BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minuman berenergi dan zat-zat kandungannya Minuman berenergi adalah minuman ringan yang mengandungi zat-zat seperti vitamin B kompleks dan kafein untuk
menstimulasi sistem
metabolik dan sistem saraf pusat. Menurut sebuah artikel sebanyak 500 minuman energi baru telah dilancarkan sedunia (Boyle, Castillo, 2006). Minuman berenergi bertujuan memberi pengguna peningkatan energi yang segera melalui kombinasi zat stimulan seperti kafein, ekstrak herba contohnya guarana, ginseng dan gingko biloba, vitamin B, asam amino contohnya taurine, derivat asam amino seperti karnitin dan derivat gula seperti glukuronalakton dan ribose (Boyle, Castillo, 2006). Minuman berenergi biasanya mengandungi 80-141 mg kafein per 8 ouns. Terdapat dua jenis minuman berenergi yaitu yang mangandungi gula dan yang tidak mengandungi gula (Pronsky, 1997).
C
A
D
B
Gambar 2.1.a Contoh gambar minuman berenergi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.a Zat kandungan minuman berenergi dan efeknya terhadap tubuh ZAT KANDUNGAN Kafein (70-200 mg)
EFEK TERHADAP TUBUH Stimulasi sistem saraf pusat sehingga memberi efek ‘alert’. Meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Menyebabkan dehidrasi tubuh.
Taurine
Meregulasi denyut jantung, kontraksi otot dan tingkat energi. Merupakan inhibitor neurotransmitter yang ringan.
Guarana
Merupakan zat stimulant yang meningkatkan ‘alertness’ dan energi. Mempunyai efek yang sama seperti kafein.
Vitamin B
Membantu dalam konversi makanan kepada energi.
Ginseng
Meningkatkan energi, mempunyai komponen anti-lelah, melegakan stress dan menguatkan ingatan. Menstimulasi hypothalamus dan kelenjar pituitary untuk mengsekresi adreno corticotropic hormone (ACTH).
(18-400 mg dalam 16 ouns)
Ginkgo biloba
Membantu retensi ingatan, konsentrasi, sirkulasi, menpunyai efek anti-depresan, Kandungan dalam minuman berenergi terlalu rendah untuk menimbulkan efek yang baik.
L-Carnitine
Merupakan asam amino yang biasanya diproduksi oleh hati dan ginjal. Bersifat termogenik dan membantu dalam pengurangan berat badan & meningkatkan daya tahan tubah sewaktu berolahraga.
Gula
Sumber metabolisme menghasilkan tenaga.
Anti-oxidant
Membantu pemulihan tubuh daripada efek radikal bebas.
Glucuronalactone
Biasanya dijumpai dalam tubuh dan merupakan glukosa yang dimetabolisme oleh hati. Membantu detoksifikasi, sekresi hormone dan biosintesa vitamin C. Dalam minuman berenergi dipercayai mencegah zat lain menggunakan cadangan glikogen dalam otot.
Creatine
karbohidrat
tubuh
untuk
Membekalkan tenaga kepada otot.
Sumber: Babu, K.M., Church, R.J., Lewander, W., 2008. “Energy Drinks: The New Eye-Opener for Adolescents”, Clinical Pediatric Emergency Medicine
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.b Zat kandungan minuman berenergi menurut merek Merek minuman ringan (kemasan botol 150ml)
Zat kandungan
Jumlah
A
Karbohidrat Inositol Nicotinamide Vitamin B 6 Vitamin B 12 Taurine 1,3,7 trimethylxanthine
25,3 g 50 mg 20 mg 5 mg 5 mcg 1000 mg 50 mg
B
Taurine Vitamin B12 Vitamin B 6 Nicotinamide Inositol Caffeine anhydrous Extract ginseng Sucrose, citric acid, sodium benzoate, flavour
1000mg 2,8 mg 3,3 mg 20 mg 50 mg 50 mg 10 mg
C
Taurine 1,3,7 trimethylxanthine Inositol Ginseng extract Nicotiamide Vitamin B 6 Dexpanthenol Vitamin B 12 Gula alami, gula sorbitol
1000mg 50 mg 50 mg 10 mg 20 mg 5 mg 5 mg 5 mcg
E
Taurine Caffeine Inositol Niacinamide (vitamin B3) Pyridoxine HCl (Vitamin B 6) Dexpanthenol (provitamin B 5) Cyanocobalamine (Vitamin B 12) Gula Citric acid, trisodium citrate, sodium benzoate, flavouring
1000mg 50 mg 50 mg 20 mg 5 mg 5 mg 5 mcg 25 g
Universitas Sumatera Utara
2.2 Manfaat minuman energi Sebuah penelitian yang mengkaji manfaat minuman berenergi dalam memberi peningkatan energi seperti yang diiklankan (Smit, 2004). Hasil penelitian
yang
dijalankan
menunjukkan
bahwa
minuman
energi
dibandingkan dengan placebo memberi efek peningkatan energi pada kelompok subjek berumur 18 hingga 55 tahun. Efek yang paling tinggi dapat dirasakan 30 hingga 60 menit selepas konsumsi dan efek ini dipertahankan selama sekurang-kurangnya 90 menit. Kafein diketemui penyebab utama efek ini. Walaupun tidak terdapat kebutuhan tubuh manusia untuk kafein, melalui hasil penelitian Smit dan Rogers
(2000)
dosis
kafein
yang
rendah
(12,5-100
mg)
dapat
mempertingkatkan prestasi kognitif dan mood. 2.3 Hubungan kafein dengan adenosine dan dopamine Efek kafein terhadap tubah bervariasi pada setiap orang. Kafein bekerja dengan mensimulasi sistem saraf pusat. Apabila adenosine dihasilkan di otak, ia akan berikatan dengan reseptor adenosine. Pengikatan adenosine akan menyebabkan rasa mengantuk disebabkan oleh penurunan aktivitas sel saraf. Di otak, pengikatan adenosine pada reseptornya menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Pada sel saraf, kafein dan adenosine mempunyai struktur yang sama. Oleh itu, kafein berikatan pada reseptor adenosine dan meningkatkan aktivitas sel saraf. Kafein juga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dengan menghambat kerja adenosine untuk mendilatasi pembuluh darah. Efek ini adalah sebab utama mengapa sesetengah obat penghilang nyeri kepala mengandungi kafein (Kirchheimer, 2004).
Berikutan meningkatnya aktivitas sel saraf dengan tiba-tiba di otak, kelenjar pituitari terangsang untuk mengsekresi hormon yang memicu kelenjar adrenal menghasilkan adrenalin (epinephrine). Efek dari adrenalin antaranya dilatasi pupil, dilatasi bronkiol, peningkatan denyut jantung,
Universitas Sumatera Utara
vasokonstriksi pembuluh darah pada permukaan kulit dan vasodilatasi pembuluh darah ke otot. Adrenalin juga meningkatkan tekanan darah, mengurangkan sirkulasi darah ke lambung, meningkatkan pelepasan gula ke darah untuk meningkatkan energi dan menyebabkan kontraksi dari otot (Kirchheimer, 2004). Kafein meningkatkan kadar dopamin dengan cara yang sama seperti amphetamine. Dopamin merupakan neurotransmitter yang mengaktivasi pusat kesenangan di bagian tertentu otak. Heroin dan kokain memanipulasi kadar dopamine dengan mengurangkan kadar absorpsi dopamine. Walaupun efek kafein jauh lebih rendah berbanding heroin, namun mekanisme kerjanya sama.
Diduga
bahwa
hubungan
dengan
dopamine
menyebabkan
ketergantungan kafein (Kirchheimer, 2004) 2.4 Manfaat kafein pada tubuh Menurut beberapa penelitian, konsumpsi minuman yang mengandungi kafein ternyata mempunyai manfaat pada tubuh. Antara manfaat komsumsi kafein adalah orang yang mengkonsumsi kafein secara regular mengurangi risiko menderita penyakit Parkinson sebanyak 80%. Konsumsi 2 cawan kopi sehari juga dapat mengurangkan resiko kanker kolon sebanyak 20%. Pada orang yang menkonsumsi 2 cawan kopi sehari resiko sirosis hati berkurang sebanyak 80%. Konsumpsi 2 cawan kopi sehari pula mengurangkan pembentukan batu empedu sebanyak 50% (Kirchheimer, 2004). Kafein turut bermanfaat dalam asma, mengatasi nyeri kepala, merangsang mood dan mencegah lubang pada gigi. Pada penelitian awal dengan menggunakan tikus, terbukti bahawa kafein mempunyai efek pelindung dari penyakit Alzheimer (Kirchheimer, 2004)
Universitas Sumatera Utara
2.5 Efek samping kafein Konsumsi kafein ternyata mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan penggunanya. Menurut artikel di oleh Riesenhuber (2006), diketemui bahawa kafein yang terdapat dalam minuman berenergi menyebabkan diuresis dan natriuresis. Tambahan pula, konsumsi kafein yang akut menurunkan sensitivitas insulin dan meningkatkan mean tekanan darah arteri. Dalam penelitian yang berlainan Scher (2004) dikatakan konsumsi kafein berhubung dengan nyeri kepala kronik, terutamanya pada wanita muda berusia kurang dari 40 tahun dan antara mereka yang mendapat nyeri kepala episode kronis yang onset kurang dari 2 tahun. Pada konsumsi kafein kronis pula diketemui gejala sistem saraf pusat, kardiovaskular, gastrointestinal dan disfungsi renal (Carrillo, 2000). Kesimpulannya, walaupun konsumsi minuman energi menbawa manfaat pada penggunanya seperti peningkatan konsentrasi dan memori, kandungan kafein dalam minuman berenergi menyebabkan banyak efek samping pada kesehatan. Kafein mempunyai waktu paruh selama 6 jam dan ini dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebaiknya kafein tidak digunakan pada penderita penyakit jantung. Penderita penakit ginjal harus mengurangi konsumsi kafein karena sifat kafein sebagai diuretik dapat memperparah kondisi penderita. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kafein walaupun pada penelitian yang dilakukan, hubungan antara kafein dengan kelainan kongenital belum terbukti. Penderita ulkus lambung dan penyakit lambung lain harus berhati-hati dalam mengkonsumpsi kafein karena sifat asam dari kafein (Kirchheimer, 2004). 2.6 Penggunaan minuman berenergi ketika berolahraga Minuman berenergi harus dibedakan dengan minuman isotonik yang digunakan sewaktu berolahraga. Minuman isotonik digunakan untuk mengembalikan hidrasi tubuh ketika berolahraga dan mengandungi karbohidrat dalam bentuk gula dan menggantikan elektrolit yang hilang
Universitas Sumatera Utara
melalui
keringat.
Minuman
berenergi
mengandungi
kafein
yang
menyebabkan dehidrasi tubuh melalui sifatnya sebagai diuretik. Menurut penelitian Miller (2008) pengguna berumur 18 hingga 25 tahun menjadi sasaran pemasaran minuman berenergi. Mintel Energy Drink Report 2006 menyatakan bahwa 65% daripada pengkonsumsi minuman berenergi adalah masyarakat dalam golongan umur 13-35 tahun dan 65% daripada pengkonsumsi adalah pria. Menurut penelitian negeri yang dilakukan oleh Pennsylvania Medical Society’s Institute of Good Medicine (2008), 2% daripada responden berumur 21-30 tahun pernah menggunakan minuman berenergi sewaktu belajar untuk berjaga malam bagi menyelesaikan tugas atau belajar. Sejumlah 70% responden yang lain mengatakan bahwa mereka mengenal teman-teman yang menggunakan minuman berenergi untuk berjaga malam sewaktu belajar atau bekerja.
Universitas Sumatera Utara