BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Perusahaan Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam tayang. Sejak 1 April 2001, Metro TV sudah mulai mengudara selama 24 Jam. Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh. Beliau merintis usahanya dibidang pers sejak mendirikan surat kabar harian, PRIOTITAS. Pada tahun 1989, Surya Paloh mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi keseluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni, budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita (news) , yang ditayangkan dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah lagi dengan 30% program non berita (non news) yang edukatif. Metro TV dapat ditangkap secara teresterial dari 280 kota yang tersebar di indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi.
56
57 Selain secara teresterial, siaran Metro TV juga dapat ditangkap melalui televisi kabel diseluruh Indonesia, melalui satelit palapa 2 ke seluruh negaranegaraASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India, Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang. Metro TV juga melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu kerjasama dalam pertukaran berita, pengembangan tenaga, dan banyak lagi. Stasiun tersebut diantaranya adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice of America (VOA). Metro juga memiliki internasional kontributor yang tersebar di Jepang, Cina, USA, Inggris. Metro TV memiliki 19 buah mobile satellite untuk menayangkan program secara live mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung. Peralatan tersebut berupa 12 Buah mobil SNG (Satelite News Gathering) dan 7 Buah mobil ENG (Electronic News Gathering). Ijin Siaran
: No.800/MP/PM/1999
Dikeluarkan Pada : Tanggal 25 Oktober 1999 Dikeluarkan Oleh : Menteri Penerangan RI Metro TV beralamat kan di Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520,Indonesia.No Fax. (021) 58300066, No Fax.(021) 5816365No Telepon.(021) 58300077.
4.1.2 Visi dan Misi Metro TV a. Visi Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dan menajdi nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup yang berkualitas. Memberikan konsep unik
58 dalam beriklan untuk mencapai loyalitas dari pemirsa maupun pemasang iklan. b. Misi 1. Untuk membangkitkan dan kemajuan Bangsa dan Negara melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan menjunjung tinggi moral dan etika. 2. Untuk memberikan nilai tambah di indudtri pertevisian dengan memberikan informasi
pandangan
yang
berbeda
baru, dan
mengembangkan memberikan
penyajian
hiburan
yang
berkualitas. 3. Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah aset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya, dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.
4.1.3 Logo dan Arti Logo Metro TV
Gambar 4.1.3 Logo Metro TV Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus citraan gambar. Oleh karena itu, komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual (diwakili huruf-huruf M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada tempat diposisi huruf “O” dengan pertimbangan kesamaan
59 struktur huruf “O” dengan elips emas, dan menjadi pemisah bentuk-bentuk teks M-E-T-R dan T-V. Hal itu mengingat, dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus melafalkan METR-TV sebagai METRO TV. Logo Metro TV dalam kehadirannya secara visual tidak hanya dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi Metro TV secata institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangun imange yang cepat dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV. Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal, memahami, serta meyakini visi, misi, serta karakter Metro TV sebagai institusi Logo Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal-hal berikut: 1. Simpel dan tidak rumit 2. Memberi kesan global dan modern 3. Menarik dilihat dan mudah diingat 4. Dinamis dan lugas 5. Berwibawa namun familiar 6. Memenuhi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik, dan filmis. Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif. Selain menampilkan unsur teks huruf, Metro TV juga menampilkan simbol gambar yaitu Bidang Elips dan Kepala Burung Elang. Lambang Bidang Elips Emas sebagai latar dasar teraan kepala burung elang, merupakan proses metamorfosis atas beberapa bentuk, yaitu: a. Bola Dunia Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi, dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV
60 b. Telur Emas Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan simbol kesempurnaan yang merupakan imej suatu bentuk (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat, dan artistik, sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas. c. Elips Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan sebagai kesan bergerak dianamis.Lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol dunia cakrawala angaksa, satelit suatu yang erat berkait dengan citraan dunia elektronik penyiaran. d. Elang Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajajahan dan wawasan.Simbol kejelian, awas, tajam, tangkas, namun penuh keanggunan gerak hidupnya yang anggun.
