BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan gangguan terhadap bentuk maupun fungsi dari jaringan leher rahim yang normal. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Telah diidentifikasi sebanyak 20 tipe yang menjadi penyebab kanker serviks, tetapi paling banyak (70%) kanker serviks disebabkan tipe 16 dan 18. Penentuan tahapan klinis penting dalam memperkirakan penyebaran penyakit, membantu prognosis rencana tindakan, dan memberikan arti perbandingan dari metode terapi. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual
B. Tujuan 1. Mengidentifikasi definisi dari kca serviks 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala ca serviks 3. Mengidentifikasi factor penyebab ca serviks 4. Mengidentifikasi factor resiko ca serviks 5. Mengidentifikasi patofisisologi ca serviks 6. Mengidentifikasi penatalaksanaan ca serviks 7. Megidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan ca serviks
BAB II ISI
A. Definisi Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke rahim. Kanker seviks uteri adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Sebelum terjadinya kanker, akan didahului oleh keadaan yang disebut lesi prakanker atau neoplasia intraepitel serviks (NIS). Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim / serviks yang abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau mengarah pada keganasan. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada daerah batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviksalis yang disebut squamocolumnar junction (SCJ). Kanker serviks merupakan sel-sel kanker yang menyerang bagian squamosa columnar junction (SCJ) serviks. Kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama. Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada serviks. Kanker serviks merupakan kanker yang primer berasal dari serviks (kanalis serviksalis dan porsio). Serviks adalah bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina. B. Etiologi Penyebab utama timbulnya kanker serviks adalah infeksi HPV resiko tinggi atau HPV onkogenik yaitu HPV yang mengandung protein yang menyebabkan terjadinya kanker (okoprotein). Telah diidentifikasi sebanyak 20 tipe yang menjadi penyebab kanker serviks, tetapi paling banyak (70%) kanker serviks disebabkan tipe 16 dan 18. Virus Human Papilloma (HPV) adalah kelompok virus yang terdiri dari 150 jenis virus yang dapat menginfeksi sel-sel pada kulit. Ada 30 hingga 40 jenis HPV menyebabkan kutil pada kelamin. Jenis lain menyebabkan kanker serviks. 13 jenis HPV (16, 18, 31, 33, 35, 39,
45, 51, 52, 56, 58, 59 dan 69) yang mnyebabkan kanker disebutHPV “resiko tinggi” yang ditularkan melalui hubungan sex. Tipe yang paling berbahaya adalah jenis HPV 16 dan 18 yang menyebabkan 70% penyakit kanker serviks. Sedangkan HPV yang tidak menyebabkan kanker disebut HPV “resiko tinggi” ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual (kulit ke kulit) seperti vaginal, anal ataupun oral. Penularan HPV pada umumnya melalui hubungan seksual (90%) dan 10% penularan terjadi non hubungan seksual. Hubungan sex yang tidak aman, terutama pada usia muda, membuat infeksi HPV lebih memungkinkan. Selain itu, wanita yang memiliki banyak pasangan seks (tau yang berhubungan seks dengan laki-laki yang telah memiliki banyak mitra) memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan HPV. Banyak wanita mungkin memiliki HPV dari berbagai tipe, tapi sangat sedikit (2%) dari wanita ini akan menderita kanker serviks. System kekebalan tubuh berperan besar untuk melawan virus HPV, dan infeksi dapat hilang tanpa pengobatan. Tetapi ada beberapa wanita, infeksi virus tetap beralngsung dan dapat menyebabkan kanker serviks. HPV terutama ditemukan pada wanita usia muda. Kondom kurang membantu melindungi terhadap HPV sekalipun digunakan dengan benar. Tapi HPV masih dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain dengan cara kontak kulit ke kulit yang terinfeksi HPV dan daerah tubuh yang tidak tertutup oleh kondom. C. Klasifikasi Penentuan tahapan klinis penting dalam memperkirakan penyebaran penyakit, membantu prognosis rencana tindakan, dan memberikan arti perbandingan dari metode terapi. Tahapan stadium klinis yang dipakai sekarang ialah pembagian yang ditentukan oleh The International Federation Of Gynecologi And Obstetric (FIGO) tahun 1976. Pembagian ini didasarkan atas pemeriksaan klinik, radiologi, suktase endoserviks dan biopsi. Tahapan –tahapan tersebut yaitu : a. Karsinoma pre invasif b. Karsinoma in-situ, karsinoma intraepitel c. Kasinoma invasive Tabel 2.1. Stadium kanker serviks menurut klasifikasi FIGO (Wiknyosastro (1997)
D. Manifestasi Klinik Gejala klinis kanker serviks Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan : 1. Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. 2. Perdarahan yang dialami segera setelah bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75 -80%). Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya timbul gejala berupa : 1. ketidak teraturannya siklus haid, 2. amenorhea, 3. hipermenorhea, dan
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks