BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, Kepulauan tersebut menjadikan Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari suku, bahasa, budaya, agama serta potensi alam. Selain itu, Indonesia memiliki Potensi bisnis yang menguntungkan seperti dalam bidang pariwisata, perdagangan, jasa, properti, Industri dan lain sebagainya. Sampai saat ini Indonesia belum bisa mengembangkan potensinya. oleh karena itu, Indonesia membuka hubungan diplomatik antar negara. Hubungan diplomatik dijalin dengan beberapa negara termasuk Korea Selatan, hubungan diplomatik antara kedua negara ini sudah dimulai sejak tahun 1973. Saat ini banyak perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang menanamkan modalnya di Indonesia. PT. Hilon salah satu diantaranya, PT. Hilon merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Non-woven. Non-woven merupakan jenis textile yang tidak dianyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Produk Non woven PT. Hilon begitu beragam seperti polyester fiber, Geotextile / Non-woven, Bedding goods, Pillow, Quilting, Felt dan Dacron. PT. Hilon mempunyai berbagai cabang yang tersebar di berbagai daerah Indonesia seperti Aceh, Medan, Banyuasin (Sumatera selatan), Lampung, Banjarmasin, Bali, Surabaya, Solo, Salatiga, Bandung, dan Cikalong. Kantor
1
2
pusat PT.Hilon berada di Tangerang. Banyaknya cabang PT. Hilon di seluruh wilayah Indonesia menunjukan bahwa produk PT. Hilon sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia. Untuk menjaga kepercayaan pelanggan dibutuhkan kualitas produk yang berkualitas jadi setiap proses produksi barang harus teliti dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Beberapa hal yang dapat mendukung keberhasilan dalam proses produksi adalah bahan baku, mesin, tenaga kerja dan kedisiplinan. Dalam suatu perusahaan ada suatu sistem yang digunakan untuk mengatur kedisiplinan dalam proses produksi, istilah tersebut adalah “5R”. 5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan lingkungan kerja secara intensif yang berasal dari Jepang. 5R digunakan oleh manajemen dalam usaha pemeliharaan ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatkan seluruh kinerja perusahaan. Program 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin, program 5R merupakan salah satu alat yang efektif untuk meningkatkan kebisaan positif para pekerja, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan meminimalkan kecelakaan kerja. Karena itu program 5R sangat penting dalam mengatur kedisiplinan dan ketertiban dalam proses produksi. Dalam penerapan program 5R ada beberapa kendala yang mempengaruhi, kendala tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fasilitas yang tersedia belum terpenuhi. 2. Biaya untuk penerapan program 5R ini sangat mahal. 3. Tidak semua anggota perusahaan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan kerja.
3
4. Kesibukan masing-masing manajemen perusahaan sehingga tidak sempat untuk memantau langsung keadaan lingkungan produksi. Berdasarkan pentingnya penerapan program 5R dan masih adanya kendala dalam penerapanya, maka layak untuk diteliti dan diangkat menjadi tema tugas akhir ini. Pengamatan penerapan program 5R di PT. Hilon dilakukan langsung ke lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tugas PKL (Praktek Kerja Lapangan) atau magang. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari 4 Maret - 3 Mei 2014. Kegiatan magang dilaksanakan 6 hari dalam satu minggu, yaitu senin-jum’at. Kegiatan magang dilaksanakan mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB, sedangkan untuk hari sabtu kegiatan magang dilaksanakan dari 08.00 - 12.00 WIB. Magang dilaksanakan di PT. Hilon, alamat Jl. Putra Utama no.9 Kawasan Industri Pasar Kemis Tangerang 15560.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah: 1. Bagaimana penerapan program 5R di PT.Hilon? 2. Apa saja kendala dalam penerapan program 5R di PT.Hilon?
1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
4
1. Mendeskripsikan penerapan program 5R di PT.Hilon 2. Menjelaskan apa saja kendala
dalam penerapan program 5R
di
PT.Hilon.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam Penelitian Tugas Akhir ini bisa memberikan pengetahuan untuk berbagai pihak. 1. Memberi pengetahuan tentang program 5R dan penerapannya di PT.Hilon untuk penulis dan pembaca. 2.
Memberi referensi dan bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.
1.5 Batasan Masalah Permasalahan yang diajukan dalam penelitian tentang “Penerapan Program 5R (Rapi, Resik, Ringkas, Rawat, Rajin) di PT.HILON “ agar lebih terarah dan tidak menimbulkan penyimpangan harus ada batasan masalahnya. Penelitian hanya membahas Penerapan program 5R di PT. Hilon dan kendalakendala yang muncul dalam penerapan program 5R di PT.Hilon.
