BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama hampir dari satu dekade terakhir, budaya populer Korea Selatan telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.Hallyu Wave atau lebih dikenal dengan namaKorean Wave merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan popularitas budaya populer Korea Selatan yang terus berkembang (Lee, 2011: 85). The Korean Tourism Organization di dalam Kim dan Ryoo (2007: 120) mendefinisikan Korean Wave sebagai sebuah fenomena budaya pop dari Korea Selatan yang menyapu melewati Cina, Jepang, Taiwan, Vietnam, Singapura, Thailand dan negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.KOCIS No.1 (2011: 21-22) menyatakan bahwa persebaran Korean Wave hingga saat ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu Korean Wave pertama (1.0) dan Korean Wave kedua (2.0). Korean Wave 2.0, yang muncul pada tahun 2006 – sekarang,memiliki konten utama musik Korean Pop atau yang lebih dikenal dengan K-Pop (star oriented). Hyun (2011: 85) menyatakan bahwa Korean Wave 2.0 telah menjadi kontributor utama di dalam neraca pembayaran Korea Selatan sejak pertengahan tahun 2000. Pendapatan dari menyanyi dan menari telah menghasilkan $ 200 juta untuk pertama kalinya pada tahun 2008, atau 15,5 kali lebih banyak dibandingkan tahun 2000 yang sebesar $ 13,4 juta dantelah menghasilkan $ 123,5 juta hanya pada pertengahan tahun 2011 saja. Hal tersebut dapat dilihat lebih rinci pada gambar 1.1.Korean Wave merupakan sebuah keunikan tersendiri, di mana pada
1
awalnya industri ini merupakan hal yang kecil dan sederhana, namun industri kreatif ini secara tidak terduga dapat mengembangkan produk dan jasa dengan menggabungkan budaya lokal dan industri kreatif Korea Selatan sendiri. KOCIS No. 1 (2011: 14) menyebutkan bahwa Korean Wave telah menyapu Asia dan menjadikan Korea Selatan sebagai Hollywood dari sebelah timur, di lain pihak France’s 2TV pada tahun 2011 memperkenalkan Korean Wave sebagai model gaya hidup di benua Asia.
250 200
169,5 127,2
150 100 50
13,4
23,8
44,3
182,9
207,8 197,6
190 123,5
55,7 27,9
0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Gambar 1.1. Pendapatan dari Audiovisual Neraca Pembayaran Korea Selatan Sumber: KOCIS No.1, 2011 Korea Selatan berhasil menjerat hati penggemar di semua kalangan terutama di Asia disebabkan kontenhybridbudaya populer yang memadukan budaya barat dengan tetap mempertahankan nuansaAsia di dalamnya (Jenkins, 2004 dalam Kim dan Ryoo, 2007: 132).Gelombang ini merupakan kontributor paling sukses dalam ekonomi nasional.Pada tahun 2011 Korean Tourism Organization atau KTO melakukan survei online mengenai Korean Wave kepada warga negara asing yang diikuti oleh 12.085 responden dari 102 negara di dunia. Survei ini berlangsung pada tanggal 11 Mei hingga 31 Mei 2011 dan disebarkan
2
melalui situs KTO, email dan layanan jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook(KOCIS No.2, 2011: 27).Hal tersebut dapat dilihat lebih rinci pada gambar 1.2.
