BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai macam komponen, seperti siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan. Guru termasuk komponen yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, yang memiliki tanggung jawab dan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru dituntut untuk memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yaitu menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan materi yang relevan, merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, menyediakan sumber belajar dan media (Hairida, 2010). Muatan lokal merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang isi dan media pembelajarannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah itu (Hairida, 2010). Pembelajaran muatan lokal merupakan salah satu pembelajaran yang mengarah kepada pengembangan kompetensi keterampilan peserta didik. Tujuan 1
2
pembelajaran muatan lokal adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Setiap guru mata pelajaran mulok dituntut dapat mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik sehingga dapat mengembangkan kompetensi keterampilan peserta didik. Mata pelajaran mulok dalam kurikulum yang dikembangkan sekarang sudah terintegrasi dalam mata pelajaran prakarya pada jenjang sekolah menengah pertama, salah satu topiknya adalah budidaya tumbuhan obat. Sebagai bahan rujukan bagi guru mata pelajaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional telah menyediakan buku paket mulok, akan tetapi untuk topik budidaya jenis tumbuhan obat yang dibahas sebagian besar masih bersifat umum dan belum tentu sesuai dengan karakteristik lingkungan. Objek yang dikaji dalam buku paket tersebut banyak yang sulit ditemukan di sekitar lingkungan siswa, sehingga siswa tidak dapat mempelajari objek tersebut secara langsung sehingga dalam proses belajar mengajar aplikasinya cenderung menekankan aspek kognitif saja, artinya konsep-konsep yang diajarkan hanya sekedar pengetahuan, kurang dihayati dan direalisasikan sebagai sikap dan perilaku yang nyata untuk itu perlu mengembangkan perangkat pembelajaran mulok yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo. Pengembangan bahan ajar mulok yang mengakomodir potensi lokal Gorontalo dengan pokok bahasan budidaya tumbuhan obat telah dilaksanakan
3
pada penelitian sebelumnya, tetapi untuk menguji efektifitasnya
perlu
dikembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP, dan LKPD yang dapat mengembangkan
kompetensi
keterampilan
peserta
didik
dan
perangkat
pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada guru mata pelajaran untuk penyesuaian bahan ajar dengan potensi lingkungan sekolah. Data observasi awal dengan guru mata pelajaran mulok di SMP Negeri 1 Batudaa menyatakan bahwa selama ini pembelajaran mulok dengan topik budidaya tumbuhan obat masih mengacu pada buku yang diterbitkan oleh diknas. Hasil wawancara terbatas dengan beberapa peserta didik mengungkapkan bahwa keterampilan mereka tentang cara pembudidayaan tumbuhan obat masih sangat terbatas dan dipandang sangat perlu untuk dikembangkan. Guru dan peserta didik juga mengungkapkan bahwa rujukan topik ini dirasa masih kurang, praktek pembudidayaan di halaman/kebun sekolah juga selama ini belum pernah dilakukan. Dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang mengakomodir potensi
lokal
Gorontalo
diharapkan
dapat
mengembangkan
kompetensi
ketrampilan peserta didik untuk membudidayakan tumbuhan obat karena selain dapat mengenal tumbuhan obat yang ada di daerahnya sendiri peserta didik juga dapat melakukan praktek pembudidayaan tumbuhan obat di halaman/di kebun sekolah.
4
Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan penelitian
untuk
mengetahui “Pengembangan Kompetensi Keterampilan Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Batudaa pada Pembelajaran Mulok Pokok Bahasan Budidaya Tumbuhan Obat” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dibuat permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan kompetensi keterampilan peserta didik di kelas VII1 dan VII2 SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat? 2. Apakah
ada
kendala-kendala
yang
ditemukan
dalam
pengembangan
kompetensi keterampilan peserta didik di kelas VII1 dan VII2 SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Megembangkan kompetensi keterampilan peserta didik di kelas VII1 dan VII2 SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat 2. Mengungkap
kendala-kendala
yang
ditemukan
dalam
pengembangan
kompetensi keterampilan peserta didik di kelas VII1 dan VII2 SMP Negeri 1 Batudaa pada pembelajaran mulok pokok bahasan budidaya tumbuhan obat.
5
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi pendidikan a. Dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran mulok pada pokok bahasan budidaya tumbuhan obat untuk mengembangkan kompetensi ketrampilan peserta didik di kelas VII SMP Negeri 1 Batudaa, yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan serta perkembangan teknologi dan arus informasi serta memberikan bekal ketrampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan dan pembudidayaan tumbuhan obat yang berada di lingkungannya. b. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya perangkat pembelajaran mulok khususnya budidaya tumbuhan obat di sekolah. 2. Bagi peneliti a. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan ilmiah b. Dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan khususnya kemampuan mengajar dimasa yang akan datang.