1.6 Landasan Teori Mendirikan
suatu
perusahaan
tidak
hanya
memfokuskan
pada
pembangunan fisik perusahaaan saja namun pembangunan non-fisik juga sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pembangunan perusahaan. Karyawan dan lingkungan produksi sangat berpengaruh pada kualitas hasil produksi suatu
5
perusahaan. Lingkungan kerja memerlukan konsep demi kelancaran sistem produksi. Dalam buku Toyota culture yang ditulis oleh Jefrey Liker, Michael Hoseus dan The Center For Quality People and Organizations (2008: 18) menyebutkan bahwa Toyota merupakan salah satu contoh perusahaan besar dengan 523 anak perusahaan diseluruh dunia. Toyota adalah perusahaan Jepang, yang awal berdirinya memproduksi perkakas tenun otomatis. Perusahaan tersebut berkembang pesat hingga menjadi perusahaan besar dunia seperti saat ini. Toyota memiliki sistem produksi yang efisien dalam operasionalnya. Sistem produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan Toyota tersebut berhasil membuat perusahaan Toyota menjadi perusahaan besar, dan telah menginspirasi perusahaan-perusahaan lain salah satunya PT. Hilon. 5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif. 5R berasal dari Jepang, di Jepang 5R dikenal dengan nama 5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke). 5R digunakan oleh manajemen perusahaan dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Program 5R memperlihatkan bagaimana seseorang atau perusahaan mengatur tempat kerja dengan baik dan benar. Penataan tempat kerja dengan baik dan benar akan berpengaruh besar pada jalannya sistem dan hasil produksi. Meskipun program 5R ini berasal dari Jepang, namun bisa dengan mudah diadaptasi dan diaplikasikan di perusahaan Indonesia. Di Indonesia 5S dirubah menjadi 5R untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan. Perubahan tersebut adalah: Seiri dalam bahasa Indonesia berarti Ringkas, Seiton dalam bahasa
6
Indonesia berarti Rapi, Seiso dalam bahasa Indonesia berarti Resik, Seiketsu dalam bahasa Indonesia berarti Rawat dan Shitsuke dalam bahasa Indonesia berarti Rajin. Program 5R dikembangkan oleh perusahaan Toyota sebagai efisiensi kerja yang berkaitan dengan Sumber daya, lingkungan kerja, keselamatan dalam bekerja. Dalam buku Toyota culture yang ditulis oleh Jefrey Liker, Michael Hoseus dan The Center For Quality People and Organizations (2008: 324) disebutkan bahwa 5R menetapkan standar bagi langkah pertama pemecahan masalah dan fondasi bagi lingkungan kerja yang tepat bagi seluruh anggota tim. Di Jepang lingkungan kerja yang bersih dan menyenangkan merupakan bagian dari siklus perbaikan terus-menerus yang terjalin dalam budaya secara keseluruhan. Lingkungan yang demikan bukan hanya bertindak sebagai standar pemecahan masalah, namun juga mencirikan peran dan tanggung jawab perusahaan yang lebih besar untuk menjamin lingkungan kerja bagi karyawan. Program 5R dianggap sebagai fondasi keselamatan (safety) dengan menjaga setiap hal tetap terorganisir.
7
Di bawah ini disebutkan pengertian dari masing-masing 5R :
Gambar 1 : 5S/ 5R 1. Seiri Seiri artinya memilah, lalu disesuaikan dalam ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi Ringkas. Ringkas adalah tidak memerlukan banyak tempat. Jadi, 5R Ringkas merupakan menyisihkan dan memisahkan barang yang barang-barang agar jelas antara barang yang diperlukan dan tidak diperlukan. Obyek ringkas/Seiri adalah peralatan kerja, suku cadang, dokumen, dan lain-lain. Pelaksanaannya yaitu memisahkan dan mengelompokan barang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 2. Seiton Seiton artinya penataan, lalu disesuaikan dalam ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi Rapi. Rapi adalah teratur, jadi 5R Rapi merupakan merapikan dan menempatkan barang-barang sesuai dengan tempatnya agar mudah dijangkau dan ditemukan bila diperlukan. Langkah-langkah pelaksanaanya dalam konsep ini adalah:
8
1) Menyiapkan tempat tertentu untuk setiap barang. 2) Menempatkan barang pada tempat yang telah ditentukan. 3) Menyusun barang (sesuai warna dan jenis barang) sehingga rapih dan mudah untuk ditemukan ketika dibutuhkan. 4) Memberi label pada tempat barang yang telah ditata rapi. 5) Menyusun sesuai dengan kadar kepentingan, seperti barang yang sering digunakan diletakan lebih dekat sehingga mudah dijangkau.
3. Seisho Seisho artinya pembersihan, lalu disesuaikan dalam ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar manjadi resik. Resik adalah bersih, jadi 5R Resik adalah membersihkan setiap peralatan dan tempat kerja dari kotoran. Objek dalam pelaksanaan konsep ini adalah mesin, peralatan kerja dan tempat kerja. Pelaksanaanya: 1) Membuang segala sesuatu yang mengganggu pada peralatan, mesin dan tempat kerja. 2) Menemukan sumber kotoran dan mencegah timbulnya kotoran. 3) Membiasakan diri menyisakan waktu untuk membersihkan peralatan dan tempat kerja setelah kerja. 4) Mebersihkan tempat-tempat yang tidak terlalu diperhatikan orangorang.
9
4. Seiketsu Seiketsu artinya pemantapan, Seiketsu disesuaikan dalam bahasa Indonesia menjadi rawat. Rawat artinya menjaga, jadi 5R Rawat menjaga penerapan 5R Ringkas, Rapi, Resik tetap berjalan dengan baik agar setiap penyimpangan menjadi mudah diketahui. Konsep ini harus terus berjalan setelah 3 konsep 5R diatas dilaksanakan, hal ini bertujuan agar semua barang/peralatan, pakaian kerja, tempat kerja dan material lainya tetap dalam kondisi bersih dan rapi.
5. Shitshuke Shitshuke artinya disiplin, Shitshuke disesuaikan dalam bahasa Indonesia menjadi rajin. Rajin adalah sungguh-sungguh bekerja dan terus-menerus. 5R Rajin merupakan mekanisme untuk memantau dan mempertajam pencapaian 4 pilar sebelumnya. 5R Rajin ini memastikan setiap karyawan memiliki kesadaran dan menerapakan progra 5R dengan disiplin. Dalam buku 5R, ISO 9001:2008 dan Pokayoke yang ditulis oleh Agus Syukur (2010: 3) disebutkan bahwa 5R merupakan istilah Jepang untuk menggambarkan secara sistematik praktek housekeeping yang baik. Housekeeping dikenal sebagai awal pendekatan paling efektif dalam pembangunan suatu bangunan dalam beberapa usaha peningkatan produktifitas. Dalam buku 5R, ISO 9001:2008 dan Pokayoke yang ditulis oleh Agus Syukur (2010:8) juga disebutkan tujuan dari penerapan program 5R dalam suatu perasahaan. Tujuan tersebut adalah:
10
1. Untuk meningkatkan kinerja, produktifitas dan efisiensi dalam bekerja. 2. Semua barang dapat ditemukan sehingga mengurangi kelelahan kerja. 3. Waste mudah dikenal sehingga mempermudah pengendalian proses. 4. Sistem standar mudah dipahami dan terlihat jelas. 5. Memperbaiki kondisi fisik area kerja, sehingga tidak ada benda yang berlebihan dan tempat bekerja menjadi lebih luas dan nyaman. 6. Meningkatkan pola proses berpikir (just in case menjadi just in time). 7. Menurunkan tingkat kerusakan produk dan alat produksi. 8. Menurunkan pemborosan waktu. 9. Melatih para karyawan mengelola pekerjaannya. 10. Mewujudkan perusahaan bercitra positif dimata pelanggan yang tercermin dari kondisi lingkungan kerja dan produksi. 11. Menurunkan tingkat kecelakaan kerja.
