SUMATERA
KALIMANTAN
IRIAN JAYA
JAVA
STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDA ACEH Jl. T. Nyak Arief Komplek Keistimewaan Aceh, Jeulingke-Banda Aceh, 23114
E-mail :
[email protected] Website : http //karantinaaceh.pertanian.go.id
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmatnya juga Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019 ini telah dapat diselesaikan. Rencana strategis ini diharapkan dapat membangun komunikasi yang baik antara Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dengan Badan Karantina Pertanian, instansi lain yang terkait, pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya.
Stasiun
Karantina
Pertanian
Kelas
I
Banda
Aceh
akan
meningkatkan peran melalui perlindungan kelestarian sumber daya hayati hewan dan tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), kemudian mendukung terwujudnya keamanan pangan, memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian, serta meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik. Rencana Strategis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tugas dan tanggung jawab Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dalam penyelenggaraan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh akan terus dilakukan penyempurnaan mengikuti perkembangan lingkungan strategis. Demikian Renstra 2015-2019 ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Diharapkan rencana strategis
Stasiun
meningkatkan
Karantina
kontribusi
Pertanian terhadap
Kelas
I
Banda
perekonomian
Aceh
nasional
dapat dan
kesejahteraan masyarakat. Banda Aceh, Juni 2015 Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Drh. Saifuddin Zuhri Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
i
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
.......................................................................... i ......................................................................... ii
1. BAB I ......................................................................... 1 Pendahuluan ......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Tujuan ......................................................................... 2 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................. 4 a. Tugas Pokok ......................................................................... 4 b. Fungsi ......................................................................... 4 1.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas ......................................... 5 2. BAB II ......................................................................... 6 Profil ......................................................................... 6 2.1 Karakteristik ......................................................................... 6 2.2 Geografis ......................................................................... 6 2.3 Data Frekuensi/volume lalu lintas ............................................... 7 a. Karantina Hewan ...................................................................... 7 b. Karantina Tumbuhan ............................................................... 8 3. BAB III ....................................................................... 10 Rencana Strategi ....................................................................... 10 3.1 Visi ....................................................................... 10 3.2 Misi ....................................................................... 11 3.3 Sasaran ....................................................................... 12 3.4 Program dan Kegiatan ................................................................ 13 3.5 Permasalahan ....................................................................... 15 a. Operasional ....................................................................... 15 b. Non Operasional ..................................................................... 15 3.6 Analisis Resiko ....................................................................... 16 a. Faktor Internal ....................................................................... 16 - Kekuatan (strengths) ............................................................. 16 - Kelemahan (weaknesses) ...................................................... 17 b. Faktor Eksternal ..................................................................... 18 - Peluang (oppurtinities) ........................................................... 18 - Tantangan (threats) ............................................................... 18 3.7 Rencana Kerja Lima Tahunan ..................................................... 19 a. Penguatan Kelembagaan ......................................................... 19 b. Penguatan SDM ...................................................................... 27 c. Pengembangan Infrastruktur/sarana/prasarana ..................... 28 d. Akreditasi Laboratorium.......................................................... 28 Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
ii
3.8 Kerangka Pendanaan .................................................................. 30 3. BAB IV Penutup
....................................................................... 31 ....................................................................... 31
Lampiran
....................................................................... 32
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Salah fungsi utama Kementerian Pertanian yang diperankan oleh Badan Karantina Pertanian pertanian
yang
adalah berkaitan dengan penyediaan sumber saya
berkelanjutan
guna
menjamin
keamanan
pangan.
Pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan sertifikasi. Oleeh karena itu penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan diperlukan guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis Kementerian
Pertanian,
yaitu
peningkatan
ketahanan
pangan
dan
peningkatan nilai tambah dan daya saing. Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA), keberadaan tugas, fungsi dan peran Badan Karantina Pertanian memiliki keterkaitan erat dengan agenda-6 “peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda-7”mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor
strategis
ekonomi
domestik”.