Korean Wave yang Menjadi Minat Bagi Orang Asing
Survei Responden Berdasarkan Usia 2%
7,10%
53,30%
33,20 % 6,20%
TV Drama Film K-Pop Lainnya
Remaja
8% 6% 17% 18%
20 Tahunan 30 Tahunan 40 Tahunan 50 Tahunan
49%
Di atas 60
Gambar 1.2Survei Mengenai Popularitas Korean Wave Sumber: KOCIS No.2, 2011 Musik K-Pop telah menjadi salah satu komponen dari industri hiburan yang berorientasi pada idola remaja.K-Pop yang dipimpin oleh grup idola merupakan pelopor tren baru yang memperluas jangkauannya tidak hanya di Asia tetapi juga Eropa, Amerika Utara, Selatan, Tengah serta wilayah lainnya(KOCIS No.1 2011: 39).Sebagai dampaknya, perusahaan produksi musik (agensi) telah mengubah tujuannya menjadi “total management companies”, di mana tidak hanya fokus di musik tetapi juga secara vertikal dan horisontal terhubung pada seluruh cakupan produksi, seperti drama, radio, program televisi dan bidang terkait lainnya (Siriyusavak dan Hyunjoon, 2007: 113). Data kenaikan jumlah ekspor musik Korea yang dapat dilihat pada tabel 1.1.terus meningkat setiap tahunnya, di mana pada tahun 2010 meningkat 159% dari tahun 2009, kemudian di tahun 2011 meningkat 112% dari tahun sebelumnya (Jin, 2012: 3). Kenaikan
3
tersebut membuktikan bahwaindustri musik K-pop semakin diminati oleh masyarakat internasional. Tabel 1.1.Jumlah Ekspor Musik Korean Pop 2009 - 2011 Tahun 2009 2010 2011 Sumber: Jin, 2012
Ekspor musik(dalam juta dollar) $ 19,8 $ 80,9 $ 177
Joongang Ilbo sebuah surat kabar di Korea Selatan pada Januari 2011 merilis sebuah artikel mengenai popularitas K-Pop dengan melakukan analisis pada 923 video musik penyanyi Korea dari tiga perusahaan manajemen hiburan terbesar di Korea Selatan, yaitu SM Entertainment, JYP Entertainment dan YG Entertainment yang telah dipublikasikan melalui Youtube.Terdapat 229 negara yang ikut bagian, dengan total penonton sebesar 793,57 juta di tahun 2010 di mana 566,7 juta berasal dari benua Asia dan lebih dari 10 juta berasal dari Indonesia (KOCIS No.1, 2011: 38). Hal tersebut dapat dlihat lebih rinci pada gambar 1.3.
10.738.793 15.197.593
1.924.480 27
20.589.095 55.374.142 123.475.976 566.273.899
Asia Amerika Utara Eropa Amerika Selatan Timur Tengah Australasia (Oceania) Afrika Antartika
Gambar. 1.3. Jumlah Penonton Video Musik K-Pop di Youtube 2011
4
Sumber: KOCIS No1, 2011
Di Indonesia sendiri popularitas musikK-Pop menyaingi musik barat. Hal ini dapat dilihat dengan maraknya konser-konser K-Pop berskala besar yang tiketnya selalu laris manis terjual, bahkan dengan banderol harga yang terbilang mahal.Harga konser musik K-Pop di Indonesia yang berkisar antara Rp. 500.000 – Rp. 2.800.000 tersebut tetap tidak mengurangi keinginan para penggemar K-Pop tanah air untuk menontonnya.Salah satu konser musik K-Pop bertajuk Super Show 2012 yang menghadirkan Super Junior yang awalnya dihelat selama dua hari ditambah menjadi tiga hari pertunjukan dengan total penonton 25.000 orang (Kapanlagi, 2012) dan bahkan konser musik SM Town Live World Tour 2012, telah mencatatkan nama sebagai konser musik dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia yaitu 50.000 orang yang bertempat di Gelora Bung Karno (Allkpop, 2012). Berdasarkan majalah Marketing No.7 (2012: 76) terdapat peningkatan jumlah konser musik Korea di Indonesia setiap tahunnya, dimana pada tahun 2011 terdapat tiga konser, pada tahun 2012 terdapat 11 konser dan 2013 terdapat 12 konser. Kesuksesan tersebut tidak lepas dari dukungan para penggemar musik KPop atau yang lebih dikenal sebagai K-Popers (Korean PopLovers). K-Popers merupakan lini depan dalam kesuksesan K-Pop. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penggemar musik K-Pop terbanyak di dunia (Septina, 2014).Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya penggemar yang aktif di kegiatankegiatan terkait K-Pop sejak tahun 2010.Di dunia maya banyak bermunculan forum komunitas penggemar grup idola (fanbase), sedangkan di dunia nyata
5
banyak diselenggarakan perkumpulan terkait K-Pop dengan animo yang tinggi.Berdasarkan Global Hallyu Data 2013yang dikutip dalam Hai (2014), terdapat 9,3 juta penggemar K-Pop di dunia dan jumlah klub penggemar yang mendekati 1000, jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 6,7 juta dengan 783 klub penggemar. Para K-Popers juga tidak segan untuk mengeluarkan uang untuk membeli berbagai produk dan merchandise yang berhubungan dengan idolanya, bahkan tak jarang barang-barang tersebut harus diimpor langsung dari Korea, tentunya dengan harga yang tidak murah (Majalah Marketing No. 7, 2012). Salah satu hal yang unik dari K-Pop adalah penggemarnya yang sangat loyal.Mereka mengkonsumsi segala sesuatu yang berhubungan dengan K-Pop dari media fisik dan CD, serta melakukan pembelanjaan terkait (Goh, 2013). Jung dan Shim (2014: 490) menyatakan bahwa fenomena K-Pop di Indonesia secara signifikan mempengaruhi transformasi dari musik pop dalam negeri.Seperti banyak bermunculannya perusahaan yang memproduksi Idola Pop Indonesia (I-Pop) dengan terinsipirasi K-Pop. Pada tahun 2010 - 2012 merupakan tahun munculnya grup idola baru Indonesia, di mana terdapat lebih dari 25 grup idola yang muncul, antara lain7 Icons, CherryBelle, Princess, Hitz, Coboy Junior, XOIX dan pelopornya SM*SH. Munculnya grup idola di Indonesia sebagai tuntutan pasar pada demam musik K-Pop (Dian, 2013). Majalah Marketing nomor 7 (2012: 60-61) membahas bukti lain popularitas
K-Pop
di
Indonesia,
seperti
salon
Johny
Andrean
yang
mempromosikan pewarnaan dan pemotongan rambut (K-Cut) ala bintang K-Pop,
6
banyaknya buku-buku berbau Korea seperti teenlit, novel, fan fiction dan segala hal yang membahas para idola K-Pop banyak diterbitkan oleh penerbit Indonesia, beredarnya majalah-majalah lokal yang mengkhususkan diri pada berita-berita seputar K-Pop, acara televisi yang mengadopsi program televisi populer Korea dan semakin marak bermunculan kuliner asal Korea Selatan. Produk-produk kecantikan dari korea yang memakai endorser idola-idola K-Pop ramai diserbu pembeli, bahkan di Jakarta telah dibangun Lotte Avenue Mall yang pertama di Indonesia. Mall ini memiliki tempat tersendiri bagi para pecinta Korea, dengan banyaknya restoran, serta toko-toko yang menjual produk-produk asal Korea seperti kosmetik, pakaian dan bahkan di salah satu sudut mallnya terdapat wilayah khusus yang memajang patung, poster dan cap tangan idola-idola K-Pop yang pernah menyambangi Indonesia. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan penulis, pada tanggal 30 Oktober – 2 November 2013 kepada tujuh orang responden yang terdiri dari enam wanita dan satu pria, mahasiswa S1 dan S2, dengan usia 21-28 tahun dan dipersepsikan sudah tahu mengenai Korea Selatan. Tujuan dari studi pendahuluan adalah untuk mengetahui aktivitas, minat dan opini para responden terhadap KPop dan perkembangannya di Indonesia. Didapatkan hasil bahwa aktivitas yang mereka lakukan diantaranya, menonton konser K-pop di dalam dan luar negeri, mengikuti perkumpulanK-pop, mendengarkan lagu K-pop setiap hari, minat mereka terhadap K-Pop antara lain tertarik mempelajari budaya Korea, produk asal Korea yang diiklankan idola K-pop menarik minat untuk membeli dan opini mereka antara lain K-pop di Indonesia populer, terbukti banyak Boyband dan
