BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Selama ini Yogyakarta dijuluki sebagai kota pendidikan terkemuka yang banyak memiliki sekolah dan kampus perguruan tinggi. Tuntutan perguruan tinggi pada umumnya adalah mahasiswanya lulus kuliah dengan indeks prestasi akademik (IPK) yang lulusannya sarat dengan pujian atau sangat memuaskan. Namun faktanya masih banyak IPK yang kurang memuaskan, bahkan pas-pasan. Keinginan untuk lulus dengan cepat secara instant (jalan pintas) dengan IPK yang minimal memuaskan sangat diharapkan oleh para mahasiswa.
Keinginannya itu
dilatarbelakangi oleh motif-motif dasar masing-masing mahasiswa. Di kalangan mereka, muncul motif untuk meminimalkan biaya kuliah yang semakin mahal, tidak ada waktu untuk menyelesaikan skripsi karena kuliah sambil bekerja, dipaksa orang tua untuk mempercepat studinya, segera lulus supaya bisa cepat menikah, kemampuan kecerdasannya pas-pasan dan sebagainya. Beragam motif tersebut mendorong mereka untuk mencari jalan pintas, supaya bagaimana caranya agar skripsinya cepat selesai dengan hasil yang memuaskan. Keyakinannya lulus cepat secara instant tersebut mendorongnya
untuk
memanfaatkan biro-biro jasa bimbingan konsultasi skripsi yang menawarkan jasa pembuatan skripsi bagi mahasiswa yang membutuhkan solusi agar cepat lulus. Di Yogyakarta, sudah lama muncul biro-biro konsultasi tersebut. Di lain pihak, mahasiswa membutuhkan bimbingan untuk penyelesaian skripsinya. Mereka yang termotivasi menggunakan jasa biro jasa skripsi bersikap positif terhadap layanan biro bimbingan
skripsi tersebut. Harapannya, konsultan pembimbing bisa membantu skripsinya selesai dengan tepat waktu dan hasilnya memuaskan. Ada sekitar kurang lebih 20 biro jasa skripsi yang siap melayani mereka. Mulai dari biro yang sudah profesional selama puluhan tahun beroperasi, hingga biro bimbingan skripsi musiman yang dikelola asal-asalan. Biro-biro ini siap melayani bimbingan skripsithesis-disertasi, karya tulis ilmiah, olah data, terjemahan dan jasa akademik lainnya, dengan konsultan pembimbing yang sudah berpengalaman bertahun-tahun. Para pembimbing ini kebanyakan berasal dari alumni S1 dan S2 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta, ada dosen-dosen yang ‘nyambi’ di biro konsultan tersebut. Mereka siap melayani berbagai jurusan atau program studi yang diambil mahasiswa terkait. Namun, mahasiswa juga harus jeli dalam memilih mana biro konsultasi yang profesional dan berkualitas. Secara akademik, skripsi adalah sebuah karya tulis ilmiah yang harus dikerjakan sendiri secara mandiri oleh mahasiswa
tersebut. Menariknya adalah mengapa masih
banyak juga di antara mereka yang menggunakan biro jasa pembuatan skripsi tersebut. Peneliti tertarik dengan fenomena tentang tindakan perilaku interaksi antara mahasiswa sebagai pengguna jasa biro pembuatan skripsi tersebut dan konsultan pembimbing skripsi sebagai penyedia jasa pembuatan skripsi. Mengingat berdasarkan pengamatan penulis di beberapa biro jasa skripsi, dan informasi dari mahasiswa yang pernah menggunakan jasa biro bimbingan skripsi, beberapa tahun belakangan ini semakin marak mahasiswa yang memanfaatkan jasa konsultasi skripsi tersebut. Bahkan dari beberapa biro skripsi sering menolak permintaan mahasiswa dengan alasan para pembimbingnya sudah full-booked atau sudah penuh, kebanyakan melayani. Bahkan ada mahasiwa yang terpaksa harus rela
mengantri untuk memperoleh jatah
bimbingan skripsinya. Kata seorang pembimbing skripsi dengan inisial AF, pokoknya bisnis jasa pembuatan skripsi ‘tidak ada matinya’. Fenomena membludaknya permintaan dari mahasiswa yang banyak ditolak oleh biro konsultasi ini merupakan fenomena menarik bagi penulis. Fokus utama penelitiannya adalah tentang perilaku mahasiswa yaitu aksi ketika mahasiswa memilih biro jasa pembuatan skripsi sebagai solusi mengenai skripsinya dan interaksinya dalam proses bimbingan skripsi dengan konsultan atau pembuat skripsi. Perilaku mahasiswa sebagai pengguna jasa pembuatan skripsi, awalnya dimulai dengan kebingungannya menentukan biro jasa konsultasi skripsi mana yang berkualitas dan profesional, yang bisa membantu penyelesaian skripsinya dengan cepat dan hasilnya memuaskan. Mereka sebagian langsung mengambil keputusan segera memanfaatkan biro jasa tersebut. Namun sebaliknya ada yang menundanya dengan alasan yang beragam. Alasan-alasan itu berkaitan dengan motivasi mereka yang tentu saja mempengaruhi sikapnya dalam mengambil keputusan mau memanfaatkan biro jasa konsultasi itu atau tidak. Sebenarnya pemanfaatan biro jasa konsultasi skripsi tersebut merupakan hal yang dilematis, karena terkait dengan masalah pembiayaan per-paket jasa pembuatan skripsi dan masalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Namun mengapa semakin marak mahasiswa yang memanfaatkan biro jasa konsultasi skripsi tersebut. Fenomena menariknya adalah interaksi yang terjadi antara mahasiswa dan pembimbing dalam proses pembimbingan untuk paket pembuatan skripsi yang sudah direncanakan sejak awal dengan matang dan akan selesai tepat pada waktunya. Pada umumnya, proses bimbingan skripsi antara mahasiswa dan konsultan pembimbing di biro jasa skripsi berbeda dengan pola
bimbingan
antara
mahasiswa
dengan
dosen
pembimbing
di
kampus.
Permasalahannya adalah bagaimana proses aksi dan interaksi antara mahasiswa dengan
konsultan pembimbing dan mengapa mahasiswa semakin marak, banyak memanfaatkan jasa konsultan pembimbing untuk menyelesaikan pembuatan skripsinya. B. Masalah Penelitian Skripsi merupakan karya ilmiah sebagai syarat kelulusan mahasiswa pada jenjang perguruan tinggi. Karya tersebut seharusnya ditulis oleh mahasiswa itu sendiri. Namun kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang menggunakan biro jasa pembuatan skripsi atau justru membeli skripsi. Dengan demikian, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah mengapa banyak mahasiswa yang tidak menuliskan skripsinya sendiri dan justru menggunakan biro jasa pembuatan skripsi atau membeli skripsi? C. Tujuan Penelitian a. Mengetahui prilaku interaksi mahasiswa dengan konsultan pembimbing dalam proses bimbingan konsultasi skripsi. b. Memberikan penjelasan mendalam tentang apa permasalahan mahasiswa yang tidak mengerjakan sendiri skripsinya. c. Mengetahui pandangan mahasiswa terhadap keberadaan atau eksistensi biro jasa skripsi di Yogyakarta. d. Mengetahui celah-celah yang bisa dimanfaatkan mahasiswa terhadap universitas terhadap plagiarisme dan dalam proses pembuatan skripsi. D. Tinjauan Pustaka Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik tentang fenomena perilaku mahasiswa pengguna jasa pembuatan skripsi di biro bimbingan konsultasi skripsi yaitu : 1) Penelitian oleh Hujair Ah. Sanaky, 2011, dengan judul “Academics Underground” (Studi Terhadap Layanan Biro-Biro Bimbingan Skripsi di Daerah Istimewa Yogyakarta), Pusat Studi UII Yogyakarta. Hujair Sanaky mengungkapkan ada beberapa
alasan yang melatarbelakangi
munculnya biro bimbingan skripsi yaitu kejujuran
intelektual akademik S1, S2 dan S3 yang cukup memprihatinkan, birokrasi penulisan skripsi di institusi, pola bimbingan dosen dan motivasi klien yang ingin cepat selesai lulus kuliah. Penelitian ini terfokus pada eksistensi layanan biro-biro Bimbingan skripsi di Yogyakarta yang masih tetap ada hingga saat ini. Perbedaannya dengan penelitian penulis adalah penelitian ini lebih terfokus pada masalah eksistensi layanan biro konsultan skripsi sebagai penyedia jasa bimbingan skripsi. Fokus penelitian penulis pada aksi dan interaksi mahasiswa dalam memanfaatkan jasa biro konsultan skripsi. 2) Penelitian oleh Amelia Ariyani, 2013, Karya Ilmiah “ Mengungkap Joki Skripsi di Perguruan
Tinggi”,
FISIP
Komunikasi
UNDIP
Semarang.
Penelitian
ini
mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan maraknya bisnis joki skripsi yaitu kultur atau budaya akademik yang rendah, adanya pelaku pasar (para joki), serta regulasi pemerintah yang tidak jelas dalam program ekstensi, dosen pembimbing yang kurang maksimal dalam memberikan pelayanan bimbingan pada mahasiswa dan rendahnya budaya penelitian di kalangan civitas akademika perguruan tinggi karena minimnya kebiasaan menulis (writing habit), karena rendahnya kebiasaan membaca (reading habit) di kalangan mahasiswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penulis lebih memfokuskan topiknya pada perilaku atau interaksi mahasiswa sebagai pengguna jasa pembuatan skripsi. Jadi bukan terfokus pada peran konsultan pembimbing sebagai penyedia jasa pembuatan skripsi. 3) Penelitian oleh Imroatullayyin Makhfiyana dan Moh. Mudzakkir dengan judul Rasionalitas Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini mengkaji fenomena plagiarisme di kalangan akademisi Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Surabaya. Fenomena plagiarisme ini serupa tetapi tidak sama dengan fenomena perilaku mahasiswa dalam kedua penelitian
tersebut di atas dan penelitian penulis ini. Perbedaannya dengan penelitian penulis adalah plagiarisme itu dilakukan sendiri oleh mahasiswa, tidak melibatkan peran konsultan pembimbing skripsi. Meski ada juga kemungkinan konsultan pembimbing juga melakukan plagiarisme “copy paste” jika itu merupakan pilihan rasional yang menguntungkan. Hebatnya, hasil karya plagiarisme itu semakin canggih, hingga sulit dibedakan mana yang orisinal (asli) atau plagiat, jika karya tulis skripsi itu dipajang di ruang perpustakaan di kampus. Perbedaan penelitian ketiga tersebut bisa dijelaskan dalam tabel 1.1 tentang layanan biro jasa pembuatan skripsi mahasiswa berikut ini: Tabel 1.1 Penelitian Layanan Biro Jasa Pembuatan Skripsi Mahasiswa No
Judul Penelitian
Perbedaan Pendekatan Teori / Konsep Eksistensi Institusi Teori Cashflow Layanan Biro Quadrant dari Robert T. Bimbingan Skripsi Kiyosaki Fokus Kajian
1
2
“ Academics Underground (Studi Terhadap Layanan Biro-Biro Bimbingan Skripsi Di DIY) Mengungkap Joki Skripsi di Perguruan Tinggi
Konsultan Penyedia Jasa Bimbingan Skripsi
Konsep budaya tanding (counterculture) terhadap budaya akademik perguruan tinggi (Soerjono Soekanto). Teori tindakan sosial Max Weber dan teori pilihan rasional James S. Coleman Teori pilihan rasional James S. Coleman dan DBO Peter Hedstorm
3
Rasionalitas Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa
Aksi tindakan rasional mahasiswa
4
Perilaku Mahasiswa Pengguna Jasa Pembuatan Skripsi di Yogyakarta (Penelitian Penulis)
Perilaku interaksi mahasiswa dengan konsultan pembimbing skripsi
Sumber: Data diolah oleh peneliti
E. Kerangka Teori / Konseptual 1) Teori Pilihan Rasional James S. Coleman Teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor yang dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Aktor pun dipandang
mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor. Hal yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. Teori pilihan rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan yang ditentukan oleh nilai atau pilihan. Namun selain itu, Coleman memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang secara ekonomis memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer & Goodman, 2009:477) Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud adalah tindakan individu mahasiswa pengguna jasa pembuatan skripsi yang tentunya memiliki tujuan ingin cepat lulus kuliah yang ditentukan oleh pilihan rasionalnya, berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya yang secara ekonomis jelas menguntungkan atau bermanfaat baginya.
2) Teori DBO (Desires-Beliefs-Opportunities) Peter Hedstrom Lingkup yang mendasari komponen-komponen DBO adalah aksi dan interaksi. Teori DBO adalah penjelasan baru mengenai aksi dan interaksi. Konsep aksi merujuk pada tindakan yang telah “diniatkan” dilakukan. Aksi atau tindakan aktor individu dipengaruhi oleh desires (keinginan), beliefs (keyakinan) maupun opportunities-nya (peluang alternatif tindakan). Desires adalah keinginan atau kehendak. Beliefs adalah preposisi mengenai keyakinan yang dipegang sebagai benar. Sementara Opportunities digambarkan sebagai “menu” bagi alternatif tindakan yang tersedia bagi aktor. Baik
desires maupun beliefs adalah fenomena mental yang bisa dikatakan sebagai alasan mengapa aktor melakukan suatu tindakan. (Peter Hedstrom: 2006:73-95). Misalnya mengapa mahasiswa tanpa malu dalam kesulitannya mengerjakan skripsi dan berniat memanfaatkan jasa pembuatan skripsi kepada biro penyedia jasa skripsi. Fenomena ini bisa dijelaskan melalui unit DBO-nya. Desires-nya bisa jadi dia ingin segera menyelesaikan skrispinya tanpa peduli siapa yang mengerjakan dan bagaimana proses mengerjakannya. Beliefs keinginan mahasiswa tersebut didasarkan pada keyakinannya bahwa hasil pekerjaan skripsinya lebih memuaskan baginya dan opportunities karena ada pihak penyedia jasa pembuatan skripsi yang sanggup menyelesaikannya sesuai dengan apa yang diharapkannya. Teori DBO bisa bersifat dyadic, ini terjadi ketika tindakan dari aktor mahasiswa melibatkan aktor yang lain yaitu konsultan pembimbing skripsi sekaligus penjual jasa skripsi.
F. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam kategori studi kasus dengan tipe eksplanatif yang menjelaskan mengenai berbagai aspek dalam individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program kerja ataupun situasi sosial. Studi kasusnya fenomena tentang perilaku mahasiswa pengguna jasa yang memanfaatkan jasa pembuatan skripsi, proses jual beli skripsi dan eksistensi biro jasa konsultasi pembimbing skripsi di Yogyakarta. Menurut Yin, (1996:18) penelitian studi kasus dibedakan menjadi tiga tipe yaitu studi kasus eksplanatoris, studi kasus eksploratif dan studi kasus deskriptif. Penulis menggunakan studi kasus tipe eksplanatoris sesuai pendekatan Teori DBO Peter Hedstrom dengan pendekatan realistic action based explanations of various social phenomena (Peter Hedstrom, 2006) dan analisis pilihan rasional dari James S. Coleman.
Pendekatan eksplanasi aksi dan interaksi realistik dengan analisis pilihan rasional ini menjelaskan motif-motif mahasiwa yang melatarbelakangi mereka tetap membutuhkan biro jasa konsultasi pembuatan skrispi, bagaimana caranya mahasiswa berinteraksi dengan pembimbing konsultan skripsi dan mengapa sampai sekarang mahasiswa masih tetap membutuhkan jasa bimbingan skripsi dari biro konsultan skripsi. b. Lokasi Penelitian Penelitian ini dengan fokus observasi di dua lokasi biro konsultasi bimbingan skripsi di wilayah kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penelitian dipilih di Sleman karena alasan pertama, sebagian besar dari 20 biro layanan bimbingan skripsi ada di wilayah Sleman. Kedua, menurut informasi yang diperoleh penulis dari biro-biro tersebut sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun membuka usaha layanan biro bimbingan skripsi, sehingga boleh dikatakan sudah profesional. Ketiga, dari tahun ke tahun biro bimbingan itu mengalami peningkatan permintaan, karena banyak mahasiswa yang antri untuk pembuatan skripsi serta berkonsultasi dengan pembimbingnya. c. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu mahasiswa sebagai pengguna jasa pembuatan skripsi yang memanfaatkan jasa konsultan pembimbing sebagai penyedia jasa pembuatan skripsi. Unit analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah obyek penelitiannya yaitu: a. Motivasi dasar dan keinginan mahasiswa yang memanfaatkan jasa layanan bimbingan di biro jasa skripsi. b. Pandangan dan keyakinan, pendapat mahasiswa tentang layanan bimbingan dan alasan mengapa yakin menggunakan biro jasa skripsi. c. Sikap dan kesempatan, sikap mahasiswa ketika menggunakan biro jasa skripsi dan kesempatan yang ada untuk menggunakan biro jasa skripsi.
d. Perilaku mahasiswa yaitu aksi dan interaksi mahasiswa dengan konsultan pembimbing dalam proses bimbingan skripsi, yang sesuai dengan harapan, keyakinan dan kepercayaan dirinya terhadap biro konsultasi skrispi tersebut. e. Proses layanan jual beli jasa bimbingan dan konsultasi skripsi dari penentuan judul sampai persiapan ujian pendadaran. f. Mengetahui alasan-alasan mahasiswa itu sendiri sesuai dengan pilihan rasional berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya. Subyek penelitian ini adalah 5-10 mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir skripsinya (strata S1) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Mahasiswa atau mahasiswi yang sedang aktif kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. 2. Mahasiwa atau mahasiswi yang sedang menyelesaikan tugas akhir strata 1 (skripsi) atau strata 2 (thesis). 3. Mahasiswa atau mahasiswi tersebut menggunakan atau memanfaatkan jasa layanan salah satu biro bimbingan konsultasi skripsi di wilayah Sleman. d. Teknik Pengumpulan Data Penulis pertama kali melakukan teknik pengumpulan data dengan mengenai proses bimbingan dan transaksi jual beli skripsi di beberapa lokasi yang ada di wilayah Sleman Yogyakarta dengan menggunakan cara yaitu : a. Metode Observasi (Pengamatan Langsung) Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya, selain panca indera lain seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit (Burhan: 2007:115). Adapun yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan mahasiswa yang melakukan tindakan berupa
meminta untuk dibuatkan skripsi oleh biro jasa skripsi dan melakukan transaksi jual beli skripsi. b. Metode Indepth Interview (Wawancara Mendalam) Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan informan. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewanwancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewanwancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Burhan, 2007:108). Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan yang menguasai kajian yang dimaksud. Dengan demikian, informan diharapkan dapat mengeksplorasi pandangan-pandangan, pemikiran dan tingkah laku terhadap gagasan, program atau situasi secara lebih mendalam. Selain itu, wawancara dilakukan agar dapat menimbulkan kesan yang tidak kaku, sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. c. Metode Dokumentasi Di samping menggunakan metode di atas dalam pengumpulan data, peneliti juga menggunakan data sekunder yang terkait dengan penelitian biro jasa pembuatan dan jual beli skripsi. Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo:2002,123). Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan dijadikan sebagai sumber informasi, seperti data statistik, jurnal, gambar, rekaman dan literatur terpercaya lainnya. Metode ini dilakukan sebab dokumen-dokumen tersebut dapat menguatkan data yang dimiliki oleh peneliti, sehingga dapat mempermudah analisis data oleh peneliti.
e. Informan Teknik pengambilan informan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Proses penentuan informan dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa informan tersebut merupakan orang-orang yang tahu tentang informasi yang peneliti butuhkan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil subyek penelitian bukan didasarkan pada strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 1996:114). Peneliti menggunakan teknik pengambilan informan snowball (Ulber, 2010:273). Yaitu informasi didapatkan melalui informan kunci dan kemudian melalui informan kunci tersebut didapatkan aktor – aktor lain (informan – informan lain) yang mempengaruhi atau berperan dalam pembuatas jasa skripsi tersebut. Sumber data primer diperoleh dari nara sumber melalui wawancara dengan mahasiswa yang sedang memanfaatkan jasa pembuatan skripsi di suatu biro jasa konsultasi skripsi di Yogyakarta. Para mahasiswa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini sebanyak 10 nara sumber mahasiswa dan 2 nara sumber pemilik biro jasa skripsi dan 2 nara sumber pembimbing atau konsultan skripsi yang bekerja di biro jasa pembuatan skripsi. Berkaitan dengan menjaga kerahasiaan sumber, kaidah privasi dan kemudahan dalam penelitian, peneliti tidak menyebutkan universitas nara sumber terkait, lokasi dan alamat dari tempat-tempat biro jasa pembuatan skripsi. Peneliti juga mewawancarai beberapa masyarakat tentang penilaian terhadap biro jasa konsultasi skripsi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan penilaian masyarakat terhadap biro jasa skripsi tersebut. f. Teknik Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini meliputi 3 komponen seperti metode yang dikemukakan Miles dan Hubermans Matthew, (Michael, 1992:23), yaitu reduksi
data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Fokus dalam analisis data kualitatif terletak pada penunjukkan makna, deskripsi, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008:244). Dengan kata lain, analisis data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumen-dokumen mengenai biro jasa pembuatan skripsi. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, sebab model ini dinilai dapat menggambarkan rangkaian proses analisis penelitian. Lebih lanjut, analisis data model Miles dan Huberman terdiri dari tiga kegiatan yaitu: a. Reduksi Data Pada reduksi data peneliti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. b. Penyajian Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data tersaji dalam bentuk teks naratif. Dengan penyajian data maka mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Kesimpulan
Kesimpulan dapat dikatakan sebagai untaian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, kemudian menjadi sebuah paragraf yang dapat menjelaskan secara menyeluruh hasil dari penelitian itu sendiri.
