ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan salah satu penyakit tropis yang menjadi penyumbang utama ketiga pada angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Penyebab utama kematian karena diare adalah karena dehidrasi atau karena mengalami kehilangan banyak air dan elektrolit tubuh melalui tinja. Selain itu, diare juga merupakan penyebab kekurangan gizi, terutama pada anak. Hal ini dikarenakan adanya gejala anoreksia yang menyertai diare yang menyebabkan menurunnya nafsu makan pada anak. Pada anak yang terkena diare, gizi yang telah masuk ke dalam tubuh akan keluar dalam jumlah yang banyak melalui tinja. Inilah yang menyebabkan seorang anak yang terkena diare bisa juga mengalami anoreksia. Padahal anak membutuhkan kebutuhan asupan gizi dalam jumlah yang banyak untuk proses penyembuhannya. Sedangkan ciri dari seseorang yang mengalami diare akut adalah seperti mata cekung, haus, mulut kering, demam, letargis, dan kadang-kadang disertai muntah. (Soegeng Soegijanto, 2004: 145). WHO pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai keadaan dimana seseorang mengalami berak cair tiga kali atau lebih dalam kurun waktu sehari semalam (24 jam). Pada masyarakat kita mungkin mempunyai istilah sendiri untuk mendeskripsikan diare yaitu lembek, cair, berdarah, berlendir, atau dengan muntah (muntaber) (Soegeng Soegijanto, 2004: 146). Hal yang sama
1 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
juga diungkapkan oleh Widiono (2008) yang menyebutkan bahwa keadaan yang menggambarkan diare adalah ketika bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi feses yang dikeluarkan dalam 24 jam lebih dari tiga kali. Diare dibedakan menjadi tiga menurut waktu serangan (onset), antara lain diare akut (dialami kurang dari 7 hari, pada umumnya 3 - 5 hari), diare berkepanjangan atau disebut juga prolong (dialami lebih dari 7 hari), dan diare kronik (dialami lebih dari 14 hari). Kemudian, diare dalam kondisis akut dibedakan lagi menurut derajat dehidrasinya, yaitu diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan, diare dengan dehidrasi sedang, dan diare dengan dehidrasi berat. Klasifikasi yang terbentuk ini berhubungan dengan rencana pengobatan yang sesuai untuk menanggulangi dan mengobati diare (Widoyono, 2008: 81). Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa diare merupakan penyakit penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di dunia. Pernyataan tersebut didukung dengan data dari WHO yang memperkirakan 4 milyar kasus diare yang terjadi di dunia pada tahun 2000. Sebanyak 2,2 juta penderita meninggal dari 4 milyar kasus diare yang ada dan sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun1. Diare masih merupakan salah satu bagian dari masalah kesehatan yang penting di Indonesia untuk dikaji dan dicari penyebab serta solusi untuk penyembuhannya. Ini dikarenakan angka kesakitan dan kematian anak yang 1
http://www.wsscc.org,200 diakses pada 19 Maret 2012, pukul 22.29
2 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
diakibatkan oleh diare, masih tinggi di daerah provinsi yang merupakan daerah endemik diare. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya provinsi di Indonesia yang mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) Diare. Berikut adalah 11 provinsi di Indonesia yang mengalami KLB diare pada tahun 2010 : Gambar I.1 Provinsi terjadinya KLB Diare di Indonesia tahun 2010
Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2011 Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011 penyebaran diare paling banyak adalah di pulau Jawa dan pulau Papua. Pada tahun 70 sampai 80-an, prevalensi penyakit diare di Indonesia rata-rata mencapai angka 200400 per 1000 penduduk per tahun. Sebesar 70 hingga 80% dari angka tersebut menyerang anak-anak. Diperkirakan 200 sampai 250 ribu anak meninggal akibat diare per tahunnya. Hal yang bisa menyebabkan anak mudah terserang penyakit diare adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang buruk. Anak, terlebih masih berumur di bawah lima tahu, mempunyai organ tubuh yang masih sensitif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, anak lebih mudah terserang penyakit dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, sistem daya tahan tubuh anak, apalagi masih berumur di bawah
lima
tahun,
juga
belum
terbentuk
dengan
sempurna.
