BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jurusan Tarbiyah merupakan jenis pendidikan akademik sekaligus pendidikan profesional. Dikatakan akademik karena Jurusan Tarbiyah sebagai perguruan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keilmuan tertentu, yaitu keilmuan keislaman dan pendidikan Islam. Dikatakan sebagai pendidikan profesional karena ia juga diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, yaitu keahlian membimbing, mengajar, dan melatih pendidikan agama Islam kepada peserta didik. Mempertemukan kedua jenis pendidikan ini memerlukan sikap kehatihatian, jangan sampai lulusan yang dihasilkan lebih kaya dengan ketrampilan dan kemampuan teknis metodologi pengajaran daripada kaya materi atau penguasaan keilmuan keislaman dan pengembangan wawasannya.1Jangan sampai keluaran dari Jurusan Tarbiyah tidak berani mengajar ilmu-ilmu keislaman. Pendidikan Agama Islam yang merupakan salah satu jenis program studi dari Jurusan Tarbiyah diharapkan mampu menghasilkan lulusanlulusan mahasiswa yang siap mengajar pelajaran pendidikan agama Islam. Salah satu indikator kesiapan mengajar adalah menguasai materi pelajaran. Dilihat dari substansinya, materi pelajaran pendidikan agama Islam tidak 1
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 130-131.
1
2
terlepas dari baca tulis Al-Qur’an. Oleh karena itu, mahasiswa calon guru pendidikan agama Islam dituntut untuk mampu menguasai baca tulis AlQur’an demi menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas jika nanti ia telah mengajar. Terkait dengan baca tulis Al-Qur’an, setiap mahasiswa memiliki penguasaan yang berbeda. Tingkat kemampuan membaca dan menulis AlQur’an antar mahasiswa satu dengan yang lain berbeda. Salah satu faktor yang mungkin dapat menyebabkan perbedaan ini adalah latar belakang pendidikan yang ditempuh sebelumnya. Mahasiswa yang berasal dari lulusan Madrasah Aliyah atau Pondok Pesantren akan lebih menguasai baca tulis Al-Qur’an daripada mahasiswa yang berasal dari lulusan SMA atau SMK yang minim mata pelajaran agamanya. Banyak dari mahasiswa lulusan sekolah umum mengeluhkan sulitnya belajar baca tulis Al-Qur’an. Hal serupa dihadapi oleh sebagian mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan. Dari data daftar nilai placement BTQ tahun 2015 yang ada menunjukkan bahwa 55% mahasiswa dinyataka lulus, sedangkan 45% lainnya dinyatakan gagal dan harus mengulang. Selisih 10% antara mahasiswa lulus tes BTQ dengan yang remidi BTQ. Ini patut menjadi perhatian. Adapun perbandingan mahasiswa Jurusan Tarbiyah Pogram Studi Pendidikan Agama Islam dengan mahasiswa yang lain seperti dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:
3
Persentase
Persentase
Mahasiswa
Mahasiswa
Lulus
Remidi
Nama Jurusan Prodi No 1
HKI
61%
39%
PS D3
11%
89%
3
AS
40%
60%
4
HES
31%
69%
5
PAI
55%
45%
PBA
71%
29%
7
PGMI
44%
56%
8
PGRA
30%
70%
9
IQT
81%
19%
10
AT
57%
43%
IH
80%
20%
12
BKI
45%
55%
13
KPI
50%
50%
2 Syari’ah
6 Tarbiyah
11
Ushuuddin
Adapun persentase seluruh mahasiswa yang lulus adalah 43% dan untuk mahasiswa yang remidi adalah 57%.2 Ini menjadi pekerjaan rumah bagi STAIN Pekalongan. STAIN Pekalongan sebagai lembaga perguruan tinggi perlu mengupayakan usaha-usaha demi memperbaiki kualitas kemampuan BTQ mahasiswa. Sudah menjadi tugas dari STAIN Pekalongan
2
Dokumentasi daftar nilai placement test BTQ STAIN Pekalongan Agustus 2015
4
menyelenggarakan program pendidikan akademik dan atau profesional dalam bidang ilmu agama Islam dan ilmu lain yang terkait dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan bermanfaat bagi masyarakat.3 Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi kesulitan membaca dan menulis Al-Qur’an yang dihadapi oleh mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, penulis mengangkat sebuah judul penelitian yakni “UPAYA SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM
NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
DALAM
MENGATASI PROBLEMATIKA BACA TULIS AL-QUR’AN PADA MAHASISWA
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”, dengan alasan sebagai berikut: 1. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan adalah perguruan tinggi di lingkungan Departemen Agama yang menyelenggarakan program pendidikan dan atau profesional dalam bidang ilmu agama Islam. 2. Baca Tulis Al-Qur’an merupakan salah satu komponen ketrampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru pendidikan agama Islam. 3. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri yang bertugas untuk
3
STAIN Pekalongan Press, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Pekalongan (Pekalongan, 2011), hlm. 13.
