BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini membedakan
ditujukan untuk kepentingan seluruh penduduk tanpa
jenis
kelamin
tertentu.
Keberhasilan
pembangunan
yang
dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sangat tergantung dari peranserta seluruh penduduk baik laki-laki maupun perempuan. Tuntutan akan kualitas sumber daya manusia (SDM) perempuan yang berkualitas sehingga menjadi rekan kerja aktif laki-laki dalam mengatasi pembangunan. Perempuan juga mempengaruhi kualitas generasi penerus mengingat fungsi reproduksi perempuan berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia mendatang. Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat dapat diatasi. Permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta hurup, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Dewasa ini persoalan mengenai pencapaian pembangunan manusia telah menjadi perhatian para penyelenggara pemerintahan. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tabanan menunjukan kualitas pembangunan manusia yang semakin meningkat, berdasarkan data statistik Daerah Kabupaten Tabanan Tahun
1
2
pembangunan manusia pada tahun 2013 sebesar 76,19 meningkat dari 75,55 pada tahun 2002. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 1.1. Grafik 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tabanan Tahun 2011-2013 Grafik 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2013 76,4 76,2
76,19
76 75,8 75,6
75,55
75,4 75,2
75,24
75 74,8 74,6 2011
2012
2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan 2014 Seperti diketahui salah satu indikator pembangunan daerah sosial yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks komposit yang dihitung rata-rata dari indek harapan hidup diantaranya pendidikan dan pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Indeks harapan hidup diukur dengan angka harapan hidup. Tahun 2013 angka harapan hidup penduduk Kabupaten Tabanan sebesar 74,91 tahun, merupakan angka tertinggi di Propinsi Bali (71,20). Hal ini menunjukan umur penduduk di Kabupaten Tabanan lebih tinggi diantara Kabupaten / Kota di propinsi Bali. Angka melek huruf Kabupaten
3
Tabanan tahun 2013 meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2012, yaitu 90,82 persen menjadi 91,92 persen, berada pada tingkat 3 (tiga) di Propisi Bali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Indeks Pembangunan Manusia menurut Peringkat Kabupaten/Kota se Propinsi Bali Tahun 2012-2013 No
Kabupaten
Peringkat IPM 2011
2012
1
Jembrana
5
5
2
Tabanan
3
3
3
Badung
2
2
4
Gianyar
4
4
5
Klungkung
8
8
6
Bangli
7
7
7
Karangasem
9
9
8
Buleleng
6
6
9
Kota Denpasar
1
1
Sumber: BPS Propinsi Bali Tahun 2014 Meningkatnya kualitas hidup penduduk Kabupaten Tabanan , secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pengetahuan manusia dengan diukur melalui pendidikan. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Tabanan dalam kurun waktu Tahun 2011-2013 menunjukkan peningkatan keinginan penduduk untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi. Tahun 2011 rata-rata lama
4
sekolah sebesar 8,37 tahun menjadi 8,39 tahun pada tahun 2012 dan tahun 2013 menjadi 8,40 tahun. Dengan meningkatnya pengetahuan penduduk di harapkan mampu menyerap tenaga kerja, sehingga meningkatkan pula pendapatan penduduk, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel 1.2. Statistik Sosial Kabupaten Tabanan Tahun 2011-2013 Uraian
2011
2012
2013
Angka harapan hidup
74,43
74,49
74,91
Angka melek huruf
89,62
90,82
91,92
Hidup layak
636,02
637,26
643,24
8,37
8,39
8,40
0,2596
0,3648
0,3862
Rata-rata lama sekolah Gini ratio
Sumber: BPS Propinsi Bali, Tahun 2014 Dalam era globalisasi di berbagai sektor pembangunan isu gender menjadi isu yang sentral dalam pembangunan dengan di keluarkannya, inpres nomor 9 tahun 2000
tentang
pengarusutamaan
gender.
