BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum bisa lepas dari belitan angka kematian ibu (AKI) yang tinggi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup. Kematian maternal juga sering dipakai sebagai indikator kesejahteraan rakyat atau kualitas pembanguan manusia, hal ini didasarkan angka kematian maternal sangat erat kaitannya dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian maternal, seperti Gerakan Sayang Ibu (GSI), Buku KIA, Safe Motherhood: Partnership Family Approach, penempatan bidan di desa, Maternal and Neonatal Health (MNH), Making Pregnancy Safer (MPS), dan program-program lainnya. Namun program dan strategi tersebut belum mampu mempercepat penurunan angka kematian ibu. Padahal target Millenium Development Goal’s (MDG’s) salah satunya adalah mengurangi angka kematian ibu (AKI) di seluruh dunia sebesar 75% dari tahun 1900 ke 2015. Sebagai gambaran pada tahun 1990 AKI di Indonesia masih sekitar 408/100.000 kelahiran hidup, sesuai target MDG’s di tahun 2015 akan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Di sisi lain berdasarkan analisis trend penurunan AKI periode 1900 – 2015 ternyata diperkirakan hanya akan
1
mencapai 52-55% sehingga kemungkinan besar target MDG’s tentang AKI di Indonesia sulit tercapai (Bapenas, 2007). Tingginya angka kematian maternal di atas dipengaruhi oleh banyak faktor dan sangat kompleks. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia antara lain perdarahan, eklampsia, infeksi, abortus, dan partus lama. Selain itu, keadaan ibu sejak pra hamil dapat berpengaruh terhadap kehamilannya. Sedangkan penyebab tak langsung kematian ibu secara medik antara lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan ”keadaan 4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering, dan banyak) (Saifuddin, 2002). Sedangkan faktor non medik juga turut menambah parah risiko kematian maternal yaitu kondisi sosial budaya, ekonomi, pendidikan, kedudukan dan peran wanita, kondisi geografis, dan transportasi. Dari 278 sampel ibu hamil di seluruh Indonesia, didapatkan 68 orang (24,5%) menderita anemia dan di dalamya 59% menderita anemia mikrositikhipokromik, yaitu anemia yang disebabkan karena kurang zat besi/gizi (Riskesdas, 2007). Pada saat hamil, kebutuhan gizi pada ibu meningkat karena disamping untuk kebutuhan ibu sendiri juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Bila hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan gizi yang baik maka akan menyebabkan terjadinya anemia sebagai akibat kekurangan gizi. Wanita hamil dengan anemia meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan angka kematian bayi. Bayi yang lahir kecil rentan mengalami hambatan dalam tumbuh kembang
2
fisik dan inteligensi (Notobroto, 2003). Padahal, bayi yang dilahirkan merupakan tunas/penerus bangsa kelak. Di sisi lain, di era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Salah satu akibat negatifnya adalah pergaulan bebas yang banyak terjadi pada remaja. Hasil survey
Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana
Nasional
(BKKBN)
menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, yang akan mengarah pada tindakan yang mal-adaptif dan gangguan jiwa, seperti aborsi, kurang perawatan terhadap kehamilannya, dan lain sebagainya. Dari studi awal yang dilakukan di puskesmas Kedungmundu tahun 2010, didapatkan kurangnya data anemia pada ibu hamil. Hal ini juga disebabkan ibu hamil yang periksa jarang ada yang mengalami anemia. Oleh karena itu dari pihak Puskesmas tidak membuat data prevalensi mengenai anemia pada ibu hamil. Dalam hal ini, perawat komunitas berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, sebagai pendidik kesehatan, dan sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia gizi dalam konteks keperawatan keluarga.
3
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan anemia pada ibu hamil 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan dan mendokumentasikan pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan anemia pada ibu hamil b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil c. Mampu
menentukan
tujuan
dan
membuat
rencana
tindakan
keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada ibu hamil e. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan anemia ibu hamil
C. Pengumpulan Data Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis dalam mengumpulkan data menggunakan metode : 1. Observasi partisipatif : Penulis melakukan pengamatan dan turut serta dalam melakukan tindakan pelayanan keperawatan 2. Interview : Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab tentang masalah-masalah yang dihadapi klien dan keluarga
4
3. Studi literatur : penulis melakukan pengumpulan data melalui sumbersumber yang autentik yang bersangkutan dengan masalah untuk mendapatkan gambaran ilmiah yang bersifat teoritis tentang asuhan keperawatan keluarga dengan anemia dalam kehamilan.
D. Sistematika Penulisan BAB I
: Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II : Berisi konsep dasar tentang konsep keluarga dan anemia kehamilan BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus yang meliputi pengkajian keluarga diagnosa keperawatan keluarga, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan pada klien dan keluarga BAB IV : Pembahasan BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA
5