Dengan
demikian, keberadaan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh yang merupakan unit pelaksana teknis yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Badan Karantina Pertanian turut berkontribusi guna mendukung dan mewujudkan visi untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan terbangun pasar tunggal dan basis produksi, dimana terdapat aliran barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil yang lebih bebas, kawasan berdaya saing tinggi, pembangunan ekonomi merata. Wujud kinerja MEA 2015 dari sisi karantina adalah fasilitasi kelancaran arus barang/produk pertanian yang diperdagangkan.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
1
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian, Departemen Pertanian. Sesuai dengan
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian 1.2
TUJUAN Adapun tujuan dari penyelenggaraan karantina meliputi : 1. Terjaganya sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK; 2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan; 3. Pengendalian
importasi
dan
percepatan
eksportasi
melalui
pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK; 4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksaan perkarantinaan; 5. Mewujudkan pelayanan prima. Mengacu pada Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian, maka Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh disusun dalam rangka mendukung upaya implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja dengan perspektif jangka menengah sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Strategis disusun untuk menjamin keterkaitan
dan
konsistensi
antara
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya, baik manusia maupun dana, secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Renstra ini disusun juga sebagai wujud pertanggungjawaban
kinerja
instansi
pemerintah,
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
dalam
hal
ini
2
pertanggungjawaban kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh. Rencana Strategis merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang berisi visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan strategi UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh. Salah satu rencana strategis yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan adalah menjaga kelestarian sumber
daya
alam
hayati,
hewan,
ikan
dan
tumbuhan
melalui
penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikastif untuk mewujudkan visi dan misi Badan Karantina Pertanian. Oleh karena itu arah kebijakan dan strategi Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh tahun 2015-2019 sebagai berikut: 1. Memperkuat
sistem
perkarantinaan
pertanian
dan
pengawasan
keamanan hayati yang modern, tangguh dan terpercaya melalui strategi: a. Peningkatan sistem karantina hewan dan kemanan hayati hewani; b. Peningkatan sistem karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati; c. Peningkatan
kualitas
pelayanan
karantina
pertanian
dan
pengawasan keamanan hayati; d. Peningkatan kualitas penyelenggaran laboratorium; e. Peningkatan pengembangan sistem informasi perkarantinaan; f. Dukungan manajemen, penguatan kelembagaan, penguatan SDM dan pengembangan infrastruktur (sarana/prasarana). 2. Mengikutsertakan
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
karantina
melalui strategi peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat tentang perkarantinaan. Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
3
Dokumen Rencana Strategis selanjutnya akan menjadi pedoman dalam : 1. Penyusunan rencana kinerja (performance plan) 2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran ( workplan dan budget) 3. Menyusun penetapan kinerja (performance agreement) 4. Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan di lingkungan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh 5. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh. 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas Pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh memiliki tugas untuk melaksanakan “operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati”. b. Fungsi Dalam melaksanakan tugas, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh melaksanakan fungsi sebagai berikut : 1. Melaksanakan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan; 2. Melaksanakan tindak karantina 8P HPHK dan OPTK; 3. Melaksanakan Pemantauan Daerah Sebar HPHK dan OPTK; 4. Melaksanakan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK; 5. Melaksanakan pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati; 6. Melaksanakan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan 7. Melaksanakan
pemberian
pelayanan
operasional
pengawasan
keamanan hayati, hewani dan nabati; 8. Melaksanakan
pengelolaan
sistem
informasi,
dokumentasi,
dan
sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
4
9. Melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan
dibidang
karantina
hewan,
karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati; 10. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga; 1.4 Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas Stasiun
Karantina
Pertanian
dalam
melaksanakan
tugas
dan
wewenangnya mengacu pada beberapa landasan hukum, antara lain sebagai berikut : a. undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan lembaran Negara Nomor 3851); b. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; c. Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; d. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan; e. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan; f. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan; g. Keputusan
Kepala
Badan
Karantina
Pertanian
Nomor
822/Kpts/OT.160/06/2015 tentang Penetapan Rencana Strategi Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
5
BAB II PROFIL STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDA ACEH 2.1 Karakteristik Sesuai dengan Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh terdiri dari : a. Kepala (esselon IV.a) b. Urusan Tata Usaha (esselon V.a). c. Sub Seksi Pelayanan dan Operasional (esselon V.a). d. Kelompok Jabatan Fungsional. -
Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner;
-
Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan.
Seluruh pegawai unit kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dalam melaksanakan tugasnya wajib mengacu pada rincian tugas sebagaimana
Peraturan
Kepala
Badan
Karantina
Pertanian
Nomor
255/Kpts/OT.130/L/6/2008 tentang Rincian Tugas Unit Kerja Lingkup Badan Karantina Pertanian. 2.2 Geografis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani
dan
nabati. Kantor Unit Pelayanan Teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh berada di Kota Banda Aceh yang merupakan ibukota dari Provinsi Aceh dengan letak geografi 2º - 6º LU dan 95º - 98º BT dengan luas wilayah 57.736.557 M², jumlah penduduk 4.223.833 jiwa, adapun Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
6
batas wilayah sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, terdiri dari 24 Kabupaten/Kota dengan tinggi rata –rata 125M dari permukaan laut. 2.3 Data Frekuensi/Volume Lalulintas A. Karantina Hewan -
Pengeluaran
(ekspor)
adalah
kegiatan
mengeluarkan
media
pembawa dari wilayah Negara Republik Indonesia dengan tujuan ke luar negeri, berdasarkan data operasional pengeluaran hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain selama tahun anggaran 2015. Adapun Media Pembawa yang diekspor pada tahun 2015 adalah Bahan Asal Hewan (BAH) yakni madu sejumlah 2.055 kg dengan Negara tujuan Malaysia dengan frekuensi 3 kali. -
Pemasukan (Impor) adalah kegiatan memasukkan media pembawa
dari luar negeri kedalam wilayah Negara Republik Indonesia, berdasarkan data operasional pemasukan hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan selama tahun anggaran 2015 yaitu Daging sapi olahan, namun terhadap media pembawa tersebut tidak dilakukan pembebasan, namun dilakukan penahanan dan dimusnahkan. -
Pengeluaran
antar
area/domestik
keluar
adalah
kegiatan
mengeluarkan media pembawa dari suatu area ke area lain didalam wilayah Negara Republik Indonesia, berdasarkan data operasional tahun 2015 untuk frekuensi kegiatan domestik keluar dengan frekuensi sebesar 975 kali. Pengeluaran antar area/domestik keluar, dapat dijabarkan lagi yaitu Media Pembawa Hewan dengan jumlah 129.472 Ekor dengan frekuensi 833 kali, Bahan Asal Hewan sebanyak 6.021 kg/package dengan frekuensi 136 kali, Hasil Bahan Asal Hewan sejumlah 200 Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
7
kg sebanyak 1 kali, Media pembaw berupa benda lain sebanyak 513 kg/colly/package dengan frekuensi 5 kali -
Pemasukan
antar
area/domestik
masuk
adalah
kegiatan
memasukkan media pembawa ke suatu area dari area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, berdasarkan data operasional kegiatan domestik masuk tahun anggaran 2015 sebanyak 910 kali. Pemasukan antar area/domestik masuk pada tahun 2015 dengan Media Pembawa berupa Hewan dengan jumlah 119.385 ekor dengan
frekuensi
859
kali,
Bahan
Asal
Hewan
sebanyak
824kg/Package sebanyak 22 kali, Hasil Bahan Asal Hewan dengan jumlah 441 Kg dengan frekuensi 16 kali, Media Pembawa Benda lain sebanyak 598 kg/colly/package dengan 13 kali. B. Karantina Tumbuhan -
Kegiatan sertifikasi kesehatan terhadap komoditas tumbuhan yang akan diekspor pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dilakukan dengan cara pemeriksaan di tempat pengeluaran, frekuensi tindakan karantina ekspor untuk tahun 2015 sebanyak 149 kali dengan komoditas diantaranya bibit bunga kamboja, adenium, tanaman aquarium, bibit kentang, bibit durian, bawang merah, bibit tanaman hias, buah alpukat, buah jeruk purut, kelapa, pisang, ubi kayu, kopi bubuk, daun nipah kering, daun nipah kering dan buah rotan, jernang, kakao biji, pandan.
