BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu perusahaan tidak lepas dari peranan tenaga kerja, dimana manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan proses produksi. Sepanjang berjalannya proses produksi pada perusahaan, tenaga kerja tidaklah lepas dari ancaman kecelakaan kerja. Anton (1989) mengemukakan bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi karena dua hal, yaitu kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Setiap manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan hal apapun, sehingga peluang terjadinya kesalahan akan selalu ada. Begitu pula dengan lingkungan kerja yang tidak aman bagi tenaga kerja, apabila dibiarkan dapat meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan kerja. Apabila terjadi kecelakaan kerja tentu selain perusahaan yang dirugikan karena harus membayar kompensasi bagi pekerja, korban kecelakaan kerja juga mendapat kerugian seperti mental, fisik, dan materi. Untuk menjaga kinerja sumber daya manusia agar tetap optimal dan mencegah kerugian-kerugian yang dapat terjadi, perlu diperhatikan beberapa aspek yang berkaitan langsung dengan tenaga kerja. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan yakni terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dimana hal tersebut merupakan hak asasi setiap tenaga kerja seperti yang tertuang pada UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
1
Saat ini, K3 telah menjadi bagian yang sering diperhatikan bagi beberapa perusahaan baik nasional maupun internasional. Hal ini disebabkan oleh keinginan perusahaan untuk meningkatkan daya saing terhadap para kompetitor baik dalam pasar lokal maupun global seperti Asian Pasific Economic Community (APEC) dan World Trade Organization (WTO) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, dengan meningkatkan nilai tambah yang ditawarkan kepada konsumen. Nilai tambah disini tidak hanya berupa inovasi produk, akan tetapi dapat berupa reputasi perusahaan yaitu dengan mencapai beberapa pencapaian. Salah satu pencapaian yang dapat diraih ialah minimnya kecelakaan kerja, dimana hal ini merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan K3 dalam perusahaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut OSHA (2012), merupakan multidisiplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip ilmiah dalam memahami adanya risiko yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan manusia dalam lingkungan industri. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan melaksanaan K3 pada perusahaan antara lain : tenaga kerja terlindungi atas hak keselamatannya, sumber daya produksi dipergunakan secara aman dan efisien, meningkatkan produktivitas, serta keberlangsungan perusahaan terjamin. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibangun melalui ke tiga cara berikut, antara lain :
Pencegahan terjadinya kecelakaan dan kerusakan pada area kerja
Penentuan sumber
bahaya
potensial
penanggulangannya.
2
serta
metode
pencegahan
dan
Penilaian pengaruh lingkungan kerja dan penanggulngan potensi bahaya kerja.
Sistem manajemen K3 yang telah disiapkan dan diawasi secara baik menjamin peningkatan kodisi kerja, menurunkan angka kesalahan dalam bekerja yang dapat menurunkan peluang terjadinya kecelakaan kerja (Karkoszka dan Andraczke, 2011). Pabrik Gula Madukismo (PG Maduksimo) merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi gula pasir. Pada perusahaan ini terdapat berbagai mesin produksi gula pasir baik manual maupun otomatis dimana kedua jenis mesin tersebut tidaklah lepas dari peran pekerja. Kelalaian dalam melakukan aktivitas produksi selain akan membahayakan pekerja, juga dapat menyebabkan proses produksi terganggu. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan oleh PG Madukismo antara lain menempelkan Standard Operation Procedure (SOP) di tiap-tiap alat produksi, memasang rambu-rambu bahaya di area yang dapat menimbulkan potensi bahaya, pemberian alat pelindung diri bagi pekerja (masker dan sarung tangan), serta memasang spanduk agar tetap mengutamakan K3 dalam bekerja. Berdasarkan data kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2011-2012, tercatat 18 kecelakaan kerja yang terjadi di area PG Madukismo dimana sebagian korban kecelakaan kerja perlu tindakan medis lebih lanjut seperti memberi rujukan ke rumah sakit terdekat. Berbagai hal preventif diatas belumlah cukup untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja di PG Madukismo. Oleh sebab itu diperlukan suatu studi untuk mengidentifikasi bahaya apa saja yang dapat terjadi. Melalui potensi bahaya yang berhasil diidentifikasi, maka dapat diperoleh
3
rekomendasi perbaikan apa saja yang dapat meminimalkan potensi bahaya yang dapat terjadi. Salah satu metode untuk mengidentifikasi bahaya adalah Hazard and Operability Study (HAZOPS), yaitu metode untuk mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan pekerja. Melalui metode ini, identifikasi yang dilakukan berfokus pada analisis mengenai operasi yang berlangsung secara sistematis. Hasil dari metode HAZOPS ini berupa deskripsi bagaimana terjadinya suatu bahaya dan menentukan perbaikan dari penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan bahaya tersebut terjadi. Setelah berbagai potensi bahaya diperoleh, barulah penilaian risiko dapat dilakukan. Terdapat beberapa standar penilaian risiko, dimana tiap negara memiliki standar penilaian masing masing antara lain : OHSAS 18001, AS/NZS 4360 : 2004, serta AS/NZS ISO 31000 : 2009. Sayangnya di Indonesia belum ada standar penilaian risiko yang jelas seperti di negara-negara lain, sehingga untuk penelitian ini menggunakan metode penilaian risiko berdasarkan The Standards Australia/New Zealand (AS/NZS) ISO 31000 : 2009. Alasan penggunaan standar tersebut adalah standar penilaian risiko ini telah diakui dunia internasional dan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, termasuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain itu, terdapat perbaikan-perbaikan pada standar sebelumnya seperti perubahan arti risiko, manajemen risiko, dan lain-lain. Setelah dilakukan penilaian risiko untuk setiap potensi bahaya, maka dapat dibuat rekomendasi perbaikan berdasarkan tingkat kepentingannya.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan identifikasi potensi-potensi bahaya K3 yang dapat terjadi di PG Madukismo. Potensi-potensi bahaya K3 dapat diperoleh dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOPS). 2. Setelah potensi-potensi bahaya K3 diperoleh, dilakukan penilaian risiko dari tiap-tiap potensi bahaya menggunakan matriks risiko sesuai standar AS/NZS ISO 31000 : 2009. Hal ini bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan dari rekomendasi yang akan dibuat selanjutnya. 3. Melalui penilaian risiko tersebut barulah rekomendasi perbaikan dapat dirumuskan dan diterapkan, sehingga ke depannya tingkat kecelakaan di seluruh area produksi PG Madukismo dapat diminimalkan.
C. Batasan Masalah 1.
Masalah yang diteliti maupun rekomendasi perbaikan yang diberikan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, diluar perhitungan aspek biaya.
2.
Tim identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko adalah peneliti, para penanggung jawab area kerja, dan pekerja.
5
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi pada PG Madukismo 2. Memberikan penilaian pada risiko-risiko yang dapat terjadi pada PG Madukismo 3. Membuat rekomendasi perbaikan atau masukan bagi PG Madukismo mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, berdasarkan tingkat risikonya.
E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan usulan kepada PG Madukismo untuk memperbaiki sistem K3 yang ada. 2. Peneliti dapat memahami penerapan metode HAZOPS dan penilaian risiko secara kuantitatif berdasarkan The Standards Australia/New Zealand (AS/NZS ISO 31000 : 2009) pada industri berbasis produk pertanian.
6