1.8 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tugas akhir ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta kejadian yang dialami, sehingga pembaca akan lebih mudah untuk memahami. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
11
1. Observasi: Penelitian langsung dilaksanakan pada kegiatan magang di PT.Hilon. Bentuk pengamatannya yaitu mengamati dan mempelajari penerapan program 5R di PT. Hilon. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung terhadap ketua komite dan team leader pelaksanaan sistem 5R di PT.Hilon. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian Tugas Akhir ini. 3. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan, apabila data tersebut tidak didapatkan pada observasi dan wawancara. Studi pustaka dilakukan dengan menggunakan modul perusahaan, dan artikel tentang Program 5R.
1.9 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab, yaitu bab I, II, III, dan IV. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakanng, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, batasan masalah, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II berisi profil PT. Hilon yang menjelaskan tentang pendiri perusahaan, sejarah perusahaan, struktur perusahaan gambaran umum PT. Hilon, produk yang dihasilkan PT.Hilon, program 5R di PT. Hilon dan Pengawasan penerapan program 5R di PT. Hilon. Bab III memaparkan penerapan
12
program 5R di PT.Hilon dan kendala yang dihadapi dalam penerapan program 5R di PT. Hilon. Selanjutnya, bab IV penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN DAN PROGRAM 5R DI PT.HILON
2.1 Tentang Pendiri Perusahaan Mr. Choi Jung Hyo adalah pendiri PT.Hilon, beliau merupakan seorang pengungsi akibat perang Korea. sejak kecil beliau sudah yatim dan mengemban beban tanggung jawab keluarganya. Meskipun masih sangat muda, beliau sangat bersungguh-sungguh dalam menjalankan komitmen dan visi beliau. Beliau selalu berkerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi beliau. Sejak tahun 1970-an masyarakat Korea Selatan sudah menggunakan produk Non-woven polypropylene dalam kehidupan sehari-hari. Produk dengan bahan non-woven polyester merupakan produk yang lebih mahal dibandingkan dengan bahan lainya, meskipun lebih mahal produk non-woven polyester memiliki kuailtas yang bagus. Mr. Choi Jung Hyo dapat melihat peluang yang besar pada produk non-woven dimasa depan. Maka dari itu sekitar tahun 1970-an beliau mulai memproduksi non-woven polyester. Berkat kegigihan dan kerja keras beliau PT.Hilon mendapat jaminan kualitas industri non-woven di Korea Selatan1. Pada tahun 1997 dunia mengalami krisis ekonomi global yang sangat parah, di Indonesia Peristiwa ini disebut krisis moneter. Negara yang mengalami krisis yang sangat parah adalah Indonesia, Korea Selatan dan Thailand2. Akibat 1
Data diperoleh dari http://www.hiloninside.com/blog/showcase/hilon-people/ yang di akses pada tanggal 23 mei 2014. 2 Data ini diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asia_1997 yang diakses pada tanggal 23 Mei 2014.
13
14
dari krisis global ini banyak perusahaan yang mengalami krisis keuangan termasuk PT.Hilon. Meskipun begitu Mr. Choi Jung Hyo tidak berputus asa, justru beliau semakin bersemangat dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Ditengah kekacauan akibat dari krisis ekonomi global, Mr. Choi Jung Hyo menanamkan modalnya di Indonesia. Berbekal pengalaman, reputasi dan jaringannya yang kuat dalam bidang industri serta teknisi dan profesional beliau mengembangkan modal dan investasinya di Indonesia. Hingga saat ini Di PT.Hilon berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan asing terbesar di Indonesia.
2.2 Sejarah Perusahaan PT. Hilon Indonesia didirikan pada 1 September 1989 dan berdasarkan akte Notaris NO.3 disahkan pada 22 Maret 1990. Pada awalnya nama perusahaan adalah PT. Hilonindo Dinamika dan pada 26 januari 1991 nama perusahaan dirubah menjadi PT. Hilon Indonesia. PT. Hilon Felt didirikan pada 17 juli 2001 dan berdasarkan akte Notaris No.35 disahkan pada 21 november 2001. Pada awal berdiri PT. Hilon Felt hanya memproduksi Hard Felt, namun PT. Hilon Felt terus mengembangkan Inovasi terhadap hasil produksinya sampai saat ini ada berbagia jenis produk yang dihasilkan PT. Hilon Felt. Berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh PT.Hilon Felt misalnya dalam bidang Otomotif, Filter, Garmen, Geotextile, Furniture, Insulation. PT. Hilon Indonesia dan PT. Hilon Felt merupakan bagian dari PT. Hilon Global, PT. Hilon Global merupakan nama
15
perusahaan gabungan dari beberapa PT. Hilon di Indonesia. Perusahaaan yang bergabung dalam PT. Hilon Global adalah sebagai berikut: 1. Hilon Indonesia 2. Hilon Felt 3. Samudera Industri (Hilon Bandung) 4. Urecel 5. Hilon Surabaya 6. Hilon Semarang 7. Hilon Sumatera Selain perusahaan yang bergabung dalam PT. Hilon Global diatas, PT. Hilon juga memiliki berbagai cabang yang tersebar di berbagai daerah Indonesia, daerah-daerah tersebut adalah: 1. Bandung 2. Klaten 3. Salatiga 4. Surabaya 5. Bali 6. Palembang 7. Medan
2.3 Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI PT. HILON
DIREKTUR KEUANGAN
ACCOUNTING
GENERAL MANAGER
MANAGER PRODUKSI
KABAG PADDING
PPIC
MANAGER ENGINERING
MANAGER MAINTENANCE
QUALITY CONTROL
PURCHASIN G
MARKETIN G
KABAG BEDDING GOODS
