BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Jenis-jenis jaringan
Ada 3 macam jenis Jaringan/Network yaitu : 1. Local Area Network (LAN) /Jaringan Area Lokal. Local Area Network (LAN)Adalah sebuah jaringan komputer yang bersifat lokal fisik jaringan komputernya, misalnya di satu ruang laboratorium komputer.Sebuah LAN biasanya dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 km persegi. Beberapa model konfigurasi LAN, satu komputer biasanya di jadikan sebuah file server. Yang mana digunakan untuk menyimpan perangkat lunak (software) yang mengatur aktifitas jaringan, ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung ke dalam network. Komputer-komputer yang terhubung ke dalam jaringan (network) itu biasanya disebut dengan workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih di bawah dari file server dan mempunyai aplikasi lain di dalam harddisk-nya selain aplikasi untuk jaringan. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya. (Joefrie, 2013)
2. Metropolitan Area Network (MAN) / Jaringan area Metropolitan Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringan komputer yang melibatkan beberapa jaringan komputer yang terhubung satu sama lain dan secara geografis tersebar cukup jauh, namun masih dalam satu wilayah atau kota.Sebuah MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu : jaringan bank dimana beberapa 7
8
kantor cabang sebuah Bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. (Joefrie, 2013)
3. Wide Area Network (WAN) / Jaringan area Skala Besar Wide Area Network (WAN) Adalah sebuah jaringan komputer antara satu gedung dengan gedung lain yang terletak agak berjauhan. Wide Area Networks (WAN) adalah jaringan yang biasanya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan bankyang ada di Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain. Menggunakan sarana WAN, sebuah Bank yang ada di Bandung bisa menghubungi kantor cabangnya yang ada di Hongkong, hanya dalam beberapa menit. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti Internet. Tapi bagaimanapun juga antara LAN, MAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya. (Joefrie, 2013)
2.1.2 TCP/IP TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack. Fungsi TCP adalah bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Sedangkan fungsi IP adalah untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. (Raifudin, 2003 : 131)
9
2.1.3 IP (Internet Protocol)
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya. Pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal atau highorder bit).
1. Kelas A IP address kelas A didesain untuk jaringan-jaringan besar. Oktet (8bit) pertama kelas A merupakan netid, sedangkan 3 oktet sisanya adalah hostid. Dengan demikian, kelas A dapat memiliki 126 jaringan dengan jumlah host 16777214 (224-2) untuk setiap jaringannya.
2. Kelas B Dua oktet pertama kelas B merupakan netid, sedangkan 2 oktet sisanya adalah hostid.Dengan demikian, kelas B dapat memiliki 16384 (64x256 atau 214) jaringan dengan jumlah host sebanyak 65534 (216-2) untuk setiap jaringannya.
3. Kelas C Tiga oktet pertama kelas C merupakan netid, sedangkan oktet terakhir adalah hostid. Dengan demikian, kelas C dapat memiliki 2097152 (32x256x256 atau 221) jaringan dengan jumlah host sebanyak 254 (28-2) untuk setiap jaringannya.
4. Kelas D Alamat IP kelas D dicadangkan untuk skema multicast, yaitu kemampuan untuk mengirimkan sebuah paket ke sekelompok perangkat yang tergabung ke dalam sebuah grup multicast yang sama.
5. Kelas E Alamat IP kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen dan tidak digunakan.
10
2.1.4 Topologi jaringan
A. Topologi Star
Jenis topologi jaringan ini menggunakan satu terminal sebagai terminal sentral yang menghubungkan ke semua terminal client. Terminal sentral inilah yang akan mengarahkan setiap data yang dikirimkan ke komputer yang dituju. Apabila ada satu terminal client yang tidak berfungsi atau media transmisi (kabel) yang putus maka tidak akan mempengaruhi kerja dari jaringan karena gangguan tersebut hanya mempengaruhi terminal yang bersangkutan.
