dan kurangnya koordinasi antar bagian.
16
Pada kenyataannya perusahaan menggunakan Bottom Up Budgeting sebagai prosedur penyusunan anggarannya, dengan pertimbangan bahwa dengan prosedur tersebut mereka akan lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh perusahaannya, sehingga mereka dapat mempersiapkan suatu perincian yang lebih realistis untuk mendukung anggaran yang mereka siapkan. Dengan demikian anggaran yang telah disusun merupakan hasil kesepakatan bersama, yang sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu. Kesepakatan bersama ini sangat penting agar pelaksanaan anggaran benar-benar didukung oleh seluruh bagian
yang ada dalam perusahaan,
sehingga
mempermudah terjadinya kerjasama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik. Menurut Mulyadi (2001;493) prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan sbb: 1. Penetapan sasaran oleh manajer tingkat atas. 2. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer tingkat bawah. 3. Penelaahan oleh manajer tingkat atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer tingkat bawah. 4. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer tingkat bawah. Pada dasarnya yang wewenang dan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan budgeting lainnya ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah
17
yang berwenang dan paling bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan lainnya tidak harus ditangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.
2.1.7
Perbedaan Anggaran dengan Ramalan Sebagian masyarakat beranggapan bahwa anggaran dan ramalan itu sama,
karena keduanya beroriantasi kemasa yang akan datang. Perencanaan dan pembuatan ramalan bukanlah rencana, ramalan lebih bersifat suatu pernyataan atau suatu perkiraan dalam bentuk kuantitas keadaan dimasa datang tentang sautu hal tertentu (misalnya pendapatan penjualan) berdasarkan satu atau lebih asumsi yang jelas. Ramalan harus selalu menjelaskan asumsi yang menjadi dasarnya. Ramalan harus dianggap hanya salah satu masukan dalam pembuatan rencana. Manajemen suatu perusahaan dapat menerima, mengubah atau menolak suatu ramalan. Sebaliknya, perencanaan memasukkan keputusan manajemen yang dasarnya pada ramalan masukan lain, pertimbangan manajemen tentang hal-hal yang berkaitan dengan volume penjualan harga, kegiatan penjualan, produksi dan pembiayaan. Anggaran mempunyai beberapa aspek yang berbeda dibandingkan dengan peramalan. Anggaran merupakan rencana manajemen yang mendasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil penyusun anggaran agar realisasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk memberikan gambaran
18
gambaran bahwa antara pengertian anggaran dan ramalan itu berbeda, maka menurut Glenn A. Welsch dan kawan-kawan (2000;174) diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy mengatakan ramalan sebagai berikut: “Ramalan (forecast) bukan merupakan rencana melainkan suatu pernyataan atau penaksiran terukur dari keadaan dimasa yang akan datang tentang pokok tertentu berdasarkan satu atau lebih asumsi yang jelas”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu perencanaan manajemen dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh pelaksanaan anggaran, agar pelaksanaan sesungguhnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sedangkan suatu ramalan hanyalah suatu dugaan tentang apa yang mempunyai kemungkinan besar akan terjadi. Perbedaan antara anggaran dan ramalan pada umumnya ada 7 yaitu: ANGGARAN: 1. Rencana yang sudah disahkan 2. Anggaran adalah suatu kejadian dimasa yang akan datang yang digambarkan dalam operasi perusahaan selalu dinyatakan dalam satuan uang 3. Menyangkut periode satu tahun 4. Berisi komitmen manajemen 5. Di-review oleh pejabat yang lebih tinggi 6. Hanya dapat berubah pada kondisi tertentu 7. Dianalisis antara anggaran dan direalisasi, dianalisis secara formal yang akan dilaksanakan oleh manajemen dalam melakukan operasi perusahaan atau ada tindak lanjut (corrective action).
