BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Komputer Forouzan (2007 : 2) mengatakan bahwa jaringan adalah kumpulan dari devices
(sering di referensikan sebagai nodes) yang terhubung oleh
communication links. Sebuah node bisa berbentuk sebuah komputer, printer, atau alat lainya yang mempunyai kemampuan untuk mengirim dan/atau menerima data yang tergenerasi oleh nodes lainnya di jaringan. Kebanyakan jaringan menggunakan distributed processing, di mana tugasnya terpisah diantara banyak komputer. Daripada menggunakan satu mesin besar yang bertanggung jawab untuk segala aspek dari sebuah proses, beberapa komputer yang terpisah (biasanya sebuah komputer personal atau workstation) mengurusi sebuah subset. Sebuah jaringan harus bisa untuk menemui kriteria yang tersedia.Hal terpenting dari kriteria tersebut adalah performance, reliability, dan security. Performance bisa diartikan dengan banyak hal, termasuk transit time dan response time. Transit time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah informasi berpindah ke satu device ke device lainnya Response Time adalah waktu yang dilewati antara sebuah inquiry dan sebuah respon. Peforma dari sebuah jaringan tergantung dari jumlah faktor-faktor termasuk dari jumlah user, tipe dari medium transmisi, kemampuan dari hardware yang terkoneksi, dan keefisiensian dari software. Reliability terkait didalam akurasi pengiriman. Reliability jaringan diukur dari frekeuensi banyaknya kegagalan, waktu yang dipakai sebuah link untuk mengembalikan keadaan dari sebuah kegagalan. Security dan hal-hal yang terkait dalam isu tersebut memiliki fungsi dalam perlindungan data dari akses yang tidak diotorisasi, melindungi data dari kerusakan dan pengembangan, dan aturan implementasi dan prosedur untuk recovery dari cabang dan data yang hilang.
5
6
2.1.1 Struktur Fisik Menurut Forouzan (2007 : 8) di dalam jaringan, terdapat beberapa atribut jaringan: •
Jenis koneksi Sebuah jaringan adalah perangkat yang terhubung antara satu perangkat lainnya melalui media links. Sebuah link adalah sebuah jalur komunikasi yang mentransfer data dari satu ke lainnya.untuk tujuan visualisasi, bayangkan sebuah link sebagai garis yang digambarkan diantara dua titik. Untuk suatu komunikasi terjadi, dua alat harus terhubung di suatu cara di link yang sama dan di waktu yang sama. Ada dua tipe koneksi yaitu point-to-point dan multipoint. o Point-to-Point Point-to-Point menyediakan sebuah dedicated link diantara 2 device. Seluruh kapasitas dari link telah dipersiapkan untuk transmisi antara dua alat. Kebanyakan koneksi point-to-point menggunakan kabel untuk terkoneksi keduanya, tetapi opsi lain, seperti microwave atau link satelit juga memungkinkan untuk proses berkomunikasi. o Multipoint(Multidrop) Merupakan salah satu dari sekian banyak device yang menyebarkan sebuah single link. Di lingkungan multipoint, kapasitas dari sebuah channel disebar, baik secara spasial atau temporer. Jika beberapa device bisa menggunakan link secara simultan, maka itu termasuk spatially shared. Jika user harus bergantian, maka itu adalah timeshared connection.
2.1.2 Topologi Fisik Forouzan (2007 : 8) juga mengatakan bahwa istilah dari physical topology menunjuk kearah dimana jaringan ter-laid out physically. Dua atau lebih dari device terhubung ke sebuah link: dua tau lebih link membentuk topologi. Topologi jaringan adalah representasi geometrik dari hubungan
7
antar semua link dan linking device (biasanya disebut nodes) lainnya. Ada empat basic topology yang memungkinkan: Mesh, star, bus, dan ring.
Topologi Mesh Di teknologi ini, setiap device memiliki sebuah dedicated point-topoint link ke semua device lainnya. Istilah dedicated berarti link tersebut membawa traffic yang hanya diantara dua device yang terkoneksi. Untuk menemukan jumlah dari physical links yang terkoneksi secara keseluruhan jaringan mesh dengan nodes n, pertama kita harus mengkonsider bahwa setiap node harus terkoneksi oleh device lainnya. Node 1 harus terkoneksi kepada n-1 nodes, node 2 harus terkoneksi dengan n-1 nodes, dan akhirnya node n harus terkoneksi oleh n-1 nodes. Kita membutuhkan n(n-1) link physical. Akan tetapi, jika setiap physicallink membolehkan komunikasi ke antara dua arah (mode duplex), kita bisa memisahkan jumlah dari link dengan 2. Dengan kata lain, kita bisa menyebut bahwa di topologi mesh kita membutuhkan
c = n(n-1)/2
duplex-mode links.Untuk mengakomodasi link-link tersebut, setiap device di jaringan harus memiliki n-1 input/output (I/O) ports untuk terkoneksi ke n-1 stations lainnya.
8
Gambar 2.1 Topologi Mesh
Sebuah mesh memiliki beberapa keuntungan dibandingkan topologi lainnya. Pertama, penggunaan dedicated links dijamin bahwa setiap koneksi membawa masing-masing datanya sendiri, dengan kata lain menghilangkan masalah traffic yang bisa mempengaruhi ketika link harus disebar ke banyak device. Kedua topologi mesh bersifat robust. Jika satu link menjadi tidak dapat digunakan, tidak mempengaruhi keseluruhan sistem. Ketiga ada keuntungan didalam privacy dan security. Ketika setiap pesan berjalan didalam dedicated link, hanya recipient yang dituju yang bisa melihatnya. Halangan physical mencegah user lain dalam mendapatkan akses ke pesan. Terakhir, point-to-point link membuat identifikasi dan isolasi fault menjadi mudah. Traffic bisa dirutekan untuk menghindari link yang mempunyai masalah.Fasilitas ini memungkinkan network manager untuk mencari letak masalah dan mencari solusi pemecahannya. Kerugian dari mesh terkait dari jumlah kabel dan I/O ports yang dibutuhkan. Pertama karena setiap alat harus terkoneksi kesetiap device lainnya, instalasi dan rekoneksi menjadi sulit.Kedua jumlah kabel bisa menjadi masalah berkaitan dengan ruangan yang tersedia (dinding, langitlangit, lantai).Terakhir hardware yang dibutuhkan untuk terkoneksi kesetiap link (I/O ports dan kabel) bisa jadi sangat mahal. Untuk semuah alasan ini sebuah mesh topologi biasanya diimplementasikan terbatas, contohnya sebuah tulang punggung koneksi kepada komputer utama dari sebuah jaringan hybrid yang termasuk beberapa topologi lainnya.
Topologi Star Untuk star, setiap device mempunyai sebuah dedicate point-to-point link hanya kepada kontroler sentral, yang biasanya disebut hub. Alat ini tidak ter-link langsung ke satu dan lainnya. Tidak seperti topologi mesh, sebuah topologi star tidak memperbolehkan direct traffic antara device. Kontroler berlaku sebagai alat pertukaran: jika satu device ingin mengirim data ke device lainnya, akan mengirim dulu ke kontroler dimana akan meneruskan ke device lainnya yang terhubung.
