1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan gambut seluas 27.000.000 ha yang terpusat di pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak, organik, sulit dipindahkan, serta mempunyai daya dukung yang sangat rendah. Karena itu, untuk konstruksi diperlukan penelitian terhadap sifat-sifat teknik gambut yang mencakup daya dukung, besar dan waktu penurunan, ketebalan serta jenis tanah yang berada di bawahnya. Gambut hanya mungkin terbentuk apabila terdapat limpahan biomass atau vegetasi
pada
suatu
kawasan
yang
mengalami
hambatan
dalam
proses
dekomposisinya. Faktor penghambat utama tersebut adalah genangan air sepanjang tahun atau kondisi rawa. Dalam konteks yang demikian, hutan sebagai penghasil limpahan biomass, khususnya pada lokasi yang selalu tergenang air adalah merupakan kawasan potensial terbentuknya gambut. Namun, tidak semua lokasi hutan dapat membentuk lahan-lahan bergambut. Pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan diharapkan dapat mewujudkan terpeliharanya lingkungan lahan gambut secara lestari, serta meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Permasalahan yang timbul pada pengembangan lahan gambut adalah akibat pemanfaatan yang kurang bijaksana dan tidak memperhatikan asas berkelanjutan.
2 Dewasa ini salah satu aktivitas pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia ialah penyediaan prasarana fisik seperti pembangunan prasarana jalan, membuka lahan pertanian dan penyediaan lahan pemukiman. Penggunaan lahan gambut sebagai areal pembangunan baik pertanian, hunian, maupun infrastruktur, termasuk jalan, akhir-akhir ini terlihat semakin meningkat. Sementara selama ini orang membuat jalan di atas gambut dengan menggunakan alas rangkaian kayu gelondongan, untuk memperbaiki daya dukung gambut dan menyeragamkan penurunan, sehingga memerlukan pembabatan hutan. Sebagian dari aktivitas itu berada di atas lahan tanah gambut dengan ketebalan yang bervariasi dan memiliki daya dukung yang sangat rendah (extremely low bearing capacity). Akibatnya banyak menimbulkan masalah bagi konstruksi yang harus dibangun di atas lapisan tanah gambut. Umumnya diakibatkan oleh rendahnya daya dukung, sifat permeabilitas yang tinggi dan sifat pemampatan (konsolidasi) yang sangat tinggi, terutama kompresi sekunder yang memakan waktu lama. Tidak sedikit kerusakan jalan yang terjadi dalam waktu yang relatif lebih cepat dari umur rencana dan seringkali memerlukan biaya yang cukup besar dalam rangka pembinaan jalan pada lokasi tersebut. Stabilisasi merupakan salah satu metoda yang dikenal dalam rekayasa sipil dalam hal memperbaiki perilaku suatu tanah dengan harapan dapat meningkatkan kekuatan (strength) tanah yang bersangkutan. Stabilisasi kimia adalah salah satu dari beberapa metoda yang dikenal.
3 Pembangunan dan teknologi yang terus berkembang, menuntut kecepatan hasil dalam perencanaan dan perancangan pekerjaan teknik sipil yang matang dan akurat. Pengunaan program – program aplikasi dengan bantuan komputer diharapkan dapat membantu dalam merencanakan dan mendisain konstruksi bangunan. Untuk itu,penggunaan aplikasi program komputer digunakan untuk membantu kecepatan pengerjaan perhitungan serta membantu dalam menentukan disain yang tepat guna. Aplikasi komputer yang digunakan pada penelitian ini adalah Program Plaxis
1.2. Identifikasi Masalah Beberapa hal yang mungkin menjadi masalah pada konstruksi lahan gambut adalah: a. Karena lahan gambut terletak di daerah rawa dan rawan banjir, maka timbunan yang hanya berkisar antara 0,5 - 0,8 meter saja tidak cukup tinggi untuk membuat badan jalan agar dapat mengatasi banjir tersebut. b. Kalau diperlukan timbunan yang lebih tinggi lagi, maka perlu ditingkatkan daya dukungnya, yaitu dengan cara-cara tradisional atau dengan teknologi maju yang masih sedang dikembangkan. c. Bahan baku konstruksi jalan sulit diperoleh di daerah-daerah lahan gambut. d. Masalah timbunan badan jalan untuk mendapatkan ketinggian permukaan yang aman dari bahaya air banjir, dan pemasangan gorong-gorong yang berfungsi sebagai alternatif untuk melewatkan air permukaan yang melewati badan jalan menuju ke tempat yang lebih rendah.