19
RAMALAN: 1. Rencana yang belum disahkan 2. Ramalan adalah perencanaan awal tentang kegiatan perusahaan, tidak selamanya dinyatakan dalam satuan tetapi dapat dinyatakan dalam satuan unit barang 3. Tidak harus satuan atau unit barang 4. Tidak terikat pada orang-orang 5. Tidak perlu menggunakan review 6. Dapat berubah kapan saja 7. Tidak dianalisis secara formal (tidak ada tindak lanjut). Perbedaan pengertian anggaran dan ramalan diatas dapat diperinci dengan memberikan karakteristik anggaran dan ramalan yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001;489-490) sebagai berikut: Karakteristik anggaran: 1. Anggaran dinyatakan dalam bentuk nilai satuan uang, akan tetapi didukung dengan jumlah yang bukan satuan nilai uang (misalnya jumlah unit yang akan dijual) 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran 4. Usulan anggaran dibahas dan disetujui oleh pihak yang berwenang yang lebih tinggi dari penyusunan anggaran
20
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah pada kondisi tertentu 6. Secara periodik kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan selisihnya akan dianalisis serta dijelaskan. Karakteristik Ramalan: 1. Ramalan dapat dinyatakan dalam satuan keuangan atau dalam satuan selain keuangan 2. Ramalan dapat mencakup berbagai macam jangka waktu 3. Penyusunan ramalan tidak bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil yang diramalkan 4. Ramalan tidak memerlukan persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi 5. Ramalan akan selalu dimutakhirkan jika informasi baru menunjukkan perubahan kondisi 6. Penyimpangan dari yang diramalkan tidak dianalisis dengan formal atau secara berkala. Penyusun ramalan melakukan analisis terhadap penyimpangan hasil ramalan dengan apa yang diramalkan, namun tujuan analisis ini adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam melakukan ramalan. Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa ramalan hanya merupakan suatu gambaran mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang tanpa siperamal sendiri diberi tanggung jawab atas apa yang telah diramalkan sedangkan anggaran merupakan proses memutuskan apa yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu anggaran telah ditetapkan, maka manajer akan diberi tanggung jawab untuk mencapainya.
21
Dengan demikian jelaslah bahwa anggaran dan ramalan berbeda. Akan tetapi ramalan mempengaruhi penyusunan Anggaran Penjualan, yaitu dalam pembuatan Anggaran Penjualan yang dasarnya adalah ramalan penjualan digunakan sebagai alat bantu untuk menyusun anggaran.
2.2
Penjualan
2.2.1 Pengertian Penjualan Pada dasarnya, setiap perusahaan tidak terlepas dari aktivitas penjualan barang maupun penjualan jasa. Hasil penjualan tersebut yang telah dikurangi dengan biaya-biaya akan menghasilkan laba yang akan digunakan perusahaan untuk kelangsungan usahanya. Pengertian penjualan menurut John Dowes dan kawan-kawan yang diterjemahkan oleh Soesanto Budhidarmo (2002;495) adalah sebagai berikut: “ Penjualan ialah pendapatan yang diterima ditukarkan dengan barang/ jasa dan dicatat untuk suatu periode akutansi tertentu, baik atas dasar kas (sebagaimana diterima) / atas dasar aktual (sebagaimana diperoleh)”. Secara sederhana penjualan diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak atas barang atau jasa dari pihak penjual kepada pihak pembeli yang disertai dengan penyerahan imbalan dari pihak penjual kepada pihak pembeli yang disertai dengan penyerahan tersebut. Aktivitas penjualan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan erat kaitannya dengan masalah distribusi. Agar distribusi dapat dilakukan secara baik maka harus diketahui terlebih dahulu klasifikasi yang diinginkan.
22
Aktivitas penjualan merupakan pusat perhatian utama, karena keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan untuk menjual barang/jasa kepada konsumen.
2.2.2 Anggaran penjualan Anggaran
penjualan
merupakan
rencana
dalam
penentuan
tujuan
perusahaan, dan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran-anggaran dalam perusahaan. Sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun paling awal dari pada semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan. Dalam penyusunan anggaran operasional perusahaan, biasanya kegiatan pertama yang dilakukan adalah membuat anggaran penjualan. Pada umumnya anggaran penjualan menggambarkan penghasilan yang diterima karena adanya penjualan. Anggaran meliputi anggaran tentang jenis produksi yang akan dijual, volume produksi yang akan dijual, harga per unit, waktu penjualan dan daerah penjualan. Anggaran penjualan merupakan dasar untuk penyusunan anggaran lainnya seperti: anggaran produksi, anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran overhead pabrik, anggaran administrasi dan umum, anggaran biaya penjualan, anggaran kas, anggaran persediaan, anggaran aktiva tetap, anggaran hutang lancar, anggaran neraca, anggaran rugi/ laba dan anggaran lainnya. Oleh karena itu, setelah anggaran penjualan disusun dilanjutkan dengan menyusun anggaran keuangan, semua dibuat dengan berpedoman kepada Anggaran Penjualan.