BAB II KONTEKS SOSIAL PENDIDIKAN TINGGI DI YOGYAKARTA
A. Kondisi Pendidikan Tinggi di Yogyakarta 1. Jogja sebagai Kota Pendidikan Terkemuka Pada awalnya, salah seorang pelopor pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara, di masa perjuangan telah membangun konsep pendidikan yang hingga sampai saat ini dikenal masih relevan. Dalam konsepnya, Jogja sebagai kota pendidikan adalah “kawah candradimuka” bagi calon pemimpin bangsa ini. Terbukti hingga saat ini, kota pendidikan terkemuka ini memang masih memiliki atmosfir akademis yang sangat mendukung mereka untuk berkembang secara akademis maupun dalam pengembangan pribadi. Secara akademis, Jogja sangat kaya dengan sarana dan prasarana belajar seperti nara sumber atau dosen yang berkualitas, perpustakaan, laboratorium dan pusat-pusat studi. Dalam perkembangannya sebagai kota pendidikan terkemuka, Jogja sulit dicari tandingannya. Kota yang juga dikenal sebagai kota budaya ini dikenal memiliki sistem
dan suasana belajar yang unggul, mulai dari sekolah dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Semua itu terwujud atas kerja sama sinergis antara Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, Komite Rekonstruksi Pendidikan DIY, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bidang pendidikan dan lembaga terkait lainnya. Dalam aspek pengembangan pribadi mahasiswa, adanya keberagaman etnis, budaya, suku dan agama di kota yang berjuluk “Jogja Berhati Nyaman” ini membawa dampak positif tersendiri bagi mereka. Situasi kondusif tersebut secara tidak langsung akan membentuk pribadi yang beretika, menghargai keberagaman (pluralisme), memiliki semangat juang untuk berkompetisi dengan baik dan berwawasan komunikasi yang luas.
Tabel 2.1 Jumlah Mahasiswa dan Dosen pada Perguruan Tinggi Negeri di D.I. Yogyakarta 2012-2013 Dosen Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.
UGM
15.110
N/A
N/A
N/A
2.
UNY
32.646
N/A
N/A
3.
UII Sunan Kalijaga
14.740
336
163
499
4.
Institut Seni Indonesia
3.445
242
82
324
5.
ST Pertanahan Nasional
639
37
7
44
6.
Akademi Teknologi Kulit
264
26
14
40
73
72
11
83
No.
Nama
Jumlah
Perguruan Tinggi
Mahasiswa
1.039
Yogyakarta 7.
ST Teknologi Nuklir
8.
ST Multimedia
520
9.
STP Pertanian
160
10.
Politeknik kesehatan
2.083
Jumlah Total
69.680
N/A
N/A
16 N/A
65 9
N/A
25 155
2.274
Sumber: Badan Pusat Statistik Privinsi D.I Yogyakarta diakses pada 2 Mei 2013
Saat ini, di kota yang juga terkenal sebagai kota gudeg, terdapat lebih dari 264.653 mahasiswa (Data diolah oleh peneliti) yang belajar di 112 perguruan tinggi swasta (PTS), 69.680 (2012/2013) mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi kedinasan. Alumni PTN dan PTS Jogja banyak yang berasal dari berbagai daerah. Karena reputasi Jogja di bidang pendidikan sangat bagus, perusahaan atau instansi tidak jarang memberikan rekomendasi positif dalam hal perekrutan tenaga kerja. Itu berarti peluang yang lebih besar bagi alumnus Jogja. Tenaga pengajar atau dosen pada universitas negeri sebanyak 2.274 pada (Tabel 2.1). ketimpangan jumlah tenaga pengajar dengan jumlah mahasiswa di universitas negeri sebanyak 69.680 (2012/2013) akan juga mengakibatkan jumlah mahasiswa yang lulus tersendat atau lama untuk lulus. Serta dampak lain adalah kualitas pendidikan yang bisa saja menurun jika ketimpangan terus dibiarkan. Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Mahasiswa Di Universitas Negeri dan Swasta tahun 20072012 Tahun
Jumlah
Mahasiswa
Penerimaan
PT
Pendaftar
Diterima
%
Total
Lulus
115
111.909
56.697
50.66
135.50
14.768
Mahasiswa 2011/2012
1 2010/2011
112
N/A
31.023
N/A
154.22
20.190
2 2009/2010
120
N/A
41.903
N/A
172.08
9.567
6 2008/2009
117
N/A
42.003
N/A
137.60
9.279
0 2007/2008
123
88.785
33.438
37.86
137.10
12.270
5 Sumber: Kopertis Wilayah V D.I Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2013 bps,go.id pada 2 Mei 2013)
Tabel 2.3 Jumlah Mahasiswa di Universitas Swasta Menurut Jenis di Yogyakarta 2012-2013 No
Jenis
Jumlah
Mahasiswa
Tinggi
1.
Universitas
18
81.490
37.506
46.08
N/A
N/A
2.
Institut
4
1.987
1.646
87.23
N/A
N/A
3.
Sekolah
38
24.067
13.237
56.02
N/A
N/A
Swasta
Diterima
Lulusan
Tinggi
TOTAL
Perguruan
Pendaftaran
Perguruan
%
tinggi 4.
Akademi
45
6.575
4.082
73.40
N/A
N/A
5.
Politeknik
7
1.323
921
89.81
N/A
N/A
112
144.332
57.402
60.21
N/A
N/A
Jumlah total
Sumber: Kopertis Wilayah V D.I Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2013 bps.go.id diakses pada 2 Mei 2013)
Terlihat dalam Tabel 2.3 bahwa banyaknya pendaftar dan calon mahasiswa yang berminat berkuliah di Yogyakarta termasuk dalam lingkup calon mahasiswa sebanyak 144.332 pendaftar pada wlayah D.I Yogyakarta saja maupun calon mahasiswa dari luar D.I Yogyakarta. Dan jumlah calon mahasiswa yang diterima adalah 57.402 pada tahun 2012-2013. Jika dijumlahkan jumlah mahasiswa pada tahun 2012/2013 di universitas negeri dan swasta terdapat 127,082 mahasiswa baru yang ada di kota Yogyakarta. Sedangkan tren penerimaan mahasiswa baru di Yogyakarta cenderung naik (Tabel 2.2). Dengan predikatnya sebagai kota pendidikan dan ditambah dengan kondisi lingkungan alam yang damai, masyarakat yang ramah dan biaya hidup yang terjangkau, Jogja menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di kota ini. Bahkan dengan adanya pendidikan seni-budaya yang khas, tidak sedikit mahasiswa dari luar negeri yang belajar seni-budaya Indonesia di Jogja.
Visi pendidikan di Jogja adalah center of excellent, sebagai pusat unggulan dari beberapa disiplin ilmu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Semua unsur yang terkait di bidang pendidikan saling bersinergi untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang tinggi dan dapat diperhitungkan di kancah internasional. Jogja sering disebut “surga” bagi penelitian, pengembangan wawasan, intelektual dan kajian ilmiah. Banyaknya forum ilmiah seperti seminar, simposium, loka karya, teleconference dan sebagainya, yang diadakan oleh perguruan tinggi atau organisasi di masyarakat dengan mengundang pembicara nasional, bahkan internasional sering dilakukan di kota ini. Bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu banyak tersedia di perpustakaan milik pemerintah, PTS atau pun lembaga sosial masyarakat. Toko buku, penerbit dan kios-kios buku cukup banyak terdapat di Yogyakarta. Fasilitas penunjang pendidikan seperti warnet, toko komputer, kursus bahasa dan ketrampilan lainnya, bisa ditemukan di sudut kota Jogja. Hal yang unik di kota ini dan mungkin tidak ditemui di kota lain adalah kota Jogja sangat memanjakan kebutuhan belajar dan sarana hiburan bagi mahasiswa. Misalnya seperti tempat-tempat makan dan pusat jajanan yang bervariasi dan murah dengan harga mahasiswa, kafe internet, pusat kebugaran dan pijat refleksi, salon dan perawatan tubuh, tempat laundry, persewaan film dan game, pusat rekreasi dan ruang publik, radio dengan segmen anak muda, studio musik, rumah musik, pusat dan klub olahraga, sanggar seni dan budaya, bengkel kreatif, tempat bimbingan belajar, kelompok studi, biro jasa bimbingan skripsi dan sebagainya. Hal itu sudah banyak diakui oleh orang yang berasal dari luar kota Jogja, baik yang pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta maupun sebagai wisatawan. Orangorang dari kota besar lain seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan tentunya sangat menikmati arti kehidupan jika berada di Jogja dan biasanya enggan
untuk meninggalkan kota ini. Contoh paling sederhana adalah para alumnus PTN dan PTS Jogja yang mencari pekerjaan di Jogja, karena tidak sebatas sebagai slogan saja kenyamanan kota ini, karena Jogja memang berhati nyaman. Hal yang mungkin mengganggu penduduk asli Jogja adalah semakin tingginya tingkat polusi yang ditimbulkan karena semakin padatnya kendaraan yang memadati sehingga menimbulkan kemacetan di kota Jogja. Seringkali plat kendaraan luar Jogja, seperti AA, AD, D, B, BE, DK, KB, KT, dll berseliweran, terutama pada saat tiba liburan sekolah, libur Lebaran dan Tahun Baru. Kota Jogja memang salah satu kota besar di Indonesia, namun masih saja mempertahankan kesederhanaannya dan tidak serta merta mengikuti arus modernisasi. Adat tradisi dan kebudayaan yang masih kental semakin menambah daya tarik dari kota yang juga dijuluki kota gudeg ini. Jogja memang kota pendidikan terkemuka yang berhati nyaman. (Jogja Kota Pendidikan Terkemuka, Direktori Perguruan Tinggi Yogyakarta; 2010). 2. Masalah Akademis Mahasiswa di Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyatakan pendidikan tinggi yang berkualitas ditandai oleh kemampuan lulusannya untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja, menciptakan lapangan kerja baru, atau mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan pengetahuan global. Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, teknologi atau seni pada bidang tertentu, namun juga menguasai ketrampilan tambahan seperti, kemampuan berkomunikasi secara efektif, kemampuan berpikir logis, kemampuan belajar dan sebagainya yang disebut sebagai soft skills. Lulusan perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia, termasuk lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta, diharapkan menjadi pribadi
yang berkualitas, penguasaan IPTEK yang tinggi dan didukung oleh jiwa kepemimpinan, akhlak mulia dan berwatak demokratis, sehingga mampu menghadapi tantangan dan persaingan antar bangsa. Namun harapan mulia itu terlihat kontras dengan situasi masalah kehidupan akademis mahasiswa saat ini. Menurut survei yang dilakukan oleh Widianingrum (2012:32) terhadap 221 mahasiswa yang direkrut secara acak, menunjukkan bahwa satu dari empat mahasiswa mengalami tingkat stres sedang, sementara hampir 4% menunjukkan tingkat burn out yang tinggi. Sebanyak 12 % dari 217 responden mahasiswa dalam penelitian Anisah (2012:34) menunjukkan gejala kecemasan yang cukup tinggi, dan sekitar 40 % dari 194 responden mahasiswa dalam penelitian Pratiwi (2012:36) menunjukkan gejala-gejala depresi. Temuan penelitian lapangan tersebut sejalan dengan data yang ada pada layanan konsultasi psikologi di Gadjah Mada Medical Center (GMC). Menurut analisis Utami (2011), klien-klien mahasiwa yang dilayani di GMC sebagian besar menunjukkan masalah yang terkait dengan kurang semangat belajar, tertekan, gangguan konsentrasi, perasaan bingung, kesulitan tidur, putus asa dan dorongan untuk mengakhiri hidup. Bahkan pada beberapa kasus telah terjadi percobaan bunuh diri oleh mahasiswa (http://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/kesehatan-mental-sekolah/program-kampus-indonesiasejahtera/dasar-pemikiran-penelitian diakses pada 18 Maret 2014). Bila dicermati secara mendalam, masalah kesehatan mental mahasiswa bersumber pada masalah akademis maupun non-akademis dan dari faktor internal maupun eksternal mahasiswa. Masalah akademis terutama disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan studi. Misalnya akibat salah memilih jurusan, metode pembelajaran yang berbeda dengan SMA, cara dosen mengajar, tugas perkuliahan,
masalah-masalah dalam pengerjaan skripsi, dan kekhawatiran terhadap kariernya di masa depan. Sedangkan permasalahan non-akademis terutama berasal dari tekanan sosial yang dialami mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang terkait dengan keluarga. Misalnya tinggal terpisah dari keluarga, kondisi keuangan keluarga, riwayat pola pengasuhan asuh dari orang tua, perbedaan prinsip dengan orang tua. Selain itu masalahmasalah yang bersumber dari kehidupan di kost-kostan, hubungan pertemanan dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, kesulitan adaptasi umum, masalah dengan hubungan lawan jenis, serta masalah didalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan (http//cpmh.psikologi.
ugm.ac.id/kesehatan-mental-sekolah/program-
kampus-indonesia diakses pada 18 Maret 2014). 3. Proses Bimbingan Skripsi dengan Dosen Pembimbing di Kampus Salah satu masalah akademis yang serius bagi mahasiswa adalah kesulitan mengerjakan skripsi secara mandiri. Pengertian mandiri tersebut bukan berati tanpa harus dibimbing oleh dosen pembimbingnya. Peran dosen pembimbing di kampus hanya sebagai pembimbing yang membantu mahasiswa mulai dari awal penentuan topik sampai siap menuju tes ujian pendadaran, sedangkan yang mengerjakan skripsi tetap mahasiswa itu sendiri. Namun kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang mengalami kendala dalam menyusun skripsinya karena berbagai hal. Salah satunya, mahasiswa sering kesulitan mengungkapkan ide atau gagasan seputar topik atau tema skripsi dan bagaimana cara menuangkan ide atau gagasan tersebut ke dalam bentuk karya tulis ilmiah. Kendala utamanya, kemampuan menulis mahasiswa dari segi logika pemikiran, metodologi penelitian, teknis penulisan, tata bahasa dan sebagainya. Tabel 2.4 Jumlah Dosen Universitas Swasta Menurut Jenis di Yogyakarta Tahun 2012/2013
No. Jenis Perguruan Tinggi Swasta 1. Universitas 2. Institut 3. Sekolah Tinggi 4. Akademi 5. Politeknik 6. Jumlah Total 7. 20011-2012
Dosen Tetap Tidak Tetap 3.125 49 182 0 1.406 16 607 6 146 0 5.366 70 6.418
Jumlah 3.174 182 1.421 513 146 5,436 6.418
Sumber: Kopertis Wilayah V D.I Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka 2013 bps.go.id diakses pada 2 Mei 2013)
Jumlah dosen pengajar setiap kampus yang terbatas dan jumlah mahasiswa yang banyak membuat efektifitas pengajaran maupun bimbingan skripsi sedikit kurang berkualitas. Setidaknya dosen pembimbing skripsi di kampus swasta membimbing 10-40 mahasiswa (Liputan6.com Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri Brodjonegoro : 29 Jan 2006 16:58 diakses pada 2 Mei 2014). Sedangkan pekerjaan sebagai dosen tidak bisa begitu saja ditinggalkan. Sehingga pola bimbingan skripsi antara mahasiswa dan dosen pembimbing kampus swasta terutama kurang berkualitas dan efektif. “Kalau sudah begini, ujungnya lagi-lagi masalah klasik, soal kesejahteraan yang membuat para dosen mengasong alias ngajar sana-sini sehingga tak lagi memperhatikan kualitas akademik. Kesempatan ini lantas dimanfaatkan mahasiswa yang mencari jalan pintas, karena dosennya tidak kontrol, bablas," ungkap seorang sosiolog, Heru Nugroho (Liputan6.com diakses pada 2 Mei 2014). Mengenai pola bimbingan skripsi antara mahasiswa dan dosen pembimbing di kampus diharapkan memang bisa berlangsung secara efektif, efisien dan produktif. Efisiensi, efektivitas dan produktivitas adalah konsep yang berbeda, meski ketiganya memasukkan unsur input dan output dalam mekanisme teknis penganalisaannya. Efisiensi berorientasi pada input, dan efektivitas berorientasi pada output, sedangkan produktivitas berorientasi pada keduanya.
Bimbingan skripsi yang efektif dapat berdampak pada kualitas output (produk skripsi) yang tinggi ditinjau dari isi dan tata tulis. Kenyataan di lapangan menunjukkan proses bimbingan skripsi di kampus perguruan tinggi masih belum optimal, baik ditinjau dari segi kulitas maupun kuantitas bimbingan. Di satu sisi mahasiswa dituntut untuk rajin melakukan bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing, sementara di sisi lain dosen pembimbing banyak yang sibuk. Hal ini merupakan salah satu kendala dalam penyelesaian skripsi bagi mahasiswa. Menurut pengertian akademis, skripsi adalah karya atau karangan ilmiah hasil penelitian mahasiswa dan merupakan bagian dari persyaratan pendidikan akademis strata satu (S1). Skripsi pula yang membedakan jenjang pendidikan S1 dengan diploma (D3). Skripsi juga berbeda dengan thesis (S1) dan disertasi (S3). Dalam thesis, mahasiswa menilai teori yang telah ada dengan menggunakan teori-teori sebelumnya atau juga menemukan teori baru. Dalam disertasi, mahasiswa menjelaskan dan menemukan teori baru. Dalam skripsi, mahasiswa hanya diharuskan melaksanakan prosesi penelitian (research learning) secara benar sesuai dengan kaidah yang berlaku, tanpa ada keharusan menemukan dan mengoreksi teori yang telah ada, bahkan replikasi penelitian itu sudah cukup. Skripsi pada hakekatnya bukan sebuah prasyarat yang memiliki beban di luar dari kemampuan rata-rata mahasiswa strata satu (S1). Namun yang penting, mahasiswa bersangkutan harus mengikuti dan melaksanakan tahapan-tahapan teknis penelitian yang ada. Skripsi adalah karya tulis mahasiswa yang menunjukkan kulminasi proses berpikir ilmiah, kreatif, integratif, dan sesuai dengan disiplin ilmunya yang disusun untuk memenuhi persyaratan kebulatan studi dalam program dan jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Skripsi adalah karya mahasiswa yang menekankan proses dan pola
berpikir ilmiah didasarkan pada hasil penelitian sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Tujuan penyusunan skripsi adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat memformulasikan ide, konsep, pola berpikir dan kreativitasnya yang dikemas secara terpadu dan komprehensif, dan dapat mengkomunikasikannya dalam format yang lazim digunakan di kalangan masyarakat luas. Dalam realitas sosial kampus, skripsi terkadang menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Hal ini karena skripsi adalah aktivitas akademis yang hanya sekali selama jenjang pendidikan S1 (mengasosiasikan minimnya pengalaman mahasiswa), adanya hambatan oleh sandungan beberapa pertimbangan seperti IPK nilai rata-rata B atau A (tidak boleh E, D dan C) dan jumlah IPK minimal 2,75 untuk mendapatkan kemudahan secara administratif dalam melamar pekerjaan atau melanjutkan studi strata dua (S2). Kampus memimiliki peraturan berbeda-beda dalam penyusunan skripsi mahasiswanya, namun tetap ada hal yang dapat digeneralisasikan baik di PTN maupun PTS seperti jumlah satuan kredit mata kuliah (SKS). Mengingat kurikulum dirancang agar mahasiswa dapat lulus dalam 8 semester. Pada umumnya, kesulitan mahasiswa adalah memahami metodologi penelitian yang tepat dan menguasai teknik penulisan ilmiah yang benar untuk penyusunan skripsi maupun penulisan artikel ilmiah untuk publikasi. Hambatan penyusunan skripsi diduga dapat berasal secara internal dari mahasiswa sendiri dan secara eksternal dari layanan bimbingan, fasilitas pendukung (ketersedian referensi baik dari media cetak atau buku referensi, jurnal, hasil-hasil penelitian maupun dari media elektronik atau internet, kecukupan materi kuliah pendukung skripsi dan sebagainya.