61 4.1.4 Struktur Organisasi Program Stand Up Comedy di Metro TV
Pimpinan Redaksi Putra Nababan Wakil Pimpinan Redaksi Najwa shihab Kepala Produksi Berita Rahmat Yunianto Manager Agus Mulyadi Excecutive Produser Brillianto K. Jaya Produser Lanny Bergmann
Creatif Rachman Maulana
Production Assistant Hendra Sabridha Alfi Nurfajri Rezky Pratami Laura
Gambar 4.1.4 Struktur Organisasi Metro TV
62 4.1.5 Konsep Program Metro TV Perencanaan pola program Metro TV didasari beberapa hasil riset. Kegunaannya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak mungkin dan semajemuk mungkin. Banyaknya audiens tiap program setiap harinya dipantau oleh sebuah perusahaan konsultan internasional yang khusus mengadakan pemantauan dalam bentuk rating program televisi. Pembagian banyaknya program muatan berita (news) dan entertainment (non news). Untuk hari Senin sampai dengan hari Jum’at (60% news, 40% non news). Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu (40% news, 60% non news).
4.1.6 Gambaran Umum Departemen Pemberitaaan 1. Morning Show : BELAHAN DUNIA, METRO PAGI, EDITORIAL MI, 8-11, HEADLINE NEWS 2. Afternoon Show : SISI BERITA, METRO SIANG, WIDE SHOT, HEADLINE NEWS. 3. Prime Time : METRO HARI INI, PRIME TIME NEWS, SUARA ANDA, TOP 9 NEWS, HEADLINE NEWS 4. Midnight & Sport
: METRO SPORT, METRO MALAM, SPIRIT
FOOTBALL, 12 PASS, SPORT CORNER, WORLD NEWS, HEADLINE NEWS 5. Weekend
:
METRO
PAGI
WEEKEND,
METRO
SIANG
WEEKEND, MHI WEEKEND, METRO MALAM WEEKEND, METRO THIS WEEK, NEWS MAKER, RISALAH SIANG & METRO HIGHLIGHT, TALK INDO & INDONESIA NOW, HEADLINE NEWS
63 6. Documentary : 360 TIGA ENAM PULUH, MELAWAN LUPA, MPOP, BUMI LANGIT & ONE OFF DOCUMENTARY 7. Indepth : REALITAS, TIM INDEPTH, INSIDE, POLITIKA 8. Talkshow
:
MATA
NAJWA,
KICK
ANDY,
ECONOMIC
CHALLENGES, BUSINESS FORUM, INDONESIA BERSUARA
4.1.7 Target Penonton Metro TV Target audiens Metro TV adalah : Stasiun TV Lain Me-too Product :
Metro TV News/Information:
90% Entertaiment
70% News
10% News
30% Non News
Sign on-Sign off : 15-25% in house production Target audience : all segment
24 hours 75-85% in house production Target audience : segmented M/F, A/B, 20+
Tabel 4.1.7 Target Audiens Metro TV Keterangan : M/F
: Male/Female (pria/wanita)
20+
: Umur diatas 20 tahun
Segment
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah berdasarkan berbagai kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili, expenditure.
Expenditure
: Besarnya pengeluaran rata-rata perbulan oleh tiap individu untuk memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan
64 Expenditure terbagi dalam kelas-kelas : A1
= di atas Rp. 3.500.000/bulan
A2
= Rp. 2.500.000 - Rp. 3.500.000/bulan
B
= Rp. 1.750.000 - Rp. 2.500.000/bulan
C1
= Rp. 1.250.000 - Rp. 1.750.000/bulan
C2
= Rp. 900.000 - Rp. 1.250.000/bulan
D
= Rp. 600.000 - Rp. 900.000/bulan
E
= di bawah/samadengan Rp. 600.000/bulan
4.1.8 Program Stand Up Comedy Stand Up Comedy adalah salah satu program komedi yang hadir di tengah-tengah Masyarakat yang menginginkan program yang berbeda dari program komedi lainnya, oleh karena itu MetroTV menghadirkan suatu program yang menampilkan seorang comic diatas panggung untukbercerita secara monolog. Namun untuk Battle Of Comic itu sendiri adalah komedi yang memainkan gimmick dari comic. Stand Up Comedy lahir di Metro TV sejak pertengahan September tepatnya pada tahun 2011yang awalnya terbentuk oleh seorang Manager Metro TV yakni bernama Agus Mulyadi ataupanggilan akrabnya adalah Mas Amu, sebelum program Stand Up Comedy ditayangkan beliaumemang sudah menggemari program tersebut. Pada tahun 2006 Mas Amu menjabat sebagai Eksekutif Produser (EP) ia ingin merealisasikan program Stand Up Comedy namun keinginannya dipendam dan hanya sekedar wacana saja, setelah tahun 2010 Agus menginginkan agar program tersebut berjalan tetapi terjadi kendala
65 saat menentukan comic, karena saat itu comic masih sangat terbatas. Pada pertengahan September 2011 program Stand Up Comedy tayang di televisi untuk menghibur permisa yang memang menginginkan acara yang berbeda dari biasanya.
