BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1
Anggaran
2.1.1
Pengertian Anggaran Anggaran adalah merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan
pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan untuk mendapatkan laba maupun yang tidak bertujuan mendapatkan laba. Oleh karena itu, anggaran merupakan suatu alat yang dapat membantu manajemen perusahaan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran yang pada intinya mengandung makna yang sama hanya cara perlengkapannya yang berbeda, seperti yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, yaitu sebagai berikut :
Menurut M. Nafarin (2007:11) mendefinisikan bahwa : “Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan usaha organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.
Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro yang dikutip oleh Marwan Asri (2006:6) mengungkapkan bahwa : “Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi tersebut dapat diketahui bahwa anggaran mempunyai inti sebagai berikut : 1. Anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis. 2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya bahwa anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan fakta.
3. Setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan, maka dapat dikatakan bahwa anggaran merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan beberapa asumsi tertentu. 4. Keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
2.1.2
Jenis-Jenis Anggaran Jenis-jenis anggaran dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang
berikut ini : Menurut M. Nafarin (2007:31) jenis-jenis anggaran sebagai berikut : 1.
Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda, anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu, anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
2.
Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periode ini satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
3.
Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu paling lama satu tahun. b. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat lebih dari satu tahun anggaran.
4.
Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba yang terdiri dari : a. Anggaran penjualan b. Anggaran biaya pabrik, diantaranya terdiri dari : 1. Anggaran biaya bahan baku 2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung 3. Anggaran biaya overhead pabrik c. Anggaran bebas usaha d. Anggaran laporan laba rugi b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca yang terdiri dari : 1. Anggaran kas 2. Anggaran piutang 3. Anggaran persediaan 4. Anggaran utang 5. Anggaran neraca
5.
Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. b. Anggaran partial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap yang hanya bagian tertentu saja.
6.
Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari : a. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
Menurut Gunawan Adisaputro (2006:7) mengungkapkan jenis-jenis anggaran sebagai berikut : 1. Anggaran komprehensif adalah jenis anggaran yang menyusun anggaran dengan ruang lingkup yang menyeluruh, mencakup seluruh aktivitas perusahaan di bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan tertib administrasi. 2. Anggaran parsiil adalah jenis anggaran yang ruang lingkupnya terbatas. 3. Anggaran fixed adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expense. 4. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang sudah dibuat. 5. Anggaran dimensi waktu adalah anggaran yang terdiri dari : a. Anggaran Jangka Pendek adalah Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. b. Anggaran Jangka Panjang adalah Anggaran yang dibuat lebih dari satu tahun. 2.1.3
Tujuan dan Manfaat Anggaran Adapun tujuan-tujuan dan manfaat anggaran yang dikemukakan para ahli
ekonomi sebagai berikut : Menurut M. Nafarin (2007:19) tujuan dan manfaat anggaran adalah sebagai berikut : 1.
Tujuan Penyusunan Anggaran Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain : a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dalam penggunaan dana. b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. f. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
2.
Manfaat Penyusunan Anggaran Anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain : a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai. d. Dapat menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi para manajer.
Menurut Gunawan Adisaputro (2006:45) mengungkapkan bahwa tujuan dan manfaat anggaran adalah sebagai berikut : 1.
Tujuan Penyusunan Anggaran Tujuan umum : a. Ekonomis Finansial, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi. Finansial, berupa mencari keuntungan sebagai persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Konsumen,
bahwa
produk
yang
dihasilkan
harus
dapat
memberikan kepuasan pada konsumen, memelihara hubungan baik dengan konsumen. c. Pemilik modal, menjalin hubungan yang baik dengan kaum pemilik modal agar tetap setia memberikan modalnya. Tujuan khusus : a. Produk. Misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai produsen produkproduk bermutu. b. Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai, nasional atau regional. c. Market share yang ingin dimiliki. d. Return on investment tertentu. 2.
Manfaat Penyusunan Anggaran a. Sebagai alat perencanaan dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. b. Sebagai alat pengawasan untuk menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
2.1.4
Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran Kegunaan dan keterbatasan anggaran dapat diklasifikasikan dari beberapa
sudut pandang berikut ini : Menurut M. Munandar (2007:10) mengemukakan bahwa anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok dan tiga keterbatasan tertentu.
Kegunaan anggaran antara lain : 1.
Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagi pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.
2.
Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan.
3.
Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang terutang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja.
Keterbatasan-keterbatasan anggaran antara lain : 1.
Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran. Sebaik apapun taksiran yang dibuat, namun sulit untuk mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan sama sekali tidak berbeda dengan kenyataannya nanti.
2.
Taksiran-taksiran
dalam
anggaran
disusun
dengan
mempertimbangkan berbagi data, informasi dan faktor-faktor tertentu. Dengan demikian, jika nantinya terjadi perubahanperubahan terhadap data, informasi serta faktor-faktor tersebut, akan berubah pulalah ketepatan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut. 3.
Berhasil atau tidaknya pelaksanaan anggaran sangat tergantung pada manajer selaku pelaksananya. Anggaran hanya alat untuk membantu tugas manajer dalam melaksanakannya bukan menggantikannya.
