BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup.1 Penyebab utama yang menyumbang angka kematian ibu yaitu perdarahan sebanyak 32 %, hipertensi dalam kehamilan 25 %, infeksi 5 %, partus lama 5 %, penyebab lain 1 %. Penyebab lain-lain yaitu 32 % cukup besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit non obstetrik.2 Angka kematian ibu pada tahun 2013 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian yang paling umum di Yogyakarta adalah perdarahan 33 %, eklampsia 2 %, preeklampsia berat 28 %, sepsis/infeksi 9 %, dan lain-lain 28 %.3 Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosari didapatkan data penyebab kematian maternal di Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2014 yaitu 46 % perdarahan, 18 % jantung, 9 % preeklampsia berat, 9 % sepsis, 18 % penyebab lain.4 Berdasarkan data rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, didapatkan angka kejadian preeklampsia pada tahun 2014 sebanyak 91 per 1643 kelahiran hidup.5 Preeklampsia adalah suatu kondisi dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan disertai dengan proteinuria. Pada kehamilan
1
2
dengan preeklampsia terjadi invasi sel trofoblas hanya terjadi pada sebagian arteri spiralis di daerah miometrium sehingga terjadi gangguan fungsi plasenta maka plasenta tidak memenuhi kebutuhuan darah untuk nutrisi dan oksigen ke janin. Gangguan fungsi plasenta tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang terhambat.6 Pertumbuhan janin yang terhambat atau Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) merupakan salah satu penyebab dari berat bayi lahir rendah (BBLR). Berat bayi lahir rendah merupakan bayi yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Terdapat 2 kategori pada BBLR yaitu prematuritas murni dan IUGR.7 BBLR merupakan penyebab kematian paling tinggi pada bayi yaitu sebesar 29 %. Penyebab lain kematian pada bayi yaitu asfiksia 27%, tetanus 10%, masalah pemberian makan 10%, infeksi 6,7 %, gangguan hematologik 5% dan lainlain 5%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013, jumlah kematian bayi di kota Yogyakarta menurun drastis dari 11,1/1000 kelahiran hidup menjadi 3,63/1000 kelahiran hidup.
Angka kematian tersebut
merupakan
gambaran
keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak. Menurut Dinas Kesehatan Wonosari, angka kematian bayi pada tahun 2012 disebabkan oleh asfiksia 23%, BBLR 22%. Penyakit jantung bawaan 15%, infeksi 10%, kelainan kongenital 10%.4 Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik mengambil judul hubungan preeklampsia dengan berat lahir bayi di RSUD Wonosari.
3
B.
Rumusan Masalah Menurut uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah “Apakah terdapat hubungan antara preeklampsia dengan berat bayi lahir rendah?”
C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia dengan berat bayi lahir rendah. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui frekuensi kejadian preeklampsia di RSUD Wonosari. b. Mengetahui frekuensi kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Wonosari. c. Menganalisa hubungan preeklampsia dengan berat bayi lahir rendah di RSUD Wonosari.
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan pengetahuan kepada pembaca.
4
2. Manfaat Praktis a. Untuk masyarakat dapat menerapkan langkah pencegahan terjadinya komplikasi
dan
keterlambatan
penanganan
pada
komplikasi
kehamilan. b.
Untuk bidan, dapat melaksanakan deteksi dini faktor risiko terjadinya berat bayi lahir rendah, sehingga dapat memberikan edukasi kepada ibu hamil dan keluarga sehingga dapat melaksanakan tindakan antisipasi dan rujukan.
E.
Keaslian Penelitian Penelitan sebelumnya telah dilakukan pada tahun 2011 oleh saudari Leni Kurniawati dengan judul “Hubungan Preeklampsia dengan Kelahiran Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD Sragen” telah mendapatkan hasil ada hubungan antara preeklampsia dengan kelahiran berat bayi lahir rendah. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji korelasi Chi Square dan Risiko Prevalensi. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah jenis data, tempat serta waktu penelitian. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Yuni Asih pada tahun 2006 dengan judul “Hubungan Preeklampsia pada Primigravida dengan Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD Cilacap”. Penelitian tersebut mendapatkan hasil ada hubungan antara preeklampsia pada primigravidan
5
dengan berat bayi lahir rendah. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji korelasi Chi Square dan Risiko Prevalensi. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah varibel bebas, jenis data, tempat serta waktu penelitian.