BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Cekungan Salawati yang terletak di kepala burung dari Pulau Irian Jaya, merupakan cekungan foreland asimetris yang memiliki arah timur – barat dan berlokasi pada batas utara Lempeng Indo – Australia. Cekungan ini dibatasi oleh zona deformasi Sesar Sorong pada bagian utara dan barat, serta dibatasi pada bagian selatan dan timur oleh Geoantiklin karbonat Misool – Onin berumur Miosen dan Tinggian Ayamaru. Cekungan Salawati merekam sejarah stratigrafi dan tektonik dari Paleozoik hingga sekarang (Satyana, 1999). Sesar sinistral Sorong merupakan pengontrol perkembangan Cekungan Salawati, terutama terhadap struktur geologi yang ada pada cekungan ini. Cekungan Salawati merupakan salah satu cekungan potensial yang ada di Indonesia Timur. Batuan sumber cekungan ini berasal dari marine shales Formasi Klasafet dengan reservoar utamanya berada di Formasi Kais. Eksplorasi di Cekungan Salawati memiliki target play baru berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh JOB Pertamina – Petrochina Salawati. Target ini berupa Naturally Fractured Reservoir (NFR) yang berada pada batuan kristalin yang mendasari Cekungan Salawati. Lapangan “DAM” adalah lapangan yang prospek akan kandungan hidrokarbon dengan reservoar utama pada Formasi Kais. Untuk potensi reservoar pada batuan dasar sendiri, sekarang ini masih dilakukan studi untuk menentukan play concept
1
2
yang ada. Secara umum, lapangan ini dikelilingi oleh lapangan – lapangan produksi hidrokarbon lainnya dengan reservoar dari Formasi Kais. Dua sumur di lapangan ini menembus hingga batuan Pra-Tersier yang terdapat pada Cekungan Salawati. Dari laporan dua sumur ini, diketahui bahwa terdapat batuan granit sebagai batuan dasar di Cekungan Salawati. Selain itu, terdapat juga granite wash dan juga core granit dari pemboran sumur – sumur eksplorasi ini. Struktur geologi yang terdapat pada lapangan ini terdiri dari sesar – sesar muda dan tua yang dipengaruhi oleh evolusi Cekungan Salawati. Naturally Fractured Reservoir / NFR adalah batuan yang memiliki bidang retakan atau celah yang terbentuk secara alami karena terkena adanya gaya kohesi dan menyebabkan batuan tersebut berpotensi menjadi reservoar. Menurut Landes dkk (1960), batuan dasar secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu batuan beku dan batuan metamorf dimana batuan ini memiliki hubungan yang tidak selaras dengan batuan sedimen yang menumpanginya. Analisis NFR dengan menggunakan seismik secara umum dapat dilakukan dengan memodelkan horizon batuan dasar untuk mengetahui struktur – struktur yang ada di bawah permukaan. Selain itu, keterdapatan rekahan dapat diidentifikasi dengan menggunakan atribut seismik kurvatur. Analisis pembentukan arah gaya dominan pada granit menjadi salah satu kunci penting untuk analisis distribusi rekahan pada batuan Pra-Tersier yang ada di Lapangan “DAM”, Cekungan Salawati. Penelitian mengenai naturally fractured reservoir di Cekungan Salawati dilakukan untuk mencari alternatif lain adanya potensi cadangan hidrokarbon baru di cekungan ini. Hal inilah yang
3
melatarbelakangi penulis melakukan penelitian “Identifikasi Naturally Fractured Reservoir Pada Batuan Dasar Pra-Tersier Berdasarkan Data Seismik di Lapangan “DAM”, Cekungan Salawati.”
I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dilakukannya penelitian ini adalah melakukan analisis persebaran rekahan pada batuan Pra-Tersier di Lapangan “DAM”, Cekungan Salawati dan kaitannya dengan potensi naturally fractured reservoir. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui distribusi rekahan terbuka pada batuan dasar Pra-Tersier di lokasi penelitian, 2. Mengetahui arah gaya pembentuk sesar dan rekahan serta kaitannya terhadap umur relatif sesar di lokasi penelitian, 3. Mengetahui keterdapatan rekahan terbuka dan potensi reservoar batuan dasar terrekahkan di lokasi penelitian.
I.3. Lokasi Penelitian
Gambar 1.1. Lokasi penelitian Lapangan “DAM” (kotak hitam), di Cekungan Salawati (Satyana, 2003 dan Google Earth, 2015).
4
Lokasi penelitian berada di Lapangan “DAM”, Cekungan Salawati yang secara geografis terletak di Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat yang terletak di sebelah barat Selat Sele. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1.