16
KARU PADDING
KARU HJS
KARU HDP
INVENTORY
DELIVERY
SPARE PART
ROW MATERIAL
17
Struktur organisasi berasal dari kata struktur dan organisasi, struktur berarti cara sesuatu disusun atau didirkan, dan organisasi berarti suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menunjukan bagaimana pekerjaan itu dibagi, dikelompokan dan dikoordinasikan. Dalam suatu perusahaan diperlukan suatu struktur organisasi hal ini digunakan untuk mengetahui tingkatan kepemimpinan yang ada dalam perusahaan tersebut. Selain itu agar lebih jelas tentang pembagian tugas dan tanggung jawab kerja dalam perusahaan. Sehingga setiap anggota dari suatu perusahaan tersebut akan lebih mudah untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing. sadar akan hal tersebut maka PT. Hilon juga membuat Struktur Organisasi perusahaan. Pimpinan tertinggi di PT. Hilon dipegang oleh presiden direktur dan setiap divisi dipimpin oleh manager. Setiap manager membawahi kepala divisi dan anggota mereka. Masing-masing bagian yang dibentuk di PT. Hilon memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
2.4 Gambaran Umum Di PT. Hilon PT. Hilon merupakan salah satu PMA (perusahaan Modal Asing) yang sejak tahun 1989 sudah berdiri di Indonesia. PT.Hilon adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan. PT. Hilon beralamat di Jl. Putra Utama
18
NO.9 Kawasan Industri Pasar Kemis Tangerang 15560. Geo textile Non-woven merupakan produk unggulann PT.Hilon. Produk Non woven PT.Hilon sangat beragam seperti: Polyester fiber, Geo textile, Non woven, Bedding goods, Pillow, Quilting, felt dan Dacron. PT.Hilon memiliki spesialisasi dalam memproduksi Bedding goods, produk spesial itu adalah duvets, selimut, bantal tidur, tas, mattress protector dan selimut. PT.Hilon merupakan suatu perusahaan terkemuka yang menjadi produsen terbesar produk Non woven. PT.Hilon selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi adalah mesin kelas dunia seperti DILO (German), Asselin (Perancis) dan Fetrer (Austria).
Gambar 2 : tampilan Di PT.Hilon dari luar (Dokumentasi Putri)
Moto PT.Hilon Rajin, Jujur dan sabar.
Visi dan Misi PT.Hilon PT.Hilon memiliki Visi menjadi produsen Non woven no.1 di Asia dan Misi
untuk
meningkatkan
kepuasan
pelanggan
tertuang dalam kebijakan mutu dan lingkungan perusahaan.
sebagaimana
19
Lambang PT.Hilon
Gambar 3 : Logo baru PT.Hilon
Belum lama ini PT.Hilon merubah logo perusaahaan. Ide logo baru ini dicetuskan Oleh MR. Choi Victor salah satu anak dari pemilik PT.Hilon. Menurut beliau Logo baru ini mencerminkan jati diri PT.Hilon, karena inspirasi Logo baru ini datang dari semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan dan percaya dengan produk Hilon. Logo baru PT.Hilon ini semakin mempertegas citra Hilon sebagai salah satu perusahaaan terbesar dan paling beragam di Indonesia. karena Logo baru ini menunjukan cakupan dan kelas PT.Hilon.
2.5 Produk yang di Hasilkan PT. Hilon PT.Hilon sudah lebih dari 40 tahun melebarkan sayapnya dalam bidang industri Non woven. Saat ini produk Hilon berkembang menjadi merek terpercaya di seluruh penjuru negeri. Produk Hilon dapat ditemui di berbagai titik industri di Indonesia mulai dari pertambangan, konstruksi, pertanian, manufaktur hingga
20
infarstruktur. Hal ini membuktikan bahwa produk Hilon telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Selain berkualitas produk Hilon juga ramah lingkungan sehingga aman untuk digunakan. Hal ini juga menjadi faktor pendukung produk Hilon sebagai yang terpercaya. Dibawah ini berbagai jenis produk yang dihasilkan PT.Hilon: 1. Produk Hilon dalam bidang konstruksi Produk Hilon yang digunakan dalam bidang kontruksi dapat ditemui pada proyek pembuatan jalan, pembuatan lapangan Golf, proyek pembangunan Rel kereta api, proyek pembangunan landasan airport. Produk Non woven PT.Hilon memiliki berbagai manfaat dalam pemakainya. Manfaat yang dirasakan dalam bidang konstruksi adalah: a. Separator atau pemisah: Non woven memisahkan antara tanah dasar dengan tanah timbunan diatasnya, sehingga ketebalanya dapat diatur. b. Filtrasi Air dapat melewati pori-pori material untuk mencegah berpindahnya partikel-partikel tanah. c. Perkuatan Menjaga kestabilan struktur tanah. d. Kontrol erosi Mereduksi terjadinya gerusan akibat kecepatan air. Pemasangan geogrid menggunakan lapisan geotextile lebih aman karena penahan
21
lapisan tanah dalam air lebih kuat dan tahan lama terhadap ombak air laut. e. Perlindungan Melindungi konstruksi geomembrane dari tusukan benda tajam. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan produk Hilon yaitu: 1) Aman 2) Ramah lingkungan 3) Tidak beracun 4) Tidak menimbulkan iritasi dan alergi 5) Mudah pemasangannya 6) Performa dan tingkat kestabilanya berjangka panjang.
2. Produk Hilon dalam Bidang Otomatif Produk Hilon juga banyak digunakan dalam Industri Otomotif, Hilon sudah bekerja sama dengan beberapa merek mobil terkenal dunia. Produk Hilon dalam bidang otomotif adalah High Density Padding Insulation Hood. Keuntungan yang rasakan dalam menggunakan produk Hilon dalam bidang otomotif adalah: a. Memberikan kenyamanan berkendara karena, produk Hilon berfungsi sebagai peredam suara bising dari luar kendaraan. b. Produk Hilon tidak membahayakan kesehatan dan tidak beracun. c. Produk tidak mengelurkan bau tidak sedap pada mobil.
