BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Alat kelengkapan DPRD terdiri atas pimpinan, badan musyawarah,
komisi, badan legislasi daerah, badan anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPRD, dibentuk sekretariat DPRD yang personilnya terdiri atas pegawai negeri sipil. Sekretariat DPRD adalah penyelenggara administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan bertugas menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Sekretariat DPRD dipimpin seorang sekretaris DPRD yang diangkat oleh kepala daerah atas usul pimpinan DPRD. Sekretaris DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Fungsi sekretariat DPRD adalah Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD, Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD, Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD,penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris DPRD dibantu oleh bagian perundang-undangan, bagian Keuangan, bagian Umum. Dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik yang terjalin antara pegawai sekretariat DPRD pada
1
setiap bagian untuk memaksimalkan tugas mereka dalam membantu anggota DPRD menjalankan tugasnya. Dimana saat pegawai sekretariat DPRD mendapat kesulitan dalam menyelesaikan tugas nya, mereka perlu melakukan sebuah komunikasi untuk menyelaraskan pendapat dan apa yang harus mereka lakukan agar tugas mereka dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik antara sesama pegawai sekretariat DPRD , pemimpin sekretariat DPRD , dan Anggota DPRD dalam memaksimalkan tugas dan fungsi sekretariat DPRD. Dilihat dari jumlah kegiatan yang sangat amat banyak yang harus dilakukan oleh para pegawai sekretariat DPRD maka mereka membutuhkan komunikasi organisasi yang baik didalamnya dalam menyelesaikan tugastugas mereka. Karna tugas bagian-bagian dalam sekretariat DPRD saling berkaitan satu sama lain dan oleh karna itu mengapa harus terjalinnya sebuah komunikasi organisasi yang baik antara sesama pegawai sekretariat DPRD. Menurut Brent D. Ruben (1998) dalam buku (muhammad,2005) komunikasi adalah suatu proses melalui individu dalam hubungannya dengan kelompok, organisasi dan masyarakat, menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungan dan orang lain. Komunikasi memang sangat penting dilakukan dalam sebuah perusahaan, instansi pemerintahan, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari komunikasi itu pasti ada. Demi terjalinnya sebuah kerjasama yang baik dalam melaksanakan pekerjaan sebagai pegawai sekretariat DPRD dilakukan sebuah komunikasi organisasi.
2
Komunikasi organisasi yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52). Komunikasi organisasi dilakukan demi mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ada dalam sebuah organisasi, bahkan apabila terjadi perbedaan pendapat dalam melaksanakan tugas di dalam sebuah
instansi
pemerintahan,
perusahan,
dan
sebagainya
guna
menyelaraskan sebuah perbedaan dalam melaksanakan pekerjaan pada setiap bagian didalam sekretariat DPRD kota cirebon. Komunikasi
organisasi
sekretariat
DPRD
dibutuhkan
untuk
menyelaraskan fungsi, tugas, dan meningkatkan kinerja Sekretariat DPRD Kota Cirebon sebagai faktor yang mendukung kelancaran tugas anggota DPRD. Oleh karna itu peneliti tertarik untuk meneliti komunikasi organisasi yang terjalin untuk meningkatkan kinerja pegawai sekretariat DPRD khususnya di daerah Kota Cirebon, bagaimana para pegawai melakukan tugasnya dalam sebuah instansi pemerintah dimana didalamnya pasti dibutuhkan Sebuah komunikasi organisasi yang baik. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti terfokus mengenai “analisis komunikasi organisasi dalam meningkatkan kinerja para pegawai sekretariat DPRD Kota Cirebon”. 1.2
Rumusan Masalah Dalam penelitian ini Rumusan masalah yang dibahas adalah
mengenai “Analisis Komunikasi Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Sekretariat DPRD Kota Cirebon”
3
1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana komunikasi horizontal yang terjadi antara pegawai sekretariat DPRD Kota Cirebon ?
2.
Bagaimana komunikasi vertikal (kebawah) yang terjadi antara pimpinan dan pegawai sekretariat DPRD Kota Cirebon ?
3.
Bagaimana komunikasi vertikal (Keatas) yang terjadi antara pegawai dan pimpinan sekretariat DPRD Kota Cirebon ?
1.4
Tujuan Penelitian Peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai, tujuan penelitian ini
yaitu : 1.
Mengetahui komunikasi horizontal yang terjadi antara pegawai sekretariat DPRD Kota Cirebon ?
2.
Mengetahui komunikasi vertikal (kebawah) yang terjadi antara pimpinan dan pegawai sekretariat DPRD Kota Cirebon ?
3.
Mengetahui komunikasi vertikal (Keatas) yang terjadi antara pegawai dan pimpinan sekretariat DPRD Kota Cirebon ?
4
1.5
Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian tentang “Analisis Komunikasi Organisasi dalam
Meningkatkan Kinerja Pegawai Sekretariat DPRD Kota Cirebon” study kasus mengenai komunikasi organisasi yang terjalin antara pimpinan dan pegawai sekretariat DPRD kota cirebon, antara sesama pegawai sekretariat DPRD kota cirebon, terdiri atas kegunaan teoritis dan praktis. 1.5.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan wacana baru bagi dunia keilmuan, terutama bagi bidang kajian ilmu komunikasi, komunikasi organisasi, dan serta peneliti yang tertarik untuk meneliti mengenai kinerja pegawai instansi pemerintahan khususnya sekretariat DPRD Kota Cirebon. 1.5.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi Instansi pemerintahan khususnya Sekretariat DPRD Kota Cirebon untuk meningkatkan kinerja pegawai melalui komunikasi organisasi yang baik. 1.6
Kerangka Pemikiran
1.6.1 Komunikasi Organisasi Menurut Redding dan Sanborn (dalam Muhammad Arni, 2004: 65) mengatakan bahwa komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan
penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan
5
kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. Lebih jelasnya Komunikasi Organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah suatu organisasi. Ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan mengenai komunikasi organisasi yaitu : 1.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.
2.
Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
3.
Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya
dan
keterampilan/skillnya
(Arni
Muhammad,
2004:67). Sedangkan bentuk komunikasi dalam organisasi ada beberapa diantaranya adalah : 1.
Komunikasi lisan adalah komunikasi melalui ucapan-ucapan/katakata/kalimat
melalui
apa
yang
dikatakan
dan
bagaimana
mengatakannya. Komunikasi ini dapat dibagi menjadi, komunikasi lisan secara langsung, komunikasi lisan tidak secara langsung dan komunikasi non verbal.
6
2.
Komunikasi
tertulis
atau
cetak
adalah
komunikasi
dengan
mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode yang mengandung arti yang tertulis atau tercetak yang dapat di mengerti oleh orang lain. 1.6.2 Komunikasi dalam Organisasi Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk
kepemimpinan
kelangsungan
hidup
yang
merupakan
kelompok,
yang
masalah
terdiri
dari
penting pemimpin
untuk dan
bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-waycommunications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan
7
bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari kebutuhan dan cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat hubungannya dengan keahlian dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. 1.6.2
Kinerja Pegawai
.
Dalam suatu organisasi terdapat hubungan kinerja perorangan atau
individual performance dengan kinerja organisasi. Dalam organisasi pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang, yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut. Ada beberapa
faktor
yang mempengaruhi
kinerja pegawai
diantaranya yaitu : 1.
Faktor internal yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat - sifat seseorang.
8
2.
Faktor eksternal yaitu faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan - tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. (Dalam Mangkunegara, 2006 : 15). Bermacam-macam pedapat dari ahli pikir yang berbeda tentang
kinerja dikarenakan beda dalam penelitian, beda kegunaanya dan beda situasai dan kondisi, dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Sedangkan
kinerja
pegawai
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
kemampuan/pedidikan, motivasi, lingkungan, teladan pimpinan, disiplin, peraturan dan sebagainya oleh karena itu permasalan kinerja dalam suatu organisasi merupakan masalah yang kompleketed Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja. Beberapa ukuran kinerja yang meliputi; kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kemampuan mengemukakan pendapat, pengambilan keputusan, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja. Ukuran prestasi yang lebih disederhana terdapat tiga kreteria untuk mengukur kinerja, pertama; kuantitas kerja, yaitu jumlah yang harus dikerjakan, kedua, kualitas kerja, yaitu mutu yang dihasilkan, dan ketiga, ketepatan waktu, yaitu kesesuaiannya dengan waktu yang telah ditetapkan. 1.6.3 Teori Komunikasi Organisasi Menurut Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi 9
yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. (Muhammad, 2004: 65) 1.
Komunikasi Ke Bawah Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (Pace, 2005:184). Dengan kata lain, komunikasi ke bawah ini menunjukkan bahwa arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya. 2.
Komunikasi Ke Atas Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang
mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali
yang berada
pada
tingkatan
yang paling atas
mungkin
berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. 3.
Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-
orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal.
10
Pesan ini
biasanya
berhubungan dengan
tugas-tugas
atau tujuan
kemanuasiaan seperti: koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. 1.6.4 Teori Kinerja pegawai Kinerja pegawai dalam organisasi mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikatorindikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang pegawai masuk dalam tingkatan kinerja tertentu. Kinerja merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Supaya menghasilkan kinerja yang baik seseorang harus memiliki kemampuan, kemauan usaha agar serta setiap kegiatan yang dilaksanakan tidak mengalami hambatan yang berat dalam lingkungannya. Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya.
Seperti pengertian kinerja, yang
dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi “Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor”. (Dharma,1991:105)
11
Penilaian kinerja pegawai menurut teori mangkunegara (2009:75), meliputi :
a.
Kualitas Kerja, penilaian terhadap ketepatan hasil kerja dan Kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
b.
Kuantitas Kerja, laporan rutin pelaksanaan sesuai beban yang ditugaskan.
c.
Kehandalan, inisiatif dari para pegawai mengaplikasikan instruksi atasan dan ketelitian dalam bekerja.
d.
Sikap, Pegawai yang selalu disiplin bersifat profesional dalam bekerja.
1.7
Definisi dan Parameter Konsep
1.7.1
Definisi Komunikasi Komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna
yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial dan organisasi. Jadi komunikiasi sebagai suatu proses penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain. Dan satu satunya cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi. (Rosady Ruslan, 2003:83) 1.7.2
Definisi organisasi Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
12
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. 1.7.3
Definisi Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. (Wiryanto, 2005:52). 1.7.4
Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya). Mangkunegara (2009:67)
13
1.7.5
Pegawai Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan
tergantung dengan kesempurnaan aparatur Negara terutama pegawai atau karyawan. Oleh karena itu, dalam mencapai suatu tujuan pembangunan yakni mewujudkan masyarakat yang makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan pegawai/karyawan yang bertugas memberikan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat menurut pasal 1 Undang - undang No. 14 Tahun 1969. Tenaga Kerja atau Pegawai adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan lebih baik didalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pengertian pegawai/karyawan adalah seseorang pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah orang lain dan mendapatkan kompensasi serta jaminan. (Hasibuan, 2001 :34). 1.7.6
Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang
merupakan unsur pendukung terhadap kegiatan DPRD yang secara teknis operasional langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang dibutuhkan DPRD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat DPRD mempunyai fungsi:
14
1.
Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
2.
Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
3.
Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan
4.
Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3), Sekretaris DPRD mempunyai uraian tugas: 1.
Menyusun rencana kerja/program kerja DPRD dan kegiatan-kegiatan yang menyangkut Bagian-bagian di lingkup Sekretariat DPRD;
2.
Menyusun anggaran kegiatan DPRD dan Sekretariat DPRD;
3.
Mengoreksi dan penganalisaan serta pemarafan konsep produk hukum yang menjadi garapan Sekretariat DPRD;
4.
Menunjang penyelenggaraan pelaksanaan program kerja tahunan DPRD;
5.
Merencanakan
pelaksanaan
peningkatan
sumber
daya
manusia
berkaitan dengan tugas, fungsi dan wewenang DPRD; 6.
Merencanakan dan menyelenggarakan urusan rumah tangga, perjalanan dinas dan ketatausahaan DPRD;
7.
Memimpin, mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Bagian, sesuai bidang tugasnya;
8.
Membina
dan
memotivasi
bawahan/pegawai
serta
memelihara
kemampuan berprestasi pegawai di setiap Bagian dalam rangka peningkatan produktivitas kerja dan pengembangan karier pegawai; 9.
Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
10. Mengoreksi dan memaraf konsep surat di lingkup Sekretariat DPRD; 11. Menyelenggarakan koordinasi dengan Instansi pemerintah dan lembaga lain dalam rangka kelancaran kegiatan DPRD; 12. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Pimpinan DPRD, yang berkaitan dengan kegiatan kesekretariatan DPRD, dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan;
15
13. Menyampaikan laporan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, yang berkaitan dengan tugas-tugas administrasi DPRD, sesuai ketentuan yang berlaku; 14. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Sekretariat DPRD, sesuai ketentuan yang berlaku; dan 15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan DPRD dan Walikota, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
16
Parameter Konsep Variabel Konsep
Dimensi 1. Komunikasi horizontal
Komunikasi Organisasi (Muhammad Arni, 2004)
2. Komunikasi Verikal (Kebawah)
3. Komunikasi Vertikal (Keatas) 1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
Kinerja Pegawai
3. Kehandalan
(Mangkunegara,2009)
4. Sikap
Parameter 1. Koordinasi 2. Penyelesaian masalah 3. Saling memberikan informasi 4. Menyampaikan tujuan 5. Membentuk pendapat 6. Mencegah kesalahpahaman 7. Memberikan Saran 8. Mengajukan Pertanyaan 1. Ketepatan hasil kerja 2. Kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan dan hasil pekerjaan 3. Output rutin pelaksanaan sesuai beban yang ditugaskan 4. Kurangnya inisiatif dari para pegawai 5. Kurang mengaplikasikan instruksi atasan 6. Kurangnya kehatihatian 7. Masih ditemukan pegawai yang kurang disiplin 8. Masih bersifat primodial, kurang profesional dalam bekerja
17
1.8
Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptitf kualitatif yaitu
penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif informan. informan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya (Sukmadinata, 2006: 94). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional gobak sodor, dan sejauh mana keberadaannya dalam aktivitas kehidupan berkebudayaan masyarakat. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan. Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini, karena teknik ini untuk memahami realitas rasional sebagai realitas subjektif khususnya anak-anak dan warga masyarakat. Proses observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam pengumpulan data. Dari observasi
diharapkan
mampu
menganalisis
pentngnya
komunikasi
organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai khususnya di Sekretariat DPRD kota cirebon.