23
Berikut ini pengertian Anggaran Penjualan menurut Munandar (2001;49) yaitu: “Anggaran penjualan yaitu anggaran yang merencanakan secara lebih terinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis barang yang akan dijual, jumlah barang yang akan dijual, jumlah barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat penjualannya”. Jadi dari definisi diatas dapat diartikan bahwa Anggaran Penjualan merupakan suatu rencana terinci yang menunjukkan penjualan perusahaan, yang biasanya dinyatakan dalam nilai uang dalan satuan produk untuk periode yang akan datang. Anggaran Penjualan dapat membantu
manajemen dalam
mengendalikan aktivitas perusahaan, karena Anggaran Penjualan dalam perusahaan merupakan alat perencanaan dan pengendalian.
2.2.3
Forecast Penjualan Adalah suatu perkiraan/ proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen
potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu. Dalam hal ini hasil suatu forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantitatif (dinyatakan dalam angka) terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu. Meskipun demikian, hasil perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana. Hal ini disebabkan karena: 1. Forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantifisir terhadap kondisi masa depan mengenai subjek tertentu, misalnya penjualan.
24
2. Forecast penjualan merupakan proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu, dengan menyebutkan asumsi yang mendasarinya 3. Forecast selayaknya hanya dipandang sebagai bahan masukan untuk mengembangkan suatu rencana penjualan 4. Manajemen dapat menerima, memodifikasi atau menolak hasil dari suatu forecast. Metode-metode yang digunakan Metode forecast penjualan dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Judgmental
Method
atau
Non
Statistical
Method,
yakni
metode
memproyeksikan penjualan yang berdasar pada pendapat salesman, sales manajer, para ahli dan survei konsumen 2. Statistical method, meliputi: A. Analisa Trend, yang terdiri dari: - Penerapan garis trend secara bebas - Penerapan garis trend dengan metode setengah rata-rata - Penerapan garis trend secara matematis, yang terbagi menjadi: a. Metode Moment b. Metode Kuadrat terkecil (least square) B. Analisa Korelasi
3. Spesific Purpose Method, meliputi: a. Analisa Industri
25
b. Analisa Product Line c. Analisa Penggunaan Akhir Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan cara pembuatan forecast penjualan, antara lain: a. Sifat produk b. Metode distribusi c. Luas usaha d. Persaingan e. Data histories yang tersedia. Beberapa kebijaksanaan yang dipengaruhi oleh hasil forecast penjualan, antara lain: a. Kebijaksanaan perencanaan produksi b. Kebijaksanaan persediaan c. Kebijaksanaan pemakaian mesin d. Kebijaksanaan investasi aktiva tetap e. Kebijaksanaan pembelian bahan baku dan bahan pembantu f. Kebijaksanaan aliran kas.