22
d. Ramah lingkungan. e. Tahan panas dan api. f. Jaminan kualitas dan tahan lama.
3. Produk Hilon dalam Bidang Filtration/Air Filter Saat ini Produk Hilon sudah merambah dalam bidang Air Filter, Air Filter digunakan sebagai penyaring udara pada gedung bertingkat dan juga dapat digunakan sebagai filter foam pada AC. Keuntungan yang diperoleh dari pengguanaan produk ini adalah sebagai berikut: a. Hemat listrik. b. Jaminan kualitas dan tahan lama. c. Ramah lingkungan. d. Aman untuk digunakan kerena tidak berbau dan tidak beracun. e. Tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
4. Produk hilon dalam bidang Garment. Dalam bidang garment Hilon juga bekerja sama dengan merek-merek terkenal didunia. Perusahaan tersebut adalah GAP, Esprit, Barbor, Adidas, The North Face, Reebok, S.Oliver, O’neill, Columbia, Tom Tailor, Armeni Jeans, Replay, Iguana,Zara, Boss. Produk Hilon dalam Bidang Garment dapat ditemukan pada jaket, sepatu, topi, tas dan sleeping bag.
23
5. Produk Hilon Dalam Bidang Bedding goods. Hilon Bedding Goods meliputi Bantal, tempat tidur, sofa, selimut, boneka, matras dan lain sebagainya. Hilon bedding goods juga bekerja sama dengan beberapa merek-merek terkenal dunia. Hilon bedding goods merupakan produk berkualitas tinggi, Sehingga aman dan tahan lama.
2.6 Program 5R di PT.Hilon 5R berasal dari Jepang dan sudah berjalan dengan baik di perusahaan Toyota. 5R ini tidak hanya berhasil diaplikasikan di perusahaan Toyota saja, Toyota juga telah memberi inspirasi tentang pengaturan lingkungan kerja untuk perusahaan lainnya. Untuk mendukung efektifitas berjalannya 5R di PT.Hilon maka penerapanya 5R dibagi per zona, setiap zona memiliki ketua team. Ketua team memiliki tugas untuk mengkoordinasikan para anggotanya. Area
Zone
Leader
Blue
Abas
Orange
Dayat
Keterangan Laroche & FPL3
FPL1, FPL2, FPL4, FPL5, & GTL2
Felt
Yellow
Supardi/ Nedih
GWL1, GWL2, GWL3, OV2
Green
Suyono
Quilting Area
Pink
Rooyke
Bedding goods Area
Red
Suyitno
M/C 3 & GTL1
Violet
Sobri
M/C 1, M/C 2, M/C HDP
Black
Bagus
Maintenance Felt Area
Indonesia
Factory 3
24
Common
Brown
Suyatno
Maintenance Indonesia Area
Grey
Yeko
Factory 3, GW.L.5
White
Amin
Common Area
Tabel 1: tabel pembagian zona pengaplikasian 5R di PT.Hilon Tabel diatas memberikan gambaran tentang pembagian penerapan 5R perzona, setiap zona memiliki leader yang akan mengkoodinir dan mengawasi pelaksanaan program 5R. Berdasarkan tabel diatas kita bisa melihat zona 5R di PT.Hilon. PT.Hilon Felt terdiri dari zona blue, orange dan yellow, untuk wilayah PT.Hilon Indonesia terdiri dari dari zona green, pink, red dan violet, untuk wilayah Factory 3 terdiri dari zona black, brown dan grey, dan untuk Common terdiri dari white. Untuk langkah penerapan 5R di PT.Hilon dilakukan audit masalah per periode. Selama masa periode ini dilakukan audit terhadap zona-zona 5R, setelah itu dilakukan perbaikan terhadap hasil audit yang sudah ditemukan. Dibawah ini beberapa contoh langkah awal/step 1 penerapan Program 5R di PT.Hilon. Di bawah ini contoh step/langkah Penerapan Program 5R pada periode ke 3. Step 1 : Ringkas - Dilaksanakan tgl
: 9 Juli 2013 - 1 Sep 2013
- Dalam Waktu
: 8 minggu
- Peserta
: 10 Zona
- Jumlah item
: 251 Item
25
Tabel 2: step 1 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat pelaksanaan langkah awal penerapan program 5R Resik. Langkah ini dilaksanakan selama 8 minggu yang dimulai pada 9 Juli 2013 – 1 September 2013 dengan 10 zona wilayah yang menjadi sasarannya. Dari hasil audit ditemukan 251 item yang harus mendapat perbaikan. Rapi - Dilaksanakan tgl
: 3 September 2013 – 1 Desember 2013
- Dalam Waktu
: 13 minggu
- Peserta
: 11 Zone
- Jumlah item
: 272 Item
Tabel 3: step 2 Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat pelaksanaan step 1 penerapan program 5R Rapi. Langkah awal pelaksanaan penerapan Program 5R Rapi dilaksanakan mulai pada pada tanggal 3 September 2013 – 1 Desember 2013. Step 1 sini dilaksanakan selama 13 minggu, ada 11 zona yang menjadi sasarannya dan dari 11 zona tersebut ditemukan 272 item yang perlu mendapatkan perbaikan.
26
Resik - Dilaksanakan tgl
: 3 Des 2013 – 28 Feb 2014
- Dalam Waktu
: 12 minggu
- Peserta
: 11 Zona
- Jumlah item
: 129 Item
Tabel 4: step 3 Sama seperti Penerapan program 5R pada Rapi dan Ringkas diatas, program Resik juga memiliki langkah awal pelaksanaanya. Dalam Penerapan Program 5R Resik dilaksanakan selama 12 minggu, yang dimulai pada tanggal 3 Desember 2013 – 28 Februari 2014. Pada langkah awal ini dillaksanakan audit pada 11 zona dan ditemukan sebanyak 129 item yang perlu perbaikan. Step 2 : melakukan audit pada zona masing-masing yang dilakukan oleh masing-masing team leader. Langkah-langkah pelaksanaan audit terhadap lingkungan kerja di PT. Hilon di atas merupakan salah satu cara Penerapan program 5R di PT.Hilon. Sebagai upaya memperbaiki lingkungan kerja menjadi lebih baik dan nyaman untuk semua karyawan. Lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan berpengaruh pada kualitas hasil produksi suatu perusahaan. Kualitas produksi yang baik akan mengacu pada citra dan tujuan perusahaan.
27
Dalam penerapan Program 5R, PT. Hilon membagi berbagai langkah dalam pengaplikasianya. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaanya dapat berjalan optimal selain itu juga untuk memberikan training secara bertahap kepada seluruh karyawan. Sehingga diharapkan setiap karyawan mengerti akan tujuan dan Penerapan Program 5R. Selain dengan cara pembagian langkah-langkah/step diatas juga dilakukan dengan cara membuat Lay Out pada setiap wilayah dan zona 5R. Lay out adalah garis yang dibuat dengan menggunakan cat, yang digaris sepanjang wilayah barang itu harus diletakan, garis lay out biasanya dibuat selebar 5cm. Garis lay out berfungsi untuk menandakan dimana saja tempat suatu barang harus diletakan dan tidak boleh diletakan. Garis lay out biasanya menggunakan warna-warna yang yang terang sehingga mudah dilihat, warna-warna yang biasa dipakai sebagai garis lay out adalah kuning, hitam, merah, dan putih. Garis lay out menggunakan warna yang berbeda karena untuk menandakan fungsi daerah masing-masing. 1. Garis lay out kuning: Garis lay out kuning untuk menandakan tempat atau daerah berbahaya, seperti: panel listrik, mesin produksi, material produksi dan lain sebagainya. Contoh garis lay out kuning:
28
Gambar 4 : contoh garis lay out kuning (Dokumentasi: team audit 5R di PT.Hilon)
2. Garis lay out hitam kuning: Garis lay out hitam kuning biasanya untuk menandakan tempat tersebut berupa turunan atau adanya anak tangga. Garis ini biasanya digunakan untuk area yang berbahaya dan pintu masuk. Hal ini dimaksudkan untuk keadaan darurat.
3. Garis lay out putih: Garis lay out putih digunakan untuk menandakan benda yang berada digaris lay out tersebut dapat dipindahkan atau dapat bergerak. Contoh: tempat sampah (tempat sampah dapat dipindah-pindah jika diperlukan namun tetap harus dikembalkan pada tempatnya apabila sudah selesai digunakan), forklift atau motor angkut barang, alat bersih-bersih (seperti: sapu, tiang penggulung non woven), dan lain sebagainya.
29
Gambar 5 : contoh gambar garis lay out putih di PT.Hilon (Dokumentasi: team audit 5R di PT.Hilon)
4. Garis lay out putih putus-putus Garis lay out putih putus-putus ini digunakan sebagai penyimpanan sementara. Maksudnya apabila terjadi kelebihan bahan baku atau material pada gudang dapat menggunakan area ini untuk menyimpannya. Garis lay out putih putus-putus juga digunakan pada mesin cuttting.
Gambar 6 : contoh lay out garis putih putus-putus di PT.Hilon (Dokumentasi team audite 5R di PT.Hilon))
30
5. Garis lay out merah Garis lay out merah untuk menunjukan tempat tersebut adalah tempat barang berbahaya, contoh: APAR.
2.7 Pengawasan Penerapan Program 5R di PT.Hilon Dalam mengawasi Penerapan program 5R di lingkungan produksi PT. Hilon, setiap satu minggu sekali diadakan rapat. Rapat ini dipimpin langsung oleh Mr.Kim Yong Nam, selain sebagai pemantau keefektifan berjalannya 5R, rapat ini juga untuk memecahkan masalah 5R yang terjadi di PT. Hilon. Rapat 5R diadakan setiap hari rabu, dilaksanakan selama 1 jam dimulai dari pukul 13.00 – 14.00 WIB. Rapat ini wajib dihadiri oleh setiap team leader masing-masing zona. Dalam setiap pertemuan team leader wajib memaparkan masalah yang ditemukan di masing-masing zona yang mereka pegang. Dalam rapat ini akan dibagikan selembar Resume atau kertas vote, kertas ini berfungsi sebagai kertas suara. Melalui kertas vote ini peserta rapat memberikan suaranya, antara setuju atau tidak setuju akan penanganan yang sudah dilaksanakan, dan memberikan masukan cara penanganan yang lebih efektif.
31
Gambar 7 : suasana rapat 5R di PT.Hilon (Dokumentasi: team audit 5R di PT.Hilon) Dalam persentasi yang dilakukan oleh masing-masing team leader tentang masalah yang terjadi pada zonanya. Team leader menjelaskan masalah apa yang sedang terjadi, cara penanganannya dan hasil akhir dari penanganan yang telah dilakukan. Setelah itu, jika masih kurang memuaskan hasil akhir dari penanganan yang telah dilakukan maka akan mendapat masukan dari team leader lain.