4.1.9 Format Isi Stand Up Comedy Format Stand Up Comedy 1. Jenis
: Variety Show
2. Setting
: Indoor
3. Durasi
: 30 menit
4. Jam Tayang
: Kamis, Pukul 22:30-23:00
Dalam program Stand Up Comedy, setiap proses produksi program selalu diawali dengan meeting kecil pada setiap tim, yang berfungsi untuk melihat dan mengevaluasi Rating and Share episode yang sudah tayang. Kemudian dari proses meeting tersebut dicari atau dibuat sebuah strategi kreatif untuk tapping berikutnya. Strateginya bisa mengangkat tema atau sebuah benang merah mengenai Current Issue atau dibuatkan sebuah Gimmick. Namun, tidak jarang juga ditemukan kendala walaupun hanya merupakan kendala kecil pada saat proses produksi, misalnya kendala tersebut bisa saja datang dari comic yang diundang untuk shooting/taping. Si comic bisa saja tiba–tiba mengembangkan materinya secara spontan di panggung tanpa sepengetahuan tim produksi terutama produser. Hal ini sebenarnya memang boleh saja dilakukan asal menggunakan kata-kata baku dan sopan. Karena tidak jarang seorang comic yang tampil terkadang mengeluarkan katakata yang kurang sopan/tidak pantas. Maka dari itu, program Stand Up
66 Comedy tidak tayang secara live, berdasarkan pertimbangan dari seorang produser. Kendala lainnya adalah keterlambatan comic ke lokasi, sehingga jadwal yang sudah direncanakan menjadi terhambat. Biasanya tim produksi mengalami kesulitan dalam mengangkat tema, karena Stand Up Comedy tayang seminggu tiga kali, sehingga sering terdapat kesulitan dalam menemukan tema yang sedang ramai dibicarakan. Respon dari penonton sendiri terhadap Stand Up Comedy cukup positif, dengan besarnya apresiasi masyarakat yang ingin menonton di studio. Setiap comic yang tampil pastinya mempunyai keahlian yang berbeda-beda dan kadang imppovisasi sering terjadi begitu saja. Stand Up Comedy adalah jenis komedi tunggal yang hanya ada satu orang comic tampil di atas panggung, kemudian comic menceritakan materi yang telah dia buat sendiri.
4.2
Gambaran Umum Informan 1. Maulani Pratiwi (Produser) Maulani Pratiwi atau yang akrab dipanggil Lanny Bergmann adalah Produser Stand Up Comedy. Sebelumnya ia bekerja di bagian production house (ph) MNC Picture. Kemudian setelah banyak pengalaman yang didapatnya selama bekerja, Lanny pindah ke stasiun televisi lain, yakni Metro TV, lalu Lanny ditantang oleh seorang manager yang bernama Agus Mulyadi untuk menjadi produser. Tawaran itu diterima dan sampai sekarang masih menjabat sebagai Produser Program Acara Stand Up Comedy. Sebagai produser, Lanny Bergmann bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi. Dia bertugas melakukan koordinasi pada saat proses produksi, termasuk mengarahkan tim produksi untuk
67 disiplin dan tepat waktu dan memastikan hasil produksi sesuai dengan yang dirancang dan dapat menarik minat penonton. 2. Hendra Sabridha (Asisten Produser) Hendra Sabridha bekerja sebagai Production Assistant. Sebelum menjadi seorang PA, Hendra terlebih dahulu menjadi kameramen pada program Stand Up Comedy. Kemudian dia diangkat sebagai PA hinga saat ini. Dia turut terlibat dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses produksi. Misalnya mengirimkan ide atau tema kepada comic yang akan tampil supaya dapat disiapkan terlebih dahulu. Selain itu, dia juga menangani berbagai kendala yang terjadi di lapangan. 3. Rachman Maulana (Kreatif) Rahmat bekerja sebagai kreatif Stand Up Comedy sejak dua tahun yang lalu. Dengan arahan dari produser, Rahmat bertugas menemukan dan mengembangkan ide-ide kreatif terkait dengan tema yang masih hangat dibicarakan untuk kemudian dikembangkan sendiri oleh comic. Selain itu, dia juga yang menentukan syuting dan tapping, terutama pada tahap line up, yaitu dengan menyeleksi dan menentukan siapa comic yang bagus dan mempunyai bakat sesuai dengan tema yang akan diangkat.