5
menyiapkan calon guru agama Islam yang kompeten di sekolah maupun di madrasah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana upaya yang dilakukan STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan? 2. Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam? Masalah di atas masih luas. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan agar penelitian terfokus. Upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
yang akan diteliti
adalah upaya STAIN Pekalongan pada tahun akademik 2015/2016. Dari rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa maksud judul penelitian ini adalah mengkaji tentang upaya-upaya STAIN Pekalongan tahun akademik 2015/2016 dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an yang dihadapi oleh mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan.
6
C. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan. 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan
upaya
STAIN
Pekalongan
dalam
mengatasi
problematika baca tulis Al-Qur’an mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendiikan Agama Islam. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teori penelitian ini akan berguna untuk: a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khusus bidang pendidikan agama Islam terutama terkait problematika baca tulis Al-Qur’an. b. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya tentang baca tulis Al-Qur’an. 2. Secara Praktis Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini berguna untuk pengembangan STAIN Pekalongan dalam bidang pendidikan agama Islam pada khususnya dan bidang-bidang ilmu keislaman lain pada
7
umumnya dalam usaha melahirkan lulusan-lulusan terbaik yang berkompeten dan profesional. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teori dan Penelitian yang Relevan Secara etimologi Al-Qur’an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan atau qur’anan yang berarti mengumpulkan dan menghimpun huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Pengertian Al-Qur’an secara terminologi adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagai penentang bagi yang tidak percaya walaupun surat terpendek.4 Pengertian yang lebih sederhana lagi bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tertulis di dalam mushafmushaf, yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah.5 Dari kedua pengertian tersebut menjelaskan bahwa membaca Al-Qur’an dicatat sebagai amal ibadah. Hanya dengan membaca Al-Qur’an saja tanpa si pembaca mengetahui maknanya sudah dinilai sebagai suatu ibadah, apa lagi jika mengetahui maknanya dan dapat merenungkan serta mengamalkannya. 6 Dengan
4
Muhaimin, Kawasan dan wawasan studi Islam (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 82. Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an(Surabaya: Karya Abditama, 1997), hlm. 1. 6 Abdul Madjid Khon, Praktikum Qira’at: Keanehan bacaan Alquran Qira’at Ashim dari hafash (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm. 3. 5
8
jalan beribadah kepada Allah maka umat Islam akan mendapatkan pahala. Oleh karena itu, wajar bila setiap muslim secara rutin membaca Al-Qur’an setiap hari. Selain pahala yang bisa didapat dari membaca Al-Qur’an, melalui Al-Qur’an umat Islam dijamin akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.7 Al-Qur’an adalah pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Setiap orang tua berkewajiban mengenalkan dan mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya.8 Jikalau kedua orang tua tidak mampu mengajarkan membaca Al-Qur’an kepada anaknya, maka anak dapat disekolahkan atau dicarikan guru mengaji supaya dapat mengajarkan baca tulis Al-Qur’an menggantikan tugas keduanya. Sebelum mengamalkan isi yang terkandung dalam AlQur’an, kita diharuskan mempelajarinya. Umat Islam harus berusaha belajar, mengenal dan membaca setiap huruf yang ada pada Al-Qur’an. Menjadi suatu keharusan bagi setiap muslim untuk belajar Al-Quran sehingga mampu untuk membaca dengan baik dan benar. Membaca Al-Qur’an menggunakan tajwid wajib hukumnya bagi setiap pembaca Al-Qur’an karena sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an itu dengan tajwid.9 Dalam konteks sekarang ini, sudah banyak sekali dibuka lembagalembaga pendidikan Al-Quran yang mengajarkan peserta didik agar