-
Frekuensi kegiatan pemeriksaan terhadap media pembawa impor sebanyak 48 kali, Komoditas pertanian yang diimpor pada tahun 2015 meliputi benih rumput, benih jambu air yang berasal dari Malaysia, benih bayam, benih cabe, lada biji yang berasal dari India.
-
Frekuensi kegiatan pemeriksaan karantina tumbuhan domestik keluar sebanyak 326 kali pemeriksaan yang terdiri 57 kali
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
8
terhadap
Benih/Bibit
Tumbuhan,
118
kali
terhadap
Hasil
Tumbuhan Hidup dan 150 kali terhadap Hasil Tumbuhan Mati. -
Pemeriksaan terhadap media pembawa domestik masuk di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh selama tahun 2015 frekuensi
kegiatan
pemeriksaan
terhadap
media
pembawa
domestik masuk sebanyak 390 kali pemeriksaan.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
9
BAB III RENCANA STRATEGI Rencana Strategis dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh adalah melakukan kegiatan perkarantinaan yang terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan , penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap program kerja. Sebagai upaya perlindungan sumberdaya hayati khususnya hewan dan tumbuhan di dalam negeri, serta dukungan akselerasi, maka diperlukan adanya penguatan sistem perkarantinaan. Upaya perlindungan terhadap produk pertanian dilakukan sebagai wujud dukungan pada pencapaian target sukses swasembada berkelanjutan, khususnya padi, jagung, serta daging sapi, untuk itu dibutuhkan Penguatan sistem karantina hewan dan karantina tumbuhan.
Penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan
tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati merupakan bagian dari sistem perlindungan sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan, da merupakan bagian dari implementasi standar keamanan pangan nasional. 3.1.
VISI Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistik yang dipilih dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi merupakan kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau, dipercaya, menyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus merupakan refleksi keadaan internal
dan
potensi
kemampuan
inti
suatu
organisasi
dalam
menghadapi hambatan dan tantangan masa depan. Visi
pembangunan
Indonesia
yang
nasional Berdaulat,
2015-2019 Mandiri
adalah dan
“Terwujudnya Berkepribadian
Berlandarkan Gotong Royong”.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
10
Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya sistem pertanianbioindustri berkelanjutan yang meghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya local untuk berkedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”. Visi Badan Karantina Pertanian selanjutnya menjadi acuan visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh.
Oleh karena itu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Badan Karantina Pertanian sebagai institusi strategis dan pertahanan negara dari ancaman hama dan penyakit hewan serta organisme penganggu tumbuhan, maka visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh mengacu pada visi Badan Karantina Pertanian yaitu: “Menjadi instansi yang Tangguh dan Terpercaya’ dalam perlindungan kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan
3.2
MISI Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, maka misi Stasiun
Karantina
Pertanian
Kelas
I
Banda
Aceh,
yang
menggambarkan ruang lingkup yang harus dilaksanakan, yaitu : 1) Melindungi
kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan
tumbuhan dari tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan Organisme pengganggu (OPTK) 2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan 3) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian 4) Memperkuat kemitraan perkarantinaan 5) Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
11
3.3 SASARAN Sasaran merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dalam masa lima tahun mendatang dengan dampak/hasil (outcome) dari program.kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis BadaN Karantina Pertanian. Adapun Sasaran Program Badan Karantina Pertanian adalah: 1. Meningkatkan efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan pangan hayati terhadap eksport medika pembawa HPHK dan OPTK dan Keamanan Hayati 3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian. Merujuk pada sasaran Badan Karantina Pertanian, maka sasaran yang ingin dicapai oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh adalah: a)
Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati dalam rangka mencegah masuk, menyebar, dan keluarnya HPHK, OPTK dan bahan pangan yang tidak sehat/aman;
b)
Meningkatkan
koordinasi,
kerjasama
dan
bimbingan
teknis
yang intensif dalam rangka meningkatkan kualitas perumusan kebijakan dan efektifitas operasional pelayanan dan pengawasan; c)
Meningkatkan
sosialisasi,
monitoring
dan
penegakan
hukum
dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab pengguna jasa karantina dan masyarakat pada umumnya. d)
Melaksanakan dan meningkatkan kualitas operasional pelayanan dan pengawasan dengan tetap konsisten terhadap kebijakan dan prosedur.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
12
e)
Penyediaan
SDM
yang
berkualitas,
kompeten
dalam
jumlah
memadai. f)
Meningkatkan efektifitas pengendalian internal.