4.3
Analisis dan Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti berupaya mengungkap proses dan strategi produksi Stand Up Comedy yang dilakukan tim produksi, yaitu melalui wawancara dan observasi terkait proses produksi program ini yang diawali dengan perencanaan, penentuan tema, penentuan line up siapa yang cocok untuk tampil, pembuatan materi, penyaringan materi yang pantas untuk tayang,
68 penentuan waktu tapping dan shooting, editing, pengiriman materi ke QUC, kemudian dilanjutkan dengan proses penyaringan dibagian ditbang. Setelah semuanya telah selesai, maka program tersebut siap tayang.
4.3.1 Analisa Ide dan Konsep Program Terbentuknya sebuah program bersumber dari ide dasar yang melatari bagaimana program tersebut akan dikembangkan. Ide dasar dari Stand Up Comedy berasal dari Manager Metro TV yang bernama Agus Mulyadi atau yang akrab disapa Mas Amu. Dia menginginkan acara komedi yang berbeda dari biasanya dapat ditayangkan di Metro TV, namun tetap beracuan pada tagline Metro TV (knowledge to elevate). Mengingat program yang ada di Metro TV banyak berisi hard news, Stand Up Comedy merupakan program soft news yang mampu menghibur penonton sekaligus tetap memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang berita-berita yang masih baru. Penayangan program informasi dalam bentuk komedi juga merupakan solusi bagi kemungkinan adanya penonton yang bosan mengikuti program hard news. Dengan program ini, penonton bisa terhibur tanpa mengabaikan perkembangan berita terkini. Stand Up Comedy termasuk kategori Variety Show, yang memiliki unsur lawakan sekaligus informasi dan pengetahuan di dalamnya. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu Produser Stand Up Comedy, Lanny Bergmann: “...Stand Up Comedy merupakan program Variety Show karena kita gak mau isinya hard aja, tapi karena kan ini program komedi, jadi kita pengen buat yang soft tapi masuk ke dalam variety show nah itu dia alesan kenapa program Stand Up Comedy kita tayangkan karena
69 isinya juga ada informasi dan pengetahuan tentang berita-berita yang sedang baru.” (LB) Dengan demikian, Stand Up Comedy bukan sekedar program hiburan dalam bentuk komedi, namun juga berupaya menambah wawasan dan mencerdaskan penonton. Karena itulah program ini tidak hanya digemari anak muda, tapi juga kalangan orang tua, seperti yang dinyatan oleh salah satu kreatif Stand Up Comedy, Rachman Maulana sebagai berikut: “...Penggemarnya juga bukan dari anak muda aja lho, orang tua juga suka karna ya memang acara ini yaa komedi yang cerdas dan beritanya pun sangat happening banget jadi ga bikin bosen atau boring.”(RM) Sedangkan konsep program Stand Up Comedy dapat dibilang cukup sederhana. Sambil berdiri di atas panggung, seorang comic tampil berkomunikasi monolog sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Meski demikian, karena tema yang diangkat harus mengandung informasi terkini, perancangan dan persiapan program tidak dapat dianggap sederhana, sehingga komedi yang
ditampilkan benar-benar menjadi hiburan yang
bermanfaat. Lanny Bergmann menjelaskan konsep program sebagai berikut: “...Konsepnya memang sebuah lawakan, program komedi yang memang kalau secara klasiknya atau aslinya dibawakan oleh satu orang jadi satu orang berdiri di atas panggung, bercerita secara monolog.”(LB)
