BAB II BAHAN RUJUKAN
2.1.
Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai badan usaha yang mengorganisasi pemanfaatan dan pendayagunaan
sumber daya ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya. Salah satu keberhasilan koperasi didalam mengelola gerak usahanya dapat dilihat dalam pencapaian tujuan, yaitu memberikan kesejahteraan bagi anggotanya. Pihak pengurus koperasi harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anggota guna meningkatkan produktivitas usahanya.
2.1.1. Pengertiaan Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris “Cooperation” yaitu dari kata “Co” yang berarti bersama-sama dan “Operation” yang berarti kerja, artinya kerjasama yang terjadi antara beberapa orang untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan yang sama itu adalah kepentingan ekonomi berupa peningkatan kesejahteraan bersama. Menurut UUD Tahun 1945 pasal 33 ayat 1 juga telah digariskan bahwa : “Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Pengertian koperasi menurut SAK No.27 IAI (2009;27.3) adalah sebagai berikut : “Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
2.1.2. Tujuan Koperasi Tujuan koperasi menurut SAK (2009;2.10) adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dengan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada koperasi.
2.1.3. Fungsi dan Peran Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah : 1.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2.
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3.
Memperkokoh
perekonomian
rakyat
sebagai
dasar
kekuatan
dan
ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya. 4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
5.
Mengembangkan kreatifitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.
2.1.4. Prinsip dan Jenis Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu : •
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
•
Pengelolaan dilakukan secara demokratis
•
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
•
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
•
Kemandirian
•
Pendidikan perkoperasian
•
Kerjasama antar koperasi Jenis-jenis koperasi menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 pasal 17, koperasi dapat
dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya, yaitu : ¾ Koperasi Simpan Pinjam, yaitu koperasi yang bergerak di bidang simpan dan pinjaman. ¾ Koperasi Konsumen, yaitu koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli, membeli barang konsumsi. ¾ Koperasi Produsen, yaitu koperasi beranggotakan para pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya. ¾ Koperasi Pemasaran, yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya. ¾ Koperasi Jasa, yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
2.1.5. Sumber Modal Koperasi Menurut Soeradjiman (1996;45), modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri meliputi : 1.
Simpanan Pokok, yaitu sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
2.
Simpanan Wajib, yaitu jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya.
3.
Simpanan Khusus/Lain-lain, misalnya simpanan sukarela (simpanan yang dapat diambil kapan saja), simpanan Qurban, dan deposito berjangka.
4.
Dana Cadangan, yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukkan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
5.
Hibah, yaitu sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.
Modal pinjaman yang berasal dari pihak-pihak sebagai berikut : •
Anggota dan calon anggota.
•
Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antarkoperasi.
•
Bank dan lembaga keuangan yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
•
Sumber lain yang sah.
2.2.
Anggaran
2.2.1. Pengertian Anggaran Penganggaran perusahan (budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, perubahan modal, dan perubahan kas). Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Anggaran merupakan perkiraan atau rencana penerimaan dan pengeluaran dalam suatu periode tertentu. Atau merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh pelaksana anggaran untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Pengertian Anggaran menurut RA. Supriyono (2007;1) adalah : “Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”. Menurut M. Munandar (2001;1), pengertian Anggaran sebagai berikut : “Business Budget atau Budged (Anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Pengertian lain dari Anggaran menurut Ellen Christina dkk (2001;1) adalah: “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”.
Menurut Tendi dan Sri (2007;4), dalam menyusun anggaran harus diperhatikan syaratsyarat sebagai berikut : 1.
Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai
2.
Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi.
3.
Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental.
2.2.2. Klasifikasi Anggaran Menurut Tendi dan Sri (2007;6), klasifikasi anggaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1.
Berdasarkan ruang lingkup, anggaran terdiri dari : a) Anggaran Komprehensif, yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan ruang lingkup yang menyeluruh yang mencakup seluruh aktifitas perusahaan. b) Anggaran Parsial, yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan ruang lingkup yang terbatas yang hanya mencakup sebagian dari kegiatan perusahaan.
2.
Berdasarkan Fleksibilitas, anggaran terdiri dari : a) Anggaran Fixed (fixed budged), yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expenses, serta tidak diadakan revisi secara periodik. b) Anggaran Kontinyu (continues budged) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut
direncanakan revenue, cost, dan expenses, tetapi diadakan revisi secara periodik dan ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya. 3.
