BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pemasaran semakin disadari penting dalam kegiatan bisnis. Perluasan pasar dalam bentuk ekspor misalnya semakin disadari sulit berhasil, apabila tidak ditunjang oleh penyediaan produk yang memiliki keunggulan kompetitif dan strategi pemasaran yang memadai untuk bersaing dalam pasaran dunia.1 Sebab pemasaran merupakan aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas program – program yang dirancang untuk menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi kebutuhan perorangan atau kelompok berdasarkan asas saling menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan distribusi.2 Hal ini membuat para pengusaha industri batik khususnya di Pekalongan harus bekerja keras agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Aktivitas pemasaran memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan. Persaingan dalam dunia bisnis batik saat ini mengharuskan para pelaku bisnis batik untuk melakukan suatu kegiatan pemasaran yang
1
Ronald Naongi, Menentukan Strategi Pemasaran dalam Menghadapi Persaingan, Cet. 1, Jilid 1, (Jakarta : Rajawali, 1998), hlm. 129. 2
Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2002), hlm. 99.
1
2
profesional, sehingga masyarakat tertarik dan berminat terhadap produknya. Dalam memasarkan produknya seorang pemasar harus pandai membaca situasi pasar baik sekarang maupun yang akan datang. Artinya pemasar harus cepat tanggap terhadap apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Salah satu usaha industri batik yang ada di Pekalongan yaitu Batik Asky merupakan usaha home industry yang beralamatkan di Jalan Sutan Syahrir Pasirsari RT 05/ RW 08 gang 3 Pekalongan Barat dan toko beralamatkan di pasar Banjarsari blok C, kota Pekalongan. Pemilik Batik Asky yaitu Ibu Asma’ul Khusna.3 Banyaknya bisnis batik yang ada di daerah Pekalongan, maka akan terjadi suatu keadaan persaingan antar bisnis batik. Karena bergerak pada jalur pemasaran maka setiap perusahaan mempunyai cara dan strategi pemasaran untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya. Dengan strategi pemasaran yang baik, diharapkan dapat menjadi syarat utama untuk mencapai tujuan perusahaan. Guna mencapai tujuan, Batik Asky sebagai perusahaan membutuhkan sebuah strategi pemasaran yang baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Kemudian, diberbagai jenis bisnis yang menerapkan strategi untuk memasarkan produknya salah satunya adalah marketing mix atau bauran pemasaran. Dari sekian banyak strategi, marketing mix atau bauran pemasaran menjadi dasar bagi setiap pelaku bisnis dalam memulai bisnisnya karena terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan demi mendorong kesuksesan dalam berbisnis. 3
Asma’ul Khusna, Pemilik Usaha Batik Asky, Wawancara Pribadi, di rumah pribadi, pasirsari Pekalongan, cuaca panas, Jumat, 18 Maret 2016, 09.12 WIB.
3
Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk, harga, promosi, dan distribusi. Kemudian, disisi pembeli perlu juga diperhatikan terkait bagaimana mengikat pembeli agar tetap setia dan puas dengan produk yang dimiliki, dengan kata lain kepuasan pelanggan atau konsumen menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan demi menjaga kelangsungan bisnisnya serta mendapatkan kepercayaan dari para pembeli. Setiap perusahaan selalu berusaha agar produk yang dihasilkan dapat terjual atau dibeli oleh konsumen akhir yang memadai sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Namun, semua umat Islam dalam menjalankan aktivitas usahanya diwajibkan menerapkan etika Islami dalam bisnis.4 Realita saat ini banyak praktik pemasaran yang mengabaikan etika. Contohnya strategi pemasaran dengan menampilkan iklan yang tidak etis, salah satunya iklan pada industri telekomunikasi. Setiap operator telekomunikasi mengaku menawarkan tarif termurah, bahkan ada kecenderungan menjatuhkan pesaing di pasaran.5 Dari kasus di atas terlihat bahwa kejujuran merupakan sesuatu yang semakin langka bagi perusahaan dan tak hanya langka, kejujuran bisa menjadi komponen penting bagi daya saing suatu perusahaan. Dari sinilah kemudian 4
Muhammad Tahlil, “Implementasi Pemasaran Produk BMT dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di BMT Amanah Ummah)”, http://eprints.ums.ac.id/25707/13/NASKAH_PUBLIKASI.PDF (Diakses Tanggal 7 Januari 2016, 10.38 WIB). 5
Philip Kotler & Kevin Lane Keller (ed), Manajemen Pemasaran, edisi 12 jilid ke-1, (Indonesia : PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007), hlm. 325.