Ini
3 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mengakibatkan tubuh anak masih belum mempunyai kekebalan terhadap virus, kuman, dan penyakit yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi. Selain itu data Dinas Kesehatan 2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2001 diare merupakan penyakit terbesar kedua yang menyumbangkan angka kematian pada balita di Indonesia (Depkes RI, 2011: 179). Tabel berikut ini menunjukkan enam jenis penyakit yang menjadi penyumbang terbesar angka kematian pada balita di Indonesia pada tahun 2001 : Tabel I.1 Pola penyakit Penyebab Kematian Balita di Indonesia
Sumber: Departemen Kesehatan RI 2011 Pada tahun 2011, diare masih merupakan penyumbang angka kesakitan dan kematian terbesar di Indonesia. Ini ditunjukkan dengan KLB diare yang dilaporkan pada tahun 2011 ternyata meluas hingga 13 provinsi, jika dibandingkan dengan KLB yang dilaporkan pada tahun 2010 yang melanda 11 provinsi. Berikut ini merupakan tabel yang berisi data mengenai
4 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 200-2011 di seluruh provinsi di Indonesia : Tabel I.2 KLB Diare menurut Provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2011
Sumber: Departemen Kesehatan RI 2011 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011, angka CFR (Case Fatality Rate) untuk diare di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,34 , yaitu dari angka 1,74 menjadi 0,40. Sedangkan pada tahun 2010, KLB (Kejadian Luar Biasa) diare di Indonesia adalah hingga 11
5 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
provinsi dengan jumlah penderita 4.204 orang, dan memunculkan angka kematian 73 orang atau dengan CFR sebesar 1,74%. Angka CFR tahun 2010 tersebut tidak mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan dengan angka CFR pada tahun 2009. Namun, jika angka CFR tahun 2009 dibandingkan dengan angka CFR tahun 2008 maka terjadi penurunan karena angka CFR pada tahun 2008 menunjukkan persentase sebesar 2,94%. Berdasarkan data yang ditunjukkan tersebut, angka diare di Indonesia memang mengalami penurunan selama 4 tahun terakhir, yaitu dari angka CFR 2,94% hingga menjadi 0,40%. Namun, hal ini tidak bisa menjadi alasan bagi masyarakat ataupun pemerintah untuk tidak memperhatikan penyebaran dan diare. Ini dikarenakan penderita diare pada tahun 2011 juga masih banyak yaitu hingga mencapai 3033 kasus dan kawasan terjadinya KLB diare juga masih tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu, Profil Kesehatan Indonesia 2012 juga menunjukkan bahwa diare merupakan kasus yang paling banyak muncul pada Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak yang menyebabkan penderitanya harus menjalani rawat inap di rumah sakit (Depkes RI, 2012). Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Oleh karena itu, diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare. Angka penderita diare pada balita di provinsi Jawa Timur cukup tinggi. Pada tahun 2010 jumlah penderita diare di Jawa Timur
6 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mencapai 1.063.949 kasus dengan 37,94% (403.611 kasus) diantaranya balita. Selama tahun 2007-2010, terjadi peningkatan kasus pada bulan Mei, Nopember dan Desember. Kemudian, puncak kasus terjadi awal tahun yaitu bulan Januari (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2011). Grafik berikut ini menggambarkan kasus diare pada balita di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2011 : Gambar I.2 Grafik kasus Diare di Jawa Timur tahun 2007 - 2010
Sumber: Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2011 Angka penderita diare pada anak di Surabaya juga meningkat secara signifikan. Tiga bulan pertama pada tahun 2012 ini sudah tercatat 16 ribu orang terserang diare. Dari jumlah tersebut, sebanyak lima ribu penderita adalah berada pada umur balita2. Pengetahuan dan kesadaran orangtua terhadap masalah kesehatan balitanya tentu sangat penting agar anak selalu dalam keadaan sehat dan terhindar dari berbagai penyakit, sedangkan yang mengalami diare tidak jatuh pada kondisi yang lebih buruk. Sebagian besar angka kematian dan kesakitan diare selama ini diduga salah satunya adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai upaya pencegahan dan http://www.surabayakita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=
2
4428:diare-serang-16-ribu-warga-surabaya&catid=58&Itemid=48 diakses pada 16 September 2012 pukul 22.45
7 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
