BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi khususnya proyek gedung bertingkat bersifat unik, dalam proses tersebut terdapat tahapan pelaksanaan pekerjaan yang melibatkan sejumlah sumber daya dan membutuhkan organisasi. Berbagai sumber daya tersebut diolah untuk menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Kegiatan proyek berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi dana tertentu dan bertujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran yang dimaksud adalah sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time schedule dan sesuai biaya yang direncanakan (Ervianto, 2005). Dalam rangkaian kegiatan proyek tersebut tentunya mengandung risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja, kualitas dan biaya proyek. Meskipun suatu kegiatan telah direncanakan dengan baik namun akan tetap mengandung ketidakpastian bahwa akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Berbagai hal yang tidak sesuai rencana yang menyebabkan kerugian merupakan sebuah potensi yang harus dipertimbangkan dengan baik. Jika tidak ditangani dengan benar, berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa kelambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu hasil, pembiayaan membengkak, pemborosan sumber daya, persaingan tak sehat di antara para pelaksana, serta kegagalan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan (Dipohusodo,1996).
1
2
Pada pelaksanaan proyek konstruksi, pembiayaan merupakan bahan pertimbangan utama karena menyangkut jumlah yang besar dan rentan terhadap berbagai risiko. Pada penelitian sebelumnya tentang Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi (Santoso, 1999) disebutkan bahwa delapan dari sepuluh proyek mengalami pembengkakan biaya (overruns biaya). Untuk mengatasi pembengkakan biaya proyek tersebut, perlu diketahui penyebab utama kerugian proyek. Menurut Budisuanda (2011), terdapat tiga penyebab kerugian proyek paling besar yaitu kesalahan dalam estimasi biaya proyek, kepemimpinan proyek yang lemah dan unbalanced contract. Dalam laporan pengendalian proyek ternyata lebih dari 50% penyebab kerugian proyek adalah karena kesalahan estimasi biaya proyek saat tender. Hal ini menegaskan bahwa biaya proyek menjadi hal penting yang harus dicermati pengendaliannya. Awal dari pengendalian biaya adalah dari proses estimasi. Estimasi biaya yang tidak akurat dapat memberikan dampak negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Pembengkakan biaya yang ditimbulkan pada tahap pelaksanaan proyek sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari kontraktor dan juga bergantung pada estimasi anggaran biaya. Dalam proses estimasi biaya terdapat beberapa faktor yang menjadikan suatu hasil estimasi yang tidak realistis bagi pelaksanaan proyek seperti kurangnya pengalaman estimator, ketidakjelasan lingkup, kompleksitas design dan ukuran proyek (Akinci dan Fischer, 1998). Faktor tersebut sangat mempengaruhi keakuratan dalam estimasi biaya proyek. Perhitungan biaya yang
3
terlalu murah karena estimator yang terlalu optimis, sedangkan perhitungan yang mahal akan menyebabkan perhitungan biaya yang didapat kurang kompetitif dalam persaingan sehingga menyebabkan kegagalan dalam tender. Kendalakendala tersebut harus dipertimbangkan untuk meminimalisir timbulnya risiko dalam proses estimasi biaya proyek. Pembangunan konstruksi khususnya di kota Denpasar semakin pesat sejalan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Banyak gedung bertingkat yang telah dibangun dan banyak pula yang masih dalam proses pembangunan. Kontraktor beranggapan bahwa biaya adalah aspek penting dan sangat diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Tolak ukur keberhasilan suatu proyek konstruksi ditinjau dari segi biaya adalah ketika biaya proyek dapat ditekan seminimal mungkin sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal atau ketika dalam pelaksanaan proyek tidak mengalami pembengkakan biaya dan berjalan sesuai dengan estimasi biaya awal. Oleh karena estimasi merupakan acuan dalam menyusun anggaran dan digunakan sebagai kontrol biaya proyek, maka diperlukan analisis terhadap berbagai risiko yang akan muncul dalam proses estimasi biaya proyek. Terutama risiko dengan kategori major risk sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan mitigasi untuk menekan akibat yang ditimbulkan oleh risiko tersebut.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu : 1. Risiko – risiko apa saja yang teridentifikasi dalam proses estimasi biaya proyek konstruksi gedung bertingkat di Kota Denpasar? 2. Risiko – risiko apa saja yang termasuk kategori dominan dalam proses estimasi biaya proyek konstruksi gedung bertingkat di Kota Denpasar? 3. Bagaimana mengelola/ memitigasi risiko yang ada untuk meminimalkan berbagai dampak negatif yang mungkin terjadi? 4. Pihak – pihak mana saja yang bertanggung jawab terhadap risiko yang terjadi (ownership of risk) ?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui risiko – risiko apa saja yang teridentifikasi pada proses estimasi biaya proyek konstruksi gedung bertingkat di Kota Denpasar. 2. Untuk menentukan risiko - risiko yang dominan pada proses estimasi biaya proyek konstruksi gedung bertingkat di Kota Denpasar. 3. Melakukan pengelolaan risiko untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul dari proses estimasi biaya. 4. Menentukan kepemilikan risiko (ownership of risk) untuk penanggulangan risiko (risk mitigation).
5
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi mengenai identifikasi risiko yang timbul dalam proses estimasi biaya pada proyek konstruksi gedung bertingkat. Serta dapat
memberikan
penilaian
(assesment)
terhadap
risiko
yang
teridentifikasi. 2. Memberikan informasi mengenai risiko-risiko yang dominan (major risk) dan kepemilikan risiko (ownership of risk) pada proses estimasi biaya proyek gedung bertingkat. 3. Bagi para kontraktor, dapat memberikan masukan sehingga menghasilkan suatu hasil estimasi biaya yang lebih akurat. 4. Dapat memberikan suatu penelitian dan kajian ilmiah bagi universitas pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya, sehingga dapat menjadi pedoman dan bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Penelitian Batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan terhadap proses estimasi biaya pada tahapan tender. 2. Proyek yang diteliti adalah proyek pembangunan gedung bertingkat milik pemerintah tahun anggaran 2013-2015 yang berlokasi di kota Denpasar. dengan nilai proyek diatas Rp.2.500.000.000,00. 3. Risiko sisa (residual risk) setelah proses mitigasi tidak ditinjau.