Berdasarkan Jangka Waktu, anggaran terdiri dari : a) Anggaran Jangka Pendek, yaitu anggaran operasional yang menunjukan rencana operasi atau kegiatan untuk satu periode akuntansi (biasanya 1 tahun) yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran pemakaian bahan langsung, anggaran pembelian bahan baku, anggaran upah langsung, anggaran biaya overhead, anggaran persediaan bahan baku dan barang jadi, anggaran biaya penjualan dan promosi, anggaran biaya administrasi, anggaran harga pokok barang yang dijual, anggaran laba/rugi yang diproyeksikan, anggaran sisa laba diproyeksikan, anggran pendapatan dan pengeluaran lain-lain, anggaran tambahan modal, anggaran kas, piutang dan daftar neraca yang diproyeksikan. b) Anggran Jangka Panjang, yaitu anggaran yang menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran dengan waktu lebih dari satu tahun.
2.2.3. Komponen Anggaran Induk Menurut Hansen dan Mowen (2004;357) anggaran utama terdiri dari : 1.
Anggaran Operasional (Operasional Budged), yaitu anggaran yang berisi taksirantaksiran tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Hasil akhir anggaran operasional adalah suatu perkiraan laporan laba rugi.
2.
Anggaran Keuangan (Financial Budged), yaitu anggaran yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang. Posisi keuangan yang diharapkan pada akhir periode anggaran ditunjukkan dalam
perkiraan atau proforma neraca. Oleh karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui hingga anggaran operasianal diketahui, anggaran operasional disarankan terlebih dahulu.
2.2.4. Fungsi dan Tujuan Penyusunan Anggaran Menurut Tendi dan Sri (2007;5), anggaran berfungsi untuk : 1.
Perencanaan (planning) •
Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan.
•
Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
2.
•
Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan.
•
Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
•
Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.
Koordinasi (Coordinating) •
Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan.
•
Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi.
•
Membantu
menempatkan
pemakaian
modal
pada
saluran-saluran
menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. • 3.
Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi.
Pengawasan (Controlling) •
Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran.
yang
•
Membantu mencegah pemborosan.
•
Membantu menetapkan standar baru.
Menurut Tendi dan Sri (2007;6), tujuan penyusunan anggaran adalah : 1)
Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
2)
Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.
3)
Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
4)
Untuk
mengkoordinasikan
cara/metode
yang
akan
ditempuh
dalam
rangka
memaksimalkan sumber daya. 5)
Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.
2.2.5. Manfaat dan Kelemahan Anggaran Menurut M. Nafarin (2004;12), manfaat anggaran adalah : a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai. d. Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi para manajemen. Menurut M. Nafarin (2004; 12), kelemahan anggaran adalah : a) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian. b) Menyusun anggaran yang cermat, menyusun waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. c) Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif.
2.2.6. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Faktor yang mempengauhi penyusunan anggaran menurut M. Munandar (2000;10) adalah : 1.
Faktor Intern (Controllable) merupakan faktor yang dapat diatur dan diawasi, meliputi : •
Data penjualan pada tahun-tahun yang lalu
•
Kebijaksanaan peusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, promosinya, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
•
Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
•
Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya atau keterampilan dan keahliannya.
•
Modal kerja yang dimiliki perusahaan
•
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan, dan
•
Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi maupun di bidang personalia.
2.
Faktor Ekstern (Uncontrollable) merupakan faktor yang tidak dapat diawasi, meliputi : •
Keadaan persaingan.
•
Tingkat pertumbuhan penduduk.
•
Tingkat penghasilan masyarakat.
•
Tingkat penyebaran penduduk.
•
Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
•
Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan.
•
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
2.2.7. Prosedur Penyusunan Anggaran Menurut Sofyan S Harahap (2001;83) terdapat tiga metode dalam prosedur penyusunan anggaran, yaitu : 1.
Metode Otoriter (Top Down) Anggaran yang disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya dan keikutsertaannya.
2.
Metode Demokrasi (Bottom Up) Anggaran yang disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Penyusunan anggaran yang akan dicapai di masa yang akan datang sepenuhnya diserahkan kepada para karyawan.
3.
