BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan suami-istri yang telah menikah selama satu tahun atau lebih telah melakukan hubungan seksual secara teratur dan adekuat tanpa memakai alat kontrasepsi tetapi tidak memperoleh kehamilan atau keturunan (Dohle
et al.,
2010). Di
Indonesia,
persoalan
pasangan
infertil
ini
sudah mulai mendapat perhatian yang lebih serius dalam ilmu kedokteran. Belum atau tidak mendapatkan keturunan merupakan masalah pasangan suami istri. Namun keadaan infertilitas tersebut, selain merupakan masalah suami dan istri, juga merupakan masalah sosial suatu bangsa. Infertilitas Gangguan
sering
kejiwaan,
menimbulkan selain
dapat
masalah merusak
kejiwaan. kebahagiaan
rumah tangga, juga menurunkan produktivitas kerja yang bersangkutan. infertilitas
Karena dari
itu,
berbagai
ilmu
penanganan pengetahuan
masalah sangat
diperlukan (Lackner et al., 2010).
1
Faktor-faktor
yang
menyebabkan
gagalnya
proses
pembuahan sel telur oleh spermatozoa mungkin terdapat pada pihak suami, istri, atau keduanya. Adapun faktor yang terlibat diantaranya adalah faktor genetik, umur, infeksi,
autoantibodi,
defisiensi
testosteron,
hipogonadisme, kanker, faktor lingkungan, efek samping pengobatan, ejakulasi retrogad, vasektomi, varikokel, dan sebab-sebab lain yang belum diketahui (Dohle et al., 2010). Menurut Zafar et al. (2001) pria berpengaruh 3040% dalam menyebabkan kondisi infertilitas pada suatu pasangan. masih
Walaupun
terdapat
penanggung
anggapan
jawab
infertilitas. disebabkan
demikian, bahwa
terhadap
Dalam
karena
di
kalangan
pihak
kelainan
istri
adanya
kenyataannya, pihak
masyarakat merupakan
suatu
keadaan
infetilitas pria
tidak
yang kalah
banyaknya dari kelainan pihak wanita. Karena itu dalam meninjau
masalah
infertilitas
penting
sekali
untuk
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh baik dari suami
maupun
penyebab
istri.
infertilitas
Untuk pada
mengetahui pria,
faktor-faktor
dapat
dilakukan
analisis sperma.
2
Menurut World Health Organization (2010), analisis sperma merupakan baku emas diagnosis infertilitas atau subfertilitas pada pria, sedangkan untuk parameter yang diukur meliputi volume sperma >1,5
ml, konsentrasi
sperma >15 juta/ml, motilitas sperma progresif (kelas a+b) ≥32%, morfologi sperma >4 normal, pH sperma >7,2, dan jumlah leukosit <1.0 x 10⁶ per ml semen. Tujuan dari analisis sperma sendiri adalah untuk mengetahui kondisi dari sperma tersebut dimana hasilnya dapat
menentukan
infertil.
apakah
Namun
dilakukan
analisis
dengan
menggunakan
sperma
sperma
memeriksa
mikroskop
tersebut
cahaya
WHO
100-200 dan
fertil ini
atau
umumnya
spermatozoa
analisisnya
dapat
terjadi bias yang berhubungan dengan subyektivitas yang disebabkan oleh variasi intra dan interlaboratorium. Sebagai konsekuensinya terjadi angka prediksi akurat yang rendah (Tandara et al., 2013) Sudah mengetahui
banyak
penelitian
kemampuan
yang
fertilisasi
dilakukan oleh
untuk
spermatozoa.
Selain itu banyak pula penelitian yang mencari tahu tentang faktor apa saja yang berpengaruh pada kualitas sperma.
Saat
mengajukan
ini
hubungan
terdapat antara
peningkatan kerusakan
DNA
data sperma
yang dan
3
infertilitas. Oleh karena itu disini penulis mengajukan untuk melakukan uji fragmentasi DNA serta mengetahui hubungan antara fragmentasi DNA dan kualitas sperma. Uji fragmentasi DNA merupakan pemeriksaan untuk menilai integritas
nukleus
DNA
spermatozoa
dan
kemampuan
spermatozoa untuk membuahi sel telur. Integritas DNA yang
abnormal
dapat
juga
menyebabkan
gangguan
pada
perkembangan embrio namun tidak terlihat berhubungan dengan angka fertilisasi yang buruk (Agarwal et al., 2008). Menurut penelitian oleh Silva et al. (2006), pria dengan fragmentasi DNA makin tinggi (halo kecil/tidak ada) kemungkinan mengalami infertilitas menjadi semakin besar
karena
terjadinya
fragmentasi
DNA
mungkin
berhubungan dengan kualitas sperma yang salah satunya adalah morfologi sperma. Morfologi spermatozoa dapat menunjukan integritas DNA dan kualitas dari spermatozoa terutama pada bentuk kepala sperma. Dari hasil penelitian Agarwal et al. (2008) terdapat korelasi positif antara fragmentasi DNA terhadap morfologi sperma.