9
Topologi star tidak memerlukan biaya yang lebih daripada topologi mesh. di star, setiap device hanya membutuhkan satu link dan satu I/O port untuk terhubung ke lainnya. Faktor ini membuat penginstalan dan rekonfigurasi menjadi mudah. Keuntungan lainnya termasuk kedalam robustness. DImana jika satu link gagal, hanya link itu yang terefek. Link lainnya akan tetap aktif. faktor ini juga menyediakan fault identification dan fault isolation yang mudah. Selama hub tetap bekerja, maka bisa digunakan untuk memonitor masalah link dan bypass defective links. Satu kerugian dari topologi star adalah ketergantungan seluruh topologi ke satu titik, hub. Jika hub rusak, maka seluruh sistem akan mati. Walaupun star membutuhkan jumlah kabel yang lebih sedikit daripada mesh, setiap node harus terhubung kepada hub utama. Untuk alasan ini, sering kali pengkabelan yang dibutuhkan di star lebih banyak di topologi lain (ring atau bus).
Gambar 2.2 Topologi Star
Topologi Bus Sebuah topologi bus di arti lain merupakan multipoin. Sebuah satu kabel panjang yang berfungsi sebagai tulang belakang setiap link device di suatu jaringan.
10
Gambar 2.3 Topologi Bus
Setiap node terhubung dengan kabel bus dengan droplines dan taps. Sebuah drop line adalah koneksi yang berjalan diantara device dan kabel utama. Tap adalah sebuah konektor yang menggabungkan ke kabel utama untuk membuat sebuah kontak dengan core metalik. Saat sinyal berjalan di tulang belakang, beberapa dari energinya diubah menjadi daya panas.Maka dari itu, menjadi lemah dan lemah ketika berjalan semakin jauh. Untuk alasan ini, ada limit dari jumlah taps dari sebuah bus yang bisa didukung dan jarak diantara taps tersebut. Keuntungan dari topologi bus termasuk dalam kemudahan instalasi. Kabel tulang belakang bisa di arahkan ke jalur yang efisien, lalu terhubung ke nodes melalui droplines dan panjang yang bervariasi. dengan ini, bus menggunakan lebih sedikit kabel dari mesh atau star. Jika di star untuk contoh, empat alat jaringan di ruangan yang sama membutuhkan 4 kabel untuk
menuju
ke
dihilangkan.Hanya
arah kabel
hub.
Sedangkan
backbone
yang
di
bus,
redudansi
memanjang
ke
ini
seluruh
fasilitas.Setiap dropline harus menempuh sejauh titik backbone yang terdekat. Kerugian dari topologi bus adalah kesulitan rekoneksi dan fault isolation.Sebuah bus biasanya didesain untuk pengoptimalan instalasi.Akan sulit untuk menambah device baru. Refleksi sinyal di taps bisa membuat kualitas terdegradasi. Regradasi ini bisa dikontrol dengan membatasi jumlah dan luas alat yang terhubung kepada kabel yang tersedia.Menambah device baru memerlukan modifikasi atau penggantian kabel backbone.
11
Kesimpulannya,
sebuah fault atau breakin kabel bus akan
menghentikan semua transmisi, bahkan diantara device di satu sisi masalah yang sama. Kerusakan area mereflek sinyal kembali ke arah asalnya, membuat kegaduhan di kedua arah. Topologi bus merupakan salah satu topologi pertama yang digunakan untuk mendesain local area network. Ethernet LAN bisa digunakan di topologi bus, tetapi kurang populer digunakan sekarang.
Topologi Ring Di topologi ring, setiap device mempunyai koneksi dedicated pointto-point dengan hanya dua device disampingnya. Sebuah sinyal dilalui kesekeliling ring di satu arah, dari device ke device, sampai menuju ke tujuan. Setiap device di ring memiliki repeater. Ketika sebuah device menerima sinyal yang ditujukan ke sinal lain, repeater akan meregenerasi bit dan mengopernya.
Gambar 2.4 Topologi Ring
Ring mudah untuk diinstal dan dikonfigurasi ulang. Setiap device terhubung hanya kepada tetangganya saja (physically atau logically).Untuk menambah atau menghapus device memerlukan perubahan hanya ke dua
12
koneksi.Satu-satunya penghalang adalah media dan konsiderasi traffic (panjang maksimum link dan jumlah dari device).Kesimpulannya, fault isolation menjadi simpel.Umumnya di ring, sebuah sinyal berputar sepanjang waktu. Jika satu device tidak bisa menerima sinyal dalam jangka waktu tertentu, maka akan memicu alarm. Alarm akan memberi tahu network operator masalah dan lokasinya.
Topologi Hybrid Sebuah jaringan bisa bersifat hybrid. Untuk contoh, kita bisa mempunyai topologi star dimana setiap cabangnya terhubung ke beberapa stasiun menggunakan topologi bus.
Gambar 2.5 Topologi Hybrid
2.1.3 Model Jaringan Menurut Forouzan (2007 : 13) jaringan komputer dibuat oleh entitas yang berbeda.Sebuah standar dibutuhkan agar jaringan yang heterogen bisa berkomunikasi satu dengan yang lainya. Dua dari standar yang paling terkenal adalah OSI model dan the Internet Model. Ada dua kategori jaringan yang umumnya diketahui yaitu local-area networks dan wide-area networks. Kategori ini ditentukan dari besarnya ukuran yang dicakup. Sebuah LAN biasanya menutupi sebuah area kurang dari 2 mi, sedangkan WAN bisa digunakan untuk cakupan worldwide. Ukuran dari jarang direfer sebagai metropolitan area networks dan mencakup 10 mil.
13
Local Area Network Sebuah LAN biasanya digunakan secara private dan men-link device di sebuah kantor, bangunan, atau kampus. Tergantung dari kebutuhan masing-masing organisasi dan tipe teknologi yang dipakai, sebuah LAN bisa sesimpel seperti dua PC dan sebuah printer di sebuah kantor; atau itu bisa diluaskan ke seluruh perusahaan dan termasuk audio dan video peripherals. Umumnya, ukuran LAN terbatasi hanya untuk beberapa kilometer.
Gambar 2.6 Contoh Local Area Network
LAN didesain untuk mengizinkan sumber daya untuk di sebarkan keantara komputer personal atau work station. Sumber daya yang bisa disebar termasuk hardware (printer dan lain-lain), software (application program), atau data. Contoh umum dari LAN ditemukan di banyak lingkungan bisnis, workgrouplinks dari task komputer yang terkait, untuk contohnya,enginering workstation atau PC akuntansi. satu dari komputer mungkin akan diberikan kapasitas disk yang besar dan menjadi sebuah server ke client. Software bisa di simpan di server sentral dan digunakan sebagai kebutuhan seluruh grup.Di contoh ini, ukuran dari LAN ditentukan dari jumlah user per copy dari software, atau dari restriksi atas jumlah user yang dibolehkan untuk mengakses sistem operasi.
Wide Area Network WAN menyediakan long-distance transmission of data, gambar, audio, dan informasi video dengan area geografi yang besar yang mungkin
14
mengkompres sebuah negara, benua, bahkan seluruh dunia. Sebuah WAN bisa sekompleks seperti backbone yang terhubung ke internet. Kita mengartikan yang pertama sebaga switched WAN dan yang kedua sebagai point-to-point WAN. Switched WAN terhubung ke ends system, yang biasanya tergabung ke router yang terhubung ke LAN atau WAN lainnya. Point-to-point WAN biasanya digunakan sebagai garis terusan dari telepon atau provider TV kabel yang terhubung ke komputer rumah atau LAN kecil kepada ISP. Jenis WAN ini sering digunakan untuk menyediakan akses internet.
Gambar 2.7 Contoh Wide Area Network
Gambar 2.8 Point-to-Point WAN
Contoh awal untuk WAN adalah X.25, sebuah jaringan yang didesain untuk menyediakan konektivitas antara end users. Sekarang X.25 telah digantikan oleh high-speed, lebih efisien yang disebut Frame Relay. Sebuah
15
contoh dari switched WAN adalah asynchronous transfer mode (ATM) network, sebuah jaringan dimana terisi dengan data unit paket yang sudah ditetapkan ukurannya yang disebut cells.
Metropolitan Area Networks MAN merupakan sebuah jaringan dengan ukuran diantara LAN dan WAN. Biasanya bisa untuk meng-cover sebuah area di dalam kota. Man terdesain untuk kostumer yang menginginkan high-speed connectivity, biasanya untuk internet, dan memiliki endpoints yang tersebar diseluruh kota atau sebagian. Sebuah contoh dari MAN adalah bagian dari perusahaan jaringan telepon yang bisa menyediakan jalur high-speed DSL kepada kostumer. Contoh lainnya adalah jaringan TV kabel yang awalnya didesain hanya untuk TV kabel, sekarang bisa berfungsi sebagai koneksi data highspeed untuk internet.
2.1.4 Open System Interconnection (OSI) Model Dennis (2007 : 17) mengatakan OSI model membantu dalam merubah wajah dari komputing jaringan. Sebelum model OSI, kebanyakan jaringan komersial digunakan oleh businesses yang dibuat menggunakan teknologi nonstandardized developed oleh satu vender. Akhir tahun 1970, International Organization for Standardization (ISO) membuat sebuah komite yang bernama Open System Interconnection Subcommitte dimana tugasnya untuk mengembangkan sebuah framework standard untuk komunikasi komputer ke komputer.Tahun 1984, usaha ini memunculkan OSI model. Osi Model memiliki tujuh layer:
Layer 1: Physical Layer Lapisan physical memusatkan kepada transmitting data bits (zero ke zero) dari sirkuit komunikasi. Layer ini mendefinisikan aturan antara satu dan zero yang ditransmisi, contohnya ukuran voltase dari listrik, jumlah bits yang terkirim per detik, dan format physical dari kabel dan konektor yang digunakan.
16
Layer 2: Data Link Layer Lapisan data link mengatur transmisi sirkuit physical di layer 1 dan merubahnya menjadi sirkuit yang bebas dari eror transmisi sejauh layer diatasnya. Karena layer 1 menerima dan men transmit hanya stream mentah dari bits tanpa mengetahui arti atau strukturnya, lapisan data link harus membuat dan mengenali batasan pesan: yaitu harus menandai ketika suatu pesan dimulai dan berakhir. Tugas layer 2 juga adalah untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh pesan yang rusak, hilang, atau terduplikat sehingga kesuksesan lapisan dilindungi dari eror transmisi. Jadi, layer 2 melakukan deteksi eror, koreksi, retransmission, dan juga memutuskah apakah alat bisa mentransmit sehingga dua komputer tidak mencoba untuk mentransmit dalam waktu yang bersamaan.
Layer 3: Network Layer Lapisan Network melakukan routing. Hal itu memutuskan apakah pesan di komputer selanjutnya harus dikirim sehingga bisa mengikuti ruter terbaik melewati jaringan dan menemukan alamat lengkap komputer jika diinginkan.
Layer 4: Transport Layer Berurusan kepada masalah end-to-end, contohnya sebuah prosedur untuk memasuki dan pergi dari jaringan. Transport layer membuat, memaintain, dan mematikan koneksi logikal untuk transfer data antara pengirim original dan tujuan final dari pesan. Hal ini juga bertanggung jawab untuk mendapatkan alamat dari end user (jika dibutuhkan), memecah data transmisi yang besar menjadi paket yang lebih kecil (jika diinginkan), memastikan bahwa paket telah diterima, menghapus paket duplikat, dan melakukan flow control untuk memastikan bahwa tidak ada komputer yang kewalahan dalam menerima jumlah pesan. Walaupun kontrol eror dilakukan oleh data link layer, transport layer juga bisa melakukan error checking, dimana hal ini menjadi hal yang sia-sia.
17
Layer 5: Session Layer Session Layer bertugas dalam inisiasi, maintaining, dan menghapus masing-masing sesi logikal antara end user.Untuk memahami layer sesi, bayangkan sebuah telepon. Ketika mengangkat reciever, mendengarkan dial tone, dan menghubungi sebuah nomor, kita mulai untuk membuat koneksi physical yang pergi melalui lapisan 1. Ketika kita mulai berbicara dengan orang di ujung lainnya, kita meluncurkan person-to-person session, sesinya adalah dialog antar dua orang. Layer ini bertanggung jawab untuk mengatur dan menstruktur semua sesi. Inisiasi sesi harus diatur untuk servis yang diinginkan dan dibutuhkan antara partisipan sesi seperti login kedalam peralatan sirkuit, transfer file, menggunakan berbagai macam tipe terminal, dan melakukan security check. Terminasi sesi menyediakan sebuah cara untuk mengakhiri sebuah sesi, yang artinya untuk mematikan sesi secara prematur.
Layer 6: Presentation Layer Memformat
data
untuk
presentasi
ke
user.Tugasnya
adalah
mengakomodasi perbedaan interface di setiap terminal atau komputer yang berbeda
sehingga
program
aplikasi
tidak
perlu
khawatir
tentang
mereka.Dipusatkan untuk tampilan, formating, editing input dan output user. Untuk contohnya, Layer 6 akan melakukan kompresi data, mentranslati antara data yang berbeda format, dan formating layar. Fungsi lainya (kecuali di layer 1 sampai 5) yang ditanya ulang sering kali untuk mencari solusi umum yang ditempatkan di layer presentasi, meskipun beberapa di fungsi ini bisa di lakukan dengan hardware dan software terpisah.
2.1.5 Model Internet Dennis (2007 : 19) juga mengatakan bahwa meskipun model OSI banyak dibicarakan dalam bidang model jaringan, yang mendominasi software dan hardware sekarang adalah Internet model. Tidak seperti model OSI yang dikembangkan oleh komite formal, model internet berkembang dari usaha ribuan orang yang mengembangkan bagian dari internet. Model OSI
18
adalah standar formal yang didokumentasikan dengan satu standar, tetapi model internet belum pernah didefinisikan secara formal; artinya harus dienterpretasikan dari beberapa jumlah standard. Dua model ini memiliki beberapa persamaan. Ringkasnya modelinternet menggabungkan tiga layer teratas menjadi satu layer.
Layer 1: Physical Layer Physical Layer di model internet, seperti di model OSI, adalah koneksi fisikal antara pengirim dan penerima. Berperan sebagai petransfer elektrikal,
gelombang
radio,
ada
gelombang
cahaya
keseluruh
sirkuit.Physical Layer termasuk dalam semua device hardware (komputer, modem, dan hubs) dan media fisikal (seperti kabel dan satelit). Physical Layer menggolongkan tipe koneksi dan sinyal elektrik, gelombang radio, dan gelombang cahaya yang melaluinya.
Layer 2: Data Link Layer Data Link Layer bertanggung jawab untuk menggerakkan pesan ke satu komputer ke komputer lainnya di sebuah jalur jaringan dari pengirim ke penerima. Layer data link di model internet melakukan tiga hal yang sama seperi layer data link di model OSI. Pertama, mengontrol lapisan physical dengan menentukan kapan untuk mengirim pesan ke media.Kedua, memformat pesan dengan indikasi kapan dimulai dan kapan berakhir.Ketiga, mendeteksi dan mengkoreksi eror yang mungkin terjadi ketika transmisi.
Layer 3: Network Layer Layer network di model internet melakukan hal yang sama seperti layer network di model OSI. Pertama, melakukan routing, yang memilih komputer selanjutnya untuk kemana pesan akan dikirim. Kedua, menemukan alamat dari komputer jika tidak diketahui sebelumnya.
Layer 4: Transport Layer Layer transport di model internet sangat mirip dengan model OSI. Melakukan tiga tugas. Pertama, bertanggung jawab untuk linking software
19
layer aplikasi ke jaringan dan membuat end-to-end connection antara pengirim dan penerima ketika koneksi dibutuhkan. Kedua, menyediakan tools agar alamat yang digunakan bisa ditranslasi menjadi alamat numerik yang digunakan di layer yang lebih rendah. Ketiga, bertanggung jawab atas memecahkan pesan yang panjang menjadi beberapa pesan yang lebih kecil untuk memastikan kemudahan saat transmisi. Layer transport juga bisa mendeteksi pesan yang hilang dan meminta untuk dikirim ulang.
Layer 5: Application Layer Merupakan aplikasi software yang digunakan dalam jaringan user, termasuk apa yang model OSI miliki di layer application, presentation, dan session. merupakan akses user untuk masuk ke jaringan. Dengan menggunakan software aplikasi, user bisa menerjemahkan pesan mana yang dikirim kedalam jaringan.
2.1.6 Arsitektur Aplikasi Sebuah arsitektur aplikasi adalah sebuah cara dimana fungsi dari software layer aplikasi disebar ke beberapa client dan server di sebuah jaringan. Pekerjaan yang telah dilakukan oleh semua aplikasi bisa dipecah menjadi empat fungsi utama. Pertama adalah penyimpanan data. Kebanyakan program aplikasi memerlukan data untuk disimpan dan diambil kembali, entah itu hanya data kecil seperti memo yang dihasilkan oleh word processor ataupun database besar seperti rekaman akutansi organisasi. Fungsi kedua adalah data access logic, proses yang membutuhkan akses data, yang sering diartikan bahwa queries database di SQL (structured query language). Fungsi ketiga adalah application logic (kadang disebut business logic), dimana bisa sangat simpel ataupun sangat kompleks, tergantung dari informasi dari user dan penerimaan perintah user.Keempat fungsi ini, data storage, data access logic, application logic, dan presentation logic, adalah hal basic dari seluruh aplikasi. Ada banyak cara untuk mengalokasi keempat fungsi ini diantara komputer client dan server di jaringan.Ada tiga arsitektur aplikasi yang fundamental yang digunakan sekarang. Di host-based architectures. Server
20
(atau komputer host) melakukan semua pekerjaan. Di client-based architectures, komputer client yang melakukan semua pekerjaan. Di clientserver architecture, semua pekerjaan di bagi antara server dan client. Clientserver architectures menjadi arsitektur yang dominan sekarang.
Arsitektur Host-Based Data komunikasi paling pertama di jaringan dikembangkan pada tahun 1960 ketika host-based, dengan server (biasanya komputer mainframe yang besar) melakukan keempat fungsi.Client (terminal) mengizinkan user untuk mengirim dan menerima pesan dari atau kepada komputer host. Client menangkap keystrokes, mengirim ke server untuk pemrosesan, dan menerima instruksi dari server tentang hal apa yang akan ditampilkan. Arsitektur yang sederhana ini bekerja dengan baik. Software aplikasi dikembangkan dan disimpan di satu server bersamaan dengan semua data.Jika anda pernah menggunakan terminal (atau komputer mikro dengan software Telnet), anda telah menggunakan host-based application.Ada satu point dari skala ekonomi, karena semua sumber daya komputer di sentralisasi (tetapi cost bertambah selanjutnya). Ada dua masalah fundamental dengan jaringan host-based. Pertama, server harus memproses semua pesan. Ketika permintaan jaringan aplikasi bertambah, banyak server akan overload dan tidak bisa menanggapi proses dengan cepat. Prioritas user menjadi lebih sulit. Respons menjadi lebih lambat, dan network manager yang dibutuhkan menghabiskan banyak uang untuk mengupgrade server.
Arsitektur Client-Based Di akhir 1980, ada peledakan dalam penggunaan komputer mikro dan komputer berbasi LAN. Sekarang lebih dari 90 persen kebanyakan total proses komputer organisasi menggunakan komputer berbasis LAN, tidak disentralisasikan kedalam komputer mainframe. Bagian dari ekspansi ini dipicu oleh jumlah dari low-cost, aplikasi yang populer seperti word processor, spreadsheets, dan presentasi gambar. Hal itu juga dipicu oleh frustasi manajer dalam
penggunaan
software
komputer mainframe.
21
Kebanyakan software komputer mainframe tidak mudah digunakan sebagai software mikro komputer, dan jauh lebih mahal, serta membutuhkan bertahun-tahun untuk pengembangan. Dengan client-based architecuters, client adalah komputer mikro di LAN, dan server biasanya adalah komputer mikro lainnya di jaringan yang sama. Software aplikasi di komputer client bertanggung jawab atas presentasi logic, aplikasi logic, dan data akses logic; server hanya digunakan untuk menyimpan data. Permasalahan yang fundamental di client-based network adalah semua data di server harus pergi ke client untuk diproses. Contohnya, jika user ingin mendisplay list dari semua pegawai dengan asuransi perusahaan. Semua data harus disimpat ke sirkuit jaringan kepada client, dimana akan memeriksa setiap record untuk melihat kecocokan dengan data yang diinginkan oleh user. Hal ini bisa menyebabkan overload kepada sirkuit jaringan karena data yang ditransmisi lebih besar daripada data yang client butuhkan.
