BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Pustaka 2.1.1 Deviden Tunai Deviden Tunai adalah Deviden yang dibagikan dalam bentuk cash atau tunai. Menurut Dewi Utari dkk ( 2014: 250) faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen ialah : a. Hukum yang berlaku, Dividen harus dibayar dari laba bersih setelah pajak tahun berjalan atau tahun lalu. b. Perusahaan tak
mampu
membayar
dividen. Perusahaan tidak boleh
membangun dividen jika tidak mampu membayar atau dalam keadaan bangkrut. 2.1.2 Kebijakan Dividen Pada umumnya perusahaan ingin mempertahankan deviden yang stabil beberapa kebijakan dividen menurut Dewi Utari dkk ( 2014: 253) yaitu antara lain: a. Kebijakan dividen stabil Kebijakan yang demikian dapat mendorong harga saham yang lebih tinggi karena investor akan menghargai saham-saham yang dividennya tinggi. b. Kebijakan dividen residu Kebijakan ini berorientasi pada ekspansi usaha karena pemegang saham lebih suka mengembangkan perusahaan daripada menerima deviden. Disamping itu instansi yang dibiayai dengan laba ditahan lebih baik daripada dengan utang
20 Universitas Sumatera Utara
jangka panjang atau mengeluarkan saham baru karena biaya, modal dan laba ditahan sama dengan biaya modal saham biasa. c. Kebijakan dividen kecil Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa laba ditahan itu sangat fleksibel untuk mengembangkan usaha atau untuk menambah modal kerja. d. Kebijakan dividen besar. Kebijakan ini didasarkan pada praktik bahwa dengan membayar dividen besar dapat menaikkan nilai saham sehingga banyak investor yang tertarik. 2.1.3 Prosedur Pembayaran Dividen Tunai Pembayaraan dividen pada umumnya dilakukan sekali setahun. Tetapi jika disetujui oleh pemegang saham bisa dilakukan setiap 6 bulan atau bahkan 3 bulan sekali. Itu semua tergantung pada kemampuan perusahaan memperoleh laba. Prosedur pembayaran dividen adalah: a. Tanggal pengumuman. Komisaris perusahaaan dapat mengumumkan pembagian dividen pertanggal 15 november dan dibayar pertanggal 02 januari. b. Tanggal pencatatan saham Pemegang saham baru harus mencatat sahamnya
selambat-lambatnya
pertanggal 15 desember jika tidak maka dividen akan dibayarkan kepada pemegang saham yang lama. c. Tanggal pembayaran pada umunnya perusahaan akan membayar dividen tanggal 2 atau 3 januari tahun berikutnya.
21 Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahan kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal suatu perusahaan. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Hutang lancar Hutang lancar yaitu kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaraan akan dilakukan dalam waktu kurang dari 12 bulan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 2) Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang yaitu kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya melebihi dari 1 tahun. 2.1.5. Operating Ratio Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio operasional yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap penjualan yang terserap dalam biaya yang tinggi dan laba yang tersedia kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh management, tetapi juga factor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen. Selisih antara net margin ratio (rasio laba bersih dengan penjualan) dengan 100%. Menunjukkan persentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase ini dinamakan operating ratio atau rasio antara (Harga pokok penjualan + biaya operasi ) dengan penjualan bersih. (Munawir, 2004:100).
22 Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Earning Power of Total Invesment Earning Power of total Invesment digunakan mengukur kemampuan manajemen perusahan dalam mengelola perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang saham + saham). Variabel ini diukur dengan menggunakan rumus:
2.1.7. Modal Kerja Modal kerja adalah kekayaan atau aset yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari- hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.Menurut Weston dan Brigham (1999: 82) modal kerja secara umum dapat diartikan sebagai: 1. Seluruh aset lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau konsep kuantitatif. 2. Aset lancar dikurangi utang lancar atau (Net Working Capital) atau konsep kualitatif. 3. Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan atau Functional Working Capital atau konsep fungsional. Termasuk dana yng berasal dari penyusutan. 2.1.8. Unsur Modal Kerja Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aset lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan- perkiraan yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Misalnya persediaan, untuk perusahaan yang hanya melakukan perdagangan, mungkin hanya akun persediaan barang dagang sedangkan perusahaan manufaktur persediaannya akan terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi (Weston dan Brigham).