Gambar 2.1 Topologi Star
Kelemahan dari jenis topologi ini adalah ketergantungan terhadap terminal sentral.Bila terdapat gangguan terhadap terminal sentral maka keseluruhan jaringan juga akan terganggu. Oleh karena itu dicari suatu solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut, yaitu misalnya ada 2 terminal sentral dalam topologi star,yang fungsi terminal sentral yang lain sebagai cadangan. (Joefrie, 2013)
11
B. Topologi Bus Topologi jaringan jenis ini menggunakan sebuah kabel pusat yang merupakan media utama dari jaringan. Terminal-terminal yang akan membangun jaringan dihubungkan dengan kabel utama yang merupakan inti dari jaringan. Data yang dikirimkan akan langsung menuju terminal yang dimaksud tanpa harus melewati terminal-terminal dalam jaringan, atau akan di-routing-kan ke head end controller.Tidak bekerjanya sebuah komputer tidak akan menghentikan kerja dari jaringan, namun jaringan tidak akan bekerja jika kabel utamanya putus.
Gambar 2.2 Topologi Bus
Jaringan ini biasanya menggunakan kabel koaksial sebagai media transmisinya .Kabel ini mempunyai kapasitas pengiriman data yang besar (2 MB) sehingga apabila dihubungkan dengan banyak terminal maka akan terlayani dengan baik. (Joefrie, 2013)
C. Topologi Ring Topologi jenis ini satu komputer di dalam suatu loop tertutup. Pada topolgi ini, data atau message berjalan mengelilingi jaringan dengan satu arah pengiriman ke komputer selanjutnya hingga mencapai komputer yang dituju. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai terminal tujuan disebut walk time (waktu transmisi).
12
Gambar 2.3 Topologi Ring
Ada dua hal yang dilakukan oleh suatu terminal ketika menerima data dari komputer sebelumnya, yaitu: •
Memeriksa alamat yang dituju dari data tersebut dan menerimanya jika terminal ini merupakan tujuan data tersebut.
•
Terminal akan
meneruskan
data ke
komputer selanjutnya
dengan
memberikan tanda negatif ke komputer pengirim. Apabila ada komputer yang tidak berfungsi maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi jaringan komputer, namun apabila ada kabel yang terputus maka seluruh komputer yang terhubung jaringan akan terganggu. (Joefrie, 2013)
2.1.5 Perangkat Jaringan
2.1.5.1 Switch Sekilas switch sangat mirip dengan hub, tetapi keduanya berbeda. Pada switch, frame diteruskan berdasarkan MAC address yang disimpan dalam tabel MAC address yang dimiliki switch. Switch bekerja pada layer 2 (Data Link) pada model OSI. Cara kerja switch: •
Pada saat frame diterima switch, akan diperiksa apakah MAC address (dalam tabel MAC Address) yang dituju tersambung pada port yang sama dengan MAC address pengirim.
•
Jika pada port yang sama maka pengiriman frame tidak diteruskan.
•
Jika tidak, maka frame akan diteruskan ke port jaringan yang mengandung MAC address tujuan.
13
•
Dengan demikian terbentuk jalur logika dalam switch antar membuat dua buah komputer yang berkomunikasi, sehingga perangkat jaringan lainnya tidak terganggu. Dengan demikian pada switch kecepatannya tidak terbagi-bagi, melainkan masing - masing port memiliki bandwidth yang penuh sehingga kecepatan transfer data pun akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hub. (Raifudin, 2003 : 34 )
Pada awalnya, switch merupakan perangkat bridge dengan banyak port. Namun, kini switch memiliki perbedaan secara fungsional. Pertama, switch dapat menangani beberapa sambungan sekaligus. Artinya switch dapat mengirim dan menerima frame-frame secara bersamaan (full-duplex). Kedua, switch memiliki sejumlah buffer (memori sementara) yang digunakan untuk menampung frameframe, sehingga frame-frame itu dapat dikirimkan kembali. Fungsi ini bermanfaat jika terjadi kepadatan trafik jaringan. (Raifudin, 2003 : 34)
Ada dua jenis switch: •
Unmanageable switch. Unmanageable switch hampir sama dengan hub tetapi jauh lebih cepat dan data hanya dikirimkan kepada port yang memiliki jaringan yang dituju. (Raifudin, 2003 : 35)
•
Manageable switch Manageable switch tidak hanya memiliki kemampuan yang sama, juga ditambah dengan kemampuan untuk membuat virtual LAN dengan melakukan pengaturan terhadap switch, sehingga dapat diatur pengiriman data hanya dari dan ke jaringan tertentu. (Raifudin, 2003 : 35)