Sasaran Strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang lebih terukur, baik yang berkaitan dengan tugas pokok yang ditetapkan berdasarkan
peraturan
perundang-undangan
serta
pengembangan
sumberdaya yang berhubungan anggaran yang optimal, pengelolaan aset, sumberdaya informasi guna mendukung operasional perkarantinaan. Strategis pengembangan sumber daya berkaitan dengan dukungan manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas (capacity building) yang berhubungan dengan perencanaan secara umum, penyediaan dan pelaksanaan anggaran yang optimal, pengelolaan aset, sumber daya informasi.
3.4 Program dan Kegiatan Sesuai dengan rencana strategis Badan Karantina Pertanian dalam program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan dan Pengawasan Keamanan Hayati, maka kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dapat dijabarkan sebagai berikut : Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. A. Meningkatnya tindakan karantina 1.
Jumlah sertifikat karantina import, eksport dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina;
2.
Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK/OPTK;
3.
Jumlah Pengujian Laboratorium;
4.
Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan;
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
13
5.
Dukungan Internal Administrasi pengelolaan sertifikasi karantina pertanian.
B. Terwujudnya good governance and clean government 1.
Dukungan aparatur pegawai dan layanan perkantoran.
C. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai 1.
Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai;
2.
Pengembangan infrastruktur tanah, gedung/bangunan/instalasi.
Untuk mencapai sasaran tersebut, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh melakukan kegiatan penting sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan,
pemusnahan
dan
pembebasan
Media
Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) 2. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK/OPTK 3. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK/OPTK 4. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati 5. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan 6. Pengelolaan
sistem
informasi,
dokumentasi
dan
sarana
teknik
karantina hewan dan karantina tumbuhan 7. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan
di
bidang
karantina
hewan,
karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati. 8. Peningkatan kualitas manajemen kinerja penyelenggara karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati , melalui beberapa kegiatan yang mendukung yaitu penyusunan rencana kerja, rencana kerja anggaran, laporan keuangan, Indeks Budaya Kerja melalui pembinaan pegawai, pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
14
3.5 Permasalahan a. Operasional 1. Eselon dan Status UPT menjadi salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pelaksanaan tugas (memudahkan dalam koordinasi dengan jejaring kerja di pelabuhan laut, udara dan pemerintah daerah). 2. Dalam pelaksanaan tindakan karantina hewan beberapa persyaratan yang menyangkut peraturan daerah tidak dapat dipenuhi hal ini disebabkan peraturan daerah tidak sama pada semua daerah akibatnya hal tersebut menjadi temuan administrasi dalam pemeriksaan Inspektorat Jenderal. 3.
Rentan Kendali tehadap pintu pemasukan dan pengeluaran yang menjadi tanggung jawab pengawasan SKP Kelas I Banda Aceh meliputi 23 kabupaten/kota, dimana kondisi tersebut tidak sebanding dengan status UPT.
4.
Belum memiliki sarana khusus untuk kegiatan patroli di wilayah kerja yang dapat melibatkan instansi terkait dalam melakukan pengawasan dan penindakan
5.
Belum adanya tempat pengolahan limbah bahan kimia baik padat dan cair dari Laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan yang memadai dan sesuai dengan standar laboratorium.
6.
Belum adanya Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) yang sesuai untuk importasi bawang/buah segar di Pelabuhan Bebas Sabang
7.
Maraknya penyeludupan bawang merah di sepanjang pesisir Pantai Timur Aceh yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia.
8.
Dalam kasus bawang illegal, tenaga fungsional POPT yang menjadi saksi ahli tidak berbasis/berkompetensi dibidang hukum.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
15
b. Non Operasional 1. Masih dibutuhkan pelatihan internal maupun eksternal untuk meningkatkan
kemampuan
penyelia
dan
analis
dalam
melakukan pengujian di Laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan. 2. Minimnya pengetahuan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kerja yang menangani Pelaporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). 3. Masih
kurangnya
SDM
yang
berkompeten
dibidang
pengawasan dan penindakan terkait tersebarnya wilayah kerja dan lokasi yang berjauhan. 3.6 Analisis Resiko Perubahan Lingkungan strategis yang sangat cepat dan pesat akan mempengaruhi
kinerja
penyelenggaraan
perkarantinaan
pertanian.
Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan kondisi internal Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dan pengaruh lingkungan eksternal sebagai tantangan yang dihadapi serta peluang yang dapat diraih dalam menyusun rencana strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh. a) Faktor Internal Kekuatan (strengths) : Beberapa kekuatan yang dimiliki oleh Stasiun Karantina Pertanian dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Keberadaan karantina harus ada di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran, hal ini disebabkan karantina merupakan salah satu dari 3 (tiga) unsur teknis (custom, Imigration and quarantine). 2. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
16
3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, karantina pertanian memiliki landasan hukum yang kuat dalam operasionalnya, yang terdiri dari UU No. 16 tahun 1992 tentang Karantina hewan, Ikan dan tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang karantina hewan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang karantina tumbuhan, Peraturan Menteri Pertanian, serta juklak/juknis lainnya. 4. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh memiliki SDM yang berkompeten dalam penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari tenaga fungsional karantina hewan (Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner ), tenaga fungsional karantina tumbuhan (pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan/POPT), penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), Polsus dan intelijen karantina. 5. Memiliki sarana dan prasarana operasional guna mendukung terlaksananya operasional, pengawasan dan pelayanan karantina. Kelemahan (weaknesses) : Berdasarkan Pertanian
hasil
Kelas
I
evaluasi Banda
dan Aceh
kondisi saat
ini
Stasiun terdapat
Karantina beberapa
permasalahan yang setelah dianalisis merupakan faktor kelemahan UPT yang mungkin akan mempengaruhi kinerja UPT. Adapun beberapa kelemahan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rentan kendali yang sangat luas yang menjadi pengawasan pada 23 kabupaten kota, dikarenakan letak SKP Kelas I Banda Aceh sangat strategis yang berbatasan dengan Selat Malaka, sehingga arus Lalu Lintas orang dan barang menjadi padat. Hal ini tidak menutup kemungkinan tingkat
resiko terhadap
masuknya HPHK dan OPTK sangat besar, terutama dipantai timur dan utara karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka;
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
17
2. Kualitas, kompetensi dan jumlah SDM masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional 3. Sistem
dan
mekanisme
pelayanan
dan
pengawasan
pelaksanaan perkarantinaan yang telah dituangkan dalam suatu produk hokum belum optimal penerapannya, sehingga perlu ditingkatkan
untuk memenuhi harapan publik akan
pelayanan prima 4. Sistem operasional karantina hewan/tumbuhan di lapangan dengan instansi terkait belum optimal. 5. Sarana/prasarana operasional perlu penataan dan peningkatan kualitas seuai dengan peruntukkannya. b) Faktor Eksternal Peluang (oppurtunities): 1.
Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tugas pokok dan fungsi karantina pertanian .
2.
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar instansi baik lingkup
bandar
udara/pelabuhan,
pemerintah
daerah
dan
perguruan tinggi. 3.
Adanya MoU antara Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala tentang Program Ko-Asistensi, dan kedepan akan mengadakan kerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala tentang
terkait
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia/Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam Bidang Karantina Hewan, Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. 4.
Kesempatan
pengembangang
kompetensi
pegawai
semakin
terbuka Tantangan (threats) : 1.
Meningkatnya ancaman kelestarian sumber daya alam hayati, hewan dan tumbuhan selain HPHK dan OPTK;
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
18
2.
Implementasi penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance), Sistem Pengendalian Intern dan Pelayanan publik;
3.
Kemajuan teknologi transportasi, perdagangan dan pariwisata mengakibatkan peningkatan kegiatan lalu lintas komoditas;
4.
Tuntutan peningkatan terhadap kualitas pelayanan secara transparan dan efisien;
5.
Diperlukan sistem perkarantinaan pertanian yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;
6.
Tuntutan atas perbaikan budaya kerja aparatur pemerintah;
7.
Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai arti pentingnya karantina pertanian.
3.7 Rencana Kerja Lima Tahunan Adapun Rencana Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh untuk masa lima tahunan (2015-2019) adalah sebagai berikut: 1. Penguatan kelembagaan Kerangka
kelembagaan
adalah
perangkat
institusional
Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh berupa struktur organisasi, ketatalaksanaan
dan
pengelolaan
aparatur
sipil
negara
yang
digunakan untuk mencapai visi dan misi karantina. Pengorganisasian mencakup proses pembentukan organisasi yang efektif dan efisien. Melalui organisasi operasional suatu kegiatan dapat didesain. Sesuai dengan Permentan Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh terdiri dari : a. Kepala (esselon IV.a) b. Urusan Tata Usaha (esselon V.a). c. Sub Seksi Pelayanan dan Operasional (esselon V.a). Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
19
d. Kelompok Jabatan Fungsional. -
Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner;
-
Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan.
