BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bintang televisi, aktor film, dan atlit terkenal banyak digunakan dalam iklan majalah, maupun TV komersial untuk mendukung suatu produk. Bintang iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang menunjukkan pada produk yang didukungnya (Shimp, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan produk meningkat akibat penggunaan selebritas sebagai model iklan (celebrity endorser), sikap dan persepsi konsumen bertambah ketika selebritas mendukung produk tersebut (Shimp, 2003). Bintang iklan tidak hanya muncul dalam sinetron atau acara gosip artis (infotainment) yang sekarang marak di televisi, tetapi juga dalam iklan sebagai pendukung merek (endorser). Mereka tampil pula sebagai presenter, co-presenter, dan bintang tamu dalam berbagai program. Tidak heran kita menjadi akrab dengan wajah mereka. Kita mengenal mereka, mulai dari sinetronnya, video klipnya, atau tentang program televisinya, penampilan pada website, juga tentang problem rumah tangganya, rumah barunya, sampai tingkat pengetahuan umumnya. Karakteristik selebritas sebagai 1model iklan tersebut mencakup, keahlian (expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya. Kepercayaan (trustworthiness) mengacu pada kejujuran, integritas dan dapat dipercayainya seorang sumber. Daya tarik (attractiveness) daya tarik bukan hanya
Universitas Sumatera Utara
berarti daya tarik fisik, meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung, kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan tubuh, dan sebagainya (Shimp, 2003). Salah satu alat yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli dan masyarakat yang umum adalah periklanan. Jika model iklan yang dipilih adalah dari kalangan selebritis, artis maupun tokoh terkenal harus mampu mewakili karakteristik produk. Setiap artis memiliki karakter tersendiri, mungkin karakter itu terbentuk lewat peran-peran yang dimainkannya dilayar kaca, mungkin pula karakter itu terbangun lewat kehidupan pribadinya. Personifikasi merek pernah mengatakan merek memang terdiri dari dua macam elemen, yaitu rasional dan emosional. Elemen rasional adalah apa yang dikerjakan, diucapkan, dan ditujukan oleh merek itu sendiri. Sedangkan elemen emosional
adalah
bagaimana
merek
tersebut
dapat
mengekspresikan,
mengucapkan, mempertunjukkan atau menjanjikan dirinya. Elemen emosional ini ditentukan oleh apa yang disebut personalitas merek atau dikenal dengan istilah Brand Image. Penggunaan endorser dari kalangan selebritis adalah sebagian dari aspek emosi tadi. Kesamaan karakter antara image selebritis selaku endorser dengan produk yang diiklankan secara emosionlal jauh lebih menggugah konsumen untuk memilih merek atau produk yang bersangkutan. Raffi Ahmad sebagai selebriti pendukung dari produk kartu XL dipilih sesuai dengan segmentasi yang ingin dituju oleh Perusahaan XL. Raffi Ahmad dipilih Excelcomindo untuk mempertegas kembali segmentasi dari kartu XL yaitu remaja dan keluarga, hal ini dikarenakan image yang dimiliki oleh Raffi Ahmad
Universitas Sumatera Utara
dapat mewakili anak muda yang karismatik, serta dikenal banyak orang sebagai selebriti yang banyak mengisi siaran televisi saat ini. Selain daripada itu bersamaan dengan segmentasi pasar yang dituju, Raffi Ahmad sebagai salah satu artis yang mempunyai multitalenta. Selain sebagai bintang sinetron, Raffi Ahmad juga pernah main dalam film, sebagai presenter program musik, bintang iklan dan sebagai penyanyi. Dengan banyaknya kemunculan Raffi Ahmad di televisi menjadikan Raffi Ahmad sebagai selebriti yang banyak dikenal masyarakat saat ini. XL pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat. Layanan XL mencakup antara lain layanan suara, data dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Untuk mendukung layanan tersebut, XL beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-2000/3G. XL juga telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup,
Ijin
Penyelenggaraan
Jasa
Akses
Internet
(Internet
Services
Protocol/ISP), Ijin Penyelenggaraan Jasa Internet Telepon untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Ijin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (“NAP”). Mahasiswa adalah salah satu pasar potensial bagi Excelcomindo dalam memasarkan produk kartu seluler Xl. Menurut prasurvei yang dilakukan penulis, dimana survey tersebut dilakukan pada beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara didapat kesan bahwa dalam periklanan kartu XL yang dibintangi Raffi Ahmad mempunyai image yang baik, dengan
Universitas Sumatera Utara
pesona yang ditampilkannya dapat membangun daya tarik tersendiri di hati konsumen. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penulis tertarik mengambil judul penelitian “Pengaruh Celebrity Endorser (Raffi Ahmad) dalam Periklanan kartu XL terhadap pembentukan Brand Image (Studi kasus pada Mahasiswa S1 Fakultas Sosial dan Politik USU)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah celebrity endorser (selebriti pendukung)
Raffi
Ahmad
yang
terdiri dari attractiveness,
trusthworthiness, dan expertise berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan Brand Image produk XL?”