7
Girlband Indonesia yang mengarah ke Korea, penggemar K-Pop royal dan loyal dan peluang bisnis yang berhubungan dengan K-Pop masih terbuka lebar. Engel et al., (1995: 449) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola yang menggambarkan bagaimana kehidupan seseorang dan bagaimana cara mereka menghabiskan waktu serta uang. Dalam gaya hidup aktivitas merupakan manifestasi dari tindakan, seperti pekerjaan, hobi, kegiatan sosial, liburan, hiburan, klub, komunitas, belanja, olahraga dan lain sebagainya. Minat pada suatu objek, peristiwa atau topik, diantaranya: keluarga, tempat tinggal, pekerjaan, komunitas, rekreasi, mode, makanan, media, penghargaan dan lain sebagainya, meupakan tingkat kegembiraan yang mengikuti baik perhatian khusus dan berkelanjutan. Opini disini merupakan kepercayaan yang deskriptif mengenai diri sendiri, isu sosial, politik, bisnis, ekonomi, pendidikan, produk, masa depan, budaya, dan lain sebagainya (Plummer,1974: 33-34).
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, Korean Wave dengan Korean Pop-nya merupakan sebuah fenomena baru yang semakin berkembang.Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Korea Selatan dan negaranegara tetangganya (Cina dan Jepang) namun juga telah terjadi pula di Indonesia. Di mana pada perkembangannya di Indonesia, tidak lepas dari dukungan para penggemarnya yang tercermin dari gaya hidup (aktivitas, minat dan opini). Penelitian mengenai Fenomena K-Pop dan gaya hidup (aktivitas, minat dan opini) penggemarnya belum pernah di teliti sebelumnya. Oleh karena itu hal mengenai
8
gaya hidup (aktivitas, minat dan opini) penggemar K-Pop menarik untuk diteliti lebih lanjut. Hasil dari penelitian ini menjawab pertanyaan mengenai: 1. Seperti apa dimensi gaya hidup (aktivitas, minat, opini) penggemar K-Pop di Indonesia? 2. Bagaimana profil penggemar K-Pop di Indonesia? 3. Seperti apa gaya hidup (aktivitas, minat, opini) penggemar K-Pop ditinjau berdasarkan pekerjaan, jenjangpendidikan terakhir, dan pendapatan (uang saku) di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dimensi gaya hidup (aktivitas, minat, opini) penggemar K-Pop di Indonesia. 2. Mendeskripsikan profil penggemar K-Pop di Indonesia. 3. Mengidentifikasi
perbedaan
gaya
hidup
(aktivitas,
minat,
opini)
penggemar K-Pop ditinjau berdasarkan pekerjaan, jenjang pendidikan terakhir dan pendapatan (uang saku) di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian a. Akademik
9
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan, mengenai fenomena Korean Wave: gaya hidup (aktivitas, minat, opini) pada penggemar Korean Pop di Indonesia.
b. Manajerial Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kelompokkelompok atau pelaku bisnis yang hendak atau telah masuk ke ranah bisnis dengan memanfaatkan Korean Wave di Indonesia.
1.5. Sistematika Pembahasan Bab I : PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II : LANDASAN TEORI Berisi tentang penjabaran teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu. Bab II : METODE PENELITIAN Berisi tentang sampel dan data, variabel penelitian, dan metode analisis data. Bab IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang uraian secara rinci mengenai langkah-langkah analisis data dan hasilnya serta pembahasan hasil yang diperoleh. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN
10
Bab ini memuat secara singkat tentang kesimpulan penelitian dan saransaran yang ditujukan pada berbagai pihak.
11