I.4. Rumusan Masalah Penelitian yang terfokus pada batuan Pra-Tersier khususnya di Lapangan “DAM”, Cekungan Salawati masih jarang dikemukakan. Dalam penelitian yang dilakukan ini, rumusan masalah yang dibahas oleh penulis antara lain: 1. Bagaimana distribusi rekahan di batuan dasar Pra-Tersier pada Lapangan “DAM”? 2. Bagaimana kaitan rezim gaya regional terhadap sesar dan pembentukan rekahan yang ada pada batuan dasar? 3. Apakah rekahan pada batuan dasar Pra-Tersier dapat berpotensi sebagai Naturally Fractured Reservoir?
I.5. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penulis memberikan batasan masalah pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada batuan dasar Pra-Tersier yang ada di Lapangan “DAM”, Cekungan Salawati yang terletak di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. 2. Data yang ada berupa data sumur, sayatan tipis dari batuan inti, dan seismik 3D.
5
3. Penelitian difokuskan pada interpretasi horizon batuan dasar Pra-Tersier berupa Formasi Kemum dan intrusi granit serta struktur geologi (terutama sesar dan rekahan) dengan menggunakan data sumur dan seismik 3D untuk mencari tegasan arah gaya pembentuknya. 4. Analisis gaya dan dan umur dilakukan pada sesar – sesar mayor yang berpengaruh terhadap rekahan yang ada pada batuan granit. 5. Penelitian difokuskan pada rekahan tektonik yang merupakan rekahan alami akibat adanya pengaruh tektonik lokal maupun regional. 6. Penelitian dilakukan untuk mencari pengaruh gaya regional terhadap pembentukan rekahan yang ada pada batuan granit serta distribusinya. 7. Validasi interpretasi dilakukan dengan membandingkan hasil analisis data rekahan dan sesar dengan data regional.
I.6. Peneliti Terdahulu Adapun peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian di sekitar daerah yang diteliti ini, antara lain : 1. Pieters dkk (1983), mengemukakan stratigrafi yang ada di Irian Jaya bagian barat termasuk Cekungan Salawati. Penelitian yang dilakukan ini menghasilkan Peta Geologi Irian Jaya bagian barat dengan skala 1:250.000. Irian Jaya dan Papua New Guinea dapat dibagi menjadi tiga zona dengan trend arah timur yang dapat dibedakan secara stratigrafi, tektonik, dan sejarah magmatisme. Distribusi dan perbedaan zona ini merupakan hasil interaksi antara Lempeng Indo – Australia dengan Lempeng Pasifik yang terjadi pada Awal Jurasik.
6
Distribusi unit stratigrafi disajikan pada Peta Geologi Irian Jaya dengan skala 1:250.000. 2. Satyana (2003), mengemukakan mengenai Sesar Sorong dan pembalikan Cekungan Salawati. Cekungan Salawati merupakan foreland basin yang memiliki arah timur – barat dan terletak di batas sebelah utara Lempeng Indo – Australia. Studi seismik dan stratigrafi regional menunjukkan bahwa stratigrafi cekungan dari Paleozoik hingga sebelum Pliosen menebal ke arah selatan – tenggara yang mengindikasikan pusat deposisi yang berada di selatan. Pada Mio-Pliosen, cekungan miring ke arah barat – barat daya dan sejak Pliosen cekungan mengalami penurunan secara cepat ke arah utara – barat laut, membentuk pusat deposisi yang sekarang. Petroleum system di Cekungan Salawati sangat dikontrol oleh pembalikan ini. Pada penelitian ini juga digambarkan mengenai Stratigrafi Regional Cekungan Salawati yang akan dibahas lebih lanjut pada Bab II. 3. Riadini (2009), melakukan penelitian mengenai kinematika Sesar Sorong
sebagai implikasi terhadapat evolusi struktur Cekungan Salawati. Pergerakan dari Zona Sesar Sorong merupakan pergerakan rotasi dan translasi yang memisahkan Cekungan Salawati dari daerah Kepala Burung, Papua dengan tinggian batuan dasar sebagai batas cekungan. Pergerakan inilah yang membentuk Cekungan Salawati dan struktur – struktur geologi yang ada di cekungan ini. Mekanisme deformasi ini aktif sejak Miosen Akhir dan berhubungan dengan tumbukan antara lempeng Pasifik dan lempeng passive margin barat laut Australia.
7
4. Khair dkk (2013), melakukan penelitian mengenai pemetaan bawah permukaan dari rekahan alami di Cekungan Cooper, Australia Selatan. Rekahan dapat dilihat berdasarkan data seismik dengan melakukan ekstraksi atribut seismik (curvature, ant-tracking, dan variance). Intensitas rekahan yang tinggi dapat ditemukan pada daerah di sekitar bidang sesar. Aplikasi dari ekstraksi atribut seismik pada horizon ini dapat digunakan untuk melakukan deliniasi fitur struktur – struktur yang ada pada horizon seismik.