Metode Campuran (Top Down dan Bottom Up) Perusahaan yang menyusun anggaran yang dimulai dari atasan yang kemudian selanjutnya oleh karyawan bawahan. Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggungjawab atas penyusunan anggaran serta
pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, adalah pimpinan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaan yang paling berwenang dan paling bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas untuk menyiapkan dan menyusun anggaran tidak harus ditangani oleh pimpinan perusahaan, tetapi dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Bagian apa dan siapa yang diberi tugas untuk mempersiapkan dan menyusun anggaran tergantung pada struktur organisasi perusahaan. Menurut M. Munandar (2000;16) prosedur penyusunan anggaran adalah : 1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran. 2. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan taksirantaksiran dalam rangka menyusun anggaran. 3. Menyusun anggaran serta menyajikannya secara teratur dan sistematis. 4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran. 5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan anggaran.
6. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk pengadaan interprestasi dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagai tindak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut.
2.3.
Pendapatan
2.3.1. Pengertian Pendapatan Menurut SAK No. 23 IAI (2009;23.2) pendapatan adalah : “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikkan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”. Pengertian yang lain tentang pendapatan menurut Kamus Akuntansi (2000;734), adalah : “Peningkatan dalam aktiva suatu organisasi atau penurunan dalam kewajibankewajibannya selama suatu periode akuntansi, terutama yang berasal dari aktivitas operasi organisasi. Termasuk didalamnya penjualan produk-produk, penerimaan jasa-jasa dan pendapatan dari bunga, deviden, pendapatan sewa serta royalti”. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan modal.
2.3.2. Pengukuran Pendapatan Menurut SAK No. 23 IAI (2009;23.2) pengukuran pendapatan adalah : 1.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
2.
Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau menggunakan asset tersebut. Jumlah tersebut dinilai
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperoleh oleh perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Nilai wajar itu sendiri adalah suatu jumlah, untuk itu suatu asset mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
2.3.3. Sumber-Sumber Pendapatan Menurut
M.Munandar
(2000;204),
pada
dasarnya
pendapatan
perusahaan
dikelompokkan menjadi dua sumber, yaitu : 1.
Operating Revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan atau koperasi yang berasal dan berhubungan langsung dengan utama pokok perusahaan sesuai dengan jenis usahanya.
2.
Non Operating Revenue adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan yang tidak berasal dan tidak berhubungan langsung dengan usaha utama perusahaan.
2.4.
Anggaran Pendapatan
2.4.1. Pengertian Anggaran Pendapatan Anggaran pendapatan adalah anggaran yang berisi rencana pendapatan perusahaan. Anggaran ini mempunyai ketidakpastian yang tinggi, karena anggaran ini lebih bersifat peramalan (forecast).
Anggaran pendapatan memproyeksikan anggaran pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi anggaran pendapatan perusahaan, yang sebagian besar ada di luar kendali manajemen.
2.4.2. Karakteristik Anggaran Pendapatan Menurut Anthony (1993;48) anggaran pendapatan mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1.
Anggaran ini dirancang untuk mengukur efektifitas pemasaran, penyimpangan yang tidak menguntungkan dari anggaran ini menunjukkan bahwa volume penjualan atau harga lebih rendah daripada yang diyakini manajemen puncak sebagai sasaran yang pantas.
2.
Manajemen pemasaran tidak dapat dituntut untuk sepenuhnya bertanggung jawab atas pencapaian sasaran yang dianggarkan seperti halnya dengan anggaran biaya. Banyak ketidakpastian di pasaran yang berada diluar jangkauan manajer ini, terutama dalam jangka pendek. Ini membatasi kegunaan anggaran pendapatan dalam evaluasi manajerial.
2.4.3. Manfaat Anggaran Pendapatan Menurut M.Munandar (2000;10), anggaran pendapatan memberikan manfaat bagi para pemakainya, yaitu : 1)
Memproyeksikan pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan di masa yang akan datang.
2)
Mengurangi ketidakpastian dari penerimaan kas di perusahaan.
3)
Adanya koordinasi dan kerja sama antara manajer untuk mencapai target anggaran pendapatan.
4)
Adanya arahan untuk melaksanakan kegiatan dalam memperoleh pendapatan perusahaan.
2.4.4. Periode Anggaran Pendapatan Menurut Ellen Christina (2002;15), anggaran pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu : 1)
Anggaran pendapatan jangka panjang (strategic sales plan) Anggaran pendapatan jangka panjang biasanya melibatkan analisa yang mendalam dari potensi pasar di masa datang, berdasarkan perubahan populasi penduduk, keadaan ekonomi, proyeksi industri, dan sasaran perusahaan. Umumnya berkisar antara 5 sampai 10 tahun.