penanggulangan diare. Diare dapat menyebar melalui praktik-praktik yang tidak higienis seperti menyiapkan makanan dengan tangan yang belum dicuci, atau membersihkan tinja seorang anak serta membiarkan seorang anak bermain di daerah dimana ada tinja yang terkontaminasi bakteri penyebab diare (Widoyono, 2008: 149). Selain itu, Jodi Swanson dalam Predicting Early Adolescents' Academic Achievement, Social Competence, and Physical Health From Parenting, Ego Resilience, and Engagement Coping (2010) menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan kesehatan balita. Orangtua yang menerapkan pola asuh dengan intensitas kepedulian yang tinggi pada anaknya cenderung memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik. Sebaliknya, orangtua yang menerapkan pola asuh dengan intensitas kepedulian lebih rendah maka akan menjadikan anak memiliki perilaku kesehatan yang buruk. Perilaku kesehatan anak yang buruk yang dapat dicegah melalui pola asuh orangtua, misalnya menjauhkan anak dari makanan yang tidak sehat atau kebiasaan tidur yang tidak baik, dan aktivitas yang terlalu banyak. Ini dikarenakan orangtua yang terlibat langsung dalam pengasuhan terhadap anaknya, dapat memantau dan memperhatikan setiap perilaku dan tindakannya. Penelitian ini difokuskan pada pola asuh orangtua pada balita atas dasar data-data di atas yang menunjukkan bahwa angka kesakitan diare pada balita masih tinggi di Indonesia, khususnya di kota Surabaya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh, yang
8 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
diterapkan oleh orangtua pada anaknya yang masih berumur balita, yang dapat menyebabkan dan tidak menyebabkan munculnya diare pada anak. Pola asuh dibagi menjadi tiga kategori yaitu pola asuh permisif, pola asuh autoritatif atau demokratis, dan pola asuh otoriter. Pola asuh permisif merupakan bentuk pengasuhan dimana orangtua memberi kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Intensitas kepedulian orangtua permisif terhadap anak adalah yang paling rendah jika dibandingkan dengan orangtua autoritatif dan otoriter. Sedangkan, pola asuh autoritatif adalah pola pengasuhan dimana anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. Intensitas kepedulian orangtua otoriter paling tinggi jika dibandingkan dengan orangtua permisif dan autoritatif. Surabaya merupakan kota metropolitan, sekaligus ibu kota provinsi yang menjadi jujukan banyak urban untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, jumlah penduduk di Surabaya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk ini mengakibatkan pemukiman-pemukiman di Surabaya kian padat dan cenderung menimbulkan pemandangan yang kumuh. Hal ini karena banyak para urban yang gagal memenuhi keinginan mereka untuk mencari kehidupan yang layak di Surabaya. Pemukiman yang kumuh dan pola hidup bersih dan sehat masyarakat yang tergolong buruk, menimbulkan banyak penyakit yang
9 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
membahayakan bagi para penghuni pemukiman itu sendiri. Helen Little dalam Journal Of Early Childhood Research: Relationship Between Parents' Beliefs And Their Responses To Children's Risk-Taking Behaviour During Outdoor Play menyebutkan bahwa kesehatan masyarakat secara langsung terkait dengan kesehatan keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Keluarga, sebagai kelompok dasar dalam masyarakat dan lingkungan alami bagi pertumbuhan dan kesejahteraan semua anggotanya dan terutama anak-anak, harus memberikan perlindungan dan bantuan yang diperlukan sehingga anak dapat sepenuhnya memikul tanggung jawabnya dalam masyarakat. Daerah yang menjadi penyumbang utama angka kesakitan diare pada balita di Surabaya adalah kecamatan Sawahan. Kecamatan Sawahan merupakan kawasan yang paling banyak terdapat kasus diare pada balita sejak tahun 2008, hingga tahun 2011. Sedangkan Kelurahan Pakis merupakan daerah yang menjadi penyumbang utama angka kesakitan diare pada balita di Kecamatan Sawahan. (DinKes kota Surabaya, 2011). Penyebabnya adalah pola hidup bersih dan sehat warganya yang kurang baik. Hal ini dicontohkan dengan adanya sungai yang membentang di sepanjang kelurahan Pakis yang sangat tercemar akibat kebiasaan warga sekitar yang selalu membuang sampah di sungai. Sampah yang dibuang di sungai antara lain dari limbah rumah tangga hingga limbah yang dihasilkan oleh manusia. Sedangkan banyak pula warga yang bertempat tinggal di bantaran sungai tersebut. Notoadmodjo (2003) menyebutkan bahwa kebersihan lingkungan dapat
10 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mempengaruhi kesehatan orang-orang yang tinggal di dalamnya, oleh karena itulah kelurahan Pakis menjadi penyumbang utama angka kesakitan diare pada balita Dari sejumlah fenomena dan prevalensi yang telah disebutkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pola asuh orangtua pada balita dengan penyakit diare di kelurahan Pakis, kecamatan Sawahan, kota Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah 1.
Adakah hubungan antara pola asuh orangtua dengan kasus diare pada balita?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan hubungan pola asuh orangtua dengan kasus diare pada balita.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai diare pada balita dalam lingkup sosiologi kesehatan sehingga angka kesakitan dan kematian balita yang disebabkan oleh diare dapat menurun.
11 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai penyakit tropis, khususnya diare, yang banyak terjadi di Indonesia. Selain itu, dapat juga memberikan gambaran mengenai perilaku sehat pada masyarakat, baik tindakan pencegahan maupun tindakan pengobatannya, terhadap penyakit diare yang bisa dijadikan rujukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada diare yang masih tinggi di Indonesia.
1.5 Kerangka Teori Pola asuh orangtua merupakan salah satu bentuk tindakan sosial yang dilakukan oleh orangtua untuk mengasuh anaknya untuk mempersiapkan anak menjadi salah satu anggota masyarakat. Oleh karena itu teori makro dari penelitian ini adalah tindakan sosial. 1.5.1 Tindakan Sosial Weber (1921/ 1968) memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan proses pemikiran, dan tindakan bermakna yang ditimbulkan olehnya, antara terjadinya stimulus dengan respons. Tindakan terjadi ketika individu meletakkan makna subyektif pada tindakan mereka. Dalam teori tindakannya, tujuan Weber adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola dan regularitas tindakan, dan bukan pada kolektivitas.
12 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Weber menggunakan metodologi tipe idealnya untuk menjelaskan makna tindakan dengan cara mengidentifikasi empat tipe tindakan dasar3 : 1. Rasionalitas Sarana-Tujuan Yaitu tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain; harapan-harapan ini digunakan sebagai „syarat‟ atau „sarana‟ untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya dan perhitungan yang rasional. 2. Rasionalitas Nilai Merupakan tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau bentuk perilaku lain, yang terlepas dari prospek keberhasilannya. 3. Afektual Ditentukan oleh kondisi emosi aktor. Misalnya rasa marah, ungkapan rasa cinta, kasihan, dan sebagainya. 4. Tradisional Ditentukan oleh cara bertindak aktor yang biasa dan telah lazim dilakukannya. Tindakan sosial ini didorong kepada tradisi masa lalu. Mekanisme tindakan semacam ini selalu berlandaskan hukum-hukum normatif yang telah ditetapkan secara tegas oleh masyarakat.
3
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi (Sociological Theory),
diterjemahkan oleh Nurhadi. Bantul: Kreasi Wacana, 2011.
13 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Keempat tindakan sosial ini memperngaruhi
pola-pola
hubungan
yang menurut Weber akan sosial
serta
struktur
sosial
masyarakat. Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan pola asuh orangtua pada balita yang dikaitkan dengan diare. Perilaku kesehatan anak yang diajarkan oleh orangtua berpengaruh kepada ada atau tidak adanya diare pada anak. Orangtua sebagai aktor dari pengasuhan tersebut seharusnya memiliki perilaku kesehatan yang baik agar terciptanya lingkungan yang sehat di dalam keluarga. Jika anggota keluarga dapat menjaga kesehatan maka mereka dapat menjalankan perannya masing-masing di dalam masyarakat, misalnya bekerja dan belajar. 1.5.2 Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Notoatmodjo (2003) mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga kelompok4 : 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan Adalah usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan apabila sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga aspek :
4
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003
14 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
a. Perilaku pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit apabila sakit, dan pemulihan kesehatan apabila sudah sembuh dari sakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan, jika seseorang dalam keadaan sehat. Kesehatan sangat dinamis dan relaitf, oleh karena itu orang yang sehatpun perlu melakukan upaya untuk mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi, dalam makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesejahteraan seseorang, namun sekaligus dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini bergantung pada perilaku orang terhadp makanan dan minuman tersebut. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan (Perilaku Pencarian Pengobatan) Adalah menyangkut upaya dan tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku Kesehatan Lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik--seperti sosial, ekonomi, dan sebagainya-- sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana
15 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah rumah tangga, dan sebagainya. 1.5.3 Pola Asuh Ada tiga jenis pola asuh yang diterapkan oleh orangtua kepada anaknya menurut Baumrind (1966)5 yaitu : a. Pola Asuh Permisif Adalah gaya dimana orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Orangtua permisif juga menyajikan dirinya kepada anak sebagai sumber daya bagi anak untuk menggunakan sesuai keinginannya, bukan sebagai agen yang ideal bagi anak untuk ditiru, atau sebagai agen yang aktif bertanggung jawab untuk membentuk atau mengubah perilaku anak yang sedang berlangsung atau di masa depan anak. Orangtua memungkinkan anak
untuk mengatur
kegiatannya sendiri sebanyak mungkin dan tidak mendorong anak untuk menaati peraturan. b. Pola Asuh Autoritatif/ Demokratis Pola pengasuhan ini mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Ada tindakan verbal memberi dan menerima, dan orangtua bersikap hangat Baumrind, D. Child Development: Effects of Authoritative Parental Control on Child Behavior, 1966 terjemahan oleh penulis. 5
16 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
serta penyayang terhadap anaknya.