Menurut Gunawan Adisaputro (2006:50) mengemukakan bahwa anggaran mempunyai kegunaan dan keterbatasan sebagai berikut :
Kegunaan anggaran antara lain : 1.
Dalam bidang perencanaan a. Membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. b. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. c. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. d. Membantu menyokong tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
2.
Dalam bidang koordinasi a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahan. b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. c. Menempatkan
penggunaan
modal
pada
saluran-saluran
yang
menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. 3.
Dalam bidang pengawasan a. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran perusahaan. b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan pada perusahaan.
Keterbatasan-keterbatasan anggaran antara lain : 1.
Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain), maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
2.
Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
3.
Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
4.
Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
2.1.5
Prosedur Penyusunan Anggaran Prosedur anggaran dapat dikelompokkan oleh beberapa ahli sebagai
berikut : Menurut M.Nafarin (2007:9) prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut : 1. Tahap penentuan dan pedoman perencanaan anggaran Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu top management melakukan 2 hal sebagai berikut : a. Menetapkan
rencana
besar
perusahaan,
seperti
tujuan,
kebijaksanaan, dan asumsi-asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran. b. Membentuk panitia penyusunan anggaran, yang terdiri dari : Direktur sebagai ketua, manajer keuangan, sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota. 2. Tahap persiapan anggaran Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran terlebih dahulu melakukan penaksiran penjualan. 3. Tahap penentuan anggaran Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer beserta direksi (direktur) dengan kegiatan sebagai berikut : a. Perundingan
untuk
menyesuaikan
rencana
akhir
setiap
komponen anggaran. b. Mengkoordinasi dan menelaah setiap komponen anggaran. c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran. 4. Tahap pelaksanaan anggaran Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran, setelah direalisasi kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.
Menurut Gunawan Adisaputro (2006:47) mengemukakan bahwa prosedur penyusunan anggaran sebagai berikut :
Dalam garis besarnya, mekanisme penyusunan anggaran berjalan paralel dengan pembagian wewenang dan tanggung jawab operasional yang tercermin dalam bagan organisasi perusahaan. Komisi anggaran umumnya berada langsung di bawah direksi, sebab yang utama ialah karena perlunya melibatkan personalia dari beberap bagian dalam penyusunan maupun pelaksanaan anggaran. Keanggotaan dari komisi anggaran ini akan meliputi : 1. Salah seorang anggota direksi 2. Manajer pemasaran 3. Manajer produksi 4. Manajer keuangan 5. Manajer bagian umum, administrasi, dan personalia.
2.1.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran yang
termuat di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun suatu anggaran. Adapun faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Menurut M. Munandar (2007:11) faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran antara lain : 1. Faktor-faktot intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa : a. Penjualan tahun-tahun yang lalu. b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual. c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan. e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan. f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.
2. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa : a. Keadaan persaingan. b. Tingkat pertumbuhan penduduk. c. Tingkat penghasilan masyarakat. d. Tingkat pendidikan masyarakat. e. Tingkat penyebaran penduduk. f. Agama, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
2.2
Kas Kas merupakan harta atau aktiva yang paling lancar dalam kelompok
aktiva lancar. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering mengalami perubahan atau mutasi, hal ini terjadi karena hampir sebagian besar transaksi yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi jumlah kas.
2.2.1
Pengertian Kas Pengertian kas menurut Soemarno SR (2004:296) adalah sebagai berikut: “Kas adalah segala sesuatu ( baik yang berbentuk uang atau bukan ) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”
Sedangkan menurut M.Manulang (2005:24) Pengertian kas adalah sebagai berikut : “Kas dapat diartikan sebagai uang beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sehingga dipakai sebagai alat untuk membayar kebutuhan finansialnya.”
Dari pendapat para ahli ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa kas adalah suatu bentuk kekayaan perusahaan yang paling likuid. Perusahaan yang tidak mempunyai persediaan kas yang cukup akan menemui kesulitan di dalam menjalankan usahanya. Kas sangat berguna dalam memenangkan kesempatan usaha yang terkadang dijumpai oleh perusahaan.
2.3
Pengertian Anggaran Kas Berikut ini terdapat beberapa pengertian tentang anggaran kas yang
dikemukakan oleh para ahli ekonomi, diantaranya adalah menurut G.Sugiayarso dan F.Winarni ( 2005:26 ) pengertian anggaran kas adalah sebagai berikut : “Anggaran kas adalah suatu rencana yang menujukkan estimasi aliran kas masuk dan kas keluar dalam suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu pada waktu yang akan datang.”
Sedangkan menurut M.Faisal Abdullah ( 2004:121 ) pengertian anggaran kas adalah sebagai berikut : “Anggaran kas adalah pencatatan tentang posisi kas pada waktu tertentu yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana pembelian dan penjualan maupun transaksi lainya.”