Gambar 8 : contoh kertas vote dalam rapat 5R PT.Hilon (Dokumentasi: team audit 5R di PT.Hilon) Berdasarkan gambar kertas vote diatas rapat 5R yang diadakan pada hari rabu 30 april 2014, peserta rapat setuju terhadap penanganan yang sudah dilakukan oleh team 5R pada zona green. Jika peserta rapat tidak setuju terhadap perbaikan yang telah dilakukan maka peserta rapat wajib mencentang Improve
32
dan menuliskan masukan pada kertas vote. Seperti contoh gambar kertas vote dibawah ini:
Gambar 9 : Hasil vote rapat 5R PT.Hilon (Dokumentasi: team audit 5R di PT.Hilon) Berdasarkan kertas vote diatas peserta rapat tidak setuju terhadap penangan masalah yang terjadi di zona green. Oleh karena itu, peserta tersebut mencentang Improve dan memberikan saran pada kolom yang sudah disediakan pada kertas vote. Rapat 5R yang diadakan bukan hanya sebagai media laporan akan masalah yang ditemukan pada masing-masing zona 5R. Akan tetapi Setiap rapat yang dilakukan, diharapkan dapat menemukan penyelesaian atas masalah yang terjadi pada setiap zona 5R. Oleh karena itu, dibuat sebuah kertas vote suara dan setiap peserta wajib mengisinya diakhir rapat sebelum rapat ditutup. selain melalui rapat pengawasan penerapan program 5R dilaksanakan juga melalui survei langsung ke lapangan atau survei langsung pada masingmasing zona. Survei ini laksanakan setiap hari senin- kamis yang dilakukan setiap jam 09.00-10.00 WIB, survei dilaksanakan langsung oleh Mr. Kim Yong Nam beserta para komite 5R. Pada survei ini Mr. Kim Yong Nam akan memantau
33
langsung lapangan dan akan menegur jika terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh setiap karyawan PT. Hilon. Hal ini laksanakan untuk menjaga penerapan Program 5R tetap berjalan. Sehingga produksi juga akan berjalan dengan baik dan target pasar pun terpenuhi.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Penerapan Program 5R di PT.HILON Program 5R merupakan salah satu alat yang efektif untuk meningkatkan kebisaan positif para pekerja, mengurangi biaya produksi, waktu yang singkat (lead time), produk yang berkualitas dan mengurangi timbulnya kecelakaan kerja. oleh karena itu program 5R sangat penting dalam mengatur kedisiplinan dan ketertiban dalam proses produksi. Dengan adanya penerapan program 5R di PT. Hilon, maka proses produksi dapat berjalan lancar dan target produksi dapat tercapai dengan baik. Di bawah ini merupakan penjelasan penerapan program 5R di PT.Hilon. 1. Ringkas Penerapan program 5R Ringkas di PT.Hilon bertujuan agar pekerjaan berjalan lancar, agar hasil produksi tidak mudah rusak dan menjaga kualitas hasil produksi. Sebelum dilakukan penerapan program 5R Ringkas, semua barang produksi dicampur kedalam satu tempat yang sama sehingga susah untuk membedakan barang satu dengan lainya, selain itu barang hasil produksi mudah rusak. Langkah penerapan program 5R Ringkas di PT.Hilon yaitu mengumpulkan barang-barang sesuai dengan jenis dan kegunaan masing-masing, membuat rak/tempat penyimpanan khusus untuk setiap peralatan dan hasil produksi, dan menempel identitas pada setiap rak. Penempelan identitas pada rak bertujuan
34
35
untuk menekankan bahwa tidak boleh menaruh barang lain ke dalam rak selain barang-barang yang sudah tertulis dalam identitas tersebut. Di bawah ini gambar sebelum diterapkan program 5R Ringkas dan sesudah diterapkan program 5R Ringkas di PT.Hilon.
Gambar 10 : gambar sebelum diterapkan program 5R Ringkas (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON)
Gambar 11 : gambar setelah diterapkan program 5R Ringkas (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON)
36
Gambar 12 : gambar setelah diterapkan program 5R Ringkas (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON) Dengan penerapan program 5R Ringkas di PT. Hilon maka barang hasil produksi sudah memiliki tempat masing-masing sesuai dengan jenisnya, dengan begitu kualitas hasil produksi lebih terjaga dan peralatan produksi lebih terjaga kebersihannya. 2. Rapi Penerapan program 5R Rapi di PT. Hilon bertujuan untuk memudahkan pencarian barang/peralatan produksi, melancarkan ruang gerak karyawan, dan menghemat biaya produksi. Sebelum diterapkan program 5R Rapi di PT.Hilon penyimpanan bahan
produksi berserakan di lantai, sehingga ruang gerak
karyawan terganggu saat proses produksi, stok barang atau bahan baku produksi sering rusak karena ditumpuk menjadi satu antara bahan produksi baru dengan bahan produksi yang sudah lama.
37
Langkah penerapan program 5R Rapi di PT.Hilon yaitu merapikan barang yang berantakan, membuang barang yang tidak terpakai, memisahkan barang sesuai dengan jenis, warna, dan fungsi masing-masing selain itu, menempel identitas pada rak. Di bawah ini gambar ruang penyimpanan barang sebelum diterapkan program 5R Rapi dan sesudah diterapkan program 5R Rapi di gudang penyimpanan benang di PT.Hilon.
Gambar 13 : kondisi sebelum diterapkan Program 5R Rapi (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON)
38
Gambar 14 : gambar setelah diterapkan program 5R Rapi (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON) Dengan penerapan program 5R Rapi di PT. Hilon, maka bahan produksi tidak mudah rusak dan sudah tertata rapi sesuai warna, jenis dan fungsinya, sehingga memudahkan pencarian saat bahan dibutuhkan dalam proses produksi.
3. Resik Penerapan program 5R Resik di PT.Hilon ditujukan untuk merawat tempat kerja, peralatan dan mesin produksi agar tetap bersih dan debu tidak mudah masuk kedalam mesin produksi. Selain itu, untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja. Sebelum penerapan program 5R Resik di PT. Hilon, bagian dalam panel mesin produksi mudah terkena debu yang dihasilkan dari proses produksi, panel mesin produksi tidak memiliki penutup, dan kabel yang berada dalam mesin produksi sangat berantakan, sehingga berbahaya untuk keselamatan para karyawan saat bekerja. Langkah penerapan program 5R Resik di PT.Hilon yaitu membersihkan mesin produksi dari debu dan kotoran yang menempel pada mesin, merapikan kabel yang berantakan pada panel mesin, membuat penutup panel mesin untuk melindungi dari debu dan menempel identitas pada penutup panel mesin. Di bawah ini gambar panel mesin sebelum diterapkan program 5R Resik dan sesudah diterapkan program 5R Resik.
39
Gambar 15 : kondisi sebelum diterapkan Program 5R Rapi (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON)
Gambar 16 : gambar setelah penerapan program 5R Resik (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON)
40
Gambar 17 : gambar identitas pada panel (Dokumentasi: team audit 5R di PT.HILON) Dengan penerapan program 5R Resik di PT. Hilon mesin dan peralatan produksi terhindar dari kotoran yang dapat mengganggu jalanya proses produksi. selain itu, setiap tombol panel ditempel identitas untuk memudahkan mengaktifkan dan menonaktifkan mesin produksi.