Beberapa faktor yang menyebabkan lamanya masa studi mahasiswa di perguruan tinggi, karena ada beberapa mata kuliah yang diulang, terlalu aktif dalam organisasi kemahasiswaan sehingga banyak waktu yang digunakan di luar jam kuliah dan masalah penyelesaian tugas akhir (skripsi). Mahasiswa yang tengah menyusun skripsi biasanya mengalami kendala seperti berikut ini: a. Masalah penentuan topik yaitu kesulitan menentukan ide untuk skripsi. Kendala pertama yang biasa dihadapi oleh mahasiswa yang akan menyusun skripsi adalah menentukan ide. Pada umumnya, ide atau gagasan untuk tugas akhir skripsi tidak harus selalu merupakan hal-hal baru dan yang penting ide itu bersifat ilmiah dan tidak ”menjiplak” atau orisinil. Kendala lain dalam penentuan topik adalah terlalu sulitnya topik atau ide yang telah dipilih, sehingga mentok di tengah jalan dan terpaksa mahasiswa harus mengganti topiknya. Hal ini akan memperlambat proses penyelesaian tugas akhir, karena dengan mengganti topik, otomatis mahasiswa harus mengulang dari awal apa yang telah dikerjakannya. Hal ini dapat diatasi dengan cara brainstorming melalui jurnal, permasalahan yang timbul di dunia nyata, atau bisa juga dari fenomena alam yang terjadi dan melibatkan mahasiswa dalam penelitian dosen. Supaya masalah penelitian yang dipilih benar-benar tepat, biasanya masalah penelitiannya perlu dievaluasi (Ronny Kountur, 2007 dalam Wiyatmo, Yusman dkk. Efektivitas Bimbingan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY, 2010). b. Masalah manajemen waktu yaitu waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Masalah manajemen waktu menjadi kendala terbesar dalam menyelesaikan skripsi. Target waktu mengerjakan skripsi yang semula harus selesai dalam waktu kurang dari 6 bulan terpaksa harus molor jika mahasiswa tidak bisa mengatur waktu dengan baik.
c. Masalah dokumen yaitu kehilangan file-file, draft, referensi dan dokumen penting lainnya berkaitan dengan tugas akhir Masalah lain yang sering terjadi adalah hilangnya data-data penting yang sangat dibutuhkan. Kadang-kadang mahasiswa kurang begitu peduli menyimpan data yang telah terpakai, namun ada kalanya data tersebut dibutuhkan kembali. (Wiyatmo, Yusman dkk. Efektivitas Bimbingan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY, 2010). 4. Etika Penyusunan Skripsi Skripsi yang berkualitas merupakan tuntutan setiap lembaga pendidikan tinggi. Untuk menghasilkan skripsi berkualitas itu diperlukan kriteria ilmiah, persyaratan administrasi dan etika penyusunan skripsi. Ketaatan yang tinggi terhadap norma etis dalam perencanaan dan pelaksanaan penyusunan skripsi adalah hal yang sangat penting. Berbagai pertimbangan etis yang perlu dipenuhi oleh mahasiswa penyusun skripsi adalah: a. Kejujuran akademik yaitu mencantumkan secara jelas semua sumber acuan yang dimanfaatkan dalam penelitian kajian, memperoleh izin penggunaan apabila diperlukan dan penyusun skripsi harus melaporkan penelitian sesuai yang sebenarnya. b. Keterbukaan, bersedia menerima kritik atau masukan demi peningkatan kualitas hasil kajiannya. c. Tidak memaksa dan merugikan subyek. Apabila subyek kajian itu manusia, partisipasi subyek harus suka rela, subyek tidak boleh dipaksa, disinggung perasaannya atau dirugikan secara material dan non material. d. Menjaga kerahasiaan subyek, menjaga keamanan dan keselamatan subyek dengan tidak mempublikasikan nama dan identitas subyek, kecuali seijin yang bersangkutan (Wiyatmo, Yusman dkk. Efektivitas Bimbingan Tugas Akhir Skripsi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY, 2010).
B. Fenomena Usaha Biro Jasa Pembuatan Skripsi di Yogyakarta 1. Eksistensi Biro Jasa Pembuatan Skripsi Ada sekitar kurang lebih 20 biro konsultasi jasa pembuatan skripsi di Yogyakarta (berdasarkan pada data perkembangan terakhir iklan penyedia jasa pembuatan skripsi terutama di Harian Kedaulatan Rakyat, Tribun Jogja dan Harian Jogja). Sebagian besar lokasinya di wilayah Sleman Yogyakarta, di mana ada paling banyak lokasi kampus PTN maupun PTS. Menurut informasi dari salah seorang pemilik biro jasa skripsi (AR) dan didukung oleh konsultan pembimbingnya (BK), sebelum terjadi Gempa Bumi DIY Jateng pada 27 Mei 2006 yang lalu, masih ada sekitar 20-25 biro jasa skripsi yang tetap eksis dan beroperasi. Namun sejak pasca Gempa Bumi tersebut, berkurang sekitar 5-6 biro, karena kantornya ada yang roboh. Ada pula beberapa biro yang merger dengan alasan efisiensi karena pemiliknya sama. Berdasarkan pemantauan terakhir di media cetak KR, Tribun Jogja dan Harian Jogja, ada sekitar 10-15 biro jasa skripsi yang masih aktif dan rutin beroperasi buka dan memasang iklan di media cetak dan online internet. Biasanya lokasi sebuah biro jasa skripsi secara strategis lebih dekat dengan kompleks beberapa kampus. Beberapa ada juga yang berada di tengah-tengah kampung, karena alasan utama suasana yang tenang dan nyaman. Ukuran kantornya pun tidak seperti kantor biro usaha lainnya. Pemilik biro jasa skripsi biasanya menyewa ruang kantor yang tidak terlalu luas, mengingat jenis usahanya adalah bisnis jasa, jadi tidak begitu memerlukan ruangan yang cukup luas. Ada beberapa pemilik biro jasa skripsi yang sekaligus merangkap menjadi konsultan pembimbing skripsi dan thesis. Sementara itu, ada beberapa konsultan pembimbingnya yang merangkap pekerjaannya dengan posisi yang sama, namun di kantor biro jasa skripsi lainnya. 2. Aspek Legalitas Bisnis Usaha Biro Jasa Skripsi
Di antara biro jasa skripsi yang ada di wilayah Yogyakarta, hanya beberapa saja yang mengaku belum memiliki Surat Perijinan Usaha dari BAPPEDA DIY yang terus terang untuk ijin buka usaha biro jasa skripsi. Kebanyakan ijin usaha dari biro tersebut pada awalnya untuk membuka usaha pengetikan rental komputer, usaha foto copy dan jilid skripsi, warnet dan percetakan buku. Persoalannya adalah secara hukum apakah jika sudah mengantongi surat ijin usaha maka jenis usaha biro jasa skripsi sudah bisa disebut bisnis usaha legal? Legalitas sebuah bisnis usaha layanan skripsi sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi. Secara pragmatis, jelas peran konsultan pembimbing sangat penting bagi mahasiswa pengguna jasa pembuatan skripsi. Namun secara etika akademis, tindakan mahasiswa tersebut melanggar peraturan dan norma akademis. Sebenarnya peran konsultan pembimbing secara praktis lebih dominan sebagai pembuat atau pelaku (aktor) yang menggantikan peran mahasiswa penyusun skripsi. Hal inilah yang membedakannya dengan peran dosen pembimbing di kampus yang hanya sebatas membimbing yaitu pengarah dan pemberi saran, masukan atau kritik berupa dalam bentuk revisi, menyetujui dan mendukung gagasan atau ide yang disampikan oleh mahasiswa bimbingannya. Peran dosen pembimbing tidak menggantikan sebagai pelaku penyusun skripsi. Jika dosen pembimbing bertindak sebagai penyusun skripsi menggantikan mahasiswa itu, maka ini tindakan yang tidak etis dilihat dari aspek tuntutan akademis. Peran dosen pembimbing itu sama dengan konsultan pembimbing di biro jasa skripsi. Konsultan pembimbing skripsi yang profesional juga harus dituntut untuk bisa memberikan solusi praktis bagi permasalahan yang ada dalam proses penyusunan skripsi. Dari aspek profesionalisme, tindakan konsultan pembimbing ini sah-sah saja (legal). Persoalannya adalah tindakan mahasiswa yang memilih untuk memanfaatkan
jasa layanan konsultan pembimbing dari aspek tertentu bisa dianggap sesuatu yang legal? 3. Aspek Ekonomi Usaha Biro Jasa Pembuatan Skripsi Usaha bisnis biro jasa skripsi di Yogyakarta semakin marak saja dari tahun ke tahun. Seperti layaknya usaha bisnis lainnya yang melakukan ekspansi bisnis usahanya, bisnis biro jasa skripsi berkembang pesat, hingga ada beberapa biro jasa skripsi yang membuka cabang di luar kota Yogya, seperti Solo, Purwokerto, Semarang, Purworejo dan sebagainya. Usaha bisnis biro jasa skripsi jelas menguntungkan secara ekonomi, bahkan persaingan semakin ketat di antara sesama biro jasa skripsi, dari segi tarif harga per paket skripsi dan thesis maupun dari segi layanan bimbingan lebih berkualitas. Menurut pengakuan HR, salah seorang pemilik biro jasa skripsi di wilayah Sleman, omzet per bulannya bisa menangguk puluhan juta rupiah, dengan asumsi rata-rata minimal 5 mahasiswa menjadi klien bimbingannya, baik itu skripsi maupun thesis. Skripsi atau thesis dikerjakannya dengan
cepat, paling lama selama 6 bulan (1
semester). Khusus bagi konsultan pembimbing skripsi, yang semula pekerjaan ini hanya dijadikan sambilan saja. Namun ketika sudah membimbing lebih dari 5 mahasiswa dalam keadaan full booked, maka otomatis sudah menjadi pekerjaan tetap dan menjanjikan secara finansial. Ada juga konsultan pembimbing yang hanya bekerja sendiri yaitu tidak bergabung dengan biro jasa skripsi manapun. Mereka memperoleh job dari jaringan relasi pembimbing lainnya atau memasang iklan sendiri atas nama pribadi dan informasi getok tular (dari mulut ke mulut). Sebenarnya di luar biro jasa skripsi tersebut, masih banyak konsultan pembimbing yang menerima job secara mandiri di rumahnya. 4. Paket Layanan Jasa Pembuatan Skripsi
Pada umumnya, jasa paket pembuatan skripsi meliputi: a) Paket Olah Data Paket ini membantu mahasiswa untuk menyelesaikan pembuatan skripsinya. Paket olah data dilakukan untuk membantu mahasiswa menyelesaikan pencarian data, mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Mahasiswa yang menggunakan metode penelitian kuantitatif banyak yang menggunakan jasa ini untuk memudahkan mengambil sampling atau responden yang dibutuhkan untuk olah data dalam skripsi. Paket olah data memiliki keunikan tersendiri, paket olah data dilakukan saat mahasiswa mengerjakan bab IV atau bab III dari skripsinya. Pengerjaan paket olah data
dikerjakan
menyesuaikan
dengan
permintaan
mahasiswa
yang
ingin
menggunakan paket olah data. Permintaan paket olah data bisa dilakukan per variable pada skripsi atau dilakukan juga sekaligus dengan mengerjakan bab III dan IV. Paket olah data biasanya menggunakan software SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), SAS (Statistical Analiysis System), atau LISREL (Linear Structural Relationship). b) Paket Pembuatan Skripsi dan Thesis Paket ini membantu klien untuk membuat penulisan skripsi, thesis maupun makalah dan tugas kuliah. Penyedia jasa pembuatan skripsi menyediakan paket jasa pembuatan skripsi dengan fasilitas yang lengkap mulai dari penyediaan referensi yang terbaru, penyediaan konsultan yang berkompeten, hasil yang diperoleh dari jasa pembuatan skripsi adalah unik dan bukan plagiat. Paket itu berupa layanan program studi atau jurusan disiplin ilmu yang bisa dilayani untuk skripsi (Strata 1) yaitu: Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Skripsi Pendidikan, Psikologi, Sosiologi, FISIP (Hubungan Internasional, Pemerintahan, Komunikasi), Ekonomi (Akuntansi, IESP, Manajemen), Kesehatan (Kebidanan,
Keperawatan, Kedokteran), Hukum (Pidana, Perdata, HTN), Bahasa dan Sastra, Kehutanan, Peternakan, Pertanian, Pertanahan, Teknik (Sipil, Arsitektur, Industri, Informatika) dan sebagainya. Sedangkan untuk thesis (S2) meliputi Magister Manajemen, Magister Administrasi Publik, Manajemen Bisnis Administrasi, Magister Teknik, Hubungan Perdagangan Internasional, Hukum Bisnis, Hukum dan HAM, Manajemen Pendidikan dan sebagainya. c) Konsultan Pembimbing Skripsi dan Thesis Konsultan pembimbing skripsi yang disediakan sangat kompeten sesuai dengan bidang konsentrasi setiap program studi atau jurusan. Setiap jurusan memiliki konsultan pembimbingnya sendiri sehingga benar-benar bisa fokus, paham dan mengerti benar sesuai dengan keahliannya. Konsultan pembimbing biasanya lulusan atau alumni S1 dan S2 dari PTN dan PTS terkemuka di Yogyakarta dengan pengalaman kerja sebagai pembimbing skripsi di layanan biro jasa skripsi minimal 3 tahun. Ada beberapa konsultan pembimbing yang berasal dari dosen yang juga mengajar di kampus perguruan tinggi. d) Harga Pembuatan Skripsi dan Thesis Biaya untuk membantu pembuatan skripsi mulai dari awal sampai dengan akhir (lulus) sangat bervariasi. Tergantung dari jenis layanannya. Ada layanan pembuatan skripsi full bab yaitu mulai dari penentuan topik/tema/judul skripsi sampai dengan persiapan tes ujian pendadaran skripsi/thesis. Layanan full bab untuk jurusan pendidikan dan sosial dihargai sebesar Rp. 2,5-3 juta, sedangkan layanan full bab untuk jurusan kedokteran dan teknik mulai Rp. 3-3,5 juta. Pengerjaan skripsi untuk jurusan sains biasa hanya dibantu untuk analisis dan pengolahan data saja. Untuk percobaan di laboratorium dilakukan oleh mahasiswa sendiri.
Full bab dapat diartikan sebagai pengerjaan dilakukan dari awal hingga akhir skripsi oleh biro jasa skripsinya. Termasuk didalamnya pengolahan data, wawancara, dilakukan oleh biro jasa. Skripsi ini bisa diistilahkan sebagai pasrah bongkoan atau mahasiswa menyerahkan seluruh isian skripsi pada pembuat skripsinya. Full bab juga merupakan tipe pembuatan skripsi yang menjadi andalan biro jasa skripsi karena paket full bab memberikan keuntungan besar untuk biro jasa skripsi. Layanan full bab untuk thesis mulai dari Rp. 3,5-5 juta. Sistem pembayarannya secara bertahap dan sesuai dengan kesepakatan (MOU) kedua pihak. Misalnya, tahap 1 untuk pembayaran DP 25-50 % dari total pembayaran yang sudah disepakati. Tahap 2 untuk pembayaran ACC bab 1-3 dan Tahap 3 untuk pembayaran ACC Bab IV-V. Namun di setiap biro jasa pembuatan skripsi, sistem pembayarannya sangat bervariasi, tergantung dari kebijakan dan manajemen biro jasa skripsi masingmasing. Untuk olah data, biayanya mulai dari Rp. 250-750 ribu, sesuai dengan tingkat kesulitan data yang diolah. 5. Proses Bimbingan Skripsi dengan Konsultan Pembimbing Skripsi adalah hasil karya tulis ilmiah seorang mahasiswa yang idealnya dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri. Peran dosen pembimbing di kampus hanya membimbing dan mendampingi mahasiswa untuk membantu kesulitan apa yang dihadapinya. Namun dalam konteks layanan bimbingan skripsi, peran dosen pembimbing tersebut tergantikan oleh konsultan pembimbing skripsi. Peran konsultan pembimbing tersebut tentu saja juga masih melibatkan mahasiswa dalam proses diskusi dimulai dari bagaimana melihat masalah yang dihadapi oleh mahasiswa di lapangan, membantu mengidentifikasi masalah, melakukan konsultasi tentang referensi dan metodologi yang tepat. Melalui proses tersebut, obyektivitas dan orisinalitas skripsi dan thesis sebagai karya tulis ilmiah masih tetap dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu perbedaan mendasar antara dosen pembimbing di kampus dan konsultan pembimbing di biro jasa skripsi adalah peran strategisnya masing-masing. Dalam proses bimbingan skripsi di kampus, apa yang seharusnya dikerjakan sendiri oleh mahasiswa seperti yang disarankan (dalam bentuk revisi) oleh dosen pembimbingnya, dikerjakan oleh konsultan pembimbing sesuai dengan saran dan masukan dari dosen pembimbing
yang
bersangkutan.
Dengan
demikian,
konsultan
pembimbing
menggantikan posisi mahasiswa sebagai mahasiswa yang bimbingan skripsi yang berada di belakang layar. Prinsip sederhananya, dosen pembimbing yang memaparkan permasalahan,
sedangkan
konsultan
pembimbing
yang
menyampaikan
solusi
permasalahannya. Konsultan pembimbing di mata mahasiswa adalah solusi baginya di hadapan dosen pembimbingnya di kampus. Sebenarnya pola bimbingan antara mahasiswa dengan konsultan pembimbing skripsi tidak berbeda jauh dengan dosen pembimbing. Konsultan pembimbing sama halnya dengan guru dan murid di sekolah, para tutor atau guru les memberikan bimbingan les privat kepada peserta les. Interaksi antara mahasiswa dengan konsultan pembimbing berlangsung tidak bersifat formal dalam proses diskusinya. Jadi lebih cenderung non formal yaitu bersifat sesama teman saja. Namun pengerjaan skripsinya secara profesional, layaknya mahasiswa itu sendiri yang mengerjakannya. Ada beberapa strategi khusus dan strategi ini tergantung dari masing-masing konsultan pembimbing dalam menyelesaikan pengerjaan skripsinya. Pada prinsipnya strateginya adalah bagaimana caranya dalam proses pembuatan skripsi tersebut dibuat selayaknya dan sewajarnya seperti bimbingan skripsi bersama dosen pembimbingnya. Konsultan pembimbing yang profesional biasanya mampu memprediksi tingkat kesulitan skripsi atau thesis yang ditanganinya dan kapan harus selesai tepat waktu. Biasanya paling lama pengerjaan skripsi atau thesis adalah selama 6 bulan atau (1 semester).
