BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis
moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing dimana akibat dari krisis moneter tersebut mengakibatkan kekacauan dari berbagai aspek pemerintahan baik dari aspek politik, keamanan, serta kehidupan sosial masyarakat. Bahkan dunia perbankan pun terkena dampak dari krisis moneter tersebut yang di tandai dengan kebijakan uang ketat yang ditandai dengan naiknya suku bunga Sertifikat BANK INDONESIA ( SBI ) sehingga hal tersebut membuat pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ). BPPN bertugas untuk memilih, menyaring dan menyeleksi bank-bank nasional ( BUMN, swasta, maupun campuran ) yang dianggap memerlukan perbaikan. Langkah pemerintah melalui BPPN sebagai tindak lanjut dalam industri Perbankan yaitu melikuiditas 16 Bank swasta pada tanggal 24 November 1997, pembekuan operasi 7 Bank swasta serta mengambil alih 7 Bank swasta oleh BPPN pada tanggal 4 April 1998, selanjutnya pada bulan Agustus 1998 pemerintah membekukan 8 Bank dan mengambilalih 7 Bank ( Lukman, 2001 ) langkah tersebut dilakukan mengingat Bankbank telah mengalami kesulitan keuangan yang membahayakan kelangsungan usaha dan mengancam runtuhnya sistim Perbankan Nasional. Penilaian kinerja perusahaan sangat penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham, maupun pemerintah karena menyangkut distribusi diantara mereka.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah Laporan Keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan Laporan Keuangan ini dapat dihitung sejumlah Rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan. PT. Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk adalah bank BUMN atau bank pemerintah yang memiliki kinerja baik diantara kinerja Bank pemerintah lain yaitu Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara ( BTN ), Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) dan Bank Ekspor Indonesia. Bank pemerintah yang masuk dalam program rekapitalisasi yaitu Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI. Pangsa pasar Bank BNI dalam perbankan nasional sangat besar, pada bulan Maret 2001 tercatat bahwa pangsa pasar Bank BNI adalah sebesar 11,77 %(Infobank Agustus 2001 ) Berdasarkan pada latar belakang tersebut dan kinerja Bank-bank besar yang mengalami penurunan akibat krisis yang terjadi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK SEBELUM DAN SAAT KRISIS MONETER DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL “
2
1.2.
RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti
sebagai berikut : Bagaimana kinerja keuangan Bank BNI yang diukur menurut Rasio CAMEL pada saat sebelum dan saat krisis moneter dengan angka mutlak maupun persentase kenaikan masing-masing Rasio?
1.3.
BATASAN MASALAH Melihat topik diatas, maka batasan masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada PT. Bank BNI ( Persero ) Tbk yang terdaftar di BEJ. 2. Penelitian ini menguji 5 komponen dari metode CAMEL yaitu faktor Permodalan, Kualitas Aktiva, Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas. 3. Analisis dilakukan berdasarkan Laporan Keuangan Bank BNI yang meliputi Laporan Neraca dan Laporan Rugi Laba 2 tahun sebelum krisis moneter ( 1995-1996 ) dan 2 tahun saat krisis moneter ( 1998-1999 ). 4. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengertian kinerja itu sendiri yaitu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dicapai Bank BNI tersebut sebelum dan saat krisis moneter.
1.4.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank BNI yang diukur menurut Rasio CAMEL pada saat sebelum dan saat krisis dengan angka mutlak maupun persentase kenaikan.
3
1.5.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun pihak-pihak yang dapat menggunakan hasil penelitian ini adalah: 1. Penulis Merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang selama ini diterima dibangku kuliah dan mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari serta menambah pengetahuan, pengalaman, serta informasi bagi penulis selama penelitian. 2. Perusahaan Membantu perusahaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan sehingga perusahaan dapat menetapkan strategi yang tepat untuk waktu yang akan datang. 3. Mahasiswa Sebagai bahan bacaan serta menambah pengetahuan dan wawasan dalam menggunakan model penilaian kinerja bank. 4. Pemerintah Sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam memenuhi kondisi suatu Bank.
1.6.
HIPOTESIS
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan saat krisis moneter yang diukur dengan metode CAMEL, sehingga dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut:
4
Kinerja keuangan Bank BNI sebelum krisis lebih baik daripada kinerja keuangan saat krisis moneter yang diukur menurut persentase kenaikan dari masing-masing rasio CAMEL.
1.7.
METODOLOGI PENELITIAN
1.7.1. Jenis data, Sumber data dan Teknik pengumpulan data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Laporan Keuangan Bank ( LKB ) Bank BNI dua tahun sebelum dan dua tahun saat krisis moneter. Krisis moneter terjadi pada tahun 1997 maka Laporan Keuangan yang diambil adalah Laporan Keuangan untuk tahun 1995-1996 ( 2 tahun Sebelumnya ) dan tahun 1998-1999 ( 2 tahun Saat krisis ). Laporan Keuangan yang digunakan menggunakan tanggal 31 Desember sebagai akhir tahun pembukuan. Laporan Keuangan Bank diperoleh dari internet pada website www.ebursa.com dan Homepage masing-masing Bank yang bersangkutan serta dari sumber-sumber lain.
5
1.7.2. Alat Analisis A. Metode CAMEL, yakni terdiri dari indikator yang berunsurkan variabel-variabel berikut: (Lukman, Hal 46, 2001 ) C : Capital (Rasio kecukupan Modal) meliputi Rasio CAR( Capital Adequacy Ratio ) A : Asset ( Rasio Kualitas Aktiva) meliputi Rasio RORA( Return On Risked Asset ) M : Management ( Menilai Kualitas Manajemen) Rasio NPM ( Net Profit Margin ) E : Earning ( Rasio Rentabilitas ) Rasio ROA(Return On Asset), ROE(Return On Equity), BOPO ( Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional ) L : Liquidity (Rasio Likuiditas ) meliputi Rasio LDR ( Loan to Deposit Ratio )
Aspek Permodalan Penilaian Aspek Permodalan suatu Bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal Bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhannya. Dalam penelitian ini kecukupan modal dinilai berdasarkan Rasio CAR standar BANK INDONESIA Bank yang dikategorikan sebagai Bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit adalah sebesar 8 % ketentuan ini ditetapkan oleh BIS ( Bank for International Settlements ) dengan rumus sebagai berikut: CAR
=
equity capital − fixed asset ×100 % total loans + sec urities
Kualitas Aktiva Produktif
Aspek Kualitas Aktiva Produktif dinyatakan dengan Return On Risked Asset RORA. RORA merupakan Rasio antara Laba sebelum pajak dengan Risked Asset, RORA mengukur kemampuan Bank dalam berusaha mengoptimalkan Aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh Laba. Risked Asset merupakan perwujudan antara
6
kredit yang diberikan ditambah dengan penempatan pada surat-surat berharga semakin besar nilai RORA maka kinerja bank akan semakin baik RORA
=
Laba sebelum pajak ×100 % Risked Asset
Aspek Manajemen
Aspek manajemen diproksikan dengan profit margin dirumuskan sebagai berikut : Net Profit Margin
=
Net Income × 100 % operating income
Net Profit Margin ( NPM ) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan ( Laba ) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya jika nilai rasio NPM semakin besar dari tahun ke tahun, berarti kinerja bank tersebut akan semakin baik dan sebaliknya jika rasio NPM semakin kecil maka kinerja bank dinilai kurang baik dilihat dari segi manajemennya. Aspek rentabilitas ( earnings )
Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan rentabilitas bank akan diukur dengan menggunakan : a. Return On Asset ( ROA ) yaitu rasio Laba terhadap aktiva sesudah bunga dan pajak rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan / Laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin baik pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut standar yang diwajibkan BANK INDONESIA adalah sebesar 1,5 % ROA dirumuskan sebagai berikut :
7
ROA =
Laba sebelum pajak ×100 % Total aktiva
b. Return On Equity ( ROE ) adalah rasio-rasio laba terhadap modal sendiri rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham serta para investor dipasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan dengan demikian rasio ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham atau kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan pembayaran dividen. Standar yang diwajibkan BANK INDONESIA untuk setiap bank adalah sebesar 11 %. ROE dirumuskan dengan rumus : ROE
=
Laba bersih ×100 % Modal sendiri
c. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional ( BOPO ), BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional standar yang diwajibkan oleh BANK INDONESIA adalah sebesar 92 %, jika rasio BOPO dibawah 92 % maka kinerja suatu bank akan semakin baik BOPO dirumuskan sebagai berikut : BOPO =
Beban Operasional ×100 % Pendapa tan Operasional
Aspek Likuiditas ( liquidity )
Analisis likuiditas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut mampu membayar utang-utangnya dan membayar kembali kepada
8
deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan diukur dengan menggunakan rasio LDR ( Loan to Deposit Ratio ) dirumuskan sebagai berikut : LDR
=
Jumlah kredit yang diberikan ×100 % Total dana pihak ke tiga + Modal sendiri
LDR digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Standar LDR yang baik adalah yang nilainya berkisar antara 85 % - 110 % LDR yang terlalu rendah berarti banyak dana yang tidak dioptimalkan pemanfaatannya dalam bentuk kredit sebaliknya LDR yang terlalu besar menunjukkan ketergantungan bank pada dana beresiko tinggi seperti kredit macet.
9
1.8.
SISTIMATIKA PENULISAN
Bab I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, tujuan penulisan, metodologi penelitian dan sistimatika penulisan dari skripsi ini. Bab II : LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini Bab III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi gambaran tentang sejarah perbankan Indonesia dan gambaran umum bank yang diteliti yang terdiri dari penjelasan singkat perusahaan, sejarah berdirinya dan sebagainya. Bab IV : ANALISIS DATA Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN
10