Seluruh pegawai unit kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dalam melaksanakan tugasnya wajib mengacu pada rincian tugas sebagaimana Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 255/Kpts/OT.130/L/6/2008 tentang Rincian Tugas Unit Kerja Lingkup Badan Karantina Pertanian, yaitu sebagai berikut : a. Urusan Tata Usaha mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan serta urusan tata usaha dan rumah tangga, rincian tugas tersebut adalah : 2. Merencanakan kegiatan, program dan anggaran urusan tata usaha; 3. Menyiapkan bahan, mengolah dan menyusun rencana, program dan anggaran kegiatan; 4. Menyiapkan
bahan
evaluasi
dan
mendokumentasikan
hasil
evaluasi kegiatan perkarantinaan hewan dan tumbuhan; 5. Menyiapkan
bahan
pelaporan
yang
menyangkut
operasional,
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja (IPNBK) organisasi; 6. Melakukan
pengumpulan
dan
menganalisis
bahan
rencana
kebutuhan pegawai; 7. Menyiapkan bahan pengembangan dan peningkatan kesejahteraan pegawai; 8. Melakukan urusan tata usaha kepegawaian; 9. Melakukan urusan mutasi pegawai; 10. Melakukan urusan pemantauan, evaluasi dan pelaporan jabatan fungsional; 11. Melakukan urusan tata usaha persuratan; Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
20
12. Melakukan urusan keuangan; 13. Melakukan urusan akuntansi Instansi; 14. Melakukan urusan perlengkapan; 15. Menyiapkan bahan penetapan dan perubahan golongan, rumah dinas/jabatan serta menyiapkan bahan penerbitan surat izin penghunian rumah dinas/jabatan; 16. Menyiapkan bahan urusan rumah tangga. b. Subseksi Pelayanan Operasional mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu melakukan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani
dan
nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan
dibidang
karantina
hewan
dan
karantina
tumbuhan serta keamanan hayati hewani dan nabati. Rincian tugas tersebut adalah : 1. Merencanakan kegiatan, program dan anggaran Subseksi pelayanan operasional; 2. Melakukan pengelolaan tempat pelaksanaan kegiatan pelayanan (counter) kepada pengguna jasa karantina hewan dan keamanan hayati hewani; 3. Melakukan pengelolaan tempat pelaksanaan kegiatan pelayanan (counter) kepada pengguna jasa karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati; 4. Melakukan pengelolaan dokumen operasional tindakan karantina hewan dan keamanan hayati hewani; 5. Melakukan pengelolaan dokumen operasional tindakan karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati; 6. Menghimpun bahan petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan
dan
manual pelaksanaan serta edaran prosedur pelaksanaan operasional
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
21
tindakan karantina hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani; 7. Menghimpun bahan petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan
dan
manual pelaksanaan serta edaran prosedur pelaksanaan operasional tindakan karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati; 8. Melakukan
pengelolaan
peta
daerah
sebar
HPH/HPHK
dan
OPT/OPTK; 9. Melakukan penyiapan data waktu kedatangan dan keberangkatan kapal/pesawat; 10. Melakukan
penyiapan
data
penggunaan
dokumen
operasional
pelaksanaan
pelayanan
karantina hewan dan tumbuhan 11. Menyiapkan
sistem
dan
prosedur
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; 12. Melakukan identifikasi dan standarisasi pelayanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada pengguna jasa karantina hewan/tumbuhan dan keamanan hayati hewani/nabati 13. Melakukan
pengelolaan
perkarantinaan
sistem
hewan/tumbuhan
informasi dan
dan
dokumentasi
keamanan
hayati
hewani/nabati; 14. Melakukan fasilitasi pengelolaan laboratorium karantina hewan dan tumbuhan serta keamanan hayati dan nabati; 15. Melakukan pemberian pelayanan uji laboratorium karantina hewan dan tumbuhan; 16. Melakukan
urusan
pengawasan
dan
tindakan
pelanggaran
peraturan perundang-undangan karantina hewan dan tumbuhan; 17. Melakukan fasilitasi dan koordinasi pencegahan masuk
dan
tersebarnya media pembawa HPHK/OPTK dari luar negeri yang dilarang
masuk
kedalam
wilayah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia; Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
22
18. Melakukan fasilitasi dan koordinasi pencegahan masuk tersebarnya
media
pembawa
HPHK/OPTK
dan
yang
dilarang
masuk/keluar antar area di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 19. Melakukan fasilitasi dalam rangka koordinasi pelaksanaan fungsi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) karantina hewan
dan
tumbuhan; 20. Menyiapkan
bahan/saran
perbaikan/penyempurnaan
peraturan
perundang-undangan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; 21. Menghimpun petunjuk teknis, petunjuk pelaksana, dan manual pelaksanaan
serta
edaran
prosedur
pelaksanaan
operasional
karantina hewan dan tumbuhan; 22. Melakukan identifikasi dan standarisasi pelayanan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kepada pengguna jasa karantina hewan dan tumbuhan; 23. Melakukan
monitoring
dan
evaluasi
terhadap
kepuasan
pelanggan/indeks kepuasan masyarakat pengguna jasa karantina hewan dan tumbuhan; 24. Melakukan
pengelolaan
sistem
informasi
dan
dokumentasi
perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan kemanan hayati nabati; 25. Melakukan fasilitasi pengelolaan laboratorium; 26. Melakukan
urusan
pengawasan
dan
penindakan
pelanggaran
peraturan perundang-undangan karantina hewan dan tumbuhan. c. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner dan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan tindak karantina hewan dan karantina tumbuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masing-
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
23
masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dianggap mampu dan ditunjuk oleh kepala. Rincian Tugas koordinator adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan bahan rencana kegiatan pejabat fungsional sesuai butirbutir kegiatan pejabat fungsional; 2. Mengkoordinir
kegiatan
para
pejabat
fungsional
yang
dikoordinasikan; 3. Melakukan
pembagian
tugas
pelaksanaan
butir-butir
kegiatan
pejabat fungsional sesuai dengan jenjang jabatannya; 4. Mengelola proses pengumpulan bukti-bukti fisik pelaksanaan jabatan fungsional pra-rekapitulasi kepegawaian; 5. Membantu penyelenggaraan proses pengesahan bukti-bukti fisik kegiatan jabatan fungsional oleh Kepala UPT; 6. Membantu kepala Urusan Tata Usaha melakukan verifikasi Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK); 7. Membantu Kepala UPT proses pembuatan/penetapan, rekomendasi hasil
pemeriksaan
dan
pengamatan
karantina
di
lapangan/laboratorium; 8. Membantu Kepala UPT melakukan proses sertifikasi pada semua tahapan; 9. Melakukan pengelolaan dan bertanggung jawab pelaksanaan butirbutir kegiatan jabatan fungsional yang dikoordinasikan; 10. Mengkoordinasikan tugas-tugas teknis dan administratif jabatan fungsional yang dikoordinir. c.1 Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Paramedik Veteriner mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK); 2.