Arsitektur Client-Server Kebanyakan organisasi hari ini bergerak ke arah arsitektur clientserver. Arsitektur client-server menyeimbangkan proses antara client dan server dengan menggunakan keduanya untuk melakukan beberapa logic. Di jaringan ini, client bertanggung jawab untuk presentasi logikal, dimana server bertanggung jawab untuk logic akses data dan penyimpanan data. Aplikasi logikal mungkin akan menyampingkan client, server, ataupun keduanya. Kasus sederhananya adalah dengan logikal presentasi dan logikal aplikasi di client dan logikal data access dan penyimpanan data di server. Di kasus ini, software aplikasi menerima permintaan user dan melakukan logikal aplikasi yang menghasilkan permintaan database yang ditransmisi ke server. Software server kemudian menerima permintaan data, melakukan logikal penyimpanan data, dan mentransmisi hasilnya ke client.Software aplikasi client menerima hasil dan menunjukkan kepada user. Contohnya, jika user meminta sebuah daftar dari seluruh pegawai yang mempunyai asuransi perusahaan, client akan menerima permintaan, memformat sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti server, dan mentransmit ke server. Di penerimaan, server mencari database dari semua
22
record permintaan dan mentransmit hanya kepada record yang cocok kepada client, dimana akan mempresentasikan kepada user. Kelebihan dari client-server adalah mengizinkan software dan hardware dari vendor yang berbeda sehingga bisa digunakan bersamaan. Tetapi hal ini menjadi kerugian tersendiri karena bisa menyulitkan untuk mendapatkan software dari beberapa vendor untuk bekerja sama. Satu solusi dari masalah ini adalah middleware, software yang duduk diantara software aplikasi di client dan server. Middleware mempunyai dua tugas. Pertama, menyediakan cara standar untuk komunikasi sehingga bisa diterjemah oleh vendor software yang berbeda. Kedua adalah untuk mengaatur transfer pesan dari client ke server sehingga client tidak perlu tahu server yang spesifik yang mempunyai data aplikasi. Software aplikasi di client mengirim semua pesan ke middleware, dan mengoper ke server yang benar. Software aplikasi di client melindungi dari perubahan di jaringan physical.Jika layer network berubah, hanya aplikasi middleware yang harus di update.
Arsitektur 2-Tier, 3-Tier, dan n-Tier Ada banyak cara dimana application logic bisa dipartisi antara client dan server.Dalam kasus ini, server bertanggung jawab untuk data, client, aplikasi dan presentasi. Hal ini disebut two-tier architecture, karena hanya menggunakan dua set komputer, satu set client dan satu set server. Sebuah n-tier architecture menggunakan lebih dari tiga set komputer. Di kasus ini, client bertanggung jawab untuk presentation logic, sebuah database server bertanggung jawab atas data access logic dan penyimpanan data, dan application logic tersebar sepanjang dua atau lebih set server. Keuntungan utama dari n-tier client-server architecture dibandingkan dengan two-tier architecture (atau three-tier dengan two-tier) adalah membedakan proses sehingga menyeimbangkan load di beberapa server. Ada dua kerugian dari n-tier architectures dibandingkan two-tier architecture (atau three-tier architecture dengan two-tier). Pertama, lebih menghasilkan load yang lebih besar di jaringan. Kedua, lebih susah bagi program dan tes software di n-tier architectures daripada di two-tier
23
architecture karena lebih banyak device yang harus dikomunikasikan untuk menyelesaikan transaksi user.
2.2 Monitoring Jaringan Dennis (2007 : 478) berkata bahwa kebanyakan organisasi besar dan kecil menggunakan software manajemen jaringan untuk memonitor kontrol jaringan. Satu fungsi yang disediakan dengan sistem ini adalah untuk mengumpulkan statistik operasional dari device jaringan. Untuk jaringan yang lebih kecil, network monitoring seringkali dilakukan oleh satu orang, dibantu dengan beberapa tools sederhana. Tools ini mengkoleksi informasi dan mengirimkannya ke komputer network manager. Di jaringan yang lebih luas, network monitoring menjadi lebih penting. Jaringan besar yang mensupport organisasi selama 24 jam sehari berarti penting, dimana masalah jaringan bisa menjadi konsekuensi bisnis. Contohnya, bayangkan hasil dari kegagalan jaringan karir umumnya seperti AT&T atau untuk sistem kontrol udara.Jaringan ini seringkali mempunya network operations center (NOC) yang bertanggung jawab untuk monitoring dan menyelesaikan masalah. Hal penting ini di staff kan oleh teknisi jaringan yang ahli yang menggunakan software manajemen jaringan yang sophisticated. Ketika masalah terjadi, software dengan cepat mendeteksi masalah dan mengirim alarm kepada staff NOC. Staff mendiagnosa masalah dan terkadang bisa membetulkannya dari NOC (me-restart device yang mati).Waktu lainnya, ketika device atau sirkuit gagal, mereka harus merubah tabel routing untuk merutekan traffic menjauhi device dan menginformasikan teknisi untuk menggantinya. Parameter yang dimonitor oleh network management system dibagi kearah dua kategori: statistik jaringan physical dan informasi logikal jaringan. Statistik di jaringan physical termasuk dari monitoring operasi dari jaringan modem, multiplexer, linking sirkuit serta berbagai macam device hardware, dan sebagainya. Memonitoring jaringan physical termasuk dalam memantau sirkuit yang mungkin down dan tracing device yang tidak berfungsi. Logical network parameters termasuk dalam pengukuran performa sistem yang memantau response times user, jumlah dari traffic di sirkuit yang spesifik, tujuan dari rute data yang menjelajahi berbagai macam jaringan, dan indikasi yang menunjukkan level of service yang disediakan oleh jaringan.
24
Beberapa tipe dari software manajemen beroperasi secara pasif, mengkoleksi informasi dan melaporkan kembali ke pusat NOC. Lainnya aktif, dan mereka dengan rutin mengirim pesan tes ke server atau aplikasi yang di monitor (contoh: HTTP Web page request) dan menyimpan response time. Satu tipe umum dari pendeketan monitoring adalah network wehater map, yang menampilkan penggunaan dari seluruh sirkuit jaringan secara real time. Tracking performa sangat penting karena memungkinkan manajer jaringan untuk proaktif dan merespon kepada masalah peforma sebelum user memberikan komplain. Laporan networking yang buruk akan bertuju kepada performa perusahaan yang buruk dan downtime yang besar.
2.2.1 Simple Network Management Protocol (SNMP) Menurut Forouzan (2007 : 877) SNMP merupakan framework untuk memanage device di sebuah internet menggunakan protokol TCP/IP. Hal ini menyediakan sebuah set operasi fundamental untuk monitoring dan maintanin sebuah internet. SNMP menggunakan konsep sebuah manager dan agent. Sebuah manager biasanya berupa host, mengkontrol dan memonitor sebuah set dari agents, yang biasanya berupa router. SNMP merupakan protokol application-level dimana sedikit manager station mengkontrol beberapa agent. Protokol ini didesain di level aplikasi sehingga bisa memonitor alat yang dibuat berbagai manufaktur dan terinstal di jaringan physical yang berbeda. Dengan kata lain, SNMP membebaskan tugas managemen dari kedua karakteristik fisikal dari device dan menggaris bawahi teknologi jaringan. Hal ini bisa digunakan sebagai variasi internet yang dibuat berbagai macam LAN dan WAN yang terhubung oleh router yang dibuat berbagai manufaktur.
Manager dan Agent Sebuah management station, disebut manager, adalah sebuah host yang menjalankan program client SNMP. sebuahstation yang dimanage, disebut agent, adalah router (atau host) yang menjalankan program server SNMP. Manajemen dapat tercapai melalui interaksi sederhana antara manager dan agent.
25
Agent menjaga informasi performa di database. Manager mempunyai akses ke nilai database. Untuk contoh, sebuah router bisa menyimpan di jumlah paket yang diterima atau dikirim kembali. Manager bisa mengambil dan membandingkan kedua nilai dari paket tersebut untuk melihat apakah router bisa berjalan atau tidak. Manager juga bisa membuat router melakukan beberapa aksi. Contoh sebuah router mengecek statistik nilai dari konter reboot untuk melihat kapan harus men-reboot dengan sendirinya. Akan men-reboot sendiri dengan contoh, jika nilai dari konter sama dengan 0. Manager bisa memakai fitur ini untuk men-reboot agent secara remote kapan saja.Cukup hanya mengirim paket untuk memaksa nilai 0 ke konter. Agent juga bisa berkontribusi dalam proses manajemen. Program server yang berjalan di agent bisa untuk mengecek lingkungan, dan menyadari ada hal yang tidak biasa, lalu mengirim sebuah pesan warning, yang disebut trap, kepada manager.
Komponen Manajemen Untuk melakukan tugas manajemen, SNMP menggunakan dua protokol lainya : Structure of Management Information (SMI) dan Management Information Base (MIB). Di lain kata, manajemen di internet telah dilakukan dengan kerjasama dari tiga protokol SNMP, SMI, dan MIB.
Peran SNMP SNMP
mempunyai
peran
yang
spesifik
di
management
jaringan.Menerjemahkan format sebuah paket untuk dikirim dari sebuah manager ke sebuah agent dan sebaliknya. Dan juga mengintepertasikan hasil dan statistik yang dibuat (sering dengan bantuan dari software manajemen lainnya). Pertukaran paket termasuk dari nama objek dan statusnya. SNMP bertanggung jawab untuk pembacaan dan perubahaan nilai tersebut.
Peran SMI Untuk menggunakan SNMP, kita membutuhkan aturan untuk penamaan objek.Hal ini penting karena objek di SNMP membentuk struktur
26
hirarki. Bagian dari nama bisa di wariskan dari orang tuanya. Kita juga membutuhkan aturan untung mendefinisikan tipe dari objek. Kita membutuhkan aturan ini karena kita tidak tahu arsitektur dari komputer yang mengirim, menerima, dan menyimpan nilai tersebut. Pengirim mungkin berasal dari komputer hebat yang integernya disimpan sebagai 8byte data; penerimanya mungkin dari komputer rendah yang menyimpan integer di 4-byte data.SMI merupakan protokol yang mengartikan aturan tersebut. Akan tetapi, kita harus mengerti bahwa SNMI hanya didefinisi oleh aturan; hal ini tidak mendefinisikan berapa objek yang di manage di satu entity atau objek apa yang menggunakan suatu tipe. SMI merupakan koleksi dari aturan umum untuk menamai objek dan mendaftarnya di tipe mereka masing-masing.
Peran dari MIB Untuk setiap entitas yang di managed, protokol ini mendefinisi jumlah dari objek, nama mereka menurut aturan yang didefinisi oleh SMI, dan mengasosiasi tipe setiap nama objek. Protokol ini bernama MIB. MIB membuat sebuah set dari objek yang terdefinisi untuk setiap entitas yang mirip di database (kebanyakan metadata di database, nama dan tipe tanpa nilai).
2.2.2 Quality of Service (QoS) QoS adalah sebuah sebuah flow yang ditargetkan. Ada empat atribut dalam QoS yaitu: reliability, delay, jitter dan bandwidth.
Keandalan (Reliability) Merupakan karakteristik yang diperlukan oleh flow. Kekurangan atas reliability berarti kehilangan sebuah paket dari sebuah rentransmisi. Tetapi, sensifitas dari program aplikasi untuk reliabilitas merupakan hal yang berbeda. Untuk contoh, lebih penting untuk email, transfer file, dan akses internet agar mempunyai transmisi yang reliable dibandingkan telepon atau konferensi media.
27
Kelambatan (Delay) Source-to-destination delay merupakan sebuah karakteristik flow. Aplikasi hanya bisa mentoleransi delay di derajat tertentu. Di kasus ini, telepon,
konferensi
audio,
konferensi
video,
dan
remote-log
membutuhkan delay yang sangat minim, ketika delay pada transfer atau email kurang penting.
Jitter Jitter merupakan variasi di paket delay yang berada di flow yang sama. Untuk contoh, jika empat paket berangkat pada waktu 0, 1, 2, 3 dan tiba pada 20, 21, 22, 23, semua mempunyai waktu delay yang sama yaitu 20 unit. Di lain hal, jika keempat paket tersebut tiba pada 21, 23, 21, dan 28, mereka mempunyai delay yang berbeda: 21, 22, 19, 24. Untuk aplikasi seperti audio dan video, untuk kasus pertama merupakan hal yang bisa diterima: kasus kedua tidak. Untuk aplikasi ini, tidak masalah apakah paket tiba dengan delay yang panjang atau lebar sepanjang delaynya sama untuk semua paket. Untuk aplikasi ini, kasus kedua tidak dapat diterima. Jitter didefinisikan sebagai variasi dari paket delay. Jitter yang tinggi berarti perbedaan antar paket sangat besar; Jitter rendah berarti variasinya sedikit.
Bandwidth Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwidth yang berbeda. Di konferensi video kita membutuhkan untuk mengirim jutaan bit per detik untuk kebutuhan refresh warna layar ketika jumlah bits di sebuah email tidak mencapai nilai jutaan.
2.2.4 Secure Socket Layer (SSL) Menurut Forouzan (2007 : 1008) Secure Socket Layer didesain untuk menyediakan layanan keamanan dan kompresi data yang digeneralisasi dari layer aplikasi. SSL bisa menerima data dari semua protokol layer aplikasi,
28
tetapi biasanya berupa HTTP. Data yang telah diterima dari aplikasi akan dikompres, ditandai, dan dienkripsi. Lalu data akan dijalankan melalui layer transport yang reliabel seperti TCP. Netscape mengembangkan SSL pada tahun 1994, yang kemudian versi 2 dan 3 dirilis pada tahun 1995.
2.2.4 PRTG Network Monitor PRTG adalah tool network monitoring system open source yang mempunyai skalabilitas yang tinggi. PRTG sendiri merupakan suatu produk dari Paessler yang telah membuat network monitoring tools sejak 1997. PRTG sendiri mempunyai sertifikat dari banyak pemimpin teknologi seperti, Cisco compatible, Works with Windows 2008 Server by Microsoft, Vmware Technology Alliance Partner, dan lain-lain. Beberapa fitur yang diberikan PRTG antara lain:
29
Download, Instalasi, dan konfigurasi yang cepat o Download file hanya 120 MB dan customer tidak akan mengalami kesulitan registrasi. o Tersedia untuk semua versi Windows setelah Windows XP, server atau workstation, 32 bit atau 64 bit. o Install hanya dalam 3 menit dan tidak perlu mendownload file - file tambahan (.NET, SQL Server, dan lain - lain). o Untuk setup awal, pengguna tidak perlu membaca manual. o Bisa secara otomatis membaca dan membuat sensor pada jaringan (1 menit per device) atau pengguna bisa juga mengatur device atau sensor secara manual (5 menit per device).
Mudah digunakan o Menggunakan web browser sebagai interface, dengan website berbasis AJAX o Untuk browser keluaran lama seperti IE 6 / 7 / 8 dan mobile deviceseperti iPhone, Android, Blackberry menggunakan website berbasis HTML o Bisa juga dengan hanya menggunakan 1 aplikasi Windows yang digunakan untuk monitoring seluruh jaringan. o Tersedia juga aplikasi untuk iOS (iPhone atau iPad) dan smartphone / tablet PC Android. o Semua interface menggunakan SSL sehingga aman digunakan saat diakses secara lokal atau pun secara remote dari jarak jauh. Dan semua interface juga bisa digunakan secara bersamaan.
Network Monitoring secara menyeluruh o Memiliki lebih dari 190 tipe sensor yang mencakup semua aspek network monitoring. o Monitoring Uptime / Downtime. o Monitoring bandwidth menggunakan SNMP, WMI, NetFlow, sFLow, jFlow, Packet Sniffing.
30
o Monitoring Aplikasi. o Monitoring Virtual Server. o Monitoring SLA. o Monitoring QoS. Contohnya saat menggunakan VoIP. o Monitoring lingkungan keseluruhan jaringan. o Monitoring LAN, WAN, VPN, dan Multiple Site. o Event log yg luas dan lengkap. o Mendukung IPv6.
Sistem Notifikasi secara lengkap o 9 teknologi notifikasi : email, SMS / Pager, syslog dan SNMP trap, HTTP, event log, bunyi alarm, Amazon SNS, dan teknologi lainnya yang bisa dipicu oleh file EXE atau file batch. o Status alert (up, down, warning). o Limit alert (nilai di atas atau di bawah x). o Threshold alert (di atas atau di bawah x dalam y menit). o Multiple condition alert (x dan y down). o Excalation alert (notifikasi ekstra setiap x menit selama downtime). o Dependencies (menghindari alarm floods). o Acknowledge alarm (tidak ada lagi notifikasi untuk alarm ini). o Alert Scheduling (tidak ada alert berprioritas rendah saat malam hari).
PRTG Cluster Failover o Di dalam PRTG Cluster bisa mencakup 5 nodes yang bekerja sama membentuk sistem monitoring failover. o Bahkan saat software update, tidak menyebabkan downtime pada PRTG cluster. o Cluster menjalankan failover secara otomatis : Jika node utama gagal atau hilang koneksi dari cluster, secara langsung node yang lain akan menjadi server master dan juga mengirim notifikasi. Notifikasi pasti akan selalu terkirim walaupun master utama tidak terkoneksi ataupun mengalami crash.
31
o Semua node memonitoring setiap sensor sepanjang waktu. Ini berarti waktu respon diukur dari lokasi yang berbeda dalam jaringan (LAN, WAN, VPN) dan bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya.Selain itu, agregat dari uptime / downtime bisa dihitung.
Monitoring menggunakan Remote Probes o Memonitor semua anak perusahaan dari kantor pusat. o Memonitor jaringan yang terpisah dari perusahaan (misalnya DMZ dan LAN). o Sebagai MSP, bisa juga memonitor jaringan customer dan meningkatkan kualitas layanan.
Publikasi data dan peta jaringan o Dashboard secara real time. Performa jaringan dan informasi tentang status jaringan bisa dilihat secara langsung o Dashboard untuk privat dan publik. Contohnya untuk tampilan layar di pusat divisi jaringan berbeda dengan pegawai lain yang hanya bisa melihat peta jaringan dengan sedikit informasi. o Peta yang didesain secara interaktif ini memiliki lebih dari 300 objek peta yang berbeda (ikon jaringan, ikon status, grafik lalu lintas jaringan, daftar top 10, dan lain - lain).
Laporan secara mendalam o Laporan dalam format HTML atau PDF. o Laporan bisa secara terjadwal (per hari, per minggu, per bulan) ataupun bisa di custom sesuai keinginan misalnya laporan untuk hari atau bulan tertentu ataupun dalam waktu tertentu. o History monitoring data bisa diexport ke HTML, XML, atau CSV.
Didesain untuk bekerja cepat dan memiliki standar keamanan yang tinggi o PRTG bisa memonitor dari 1 sampai 20.000 sensor per instalasi (jumlah sensor maksimal dalam kondisi optimal).
32
o Sistem database yang dimiliki Paessler sangat dioptimalkan untuk monitoring data (data bisa diakses melalui API). Lebih cepat dari SQL servers dengan CPU usage yang lebih sedikit dan kuat untuk menampung data tahunan untuk ribuan sensor. o System Requirement yang rendah : Bahkan sebuah Netbook bisa memonitor 1.500 sensor. o Multiple Probes mengizinkan untuk mendistribusikan beban yang tinggi. o Untuk monitoring ke tingkat anak perusahaan menggunakan enkripsi SSL untuk koneksi probe dan cluster. o Menggunakan SSL web server (HTTPS) untuk web, Windows, iOS, dan Android GUI o Multiple User accounts dengan shared dan private sensors.
Memungkinkan untuk kostumisasi o Web interface yang bisa diubah sesuai keinginan. o Sensor yang bisa dikostumisasi (EXE, CMD, Powershell, dan lain lain). o Notifikasi yang bisa dikostumisasi. o Template device yang bisa dikostumisasi. o Import dari file MIB. o PRTG RESTful API memungkinkan untuk membuat / mengedit / menghapus objek monitoring dan mengakses data monitoring.