6. Strategi Pemasaran Jasa Pembuatan Skripsi Pada umumnya, pemasaran layanan jasa pembuatan skripsi dilakukan melalui pemasangan media cetak maupun media on line via internet. Pemasaran di media cetak biasanya melalui iklan minimal 3 baris, misalnya di Harian Kedaulatan Rakyat, Harian Tribun Jogja dan Harian Jogja. Sedangkan pemasaran on line biasanya melalui iklan gratis di beberapa website, blog dan email serta media sosial seperti facebook dan twitter. Ada juga beberapa biro jasa skripsi yang memasang spanduk atau plakat di jalanjalan strategis atau dipasang di pohon-pohon besar. Perkembangan kemajuan teknologi internet menjadikan strategi pemasaran jasa layanan pembuatan skripsi semakin efektif dilakukan via on-line,
terutama melalui e-mail. Sebenarnya antara pengguna jasa
pembuatan jasa skripsi dan penyedia jasa bimbingan skripsi tidak sebanding menurut jumlahnya. Dari segi jumlah, hanya ada sekitar 15-20 biro bimbingan skripsi di wilayah Yogyakarta. Sebaliknya, ada ratusan mahasiswa yang kesulitan dan membutuhkan layanan jasa pembuatan skripsi. Hal ini berdampak pada full booked yaitu mahasiswa banyak yang antri untuk proses bimbingan skripsinya. Kondisi full booked ini diperparah dengan jumlah konsultan pembimbing yang minim di beberapa biro jasa skripsi. Dari aspek strategi pemasaran, posisi biro jasa skripsi dan konsultan pembimbing termasuk banyak dicari oleh konsumen mahasiswa. Namun di sisi lain, mahasiswa sebagai pengguna jasa juga jeli untuk memilih layanan biro jasa mana yang memang bisa dipercaya dan dapat diandalkan dengan hasil yang memuaskan. Mengingat ada konsultan pembimbing yang “nyambi” di beberapa biro jasa skripsi. Akibatnya, ada mahasiswa yang mencoba survey di 3 biro jasa skripsi, ternyata konsultan pembimbingnya sama juga dipegang oleh satu orang. Hingga saat ini, strategi pemasaran yang paling efektif belum bisa dipastikan apakah melalui media cetak iklan baris di surat kabar, atau melalui media online via email atau blog.
C. Mahasiswa sebagai Pengguna Jasa Pembuatan Skripsi 1. Skripsi sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Akademis Skripsi menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai salah satu bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi (Poerwadarminta, 1983:957). Skripsi dikenal sebagai wujud karya tulis ilmiah seorang mahasiswa dan wujud pertanggungjawaban hasil studi selama mahasiswa menempuh kuliah. Semua mahasiswa wajib mengambil mata kuliah skripsi tersebut, karena skripsi digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisnya sebagai sarjana. Mahasiswa yang membuat skripsi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan proses belajar dalam pembuatan skripsi. Proses belajar dalam pembuatan skripsi berlangsung secara individual, sehingga tuntutan akan belajar mandiri sangat besar. Mahasiswa yang menyusun skripsi dituntut untuk dapat membuat karya tulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Peran dosen dalam pembimbingan skripsi hanya bersifat membantu mahasiswa mengatasi kesulitan yang ditemui oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi (Redl & Watten,
1959:299
http://io0271627162827262826262628162618229192619
http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/1746/T1_672007189_BA B%20I.pdf?sequence=2 diakses pada 17 Maret 2014). 2. Latar Belakang Mahasiswa Memanfaatkan Biro Jasa Skripsi Salah satu momok yang paling ditakuti oleh setiap mahasiswa adalah ketika harus menyusun skripsi menghadapi kendala, sehingga terlalu lama lulusnya, karena belum kelar dalam menyelesaikan skripsinya. Untuk itu mereka sibuk mencari solusinya. Salah
satunya dengan mencari layanan jasa pembuatan skripsi yang bisa membimbing mereka mengerjakan skripsi. Biasanya mahasiswa yang cenderung mau memanfaatkan layanan biro jasa pembuatan skripsi memiliki moti-motif tersendiri secara pribadi. Namun motif-motif tersebut tidak muncul dengan sendirinya, karena ada faktor di luar dirinya yang mendorongnya untuk segera menyelesaikan skripsinya agar cepat lulus kuliah. Proses terbentuknya motif-motif tersebut berubah menjadi motivasi dari dalam dirinya dan rangsangan dari luar seperti orang tua, teman dekatnya atau rekan sekampusnya, akan mempengaruhi pandangan mahasiswa atas tujuannya menyelesaikan skripsi secara cepat. Aspek psikososial dari mahasiswa itu sendiri sebagai faktor dominan yang mempengaruhi motivasinya untuk segera menyelesaikan skripsi dan cepat lulus kuliah. Faktor lain yang mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan layanan jasa biro bimbingan skripsi adalah faktor harapan dan keyakinannya serta adanya kesempatan atau peluang yang ada. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah adanya tujuan mahasiswa itu sendiri dalam memanfaatkan biro jasa skripsi dengan pilihan berbagai pertimbangan yang bersifat rasional. Pilihan rasional yang jelas dan terukur untuk memanfaatkan layanan jasa pembuatan skripsi adalah memperoleh keuntungan ekonomis dari segi waktu dan biaya. Jika ada pihak lain yang mampu menyelesaikan skripsinya dalam waktu yang singkat dan dengan hasil yang memuaskan, kenapa tidak? Memanfaatkan layanan biro jasa skripsi dianggapnya sebagai pilihan yang tepat dan masuk akal, daripada harus mengerjakannya sendiri tetapi tidak tahu kapan selesainya dan tentu saja biaya per semesternya juga semakin meningkat. Hasilnyapun juga tidak terjamin bisa memuaskan dirinya. Apalagi ada desakan dari keluarga dan lingkungan sosialnya, seperti tetangga dan teman dekatnya. Gengsi akademis juga bisa
mempengaruhinya, agar biar tidak dianggap mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang pas-pasan (dua koma), terutama di lingkungan kampusnya sendiri. 3. Kendala Mahasiswa dalam Pembuatan Skripsi Bagi sebagian mahasiswa, pembuatan skripsi adalah sesuatu yang sulit, karena berbagai kendala yang dihadapinya seperti penggunaan EYD yang ketat, penggunaan metodologi penelitian yang sesuai, tema judul skripsi harus up to date dan sebagainya, mahasiswa harus berhadapan dengan dosen yang tidak bisa berkompromi dan tidak bisa membantu masalah yang dihadapinya. Masalahnya adalah mahasiswa tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian (Slamet, 2003 dalam Masnun Dewani Hasibuan, 2012, Stres dan Koping Mahasiswa Kepribadian Tipe A dan Tipe B dalam Menyusun Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, 2012). Adanya ketergantungan yang besar pada dosen pembimbing dapat bermasalah bagi mahasiswa dalam menyusun skripsi dan menyebabkan kegagalan dalam pembuatan skripsi. Kegagalan itu disebabkan oleh kesulitan mahasiswa dalam mencari judul skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing (Riewanto, 2003. dalam Masnun Dewani Hasibuan 2012, Stres dan Koping Mahasiswa Kepribadian Tipe A dan Tipe B dalam Menyusun Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, 2012), Berbagai masalah tersebut menyebabkan adanya stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi sering mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing. Kecemasan menghadapi dosen pembimbing ditunjukkan oleh mahasiswa dalam perilaku
menghindari bertemu dengan dosen pembimbing. Peneliti juga menemukan adanya perilaku mahasiswa yang sedang kesulitan dan bingung bagaimana memulai pembuatan skripsi di beberapa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Perilaku mahasiswa yang cenderung cemas dan bingung dengan kesulitan dalam membuat skripsi, biasanya mencari jalan pintas dengan cara mencari orang yang mampu membantu menyelesaikan pembuatan skripsi yang hasilnya cepat, tepat dan memuaskan. Salah satunya, dengan memanfaatkan biro jasa skripsi sebagai penyedia layanan jasa pembuatan skripsi. Biro jasa skripsi sebagai penyedia jasa skripsi biasanya menawarkan beberapa paket yang sesuai keinginan mahasiswa sebagai pengguna jasa pembuatan skripsi.
4. Profil Informan Dalam penelitian terdapat beberapa informan yang dapat memberikan beberapa informasi terkait biro jasa skripsi tersebut. Informan dan responden tersebut didapat oleh peneliti melalui wawancara mendalam. Aktor kunci dalam penelitian ini adalah pemilik dari biro jasa skripsi yang menjalankan usahanya. Melalui beliau peneliti mendapatkan beberapa pengguna jasa yang menggunakan biro jasa skripsi, pembimbing yang bekerja di biro jasa skripsi, dan beberapa masyarakat umum yang memiliki latar belakang profesi berbeda. Untuk menjaga privasi dan nama baik dari pengguna maupun pemilik peneliti tidak menggunakan nama sebenarnya. Berikut beberapa informan yang peneliti wawancarai : 4.1 Pemilik Usaha Biro Jasa Skripsi I. Identitas Pemilik Usaha Nama Kantor : Express Nama Pemilik : AK
Alamat Kantor : Depok Sleman Tentang
: Sejak 2003 membuka biro jasa skripsi dan sudah 3 tahun menjadi pembimbing di biro jasa lainnya. AK memiliki 3 cabang biro jasa skripsi di wilayah Yogyakarta, Purwokerto Solo dan Semarang. Saat ini ia memiliki 7 Karyawan tetap dan 5 orang karyawan tidak tetap.
II. Identitas Pemilik Usaha Nama Kantor
: SC
Nama Pemilik : AH Alamat Kantor : Selokan Mataram, Sleman Tentang
: Sejak 2006 memulai usaha biro jasa skripsi. Awalnya membuka biro jasa tersebut hanya berspekulasi saja karena mencari pekerjaan sulit. Saat ini ia memiliki 5 karyawan.
4.2 Pembimbing Biro Jasa Skripsi I. Identitas Konsultan / Pembimbing Skripsi Nama (Inisial)
: SY
Alamat Rumah
: Kalasan, Sleman
Tempat & Tgl. Lahir : 8 Juni 1977 Pendidikan Terakhir : S1 (Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta) Tentang
: Sudah 4 tahun menjalankan profesi sebagai pembimbing biro jasa skripsi. SY memiliki penghasilan sampai 4,5 juta per bulan.
II. Identitas Konsultan Pembimbing Skripsi II Nama (Inisial)
: BP
Alamat Rumah
: Sangkal Putung, Klaten
Tempat & Tgl. Lahir : 20 Januari 1971 Pendidikan Terakhir : FISIP S1 (Ilmu Komunikasi Atma Jaya) Tentang
: Sejak tahun 2006 sudah menjadi pembimbing biro jasa skripsi. BP mematok Fee sebesar 2 juta rupiah dalam satu kali pembuatan skripsi. Sebagai gantinya, BP menjanjikan nilai B+ kepada setiap pengguna jasanya.
III. Identitas Konsultan Pembimbing Skripsi III Nama (Inisial)
: AD
Alamat Rumah
: Depok Sleman
Tempat & Tgl. Lahir : (Tidak Memberikan Keterangan) Pendidikan Terakhir : S1 UIN Tentang
: Sudah 5 tahun menjadi pembimbing di biro jasa skripsi. Ia merupakan dosen di salah satu PTS di Yogyakarta, oleh karena itu ia tidak mau membimbing mahasiswa kampusnya sendiri untuk menghindari conflik of interest.
4.3 Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi Mahasiswa I Nama Mahasiswa : AG Angkatan
: 2009
Universitas
: Atma Jaya (Sosiologi)
Tentang
: Seorang mahasiswa yang merasa salah jurusan. AG merasa malas untuk membaca buku maupun referensi dan malas ke perpustakaan. AG menggunakan biro jasa dengan biaya sendiri.
Mahasiswa II
Nama Mahasiswa : MS Angkatan
: 2009
Universitas
: UPN (Ilmu Sosial dan Politik)
Tentang
: Mahasiswa yang merasa kesulitan untuk mengolah kata-kata dalam bentuk tulisan ilmiah, namun fasih jika menggunakan bahasa lisan. Mahasiswa ini mendapatkan nilai A dalam skripsinya yang menggunakan biro jasa.
Mahasiswa III Nama Mahasiswa : DN Angkatan
: 2008
Universitas
: UMY (Pemerintahan)
Tentang
: DN merupakan mahasiswi yang ingin segera lulus untuk bekerja dan kemudian menikah. Biaya biro jasa skripsi yang DN gunakan berasal dari calon suami.
Mahasiswa IV Nama Mahasiswa : AZ Angkatan
: 2007
Universitas
: UPN (Akutansi)
Tentang
: AZ menggunakan biro jasa skripsi dikarenakan kesibukannya dalam mengelola butik pakaian sembari kuliah. Keputusannya ini pun juga diketahui oleh orang tuanya.
Mahasiswa V Nama Mahasiswa : AS Angkatan
: 2009
Universitas
: UPN (Hubungan Internasional)
Tentang
: Mahasiswa ini sering menyebut dirinya sendiri sebagai aktivis. Sebenarnya AS pernah mengajukan judul skripsi secara mandiri sebanyak dua kali, namun selalu ditolak oleh dosen.
Mahasiswa VI Nama Mahasiswa : DR Angkatan
: 2010
Universitas
: UNY
Tentang
: DR adalah mahasiswi dengan gelar Cum Laude. DR yang kini hanya memiliki ibu lantaran ayahnya telah meninggal ini menggunakan biro jasa karena ia harus membantu ibu bekerja di pasar
Mahasiswa VII Nama Mahasiswa : KL Angkatan
: (Tidak Memberikan Keterangan)
Universitas
: UNY
Tentang
: KL adalah seorang guru yang sedang ingin meningkatkan jabatan pegawai negeri dengan mengambil gelar S2.
Mahasiswa VII Nama Mahasiswa : MT Angkatan
: 2009
Universitas
: Atmajaya (FISIP)
Tentang
: Mahasiswa yang memiliki usaha konveksi.
Mahasiswa IX Nama Mahasiswa : TA Angkatan
: 2008
Universitas
: UIN (Sosiologi)
Tentang
: Mahasiswa yang sudah memiliki keluarga.
Mahasiswa X Nama Mahasiswa : DC Angkatan
: 2008
Universitas
: UPN (Komunikasi)
Tentang
: Mahasiswa lama yang terlalu asik dengan profesi sebagai operator judi online.
4.4 Warga Masyarakat I. Identitas Warga Masyarakat Yanto Yanto (27) merupakan seorang pedagang angkringan yang memiliki langganan mayoritas mahasiswa. Yanto yang pernah duduk dibangku perguruan tinggi ini tidak meneruskan kuliah karena keterbatasan biaya. Peneliti menganggap Yanto memiliki kapabilitas untuk menjadi salah satu nara sumber karena banyak mahasiswa yang menggunakan angkringannya sebagai forum diskusi mahasiswa. II. Identitas Warga Masyarakat Kadek Ari Susila Wibawa Laki-laki yang lebih dikenal dengan nama Gede Ari (25) ini adalah seorang dosen ilmu keolahragaan yang memiliki latar belakang pendidikan S2 di Universitas Negeri Yogyakarta. Fresh graduate S2 ini diangkat menjadi dosen pada Juli 2014. III. Identitas Warga Masyarakat Sulistiono Eko Sulistiono Eko (26) merupakan pegawai Bank Mandiri sejak 2013 dan telah menjadi head teller di Bank Mandiri Cabang Katamso Yogyakarta.
IV. Identitas Warga Masyarakat Fajar Sebagai pengusaha percetakan undangan di Yogyakarta, Fajar (26) juga memiliki satu usaha percetakan undangan dan periklanan wilayah Godean. Sebelumnya, Fajar pernah mengundurkan diri dari jurusan teknik mesin Universitas Gadjah Mada. Saat ini, meski ia belum menuntaskan kuliah, namun ia sedang mendaftar kembali untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas swasta.
BAB III PROSES INTERAKSI MAHASISWA DAN KONSULTAN PEMBIMBING SKRIPSI
A. Interaksi Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Pembuatan Skripsi dengan Konsultan Jasa Pembuatan Skripsi Dewasa ini usaha bisnis biro jasa skripsi dapat dikatakan tetap eksis dan memiliki peminat dan pasar tersendiri. Biro jasa skripsi pun terlihat sudah menjadi rahasia umum di masyarakat karena banyak yang menggunakan jasanya. Biro jasa menawarkan kemudahan kepada para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dalam bentuk paket skirpsi dan thesis. Sasaran biro jasa tersebut ialah mahasiswa yang malas, frustasi atau memang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan skripsinya. Mahasiswa akan memperoleh skrispi hanya dengan membayar sejumlah uang kepada biro jasa. Biro jasa pembuatan skripsi menerima pesanan skripsi dari berbagai macam bidang studi (jurusan) mahasiswa, seperti skripsi akuntansi, arsitektur, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, biologi, ekonomi, farmasi, hukum, skripsi-skripsi pendidikan,
dan sebagainya. Harga dari skripsi-thesis yang dijual pun bervariasi, tergantung dari tingkat kesulitan dalam pengerjaannya. Subyek penelitian adalah mahasiswa ilmu sosial dari perguruan tinggi swasta maupun negeri. Dalam penelitian ini, informan merupakan mahasiswa yang mengambil jurusan Sosial-Humaniora yang memanfaatkan layanan jasa pemimbing skripsi termasuk thesis skripsi di 2 biro jasa di atas. Berikut ini merupakan deskripsi informan dalam penelitian: Tabel 3.1 Informan Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi No. 1 2 3 4 5
Inisial Mahasiswa AG MS DN AZ AS
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-Laki
6 7
DR KL
Perempuan Perempuan
8 9 10
MT TA DC
Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Program Studi/ Jurusan Sosiologi Komunikasi Pemerintahan Akutansi Hubungan Internasional (HI) FISE Managemen Pendidikan (MP) FISIP Sosiologi Komunikasi
Jenjang S1/S2 S1 S1 S1 S1 S1
Angkatan 2009 2009 2008 2007 2009
Univer sitas UAJY UPN APMD UPN UPN
S1 S2
2010 -
UNY UNY
S1 S1 S1
2009 2008 2008
UAJY UIN UPN
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Di dalam penelitian ini, informan terdiri dari 10 mahasiswa dan mahasiswi yang telah menggunakan biro jasa skripsi. Selain itu, peneliti juga mewawancarai pemilik dan pembimbing di biro jasa skripsi sebagai komunikasi dua arah untuk validitas skripsi ini. Pemilik biro jasa menjadi informan awal dalam melakukan penelitian ini. Pemilik dan pembimbing biro jasa tersebut adalah : Tabel 3.2 Pemilik Biro Jasa Skripsi dan Pembimbing Skripsi
No. 1. 2. 3.
Nama Pemilik / Pembimbing AK (Pemilik Biro Jasa Expres) AH (Pemilik Biro Jasa SC) SY (Pembimbing)
Instansi Express SC Express
Pendidikan SE SE, MM S. Komunikasi
4.