Melakukan pemantauan daerah sebar karantina (HPHK);
3.
Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
24
4.
Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
5.
Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
c.2 Kelompok
Jabatan
Fungsional
Pengendali
Organisme
Penganggu Tumbuhan mempunyai tugas sebagai berikut: 1.
Melakukan perlakuan, pembebasan
pemeriksaan, penahanan, media
pengasingan, penolakan,
pembawa
hama
pengamatan,
pemusnahan penyakit
dan
tumbuhan
karantina (OPTK); 2.
Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
3.
Melakukan pembuatan koleksi OPTK;
4.
Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
5.
Melakukan
kegiatan
fungsional
lainnya
sesuai
dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
25
Bagan Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh STRUKTUR ORGANISASI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANDA ACEH Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Drh. Saifuddin Zuhri NIP.19640621 199403 1 001
Kepala Urusan Tata Usaha Kepala Subseksi Pelayanan dan Operasional
M. Hiram, SP NIP. 19610327 198302 1 001
drh. Bukhari NIP.19710810 200312 1 001
Kelompok Jabatan Fungsional
3.8
Wilayah Kerja Jumlah, lokasi dan wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh, yaitu :
a. Lokasi b. Wilayah Kerja
: Jalan T. Nyak Arief , Komplek Keistimewaan Aceh, Jeulingke, Banda Aceh-23114 : 1. Malahayati – Aceh Besar 2. Lhokseumawe – Aceh Utara. 3. Meulaboh – Aceh Barat 4. Sultan Iskandar Muda – Aceh Besar. 5. Kantor Pos – Banda Aceh. 6. Sinabang – Kabupaten Simeulue.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
26
7. Sabang – Kota Sabang. 8. Kuala Langsa – Kota Langsa. 9. Ulee Lheue – Banda Aceh Selain itu Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh juga memiliki tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, sebagaimana Peraturan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
44/Permentan/OT.140/3/2014, yang terdiri dari: 1. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda 2. Bandar Udara Malikul Saleh 3. Bandar Udara Maimun Saleh 4. Bandar Udara Lasikin 5. Bandar Udara Cut Nyak Dhien 6. Pelabuhan Laut Meulaboh 7. Pelabuhan Laut Sinabang 8. Pelabuhan Laut Malahayati 9. Pelabuhan Laut Krueng Geukuh 10. Pelabuhan Laut Sabang 11. Pelabuhan Laut Balohan 12. Pelabuhan Laut Kuala Langsa 13. Pelabuhan Laut Ulee Lheue 14. Pelabuhan Laut Labuhan Haji 15. Kantor Pos Banda Aceh 2. Penguatan SDM Sumber daya manusia (SDM)/pegawai merupakan subsistem dalam suatu organisasi yang diciptakan sebagai upaya agar para pegawai dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi. Termasuk didalamnya untuk meningkatkan kemampuan, semangat serta kedisplinan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. SDM yang terdapat pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
27
Banda Aceh terdiri dari Pejabat Struktural. Pejabat Fungsional Tertentu (medik veteriner, paramedik veteriner, POPT Ahli dan POPT Terampil) dan maupun Pejabat Fungsional Umum dan dibantu oleh Tenaga Harian Lepas (THL), yang terbagi atas tenaga Supir, Tenaga Kebersihan dan Tenaga Keamanan. Untuk penguatan SDM dilakukan dengan peningkatan kompetensi melalui kegiatan yang diadakan oleh Badan Karantina Pertanian baik berupa pelatihan, workshop, seminar atau kegiatan lainnya baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Dengan pengelolaan pegawai secara kontinu
dan
konsisten
diharapkan
produktifitas
pegawai
akan
meningkat, sehingga tujuan organisasi yang yang dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi dapat dicapai secara efektif dan efisien. 3. Pengembangan infrastruktur/sarana/prasarana Untuk meningkatkan efektifitas pelayanan perkarantinaan pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh, perlu didukung dengan infrastruktur/sarana dan prasarana yang baik dan memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa aset bergerak, tidak bergerak maupun teknologi. Dimana terdiri dari tanah, Bangunan Kantor, Screen House, Mess, Incenerator, IKH, Kenderaan Operasional baik roda-2 dan
roda-4, perangkat komputer, AC, kenderaan dinas, laptop, printer dan lain sebagainya, peralatan laboratorium dan peralatan rumah tangga kantor. Selain itu, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh didukung oleh infrastruktur teknologi informasi, yang meliputi website, email, aplikasi e-qvet, E-plaq dan simphoni. 4. Akreditasi Laboratorium Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh telah memiliki Sertifikat Akreditasi Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005) sebagai Laboratorium Penguji dari Komite Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
28
Akreditasi Nasional (KAN) dengan Nomor :LP-953-IDN yang ditetapkan pada tanggal 17 Desember 2015, Adapun ruang lingkup untuk Karantina Hewan dengan Bidang Pengujian Serologi, Bahan atau produk yang diuji berupa serum darah ayam, Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang diukur Titer anti body Avian Influenza, Spesifikasi, metode pengujian, teknis yang digunakan HA/HI, sedangkan ruang lingkup untuk Karantina Tumbuhan dengan bidang pengujian Entomologi, bahan atau produk yang diuji yaitu beras, jenis pengujian atau sifatsifat yang diukur serangga (sitophilus oryzae), spesifikasi, metode pengujian, teknik yang digunakan Direct Inspection dengan mikroskop stereobinokuler). Sesuai dengan rencana strategis dari Penetapan Kinerja UPT Tahun Anggaran 2015-2019 yaitu Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dapat diketahui indikator dan target sebagai berikut : 1. Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina (100%); 2. Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK / OPTK (100%); 3. Jumlah pengujian laboratorium (100%); 4. Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan (100%); 5. Dukungan Internal Administrasi pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian (100%); 6. Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan Perkantoran ( 100%); 7. Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (100%); 8. Pengembangan Infrastruktur tanah, gedung / bangunan / Instalasi (100%).