2)
Anggaran pendapatan jangka pendek (tactical sales plan) Anggaran pendapatan jangka pendek merupakan rencana pendapatan perusahaan untuk 1 tahun dimuka, yang secara terperinci dibagi dalam triwulan dan dalam bulan untuk setiap kuartal. Anggaran ini disusun dalam bentuk unit fisik dan mata uang, serta terbagi dalam pertanggung jawaban pemasaran (marketing responsibility).
2.4.5. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan Mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh dari penggunaan suatu anggaran pendapatan, maka perlu dilakukan proses penyusunan anggaran induk. Proses penyusunan anggaran induk perusahaan menurut Amir Widjaja (1995;22), adalah : 1)
Komite anggaran menyusun prosedur anggaran pendapatan yang menerjemahkan rencana umum ke dalam rumusan operasional tentang sasaran dan program kerja prioritas dan prosedur penyusunan anggaran, asumsi dasar serta skedul kerja/batas waktu.
2)
Menyetujui prosedur anggaran yang disusun oleh komite anggaran.
3)
Memberikan laporan realisasi anggaran tahun lalu kepada para kepala pusat pertanggungjawaban operasi.
4)
Menerima, mengadministrasikan, dan mempelajari konsep anggaran pendapatan dari para kepala pusat pertanggungjawaban operasi.
5)
Mengkonsolidasi konsep anggaran keuangan dan rekomendasi menjadi anggaran induk.
6)
Mempelajari, menyetujui dan menerima anggaran induk yang telah disetujui.
7)
Menyusun laporan realisasi anggaran induk.
2.5.
Biaya
2.5.1. Pengertian Biaya Biaya merupakan semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Hansen & Mowen (2004;40), pengertian biaya sebagai berikut : “Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi”. Menurut Mulyadi (2009;8), pengertian biaya sebagai berikut : “Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. 2.5.2. Klasifikasi Biaya Menurut Mulyadi (2009;13), biaya dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara untuk keperluan data yang dapat memenuhi kebutuhan dan dasar tujuan yang hendak dicapai oleh manajemen perusahaan, di antaranya adalah :
1.
Biaya menurut objek pengeluaran Dalam penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.
2.
Biaya menurut kegiatan utama perusahaan a)
Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
b)
Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c)
Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya untuk kegiatan selain pemasaran dan produksi yaitu biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3.
Biaya menurut periode akuntansi Biaya yang dikeluarkan atas dasar jangka waktu manfaatnya, dibagi menjadi dua yaitu : a)
Pengeluaran modal (Capital expenditure), merupakan pengeluaran yang manfaatnya lebih dari satu periode akuntansi.
b)
Pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure), merupakan pengeluaran yang manfaatnya kurang dari satu periode atau biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
4.
Biaya menurut volume produksi dan penjualan Biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan volume produksi atau penjualan terdiri dari :
a)
Biaya variabel (variable cost), merupakan biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan.
b)
Biaya semi variabel (semi variable cost), merupakan biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan aktivitas perusahaan.
c)
Biaya semi tetap (semifixed cost), merupakan biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d)
Biaya tetap (fixed cost), merupakan biaya yang besar-kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan.
5.
Biaya menurut objek biaya Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai atau setiap item dimana biaya diukur dan dibebankan, yang dikelompokkan menjadi dua golongan : a)
Biaya langsung (Direct cost) yaitu biaya yang dapat diikuti jejaknya pada produk atau item lain. Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b)
Biaya tidak langsung (Indirect cost) yaitu biaya yang tidak dapat diikuti jejaknya pada pusat produk atau item lainnya. Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
2.5.3. Pengertian Biaya Operasional Menurut M. Munandar (2000;25) pengertian biaya operasional adalah : “Biaya operasional (operating expense) adalah biaya yang menjadi beban tanggungan perusahaan, yang berhubungan dengan usaha pokok perusahaan”.
Menurut Kamus Akuntansi (2000;594) adalah : “Biaya operasional (operating expense) adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan administratif dan penjualan dari suatu perusahaan”. Biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Biaya penjualan adalah pengeluaran yang terjadi dalam penjualan suatu produk perusahaan. Termasuk dalam kelompok biaya penjualan menurut M. Munandar (2000;25), antara lain : •
Gaji karyawan penjualan
•
Biaya pemeliharaan bagian penjualan
•
Depresiasi bagian penjualan
•
Biaya listrik bagian penjualan
•
Bagian asuransi bagian penjualan, dan lain sebagainya Biaya administrasi dan umum adalah pengeluaran yang berkaitan dengan aspek-aspek
manajerial dan pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan. Termasuk dalam kelompok biaya administrasi antara lain : •
Gaji karyawan kantor
•
Biaya pemeliharaan kantor
•
Depresiasi peralatan kantor
•
Biaya telepon kantor, dan lain sebagainya Total biaya operasional terdiri dari :
1)
Biaya operasional (manufacturing cost) terdiri dari tiga unsur biaya, yaitu : a.
Biaya bahan baku
b.
Biaya tenaga kerja langsung
c.
Tenaga overhead pabrik
2)
2.6.
Biaya non operasional (commercial expense) dibagi menjadi dua, yaitu : a.
Biaya pemasaran
b.
Biaya administrasi
Anggaran Biaya Operasional
2.6.1. Pengertian Anggaran Operasional Menurut M. Nafarin (2004:15) pengertian anggaran operasional adalah : “Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran yang bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi”. Menurut Kamus Akuntansi (2000:598) pengertian anggaran operasional adalah: “Anggaran operasional (operational budget) adalah penyusunan anggaran yang mempertimbangkan pengaruh/dampak keputusan-keputusan operasi”. Anggaran operasional terdiri dari perkiraan penjualan, pendapatan neto, harga pokok penjualan, biaya administrasi dan penjualan, dan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Tujuan umum perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Anggaran operasional menurut Ellen Christina (2002;16), dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1.
Anggaran Proyeksi Laba/Rugi Anggaran ini dihitung atau ditaksirkan besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang merupakan keseluruhan.
2.
Anggaran Pembantu Laba/Rugi Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan laba/rugi, yakni :
a.
Anggaran penjualan Anggaran penjualan yang akan menggambarkan jumlah penerimaan yang diterima dari penjualan-penjualan pada periode yang akan datang. Anggaran penjualan merupakan dasar untuk membentuk suatu anggaran operasional.
b.
Anggaran produksi Anggaran ini disusun untuk mengacu kepada anggaran penjualan. Anggaran produksi ini terdiri dari unsur anggaran, yaitu :
c.
¾
Anggaran bahan baku langsung
¾
Anggaran tenaga kerja langsung
¾
Anggaran biaya overhead pabrik
Anggaran biaya distribusi Anggaran ini disusun untuk semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memasarkan atau mendistribusikan hasil produksinya.
d.
Anggaran biaya administrasi dan umum Anggaran ini disusun untuk melaporkan jumlah pengeluaran yang diadakan oleh perusahaan, namun tidak tercermin dalam kegiatan-kegiatan tertentu, seperti manufaktur/penjualan.
e.
Anggaran tipe apropriasi Anggaran ini disusun untuk memberikan batas pengeluaran yang diijinkan, yang merupakan batas maksimum yang diperkenankan untuk kegiatan tertentu, seperti anggaran iklan dan promasi, penelitian, dan pemeliharaan.
2.6.2. Manfaat Anggaran Biaya Operasional Menurut M. Munandar (2000;10), manfaat anggaran biaya operasional bagi perusahaan secara umum adalah: 1.
Sebagai alat pedoman kerja Membantu manajemen mengerahkan seluruh tenaga yang tersedia di perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya terhadap pengalokasian biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum sehingga dengan adanya biaya operasional ini diharapkan tercipta aktivitas yang teratur di dalam perusahaan.
2.
Sebagai alat pengkoordinasian kerja Membantu menempatkan pemakaian biaya pada saluran-saluran yang menguntungkan, sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. Selain itu membantu mengkoordinir faktor dana dengan aktivitas perusahaan.
3.
Sebagai alat pengawasan kerja Membantu mengawasi aktivitas perusahaan dan pengeluaran biaya, sehingga diharapkan membantu mencegah pemborosan yang terjadi dalam perusahaan.
2.6.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Prosedur penyusunan anggaran biaya operasional, pada hakekatnya sama dengan prosedur anggaran secara umum dalam suatu perusahaan. Namun yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran operasional dalam proses penyusunan anggaran biaya operasional. Menurut Sofyan S Harahap (2001;83), proses penyusunan anggaran adalah : “Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya”.
Menurut Sofyan S Harahap (2001;88) prosedur penyusunan anggaran biaya operasional secara umum adalah sebagai berikut : 1.