BP (Pembimbing)
SC
S. Komunikasi
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Bab ini akan membahas bagaimana proses seorang mahasiswa dalam menggunakan biro jasa pembuatan skripsi. Pada awalnya, mahasiswa yang akan menggunakan biro jasa pembuatan skripsi akan menentukan biro jasa mana yang nantinya akan menyelesaikan skripsinya. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya biro jasa yang menawarkan jasa pembuatan skripsi. Tentu mahasiswa akan memilih biro jasa yang dirasa sesuai dengan keinginan mahasiswa tersebut, entah dari segi harga skripsi, lokasi biro skripsi, dan atau cara pembuatan skripsi masing-masing biro jasa pebuatan skripsi. Dimulai dari keinginan mahasiswa untuk menggunakan jasa biro inilah kemudian terbentuk interaksi antara mahasiswa dengan biro jasa pembuatan skripsi. A.1 Pemilihan Biro Jasa Skripsi Pemilihan biro jasa skripsi dilakukan oleh mahasiswa sebelum mempercayakan skripsinya dikerjakan oleh konsultan biro jasa skripsi. Mahasiswa memilih biro jasa yang dianggap mampu membantu penyelesaian skripsinya dalam waktu yang relatif singkat dan hasilnya sesuai dengan yang mahasiswa tersebut harapkan. Mereka beranggapan bahwa pilihan mereka terhadap suatu biro jasa skripsi adalah masalah yang mendesak (urgent). Mahasiswa yang menggunakan biro jasa konsultasi skripsi memiliki banyak pilihan untuk menggunakan biro jasa konsultasi skripsi mana yang ingin dipilih untuk menyelesaikan skripsinya. Di Sleman misalnya, terdapat beberapa biro jasa konsultasi skripsi yang bersedia membantu mahasiswa menyelesaikan skripsinya. Salah satu pertimbangan mahasiswa didalam pemilihan biro jasa tersebut adalah melalui teman yang pernah menggunakan biro jasa skripsi, atau bahkan kakak angkatan yang bekerja di biro jasa konsultan skripsi tersebut. Hal ini seperti yang diutarakan oleh MT :
“Saya menggunakan biro jasa konsultasi skripsi melalui teman saya mas, Menurut teman dekat saya itu biro jasa konsultasi SC lebih bertanggung jawab dibandingkan dengan biro konsultasi yang lain” (Wawancara dengan MT pada tanggal 21 Juni 2014)
Selain karena teman atau kakak angkatan yang telah menggunakan biro jasa skripsi, pertimbangan harga juga mempengaruhi mahasiswa dalam memilih biro yang akan mereka gunakan. AG serta AS misalnya, mereka lebih mengutamakan harga yang murah daripada kualitas dan hasil skripsi yang dihasilkan. Bagi kedua mahasiswa tersebut, skripsi hanyalah sebuah syarat birokrasi yang tidak memberikan efek signifikan pada kehidupan mereka setelah menjadi sarjana. “Kalau saya harga harus dibawah 3 juta mas, orang cuma ngetik dan copy paste saja masak mahal – mahal, paling beda di fokus yg di teliti saja edit-edit sedikit selesai” (Wawancara dengan AG pada tanggal 27 Juni 2014) “Saya menggunakan biro jasa skripsi yang murah karena harga kertas yang cukup mahal, jadi cari yang murah saja” (Wawancara dengan AS pada tanggal 29 Juni 2014)
Pernyataan berbeda juga hadir dari informan mahasiswa yang lain. Pemilihan biro jasa skripsi yang mereka lakukan berdasarkan dari harga skripsi, kualitas skripsi serta ketepatan waktu pengerjaan yang dihasilkan biro jasa. Hal ini seperti yang telah diungkapkan DC, yaitu: “Menurut saya ada harga ada kualitas mas, jadi saya lebih memilih paket yang mahal yang diberikan oleh biro jasa konsultasi Express termasuk dengan power point yang dibuatkan” (Wawancara dengan DC pada tanggal 29 Juni 2014)
Hal senada juga diungkapkan DR: “Saya untuk masalah biaya jasa ga masalah, soalnya orang tua yang menyuruh, jadi saya milih yang mahal agar jadinya memuaskan dan tepat waktu” (Wawancara dengan DR pada tanggal 7 Juni 2014)
Mahasiswa pengguna biro jasa skripsi mayoritas memiliki aktifitas yang banyak di luar kampus, sehingga banyak dari mereka yang memiliki kenalan atau koneksi dari
pekerjaan dan pergaulan mereka. Adanya aktifitas di luar kampus dan atau rasa ketidakinginan menulis skripsi secara mandiri ini menyebabkan tugas akhir sebagai mahasiswa tersebut menjadi terbengkalai. Bahkan beberapa mahasiswa tersebut terancam drop out dari perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu. Melalui biro jasa yang mereka anggap mampu menyelesaikan skripsi secara cepat (instan) ini lah mereka dapat terhindar dari drop out. Mahasiswa yang telah menentukan pilihannya terhadap satu biro jasa skripsi, kemudian juga dihadapkan pada masalah pilihan siapa konsultan pembimbing yang tepat dan sanggup menyelesaikan pembuatan skrispinya. Dalam hal ini, mereka tidak bisa menentukan secara langsung pembimbingnya, karena pilihan konsultan pembimbing terbatas, atau boleh dikatakan langka. Pihak biro jasa skripsi, dalam hal ini pihak admin (bagian administrasi kantor) inilah yang akan menentukan siapa pembimbing untuk mahasiswa terkait, sesuai dengan jurusan yang mahasiswa dalami. Peran sentral konsultan biro jasa skripsi memang memiliki pendapat beragam dari para pengguna jasanya. Menariknya adalah setiap biro konsultasi memiliki pengelompokkan tersendiri untuk pengerjaan skripsi dari berbagai jurusan. Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh AH, pemilik salah satu biro jasa skripsi: “Pengerjaan skripsi dilakukan oleh konsultan yang disiplin ilmunya mendekati, misalnya sastra, yaa konsultan harus berasal dari jurusan yang sama atau minimal disesuaikan secara halus menyesuaikan fakultas dari sang konsultan, atau jika memang ada, yaa kami carikan yang jurusannya sama persis, itu terutama untuk teknik, untuk imu sosial kebanyakan para konsultan sudah bisa berbagai jurusan dan disiplin ilmunya” (Wawancara dengan AH pada tanggal 22 Mei 2014)
Mahasiswa pengguna biro jasa skirpsi menginginkan seorang konsultan pembimbing yang memiliki latar belakang akademik yang sama atau hampir sama dengan program studi atau jurusan mahasiswa. Misalnya, mahasiswa jurusan Psikologi akan menghendaki konsultan pembimbingnya dari jurusan Psikologi juga. Namun
kenyataannya, mereka seringkali dibimbing dari jurusan lain, misalnya dari jurusan Komunikasi atau Hukum. Jika mahasiswa merasa bahwa konsultan pembimbing yang bersangkutan sanggup untuk membantu pembuatan skripsinya, maka terjadilah kesepakatan (deal) untuk proses bimbingan. Meskipun terjadi kesepakatan, adanya perbedaan bidang yang dikuasai antara mahasiswa dan pembimbing seringkali berpotensi mengalami kendala, yaitu pembimbing yang tidak menguasai topik atau tema skripsi mahasiswa sehingga skripsi justru tidak sesuai dengan jurusan mahasiswa terkait.
A.2 Metode Pembayaran Biro Jasa Skripsi Mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi akan diminta membayarkan biaya yang cukup besar sebagai pengganti jasa pembuatan skripsi. Sebagian besar informan yang merupakan mahasiswa S1 mengaku dikenai biaya sebesar 3-4 juta rupiah untuk skripsinya. Sedangkan untuk mahasiswa S2 yang menggunakan biro jasa untuk thesis sebesar 4-5 juta rupiah. Hal ini juga didukung oleh pernyataan salah satu pemilik biro jasa skripsi, yang mengatakan: “Tarif skripsi untuk jurusan sosial ya berkisar 2 - 3,5 juta. Kalau yang teknik atau eksak selisihnya antara 200 sampai 300 ribu dari jurusan sosial. Untuk thesisnya, bisa mencapai 4-5 juta. Yah, Bisa ditawar, jadi tergantung nego dan jurusannya apa” (Wawancara dengan AK pada 26 Mei 2014)
AH selaku pemilik biro jasa SC juga mengatakan hal yang serupa dengan AK, bahwa biaya yang dikenakan untuk pembuatan skripsi berkisar antara 2-4 juta. KL yang merupakan mahasiswa S2 mengaku dikenai biaya sebesar 4 juta 750 ribu rupiah. Terdapat beberapa cara dalam proses pembayaran biaya pembuatan skripsi. Salah satu
cara pembayaran adalah dengan membayarkan uang di awal transaksi ketika ingin membuat skripsi. “Di awal saya ditarik uang 3 juta rupiah, karena hasil nilai A- dan saya merasa terbantu saya tambahkan menjadi 3 juta 200 ribu kepada pembimbing langsung” (Wawancara dengan DR pada 7 Juni 2014)
Berdasarkan pernyataan DR di atas, ia diminta untuk membayarkan biaya pembuatan skripsi di awal pembuatan skripsi. Namun karena ia merasa puas dengan hasil skripsi tersebut, ia kemudian memberikan tambahan uang kepada pembimbingnya sebagai ucapan terima kasih. Selain dibayarkan di awal pembuatan skripsi, ada juga mahasiswa yang membayar biaya pembuatan skripsi dengan cara berkala. Hal ini seperti yang telah diungkapkan AG: “Saya bayarnya nyicil mas, di awal satu setengah juta, di akhir setengah juta. Biar ada kepastian dari mereka bener ngerjain. Itu juga susah negonya” (Wawancara dengan AG pada tanggal 27 Juni 2014)
Biro jasa skripsi cenderung meminta mahasiswa untuk membayar biaya pembuatan skripsi di awal. Hal ini ditujukan untuk menjadi jaminan yang dapat memperkuat keyakinan mahasiswa bahwa skripsikan akan diselesaikan oleh biro jasa tersebut. Mahasiswa perlu bernegosiasi terlebih dahulu jika menginginkan pembayaran dilakukan secara berkala seperti AG. A.3 Konsultasi dan Sistem Pertemuan Mahasiswa yang menggunakan jasa pembuatan skripsi kemudian akan melakukan konsultasi kepada pembimbing, yang juga merupakan pembuat skripsi mahasiswa tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pembimbing dan mahasiswa dapat saling berdiskusi mengenai isi dari skripsi yang akan dan atau sedang dibuat. “Tugas pembimbing skripsi itu adalah memberikan tema, judul awal, memberikan masukan mengenai skripsi yang dikerjakan, dan bagaimana konsep penelitian yang akan dilakukan” (Wawancara dengan BP pada tanggal 30 Mei 2014)
Dalam wawancara tersebut, BP yang merupakan pembimbing memberikan gambaran bahwa pembimbing skripsi memiliki tugas untuk memberikan tema, judul hingga konsep penelitian dalam skripsi. Dengan kata lain, pembimbing akan berkontribusi dalam proses awal pemilihan tema hingga pembuatan kesimpulan skripsi tersebut, dan mahasiswa tidak perlu direpotkan dengan pemilihan tema apabila belum memperoleh tema yang menjadi pilihannya. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan SY (konsultan pembimbing), yang menjamin bahwa pengerjaan skripsi dilakukan utuh dari awal hingga akhir. “Biro jasa kami menjamin pengerjaan skripsi dari awal sampai akhir, dari judul hingga daftar pustaka, tapi untuk dokumentasi, kami tidak menyediakan, mahasiswa sendiri yang mencari” (Wawancara dengan SY pada tanggal 5 Juni 2014)
Meski demikian, BP juga menambahkan jika ada banyak biro jasa skripsi yang memberikan syarat bahwasanya mahasiswa harus sudah membuat proposal skripsinya. “Saat ini banyak biro jasa yang mengharapkan mahasiswa yang menggunakan jasa agar telah membuat proposalnya dulu, soalnya agar ide orisinal dari mahasiswa itu sendiri, dan menjaga biar ga’ plagiat mas, habis itu kami yang membantu memberikan teori, data dan pengetikannya” (Wawancara dengan BP pada tanggal 30 Mei 2014)
Pemberian syarat bahwa mahasiswa telah memiliki proposal tersebut bertujuan selain untuk mempermudah pembimbing dalam membuat skripsi, juga memberikan peluang kepada mahasiswa agar mahasiswa tersebut lebih mendalami isi dari tulisan skripsinya nanti. Ketika mahasiswa telah membuat proposal, secara tidak langsung mahasiswa tersebut telah memiliki gambaran mengenai topik skripsinya, sehingga apabila ia bertemu dengan dosen, ia dapat menjelaskan isi skripsi dengan lancar kepada dosen tersebut.
Dalam proses pembuatan skripsi oleh biro jasa selanjutnya, mahasiswa akan melakukan proses bimbingan seperti halnya bimbingannya dengan dosen di kampus. Hal ini diutarakan oleh AH selaku pemilik biro jasa: “Mahasiswa yang memakai biro jasa akan melakukan proses bimbingan seperti halnya dengan dosen di kampus. Perbedaannya hanya lokasi saja, jika dengan dosen harus di kampus, sedangkan jika dengan konsultan pembimbing bisa di café, rumah atau kos-kosan si mahasiswanya” (Wawancara dengan AH pada 22 Mei 2014)
Jika melihat ungkapan yang dikemukakan oleh pemilik biro jasa ini, dapat dikatakan bahwa mahasiswa melakukan proses bimbingan skripsi dalam keadaan yang informal. Jika kebanyakan mahasiswa melakukan bimbingan dengan dosen di kampus dalam situasi formal, maka lain hal dengan mahasiswa menggunakan biro jasa pembuatan skripsi ini. Hal yang sama diungkapkan oleh BP, ia mengatakan bahwa : “Bimbingan sama seperti di kampus, tetapi lebih informal saja dan santai tidak ada beban dan rileks tidak tegang” (Wawancara dengan BP pada tanggal 30 Mei 2014)
SY yang juga merupakan pembimbing senior mengatakan bahwa proses bimbingan memang dilakukan secara informal, sembari memberikan penekanan dalam hal kemampuan mahasiswa itu sendiri dalam menguasai bidang keilmuannya dan ilmu pengetahuannya secara umum. “Saya dalam proses bimbingan tergantung dari mahasiswanya, apakah dia termasuk yang cerdas, malas atau termasuk yang sama sekali tidak tahu apa yang dikerjakannya. Kalo dia cerdas biasanya dia bisa mengambil inisiatif dan mau mengerjakan skripsi secara sendirinya, sedangkan jika ia termasuk malas dan kurang memahami isi skripsinya, biasanya konsultan memberikan pengarahan dan mengajari terlebih dahulu, tapi dengan sikon yang santai tentunya” (Wawancara dengan SY pada tanggal 5 Juni 2014)
Proses bimbingan dan konsultasi skripsi dilakukan oleh para konsultan pembimbing skripsi melalui proses yang relatif informal dan tidak dalam situasi yang mengikat pada lokasi tertentu. Terdapat fleksibilitas dan kebebasan yang diberikan oleh
para konsultan untuk para pengguna jasa skripsi untuk mengkonsultasikan skripsi yang sedang dikerjakannya. Proses bimbingan yang informal ini diungkapkan oleh beberapa informan mahasiswa, salah satunya KL: “Saya bertemu biasanya di restoran dekat tempat kerja atau rumah karena memang saya bekerja dan sangat sibuk. Kan sudah saling mengenal dan percaya. Jadi kadang bertemu hanya di awal saja sesudah itu biasanya melalui email saja” (Wawancara dengan KL Pada tanggal 12 Juni 2014)
Lain halnya dengan KL, AG mengaku sering melakukan pertemuan dengan konsultan biro jasa di kantor biro jasa skripsi. AG mengungkapkan: “Jadi kalau misalnya dari sini biro itu sudah kelar. Ntar dari sono ngasih tahu ke kita. Kita ambil. Terus kita ngobrol - ngobrol isi atau apa yang mau ditulis. Kita dikasih tahu. Ini begini-begini. Ntar kita bawa ke dosen. Dari dosen kita dapat revisi dan sebagainya kan , nah dari situ kita bawa ke biro. Dari biro dibenerin lagi yang di dosen. Gitu polanya sama terus gitu sampai kelar” (Wawancara dengan AG pada tanggal 27 Juni 2014)
Selain melalui email, proses bimbingan juga bisa berlangsung di kos-kosan atau rumah mahasiswa terkait. Mereka dapat meminta pembimbing untuk datang ke kos atau rumah dengan alasan jika bimbingan dilakukan di tempat umum akan dimungkinkan bertemu atau diketahui teman atau kenalan dari mahasiswa itu. Seperti yang diungkapkan oleh MT dalam wawancaranya: “Saya panggil aja ke kos mas, orang udah bayar mahal juga, takutnya malu saya kan tempat biro jasanya deket kampus. Kalau ketemu dosen atau teman kan malu juga” (Wawancara dengan MS pada tanggal 26 juni 2014)
Proses bimbingan di kos atau rumah memberikan kenyamanan tersendiri bagi mahasiswa, sehingga diskusi antara mahasiswa dan pembimbing pun dapat berjalan dengan baik. Selain itu, mereka merasa telah membayarkan sejumlah uang kepada biro jasa tersebut sehingga mereka juga memiliki hak untuk memanggil pembimbing serta pembimbing memiliki kewajiban untuk menuruti keinginan mahasiswa untuk ke kos atau
rumah mereka. Fleksibilitas dalam sistem pertemuan ini juga yang menimbulkan keyakinan mahasiswa untuk menggunakan biro jasa skripsi. Di dalam proses pembuatan skripsi, terdapat beberapa tipe waktu diskusi antara pembimbing dan mahasiswa. Pertama, skripsi dibuat dalam sekali waktu sehingga bimbingan (diskusi) dilakukan setelah skripsi selesai dilakukan. Pembimbing dalam hal ini menulis skripsi mulai dari bab pertama hingga selesai. Konsultasi dapat dilakukan setelah skripsi tersebut selesai ditulis. Kedua, skripsi ditulis per bagian. Pembimbing dalam hal ini lebih sering melakukan pertemuan dan diskusi dengan mahasiswa yang bersangkutan. Ketika pembimbing telah menyelesaikan bagian tertentu, maka mahasiswa kan berdikusi dengan pembimbing sebelum mahasiswa tersebut mengajukan skripsinya kepada dosen di kampus. Hal ini seperti yang diungkapkan BP: “Untuk pengerjaan skripsi target saya adalah enam bulan selesai, minimal satu bulan satu bab, jadi setiap bulan saya bertemu dengan klien saya itu, interaksinya yaa biasa aja ngobrol dan biasanya mencocokkan peraturan mengerjakan skripsi di kampus mahasiswanya, bahasan obrolan biasanya seperti teori apa yang mau dipakai, data apa yang mau dimanipulasi, objek penelitiannya siapa, dan juga target selesainya skripsi ini kapan, tergantung proses dari kampus klien itu sendiri” (Wawancara dengan BP pada tanggal 30 Mei 2014)
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh SY, yang menyatakan: “Kalau saya untuk ketemu itu per 2 minggu sekali, setiap penyerahan satu bab atau setiap progress dari skripsi itu dipantau dan dicarikan solusi tercepat, jadi bisa kita lihat juga apakah si mahasiswanya ini serius bertemu dosennya atau tidak, serius ingin cepat lulus atau tidak. Karena posisi saya kan hanya sebagai pembimbing skripsi, jadi penyampaian dia di kampus dan kapan dia ketemu dosen kita tidak bisa kontrol, makanya setiap per 2 minggu sekali kami lihat perkembangannya” (Wawancara dengan SY pada tanggal 5 Juni 2014)
Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh konsultan pembimbing skripsi akan didasari oleh kesepakatan-kesepakatan yang telah dirumuskan diawal oleh kedua belah pihak yang sepakat bekerja sama melakukan penyusunan skripsi. Kesepakatan tersebut akan menghasilkan sebuah pola hubungan mengikat yang saling membutuhkan
dikarenakan suatu kepentingan dan kepercayaan satu dan lainnya. Begitu juga dengan dinamika yang terjadi antara pengguna jasa dan konsultan biro jasa skripsi ini, terdapat bentuk pola interaksi yang timbul seperti yang diutarakan oleh AH : “Ya kalau awal-awal gitu biasanya si mahasiswanya yang mendatangi biro jasa terlebih dahulu, kemudian melakukan pembayaran dan melakukan kesepakatan kerja sama, habis itu janjian untuk ketemu untuk merumuskan skripsi yang mau dibuat, lalu mahasiswa dan konsultan janjian untuk penyelesaian skripsinya, apakah langsung jadi, atau per bab diserahkan, setiap revisi dan kesalahan diperbaiki oleh konsultan pembimbing” (Wawancara dengan AH pada 22 Mei 2014)
Proses interaksi yang terjadi pada biro jasa konsultasi skripsi ini memang bergantung dari kesepakatan antara konsultan dan mahasiswanya sendiri yang menjalankan hubungan terkait ini. Berdasarkan keterangan informan di atas, proses interaksi lebih bersifat fleksibel dalam pengaturan jadwal dan berlangsung secara informal, serta bersifat setara dan timbal balik di antara kedua belah pihak. Dalam proses komunikasi informal, hubungan mahasiswa dan pembimbing tidak kaku dan justru terkesan santai seperti layaknya teman sekampus. Proses interaksi termasuk bimbingan ini berbeda dengan pola hubungan mahasiswa dengan dosen pembimbing di kampus. Kesamaannya adalah baik konsultan pembimbing maupun dosen pembimbing adalah bertugas membimbing mahasiswa secara profesional yang sesuai dengan keahlian akademisnya masing-masing. A.4 Plagiarisme dalam Jasa Pembuatan Skripsi Pada umumnya, dalam proses pembuatan skripsi tersebut yang sering menjadi masalah kontroversial adalah aspek etika akademis dari proses bimbingan mahasiswa dengan konsultan pembimbingnya. Beberapa masalah tersebut adalah, pertama, masalah plagiarisme dalam proses bimbingannya. Plagiarisme identik dengan istilah penjiplakan atau “copy paste” dalam proses tahap-tahap pembuatan skripsi. Kedua, secara legal akademis, identik dengan masalah legal dan tidak legalnya proses pembuatan skripsi
selama ini. Baik plagiarisme dan legalitas mekanisme bimbingan melalui biro jasa skripsi sebenarnya bersifat relatif yaitu tergantung dari sudut pandang pelaku itu sendiri atau pengamat / pemerhati akademis. Peneliti tertarik mengkaji plagiarisme dalam bisnis biro jasa skripsi karena ada istilah dalam bisnis ini biasa disebut sebagai “Pasrah Bongkoan”. Pasrah Bongkoan sendiri dapat diartikan sebagai skripsi mahasiswa yang lebih bersifat pasif dan menurut apa yang disarankan oleh pembimbing. Namun ada juga mahasiswa yang mau bersusah payah ikut berpikir, membahas dan mengkaji lebih mendalam materi penyusunan skripsi mulai dari bab ke bab berikutnya hingga selesai dan siap untuk ujian pendadaran. Mayoritas dari informan penelitian ini tidak menganggap penggunakan biro jasa adalah bentuk dari plagiarisme. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa DR dalam wawancara tentang plagiat: “Oo tidak, asal prinsipnya tahu sama tahu, nggak masalah. Maksudnya rahasia terjamin mas. Itu jaminan dari biro jasa, menjamin saya sampai ujian terus sekaligus menjamin kerahasiaan saya juga. Ada jaminan skripsi saya bukan plagiat. Katanya pembimbing saya, sulit untuk membedakan mana plagiat mana yang bukan. Coba saja ada karya skripsi yang buatan sendiri sama skripsi buatan biro jasa kalau dipajang dua-dauanya di perpustakaan, ya nggak ketahuan. Itu namanya kerja professional” (Wawancara dengan DR pada 7 Juni 2014).