Pengarusutamaan
gender
merupakan salah satu upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang sama, dan pada akhirnya keberhasilan penyertaan akan dapat memperkuat kehidupan sosial, politik, dan ekonomi suatu negara. Peran wanita dalam kegiatan ekonomi dalam semua sektor mencerminkan bahwa ketergantungan wanita kepada laki-laki sudah berkurang. Para wanita cenderung
5
terlibat dalam sektor informal karena perempuan dianggap memiliki fisik yang lemah dibandingkan lai-laki. Partisipasi wanita meningkat dalam pembangunan masyarakat yang didasari oleh kebijakan dimana wanita sesungguhnya memegang sejumlah fungsi sentral dalam keluarga sekaligus sebagai sumber daya ekonomi yang sama pentingnya dengan laki-laki. Pemerintah memahami fenomena tersebut dan berupaya memaksimalkan dan menginvestasikan modalnya pada SDM untuk menghasilkan mutu penduduk yang tinggi. Selain itu pemerintah juga berupaya untuk mengentaskan kemiskinan melalui peran wanita desa untuk terjun ke dunia usaha. Masuknya perempuan dalam kegiatan ekonomi terjadi di semua sektor mencerminkan para perempuan tidak lagi tergantung pada laki-laki . Para perempuan cenderung mudah masuk terlibat dalam indikator informal. Penempatan perempuan di sektor informal dan laki-laki di sektor formal, pada umumnya didasarkan asumsi bahwa perempuan secara fisik lemah namun diakui memiliki kesabaran dan kelembutan yang lebih dari laki-laki. Partisipasi perempuan terus meningkat terutama ketika ditetapkannya model pembangunan yang berbasis pada masyarakat. Alasan utama tersebut yang mendasari kebijakan ini adalah perempuan yang sesungguhnya memegang sejumlah fungsi sentral dalam keluarga sekaligus sebagai sumber daya ekonomi yang sangat penting dibandingkan dengan laki-laki. Sebagai kelompok yang menjadi sasaran dalam upaya penghapusan kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan pemberdayaan kaum perempuan pedesaan
6
memperoleh prioritas utama. Kaum perempuan pedesaan masih berada dalam garis kemiskinan sehingga mereka lebih banyak membutuhkan modal untuk melakukan usaha yang mereka inginkan. Pembangunan yang menyeluruh menuntut adanya peran serta pria dan wanita di segala bidang. Wanita mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta dalam segala kegiatan pembangunan. Dengan demikian perempuan sama halnya dengan pria dapat menjadi sumbernya fisik yang dapat membantu pendapatan keluarganya. Upaya untuk mengentaskan kemiskinan perempuan mempunyai keikutsertaan dalam menjaga kondisi kestabilan rumah tangga mereka di mana secara umum perempuan mempunyai tiga fungsi utama yang sangat berkaitan dengan kedudukan dan peran perempuan yaitu: 1) Perempuan sebagai fungsi reproduksi, di mana perempuan sering di hubungkan dengan hal dan kewajiban dan kodrat wanita. 2) Perempuan sebagai fungsi sosialisasi yaitu perempuan berkaitan erat dengan fungsi dan tanggungjawab perempuan di dalam mempersiapkan anak-anaknya masuk dalam pergaulan masyarakat yang luas. 3) Perempuan sebagai fungsi produksi berkaitan dengan fungsi ekonomis, dimana sejalan dengan kemajuan zaman dan meningkatnya pendidikan kaum wanita tidak saja berperan secara tidak langsung tetapi dapat mengambil peran langsung dalam proses pembangunan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dalam bidang ekonomi wanita dapat bekerja dengan mendapatkan imbalan berupa uang maupun barang.
7
Hal ini jelas merupakan pemikiran yang positif. Untuk menunjang program peningkatan peran perempuan telah di lakukan berbagai kegiatan oleh berbagai pihak, tetapi hanya sejumlah kecil yang akhirnya bekerja sesuai dengan keterampilan dan keahliannya. Mereka yang mempunyai keahlian / keterampilan tetapi tidak menggunakannya biasanya karena alasan tidak mempunyai modal yang menunjang atau masih mempunyai anak kecil. Berbagai macam motivasi dapat melatarbelakangi perempuan/ ibu bekerja seperti halnya pendidikan yang dimilikinya, terdesak oleh keadaan ekonomi keluarga, maupun waktu luang yang dimiliki oleh perempuan/ibu karena tidak memiliki anak balita lagi atau karena anaknya sedikit. Dalam hal ini peran dan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) sangat besar. Dengan KB Keluarga dapat merencanakan jumlah anak dengan pertimbangan cost and benefit. Apapila dirasa lebih menguntungkan mempunyai anak sedikit maka di putuskan untuk mempunyai keluarga kecil dengan anak sedikit. Dengan demikian ada waktu bagi ibu yang dapat di pergunakan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam bentuk bekerja di luar rumah di samping mengurus rumah tangga sebagai oppertunity cost Memelihara anak (Blake, 1996). Kedudukan ibu/perempuan dalam rumah tangga dianggap sebagai belahan yang satu (halfheit) yang memerlukan belahan yang lainnya sebagai komplemen, untuk bersama-sama mewujudkan suatu keseluruhan yang organis dan harmonis, yaitu keluarga. Menurut Holleman (Notopuro, 1979) . Hak dan kewajiban seorang ibu/ perempuan dalam pemeliharaan kepentingan intern dari rumah tangga terutama dalam mengasuh anak (yang belum dewasa).
8
Perempuan (ibu) juga mempunyai tugas membantu pekerjaan-pekerjaan suaminya. Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1983, yang memuat tentang bahwa wanita /perempuan mempunyai hak dan kewajiban, dan kesempatan yang sama dengan pria untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan. Zulmiharni (1998) menyatakan bahwa meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan di mungkinkan oleh berbagai proses yang bersumber dari perubahan faktor-faktor tertentu diantaranya adalah semakin membaiknya tingkat pendidikan kaum perempuan. Yuarsi (1997) berpendapat bahwa adanya kesadaran baru atau karena pergeseran nilai yang memungkinkan perempuan meninggalkan rumah untuk bekerja. Memperhatikan besarnya potensi perempuan sebagai sumber daya manusia, maka upaya menyertakan perempuan dalam proses pembangunan bukan hanya merupakan hal yang bersifat manusiawi, tetapi juga merupakan suatu tindakan yang efisien. Peningkatan pendapatan keluarga dapat terwujud melalui kontribusi seluruh anggota keluarga baik laki maupun perempuan. Perempuan memiliki potensi yang cukup besar dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga, karena perempuan juga mempunyai kemampuan untuk bekerja dan lebih mampu menyesuaikan diri dalam menghadapi krisis ekonomi. Perempuan juga lebih banyak mengambil inisiatif untuk menggantikan peran suami yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) didalam pekerjaannya mencari nafkah. Selain itu pengalokasian waktu dari pekerjaan perempuan baik waktu yang di pasarkan atau tidak, banyak di pengaruhi oleh faktor ekonomi dan keadaan sosial budaya masyarakat setempat.
9
Peran perempuan yang ingin bekerja memperlihatkan bahwa di samping urusan rumah tangga seperti mengasuh anak , memasak dan lain-lain perempuan juga mampu untuk menghasilkan uang. Perempuan juga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga. Kabupaten Tabanan merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan pertanian yang yang cukup luas. Penduduk Kabupaten Tabanan sebagian besar bekerja sebagai petani. Bertani adalah pekerjaan yang mereka lakukan sehari-hari. Seperti kita ketahui pada saat ini pertanian masih berada di bawah
sektor
pariwisata. Hal ini yang menyebabkan bahwa anak-anak muda lebih cenderung untuk bekerja mencari nafkah ke kota dibandingkan menjadi seorang petani. Melihat keadaan saat ini tentunya sebagai seorang petani sangat sulit untuk menghadapi situasi perekonomian seperti sekarang ini, dimana kebutuhan rumah tangga semakin tinggi untuk biaya konsumsi dan untuk biaya sekolah anak-anak mereka. Seperti yang terjadi di Kabupaten Tabanan, pendapatan rata-rata pekerja di Kabupaten Tabanan adalah sebesar Rp.1.628.000 lebih tinggi di bandingkan dengan pendapatan perkapita sebesar Rp.751.122 per bulan. Partisipasi perempuan yang bekerja melatar belakangi karena sosial ekonomi yang masih sangat rendah, dimana pendapatan suami tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Menghadapi keadaan ini perempuan mempunyai inisiatif untuk membantu para suami mereka dengan menciptakan lapangan pekerjaan dengan membuat usaha kecil yang tentunya tidak mengganggu tugas
10
pokok sebagai seorang istri/ ibu. Di dalam membuat usaha kecil yang dijalani tentunya mereka mengalami kesulitan khususnya di dalam permodalan . Melihat dari begitu besarnya keinginan perempuan/ ibu di dalam peran serta menunjang kehidupan keluarganya salah satu upaya yang dilakukan permpuan di Kabupaten Tabanan yaitu dengan mencari kredit melalui koperasi wanita yang mampu membantu mereka terlepas dari masalah yang mereka hadapi dalam rumah tangga . Koperasi merupakan wadah orang orang atau badan hukum yang mempunyai kepentingan bersama dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dengan demikian koperasi wanita merupakan wadah yang paling tepat bagi kelompok perempuan pelaku usaha yang bisa disebut kelompok produktif dalam meningkatkan usahanya. Koperasi juga mempunyai potensi besar dalam pemberdayaan perempuan dan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Dengan berkoperasi atau berkelompok mereka dapat secara bersama-sama memperoleh kredit untuk menambah modal investasi maupun modal kerja. Penyediaan modal investasi berupa kredit perempuan diselaraskan dengan upaya mengembangkan ekonomi pedesaan yang mampu membantu para perempuan dalam usaha-usaha yang mereka lakukan. Modal investasi yang dikembangkan berasal dari dana tabungan masyarakat dan juga bantuan dari pemerintah daerah. Simpan pinjam merupakan bentuk penjabaran dari koperasi wanita dengan memanfaatkan berbagai jasa pelayanan yang telah ada. Berikut disajikan data koperasi wanita yang ada di Kabupaten Tabanan, seperti pada Tabel 1.3.
11
Tabel 1.3 Jumlah Koperasi Wanita (kopwan di Kabupaten Tabanan) No
Nama Koperasi
Jumlah
Modal
Modal Luar
SHU
Anggota
Sendiri Rp
Rp
Rp
1
Kerta Yoga
20
20.000.000
-
2
Sari Sedana Yoga
139
95.000.000
139.000.000 3.000.000
3
Ayu Sari
64
250.756.418 39.751.406
4
An Nisa
66
149.000.000 151.000.000 3.000.000
5
Srikandi Mandiri
20
47.000.000
6
Tunas Bambu
23
105.000.000 15.000.000
27.000.000
-
20.000.000
1.000.000 -
Sumber :Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Tabanan, Tahun 2014 Berdasarkan Tabel1.3 dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Tabanan memiliki 6 (enam) koperasi wanita, dimana masing-masing koperasi memiliki jumlah anggota yang berbeda-beda. Diantara koperasi wanita yang ada di Kabupaten Tabanan koperasi wanita Ayu Sari merupakan koperasi yang paling aktif dan berjalan dengan baik dimana modal usaha yang berasal dari modal sendiri yang paling besar yaitu sebesar Rp.250.756.418, modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan dana cadangan. Koperasi wanita Ayu Sari juga mendapatkan modal berasal dari luar yaitu sebesar Rp.39.751.406 dimana modal ini berasal dari tabungan nasabah dan deposito berjangka. Rapat anggota tahunan juga rutin dilakukan setiap tahunn ya, selain itu dari sisa hasil usaha
12
koperasi Ayu Sari memperoleh sisa sebesar Rp.20.000.000 lebih besar dibandingkan dengan koperasi wanita yang lainnya. Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan koperasi wnita Ayu Sari mempunyai keunggulan diantara koperasikoperasi yang lainnya. Menghadapi keadaan rumah tangga yang belum mampu memenuhi kebutuhan keluarganya perempuan tidak bisa hanya menghandalkan penghasilan dari suami yang hanya sebagai seorang petani. Dalam hal ini para istri/perempuan mempunyai solusi untuk mencari kredit pada koperasi yang ada. Salah satunya adalah koperasi Ayu Sari. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam mencari kredit pada koperasi wanita Ayu Sari adalah: 1. Berusia di atas 17 (Tujuh belas) tahun atau sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) 2. Memiliki kartu keluarga (KK) 3. Anggota dapat meminjam sebesar Rp. 500.000,00 s/d Rp. 3.000.000,00 tanpa jaminan 4. Bagi non anggota dapat meminjam sebesar Rp. 1.000.000,00 dengan jaminan 300.000,00 ( 3% dari pinjaman ). Peranan koperasi wanita dalam penyediaan kemampuan dana bagi perempuan sangat di perlukan , melihat masih banyaknya perempuan yang sangat membutukhan kredit yang nantinya bisa di gunakan untuk berbagai macam usaha kecil yang dapat di ciptakan. Dengan demikian para perempuan akan dapat membantu para suami untuk menambah penghasilan guna untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka. Sehingga dalam hal ini peran perempuan sangat
13
diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk mencukupi atau terpenuhinya kebutuhan dalam rumah tangga dan dapat menciptakan kesejahteraan ekonomi rumah tangga .
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1)
Apakah status sosial ekonomi penerima kredit perempuan berpengaruh terhadap peran koperasi wanita Ayu Sari di Kabupaten Tabanan.
2) Apakah status sosial ekonomi penerima kredit perempuan berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya. 3) Apakah peran koperasi wanita Ayu Sari berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya. 4) Apakah ada pengaruh tidak langsung status sosial ekonomi penerima kredit perempuan terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya melalui peran koperasi wanita Ayu Sari.
1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : 1) Untuk menganalisis status sosial ekonomi penerima kredit perempuan terhadap peran koperasi wanita Ayu Sari di Kabupaten Tabanan.
14
2) Untuk menganalisis status sosial ekonomi penerima kredit perempuan terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya. 3) Untuk menganalisis peran koperasi wanita Ayu Sari terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya. 4) Untuk menganalisis ada pengaruh tidak langsung status sosial ekonomi penerima kredit perempuan terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya melalui peran koperasi wanita Ayu Sari.
1.4 Manfaat penelitian Berdasarkan atas tujuan
penelitian tersebut diatas, maka manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsep-konsep dan teori-teori tentang peran koperasi wanita kepada perempuan dan dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi rumah tangganya dan meningkatkan wawasan pengetahuan tentang temuan-temuan dilapangan yang belum terungkap sebelumnya serta dapat dijadikan bahan referensi atau pembanding bagi penelitian berikutnya dan diharapkan dapat memberikan landasan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan koperasi wanita. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi koperasi wanita dalam pemberian kredit kepada
15
perempuan sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan untuk mencari
kredit pada koperasi wanita khususnya kepada perempuan pedesaan untuk membuka dan memperluas lapangan pekerjaan dalam usaha meningkatan kesejahteraan
ekonomi
rumah
tangganya
di
Kabupaten
Tabanan.
16