BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), bahwa dari semua perusahaan perbankan yang diteliti selama periode tahun 2008 sampai 2012 memperoleh predikat sangat sehat karena CAR lebih besar sama dengan 12% sesuai dengan matriks kriteria peringkat komponen permodalan yang dikeluarkan oleh SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004. Hal ini mencerminkan bahwa dari kelima perusahaan perbankan yang diteliti mampu menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. b. Dalam penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terdapat dua perusahaan perbankan yaitu BCA dan Bank Mandiri yang mampu menutup aktiva produktif yang diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank, dan keduanya memperoleh predikat sangat sehat yaitu KAP lebih kecil sama dengan 2% sesuai dengan matriks kriteria peringkat komponen KAP yang dikeluarkan oleh SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004. Pada Bank Danamon selama periode 2008 sampai 2012 memperoleh predikat sehat kecuali di tahun 2009 yang memperoleh predikat cukup sehat. Bank BRI
tahun 2008 memperoleh predikat sangat sehat, namun tahun 2009 dan 2010 memperoleh predikat sehat. Pada tahun 2011 dan 2012 BRI kembali memperoleh predikat sangat sehat. Kemudian yang terjadi pada BNI yaitu bank tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti pada tahun 2008 memperoleh predikat cukup sehat, tahun 2009 sampai 2010 memperoleh predikat sehat, dan tahun 2011 sampai 2012 memperoleh predikat sangat sehat. c. Dalam penilaian manajemen yaitu dengan Net Profit Margin (NPM) selama periode 2008 sampai 2012, dari semua perusahaan perbankan yang diteliti memperoleh predikat tidak sehat karena NPM lebih kecil dari 51%, sedangkan untuk hasil rasio NPM lebih besar samadengan 100% berpredikat sangat sehat sesuai dengan matriks kriteria peringkat komponen NPM yang dikeluarkan oleh SE BI No.6/23/DPNP tahun 2004. Hal ini mencerminkan bahwa dari kelima perusahaan perbankan yang diteliti memiliki manajemen yang buruk dan berdampak pada perolehan laba yang buruk pula. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Semakin besar NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. d. Dalam penilaian profitabilitas (ROA) selama periode 2008 sampai 2012, dari semua perusahaan perbankan yang diteliti hampir semua bank mampu
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, dan memperoleh predikat sangat sehat yaitu ROA lebih besar dari 1,5% sesuai dengan matriks kriteria peringkat komponen ROA yang dikeluarkan oleh SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004. Hanya ada satu bank yang memperoleh predikat cukup sehat yaitu Bank Negara Indonesia tahun 2008 sebesar 0,95%. e. Dalam penilaian Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) selama periode 2008 sampai 2012, semua bank memperoleh predikat sangat sehat karena BOPO lebih kecil sama dengan 94% sesuai dengan matriks kriteria peringkat komponen BOPO yang dikeluarkan oleh SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004. Hal ini mencerminkan bahwa dari ke lima perusahaan perbankan tersebut mampu mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. f.
Dalam penilaian Likuiditas yaitu dengan Loan To Deposit Ratio (LDR), terdapat dua perusahaan perbankan yang mampu membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dan memperoleh predikat sangat sehat selama periode 2008 sampai 2012, yaitu BCA dan BNI dengan nilai rasio LDR lebih kecil sama dengan 75% sesuai dengan matriks kriteria peringkat komponen LDR yang dikeluarkan oleh SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004. Kemudian, ketiga bank lainnya memperoleh predikat yang beragam. Bank Danamon tahun 2008 memperoleh predikat
sehat, dan tahun 2009 sampai 2012 bank tersebut memperoleh predikat cukup sehat. Sedangkan, selama periode 2008 sampai 2009 Bank Rakyat Indonesia memperoleh predikat sehat, dua periode berikutnya memperoleh predikat sangat sehat ditahun 2010 sampai 2011, dan pada tahun 2012 memperoleh predikat sehat. Untuk LDR pada Bank Mandiri memperoleh predikat sangat sehat selama tiga periode berturut-turut, dua periode berikutnya yaitu pada tahun 2011 sampai 2012 LDR pada Bank Mandiri memperoleh predikat sehat. Apabila sejumlah besar bank secara serentak mengalami kondisi tidak likuid, akibatnya akan terjadi kekacauan pada aliran pembayaran barang dan jasa secara nasional dan menimbulkan potensi dampak negatif yang lebih luas kepada perekonomian. 5.2
Saran Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi Perusahaan a. Untuk perusahaan perbankan yang memiliki penilaian permodalan (CAR) yang
selalu
dalam
posisi
sangat
sehat
diharapkan
dapat
mempertahankannya dan senantiasa mengelola kualitas permodalannya, dengan cara lebih hati- hati dalam melakukan penyaluran dana agar risiko terhadap kredit yang diberikan dapat diminimalisir. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi kententuan, bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba
b. Untuk perusahaan perbankan yang penilaian kualitas aktiva produktifnya belum memperoleh predikat sangat sehat sebaiknya memperbaiki kemampuan kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup aktiva produktif yang diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank, yaitu dengan berhati- hati terhadap risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank. c. Untuk setiap perusahaan perbankan diharapkan memiliki strategi penetapan harga penjualan dan yang memiliki Net Profit Margin yang rendah sebaiknya melakukan perbaikan dari aspek manajemennya, alasannya karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba. d. Untuk setiap perusahaan perbankan diharapkankan mampu mengelola aset-asetnya untuk memperoleh keuntungan. Dimana rasio ROA selain merupakan ukuran profitabilitas bank, juga merupakan indikator efisiensi manajerial bank yang mengindikasikan kemampuan manaje men dalam memperoleh keuntungan. e. Untuk
setiap
perusahaan
perbankan
diharapkan
agar
senantiasa
memperhatikan pengendalian biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPO yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004.
JADWAL PENELITIAN f.
Untuk setiap perusahaan perbankan diharapkan senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola likuiditasnya secara baik sehingga dapat menjamin terpenuhinya kewajiban secara tertib dan bank itu akan terhindar dari risiko biaya pinjaman yang tinggi.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya a. Bagi peneliti lain disarankan untuk menggunakan sampel perusahaan dengan jumlah yang lebih besar. b. Untuk mendukung hasil penelitian ini, disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa untuk mengambil batasanbatasan yang berbeda dan dengan sampel atau objek penelitian yang lebih variatif agar memperoleh kesimpulan yang lebih baik dari pada penelitian ini.