18
1.8.1
Teknik Pemilihan Informan Informan dalam penelitian adalah pimpinan pada setiap bagian
sekretariat DPRD kota cirebon dan para pegawai sekretariat DPRD kota cirebon.
Pemilihan
subjek
dilakukan
secara
purposive
sampling.
Penggunaan teknik purposive ini mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan informan ini diantara populasi sehingga informan tersebut dapat mewakili karakteristik informan yang telah dikenal sebelumnya. Penggunaan teknik ini senantiasa berdasarkan kepada pengetahuan tentang ciri-ciri tertentu yang telah didapat dari informan sebelumnya. (Mardalis, 2010:58). Informan penelitian memiliki ciri-ciri: 1) Bekerja di Sekretariat DPRD kota cirebon. 2) Sedang menjabat sebagai pimpinan di sekretariat DPRD kota cirebon. 3) Aktif dan sedang melakukan pekerjaan di sekretariat DPRD kota cirebon.
1.8.2
Teknik pengumpulan data Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber
data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.
19
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data diatas digunakan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif ini adalah melalui : a.
Observasi, melakukan pengamatan langsung untuk mengadakan pengamatan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan sehingga didapat data yang akurat.
b.
Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif.
c.
Study Kepustakaan, mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan atau internet.
d.
Teknik
Dokumentasi,
penelusuran
dokumentasi
untuk
mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interprestasi data. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bisa berupa foto, tulisan gambar,karya, dan sebagainya. 1.8.2
Teknik Penguji Keabsahan Data Pengumpulan dan perekaman data kualitatif dicurigai sering
mengandung
bias. Maka dari itu, untuk membuat penelitian kualitatif
20
semakin valid, maka
dibutuhkan teknik pemeriksaan keabsahan
(trustworthiness) melalui triangulasi. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya (Moloeng, 2007:330). Penelitian ini menggunakan tiga teknik triangulasi, yaitu : a.
Triangulasi Sumber, membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dilakukan pribadi.
b.
Triangulasi
Metode,
menggunakan
lebih
dari
satu
teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. c.
Triangulasi Teori, memanfaatkan dua atau lebih teori untuk dipadu.
Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan di antara keduannya.
21
8.3
Teknik Analisis Data Data akan dianalisis menggunakan teknik model Miles dan
Huberman, yaitu teknik yang dilakukan pada saat pengumpulan data selesai dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data model Miles dan Huberman diantaranya : a.
Pengumpulan Data, yaitu mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada dilapangan kemudian data-data tersebut dicatat.
b.
Reduksi Data, yaitu hasil penelitian di lapangan sebagai bahan mentah dirangkum, direduksi, kemudian disusun supaya lebih sistematis untuk mempermudah peneliti di dalam mencari kembali data yang diperoleh apabila diperlukan kembali.
c.
Sajian Data, yaitu penyajian data dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi.
d.
Verifikasi Data, yaitu data data yang diperoleh dari hasil wawancara, diobservasi kemudian peneliti mencari makna hasil penelitian. Penelitian berusaha mencari pola, hubungan serta hal-hal yang sering timbul. Dari hasil penelitian atau data yang diperoleh peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan untuk kemudian diverifikasi.
22
1.9
Lokasi dan Waktu Penelitian
1.9.1
Lokasi Penelitian Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di sekretariat DPRD kota
cirebon. 1.9.1
Waktu Penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama
empat bulan, sejak bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.
23
1.9.3. Jadwal Penelitian No.
Tahun 2013 Jenis Kegiatan
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I.
TAHAP PERSIAPAN 1. Studi literatur 2. Pengamatan 3. Penyusunan dan Bimbingan Proposal 4. Seminar proposal
II.
TAHAP PELAKSANAAN 1. Observasi 2. Wawancara 3. Pengolahan data 4. Penyusunan dan bimbingan draft skripsi
III.
TAHAP AKHIR 1. Seminar skripsi 2. Sidang skripsi
24