70 Sementara itu, Hendra Sabridha juga menegaskan bahwa komedi tunggal ini tidak sama dengan komedi yang menampilkan pelawak secara bersamaan sambil menggunakan properti. Hal itu diungkapkan dalam pernyataan sebagai berikut: “Konsepnya itu bergenre komedi, tetapi beda dengan komedi yang lain. Kalau stand up comedy itu adalah komedi tunggal dan bukan komedi yang slapstick.” (HS) Pada acarastasiun televisi lain,program komedi yang ditampilkan pada umumnya menggunakan barang-barang atau properti lainnya sebagai alat pendukung, tetapi Stand Up Comedy tidak menggunakan barang-barang saat tampil di televisi. Hanya ada comic di atas panggung yang bercerita secara monolog dan tampil dengan materi yang dibuat atau pengalamannya sendiri. Tema yang diangkat juga harus dengan berita yang sedang ramai dibicarakan, sebab komedi ini sekaligus memberikan informasi dan pengetahuan kepada penonton, sehingga penonton menemukan program bermanfaat yang tidak membosankan. Stand Up Comedy tediri dari tiga program, yaitu Stand Up Comedy Show, Battle Of Comic dan On The Weekend. Untuk Stand Up Comedy Battle Of Comic lebih memainkan gimmick dan tematik. Hendra Sabridha menjelaskan perbedaan variasi Stand Up Comedy sebagai berikut: “...Pada dasarnya sama, mereka stand up cuman kita eeee kayak lebih di battle itu kita lebih memain`kan gimmick. Jadi battle itu kita hadapkan satu per satu, misalkan ada empat comic kita hadapkan mereka pada satu titik permasalahan, contohnya seperti curent issue
71 yang lagi, lagi hot-hotnya nih itu akan dibahas kemudian ada pro kontra dan ada pemenangnya disitu ada pialanya juga. Jadi mereka stand up berdasarkan eeee materi yang kita buat. Kalo battle itu kita lebih tematikin dan di gimmick-in (HS) 4.3.2 Analisis Proses Pra Produksi Untuk menciptakan program yang berkualitas dan layak untuk disiarkan, tim produksi benar-benar harus merencanakan suatu proses pembuatan program secara matang dan jelas. Karena proses produksi yang dijalankan akan menentukan hasil yang didapat. Selain berpengaruh terhadap image saluran televisi tersebut, program yang direncanakan secara matang dapat memenuhi arah pengembangan yang diharapkan. Dalam tahap pra produksi, tim produksi mengadakan meeting terlebih dahulu untuk membicarakan konsep apa yang akan digunakan dalam proses tapping, kemudian menentukan line up atau proses penyaringan comic-comic yang akan tampil diatas panggung, sehingga ditemukan comic yang mempunyai keunggulan saat melawak di televisi. Proses ini juga untuk melatih comic agar saat tampil tidak mengalami down. Karenanya, tim redaksi selalu mengajari comic agar lancar saat bermonolog diatas panggung. Proses penentuan tema dan penyaringan comic dijelaskan oleh Lanny Bergmann sebagai berikut: “...Dimulai dari tim produksi dulu melakukan tahap proses pra produksi, yang dimulai dari nentuin ide dari tim produksi, terus disempurnain lagi naskah yang belum selesai diselesaikan, pemilihan artis serta tema. Tema yang diambil biasanya dari berita yang sedang happening atau event-event yang sedang berjalan. Lalu setelah ide
72 dan tema udah disetujuin sama EP, production assistant mengirim ide dan tema tersebut sama comic agar sebelum tampil bisa disiapkan terlebih dahulu sama comic. Kemudian comic mengirimkan ide atau bahan mereka ke email tim produksi. Nah tim produksi bakal mengatur
jadwal
untuk
melakukan
seleksi
dengan
cara
mengumpulkan semua comic yang udah terpilih dan mereka juga harus membawa materi yang udah dibikin kemudian diserahkan kepada tim produksi. Semua tim produksi memilih comic-comicyang layak untuk tampil dan tim produksi menyiapkan semua keperluan dari proses prouksi itu sendiri.” (LB) Hal serupa juga diungkapkan oleh Hendra Sabridha dalam pernyataannya sebagai berikut: “....Biasanya meeting buat line up nya nanti siapa aja, comicnya yang kita mau naikin di battle karna kan kita kalo sekali tapping tiga episode, battle, show sama on the weekend. Nah itu kita meeting pertama konsepnya dulu, temanya mau apa kadang kita bebasin kalo kita bebasin itu show, kalo battle itu kita selalu buatin tema nah itu kita meetingin apa jadinya nah nantinya setelah dapet tema baru kita itu nentuin line up-nya, comicnya siapa aja yang pas, comicnya siapa aja yang bisa. Nah terus setelah meeting kemudian kita persiapkan untuk tapping itu biasanya nyiapin materi, kaset, buat rundown, sama mempersiapkan administrasinya segala macam. Setelah itu tapping, tapping.”(HS)