PRTG Network Monitor juga tersedia dalam beberapa versi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna : •
Versi freeware. Versi ini hanya terbatas untuk 10 sensor tetapi bersifat gratis untuk selamanya.
•
Versi trial. Versi ini hanya berlaku selama 30 hari namun sensornya tidak dibatasi.
•
Versi licensed. Untuk versi licensed tersedia paket - paket berdasarkan jumlah sensor yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
(Sumber : http://www.paessler.com/prtg/features)
33
2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya Sesuai dengan hasil peneletian sebelumnya yang berjudul Monitoring Trafik Jaringan Pada Local Area Network USUnet Pusat Sistem Informasi Universitas Sumatera Utara, yang ditulis oleh Zuhria Fitriyani, program studi S-1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara, berikut adalah kutipan abstrak penulisan Ilmiah tersebut : “Monitoring jaringan diperlukan untuk mengevaluasi performa dan untuk memastikan efisiensi dan stabilitas operasional. Analisa dan monitoring trafik diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan jaringan dengan penggunaan analisa statistik untuk memperoleh karakteristik trafik. Statistik ini menyediakan isyarat yang penting tentang kualitas layanan dan throughput jaringan. Karena adanya keheterogenan kebutuhan bandwidth oleh arus trafik yang dihasilkan dari aplikasi berbeda, hasil data dapat digunakan untuk menentukan sifat alami IP trafik dan untuk mempertimbangkan karakteristiknya. Jenis data pertama adalah data yang tersedia dari Simple Network Management Protocol (SNMP) ke node jaringan. Kedua adalah dari pemonitoran arus IP. Kombinasi dari kedua jenis data ini menyediakan suatu pondasi yang kokoh untuk analisa dan monitoring trafik” Dari hasil penelitian ini, selain dari penggunaan SNMP akan di gunakan software monitoring jaringan PRTG. Dengan software PRTG ini, monitoring jaringan tidak akan terbatas dari pengawasan bandwidth atau trafik data saja sehingga monitoring jaringan di PT Gajah Tunggal tbk menjadi optimal.
Sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang berjudul NETWORK MONITORING : Using Nagios as an Example Tool, yang ditulis oleh Afeez Abiola Yusuff, berikut adalah kutipan abstrak penulisan Ilmiah tersebut : “Tujuan dari thesis ini adalah untuk mengimplementasikan sebuah monitoring jaringan menggunakan utilitas manajemen jaringan terbuka untuk memeriksa keadaan dari elemen jaringan dan service yang berhubungan. Sebuah alat manajemen harus mempunyai kemampuan untuk mendeteksi dan merespon kepada kesalahan di jaringan dengan menghasilkan alarm yang cocok untuk menotifikasi sistem admin dengan tepat.
34
Inti Nagios telah digunakan sebagai utilitas manajemen jaringan untuk demonstrasi jaringan sebagai latihan. Fungsi teorikal dari Nagios Core telah di tunjukan dan deskripsi dari SNMP telah ditujukan dalam hubungan fungsi dari Nagios. Nagios telah dikonfigurasi dengan plug-ins nya dan digunakan melawan tes laboratorium jaringan yang berjalan di lingkungan Linux. Tes jaringan dilakukan di dua swicth, satu router dan server Nagios. Hasil dari tes demonstrasi laboratorium ditunjukan di framework. Lebih lanjut lagi, implementasi dari Nagios untuk optimalisasi peforma bisa dikembangkan, tetapi pengalaman saya dengan Nagios dan hasil sumber daya terbukti masih cukup. Nagios direkomendasikan untuk penggunaan di perusahaan dan institusi untuk monitoring jaringannya. dan juga, bagian laboratorium di tesis ini bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk mahasiswa dengan tujuan mendapatkan keahlian dan mengenal kepentingan dari monitoring jaringan.” Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, monitoring tools yang digunakan adalah Nagios, karena disesuaikan dengan sistem operasi yang digunakan. Nagios cukup banyak digunakan untuk sistem operasi Linux karena banyaknya fitur yang ditawarkan dibandingkan aplikasi lainnya. Selain itu aplikasi ini juga cukup mudah untuk dioperasikan, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengoperasikannya. Berbeda dengan sistem operasi Windows, Nagios juga memiliki aplikasi monitoring yang dirilis untuk sistem operasi ini yang bernama NagWin. Akan tetapi, NagWin hanya memiliki fitur yang terbatas dibandingkan dengan Nagios pada Linux. Oleh karena itu, pada skripsi ini digunakan aplikasi PRTG System Monitor sebagai monitoring tools. Pemilihan aplikasi ini menyangkut kepada sistem operasi perusahaan yang menggunakan Windows sebagai sistem operasi server. Pada Windows, PRTG dinilai memiliki fitur dan kemampuan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan aplikasi lainnya.
Sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang berjudul Proposing an Optimum Multicasting Routing Algorithm Using Ant Colony for Improving QoS in Wireless Mesh Network, yang ditulis oleh A.Mojtaba Khayat, B. Mohsen Afshari, C. Mohsen Shakibafakhr, D. Nayereh fathlipour, berikut adalah kutipan abstrak penulisan Ilmiah tersebut :
35
“Wireless mesh networks (WMNs) merupakan jaringan baru yang telah di antisipasi untuk menyelesaikan masalah dari limitasi jaringan ad-hoc, jaringan sensor, dan LAN wireless dan meningkatkan performa mereka. Tetapi, masih banyak tantangan penelitian yang belum dipecahkan di area ini. Di artikel ini kita telah menunjuk protokol source-specific multicast untuk jaringan wireless mesh, yang mana mempunyai banyak aplikasi multimedia, radio, dan multikasting TV dan pembelajaran jarak jauh. Kami telah menggunakan pendekatan berbasis inti untuk membangun
minimum
cost
tree
(MCT)
diantara
member
nodes
dan
mengoptimalisasikan tree ini untuk banyak metrics dengan mengaplikasi semua koloni di metafor optimalisasi.” Penelitian tersebut membahas sebuah novel agent berbasis protokol source specific multicast. Menggunakan pendekatan used core-based untuk membangun kost tree yang minimal (MCT) antara member nodes dan mengoptimalkan tree ini untuk banyak metricks dengan aplikasi semua koloni ke metafor maksimal. Dengan hal ini, QOS akan meningkat sehingga penggunanaan PRTG sebagai aplikasi monitoring menjadi optimal. Dengan menggunakan swarm intelligence untuk optimasi jalur, telah membuka cara untuk optimalisasi pencarian jalur baru dari matriks. Dalam hal ini, telah menggunakan jumlah rata-rata dari 2 matriks jaringan; delay dan jumlah dari node yang non-forwarding di jalur yang baru untuk menghitung jumlah value, tetapi kita bisa menyebar matrik mencakupi bandwidth, jitter, atau metrics pengamanan. Dengan penelitian ini, diharapkan QoS yang ditargetkan oleh PT Gajah Tunggal Tbk bisa tercapai sehingga optimalisasi jaringan berjalan lancar.
36