7
Masfuk Zuhdi, op. cit., hlm. 2. Imam Suraji, Prinsip-prinsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits (Pekalongan: STAIN Press, 2011), hlm. 167. 9 Faisol, Cara Mudah Belajar Ilmu Tajwid (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 4. 8
9
mampu membaca Al-Qur’an sesuai tajwid dan menulis huruf-huruf atau ayat Al-Qur’an. Dari pengajaran baca tulis Al-Qur’an ini diharapkan kesulitan membaca Al-Qur’an dan kesulitan menulis hurufhuruf atau ayat Al-Qur’an dapat diatasi. Problematika baca tulis Al-Qur’an bergantung pada kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf atau ayat Al-Qur’an yang dimiliki. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam
mempelajari
berbagai
bidang
studi
pada
kelas-kelas
berikutnya.10 Pengajaran
memang
haruslah
bertahap
dan
secara
berkesinambungan. Dari tingkat yang mudah ke tingkat yang sulit. Dari mulai belajar mengenal huruf hijaiyah hingga membaca dengan baik dan benar sesuai tajwid. Dari mulai belajar menggandeng huruf hingga mampu untuk menulis ayat dan merangkainya dengan benar sesuai dengan pemenggalan ayat yang ada di dalam Al-Qur’an. Banyak orang lebih menyukai membaca daripada menulis karena menulis dirasakan lebih lambat dan lebih sulit. Meski demikian, kemampuan menulis sangat diperlukan baik dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat sebagai bahan mengajar. 11 Adapun penelitian yang relevan dengan judul penelitian adalah: 10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Hlm. 200. 11 Ibid., hlm 223.
10
Pertama, Skripsi milik Titik Ermawati yang berjudul “ Upaya Sekolah dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran Anak Pesisir di SMP Negeri 12 Pekalongan” menyebutkan bahwa kesulitan membaca yang dialami anak pesisir SMP Negeri 12 Pekalongan kebanyakan dalam kelancaran membaca, kurangnya penguasaan tajwid, penguasaan tentang bacaan-bacaan yang ada dalam sebuah ayat, dan pengucapan makhraj yang belum sesuai dengan kaidah.12 Kedua, Skripsi milik Solikhatun yang berjudul “ Upaya Guru BTQ dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Quran peserta Didik kelas 3 di SD negeri 04 Mulyorejo Pemalang” yang menunjukkan hasil penelitian bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam hal bacaan tajwid dan mengalami kesulitan pula dalam menulis dan merangkai huruf Al-Qur’an.13 Dari hasil penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas maka dapat ditemukan persamaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu sama-sama meneliti tentang permasalahan baca tulis Al-Qur’an. Adapun yang membedakannya yakni terdapat pada fokus penelitian yang mengarahkan pada upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi kesulitan baca tulis Al-Qur’an mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. 12
Titik Ermawati, Upaya Sekolah dalam Menagatasi Kesulitan Membaca Al-Quran Anak Pesisir di SMP Negeri 12 Pekalongan(Pekalongan: Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan, 2013), hlm. 13 Solikhatun, Upaya Guru BTQ dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Quran Peserta Didik Kelas 3 di SD Negeri 04 Mulyorejo Pemalang(Pekalongan: Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan, 2010), hlm.