73 Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tim produksi benarbenar bekerja sama sejak awal penentuan tema. Melalui meeting awal, setiap kru dapat membantu untuk menemukan tema populer yang masih hangat dibicarakan, sekaligus membahas siapa yang pantas untuk tampil membawakan tema tersebut. Setiap comic memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda, sehingga bagus dan tidaknya sebuah penampilan bisa tergantung pada kecocokan comic dalam membawakan tema tertentu. Tim produksi harus cepat menentukan tema yang sedang happening dan comic yang akan ditampilkan. Mengingat banyaknya penggemar acara komedi maka tim produksi terkadang mengalami kesulitan dalam menentukan tema sekaligus comic dalam waktu cepat. “....Kendalanya sih ga banyak ya cuma saat mau tapping biasanya suka singkron waktunya, untuk menentuin tema kita juga kadang bingung karna tapping seminggu sekali dan harus beritanya selalu baru supaya penonton ga bosen. Comicnya juga kadang susah jadi kita nyarinya berdasarkan komunitas yang udah dibentuk aja, kita juga selalu komunikasi ke komunitas itu apalagi kalo ada event atau promo dia yang ngasih tau jadi kita lebih gampang mendapatkan informasinya gitu. Kita juga cukup kebantu banget sama komunitas ini. Mereka baik selalu ngingetin kita kalo ada acara jadinya kita sendiri pun percaya kalo comic dari recommend dia kita langsung ambil dan nyeleksi.” (RM) Penyaringan comic-comic baru juga merupakan strategi tim produksi agar comic yang ditampilkan dapat beragam sehingga tidak membosankan
74 penonton. Dalam perekrutan comic, tim produksi sangat terbantu dengan adanya komunitas sebagai tempat comic berlatih dan menunjukkan kemampuannya. Karenanya rekomendasi dari komunitas dapat dipercaya oleh tim redaksi. Comic yang datang dari komunitas lebih bisa menguasai materi ketimbang comic tidak tergabung dalam komunitas. Karenanya, tim produksi selalu menjaga hubungan baik dengan komunitas, dan juga bekerjasama memberikan informasi comic mana yang bagus yang bisa tampil di Stand Up Comedy. Akhirnya, comic-comic yang akan ditampilkan diseleksi melalui open mic yang dilakukan secara off air. Proses penjaringan comic dipaparkan oleh Hendra Sabridha dalam pernyataannya sebagai berikut: “....Jadi gini, kita ada prosesnya bukan audisi tapi kita lebih ke open mic kalo dulu sebelumnya kita ada program judulnya open mic cuman sekarang udah ga ada lagi jadi itu kita tetep open mic tapi off air di metro tv, sebelum acara tapping mulai kita off air dulu open mic yang mau
tampil
tapi
orang-orang
itu
berdasarkan
rekomendasi
berdasarkan komunitas, ga bisa langsung mereka datang kesitu kalo pun bisa mereka harus ke komunitas dulu. Jadi makanya kita dari pihak stand up metro komunitas itu berhubungan dengan baik dan stand up indo itu tau kan, jadi emang tetep berhubungan baik kita juga saling kerjasama eee buat info eee buat even kayak gitu, dari mereka juga ngebantu sih.” (HS) Strategi penyaringan comic tersebut terbukti sangat efektif dalam menemukan comic-comic baru yang memiliki talenta dalam membawakan komedi, yang karenanya juga memudahkan tim produksi untuk memenuhi