Dari pendapat para ahli ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran kas merupakan rencana terinci mengenai perputaran kas yang ada di dalam perusahaan, yaitu perkiraan tentang jumlah uang yang akan diterima dan
dikeluarkan oleh perusahaan akibat dari suatu aktivitas pada masa yang akan datang (estimasi) yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan. Adapun hal-hal yang terkandung dalam anggaran kas itu sendiri, yaitu : 1. Estimasi penerimaan kas dari beberapa sumber 2. Estimasi pengeluaran kas untuk berbagai tujuan 3. Estimasi meliputi periode tertentu di masa yang akan datang 4. Estimasi posisi kas pada suatu periode. Adapun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi akan memungkinkan menejemen untuk dapat memperkirakan posisi dalam suatu periode anggaran sehingga dapat menentukan : 1. Kebutuhan perencanaan untuk menempatkan kelebihan kas yang mungkin terjadi 2. Kebutuhan pembelanjaan untuk menutupi kekurangan.
2.3.1
Kegunaan Anggaran Kas Menurut M.Munandar ( 2001:312 ) kegunaan dari penyusunan anggaran
kas adalah sebagai berikut : 1. Secara Umum, mempunyai tiga kegunaan, yaitu : a. Sebagai pedoman kerja b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja c. Sebagai pangawasan kerja 2. Secara khusus anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Master Balance Sheet Budget (Anggaran Induk Neraca).
2.3.2
Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Menurut Jajuk Herawati dan Sunarto (2004:85 ) tujuan dari penyusunan
anggaran kas adalah sebagai berikut : 1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas yang masuk dengan uang kas keluar.
2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus. 3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang. 4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. 5. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan. 6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebelumnya.
2.3.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka haruslah
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut, antara lain sebagai berikut : 1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain : a. Anggaran Penjualan Khususnya rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang.Semakin besar jumlah penjualan, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan maka akan memperkecil penerimaan kas. b. Keadaan Persaingan Pasar Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperkecil
transaksi-transaksi
penjulan
kredit,
sehingga
akan
memperbesar penerimaan kas. c. Posisi perusahaan dalam persaingan Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih cepat “memaksakan” penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk “memaksakan” penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
d. Syarat pembayaran ( term of payment ) yang ditawarkan perusahaan Bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian secara tunai, sehingga akan mendorong penerimaan kas. Sebaliknya bilamana potongan penjualan (discount )yang ditawarkan perusahaan kurang menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas. f. Anggaran perubahan aktiva tetap Khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain: a. Anggaran pembelian bahan mentah Khususnya rencana tentang jenis (kuntitas) dan jumlah (kuntitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pembelian bahan mentah, akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah pembelian akan cenderung semakin kecil pula transaksi pembelian secara tunai. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar
Persaingan yang lebih keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas, Sebaliknya persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, mak perusahaan lebih dapat “memaksakan” pembelian bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya jika posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk “memaksa” pembeli secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah Bilamana potongan pembelian (discount) yang ditawarkan supplier cukup menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian
secara
tunai,
sehingga
akan
memperbesar
pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana potongan pembelian (discount) yang ditawarkan supplier kurang menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. e. Anggaran upah tenaga kerja langsung Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, maka akan semakin besar pula pengeluaran kasnya. Sebaliknya, semakin kecil upah tenaga kerja langsung, maka akan semakin kecil pula pengeluaran kasnya. f. Anggaran biaya administrasi Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, maka akan semakin besar pula pengeluaran kasnya. Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar maka akan semakin kecil pengeluaran kasnya. g. Anggaran
perusahaan
penambahan aktiva tetap
aktiva
tetap,
khususnya
rencana
tentang
Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan untuk melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan untuk melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperkecil pengeluaran kas.
2.3.5
Metode Penyusunan Anggaran Kas Metode penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut :
1. Metode perkiraan kas atau metode langsung Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus masuk dan keluar dari anggaran, seperti penjualan, biaya, dan pengeluaran untuk penambahan barang modal. Metode ini sering dipergunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana tahunan. 2. Metode ikhtisar laba rugi atau metode tidak langsung Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada ikhtisar laba rugi yang dianggarkan, Pada dasarnya laba bersih yang direncanakan diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas artinya disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja non kas, seperti persediaan piutang, biaya yang dibayar dimuka, akrual, dan penundaan. Metode ini lebih cocok untuk proyeksi kas dalam jangka panjang, untuk jumlah perencanaan kedua pendekatan akan memberikan arus kas yang sama hanya berbeda dalam jumlah rincian yang diberikan.
2.3.6
Langkah-langkah penyusunan anggaran kas Anggaran kas dapat disusun untuk periode bulanan atau tahunan menurut
Any Agus Kana ( 2003:228 ) penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap pertama, menyusun taksiran penerimaan dan pengeluaran kas menurut rencana operasi perusahaan, Pada tahap ini dapat diketahui adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan. 2. Tahap kedua, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutupi defisit, dan menyusun taksiran pembayaran bunga hutang beserta waktu pelunasan kembali hutang tersebut. 3. Tahap ketiga, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang merupakan anggaran kas final. Anggaran kas final merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.