11
2. Kerangka Berpikir Dari kajian teori di atas, maka dapat dibangun kerangka berpikir bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi setiap muslim. sebelum mengamalkannya, umat Islam wajib mempelajarinya. Belajar AlQur’an
tidaklah
mudah.
Perlu
proses
yang
panjang
dan
berkesinambungan agar dapat membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam yang disiapkan oleh sebuah perguruan tinggi Islam hendaknya memiliki kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik, karena pada hakikatnya, pelajaran pendidikan agama Islam tidak terlepas dari materi baca tulis Al-Qur’an. Upaya sebuah perguruan tinggi Islam agar dapat melahirkan lulusan-lulusan calon guru pendidikan agama Islam yang menguasai bahan pelajaran dan memiliki kematangan profesional sangat diharapkan
banyak
pihak.
Sebagaimana
STAIN
Pekalongan
diharapkan mampu menyiapkan mahasiswanya agar menjadi calon guru pendidikan agama Islam yang kompeten dan profesional.
Mahasiswa Tarbiyah Prodi PAI
Penguasaan baca tulis Al-Qur’an
Calon Guru PAI yang kompeten dan profesional
12
F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan di tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.14 b. Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang lebih menekanka analisisnya terhadap dinamika
hubungan antar
fenomena yang diamati menggunakan logika ilmiah.15 2. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.16 Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Wakil Ketua I bidang akademik, Ketua Jurusan Tarbiyah, staf pegawai akademik, dosen BTQ STAIN Pekalongan dan mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan agama Islam.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sutau Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,1992), hlm. 62. 15 Saefudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 5 16 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2008), hlm. 308
13
b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.17 Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku atau karya ilmiah yang relevan dengan judul penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah: a. Metode Observasi Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki.18 Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara langsung oleh pengamat yang berada bersama objek yang akan diteliti pada saat berlangsungnya peristiwa yang sedang diselidiki.19 Metode ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan upaya STAIN pekalongan untuk mengatasi problematika baca tulis AlQur’an.
17
Ibid., hlm. 309 Cholid Nurbuka dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 42 19 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 84 18
14
b. Metode Wawancara Wawancara adalah bentuk dari komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi.20 Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang problematika baca tulis Al-Qur’an yang dihadapi mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Pekalongan dan upaya STAIN Pekalongan dala mengatasi problematika ini. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data untuk mencari data mengenai hal-hal yang berisi catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya.21 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang visi dan misi STAIN Pekalongan, struktur organisasi, Jumlah dosen dan mahasiswa, daftar nilai BTQ dan buku pedoman BTQ. 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.22 Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga tahap analisis yaitu: 20
Cholid Nurbuka dan Abu Ahmadi, Op. Cit., hlm. 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1983), hlm. 136 22 Masri Singaribun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1995), hlm. 263 21
15
a. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. b. Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. c. Kesimpulan / Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil akhir
yang disimpulkan
berdasarkan pemikiran menganalisis dan merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan dilapangan.23 G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Problematika Baca Tulis Al-Qur’an. dalam bab ini berisi pengertian Al-Qur’an, sejarah baca tulis Al-Qur’an, kaidah membaca AlQur’an, kaidah menulis Al-Qur’an dan problematika dalam belajar baca tulis Al-Qur’an. 23
Sugiyono,Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2010) hlm.335.
16
Bab III Upaya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan dalam Mengatasi Problematika baca tulis Al-Qur’an pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Program Studi Pendidikan Islam. Bagian pertama tentang gambaran umum STAIN Pekalongan dan program baca tulis Al-Qur’an. Bagian kedua tentang upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an yang dihadapi mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Bagian ketiga tentang faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendiikan Agama Islam Bab IV Analisis Upaya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan dalam Mengatasi Problematika baca tulis Al-Qur’an pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Program Studi Pendidikan Islam yang meliputi analisis upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an pada mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam dan analisis faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan upaya STAIN Pekalongan dalam mengatasi problematika baca tulis Al-Qur’an mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendiikan Agama Islam. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.