23 Universitas Sumatera Utara
2.1.9. Peranan Modal Kerja Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus- menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan harta tetap. Bagi perusahaan yang sedang berjalan, pembiayaan atau dana untuk melakukan pembelian bahan, membayar upah, membayar gaji, listrik dan sebagainya, tanpa harus menunggu diterimanya hasil penjualan agar perusahaan dapat berjalan kontinue. Menurut Kamaruddin (2002: 108) Modal kerja mempunyai dua fungsi yaitu: 1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran. 2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan. Menurut H.indriyono dan H.Basri (2002:33) ada tiga konsep modal kerja yaitu: 1. Konsep Kuantitatif Dalam konsep kuantitatif modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang- piutang, persediaan, persekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran dalam waktu yang singkat. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar. 2. Konsep Kualitatif Dalam konsep kualitatif modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benarbenar dapat dipergunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.atau dengan kata lain besarnya modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar. 3. Konsep Fungsional Dalam konsep Fungsional modal kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk menghasilkan pendapatan.pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan
24 Universitas Sumatera Utara
dalam satu periode (Accounting Curretn income) bukan pada periode berikutnya (future income). 2.1.10 Macam- Macam Modal Kerja 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi dua yaitu: a. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya. b. Modal kerja normal (Normal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang digunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal. 2. Modal Kerja Variabel ( Variabel Working Capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat- saat tertentu dengan jumlah yang berubah- ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode.Modal kerja variabel ini terdiri dari: a. Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah- ubah disebabkan oleh perubahan musim. b. Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk. c. Modal kerja darurat( Emergency working capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah- ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya).
25 Universitas Sumatera Utara
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya modal kerja adalah sebagai berikut: 1. Volume penjualan yaitu faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya itu adalah tingkat penjualan. 2. Kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan seperti : (1) Politik penjualan kredit yaitu panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam satu periode, (2) Politik penentu persediaan besi dimana jika persediaan yang diinginkan tinggi,baik persediaan kas, persediaan bahan baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan modal yang relatif besar dan sebaliknya bila ditetapkan persediaan rendah maka diperlukan modal kerja yang relatif rendah. 3. Pengaruh musim yaitu dengan adanya pergantian musim, akan dapat mempengaruhi besar kecilnya barang dan jasa serta tingkat penjualan. Fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan produksi. 4. Kemajuan teknologi dimana perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau mengubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis dengan demikian akan dapat mengurangi besarnya kebutuhan modal kerja. Tetapi dengan perkembangan teknologi maka perusahaan perlu mengimbangi dengan membeli alat- alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relatif besar.
26 Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Kamaruddin(2002:16) faktor yang menentukan jumlah modal kerja adalah: 1. Besar kecilnya kegiatan usaha atau perusahaan (Produksi dan penjualan), dimana semakin besar kegiatan perusahaan maka semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal lainnya tetap. Selain besar kecilnya usaha , sifat perusahaan juga mempengaruhi besarnya modal kerja. 2. Kebijaksanaan tentang penjualan (kredit atau tunai). Persediaan (dengan EOQ = Econimic Orde Quantity dan safety stock), dan saldo ke kas minimal, pembelian bahan (tunai atau kredit). 3. Faktor lainnya adalah: a. faktor- faktor ekonomi b. peraturan pemerintah yang berkaitan dengan uang ketat atau kredit ketat. c. tingkat bunga yang berlaku. d. peredaran uang. e. tersedianya bahan- bahan di pasar. f. kebijakan perusahaan lainnya. 2.1.11 Quick Ratio Quick ratio atau rasio cepat adalah perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan dan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran dalam menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban tampa memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan harta yang tidak mudah diperoleh atau membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas walaupun sebenarnya persediaan lebih likuid daripada piutang. Rumus. Rumus Quick Ratio adalah:
27 Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu Surya Warni Sibarani (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi terhadap deviden tunai dimana, pada penelitian ini antara laba akuntansi dan arus kas operasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap deviden tunai. Weni Artika Sari (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden kas pada perusahaan perbankan yang go public yang terdaftar di BEI. Dimana dalam penelitian ini secara parsial bahwa laba bersih mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas sedangkan arus kas operasi memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan dividen kas. Dan secara simultan antara laba bersih dan arus kas operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan dividen kas. Tri Susilowati 2005 melakukan penelitian yang berjudul tentang pengaruh informasi laporan keuangan terhadap pendapatan deviden tunai (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode 1999- 2003) . Dalam penelitian ini
Secara parsial hanya variable EPS yang berpengaruh secra
signifikan tehadap deviden tunai. Sedangkan varibel ROI, ROE, Curren Ratio, DTA, DER tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap deviden tunai. Yeti Meliany Lubis 2009 melakukan penelitian yang berjudul analisis factor factor yang mempengaruhi deviden tunai
pada perusahaan manufaktur jenis
consumer good yang go public di Bursa Efek Jakarta.