4. Rawat Penerapan program 5R Rawat di PT. Hilon bertujuan untuk menanamkan kedisiplinan oleh setiap karyawan agar menjaga lingkungan kerja tetap rapi, bersih dan memenuhi standar produksi. Langkah penerapan program 5R Rawat di PT.Hilon yaitu mengembalikan barang-barang ketempatnya setelah selesai digunakan, membersihkan ruang produksi, dan memastikan ruang produksi tetap berada dalam kondisi bersih dan terawat. Dengan penerapan program 5R Rawat di PT. Hilon barang-barang tetap tertata rapi, lingkungan produksi tetap bersih dan proses produksi berjalan lancar.
41
5. Rajin Penerapan program 5R Rajin di PT. Hilon bertujuan menumbuhkan sikap kesadaran diri para karyawan untuk menaati aturan. Langkah penerapan program 5R Rajin di PT. Hilon yaitu melakukan pengawasan terhadap penerapan program 5R, menegur karyawan yang melakukan pelanggaran, memasang poster program 5R di setiap pintu masuk ruang produksi, mewajibkan karyawan yang masuk ke ruang produksi untuk memakai topi, masker dan seragam khusus. Dengan penerapan program 5R Rajin di PT.Hilon dapat meningkatkan kedisipilinan karyawan dan lingkungan kerja tetap produktif. Setelah program 5R berhasil diterapkan disetiap area produksi di PT.Hilon, Direktur PT.Hilon Mr. Choi Jae hyuk mengadakan lomba untuk setiap area produksi yang melakukan terobosan baru dalam penerapan program 5R. Penghargaan tersebut diberikan pada area produksi bedding goods, Team penerapan program 5R di area bedding goods ini menciptakan sebuah terobosan baru pada rak penyimpanan kain, benang, dan peralatan produksi bedding goods lainya. Team 5R di area ini mendesain ulang rak tempat menyimpan kain dan peralatan produksi mereka menjadi lebih efektif untuk digunakan. Pada awalnya rak tidak memiliki tutup sehingga barang-barang yang berada dalam rak tersebut mudah kotor terkena debu, selain itu semua peralatan produksi, sample kain, dan benang di letakan tidak beraturan. Penerapan program 5R di area ini dilakukan dengan cara: mendesain ulang rak, membuat tutup rak, memasang resleting pada
42
penutup rak dan menempel identitas pada rak. Di bawah ini gambar rak sebelum didesain ulang, sudah didesain ulang, dan resleting pada tutup rak.
Gambar 18 : gambar rak sebelum didesain ulang (Dokumentasi team audit 5R di PT.HILON )
Gambar 19 : gambar rak sesudah didisain ulang (Dokumentasi team audit 5R di PT.HILON )
43
Gambar 20 : gambar resleting pada tutup rak (Dokumentasi team audite 5R PT.HILON) Desain ulang pada rak tersebut bertujuan untuk melindungi sample kain, benang dan peralatan produksi dari debu, agar tidak mudah rusak dan untuk memudahkan aktivitas karyawan dalam proses produksi. Penghargaan ini bertujuan untuk memicu area lain agar lebih memperhatikan lingkungan kerja dan menjaga produkstifitas lingkungan kerja masing-masing.
3.2 Kendala-kendala dalam Penerapan Program 5R di PT.HILON Penerapan Program 5R bukanlah hal mudah, dalam penerapan Program 5R ada beberapa kendala yang mempengaruhinya. Kendala-kendala tersebut adalah sebagai berikut:
44
1. Sumber Daya Manusia Kendala yang disebabkan oleh Sumber daya manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah: a. Kebiasaan yang tidak baik. Hal ini bisa dilakukan oleh para karyawan yang kurang perduli terhadap lingkungan kerja. Kebiasaan tidak baik ini misalnya meletakan peralatan kerja tidak pada tempat yang sudah disediakan. b. Jenuh dan bosan Setelah melakukan pekerjaan yang sama setiap hari tentu setiap orang pernah merasakan kejenuhan. Hal inilah yang menjadi faktor seseorang untuk melanggar aturan program 5R yaitu mengembalikan barang pada tempatnya kembali dengan rapi. Karyawan yang sudah merasa jenuh cenderung akan sembarangan dalam menaruh barang kembali ke tempat semula. c. Rendahnya sikap sadar diri Hal ini terjadi jika seseorang terlalu mengacuhkan lingkungan kerja, dan tidak menganggap bahwa lingkungan kerja adalah bagian terpenting dalam produksi. d. Traning Kurangnya traning atau pengetahuan tentang program 5R dapat menjadi kendala karena tidak semua karyawan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan produksi.
45
2. Manajemen Faktor manajemen juga sangat berpengaruh pada pelaksanaan penerapan program 5R ini. Faktor penyebabnya adalah: a. Pengawasan dan tugas lain Selain bertugas untuk mengkoordinir penerapan program 5R pada masing-masing zona setiap team leader juga memiliki tugas lain sehingga terkadang pengawasan terhadap penerapan program 5R sedikit terbengkalai. b. Biaya dan Sarana penunjang Biaya yang dibutuhkan untuk penerapan program 5R ini sangat mahal, contohnya: untuk perbaikan panel mesin produksi dan mendesain ulang rak penyimpanan barang. Beberapa kendala di atas dapat menghambat Penerapan Program 5R jika masing-masing anggota tidak memiliki kesadaran untuk tetap mematuhi aturan Penerapan Program 5R. Penerapan Program 5R bukan hanya tanggung jawab perorangan saja tetapi tanggung jawab bersama karena area kerja ini adalah area kerja bersama jadi sudah sewajarnya kita bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan kerja kita. Program 5R dapat berjalan dengan baik apabila kita sebagai pelaku 5R terus berkomitmen dan menjalankan aturan dalam penerapan program 5R. Jadi, untuk yang terpenting dalam penerapan program 5R komitmen bersama dan bahu membahu untuk mendukung penerapan program 5R ini tetap berjalan.
46