4 e. Keruntuhan tanah dasar di bawah timbunan akibat daya dukungnya yang tidak cukup kuat untuk memikul berat sendiri timbunan, dan penurunan timbunan akibat mampatnya lapisan tanah lembek di bawah timbunan yang disebabkan oleh proses konsolidasi. f. Alternatif teknologi penanggulangan pada pembuatan konstruksi timbunan jalan diatas tanah Gambut.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat dasar dan perilaku tanah gambut terhadap konstruksi yang akan dibangun pada lokasi yang diteliti, agar dapat diketahui tinggi timbunan yang diperlukan dan diijinkan, serta mengetahui penggunaan yang lebih tepat guna antara alternatif teknologi penanggulangan antara geosintetik maupun material bambu yang mungkin gunakan pada lahan gambut. Semua diaplikasikan serta dianalisa dengan menggunakan program Plaxis. Sehingga dapat diketahui berapa
besar penurunan tanah yang
mungkin terjadi dengan skala faktor keamanan tertentu. Manfaat dasar yang diharapkan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang konstruksi lahan gambut, untuk mengetahui besar faktor keamanan dan penurunan tanah pada lahan gambut, baik tanpa ataupun dengan perkuatan, menambah kemampuan perancangan dalam desain konstruksi teknik sipil, serta menambah keterampilan dalam penggunaan aplikasi program komputer.
5 1.4. Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, analisa yang dilakukan terbatas pada satu sampel proyek data tanah yang terdapat didaerah Sumatera (Rantau) dengan 3 data bore hole. Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah : 1.
Terbatas pada penggunaan material Geosintetik ( Jenis geotekstil non woven ) dan material Bambu (Corduroy dan Cerucuk Bambu) untuk konstruksi timbunan jalan perkebunan.
2.
Beban yang diberikan dibatasi pada pemberian beban 2 ton dengan asumsi beban berjalan.
3.
Tinggi timbunan yang diharapkan adalah sebesar 1 meter .
4.
Jenis timbunan Sirtu ( pasir batu ) dan Lempung tanpa spesifikasi tertentu.
5.
Penghitungan dilakukan dengan program Plaxis versi Plaxis 7.11.
6.
Analisa tingkat efektifitas melalui besar faktor keamanan dan penurunan tanah dari hasil penghitungan dengan Plaxis 7.11, baik dengan dan tanpa Perkuatan.
7.
Hasil akhir berupa besar faktor keamanan yang diijinkan.
8.
Besar penurunan tanah yang terjadi.
6 1.5
Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri dari lima bab yaitu: •
Bab I Pendahuluan, membahas latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
•
Bab II Tinjauan pustaka, membahas tentang Gambut ( Sifat, Jenis, Klasifikasi, Sejarah, serta pengujian tanah), Geosintetik dan Bambu, Metode elemen hingga, Program Plaxis secara umum.
•
Bab III Metodologi, membahas metodologi pengumpulan data, metodologi
penelitian,
penyelidikan
lapangan
dan
pengujian
laboratorium, serta struktur program Plaxis. •
Bab IV Pembahasan, Berisi data proyek, Penggunaan program Plaxis untuk mencari faktor keamanan, Hasil penurunan tanah, Pembahasan hasil.
•
Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari permasalahan dalam penulisan dan saran.