75 minat penonton. Dari sinilah kerja sama tim produksi benar-benar dibutuhkan demi kelancaran proses produksi secara keseluruhan, seperti yang dinyatakan Rahmat sebagai berikut: “......Prosesnya pertama syuting dan tapping baik line up nya, line up itu nentuin siapa comic yang bagus dan mempunyai bakat kemudian diseleksi dulu mana yang cocok mana yang ngga, terus jadwal syutingnya harus ditentukan terlebih dahulu supaya bisa disiapkan semua keperluan saat syuting karena kalo ngga di siapin ya bakalan semua ga bisa kehendel jadi kita saling kerjasama nyiapin apa aja kebutuhannya biar sekaligus ga pake kerja dua kali gitu.” (RM)
4.3.3 Analisis Proses Produksi Proses produksi merupakan inti dari tahap pembuatan sebuah program acara. Produksi program televisi pada umumnya adalah proses shooting, namun produksi program Stand Up Comedy berbeda dengan kebanyakan program televisi lainnya, yaitu melalui tapping. Proses produksi program Stand Up Comedy ini lebih sederhana dan singkat dibandingkan dengan televisi swasta pada umumnya. Untuk proses tapping ini,tim produksi menyeleksi comic yang akan ditampilkan, serta membantu berbagai keperluan yang dibutuhkan comic. Disiplin comic sering menjasi kendala produksi. Biasanya ada comic yang telat datang, sedangkan tapping sudah mulai. Untuk proses produksi, semua tim yang berkepentingan turun kelapangan agar bisa melihat secara langsung proses ptoduksinya apakah masih ada yang kurang atau
76 semuanya sudah lengkap. Rahmat menjelaskan dalam pernyataannya sebagai berikut: “....Proses produksinya itu kita langsung kelapangan langsung jadi ngebantu buat LO nya comic kita jadi floor directornya.”(HS) Production Assistant (PA) bertanggung jawab dalam membantu comic selama proses produksi. PA mengarahkan secara langsung bagaimana seorang comic harus bermonolog diatas panggung, kemudian materi yang dibawakan harus menggunakan kata-kata yang sopan.Sedangkan kreatif juga berperan dalam membantu memberikan pemahaman konsep serta ide yang akan dibawakan comic. Untuk menghasil tayangan yang tidak membosankan, konsep yang diangkat adalah isu-isu yang masih ramai dibicarakan.
4.3.4 Analisis Proses Pasca Produksi Untuk proses pasca produksi, memang rata-rata tahap-tahapnya hampir sama, yaitu dari mulai proses editing offline, editing online, dan mixing. Pada tahap pasca produksi, materi yang sudah dikumpulkan oleh production assistant diberikan kepada editor. Kemudian tim produksi mempelajari materi yang sudah dibuat oleh comic agar dapat diketahui apakah masih ada materi yang kurang atau tidak. Dalam proses editing ini, pemotongan dilakukan pada bagian yang tidak penting karena faktor durasi, yang hanya dibatasi 10 menit untuk setiap comic. Meski kadang materinya sudah sesuai, namun pada saat tapping, comic dapat mengeluarkan kata-kata yang kasar yang tidak sesuai ditayangkan. Karena itulah proses editing sangat perlu dilakukan. Dari alasan itu pula, program Stand Up Comedy tidak ditayangkan secara live, karena sering kali comic menggunakan
77 kata-kata yang tidak pantas untuk ditayangkan di televisi,sehingga proses tapping menjadi strategi yang tepat untuk menghindari hal-hal tersebut. “.....Dari mereka masing-masing nah makanya kenapa stand up comedy metro ini ditayangkan secara tapping ga live gitu, karena kita menyaring materi dari comic itu, karena kalo kita ingin di live waduuuuhh...banyak banget kata-kata kasar gitu, karena tapping kan yaaa banyak kata-kata kasarnya gitu apalagi kalo live gitu. Itu paking salah satu kendalanya kalo dari pasca produksi editing paling eeee output dari komputernya lah bermasalah terus ada scrap atau audionya delay paling kayak gitu-gitu aja.”(HS)