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
29
Sasaran Kegiatan dan Indikator Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019 Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya tindakan karantina
Terwujudnya good governance & clean government Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina. Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK / OPTK Jumlah pengujian laboratorium Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan Dukungan Internal Administrasi pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian. Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan Perkantoran. Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai. Pengembangan Infrastruktur tanah, gedung / bangunan / Instalasi
100%
100 % 100% 100% 100%
100% 100%
100%
3.9 Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan unit kerja instansi pemerintah sebagaimana diatur dalam UU No.17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, tidak dapat dipisahkan dari landasan perencanaan pembangunan yang dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
30
BAB IV PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh ini merupakan wujud dari traparansi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh dalam melaksanakan berbagai kewajiban dalam rangka pembangunan
pertanian.
Renstra
juga
merupakan
alat
komunikasi
pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijaksanaan yang dipercayakan kepada instansi pemerintah. Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh ini sebagai media masukan bagi Badan Karantina Pertanian dalam membuat kebijakan di masa yang akan datang. Agar terwujudnya kebijakan sistem perkarantinaan nasional yang komprehensif dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan. Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Tahun 2015 – 2019 ini menjadi dokumen acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh. Diharapkan dokumen ini kiranya dapat memberikan informasi dan pengambilan keputusan guna peningkatan kinerja bagi organisasi. Sangat disadari bahwa renstra ini belum dapat disajikan secara sempurna, namun setidaknya dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan perkarantinaan pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan penyempurnaan mengikuti dinamika strategis yang berkembang.
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
31
Lampiran-Lampiran
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
32
Lampiran 1. Matrik Rencana Kerja 5 Tahun (Tahun 2015-2019)
NO
3 Pilar Karantina Pertanian
Tahun I
II
III
IV
V
1.
Penguatan Kelembagaan
20%
20%
20%
20%
20%
2.
Penguatan SDM
20%
20%
20%
20%
20%
3.
Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana
20%
20%
20%
20%
20%
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
33
Lampiran 2. Matrik Keterkaitan Visi dengan Strategis dan Kegiatan Tahun 2015- 2019
Visi “Menjadi instansi yang Tangguh dan Terpercaya” dalam perlindungan kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan.
Misi 1) Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan Organisme pengganggu (OPTK). 2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan
Tujuan
1.
2.
Melaksanakan dan meningkatkan efektisitas pelayanan karantina Meningkatkan kualitas sumber daya dan implementasi prinsip tata pemerintahan yang baik
Sasaran Kegiatan 1. Meningkatnya tindakan karantina 2. Terwujudnya good governance & clean government 3. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
3) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian 4) Memperkuat kemitraan perkarantinaan 5) Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
Indikator Kinerja 1.Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina. 2.Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK / OPTK 3.Jumlah pengujian laboratorium 4.Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan 5.Dukungan Internal Administrasi pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian 6.Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan Perkantoran. 7.Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai 8.Pengembangan Infrastruktur tanah, gedung / bangunan / Instalasi
34
1.
Strategi Peningkatan kualitas sertifikasi melalui tindakan karantina
2.
Penerapan tata kelola pemerintah yang baik dalam melaksakan tugas dan fungsi
3.
Peningkatan sarana dan prasarana
Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaa n Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Lampiran 3. Matrik Kinerja dan Pendanaan PROGRAM/KEGIATAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
LOKASI
1
2
3
4
TARGET 2015
2016
2017
2018
2019
5
6
7
8
9
Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
UNIT ORGANISASI PELAKSANA 10 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh
1.
Meningkatnya tindakan karantina
1.Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina. 2.Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK / OPTK 3.Jumlah pengujian laboratorium 4.Jumlah dukungan operasional koordinasi pengawasan
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
35
2.
3.
Terwujudnya good governance & clean government Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaa n yang memadai
5.Dukungan Internal Administrasi pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
6.Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan Perkantoran 4. Jumlah dan jenis sarana, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai 8.Pengembangan Infrastruktur tanah, gedung / bangunan / Instalasi
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
95 %
96 %
97 %
98 %
100 %
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
36
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
37
Rencana Strategis SKP Kelas I Banda Aceh Tahun 2015-2019
1