Selain DR, AZ yang merupakan mahasiswa sekaligus pemilik butik ini juga menganggap bahwa skripsinya bukan hasil dari plagiarisme atau copy paste dari skripsi orang lain. AZ mengatakan : “Skripsi saya bukan plagiat.Memang saya akui yang ngerjain orang lain. Tapi kalau disebut plagiat apa itu bisa., kalau menurut saya sih legal, orang saya bayar, duit saya sendiri prinsipnya tahu sama tahu. Selama ini tetap saja ada yang butuh biro jasa. Buktinya, di biro jasa tempat saya bimbingan malah banyak yang ngantri” (Wawancara dengan AZ Pada Tanggal 15 Juni 2014)
Selain dari kedua mahasiswa di atas, pernyataan bahwa bukan bentuk plagiarisme juga muncul dari pihak pembimbing di biro jasa skripsi. Seperti yang dikatakan SY, bahwa: “Biro jasa itu kayak kursus skripsi mas. Karena sama halnya dengan bimbingan privat, kayak misalnya Neutron, Primagama. Persiapan UN misalnya. Ya semuanya legal. Dan plagiarisme itu yaa sama-sama tahu saja, toh ilmu itu memang untuk dibagikan kan? Tinggal cantumin sumber aja kok repot” (Wawancara dengan SY pada tanggal 5 juni 2014).
Menurut SY, biro jasa skripsi tersebut layaknya lembaga kursus seperti bimbingan belajar dan bukan suatu bentuk plagiarisme. Hasil wawancara tersebut menunjukkan mahasiswa pengguna biro jasa skirpsi bukan orang yang melakukan plagiarisme dan merasa tidak melanggar hukum dan menganggap menggunakan biro jasa skripsi adalah hal yang legal. Mahasiswa pengguna biro jasa skripsi merasa tidak melanggar hukum karena memang belum ada hukum yang jelas mengatur tentang usaha biro jasa skripsi dan mereka memiliki kesempatan untuk mengakses biro jasa skripsi tersebut. Bagi pelaku-pelaku dalam pembuatan skripsi melalui biro jasa, yaitu mahasiswa dan pihak biro jasa, mayoritas menganggap hasil pengerjaan skripsi mereka bukanlah bentuk penjiplakan atau plagiarisme murni dan menganggapnya sebagai karya tulis ilmiah yang sah atau legal. Namun bagi kalangan seperti pengamat atau pemerhati akademis seperti dosen pembimbing dan warga masyarakat yang concern dengan tuntutan etika akademis yang tinggi, tulisan tersebut dianggapnya sekadar copy paste saja dan merupakan bentuk penjiplakan sehingga hasilnya bisa dianggap ilegal. Plagiarisme menurut kamus besar bahasa Indonesia, ialah menjiplak yang melanggar hak cipta, yaitu hak seseorang atas hasil penemuannya yang dilindungi oleh undang-undang (KBBI hal : 338). Bukan hal yang baru jika ditemui bahwa adanya skripsi yang melakukan plagiarisme di kalangan mahasiswa itu sendiri. Tidak hanya
pada skripsi, dalam setiap tugas kuliah berupa paper, pembuatan makalah atau berbagai hal yang berkaitan dengan karya ilmiah dan berbagai penemuan yang sebelumnya telah ditemui tidak jarang kita sebagai penerima ilmu lupa atau sengaja tidak mencantumkan nama penemu sebelumnya dan kemudian diatasnamakan dirinya sendiri. B. Faktor Pendorong Mahasiswa Tidak Mengerjakan Skripsi Sendiri
Keputusan seorang mahasiswa dalam menggunakan biro jasa pembuatan skripsi ini tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi tindakan mahasiswa tersebut. Faktor-faktor tersebut muncul baik secara internal dari dalam diri mahasiswa maupun eksternal dari luar diri mahasiswa. Faktor-Faktor tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan sosial dan kesibukan di luar kampus, faktor latar belakang ekonomi, faktor kemampuan akademis dan pragmatisme. Faktor-faktor tersebut akan dipaparkan lebih mendalam pada pembahasan di bawah ini:
B.1 Faktor Lingkungan Sosial dan Kesibukan Di Luar Kampus B.1.1 Pergaulan dan Pengaruh Teman Mahasiswa memiliki lingkungan pertemanan dan pergaulan yang luas. Tidak jarang mahasiswa ada yang terjerumus pada lingkungan pertemanan yang kurang baik untuk kepribadian mahasiswa itu sendiri, yang pada akhirnya juga berdampak negatif bagi urusan akademis mahasiswa. Berteman dengan orang yang malas atau pemabuk misalnya, mahasiswa tersebut berkemungkinan untuk terpengaruh malas mengikuti perkuliahan atau mengerjakan tugas kuliah. Pergaulan atau pertemanan ini juga dapat dijumpai pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Bahkan dengan kesibukannya di luar kegiatan kampus, pergaulan mereka pun cenderung lebih luas dan mencakup berbagai macam kalangan masyarakat.
Pertemanan yang terjalin dalam lingkungan sosial mahasiswa terkadang mempengaruhi pemilihan maupun cara pandang mahasiswa itu sendiri dalam menentukan sikap dan jalan yang diambil pada suatu masalah. Tidak jarang lingkungan sosialnya ini juga berpengaruh pada pola pikir mahasiswa yang tidak lagi mengutamakan pendidikannya di perguruan tinggi. Salah satu contohnya adalah dalam kasus mahasiswa pengguna biro jasa skripsi. Telah disebutkan sebelumnya bahwa skripsi sering kali menjadi kendala berarti bagi mahasiswa tingkat akhir, yang kemudian menganggap skripsi tersebut menjadi suatu masalah. Skripsi yang dianggap sebagai masalah tersebut salah satu solusinya adalah dapat diselesaikan menggunakan biro jasa skripsi. Pergaulan inilah yang tak jarang memberikan masukan untuk menggunakan biro jasa skripsi sebagai solusi untuk menyelesaikan skripsi. Hal ini seperti yang dialami oleh KL: “Saya tahu biro jasa skripsi melalui teman kerja saya, dan cukup banyak dari mereka yang juga menggunakan biro jasa skripsi itu. Sepertinya sudah biasa menggunakan SC” (Wawancara dengan KL pada tanggal 12 Juni 2014)
Melalui pernyataan KL di atas, terlihat bahwa cukup banyak teman kerjanya yang menggunakan biro jasa skripsi. Mereka menggunakan biro jasa skripsi tidak hanya untuk menyelesaikan skripsi, tetapi juga untuk menyelesaikan pekerjaan dari kantor atau tugas dari atasan untuk suatu laporan penelitian. Selain KL, ada juga mahasiswa lain yang menggunakan biro jasa skripsi atas saran dari temannya. Mereka adalah TA dan DC. TA dan DC mengatakan : “Yang pertama kali menggunakan adalah DC. Baru saya ikut-ikutan menggunakan biro jasa skripsi SC itu. Katanya DC disana bagus dan tepat waktu. Tapi kenyataannya tidak sepenuhnya benar” (Wawancara dengan TA pada tanggal 28 Juni 2014). “Saya memberi tahu TA bahwa saya menggunakan biro jasa skripsi ke TA karena saya malas membuat skripsi sendiri. Dan saya menyuruh TA untuk nemenin menggunakan biro jasa juga” (Wawancara dengan DC pada tanggal 29 Juni 2014).
Melalui pernyataan di atas, dapat diketahui bahwasanya TA menggunakan biro jasa skripsi karena mendapat informasi mengenai hal tersebut melalui DC yang telah menggunakan biro jasa skripsi terlebih dahulu. Meski telah mendapatkan gambaran pengalaman yang memuaskan dari DC, namun ternyata pengalaman serupa tidak dirasakan pula oleh TA. TA justru mengungkapkan kekecewaan pada biro jasa skripsi karena DC yang mengatakan bahwa biro jasa skripsi tersebut bagus dan tepat waktu pada kenyataannya tidak sepenuhnya benar. B.1.2 Memiliki Pekerjaan dan Kesibukan Di Luar Kampus Mahasiswa terkadang memiliki kesibukan dan pekerjaan lain di luar kampus. Hal ini berkaitan dengan ruang lingkup sosial mahasiswa yang semakin luas dan banyaknya akses yang bisa dimasuki di luar kegiatan kampus. Dari mulai bekerja part time, menjadi wiraswasta atau bahkan penyuluh dan peneliti di LSM, kesibukan pada organisasi kampus, dan kegiatan lainnya. Kesibukan tersebut terkadang menuntut waktu mahasiswa yang tidak sedikit. Terkadang banyak mahasiswa yang tidak pandai melakukan manajemen waktu yang baik sehingga justru banyak dari mereka yang “menomorduakan” kuliah. Akibatnya, kuliah mereka terbengkalai atau bahkan menjadi terlambat lulus karena berbagai kesibukan dan terlalu senang dengan kegiatan yang dilakukannya di luar kegiatan kampus. Salah satu mahasiswa yang terlalu sibuk dengan kegiatan di luar kampus adalah MT. MT yang juga memiliki usaha konveksi ini lebih memilih untuk mengolah usahanya yang sedang mendapatkan banyak pesanan kaos. Karena kesibukannya ini, ia menyadari bahwa ia tidak terlalu mengutamakan kuliahnya. “Lagi banyak pesenan kaos untuk kampanye mas, kalo dilepaskan lumayan sayang juga. tapi saya juga males bayar semesteran kuliah sama SKS, sudah malas juga ke kampus. yaa kita orang realistis ajalah. Toh skripsi kan yaa gimana yaa. Biar saya lulus aja lah mas nyenengin orang tua punya ijazah sarjana” (Wawancara dengan MT pada tanggal 21 Juni 2014)
Hal serupa juga diungkapkan oleh AZ. AZ yang memiliki butik juga lebih memilih mengembangkan butiknya meski saat itu ia merupakan mahasiswa yang seharusnya memiliki tanggung jawab untuk segera menyelesaikan kuliahnya. Agar ia dapat tetap mengembangkan butik sembari menyelesaikan kuliahnya, maka ia memilih menggunakan biro jasa skripsi. Ini sesuai dengan penyataan AZ: “Wah kalo pakai biro jasa kan cepet yaa selesainya. Nah salah satu alasannya itu tuhh mas. Kan jadi kalo saya selesai kuliah bisa buka cabang butik yang baru. Yaa sebenernya sudah tahu ada biro jasa. tapi sayanya yang masih agak ragu. Tapi akhirnya pakai juga dari pada gak lulus - lulus” (Wawancara dengan AZ Pada Tanggal 15 Juni 2014)
MT dan AZ secara tidak langsung lebih mementingkan usaha pribadi mereka sebagai wiraswasta dibandingkan skripsi mereka sendiri. Ini berbeda dengan TA yang merupakan salah satu penggerak organisasi dan aktivis mahasiswa. TA justru menggunakan biro jasa skripsi dengan alasan sibuk berorganisasi dan mengurus keluarga. “Saya sibuk di HMI mas tidak sempat untuk mengurus skripsi, keluarga organisasi sekaligus. Yaa sudah saya pakai biro jasa skripsi tersebut” (Wawancara dengan TA pada tanggal 28 juni 2014).
Kesibukan di luar kampus, baik kesibukan dalam pekerjaan maupun kesibukan berorganisasi, menjadi alasan dari ketiganya untuk menggunakan biro jasa skripsi dibandingkan mengerjakan skripsi secara mandiri. B.1.3 Orang Tua Memberikan Izin Salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam menggunakan biro jasa pebuatan skripsi adalah orang tau mahasiswa yang mendukung anaknya untuk menggunakan biro jasa skripsi. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa dukungan secara langsung (lisan), dukungan materi, dan lain-lain. Dukungan dari orang tua ini tentu membuat mahasiswa semakin yakin untuk menggunakan biro jasa daripada menulis skripsi secara mandiri. Orang tua pun menyetujui tindakan mahasiswa
(anaknya) karena berbagai pertimbangan, salah satunya karena menginginkan anaknya tersebut segera lulus dari perguruan tinggi. Hal ini seperti yang telah diungkapkan DR: “Saya menggunakan biro jasa skripsi karena ingin lulus dengan status Cum Laude. Karena status Cum Laude di dapat jika kuliah tidak lebih dari 4 tahun. Sedangkan waktu itu masih kuliah dan membantu orang tua. Kebetulan orang tua mengizinkan karena ingin anaknya memiliki status Cum Laude. Makanya menggunakan biro jasa skripsi” (Wawancara dengan DR pada tanggal 7 Juni 2014)
Dari keterangan DR didapati bahwa DR menggunakan biro jasa skripsi karena mengejar status Cum Laude dan terkendala kuliah sekaligus membantu orang tua di lain daerah dari tempatnya berkuliah. Tuntutan untuk segara lulus kuliah menyebabkan mahasiswa memilih jalan pintas menggunakan biro jasa skripsi. Ketika biro jasa dirasa mampu untuk membuat skripsi dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan ketika mahasiswa mengerjakan skripsi secara mandiri inilah yang semakin membuat para orang tua mengizinkan anak mereka menggunakan biro jasa pembuatan skripsi. Dukungan dari orang tua, seperti halnya orang tua DR, juga ditunjukkan oleh orang tua AZ. Bahkan orang tua AZ memperkenalkan AZ pada relasi keluarga yang bekerja pada biro jasa skripsi. Ini sesuai dengan pernyataan AZ: “Saya menggunakan biro jasa skripsi karena tidak sempat mengerjakan skripsinya sendiri. sedangkan orang tua sudah menyuruh untuk cepat selesai kuliah. Makanya mereka menyuruh untuk menggunakan biro jasa skripsi agar cepat selesai kuliah. Tadinya saya tidak yakin. Tapi karena teman ayah juga yaa sudah” (Wawancara dengan AZ Pada Tanggal 15 Juni 2014)
AZ tidak serta merta menggunakan biro jasa skripsi jika ia tidak diyakinkan oleh orang tua untuk menggunakan biro jasa skripsi. Keyakinan itu muncul dari pertemanan orang tua dengan salah satu konsultan biro jasa skripsi Express. B.2 Faktor Latar Belakang Ekonomi Biro jasa skripsi dalam hal ini memiliki beberapa persyaratan pembayaran jika ada mahasiswa yang ingin menggunakan jasanya. Mahasiswa yang menggunakan biro
jasa skripsi harus membayar sebesar 3-4 juta rupiah untuk skripsi dan 5 juta rupiah untuk thesis. Biaya yang diminta oleh biro jasa skripsi ini memang tidak lah sedikit, oleh karenanya kebanyakan para pengguna biro jasa skripsi tersebut merupakan kalangan menengah ke atas yang memiliki keadaan finansial yang cukup atau memang mereka memiliki kemampuan untuk membayar. Bagi mahasiswa yang memiliki cukup uang untuk membayar biaya pembuatan skripsi, tentu mereka tidak perlu berpikir panjang untuk segera menggunakan biro jasa. Uang yang digunakan para pengguna biro jasa (mahasiswa) ini dapat berasal dari berbagai pihak. Uang yang digunakan sebagai biaya pembuatan biro jasa ini salah satunya dapat berasal dari orang tua, seperti yang dikatakan AS: “Saya ada sedikit dari orang tua dan lainya saya yang ngumpulin sendiri dari uang jajan dan dari kerja part time” (Wawancara dengan AS pada tanggal 29 Juni 2014).