26
Contoh kasus: Perusahaan Rokok DJARUM Data Penjualan selama 8 tahun terakhir Tahun
Penjualan
Tahun
Penjualan
1995
8.000
1999
10.400
1996
8.800
2000
10.800
1997
10.000
2001
12.000
1998
9.200
2002
12.400
Y = a+bx 1. Metode Least Square (kuadrat terkecil) Parameter X disusun dan diusahakan agar jumlahnya sama dengan nol (ZX = 0) Tahun (n)
Penjualan (y)
X
X2
XY
1995
8.000
-7
49
-56.000
1995
8.800
-5
25
-44.000
1997
10.000
-3
9
-30.000
1998
9.200
-1
1
-9.200
1999
10.400
1
1
10.400
2000
10.800
3
9
32.400
2001
12.000
5
25
60.000
2002
12.400
7
49
86.800
Jumlah (∑ )
81.600
0
168
50.400
27
a=
∑ y = 81600 = 10200 n
8
b=
∑ xy = 50400 = 300 ∑ x 168 2
RUMUS : Y = a + bX Y 2003 = 10200 + 300(9) = 12900
2. Metode Moment Tahun (n)
Penjualan (y)
X
X
XY
1995
8.000
0
0
0
1995
8.800
1
1
8.800
1997
10.000
2
4
20.000
1998
9.200
3
9
27.600
1999
10.400
4
16
41.600
2000
10.800
5
25
54.000
2001
12.000
6
36
72.000
2002
12.400
7
49
86.800
Jumlah (∑ )
81.600
28
140
310.800
∑ XY = a.∑ X + b.∑ X 81.600 = 8a + 28b
2
(X 5)
408.000 = 40a + 140b
310.800 = 28a +140b (X 1)
310.800 = 28a + 140b 97.200 = 12a a = 8.100
28
∑ Y = a.n + b.∑ X
Rumus : Y = a + bX
81.600 = 8.100 (8) + 28b
Y = 8.100 + 600X
= 64.800 + 28b
Y 2003 = 8.100 + 600 (8)
b = 600
Y = 12.900
∑ Y = Jumlah data historis n = Jumlah waktu data x = Nilai pada setiap periode waktu a = Nilai Y pada titik 0 b = Lereng garis lurus 3. Metode setengah rata-rata (semi average) Tahun (n)
Penjualan (y)
X
1995
8.000
-3
1995
8.800
-1
1997
10.000
1
1998
9.200
3
1999
10.400
5
2000
10.800
7
2001
12.000
9
2002
12.400
11
Jumlah (∑ )
81.600
13
a = rata-rata kelompok 1
29
x 2 − x1 n
b=
n = jarak waktu antara x1 dengan x2 X = jumlah tahun dihitung dari periode dasar (nilai pada setiap periode waktu) x1 =
36.000 = 9.000 (a) 4
x2 =
45.600 = 11.400 (dengan skala dua) 4
b=
11.400 − 9.000 = 600 4
b=
600 = 300 (dengan skala satu) 2
a=
∑ y = 81600 = 10200 n
8 Rumus : Y = a + bX
b=
∑ xy = 50400 = 300 ∑ x 168 2
Y = 9.000 + 300x Y 2003 = 9.000 + 300 (13)
= 12900 4. Forecast berdasarkan metode khusus a. Analisis Industri Dalam analisis ini lebih ditekankan pada “Market Share” yang dimiliki perusahaan. Analisis ini menghubungkan potensi penjulan perusahaan dengan industri pada umumnya (volume, posisi dalam persaingan). Tahapan dalam pemakaian analisis industri : 1. Membuat proyeksi permintaan industri
30
2. Menilai posisi perusahaan dalam persaingan Market Share =
Permintaan Perusahaan * 100% Permintaan industri
b. Analisis product line Umumnya analisis product line digunakan pada perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang tidak mempunyai kesamaan, sehingga dalam membuat forecastnya harus terpisah. c. Analisis penggunaan akhir Bagi perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi, masih memerlukan proses lebih lanjut menjadi produk jadi dan siap untuk dikosumsi, maka dalam pembuatan forecastnya ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada kaitannya dengan produk yang dihasilkan.
2.3.1 Penyusunan, Perhitungan dan Pelaksanaan Anggaran Penjualan Penyusunan Anggaran Penjualan pada hakekatnya sama dengan prosedur penyusunan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan. Yang perlu diperhatikan disini adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan. Penyusunan Anggaran Penjualan secara umum adalah sbb: 1. Menganalisa informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi 2. Untuk mengetahui volume penjualan yang dihadapi oleh perusahaan 3. Menentukan perencanaan strategi yaitu menentukan tujuan perusahaan
31
4. Mengkomunikasikan tujuan organisasi dan rencana jangka panjang khususnya dalam hal penjualan 5. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi kegiatan artinya memilih cara yang akan digunakn untuk mencapai tujuan 6. Menyerahkan revisi usulan Anggaran Penjualan kepada komite anggaran untuk dievaluasi 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi Anggaran Penjualan perusahaan 8. Pengesahan revisi Anggaran Penjualan perusahaan. Perhitungan anggaran penjualan merupakan hal yang sangat penting dalam pengendalian suatu perusahaan. Dalam hal ini, perhitungan Anggaran Penjualan merupakan informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil perhitungan yang telah dicapai berdasarkan rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumya.