BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan dewasa ini globalisasi telah masuk ke semua aspek kehidupan, sehingga persaingan pun semakin ketat dan tajam. Dalam dunia usaha juga mengalami hal yang sama, persaingan-persaingan antar perusahaan sudah beralih dari persaingan ditingkat lokal, regional maupun nasional sekarang mau tidak mau juga harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh penjuru dunia. Dalam persaingan tersebut, perusahaan-perusahaan yang dapat bertahan hanyalah perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa dengan kualitas tinggi. Kekuatan pasar yang besar yang berbanding lurus dengan kesempurnaan tingkat persaingan antar perusahaan, sehingga perusahaan mau tidak mau harus menerapkan standar kualitas yang bertaraf Internasional. Salah satu cara supaya perusahaan masih dapat bertahan adalah dengan memiliki keunggulan-keunggulan dalam skala global, maka perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan barang atau jasa dengan kualitas yang tinggi, tetapi dengan harga yang wajar dan bersaing. Dalam menghasilkan barang atau jasa dengan kualitas 1
2
yang tinggi, tahapan-tahapan pekerjaan dalam proses pembuatan produk adalah salah satu hal yang paling mendasar yang menjadi kunci dari keberhasilan dalam memperoleh keuntungan produksi. Tahapan-tahapan tersebut adalah suatu sistem keseluruhan yang berdasarkan urutan proses terdiri dari proses pengadaan bahan baku, peralatan dan sarana kerja, riset dan pengembangan, pemanufakturan, pemasaran serta distribusi dan pelayanan. Pemilihan pemasok merupakan tahap awal yang sangat penting untuk menekan biaya produksi karena pemasok merupakan penyedia material dalam urutan proses produksi secara menyeluruh. Crosby memperkirakan bahwa 50% dari kegagalan produk disebabkan oleh cacatnya material, jadi memanajemen mutu pemasok adalah hal sangat diperlukan dalam memilih pemasok. Manajemen mutu pemasok adalah suatu sistem pola tata hubungan antara pemasok dengan pelanggan dengan mengikutsertakan pemasok dalam visi dan sasaran keseluruhan organisasi pelanggan melalui kerja sama dalam memperbaiki proses, produk, serta layanan masing-masing disertai dengan umpan balik kinerja pemasok-pelanggan untuk perbaikan keduanya (Ferdinandez, 1995), dengan kata lain menyatakan bahwa pemasok itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kaitannya dengan proses produksi, sehingga kerja sama yang dihasilkan antara pemasok dengan pelanggan haruslah kerja sama yang saling menguntungkan. Dalam kenyataannya bahwa banyak perusahaan yang membiarkan pemasok mereka berapa di luar dari lingkungan perusahaan, menganggap pemasok sebagai orang luar, dengan fakta tersebut maka menajemen manajemen mutu pemasok merupakan metode yang efektif dalam membangun suatu hubungan kerja sama atau kemitraan yang saling menguntungkan antara pemasok dengan pelanggan
3
dalam rangkaian proses produksi dari hulu sampai ke hilir terkait dengan material yang dipasok. Dalam industri pemanfaatan sumber daya mineral pada umumnya dan industri batubara secara khusus, tahapan-tahapan diatas juga sangat diperlukan. Melihat kondisi saat ini dimana harga komoditi batubara semakin menurun dari tahun ke tahun maka untuk tetap dapat bertahan harus melakukan efisiensi dalam segala bidang. Pemasok sebagai salah satu ujung pangkal dalam hal efiensi juga harus terus diperhatikan, terus dirawat sehingga pemasok mau berkontribusi untuk membantu perusahaan tersebut melakukan efisiensi. Melihat uraian diatas, sangat jelas didapat kesimpulan bahwa pemasok dengan pelanggan mempunyai korelasi langsung dengan biaya produksi, sehingga dapat membantu pelanggan untuk melakukan efisiensi dalam segala bidang. Atas dasar itu maka PT ABC yang merupakan salah satu kontraktor pertambangan batubara di Indonesia telah mencoba menerapkan Manajemen Mutu Pemasok sebagai salah satu upaya menekan biaya dalam pembelian unit-unit produksi, unitunit support dan juga spare part dll, sehingga diharapkan dengan menerapkan manajemen pemasok tersebut dapat membantu dalam hal penurunan biaya produksi sehingga berpengaruh terhadap hasil kompetisi dengan perusahaanperusahaan sejenis. Dalam penentuan pemasok agar didapat barang yang berkualitas maka perlu dilakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan untuk memakai jasa salah satu pemasok. Salah satu metode yang biasa mudah digunakan adalah metode Analytical Hierarcy Process (AHP).
4
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang manajemen pemilihan pemasok dengan judul “Analisis Pemilihan Pemasok Unit Support Equipment Berdasarkan QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale) dengan Metode AHP (Analytical Hierarcy Process) Studi Kasus Pada PT ABC ”.
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian di atas, pemilihan pemasok sangat penting untuk dianalisa karena akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi biaya dalam proses produksi. Adapun untuk masalah dalam tema penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana
memperoleh
pemasok
yang
berkualitas berdasarkan
QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale) dengan menggunakan metode Analytical Hierarcy Process (AHP).
1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian terfokus dan tidak menyimpang dari perumusan masalah dan tidak menyimpang dari penelitian serta akan dapat dihasilkan peneliatian yang optimal, maka penulis membatasi dengan hal-hal sebagai berikut : 1.
Pembahasan ini hanya pada lingkup pengadaan unit-unit support equipment yang ada di PT ABC.
5
2.
Pemilihan pemasok untuk unit-unit support equipment dengan kategori unitunit fabrikasi.
3.
Dalam hal melakukan evaluasi pemilihan pemasok kriteria yang dilihat hanya berdasarkan QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale).
4.
Metode yang digunakan untuk memilih pemasok adalah dengan metode Analytical Hierarcy Process (AHP)
5.
Untuk para pengambil keputusan diasumsikan masing-masing mempunyai hak keputusan yang sama besar untuk menentukan pemasok yang akan digunakan.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Dapat memilih supplier dengan tepat, sehingga dapat diperoleh unit dengan kualitas yang bagus dengan kriteria QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale).
2.
Dapat menghasilkan pemasok dengan kualitas terbaik berdasarkan dengan kriteria QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale) dengan menggunakan metode Analytical Hierarcy Process (AHP).
3.
Menjadi dasar dalam pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baru dalam hal proses pengadaan barang dan jasa pada PT ABC secara umum dan untuk pengadaan unit support equipment khususnya.
6
4.
Menentukan rekanan pemasok potensial untuk pengadaan unit-unit support equipment kategori fabrikasi.
1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penulis Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Studi Pustaka Untuk studi pustaka yang dilakukan penulis adalah mempelajari teori-teori dengan membaca buku-buku, jurnal-jurnal dan mencari informasi yang akurat yang berkaitan dengan tema tulisan yang dibuat.
2.
Studi Observasi Pengambilan data primer dilakukan oleh penulis sendiri dengan cara pengambilan data secara langsung.
3.
Wawancara Pengumpulan data didapat melalui pengambilan data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan para purchaser, pemasok dan beberapa pihak untuk membahas masalah terkait yang akan dibahas, sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang telah ada melalui data-data di website PT ABC.
7
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembahasan, penulisan ini dibagi menjadi enam bab yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan secara garis besarnya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bab pertama yang berada dalam bagian kedua pada penulisan karya ilmiah ini. Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah yang dihadapi dalam karya ilmiah ini, rumusan masalah yang didapat, batasan masalah yang akan diselesaikan, tujuan dari penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori Dalam Bab II biasanya mengemukakan tentang teori-teori yang menunjang serta digunakan dalam membantu pengolahan data dan analisa pembahasan. Biasanya teori-teori ini dapat diperoleh dari membaca buku-buku yang berhubungan dengan materi yang dibahas dan juga bisa mencari dari sumber-sumber di internet dengan sumber yang jelas
Bab III Metodologi Penelitian Bab ini mengemukakan metodologi penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir serta gambaran umum profil industri tekstil di Indonesia.
8
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam bab ini, mencakup pengambilan data konsumsi enregi berdasarkan tingkat aktivitas dan intensitas energi serta biaya permintaan dalam periode per tahun dalam suatu pabrik/perusahaan.
Bab V Analisa Pemecahan Masalah Pada Bab ini mengemukakan pengolahan data dan analisa dari hasil pengumpulan data.
Bab VI Kesimpulan dan Saran Merupakan bab terakhir dari karya ilmiah ini yang berisi kesimpulan dari hasil penulisan dan saran-saran yang diberikan penulis berkaitan dengan penulisan ini.