C. Kerangka Konseptual Menurut Kotler dalam Royan (2004:8), seorang selebriti yang sangat berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan. Iklan sebenarnya merupakan bentuk penyampaian pesan suatu merek kepada konsumen. Hanya masalahnya siapakah yang nantinya akan menyampaikan pesan tersebut, apakah seorang olahragawan, orang awam ataukah selebriti. Pemilihan selebriti dalam penyampaian pesan tersebut nantinya diharapkan dapat menimbulkan dampak yang cepat dalam brand awareness dan brand recognition. Seorang pemasar setidaknya harus jeli dalam memilih seorang selebriti dan perlu dilakukan evaluasi terhadap selebriti.
Universitas Sumatera Utara
Brand Image adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. (Kotler, Armstong, 2001:225). Dalam pelaksanaanya, manfaat dari brand image itu sendiri sangat positif yaitu perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk sehingga perusahaan harus memperhatikan bagaimana caranya untuk mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang positif. Ramat Susanta dalam Royan (2004:14) mengatakan bahwa penggunaan model VisCAP menyatakan bahwa ada 3 faktor yang terdapat dalam Celebrity Endorser yang dapat menghasilkan pembentukan brand image pada sebuah produk, yakni: 1. Daya tarik (attractiveness) bukan hanya berarti daya tarik fisik, meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung: kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan tubuh, dan sebagainya 2. Kepercayaan (trustworthiness) mengacu pada kejujuran, integritas, dan dapat dipercayainya seorang sumber. 3. keahlian (expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang dimiliki seorang pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya. Berdasarkan teori pendukung di atas, maka kerangka konseptual yang disesuaikan untuk menunjang penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Attractiveness (X1)
Trustworthiness (X2)
Brand Image (Y)
Expertise (X3) Sumber: Shimp (2004:14), diolah. Gambar 1.1: Kerangka Konseptual.
D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Celebrity Endorser (selebriti pendukung) Raffi Ahmad yang terdiri dari attractiveness, trusthworthiness, dan expertise, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan Brand Image produk XL”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Celebrity Endorser (selebriti pendukung) Raffi Ahmad yang terdiri dari attractiveness, trusthworthiness, dan expertise terhadap pembentukan Brand Image produk XL
Universitas Sumatera Utara
2.
Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini memberikan masukan yang mungkin bermanfat bagi perusahaan sebagai masukan untuk terus meningkatkan strategi pemasaran yang diberikan. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian pada objek atau masalah yang sama di masa yang akan datang maupun untuk penelitian lanjutan. c. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku perkuliahan dan mencoba membandingkannya dengan praktek yang ada di lapangan dan untuk menambah pemahaman penulis dalam bidang manajemen pemasaran.
F. Metode Penelitian. 1. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Variabel independen (X) yaitu seberapa besar pengaruh Raffi Ahmad yang terdiri dari variabel attractiveness \(X1), trusthworthiness (X2), expertise (X3) terhadap pembentukan brand image kartu XL. b. Variabel dependen (Y) yaitu Brand Image kartu XL di benak Mahasiswa S1 FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Defini Operasional Definisi dari masing-masing variabel yang diteliti adalah: a. Attractiveness (X1) Menurut Rossiter dan Percy (Royan, 2004: 18), attractiveness adalah daya tarik selebriti yang terdiri dari tingkat kesukaan masyarakat (likeability) dan tingkat kesamaan dengan personaliti yang diinginkan konsumen (similiarity) dimana keduanya tidak bisa dipisahkan dan harus saling berdampingan. Daya tarik selebriti meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan pekerjaan sebagai beberapa dari dimensi penting dari konsep daya tarik (Shimp, 2003:461) b. Trusthworthiness (X2) Trusthworthiness atau kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas dan dapat dipercayainya seorang pendukung (Shimp, 2003:461). Trusthworthiness juga menyangkut seberapa besar kepercayaan masyarakat terhadap endorser yang dapat mempengaruhi brand awareness yang akhirnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen c. Expertise (X3) menyangkut keahlian yaitu pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan (Royan, 2004:8) d. Pembentukan Brand Image kartu XL (Y) Selebriti adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh konsumen pada suatu merek. Selebriti akan dapat
Universitas Sumatera Utara
membentuk suatu brand image kartu XL di benak Mahasiswa S1 FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi USU.
