BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas merupakan suatu bahasa komunikasi antara produsen dan konsumen. Kualitas menjadi suatu pertaruhan agar tercipta kepuasan. Artinya perusahaan akan berhasil mempertahankan loyalitas konsumennya selama kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga atau tidak terdapat produk yang cacat (failure). Mempertahankan kualitas memerlukan serangkaian aktivitas yang panjang, mulai dari penanganan bahan baku (material), proses produksi, dan penyimpanan hingga pengiriman produk ke konsumen. Dalam setiap tahapan tersebut diperlukan suatu pengendalian terhadap kualitas. Salah satu kegiatan pengendalian kualitas tersebut adalah pengujian terhadap suatu lot produk. Dalam aplikasinya telah dikembangkan berbagai teknik pengambilan sampel dari suatu lot yang dapat digunakan untuk menduga kesuluruhan tingkat kualitas dari suatu lot produk. Teknik atau pengambilan sampel tersebut dikenal dengan acceptance sampling. Metode ini ditujukan untuk memberi perlindungan kepada konsumen dari peluang menerima material / produk yang rusak. Metode acceptance sampling ini juga bermanfaat bagi produsen untuk melakukan proses pengendalian kualitas ketika menghadapi sejumlah variasi dalam kegiatan produksinya. Terutama ketika menghadapi jumlah dan tingkat kesulitan yang harus diperiksa dari suatu produk, berdasarkan karakteristik tertentu untuk menentukan apakah
1
produk tersebut memiliki kualitas yang diinginkan atau sebaliknya (Schilling & Neubauer, 2009). Seperti halnya yang dilakukan di PT Poliplas Makmur Santosa, sebuah perusahaan penghasil karung plastik, di Semarang, yang menerapkan proses uji kualitas barang (goods) secara menyeluruh, baik barang in process maupun barang jadi. Pengujian kualitas ini adalah hal yang krusial karena berbagai konsekuensi yang timbul ketika produk yang dihasilkan terbukti di luar spesifikasi kualitas yang disyaratkan. Sebagai contoh, kegiatan pengendalian kualitas di perusahaan ini dilakukan di bagian Ekstruder, pengecekan hasil dilakukan setiap 45 menit – 1 jam sekali. Hal ini dilakukan karena bagian ini merupakan titik kritis dalam kendali mutu produk yang dihasilkan. Dalam 1 (satu) kali penurunan hasil produksi, benang plastik yang dihasilkan berjumlah 200 – 220 bobbin dan dikelompokkan menjadi 20 bobbin/sak. Sampel acak yang diambil oleh pihak Quality Control (QC) adalah 1 sak pada tiap penurunan hasil produksi. Pengecekan dilakukan untuk menguji lebar benang, berat benang, dan kondisi benang secara fisik. Kendala yang sering terjadi adalah 1 sak yang dicek oleh QC telah dinyatakan baik namun ketika benang dipakai di bagian produksi berikutnya, ada ditemukan benangbenang yang tidak sesuai standard atau bahkan tidak dapat dipakai karena rusak. Selanjutnya, pengecekan kualitas dilakukan di bagian Anyam Karung pada mesin Circulair Loom. Pengecekan disini dilakukan pada saat mesin
2
akan ganti ukuran, saat mesin berproduksi, dan saat penurunan hasil. Pengecekan ganti ukuran bertujuan memberikan keputusan apakah mesin sudah layak untuk berproduksi. Pengecekan saat penurunan hasil dilakukan untuk mengetahui berat roll kain karung yang dihasilkan. Pengecekan dalam proses anyam kain karung dilakukan oleh petugas QC selama 2 shift. Pengecekan ini menguji kualitas fisik kain karung, seperti mengukur lebar kain, ada anyaman yang rusak atau tidak, dll. Dalam 1 shift terdapat 2 orang petugas QC yang melakukan pengecekan dengan berkeliling pada 173 mesin Circulair Loom. Secara umum, petugas QC akan kembali ke mesin pertama yang dicek selama ±90 menit sekali. Kendala yang sering muncul di bagian ini adalah meskipun karung yang dihasilkan sudah sesuai standard dan toleransi yang disyaratkan, namun masih sering terjadi di tahap proses berikutnya ditemukan kain karung yang lebarnya kurang dari standar atau tidak sesuai standar kualitasnya. Pada proses produksi di bagian Finishing, proses pengecekan kualitas dilakukan pada beberapa sub bagian yaitu sub bagian Potong dan Jahit Otomatis, sub bagian Cetak Otomatis dan Cetak Manual, sub bagian Jahit Manual, dan sub bagian Kemas Press. Secara umum kendala yang dihadapi hampir sama dengan kendala pada tahap proses sebelumnya. Adanya kendala-kendala atau permasalahan dalam pengendalian kualitas produk di PT Poliplas Makmur Sentosa ini maka menjadi dasar diperlukannya suatu analisa tentang metode acceptance sampling yang
3
acceptance sampling memiliki korelasi dengan process capability (kapabilitas proses). Dengan ukuran process capability index maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai indeksnya maka kemampuan proses untuk menghasilkan produk sesuai sepesifikasi semakian akurat, atau dengan kata lain semakin rendah prosentase produk yang cacat atau diluaar sepesifikasi. Untuk itu dengan mengetahui kemampuan proses produksi (process capability) maka tindakan perbaikan pada proses tersebut ataupun metode acceptance sampling yang akan diterapkan dapat dikerjakan secara efektif. Selanjutnya dalam penelitian ini, analisa diarahkan untuk menentukan tipe metode acceptance sampling yang optimal untuk setiap tahapan proses yang merupakan titik kritis dalam kendali kualitas produk. Beberapa metode acceptance sampling yang akan diuji diantaranya adalah metode Variable Single Sampling, Quality Index Sampling, dan Attribute Proportion Sampling. 1.2. Rumusan Masalah Dalam proses produksi karung plastik di PT Poliplas Makmur Santosa, pengendalian kualitas menjadi hal yang strategis mengingat produk yang dihasilkan adalah berdasarkan order dengan spesifikasi produk dan kualitas yang ditetapkan oleh pelanggan. Sehingga dengan produksi masal, maka diperlukan metode pengecekan kualitas yang efektif dalam hal penentuan jumlah sampel dan metode pengujiannya. Pengambilan sampel
4
secara acak (acceptance sampling) yang diterapkan haruslah mampu mewakili kualitas dari populasi produk. Dengan proses pengecekan yang dilakukan selama ini oleh perusahaan, ternyata masih sering terdapat produk cacat yang lolos sampai ke tangan pelanggan bahkan berujung komplain dari pelanggan. Pertanyaan yang timbul adalah apakah metode pengecekan (acceptance sampling) telah dilakukan dengan benar atau tidak? Permasalahan inilah yang menjadi alasan bagi Penulis untuk dapat memberikan alternatif solusi bagi perusahaan agar dapat menerapkan teknik acceptance sampling yang efektif dalam menjaga kualitas barang yang dikirim ke konsumen. Selain untuk kepentingan internal perusahaan dalam kaitannya dengan penentuan metode acceptance sampling yang paling sesuai, Penulis juga menilai penting adanya kesepahaman dengan pihak pembeli mengenai adanya producer’s dan consumer’s risks. Tujuannya adalah untuk menekan adanya komplain. 1.3. Pertanyaan Penelitian a.
Bagaimana hasil pengujian acceptance sampling pada setiap proses produksi PT Poliplas Makmur Santosa dengan menggunakan ketiga metode yang diusulkan ?
b.
Manakah metode acceptance sampling yang optimal untuk diterapkan di PT Poliplas Makmur Santosa?
5
1.4. Tujuan Penelitian a.
Menguji tiga metode acceptance sampling pada data hasil pengujian kualitas dari proses produksi di PT Poliplas Makmur Santosa.
b.
Menentukan metode acceptance sampling yang optimal untuk diterapkan di PT Poliplas Makmur Santosa berdasarkan besaran biaya yang diperlukan.
1.5. Manfaat Penelitian Penulis berharap dengan adanya metode acceptance sampling yang akan dipilih dari penelitian ini, dapat membuat PT Poliplas Makmur Santosa semakin kuat dalam proses kendali mutunya dan mampu meningkatkan daya saingnya. Manfaat yang lebih luas yang diharapkan oleh Penulis adalah memberikan manfaat pada pengetahuan yang terkait dengan metode acceptance sampling dan aplikasinya dalam industri agar dapat dijadikan dasar dalam peningkatan mutu produk perusahaan. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah pengujian kualitas pada pembuatan benang plastik di Ekstruder, pembuatan kain karung plastik di mesin Circulair Loom, dan proses potong-jahit otomatis di Finishing yang dilakukan di PT Poliplas Makmur Santosa. Penelitian dilakukan pada 1 (satu) order Perum Bulog dalam rentang waktu 15 Oktober 2013 - 15 November 2013 dan dengan mengabaikan metode First In First Out (FIFO) atau Last In First Out (LIFO).
6
Objek yang diuji pada masing-masing proses produksi ini adalah sebagai berikut : a.
Bagian Ekstruder
: Lebar benang dan denier benang plastik
b.
Bagian Circulair Loom : Lebar kain karung plastik
c.
Bagian Potong-Jahit
: Lebar karung, panjang jadi, jumlah jeratan
(stitch) per 10 inch dan berat kain karung per lembar. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan tesis ini dibagi dalam lima bab, yaitu : BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab kedua ini berisi tentang teori-teori yang berasal pada tinjauan literatur yang mendasari penelitian dan hasil penelitian terdahulu tentang topik yang tekait dengan penelitian. BAB III : Metode Penelitian Bab ketiga memuat desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
7
Bab ini memaparkan data-data yang telah diperoleh dan membahas jawaban atas masalah penelitian yang telah dipaparkan di Bab I. BAB V : Penutup Bab kelima berisi kesimpulan yang ditarik berdasarkan analisis data, keterbatasan yang dihadapi Peneliti dalam melaksanakan penelitian, dan implikasi dari temuan baik implikasi teoritis maupun praktis.
8