4
muncul paradigma baru dalam pemasaran, yang dilandasi oleh kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu kejujuran, moral dan etika. Dalam bisnis Islami sangat mengedepankan adanya konsep rahmat dan ridha, baik dari penjual pembeli, sampai dari Allah SWT. Dengan demikian, aktivitas pemasaran harus didasari pada etika dalam bauran pemasarannya.6 Karena itu marketing islami menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar.7 Dengan adanya etika bisnis Islam dalam pemasaran, maka seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islami, yang memperhatikan kepentingan masyarakat umum secara keseluruhan. Namun tidak dapat dipungkiri pula, banyak pemasar yang tidak mengacu pada konsep pemasaran seperti ini. Karena realitanya, dilihat dari segi pendapatan profit, konsep pemasaran dengan selalu memperhatikan kepentingan masyarakat, adalah program jangka panjang. Sementara dalam konsep bisnis, orang cenderung berprinsip time is money. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan strategi pemasaran yang diterapkan di Batik Asky sehingga usahanya mampu bersaing dengan pengusaha batik lain dan mampu bertahan sampai sekarang, dan apakah penerapan strategi pemasaran di Batik Asky sesuai atau tidak dengan etika bisnis Islam. Berdasarkan pernyataan di atas, maka penelitian ini memiliki pertimbangan dalam memilih Batik Asky sebagai objek kajian dalam penelitian 6
Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2002), hlm. 100. 7
Veithzal Rivai, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Produk Marketing Rasulullah saw, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 156.
5
ini. Pertama, omset Batik Asky yang semakin tahun meningkat, dari tahun 2013-2015 yaitu tahun 2013 mencapai 94.400.000, tahun 2014 mencapai 96.695.000, dan tahun 2015 mencapai 106.020.000. Kedua, Batik Asky memiliki corak batik yang paling diminati di pasaran yaitu corak putihan dan nom-nom’an yang membuat Batik Asky mampu di sukai para konsumen.8 Berdasarkan uraian diatas, maka untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP
STRATEGI
PEMASARAN
PADA
BATIK
ASKY
PEKALONGAN.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan pada usaha Batik Asky di Pekalongan? 2. Bagaimana penerapan strategi pemasaran pada usaha Batik Asky di Pekalongan dalam perspektif etika bisnis Islam?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
Asma’ul Khusna, Pemilik Usaha Batik Asky, Wawancara Pribadi, di rumah pribadi,Pasirsari Pekalongan, cuaca panas, Jumat, 18 Maret 2016, 09.30 WIB.
6
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan pada usaha Batik Asky di Pekalongan. 2. Untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran pada usaha Batik Asky di Pekalongan dalam perspektif etika bisnis Islam.
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Kegunaan Teoritis a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya terkait tentang strategi pemasaran. b. Dengan mengetahui penerapan strategi pemasaran dalam perspektif etika bisnis Islam bagaimana peran dan fungsi strategi pemasaran yang sesungguhnya dalam pendidikan. 2. Kegunaan Praktisi a. Bagi usaha Batik Asky Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kelayakan usaha Batik Asky dari penerapan strategi pemasaran serta tinjauan etika bisnis Islam. b. Bagi Penulis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai kelayakan usaha serta etika bisnis Islam dengan pendekatan strategi pemasaran pada Batik Asky.
7
c. Bagi Pembaca Mampu menambah literatur dan referensi serta bahan acuan bagi pihak yang berminat dalam permasalahan penelitian ini. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan pendekatan Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) artinya data - data yang digunakan dalam penelitian diperoleh melalui
studi
lapangan
dengan
cara
mengamati,
mencatat
dan
mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di lapangan, kemudian dilihat dari pendekatannya peneliti lebih cenderung menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati.9Alasan
menggunakan
pendekatan
kualitatif
karena
untuk
memperoleh gambaran mendalam mengenai objek penelitian yaitu mengenai bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam etika bisnis Islam, selain itu juga pendekatan ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-sifat dari suatu fenomena yang diselidiki.10
9
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hlm. 23. 10
Masyhuri dan Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hlm. 40
8
2. Tempat dan Waktu Penelitian Sesuai dengan judul, lokasi penelitian yang dipilih adalah Batik Asky yang beralamatkan di Jalan Sutan Syahrir Pasirsari RT 05/ RW 08 gang 3 Pekalongan Barat dan toko beralamatkan di pasar Banjarsari blok C, kota Pekalongan. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2016 sampai selesai.
3. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini bersumber dari beberapa data yaitu data primer, data tersebut berupa hasil wawancara dengan pemilik atau pengelola usaha Batik Asky Pekalongan, serta pihak – pihak yang terkait dalam penelitian ini. Dan data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia serta buku-buku, jurnal yang berkaitan dengan tema skripsi ini. Data sekunder dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung data primer yaitu untuk menganalisis sumber, penyaluran dan strategi pemasaran (bauran pemasaran) di Batik Asky Pekalongan. Sedangkan objeknya adalah bauran pemasaran (marketing mix), tepatnya tinjauan etika bisnis Islam terhadap strategi pemasaran pada Batik Asky Pekalongan.
9
4. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Data kualitatif berupa profil usaha serta data – data untuk keperluan implementasi strategi pemasaran. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian digolongkan menjadi data primer dan data sekunder yang diklasifikasikan sebagai berikut :11 a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung seperti hasil wawancara. Data yang dikumpulkan secara langsung dari pihak – pihak terkait guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan strategi pemasaran dan etika bisnis dalam Islam pada Batik Asky. Data tersebut berupa hasil wawancara dengan pemilik maupun pengelola usaha, serta pihak – pihak yang terkait dalam penelitian ini. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia, serta buku-buku.12 Data sekunder dalam penelitian ini
11
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Cet. 1, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 17. 12
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91.
10
digunakan untuk mendukung data primer yaitu untuk menganalisis sumber, penyaluran dan strategi pemasaran di Batik Asky.
5. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi langsung.13 Peneliti akan mengadakan tanya jawab dengan ibu Asma’ul Khusna sebagai pemilik usaha Batik Asky serta pihak – pihak terkait untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan di Batik Asky. b. Observasi (pengamatan) Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.14 Peneliti akan mengadakan observasi mengenai lokasi usaha bisnis atau toko, proses produksi. c. Dokumentasi Dokumentasi
adalah
sumber
data
yang
digunakan
untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto),
13
Muri Yusuf, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Cet. Ke-1, Edisi ke-1, (Jakarta : Prenamedia Group, 2014), hlm.372. 14
Imam Gunawan (Ed), Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, Cet. ke-3, edisi 1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2015), hlm. 143 .
11
yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.15 Dalam teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ini penelitian menyelidiki data – data yang bersifat sekunder. 6. Validitas Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sebagai alat pengecekan keabsahan data yang diperoleh. Teknik pengecekan data bertujuan untuk menguji keabsahan atau kebenaran data yang dikumpulkan oleh peneliti.16 Data penelitian kualitatif yang berupa kata-kata, kalimat, statement, perilaku dan kejadian yang berhasil dikumpulkan dan telah diberi kode, kemudian dianalisa kebenarannya. Triangulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.17 Penelitian
ini
melakukan
pengecekan
dengan
menggunakan
triangulasi metode. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang valid. Triangulasi metode yaitu untuk menganalisa data dan informasi dengan menggunakan minimal dua metode. Jika informasi atau data yang berhasil didapatkan (misalnya dari wawancara) perlu diuji kebenarannya dengan hasil observasi. Triangulasi metode ini akan menghasilkan data yang
15
Imam Gunawan (Ed), Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik... hlm. 178 . 16
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 319-323 17
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Edisi ke-1, Cet. Ke-1, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm. 102.
12
sebenarnya, karena telah diuji dengan menggunakan dua metode. Jadi kegiatan triangulasi metode terdiri atas : 18 a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Gambar 1.1 Triangulasi Metode19 Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Pengecekan data dengan menggunakan triangulasi metode didapat dari
metode
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi
yang
akan
dibandingkan hasilnya.
7. Teknik Analisis Data Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti meliputi tiga kegiatan, yaitu :20 a. Reduksi data
18
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis... hlm. 102. 19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hlm. 372 20
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian : Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 211-212.
13
Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema dan polanya. b. Pemaparan data Pemaparan data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Penarikan Simpulan Penarikan simpulan yaitu hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum meliputi : uraian latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan pustaka yang meliputi : landasan teori yang berisi teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian yaitu pemasaran, strategi pemasaran (bauran pemasaran) dan etika bisnis Islam, kerangka berfikir serta penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah
14
penelitian, baik berupa jurnal penelitian maupun karya ilmiah (tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, artikel jurnal).
Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini berisikan tentang metode penelitian yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, tempat dan waktu, subjek dan objek penelitian, langkah- langkah penelitian yang berisi jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisa data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini menjelaskan mengenai analisis implementasi bauran pemasaran (product, price, place dan promotion) pada Batik Asky dan analisis implementasi bauran pemasaran (product, price, place dan promotion) pada Batik Asky dalam perspektif etika bisnis Islam.
Bab V Penutup Dalam bab ini berisi bagian penutup yang memaparkan kesimpulan dan saran dari penelitian tersebut.