Dari hasil penelitian ini
bahwa secara parsial variabel Cash Ratio, Current Ratio dan DER yang memiliki
28 Universitas Sumatera Utara
pengauh signifikan terhadap deviden tunai, sedangkan variabel ROI, DTA, EPS, tidak memilliki hubungan signifikan terhadap deviden tunai. Untuk lebih jelasnya kedua hasil penelitian diatas, dapat dilihat pada tabel 2.1 yaitu:
No
Nama peneliti
1
Surya Warni Sibarani, 2011
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Variabel yang Kesimpulan digunakan Variabel independen: Laba akuntansi Arus kas operasi Variabel dependen: Deviden tunai
1. Melalui nilai koefisien korelasi Spearman Rank (rs) antara laba akuntansi dengan deviden kas selama periode 2007-2009 berarti bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan deviden tunai. Nilai uji t juga mendukung kesimpulan menolak H01 dan menerima HA1 yang berbunyi “terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan dividen tunai”. 2. Melalui nilai koefisien korelasi Spearman Rank (rs) antara arus kas operasi dengan deviden tunai selama periode pengamatan bahwa terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan deviden tunai. Namun nilai uji t tidak mendukung kesimpulan ini menolak H02 dan menerima HA2 yang berbunyi “terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan dividen tunai”
29 Universitas Sumatera Utara
2
Weni Variabel Artika Sari, independen: 2011 Laba bersih Arus kas operasi Variabel dependen: Deviden Kas
3
Tri Susilowati 2005
4
Yeti Meliany Lubis 2009
Variabel Indenpenden ROI,ROE, Current Ratio, DTA,DER,EPS Variabel Dependen: Deviden Tunai Varibel Independen ROI,Cash Ratio, Current Ratio, DTA, EPS, DER,DPR Variabel Dependen: Deviden Tunai
1. Secara parsial laba bersih memiliki hubungan dengan dividen kas perusahaan perbankan yang go publik 2. Secara parsial arus kas operasi memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan dividen kas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa arus kas operasi bukanlah hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur oleh manajemen dalam menentukan dividen kas yang akan diberikan 3. Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan dengan dividen kas.
Secara parsial hanya variable EPS yang berpengaruh secra signifikan tehadap deviden tunai. Sedangkan varibel ROI,ROE,Curren Ratio,DTA, DER tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap deviden tunai.
Secara parsial variable Cash Ratio, Current Ratio dan DER yang memiliki pengauh signifikan terhadap deviden tunai, sedangkan variabel ROI, DTA,EPS, tidak memilliki hubungan signifikan tehdap deviden tunai.
2.3 Kerangka Konseptual Berdasarkan penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Deviden Tunai, sedangkan Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio merupakan variabel indenpenden (X). Untuk melihat lebih jelas bagaimana
30 Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai dapat digambarkan sebagai berikut:
Hutang (X1)
Operating Ratio (X2)
Earning Power Of Total Invesment (X3)
Deviden Tunai (Y)
Working capital (X4)
Quick ratio (X5)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan dugaan yang logis tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Erlina (2008:49) Hipotesis merupakan “preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruksi yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena”. Sedangkan menurut Sekaran (2006:135) Hipotesis dapat didefinisikan sebagai “hubungan yaang 31 Universitas Sumatera Utara
diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Variabel hutang merupakan semua kewajiban keuangan perusahan kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hubungan antara hutang dan deviden tunai sangat lah erat karena jika hutang suatu perusahaan besar makan return dana yang dimiliki oleh perusahaan relatif kecil dan pembagian deviden kepada investor juga relatif kecil. Sama hal nya dengan Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Quick ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan( inventory) dimana variabel ini juga berkaitan erat dengan variabel deviden tunai karena jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban maka kelangsungan hidup perusahaan tidak akan bertahan lama dan return dana yang diharapkan investor akan sangat sulit untuk memperolehnya. (2) Operating ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukkan kinerja yang semakin baik. Hubungan variabel operating ratio dengan deviden tunai adalah hubungan yang menunjukkan kinerja dan tata cara pengelolaan biaya yang dimiliki oleh perusahaan, dimana jika perusahaan itu mampu mengoperasionalkan biaya yang tersedia relatif kecil tetapi mampu memperoleh return yang relatif besar makan kinerja perusahaan itu dikatakan bagus karena mampu memberikan return yang lebih bagus dengan biaya yang dikeluarkan relatif kecil. Sama halnya dengan Earning power of total invesment juga memiliki hubungan yang sangat erat karena variabel ini digunakan
32 Universitas Sumatera Utara
untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor atau pemegang saham atau obligasi, dimana semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan maka pembagian deviden kepada investor juga akan relatif banyak. Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga return dana akan cepat kembali kebentuk semula yaitu kas atau piutang dan dengan adanya return dana yang diperoleh maka para investor akan memperoleh deviden yang diharapkan. Deviden merupakan sebagian laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagian kepada investor atau pemegang saham. Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan setelah perusahaan mampe memenuhi seluruh kewajiban tetap perusahaan yaitu beban bunga dan pajak. perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan lebih besar sebagai deviden, dimana semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
33 Universitas Sumatera Utara
Dari uraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Hutang berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial
pada
Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI H2: Operating Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI H3: Earning Power of Total Invesment berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI H4: Working Capital berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI H5: Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara parsial pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI H6: Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Working Capital, Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap deviden tunai secara simultan pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI
34 Universitas Sumatera Utara