Selain berasal dari orang tua, ada juga mahasiswa yang menggunakan uang hasil judi sebagai pengganti biaya pembuatan skripsinya. Mahasiswa tersebut dapat dikatakan sebagai mahasiswa yang gemar bermain kartu atau taruhan (judi), dan seringkali menggunakan uang sebagai taruhan dalam setiap permainannya. Uang hasil judi tersebut kemudian ia gunakan untuk membuat skripsi di biro jasa skripsi karena ia merasa malas jika harus menulis skripsi mandiri (Wawancara dengan DC pada tanggal 29 juni 2014). Meski ada yang beberasal dari orang lain, ada juga mahasiswa yang menggunakan uang pribadinya untuk membayar biaya pembuatan skripsi, salah satunya adalah mahasiswa AG: “Saya membayar biro jasa skripsi menggunakan uang sendiri dari hasil menyisihkan uang selama kuliah disini dan ada juga sedikit dari jual gadget. dan itu sistemnya saya nyicil setiap satu bab selesai baru saya bayar.” (Wawancara dengan AG pada tanggal 27 Juni 2014)
Adanya biaya yang harus dikeluarkan para pengguna biro jasa ini sebenarnya sangat disayangkan. Mungkin saja mereka tidak harus mengeluarkan biaya sejumlah yang ditarifkan biro jasa tersebut jika mereka mau menulis skripsi secara pribadi. Namun disisi lain, keputusan untuk menggunakan biro jasa pembuatan skripsi ini menunjukkan bahwa mereka mampu dan lebih memilih untuk mengeluarkan sejumlah uang daripada mereka harus memikirkan pembuatan skripsinya. B.3 Faktor Kemampuan Akademis dan Pragmatisme Mahasiswa dalam hal kemampuan akademis memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Begitu juga dengan bagaimana cara memandang kampus sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan sarjana. Tingkat pragmatisme mahasiswa pun menjadi salah satu faktor pendorong mahasiswa tidak mengerjakan skripsi sendiri. B.3.1 Kemampuan Akademis Kemampuan akademis menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan mahasiswa menggunakan biro jasa skripsi. Ada mahasiswa yang merasa tidak mampu atau malas memikirkan skripsi sebagai tugas akhir yang harus dikerjakan untuk mendapatkan gelar sarjananya. Mahasiswa AS menyatakan bahwa ia merasa kesulitan ketika harus mengolah kata-kata atau data dalam bentuk tulisan serta merasa menyerah karena telah ditolak judul skripsi dua kali oleh dosen pembimbing kampus. AS menyatakan: “Saya sudah ditolak skripsi sebanyak dua kali. Wah udah mau dua tahun skripsi ga selesai juga. Macam dosen juga galak sekali itu. Dosen saya itu terlalu mendetail tapi kita tidak di kasih tahu harus gimana. Dan Jujur saya kesulitan untuk menuliskan melalui kata-kata. Saya lebih pandai berbicara dibanding menulis” (Wawancara dengan AS pada tanggal 29 Juni 2014)
Individu memiliki keunggulan dalam satu hal namun bisa juga tidak dalam hal lain. Seperti yang diungkapkan AS dalam wawancara ia menjelaskan lebih pandai
berbicara ketimbang menuliskan sesuatu. Hal ini yang kemudian membuat ia menggunakan biro jasa skripsi. Di lain pihak, ada mahasiswa yang sebenarnya telah membuat skripsi namun tidak sampai menyelesaikannya karena keterbatasan mahasiswa tersebut dalam menggunakan sarana yang dibutuhkan dalam skripsinya. DN menggunakan biro jasa skripsi hanya untuk menyelesaikan bab 3 dan 4 saja dalam skripsinya. Ia merasa tidak cukup baik dalam pengolahan data dalam bentuk data kuantitatif yang digunakan dalam penelitiannya. DN mengungkapkan : “Saya pakai metode kuantitatif mas, temanya tentang peningkatan PAD, Cari data-datanya yang sulit. Kan ada hitung-hitungannya itu. Ada rumusnya. Ya saya akui, saya agak lemah hitung-hitungannya. Sebenarnya dah turun lapangan untuk bab 3 dan 4. Tapi masih nggak paham juga. Saya ga bisa pakai SPSS” (Wawancara dengan DN Pada Tanggal 18 juni 2014)
DN mengakui dalam penelitian skripsi ia merasa lemah dalam pengolahan data dan hitung-hitungan. DN juga mengakui tidak cukup baik menggunakan software olah data yang memang dapat membantu mahasiswa untuk menyelesaikan penelitian kuantitatif seperti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Keterbatasanketerbatasan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika mahasiswa memiliki cukup kepercayaan diri untuk belajar. Namun rasa ketidakmampuan yang telah muncul dalam diri ini lah yang kemudian membuat mahasiswa menyerahkan skripsinya pada pihak lain.
B.3.2 Cepat Selesai Kuliah dan Mendapatkan Ijazah Adanya pola pikir mahasiswa yang cenderung pragmatis menyebabkan mahasiswa seringkali menganggap skripsi hanya sebagai syarat mendapatkan ijazah. Mereka justru kurang mempraktekkan ilmu yang telah mereka dapatkan selama masa
kuliah dan menuangkannya dalam bentuk penelitian dan tulisan ilmiah (skripsi). Pola pikir yang cenderung pragmatis ini misalnya mahasiswa kuliah hanya untuk mendapatkan ijazah agar mereka dapat melakukan kegiatan lain setelah mendapatkan ijazah tersebut, misalnya saja menikah atau melanjutkan usaha keluarga, seperti yang dikatakan DN: “Saya abis lulus mau langsung nikah aja mas, cepet selesai dan dapat ijazah. Jadi ga ribet ngurus yang lain” (Wawancara dengan DN pada Tanggal 18 juni 2014)
Ada juga mahasiswa yang kuliah hanya sekedar untuk mengikuti keinginan orang tua. Hal ini seperti yang dikatakan MT bahwa: “Saya sudah malas juga ke kampus. yaa kita orang realistis ajalah. toh skripsi kan yaa gimana yaa. Biar saya lulus aja lahh mas nyenengin orang tua punya ijazah sarjana” (Wawancara dengan MT pada tanggal 21 Juni 2014)
Banyak diantara mahasiswa yang memiliki keinginan untuk selesai kuliah tepat waktu (4 tahun) dengan nilai yang bagus, yang pada akhirnya dapat bekerja ditempat yang nyaman. Keinginan yang cenderung instan ini seringkali membuat mahasiswa melupakan makna dari belajar sebagai mahasiswa itu sendiri. Banyak mahasiswa yang tergiur dengan anggapan bahwa jika mampu memperoleh nilai bagus dan lulus cepat pasti akan memperoleh pekerjaan yang nyaman. Oleh karena itu, banyak mahasiswa yang pada akhirnya menempuh jalan pintas dalam menyelesaikan kuliahnya., yaitu dengan menggunakan biro jasa skripsi agar kuliahnya segera selesai. Padahal seseorang akan dapat memperoleh pekerjaan yang nyaman apabila mereka juga berusaha dengan maksimal. Memang nilai ketika kuliah menjadi salah satu factor dalam bekerja, namun capaian dalam bekerja itu sendiri juga bergantung pada kualitas seseorang dalam melaksanakan tanggung jawabnya ketika ia bekerja. B.3.3 Pilihan Jurusan Kuliah
Pemilihan jurusan kuliah memang sering atau bahkan sebagian besar hanya mengikuti kehendak orang tua untuk menunjang kepentingan antara pekerjaan dan jurusan kuliah. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa salah jurusan ketika telah berkuliah. Beberapa mahasiswa pindah juruan kuliah untuk memilih perkuliahan sesuai dengan keinginan dan bakat yang dimiliki. Beberapa lainnya terpaksa melanjutkan kuliah yang sudah terlanjur dijalani, dan itu berarti mahasiswa harus menyelesaikan kuliah tersebut termasuk dalam menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Salah satu mahasiswa yang merasa salah dalam melakukan pemilihan jurusan perkuliahan
adalah DC. Meski merasa salah dalam memilih jurusan, DC tetap
melanjutkan kuliahnya. Salah satu hal yang membuat DC tetap melanjutkan perkuliahannya adalah karena ia masih dibiayai oleh orang tua. DC merasa tidak enak terhadap kedua orang tuanya jika ia pindah kuliah karena kedua orang tuanya telah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk kuliahnya saat ini. Seperti mahasiswa pada umumnya, ketika DC ingin menyelesaikan masa perkuliahan, ia memiliki kewajiban untuk mengerjakan tugas akhir skripsi. Ia kemudian memilih menggunakan biro jasa skripsi untuk menyelesaikan skripsi karena merasa belum sepenuhnya mengerti tentang ilmu yang telah ia dapatkan. “Saya pikir jurusan komunikasi itu tidak susah lohh mas, jurusan yang banyak dipilihkan, saya pilih saja jurusam komunikasi. Itu juga karena disuruh orang tua. Makin lama – makin mau lulus makin susah itu tugasnya mas. periklanan, visual media. yaudah dari pada makin pusing belum lagi skripsi yaa pakai biro jasa sajalah” (Wawancara dengan DC pada tanggal 29 Juni 2014)
DC hanya salah satu mahasiswa yang mengakui bahwa ia salah memilih jurusan perkuliahan dan akhirnya menggunakan biro jasa untuk menyelesaikan skripsi dan perkuliahannya. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa salah dalam melakukan pemilihan jurusan perkuliahan dan tetap memaksakan karena merasa terlanjur memulai
kuliah. Situasi ini juga yang terkadang membuat banyak mahasiswa yang kemudian memutuskan menggunakan biro jasa skripsi.
BAB IV NILAI RASIONALITAS DAN HARAPAN, KEPERCAYAAN DAN KESEMPATAN MAHASISWA PADA BIRO JASA PEMBUATAN SKRIPSI
A. Nilai Rasionalitas pada Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Dalam konteks penelitian ini, analisis pilihan rasional memusatkan perhatian pada pilihan rasional mahasiswa pengguna jasa pembuatan skripsi yang memiliki tujuan atau maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pilihan Rasional James Coleman, pilihan tersebut mengandung nilai-nilai yang diyakini memiliki pandangan yang benar secara rasional. Para pengguna biro jasa (mahasiswa) tersebut menganggap bahwa pilihannya dalam menggunakan jasa biro pembuatan skripsi merupakan pilihan yang paling tepat sesuai dengan kondisi mereka saat itu. Alasan-alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk menggunakan biro jasa kemudian dianggap sebagai nilai-nilai yang akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa tersebut. Dalam tahap pilihan atas nilai-nilai selanjutnya akan mempengaruhi tindakan rasional yang dilakukannya untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya.
Menurut Coleman, di dalam teori pilihan rasional ada dua unsur utama yaitu aktor dan sumber daya. Dua unsur tersebut juga terdapat dalam hubungan antara mahasiswa dengan biro jasa pembuatan skripsi. Terdapat dua aktor yang saling berkohesi dalam sebuah kesepakatan hubungan ini (pembuatan skripsi), yaitu: aktor pertama adalah mahasiswa pengguna jasa, dan aktor kedua adalah biro jasa skripsi (yang terealisasikan oleh konsultan pembimbing skripsi). Interaksi yang terjadi di antara kedua aktor tersebut memiliki tujuan tertentu, yaitu mahasiswa memiliki ketertarikan terhadap sumber daya yang dimiliki oleh biro jasa pembuatan skripsi dan begitu juga sebaliknya. Sumber daya yang ditawarkan oleh biro jasa pembuatan skripi dalam hal ini adalah sumber daya berupa kemampuan intelektual dan atau waktu yang diberikan oleh konsultan/pembimbing, serta kemudahan lain yang bisa diberikan biro jasa skripsi. Mahasiswa pengguna biro jasa skripsi meyakini bahwa sumber daya yang dimiliki oleh konsultan biro jasa dapat membantu menyelesaikan skripsi. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, keyakinan mahasiswa pengguna biro jasa skripsi terhadap kapasitas dan kemampuan biro jasa skripsi ini didapat melalui teman dekat, orang yang sudah pernah menggunakan biro jasa skripsi atau beberapa orang lainnya yang mempengaruhi pilihan hidup mahasiswa seperti orang tua. Sedangkan sumber daya yang dimiliki mahasiswa berupa kompensasi pembayaran dari mahasiswa pengguna biro jasa skripsi. Dengan adanya aktor dan sumber daya yang saling menguntungkan ini lah maka kedua belah pihak di atas saling berinteraksi sebagai upaya dalam mencapai tujuan masing-masing aktor. Hal ini sesuai dengan pendapat Coleman yang menyatakan bahwa "orang-orang bertindak secara purposif menuju tujuan, dengan tujuan (dan demikian juga tindakan-tindakan) yang dibentuk oleh nilai-nilai atau preferensi" (Ritzer : 394).
Pada pembahasan sebelumnya telah dikatakan bahwa mahasiswa pengguna biro jasa skripsi memiliki faktor-faktor pendorong yang melatarbelakangi mengapa mereka menggunakan biro jasa skripsi. Faktor-faktor tersebut dianggapnya sebagai alasan yang paling rasional. Selanjutnya, peneliti kemudian mengelompokkan faktor-faktor tersebut kedalam 3 nilai rasionalitas, yaitu kepemilikan modal, kondisi personal individu serta akses dan landasan hukum. Gambar 4.1 Nilai Rasionalitas Mahasiswa Pengguna Jasa Skripsi
Modal (uang)
Kondisi Personal
Proses dan Landasan Hukum
• Uang Sendiri • Uang Orang Tua
• Kemampuan Akademik • Sibuk • Pragmatisme • Tidak Melanggar Hukum • Kemudahan Transaksi dan proses
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Nilai-nilai rasionalitas tersebut terbagi atas temuan pada fakta dilapangan tentang mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi. Berikut pengkategorian berdasarkan rasionalitas yang ditemukan dilapangan :
A.1 Kepemilikan Modal (Uang) Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi Modal, mahasiswa pengguna jasa memiliki modal. Modal dalam artian sebenarnya adalah uang untuk barang yang dipergunakan sebagai dasar atau bekal untuk
bekerja (KBBI : 981). Dalam penelitian ini, modal diartikan sebagai kepemilikan uang untuk membayar biro jasa skripsi. Kepemilikan modal (uang) yang telah dimiliki oleh para mahasiswa tersebut berasal dari uang tabungan, pemberian dari orang tua, maupun memiliki usaha seperti AZ yang memiliki butik pakaian, MT yang memiliki jasa konveksi dan design kaos, KL yang bekerja sebagai guru di salah satu SMK di wilayah Sleman Yogyakarta, TA yang bekerja sebagai receptionist hotel, serta DC yang berprofesi sebagai pengelola akun judi online. Tabel 4.1 Pengkategorian Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Berdasarkan Strata Ekonomi dan Kepemilikan Uang No.
Informan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
AG MS DN AZ AS DR KL MT TA DC
Menengah
Menengah – Keatas
x x x
Uang Sendiri x x
Uang Orang Tua
x x x x x x
x x
x x x x x x x
Sumber : Data diolah oleh peneliti
Mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi ini diwajibkan untuk membayar kompensasi kemudahan, ketepatan waktu pengerjaan skripsi, kemudahan untuk menerima hasil jadi sebuah skripsi, tidak terlibat dalam perumusan dan pengetikan skripsi dari hasil ilmu pengetahuannya sendiri, maupun tambahan biaya kuliah dan penelitian ketika mahasiswa menulis skripsi secara mandiri. Peneliti mendapati bahwa 10 informan yang diteliti sebagian besar berada pada kelas menegah dan menengah ke atas. 5 informan berada pada kelas menengah dan 5 informan merupakan mahasiswa yang berada kelas menengah ke atas (tabel 4.1). Indikator pembeda dilihat dari bagaimana cara membayar mahasiswa terhadap skripsi
yang dibuatkan oleh biro jasa skripsi serta dari hasil wawancara yang mengaku mahasiswa tersebut sebenarnya tidak berlebihan secara keuangan. Informan yang merupakan kelas menengah biasanya membayar skripsi secara menyicil per bab, atau menggunakan DP (down Payment) di awal dan pelunasan di akhir. Sedangkan informan kelas menengah - ke atas sebagian besar lunas di awal transaksi. Hasil wawancara juga menyatakan bahwa ada perbedaan sumber uang yang dibayarkan mahasiswa kepada biro jasa skripsi. Sebanyak 8 mahasiswa mengakui bahwa ia menggunakan biro jasa skripsi menggunakan uang sendiri dari hasil tabungan dan uang gaji dari hasil kerja. 2 mahasiswa mengakui menggunakan uang orang tua karena telah mendapatkan izin orang tua untuk menggunakan biro jasa skripsi. Kepemilikan modal (uang) ini merupakan salah satu hal rasional dari kebanyakan mahasiswa pengguna biro jasa. Karena mahalnya harga jasa pembuatan skripsi maka mahasiswa yang ingin menggunakan biro jasa diharuskan memiliki uang. Namun dari hasil temuan lapangan juga menemukan mahasiswa yang tidak mapan secara ekonomi tetap menggunakan biro jasa skripsi menggunakan fasilitas menyicil yang disediakan biro jasa skripsi. A.2 Kondisi Personal Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi Nilai Rasionalitas yang kedua dalam penelitian ini adalah kondisi personal dari setiap masing-masing individu. Hampir semua mahasiswa tentunya telah berada pada usia dewasa. Semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang diketahui oleh setiap individu ini. Seiring tingkat usia dan kedewasaan mahasiswa yang semakin bertambah, mahasiswa juga akan menghadapi berbagai situasi kehidupan sosial yang semakin luas atau bahkan rumit. Secara tidak langsung, kedewasaan tersebut juga berpengaruh dalam menentukan sikap dan pilihan-pilihan dalam kehidupannya.
Tabel 4.2 Pengkategorian Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi Berdasarkan Aktivitas dan Partisipasi dalam Pengerjaan Skripsi di Biro Jasa Skripsi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Informan AG MS DN AZ AS DR KL MT TA DC
Kemampuan Akademik x x x
Kesibukan Bekerja
x x x
Partisipasi
Tidak Partisipasi
x x x x x x
x x x
x x x
x
x Sumber : : Data diolah oleh peneliti
Pada usia dewasa, mahasiswa dihadapkan pada semakin nyata realitas kehidupan. Contoh nyata dalam fenomena penggunaan biro jasa pembuatan skripsi ini adalah ketika mahasiswa dihadapkan pada pilihan untuk mengembangkan usaha atau melanjutkan pekerjaannya, atau tetap melanjutkan dan atau menyelesaikan kuliah. Hasil temuan lapangan menunjukkan 5 mahasiswa mengakui menggunakan biro jasa skripsi karena kemampuan akademis yang mereka miliki. Kemampuan akademis mahasiswa yang dihadapi seperti kesulitan menuliskan karya tulis ilmiah, salah jurusan dalam pemilihan kuliah, dan sulit menginterpretasikan masalah dalam bentuk tulisan. 5 mahasiswa mengakui menggunakan biro jasa skripsi karena sibuk bekerja. Menariknya adalah 6 dari 10 mahasiswa tersebut tetap berpartisipasi dalam penulisan skripsinya walaupun telah menggunakan biro jasa skripsi. Sedangkan 4 orang mengakui tidak berpartisipasi dalam penulisan skripsi dan hanya sedikit memberikan masukan untuk skripsinya sendiri dengan kata lain mereka merupakan mahasiswa yang menerima skripsi Pasrah Bongkoan. Dalam artian 4 mahasiswa tersebut benar-benar menerima skripsi yang keseluruhan dikerjakan oleh biro jasa skripsi. A.3 Kemudahan Proses dan Landasan Hukum Menggunakan Biro Jasa Skripsi
Biro jasa skripsi sebagian besar berada pada lokasi yang strategis, misalnya saja berada di sekitar kampus maupun tempat umum lainnya yang mudah untuk diakses oleh mahasiswa. Selain dari lokasi biro jasa pembuatan skripsi yang strategis, adanya sarana promosi yang beraneka macam pun turut mempermudah siapa saja untuk mengenal biro jasa pembuatan skripsi. Sarana promosi tersebut misalnya saja berbentuk papan iklan di tepi jalan atau tiang listrik, iklan di media cetak, iklan di internet, dari mulut ke mulut, dan lain sebagainya. Mahasiswa bisa kapan saja untuk berkunjung atau mendapatkan informasi mengenai proses pembuatan skripsi atau jual beli skripsi di biro jasa skripsi. Mahasiswa pengguna biro jasa skripsi menganggap bahwa proses yang ditawarkan oleh biro jasa skripsi untuk menyelesaikan skripsi terlihat mudah. Dimulai dari proses pembayaran, sistem pertemuan, jaminan selesainya skripsi sesuai dengan keinginan mahasiswa, serta kualitas skripsi yang cukup baik menjadi alasan mahasiswa untuk menggunakan biro jasa tersebut. Disisi lain, perguruan tinggi pun belum mengatur mengenai hukum atau sanksi bagi mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi dalam pembuatan skripsinya. Secara rasional, bagi mahasiswa yang memiliki kelemahan akademis dan kurang memiliki budaya menghargai suatu karya intelektual, tentu dengan menggunakan biro jasa tersebut dianggap mampu menjadi salah satu solusi dalam menyelesaikan skripsinya. Hal tersebut terbukti dari seluruh informan yang menganggap bahwa penggunaan biro jasa skripsi ini bukan merupakan suatu pelanggaran hukum dan mereka menilai tidak ada unsur plagiarisme dalam pembuatan skripsi tersebut.
Tabel 4.3 Pengkategorian Proses Menggunakan Biro Jasa Skripsi dan Legalitas hukum Menggunakan Biro Jasa Skripsi No.
