BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial dan perkembangan atau spiritual seseorang berkurang atau terganggu (Perry & Potter, 2005). Sakit dapat diartikan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dari totalitas organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Pearson, 1997). Menurut Mechanic (1992) seseorang yang sedang sakit umumnya mempunyai perilaku yang meliputi cara seseorang memantau tubuhnya, mendefinisikan dan menginterprestasikan gejala yang dialaminya dan melakukan upaya penyembuhan dan menggunakan sistem pelayanan kesehatan (Perry & Potter, 2005). Sakit dapat menyerang semua tingkat usia, termasuk menyerang remaja yang dijadikan obyek pada penelitian ini. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki dewasa (Rochman, 2005). Ketika remaja sakit dan dirawat di rumah
sakit
akan
memiliki
koping
yang
sesuai
dengan
tahap
perkembangannya (Sachari, 1999). Semakin muda anak maka akan semakin sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan pengalaman dirawat di rumah sakit (Wong, 2000).
1
2
Dampak sakit pada remaja dan keluarga bisa menyebabkan suatu perubahan akibat kondisi sakit, dimana remaja dan keluarga umumnya akan mengalami perubahan perilaku dan emosional tergantung pada asal penyakit, sikap remaja dalam menghadapi penyakitnya (Perry & Potter, 2005). Jika remaja mengalami sakit, sementara keluarga tidak dapat mengatasi sendiri kondisi tersebut maka perlu bantuan petugas kesehatan dengan membawa ke Rumah Sakit (RS) agar diberi pertolongan perawatan dengan cepat untuk melengkapi, mengatasi atau meringankan penyakit, yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki status fisik dan mental (Sacharin, 1999). Perawatan rumah sakit atau hospitalisasi pada remaja merupakan suatu proses baik karena suatu alasan yang berencana atau darurat, yang mengharuskan remaja untuk tinggal di RS untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Menurut beberapa penelitian, selama proses hospitalissai, remaja dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian atau reaksi yang ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan stres. Selama hospitalisasi remaja akan mengalami suatu perasaan berupa kecemasan, marah, sedih, takut dan merasa bersalah. Pada umumnya reaksi remaja terhadap sakit adalah kecemasan yang disebabkan oleh perpisahan dengan teman sebaya atau kelompok, kehilangan kontrol (identitas), cedera tubuh dan nyeri, takut pada kehidupan dan kematian, privasi (Supartini, 2004, Wong, 2000). Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang dirasakan menyakitkan, hal ini juga
3
dirasakan oleh orang tua remaja, dimana berdasarkan hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan di rumah sakit dapat dirasakan oleh orang tuanya. Reaksi remaja terhadap hospitalisasi dapat ditunjukkan dalam berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman hospitalisasi yang bersifat individual, dan tergantung pada usia remaja, pengalaman sebelum sakit, sistem pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya (Supartini, 2004). Remaja yang masuk dan dirawat di rumah sakit dalam keadaan sakit yang parah ataupun tidak parah pada dasarnya tetap mengalami kecemasan dengan derajat cemas yang berbeda-beda, dimana kecemasan remaja muncul karena adanya suatu pengalaman trauma yang memerlukan suatu pengertian dari pihak keluarga maupun perawat (Stuart, 1998). Kecemasan remaja dapat diekspresikan melalui perubahan fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif, dimana perubahan fisiologis terhadap kecemasan, seperti nafsu makan hilang, telapak tangan berkeringat dingin, perubahan perilaku, seperti gelisah, menarik diri, kurang koordinasi, perubahan kognitif seperti bingung, takut, perhatian terganggu dan perubahan afektif, seperti tidak sabar, tegang, mudah terganggu (Hawari, 2001). Data dari RSUD Tugurejo Semarang, jumlah remaja yang dirawat pada bulan Maret sampai April 2010 sebanyak 57 pasien remaja yang dirawat dan berumur 12-19 tahun. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 29 April – 30 April 2010 pada 10 orang pasien remaja, dimana 6 orang (60%) mengalami kecemasan dan sisanya sebanyak 4 orang (40%) tidak mengalami kecemasan. Kecemasan dapat dialami oleh semua orang yang hospitalisasi,
4
dimana terjadinya kecemasan disebabkan oleh pengalaman yang tidak pernah di rawat, takut dengan perkembangan penyakit dan takut dengan tindakan selama perawatan di Rumah Sakit. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kecemasan remaja yang menjalani perawatan (Hospitalisasi) di RSUD Tugurejo Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kecemasan anak remaja yang menjalani perawatan (Hospitalisasi) di RSUD Tugurejo Semarang.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan anak remaja yang menjalani perawatan (Hospitalisasi) di RSUD Tugurejo Semarang.
5
2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi dampak cedera tubuh dan nyeri anak remaja di RSUD Tugurejo Semarang. b. Mengidentifikasi dampak privacy anak remaja akibat sakit di RSUD Tugurejo Semarang. c. Mengetahui hubungan dampak cedera tubuh dan nyeri anak remaja dengan tingkat kecemasan remaja yang dirawat di RSUD Tugurejo Semarang. d. Mengetahui hubungan dampak privacy anak remaja dengan tingkat kecemasan remaja yang dirawat di RSUD Tugurejo Semarang.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak terkait : 1. Pasien dan Keluarga Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti (evidence base) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan remaja yang dirawat di Rumah Sakit, sehingga dapat digunakan oleh remaja atau keluarga untuk mengurangi kecemasan dengan mengatasi faktor-faktor tersebut, sehingga dapat menurunkan dampak-dampak negatif dari respon kecemasan.
6
2. Perawat Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti (evidence base) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan remaja yang dirawat di Rumah Sakit sehingga dapat dijadikan rujukan oleh perawat untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan remaja yang menjalani hospitalisasi dan dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan dengan mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor tersebut. 3. Peneliti Hasil penelitian ini sebagai tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya dengan menambahkan variabel lain misal motivasi, persepsi dengan kecemasan pada anak remaja sebagai dampak hospitalisasi.
E. Bidang Ilmu Bidang ilmu yang diteliti adalah ilmu kesehatan, khususnya keperawatan jiwa pada anak remaja.