Variabel Attractiveness (X1)
Trusthworthiness (X1)
Expertise (X1)
Pembentukan Brand Image (Y)
Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Definisi Variabel
Indikator
Skala Ukur
daya tarik selebriti yang terdiri dari tingkat kesukaan masyarakat (likeability) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan konsumen (similiarity) Merupakan kejujuran, integritas dan dapat dipercayainya seorang pendukung menyangkut keahlian yaitu pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan
1. Image anak muda 2. Terkenal 3. Memiliki ketampanan 4. Menarik
Seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu
1. Image yang baik 2. mencitrakan produk yang Likert berkualitas dan innovative
1. Dapat dipercaya 2. keandalan
1. Keahlian 2. Pengetahuan tentang produk
Likert
Likert
Likert
Sumber : Royan (2004:8) diolah 3. Skala Pengukuran Variabel Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosil (Sugiyono, 2006:104). Peneliti memberikan lima alternative jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert No Pertanyaan 1 Sangat Setuju (SS) 2 Setuju (S) 3 Kurang Setuju (KS) 4 Tidak Setuju (TS) 5 Sangat Tidak Setuju (STS) Sumber: Sugiyono (2006:104)
Skor 5 4 3 2 1
4. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai September 2010. Lokasi penelitian adalah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara. 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Kuncoro (2003:103) “Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang atau objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadikannya objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2007-2010. Data populasi dapat dilihat pada table 1.3 berikut ini: Tabel 1.3 Populasi Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi USU Angakatan Jumlah 2007 259 2008 264 2009 278 2010 290 Total Populasi 1091 Sumber : Pengolahan data sekunder (2010)
Universitas Sumatera Utara
b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi (Kincoro, 2006:107). Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002:96) yaitu: n=
N 1 + N (e) 2
Dimana: n N
= jumlah sampel = ukuran populasi
r
= batas kesalahan
Sehingga jumlah sampel menjadi
= 91,60 = 92 Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:78). Kriteria dari sampel adalah mahasiswa yang menggunakan kartu XL. 6. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan dua jenis data didalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada beberapa responden yang dilakukan pada penelitian awal dan juga sampai penelitian ini selesai.
Universitas Sumatera Utara
b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data sekunder dari buku-buku, majalah dan internet. 7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain: a. Observasi Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. b. Wawancara Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui wawancara atau mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi. c. Kuesioner Merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya. d. Studi pustaka Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan bukubuku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas dan reliabelitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu pertanyaan (kuesioner) layak digunakan sebagai instrumen
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasaran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid b. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Sugiyono, 2006:109). Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain. Kriteria dalam menentukan reliabilitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windows. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap Mahasiwa Fakultas Ekonomi USU dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. 9. Teknik Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah: a. Metode Analisis Deskriptif
Universitas Sumatera Utara
Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan mengintrepetasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Umar, 2003:22). b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 1). Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikut i atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dkk 2008:62). 2). Uji Heteroskedastisitas Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedatisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas
Universitas Sumatera Utara
signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menguji
terjadinya
perbedaan
variance
residual
suatu
periode
pengamatan ke periode pengamatan lainnya. 3). Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria variance inflation factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF >5 terjadi masalah multikolinearitas yang serius. c. Metode penelitian Analisis Data 1). Metode Regresi Linear Berganda Untuk
mengetahui
pengaruh
atau
hubungan
variabel
bebas
(attractiveness, trusthworthiness, dan expertise) dan variabel terikat (pembentukan Brand Image produk XL), maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS (Statistik Product and Service Solution) versi 15.0. Rumusnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X + e Dimana : Y
= Pembentukan Brand Image Produk XL
a
= Konstanta
Universitas Sumatera Utara
b1-b3 = Koefisien Regresi X1
= Variabel Atractiveness
X2
= Variabel Trusthworthiness
X3
= Variabel Expertise
e
= Stándar Error
2). Pengujian Hipotesis Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah krisis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisisnya ada beberapa kriteria ketepatan, yaitu: a). Uji Determinasi (R2) Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel bebas (X) yaitu Atractiveness (X1), Trusthworthiness (X2), Expertise (X3), terhadap variabel terikat (Y) pembentukan brand image produk XL, dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R2) dimana 0
Universitas Sumatera Utara
satu) maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah semakin kuat (besar). Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah (kecil). b). Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel Atractiveness, variabel Trusthworthiness, variabel Expertise, secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel terikat (Y) yaitu pembentukan brand image produk XL. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut : Ho: b1 = b2 = b3 = 0 Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel Atractiveness, variabel Trusthworthiness, variabel Expertise terhadap variabel terikat (Y) yaitu pembentukan brand image produk XL . Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel Atractiveness, variabel Trusthworthiness, variabel Expertise terhadap variabel terikat (Y) yaitu pembentukan brand image produk XL. Kriteria pengambilan keputusan (KPK) yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ho diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% c). Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Test uji secara parsial menguji setiap variabel (X) apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel tidak bebas (Y). Bentuk pengujiannya sebagai berikut: 1) Ho : bi = 0 Artinya variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel Atractiveness, variabel Trusthworthiness, variabel Expertise secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y) yaitu pembentukan brand image produk XL. 2). Ho : bi ≠ 0 Artinya variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel Atractiveness, variabel Trusthworthiness, variabel Expertise secara pasial berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y) yaitu pembentukan brand image produk XL. Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dan derajat kebebasan (n-2), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang diperoleh untuk menguji signifikansi pengaruh. Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK) yaitu: Ho diterima jika t hitung < t tabel α = 5% Artinya tidak ada pengaruh yang nyata (X) terhadap (Y) Ho diterima jika t hitung > t tabel α = 5% Artinya ada pengaruh yang nyata (X) terhadap (Y).
Universitas Sumatera Utara