4
Fertilitas
seseorang
sangat
dipengaruhi
oleh
kualitas sperma. Menurut Guyton & Hall (2007), orang yang
memiliki
infertil,
jumlah
dikaitkan
sperma dengan
normal
tetapi
kelainan
tetap
fisik
atau
struktural dari spermatozoa tersebut. Namun ada juga yang
mengatakan
bahwa
sperma
terlihat
normal
secara
struktural, tetapi dengan alasan yang tidak dimengerti, sperma
tersebut
Penjelasan
ini
tidak
dapat
menunjukan
melakukan adanya
fertilisasi.
peran
penting
spermatozoa terhadap keberhasilan implantasi (Brazil et al., 2010).
I.2 Rumusan Masalah Angka infertilitas sperma dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain dari faktor internal adalah proses pembentukan diderita
spermatozoa,
sedangkan
berpengaruh
adalah
untuk adanya
umur,
dan
faktor paparan
penyakit
yang
eksternal
yang
radiasi
obat-obat
tertentu yang berpengaruh pada spermatozoa, dan gaya hidup
seseorang.
untuk
mengevaluasi
parameter
yang
Analisis kondisi
telah
sperma dari
ditentukan
umumnya
dilakukan
spermatozoa, oleh
WHO.
sesuai Dimana
5
tujuannya
adalah
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
kelainan yang terjadi pada spermatozoa. Namun, banyak kekurangan pada analisis sperma. Hal ini dikarenakan analisis
sperma
yang
mengacu
pada
WHO
ini
hanya
memeriksa parameter tertentu saja dari spermatozoa dan tidak
menjelaskan
tentang
kerusakan
tersebut.
Saat
menyatakan
bahwa
adanya
mekanisme
ini
banyak
hubungan
terjadinya
penelitian antara
yang
indeks
fragmentasi DNA dengan parameter sperma khususnya pada kepala spermatozoa dan meningkatkan kondisi infertil pada
pria.
perumusan
Berdasarkan
masalah
mengetahui
dalam
hubungan
uraian
pada
penelitian
antara
latar ini
fragmentasi
belakang,
adalah DNA
untuk
terhadap
morfologi sperma terkait kasus infertilitas pada pria.
I.3 Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
hubungan antara fragmentasi DNA sperma dan morfologi sperma terkait kasus infertilitas pada pria.
6
I.4 Keaslian Penelitian Cassuto et al. (2012) melakukan penelitian tentang hubungan antara fragmentasi DNA terhadap morfologi dan motilitas sperma. Studi ini dilakukan pada 26 populasi pria
infertil
di
oligoastenoteratospermia
Prancis dan
dengan
kegagalan
masalah
pada
program
bayi tabung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara fragmentasi DNA dan parameter
sperma
dengan
metode
tes
Sperm
Chromatin
Dispersion (SCD). Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah meneliti
hubungan
antara
fragmentasi
DNA
sperma
dan
paramater sperma terutama pada morfologi sperma. Subyek yang penulis teliti adalah sejumlah 28 orang pria yang mengeluhkan
infertilitas
dan
pasien
yang
ingin
menjalani program bayi tabung di klinik Permata Hati, RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian terdahulu dengan yang akan
penulis lakukan adalah jumlah sampel, ras, dan
tempat penelitian.
7
I.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui hubungan antara fragmentasi DNA dengan
morfologi sperma terkait kasus infertilitas pada pria. 2.
Mengetahui pengaruh variabel perancu yaitu jumlah
leukosit terhadap fertilitas pria.
I.6 Manfaat Penelitian Penelitian informasi
ini
mengenai
diharapkan hubungan
antara
dapat
memberikan
fragmentasi
DNA
terhadap morfologi sperma pada kasus infertilitas pria. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka untuk penelitian selanjutnya.
8