Menganalisa informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesimpulan, dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
2.
Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program kerja untuk menentukan tujuan perusahaan.
3.
Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal biaya operasional, strategi, dan program-program kerja. Pada umumnya prosedur penyusunan anggaran terdiri dari empat tahap, yaitu :
1)
Tahap Penentuan Pedoman Anggaran Anggaran yang akan dibuat pada tahun yang akan datang sebaiknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran, yang biasanya dimulai 1 Januari sampai 31 Desember tahun yang sama. Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak (direktur atau komisaris) melakukan dua hal, yaitu : a.
Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, dan asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.
b.
Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekertaris, dan manajer lainya sebagai anggota.
2)
Tahap Persiapan Anggaran Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget) terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (sales forecast). Setelah menyusun ramalan
penjualan, manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun : a.
Anggaran penjualan.
b.
Anggaran beban penjualan.
c.
Anggaran piutang usaha
Setelah itu manajer produksi bekerjasama dengan manajer keuangan dan manajer umum menyusun : a.
Anggaran produksi
b.
Anggaran biaya pabrik
c.
Anggaran persediaan
d.
Anggaran utang usaha
Anggaran tersebut dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh manajer pemasaran. Kemudian manajer umum bekerjasama dengan para manajer lainnya untuk menyusun : a.
Anggaran laba/rugi
b.
Anggaran neraca
c.
Anggaran kas
d.
Anggaran lainnya
Dalam tahap persiapan anggaran ini, biasanya diadakan dalam rapat antar bagian yang berkaitan saja. 3)
Tahap Penentuan Anggaran Pada tahap ini, semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan : a.
Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir untuk setiap komponen anggaran.
4)
b.
Koordinasi dan penelaahan komponen anggaran.
c.
Pengesahaan dan pendistribusian anggaran.
Tahap Pelaksanaan Anggaran Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis, kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan kepada direksi.
2.6.4. Pelaporan Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pelaporan anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam pengendalian suatu perusahaan. Pelaporan anggaran biaya operasional merupakan informasi bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menyusun laporan keuangan untuk pusat biaya harus selalu mencakup perbandingan antara biaya yang ditetapkan dalam anggaran dan biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi dengan identifikasi selisih. Selisih dikatakan menguntungkan (selisih laba) jika biaya sesungguhnya lebih kecil dibanding dengan anggaran biaya, dan selisih kurang atau tidak menguntungkan (selisih rugi) jika terjadi sebaliknya. Perbandingan diatas dilakukan baik untuk jumlah total maupun untuk setiap jenis biaya yang dapat dikendalikan. Dari pendapatan tersebut laporan keuangan untuk pusat biaya yang termasuk di dalamnya adalah biaya operasional, harus mencakup perbandingan antara biaya operasional yang sesungguhnya yang akan menghasilkan selisih laba atau selisih rugi. Oleh karena itu, laporan anggaran biaya operasional harus benar-benar dibuat sedemikian rupa sehinga memudahkan pihak manajemen dalam menentukan kebijakan dan dalam pengambilan keputusan.
2.7.
Realisasi Anggaran
2.7.1. Pengertian Laporan Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran pendapatan adalah laporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Menurut Kamus Akuntansi (2000;697) realisasi adalah : “Pengakuan penerimaan pada waktu penjualan barang oleh bisnis eceran atau pada waktu jasa diberikan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa”. Pada waktu realisasi, proses pendapatan adalah lengkap, karena transaksi telah diwujudkan, harga jual dapat ditentukan, biaya penjualan diketahui, dan biaya-biaya masa mendatang bisa diperkirakan dengan akurat.
2.7.2. Tujuan Pelaporan Realisasi Anggaran Menurut M. Nafarin (2004;19) tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara periodik. Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa untuk menunjukkan tingkat tercapainya target-target yang telah disepakati sehingga menonjolkan berbagai unsur biaya operasional dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan realisasi anggaran menyandingkan realisasi biaya operasional dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan realisasi anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam catatan atas laporan keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran, seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu dijelaskan.
2.7.3. Manfaat Informasi Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai anggaran pendapatan dan biaya operasional pada suatu entitas pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Menurut M. Nafarin (2004;19) informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi perusahaan, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan : a.
Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan.
b.
Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dalam hal-hal efisien dan efektivitas penggunaan perusahaan. Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi
sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk menandai kegiatan perusahaan dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi perusahaan.