Orangtua yang otoritatif
menunjukkan kesenangan dan dukungan sebagai respons terhadap perilaku mereka anak. Orangtua memberikan perspektif sendiri sebagai orang dewasa, tetapi mengakui kepentingan individu anak dan cara-cara khusus anak. Orangtua menghargai anak secara ekspresif dan instrumental, baik sesuai kebijakan yang mereka inginkan dan aturan mengenai kedisplinan yang mereka setujui. c. Pola Asuh Otoritarian/ Otoriter Adalah gaya yang membatasi dan menghukum, dimana orangtua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka. Orangtua yang menerapkan pola pengasuhan ini memberikan batas dan kendali yang tegas pada anak dan meminimalisir perdebatan verbal. Orangtua yang otoriter juga mungkin sering memukul anaknya, memaksakan aturan secara kaku tanpa menjelaskannya pada anak, dan menunjukkan amarah pada anak.
Hal ini dapat menyebabkan anak kurang
berinisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup, akibat seringnya mendapat hukuman dari orangtua. Dengan pola asuh seperti ini anak diharuskan untuk berdisiplin karena semua keputusan dan peraturan ada ditangan orangtua. Pengasuhan secara umum merupakan sikap dan praktek yang dijalankan oleh orang dewasa meliputi : pemberian ASI, pemberian makanan terhadap anak, perawatan dasar, memberi rasa aman, melindungi anak, membiasakan menggunakan toilet, menjaga
17 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
kebersihan, mencegah dari kuman patogen dan serangan penyakit, pencegahan dan pengobatan saat anak sakit, berinteraksi dan memberikan stimulasi, bermain bersama dan bersosialisasi, memberi kasih sayang serta menyediakan tempat tinggal yang layak dan lingkungan sehat, agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik (Soetjiningsih, 1998). Sanitasi yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit, seperti diare, ISPA, cacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria, demam berdarah dan sebagainya (Supariasa, 2001). Pengasuhan balita pengasuhan
ibu
kepada
anaknya.
berkaitan dengan
Pengasuhan
balita
cara sangat
berhubungan dengan keadaan ibu, seperti kesehatan ibu (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan dan keterampilan tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga dan di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari dan adat kebiasaan (Zeitlin 1991, Soekirman 2000, LIPI 2004:102)6. Oleh karena itu, pengasuhan orangtua kepada balita mempengaruhi ada atau tidak adanya diare pada balita. Ini dikarenakan perilaku kesehatan juga merupakan aspek yang penting dalam pengasuhan orangtua kepada anak. Menurut Maccoby & Mcloyd (dalam Berk 1989) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orangtua yaitu: 1. 6
Status Ekonomi Sosial (SES).
Kartini, Theresa Dewi. Hubungan Pola Asuh Ibu dan Kejadian Diare dengan
Pertumbuhan Bayi yang mengalami Hambatan Pertumbuhan dalm Rahim sampai umur Empat bulan. Tesis Magister Gizi Masyarakat, Semarang, 2008
18 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Yaitu pengelompokkan orang-orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan, dan ekonomi. Orangtua dengan SES rendah cenderung memiliki keinginan agar anaknya menyesuaikan dengan ekspetasi masyarakat. Oleh karena itu orangtua menggunakan lebih banyak hukuman fisik dalam mendisplisikan anak. Sebaliknya orangtua dengan SES lebih tinggi cenderung lebih peduli pada perkembangan inisiatif anak dan lebih sedikit menggunakan hukuman fisik. 2.
Nilai-nilai agama yang dianut orangtua. Nilai – nilai agama juga menjadi salah satu hal yang penting yang ditanamkan orangtua pada anak dalam pengasuhan yang mereka lakukan sehingga lembaga keagamaan juga turut berperan didalamnya.
3.
Kepribadian. Kepribadian orangtua, yang dipengaruhi oleh keturunan, lingkungan
fisik,
serta
kebudayaan,
mempengaruhi
pola
pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua kepada anaknya . 4.
Jumlah anak. Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orangtua. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka ada kecenderungan bahwa orangtua tidak begitu menerapkan pola pengasuhan yang tepat secara maksimal
19 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
pada anak karena perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jodi Swanson pada tahun 2010 di salah satu kota yang berada di sebelah barat daya Amerika Serikat dengan menggunakan rumus chi square dan responden sebanyak 500 orang. Penelitian tersebut ditulis dalam Predicting Early Adolescents' Academic Achievement, Social Competence, and Physical Health From Parenting, Ego Resilience, and Engagement Coping yang juga dipublikasikan secara online melalui sagepub.com dengan judul yang sama. Salah satu kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan kesehatan balita, dengan taraf kesalahan sebesar 1%. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah hasil dari penelitian tersebut juga berlaku di negara beriklim tropis, seperti di Indonesia.
1.6 Hipotesis H0 : Tidak ada hubungan antara pola asuh dengan diare. H1 : Ada hubungan antara pola asuh dengan diare.
1.7 Metode Penelitian : Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai suatu
20 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
solusi atas masalah tersebut. Langkah – langkah yang digunakan di dalam metode penelitian meliputi tipe penelitian, definisi operasional, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 1.7.1
Tipe Penelitian : Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Eksplanatif merupakan penelitian yang menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian dengan format eksplanasi ini dilakukan melalui survei (eksplanasi survei). Pada penelitian ini, peneliti membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan, serta menggunakan statistik inferensial sebagai alat utama dalam analisis data.
1.7.2
Definisi Operasional : Spesifikasi prosedur, yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya
realitas
tertentu
sebagaimana
digambarkan
menurut
konsepnya, disebut pembuatan definisi operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya, meliputi diare, pengetahuan penyakit diare, pola asuh, perilaku kesehatan, dan kawasan endemik. 1.7.2.1 Diare Diare digunakan untuk mengetahui apakah seorang balita pernah mengalami diare (y1) atau tidak pernah mengalami diare (y2). Munculnya diare juga dibedakan berdasarkan intensitasnya,
21 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
yaitu hanya 1 kali mengalami diare, 2 – 3 kali, dan lebih dari 3 kali diare. 1.7.2.2 Pengetahuan Penyakit Diare Pengetahuan tentang diare digunakan untuk mengukur sejauh mana responden mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan penyakit diare. Oleh karena itu indikator – indikator yang digunakan meliputi : 1. Definisi penyakit diare 2. Penyebab penyakit diare 3. Gejala penyakit diare 4. Bahaya yang ditimbulkan dari penyakit diare 5. Tindakan pertolongan pertama pada penderita diare 1.7.2.3 Pola Asuh Pola asuh digunakan untuk mengetahui sikap atau praktek apa saja yang dilakukan oleh orangtua kepada anaknya yang masih balita. Pola asuh yang dimaksud adalah Pola Asuh Permisif (x1), Pola Asuh Autoritatif (x2), dan Pola Asuh Otoriter (x3). Berbagai indikator yang digunakan untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orangtua yang berhubungan dengan kesehatan antara lain :
Anak membeli makanan/ minuman di luar rumah
Anak mencuci tangan sebelum dan setelah makan
22 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Memperhatikan perilaku anak yang dapat mempengaruhi kesehatan
Memperhatikan waktu istirahat (tidur) anak
Memperhatikan asupan makanan dan/ atau minuman untuk anak
Memperhatikan asupan ASI anak
Memperhatikan pola dan waktu makan anak
Mengajarkan anak untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan
Membiasakan anak untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat
Memperhatikan nilai gizi pada makanan tambahan (disamping makanan utama) yang dikonsumsi anak
Tidak mengajak anak untuk sering bepergian
Membekali anak dengan peralatan-peralatan untuk menjaga agar anak selalu higienis, misalnya hand-sanitizer
Memberikan nasehat/ hukuman pada anak jika anak melanggar aturan dan nilai yang telah diajarkan
1.7.2.4 Perilaku Kesehatan Perilaku Kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat diukur melalui: 1. Perilaku pencegahan penyakit
23 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Penyembuhan penyakit apabila sakit 3. Pemulihan kesehatan apabila sudah sembuh dari sakit. 4. Perilaku peningkatan kesehatan 5. Perilaku gizi, dalam makanan dan minuman 6. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan 7. Perilaku Kesehatan Lingkungan 1.7.2.5 Kawasan Endemik Endemik adalah penyakit-yang-umum (penyakit tropis) yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi. Contoh penyakit endemik adalah malaria di sebagian Afrika (misalnya, Liberia). Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada suatu waktu dalam masa hidupnya. Dalam penelitian ini, kawasan endemik adalah suatu daerah dimana banyaknya jumlah penderita penyakit diare di dalam suatu populasi.
1.7.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Adapun pertimbangan pengambilan lokasi tersebut sebagai berikut, Pertama, angka kesakitan dikarenakan diare yang terbesar di kota Surabaya adalah di kecamatan Sawahan, Kedua, kecamatan Sawahan merupakan salah satu kecamatan yang berpenduduk
24 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
paling pada di Surabaya, , Ketiga, Kelurahan Pakis merupakan kawasan pemukiman padat penduduk yang bisa dikategorikan kumuh dan berpotensi menjadi penyebab berbagai penyakit, termasuk diare. Keempat, masyarakat di Kelurahan Pakis tergolong masyarakat heterogen, dimana masyarakat tersebut sangat bervariasi terdapat berbagai asal usul daerah dan status sosial ekonomi yang berbeda . Terakhir, Kelurahan Pakis terletak di sepanjang pinggiran sungai/ kali yang digunakan oleh kebanyakan masyarakat, baik warga Kelurahan Pakis , ataupun warga dari Kelurahan lain, sebagai tempat untuk mandi, mencuci, pembuangan tinja, dan pembuangan limbah rumah tangga lainnya. Secara teoritik penyebab utama penyakit tropis, dalam penelitian ini adalah penyakit diare, yaitu lingkungan yang tidak bersih dan tidak higienis.
1.7.4 Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini diperlukannya teknik pengambilan sampel. Hal ini sangat penting bagi penelitian karena dapat membantu dalam pencarian responden yang dapat mewakili dari keseluruhan populasi di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan. Namun, sebelum melakukan pengambilan sampel terlebih dahulu menentukan populasi dan kerangka sampling sebagai berikut : 1. Populasi
25 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri – cirinya diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih ini mempunyai hubungan dengan masalah yang ingin dipelajari, yaitu orangtua yang memiliki anak yang termasuk dalam kategori balita, baik yang pernah terkena penyakit diare ataupun tidak. Unit analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah para orangtua yang memiliki anak yang masih berumur balita (bawah lima tahun), yang berada di Kelurahan Pakis . 2. Pengambilan Sampel Setelah menentukan populasi, langkah selanjutnya memilih sampel yang sesuai dengan ciri – ciri khusus dari populasi. Teknik pengambilan yang akan digunakan adalah Simple Random Sampling karena dalam penelitian ini melibatkan orangtua yang memiliki balita yang pernah terserang penyakit diare dan telah didata oleh puskesmas Pakis, dan orangtua yang memiliki balita yang tidak pernah terserang penyakit diare. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Berpedoman pada jumlah balita penderita penyakit diare yang telah didata oleh puskesmas Pakis yaitu sebanyak 811 balita, kemudian akan difokuskan pada RW yang memiliki kasus diare pada balita paling banyak (Data I).
Mengambil jumlah populasi balita yang tidak pernah terkena diare di RW yang memiliki kasus diare pada balita paling
26 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
sedikit, sesuai dengan data balita penderita diare yaitu 811 balita (Data II).
Jumlah populasi yang telah ditentukan, data I dan data II, digabungkan menjadi 1622 populasi.
Selanjutnya, jumlah responden ditentukan dengan menggunakan hitungan sebagai berikut 𝑁𝑝𝑞 𝑁 − 1 𝐷 + 𝑝𝑞
𝑛=
1622 (0,25) 1622 − 1 0,0025 + 0,25
= =
405,5 4,3 100 responden
= 94,3
1.7.5 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan mengamati obyek yang ada pada masyarakat di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan, serta untuk menjawab berbagai pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari sumber – sumber datanya, yaitu: 1. Wawancara Wawancara merupakan suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Wawancara terstruktur ini menggunakan alat bantu kuesioner baik
dengan pertanyaan tertutup. Pertanyaan
–
27 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
pertanyaan pada kuesioner disusun sesuai dengan karakteristik – karakteristik yang telah ditentukan. Kuesioner ini berfungsi sebagai alat bantu untuk mengetahui informasi dari responden yang berhubungan dengan pola asuh orangtua terhadap anak balitanya, tindakan pencegahan dan tindakan penyembuhan terhadap penyakit diare. 2. Dokumentasi Yaitu pengambilan gambar yang berupa foto ataupun video guna mendukung hasil dari wawancara dan observasi. 3. Informasi yang diperoleh dari pihak kedua Di dalam pengumpulan data, dilakukan beberapa tahap untuk mendapatkan data yang akurat bagi penelitian. Antara lain informasi yang didapatkan berasal dari media elektronik (internet) yang mempaparkan berita tentang penyakit tropis, khususnya penyakit diare yang menyumbang angka kesakitan dan kematian balita terbesar di Kota Surabaya. 1.7.6 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu langkah yang terpenting dalam suatu kegiatan penelitian. Analisis data ini digunakan untuk memaparkan hasil tentang pilihan rasional masyarakat dalam layanan kesehatan untuk penanganan penyakit tropis khususnya penyakit diare. Data-data yang sudah diperoleh kemudian diolah terlebih dahulu. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan cara,
28 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Pertama memberikan penilaian melalui kode-kode yang telah ditentukan untuk setiap jawaban yang ada pada kuesioner (koding). Kedua jawaban – jawaban yang sudah dikoding tersebut dimasukkan ke dalam SPSS. Ketiga setelah semua data masuk kedalam SPSS kemudian dianalisis. Sebelum memasukkan data dalam perhitungan SPSS terlebih dahulu membagi dua macam analisis, yaitu: 1. Analisis Data Univariat : Analisis
data
secara
univariat
bermaksud
untuk
mendeskripsikan pola asuh yang diterapkan orangtua, diare, pengetahuan orangtua tentang penyakit diare, dan perilaku kesehatan orangtua. 2. Analisis Data Bivariat : Analisis bivariat menggunakan tabel silang untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yaitu antara variabel pola asuh orangtua terhadap balita dengan diare, dan digunakan analisis Chi Square, dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil yang diperoleh pada analisis Chi Square dengan menggunakan program SPSS yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan α = 0,05. Apabila nilai p lebih kecil dari α = 0,05 maka ada hubungan/perbedaan antara dua variabel tersebut. Tes ini lebih memfokuskan perhatian pada banyak
29 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
frekuensi yang diamati (observed) dengan banyak frekuensi yang diharapkan (expected). Tes ini menggunakan asumsi7 : a. Berhadapan dengan satu sampel yang diambil secara random b. Dilakukan pengujian hipotesis pada kasus asosiasi atau korelasional c. Tes ini dapat digunakan jika karakteristik/ variable yang dikorelasikan memperoleh data paling rendah berskala nominal d. Tidak boleh ada 1 selpun dengan frekuensi yang diharapkan (expected) < 1 e. Frekuensi yang diharapkan (fh) yang < 5 tidak boleh lebih dari 20 persen. f. Jika ditemukan frekuensi yang diharapkan < 1 atau <5 lebih 20 persen maka bisa dilakukan penggabungan kategori.
Tes Statistik yang digunakan:
x
2
( fo fh ) 2 fh
Titik Kritis : Terletak pada tabel Khai Kuadrat (tabel C di buku Sidney Siegel)) dengan db = (b-1) x
(k– 1) pada taraf
signifikansi tertentu.
7
Sugiyono. Statistik Nonparametrik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 1999
30 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Keputusan : Ho ditolak apabila X hasil analisis melebihi X tabel (titik kritis)
31 Skripsi
Hubungan antara Pola Asuh ...
AYU ROSYIDAH HAJJI