Informan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
AG MS DN AZ AS DR KL MT TA DC
Kemudahan Proses x x x x x x x x
Kesulitan Proses
Legalitas Hukum x x x x x x
x x x
x
Ilegalitas Hukum
x x
Sumber : : Data diolah oleh peneliti
Terlihat dalam tabel 4.3 bahwa sebagian mahasiswa atau sebanyak 9 orang merasa kemudahan proses dalam pengerjaan skripsi. Satu mahasiswa mengatakan sulit dalam pengerjaan skripsinya. Dapat dikatakan sebagian besar pengguna biro jasa skripsi merasa puas dan terbantu akan skripsi yang dikerjakan oleh biro jasa skripsi. Pada sisi pemilihan biro jasa skripsi sebagai jalan pintas menjadi bagian terpenting mereka menggunakan biro jasa skripsi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar merasa legal menggunakan biro jasa skripsi. 8 mahasiswa merasa menggunakan biro jasa skripsi merupakan hal yang legal karena belum ada hukum yang mengatur dan memberikan sanksi bagi mereka yang menggunakan biro jasa skripsi (lihat tabel 4.3). Akan menjadi suatu hal yang rasional ketika mahasiswa memiliki uang namun lemah secara kemampuan akademis maupun memiliki kesibukan di luar kampus pada akhirnya menggunakan biro jasa pembuatan skripsi. Terlebih lagi, mereka menganggap bahwa perbuatan menggunakan biro jasa skripsi bukan dianggap suatu tindakan pelanggaran hukum. Namun bagi masyarakat yang menjunjung aspek etika akademis yang tinggi, tentu menggunakan biro jasa skripsi merupakan sesuatu yang tidak patut untuk dilakukan. Akan tetapi kita tidak juga bisa melarang bagi mereka yang ingin
menggunakan biro jasa skripsi karena memang belum ada hukum yang mengatur bagi mereka yang menggunakan biro jasa skripsi. B. Harapan, Kepercayaan dan Kesempatan Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi Proses interaksi yang terjadi antara mahasiswa dengan biro jasa pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari adanya tindakan atau aksi yang dilakukan dari mahasiswa pada awalnya. Aksi tersebut dilakukan karena mahasiswa memiliki harapan dan kepercayaan bahwa pihak biro jasa dapat menyelesaikan skripsinya, serta didukung dengan adanya kesempatan (peluang). Hal ini sesuai dengan komponen dalam teori DBO (Desires – Beliefs - Opportunities) yaitu aksi dan interaksi. Konsep aksi merujuk pada tindakan yang telah “diniatkan” dilakukan oleh mahasiswa yang dipengaruhi oleh Desires (Harapan), Beliefs (Kepercayaan), dan Oppurtunty (Kesempatan) (Peter Hedstrom: 2006:73-95). Adanya
harapan,
kepercayaan
dan
kesempatan
dari
mahasiswa
untuk
menggunakan biro jasa pembuatan skripsi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
B.1 Keinginan dan Motivasi Mahasiswa Menggunakan Biro Jasa Skripsi Desires atau keinginan pada penelitian ini dapat diartikan sebagai keinginan atau kehendak mahasiswa yang ingin skripsinya selesai dengan cepat dan hasilnya memuaskan. Tetapi sayangnya, keinginan tersebut tidak diikuti dengan kemauan mahasiswa untuk menulis skripsi. Hal itu disebabkan adanya anggapan bahwa skripsi merupakan tulisan ilmiah yang sulit, sehingga mahasiswa cenderung malas ketika memikirkan skripsi. Di balik keinginan untuk menuntaskan kuliah secara cepat serta keinginan untuk mendapatkan ijazah dan pekerjaan yang baik, konstruksi image skripsi bagi sebagian mahasiswa justru merupakan penghambat harapan mahasiswa untuk menyelesaikan
kuliahnya sendiri. Dalam setiap tahapan skripsi pun bisa dikatakan menjadi hambatan motivasi mahasiswa untuk menyelesaikan skripsinya sendiri. Berhadapan dengan dosen pembimbing kampus, berurusan dengan birokrasi kampus, ke perpustakaan untuk mempelajari dan mendapatkan referensi terkait akan skripsinya, urung diniatkan karena banyaknya pengalaman kurang menyenangkan dari teman maupun senior. Banyak dari mahasiswa yang kemudian menunda penulisan skripsinya. Ketika mahasiswa terlena dengan penundaan tersebut dan justru mengutamakan kesibukan lain, penundaan itu dapat berlangsung hingga batas akhir masa perkuliahan dan terancam drop out. Dalam rangka menghindari masa kuliah yang berkepanjangan tersebut lah maka muncul motivasi dari pribadi mahasiswa untuk menggunakan biro jasa skripsi. Situasi mahasiswa yang cenderung memiliki kesibukan di luar kampus serta kelemahan akademis itu pun turut menghasilkan keinginan menyelesaikan skripsi tanpa harus mengganggu aktivitasnya, yang dianggap pasti terjawab oleh biro jasa pembuatan skripsi. Hal tersebut terjadi pada AZ, yang menginginkan skripsi dan kuliahnya segera selesai tanpa mengganggu aktivitasnya dalam mengembangkan butik. B.2 Pandangan dan Keyakinan Mahasiswa Menggunakan Biro Jasa Skripsi Beliefs dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai preposisi mengenai keyakinan yang dipegang oleh mahasiswa bahwa apa yang dinginkannya tersebut merupakan sesuatu yang diyakininya benar, karena ada alasan tertentu mengapa bisa berbuat demikian. Demikian juga mahasiswa pengguna biro jasa skripsi yang juga memiliki keyakinan ketika menggunakan biro jasa skripsi. Pandangan mahasiswa yang menganggap bahwa biro jasa skripsi tidak akan menghambat pengerjaan skripsinya dan justru dapat menyelesaikan skripsi dalam waktu yang relatif singkat membuat mahasiswa merasa yakin untuk menggunakan biro jasa. Dengan kata lain, biro jasa tersebut mendapat pandangan yang positif bagi mahasiswa.
Pandangan tersebut diperkuat dengan adanya cerita atau pengalaman memuaskan dari para pengguna biro jasa sebelum mereka atau dukungan dari orang terdekat seperti orang tua atau teman sebaya. Hal tersebut seperti yang terjadi pada KL dan TA. Para konsultan atau pembimbing yang telah berpengalaman dalam pembuatan skripsi pun membuat mahasiswa semakin yakin bahwa nantinya hasil skripsi mereka memuaskan, terlebih karena adanya biaya yang dibayarkan kepada biro jasa (pembimbing) tersebut. Uang tersebut seolah menjadi jaminan bagi mahasiswa bahwa pembimbing akan menyelesaikan skripsinya. Hal ini seperti yang diungkapkan DR: “Sudah wajar kalo mereka memberikan sesuatu yang terbaik, kita juga memberikan uang yang tidak bisa dibilang kecil kepada mereka” (Wawancara dengan DR pada tanggal 7 Juni 2014) .
Di sisi lain, mahasiswa tersebut juga berada pada kondisi tertentu yang menyebabkan mereka merasa tidak mampu jika harus menulis skripsi secara mandiri. Kondisi tersebut misalnya karena adanya desakan situasional dari mahasiswa yang bekerja sehingga kurang bisa dalam membagi waktu, terdesak peraturan akademis atau faktor kepribadian mahasiswa yang kurang mumpuni dalam kemampuan akademis. Kondisi ini secara tidak langsung turut membuat mahasiswa bertambah yakin untuk menyerahkan skripsinya pada pihak lain. Adanya keyakinan bahwa biro jasa memiliki sistem pengerjaan skripsi yang baik memberikan harapan bahwa mahasiswa tersebut masih bisa tetap beraktifitas dengan kesibukan tanpa harus memikirkan skripsi yang rumit yang seharusnya mereka kerjakan sendiri. Banyaknya kemudahan yang didapat dari biro jasa seperti yang telah dikemukakan di atas pun semakin membuka peluang untuk terjadi kesepakatan antara mahasiswa dengan biro jasa.
B.3 Kesempatan yang Mempengaruhi Tindakan Mahasiswa Pengguna Biro Jasa Skripsi Opportunities digambarkan sebagai “menu” bagi alternatif tindakan yang tersedia bagi individu untuk melakukan suatu hal. Demikian juga mahasiswa, mereka menggunakan biro jasa skripsi karena adanya kesempatan atau peluang. Kesempatan itu dapat berupa dukungan dari orang sekitar dan ketersediaan dana ketika kuliahnya tengah mengalami kendala. Selain itu, belum adanya hukum atau peraturan bagi mahasiswa dalam menggunakan biro jasa skripsi menjadi peluang tersendiri bagi mahasiswa. Banyaknya akses untuk bertemu dan menggunakan biro jasa pembuatan skripsi semakin membuka peluang bagi mahasiswa untuk melakukan hal tersebut. Menggunakan biro jasa pembuatan skripsi kemudian dianggap sebagai alternatif tindakan yang bisa diambil oleh mahasiswa. Melalui alur Coleman Graph, peneliti mencoba lebih dalam menjelaskan alur mahasiswa pengguna biro jasa skripsi didalam memutuskan pilihan untuk menggunakan biro jasa skripsi: Gambar 4.2 Coleman Graph dalam Explaining Social Change: An Analytical Approach
Sumber: Paper “Explaining Social Change: An Analytical Approach” Coleman Graph (Peter Hedström University of Oxford. Nuffield College Hal : 82)
Dalam gambar tersebut, garis pertama (1) menjelaskan bagaimana fenomena sosial mempengaruhi kepercayaan, keyakinan dan kesempatan dari individu itu sendiri. Jika ditarik dalam hasil wawancara penelitian ini maka bagaimana individu terpengaruh
oleh fenomena biro jasa skripsi yang memang telah menjadi rahasia umum ada dalam masyarakat kita. Mahasiswa mengetahui tentang biro jasa skripsi tersebut justru melalui interaksi dengan lingkungan sosial terdekat. Mereka mengetahui biro jasa skripsi misalnya saja dari teman dekat, keluarga atau rekanan bisnis dari mahasiswa ingin menggunakan biro jasa skripsi tersebut. Adanya pengaruh dari lingkungan ini membuat mahasiswa melakukan dua kemungkinan, yaitu mahasiswa akan semakin yakin menggunakan biro jasa skripsi atau memutuskan untuk mengerjakan skripsinya secara mandiri. Pada tahapan ini, disatu sisi mahasiswa bisa dikatakan baru memiliki “diniatkan” untuk menggunakan biro jasa skripsi meski belum ada kepercayaan. Di sisi lain, harapan dan kesempatan untuk menggunakan biro jasa tersebut sudah ada. Garis kedua (2) menjelaskan tentang bagaimana kepercayaan, keyakinan dan kesempatan itu muncul dan memberikan tindakan pada individu. Kaitannya pada penelitian ini adalah bagaimana mahasiswa mengerti dan atau mempelajari biro jasa skripsi tersebut. Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai biro jasa skripsi, mahasiswa mulai berinteraksi dengan para konsultan biro jasa skripsi itu. Interaksi tersebut tidak terlepas dari pertanyaan-pertanyaan seperti: apakah biro jasa itu bisa dipercaya, apakah biro jasa itu memiliki tanggung jawab, dan bagaimana biro jasa itu bekerja untuk menyelesaikan skripsinya. Begitu juga dengan harga yang ditawarkan, bagaimana sistem pertemuan yang dilakukan antara mahasiswa dan konsultan, serta apakah mereka dapat menyesuaikan keinginan mahasiswa pengguna biro jasa. Garis ketiga (3) adalah penjelasan mengenai tindakan yang dilakukan aktor untuk mendukung tindakannya tersebut. Dalam penelitian ini, mahasiswa kemudian melakukan interaksi lebih mendalam dengan biro jasa skripsi. Pilihan untuk menggunakan biro jasa dimulai mahasiswa dengan tindakan “dealing” dengan biro jasa skripsi. Pada tahap ini, mahasiswa memberikan kepercayaan berupa membayar nominal harga menggunakan
biro jasa sebesar 3-5 juta rupiah sebagai pengganti hasil skripsi yang memuaskan. Kesepakatan-kesepakatan antara kedua belah pihak untuk saling terikat dalam sebuah proyek skripsi itu dibahas dalam pembuatan MOU sesuai kesepakatan kerja sama yang dibuat tersebut. Mahasiswa pengguna jasa kemudian melakukan tindakan berupa konsultasi skripsi dengan pengguna biro jasa dan melakukan penyesuaian cara berpikir hingga skripsi tersebut selesai. Teori DBO menjelaskan mengenai faktor-faktor pendorong tindakan sosial seorang aktor yang dilakukan secara sengaja atau telah direncanakan sebelumnya. Artinya, aktor telah memiliki niat dan telah memikirkan dengan matang serta memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan tindakannya. Begitu juga dengan mahasiswa pengguna biro jasa skripsi. Dengan menggunakan alur Coleman Graph, terlihat bahwa sebelum mahasiswa memutuskan untuk menggunakan biro jasa, mahasiswa telah memiliki pertimbangan berupa faktor pendorong, demi tercapainya tujuan segera selesai kuliah. C. Pandangan Biro Jasa Skripsi Di Mata Masyarakat Penelitian ini melibatkan 4 warga masyarakat dari berbagai latar belakang profesi dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat warga masyarakat mengenai biro jasa skripsi dan mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi. Selain untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai biro jasa skripsi dan mahasiswa pengguna biro jasa skripsi, tentu diharapkan juga wawancara ini memberikan jawaban mengapa biro jasa skripsi masih memiliki eksistensi dan memiliki cukup banyak kantor yang berada di tengah masyarakat kita. Ketika ditanyai mengenai eksistensi atau keberadaan biro jasa skripsi berikut beberapa pendapat dari para warga masyarakat: “Pendapat saya tentang biro jasa skripsi itu tergantung orang yang perlu ya. Tapi kalau menurut saya di sisi positif, kalau saya sebagai orang seperti itu, nggak baik. Kalau saya di sisi positif, yang namanya orang butuh pasti mencari. Tapi yang nggak butuh, pastinya nggak nyari. Nah, sisi negatifnya
itu bagi orang buat orang malas, jadi dengan uang bisa beli semuanya. Jadi, sebaiknya sebagai mahasiswa kita ya setidaknya kalau mahasiwa harus punya kebanggaan. Kebanggaan dalam artian apakah kamu bangga dengan hasil akhir yang dibuatin orang? (Wawancara dengan Kadek Ari Susila Wibawa pada tanggal 30 Mei 2014) “Biro jasa skripsi ya, menurut saya apa ya, ya walaupun itu sesuatu yang untuk beberapa orang masih tabu, atau hal yang mengejutkan, tapi menurut saya adanya biro jasa skripsi itu cukup baik dan membantu untuk beberapa kalangan. Kalangan kalau dari saya pribadi itu untuk orang-orang yang mempunyai, misalnya entah dia memang mempunyai kekurangan dalam kemampuan akademis, atau kurang bisa memahami penelitiannya sendiri, hambatan dalam waktu atau pun ya kesibukan, atau ya banyaklah, banyak aspek orang ingin menggunakan biro jasa skripsi” (Wawancara dengan Sulistiono Eko Pada Tanggal 31 Mei 2014)
Kedua responden tersebut memiliki padangan yang hampir serupa bahwa keberadaan biro jasa skripsi dapat dinilai berbeda-beda berdasarkan pandangan individu itu sendiri. Apakah mereka berada dalam posisi orang yang memiliki latar belakang positif dan bukan lah orang yang senang menggunakan jalan pintas dan berusaha sendiri sesuai kemampuan mereka sendiri, atau mereka menggunakan pandangan sebagai orang yang memang biasa atau suka mencari “jalan pintas”. Kedua informan merasa bukan hal yang mengejutkan jika banyak mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi. Hal ini lebih disebabkan oleh kebanyakan mahasiswa memang mencari kepraktisan dalam penulisan skripsi. Mereka menganggap bahwa keberadaan dan eksistensi biro jasa skripsi akan selalu ada selama ada mahasiswa atau oknum mahasiswa yang mengunakan biro jasa skripsi. Pendapat lain muncul dari Yanto, yang mengatakan bahwa mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi itu hanya mahasiswa yang malas. Yanto juga mengatakan bahwa seharusnya mahasiswa yang sudah kuliah mahal pasti bisa mengerjakan skripsi. Ini sesuai dengan pernyataan Yanto: “Setahu saya biro jasa skipsi itu tempat orang dibuatkan skripsi dan yang mau menggunakan jasanya harus bayar dengan biaya yang cukup mahal bagi mahasiswa. Menurut saya mereka yang menggunakan biro jasa skripsi itu hanya mahasiswa yang malas. Buat apa dia kuliah mahal-mahal kalau tidak bisa membuat skripsi sendiri?” Wawancara dengan Yanto pada tanggal 1 Juni 2014)
Eko dalam wawancara mengenai legalitas biro jasa skripsi mengatakan bahwa jika ketahuan melakukan plagiarisme dalam beberapa kasus ada mahasiswa yang dicabut status sarjananya. Ia mengetahui melalui berita di koran. Namun, dari pandangan secara pribadi ia menganggap menggunakan biro jasa skripsi bukan merupakan sesuatu yang ilegal. Eko berpendapat sepeti itu dengan alasan karena biro jasa menggunakan iklan dan promosi yang terang-terangan. Menurut Eko juga bahwa biro jasa skripsi sendiri yang merasa bahwa mereka legal secara hukum. Berikut pernyataan Eko : “Beberapa kasus ada yang ketahuan, bahkan gelarnya dicabut di blacklist itu untuk kasus plagiarisme yang saya baca di koran baik universitas swasta maupun negeri. Tapi ya menurut saya legal-legal aja, toh dia itu berani pasang iklan, promosi besar-besaran, ya nggak terang-terangan banget, tapi dia sudah mengganggap dirinya legal.” (Wawancara dengan Sulistiono Eko Pada Tanggal 31 Mei 2014)
Legalitas biro jasa skripsi yang banyak menghasilkan kontroversi ditengah masyarakat sekaligus memberikan solusi bagi sebagian mereka yang menggunakannya telah menjadi rahasia umum bagi masyarakat. Sebagian dari masyarakat ada yang tidak merasa keberatan dengan keberadaan biro jasa skripsi dan ada yang merasa tidak setuju dengan keberadaan biro jasa skripsi, tetapi sebagian masyarakat yang lain juga ada yang tidak memberikan pendapat yang jelas tentang legalitasnya biro jasa skripsi. Hal ini seperti yang diungkapkan Fajar: “Bagi yang tidak suka ya tidak legal. Dalam artian belum ada hukumnya kan pembuat skripsi terkena hukum pidana maupun perdata. Menurut saya sahsah aja, tergantung membutuhkan apa tidak. Mereka itu ada karena ada yang mencari. Yaa namanya juga mereka cari uang, wajar aja kalo mereka buka biro jasa”. (Wawancara dengan Fajar pada tanggal 30 Mei 2014).
Fajar memberikan pandangan tentang biro jasa skripsi bahwa bagi yang menggunakan biro jasa tentu hal tersebut menjadi legal, dan menjadi tidak legal bagi yang tidak suka menggunakan biro jasa skripsi. Fajar juga mengatakan bahwa merupakan hal yang sah ketika menggunakan biro jasa skripsi jika memang mereka merasa membutuhkan biro jasa untuk menyelesaikan skripsi. Fajar juga mengatakan bahwa sesuatu yang wajar
juga jika ada yang membuka usaha biro jasa skripsi karena mereka pun juga mencari pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan. Berdasarkan berbagai pendapat warga tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa baik biro jasa skripsi maupun mahasiswa yang menggunakan biro jasa skripsi di pandang oleh masyarakat sebagai sesuatu yang wajar. Hal ini dianggap wajar karena ada berbagai faktor yang melatarbelakangi mahasiswa kemudian menggunakan biro jasa skripsi. Dari segi legalitas pun, legalitas skripsi yang dihasilkan biro jasa bergantung pada bagaimana orang memandang biro jasa skripsi itu sendiri. Jika mereka tidak suka dengan keberadaan biro jasa skripsi maka kemungkinan besar mereka akan menganggap biro jasa skripsi sebagai sesuatu yang ilegal. Bagi mereka yang membutuhkan biro jasa skripsi, tentu mereka akan menganggap sah-sah saja menggunakan biro jasa skripsi jika memang dibutuhkan. Eksistensi biro jasa skripsi kemudian menjadi hal yang wajar bagi masyarakat karena memang masih ada dari sebagian orang yang menggunakan jasa dari biro jasa pembuatan skripsi.