Gambar 2.7 Switch (sumber : http://www.dlink.com)
14
Berdasarkan cara untuk meneruskan data, switch dibedakan menjadi 2 tipe: •
Switch “Store and forward” (simpan dan teruskan) menerima dan menyimpan seluruh frame secara utuh di dalam buffer, sebelum mengirimkan kembali frame tersebut. Hal ini memungkinkan switch membaca dan menghitung checksum yang ada pada akhir frame untuk memastikan bahwa frame tidak rusak. (Raifudin, 2003 : 35)
•
Switch “cut through” (lewatkan saja) hanya membaca alamat tujuan dan mengirimkan kembali frame tersebut, termasuk frame yang mengalami kerusakan, namun memiliki kinerja yang lebih cepat dibanding tipe “store and forward”. (Raifudin, 2003 : 35 )
2.1.5.2 Router Router adalah peralatan jaringan yang beroperasi pada layer OSI 3 (network layer). Beberapa router bergabung, menghubungkan beberapa segment jaringan atau bahkan seluruh jaringan. Router mengirimkan data berdasarkan informasi pada layer 3. (Raifudin, 2003 : 38)
Gambar 2.8 Router (sumber : http://www.dlink.com/uk/en/businesssolutions/security/services-routers/dsr-1000n-wireless-n-dual-band-unified-servicerouter)
15
2.1.6 OSI Layer Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standar ini dikembangkan untuk industry komputer agar dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Gambar 2.9 OSI Layer(http://www.cisco1900router.com/wpcontent/uploads/2013/03/1-tutorial-osi-7-layer-model.gif)
1. Physical Layer Layer ini menentukan masalah kelistrikan / gelombang / medan dan berbagai prosedur / fungsi yang berkaitan dengan link fisik, seperti besar tegangan/arus listrik, panjang maksimal media transmisi, penggantian jasa, jenis kabel dan konektor. (Sofana, 2012: 98)
16
2. Data Link Layer Menentukan pengalamatan fisik (hardware address), error notification (pendeteksi kesalahan), frame flow control (kendali aliran frame) dan topologi jaringan. (Sofana, 2012: 97-98)
Ada dua sublayer pada data link yaitu : •
Logical Link Control, bertugas untuk mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control.
•
Media Access Control, mengatur pengalamatan fisik yang digunakan dalam proses komunikasi antar adapter.
3. Network Layer Bertugas menentukan rute yang dilalui oleh data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan path determination (penentuan rute tujuan) (Sofana, 2012: 97)
4. Transport Layer Bertugas menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini bertanggung jawab terhadap “keselamatan data” dan “segmentasi data”, seperti mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi kesalahan), dan correction, data sequencing (urutan data), dan size of the packet (ukuran paket). (Sofana, 2012: 97)
17
5. Session Layer Layer ini mengatur sesi (session) yang meliputi establishing
(memulai
sesi),
maintaining
(mempertahankan sesi), dan terminating (mengakhiri sesi) antar entitas yang dimiliki oleh presentation layer.
6. Presentation Layer Layer ini mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data.
7. Application Layer Layer ini menyediakan servis bagi berbagai aplikasi network. Ketujuh layer ini jika dilihat secara fungsional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian saja, yaitu : •
Layer
5
s.d.
7
dikelompokkan
sebagai
application layers atau uppers layers. Segala sesuatu yang berkaitan dengan user interface, data formatting, dan communication session ditangani layer ini. Upper layer banyak diimplementasikan
dalam
bentuk
software
(aplikasi) •
Layer 1 s.d. 4 dikelompokkan sebagai data flow layers atau lower layers. Bagaimana data mengalir pada network ditangani oleh layer ini. Lower layers dapat diimplementasikan dalam bentuk hardware maupun software.
18
2.1.7 Firewall
Menurut Brenton dan Hunt (2003:16), firewall adalah sebuah sistem atau kelompok sistem yang menerapkan sebuah access control policy terhadap lalu lintas network yang melewati titik-titik akses network. Setelah pemakai menentukan tingkatan-tingkatan konektivitas yang ingin disediakan, tugas dari firewall adalah memastikan bahwa tidak ada akses tambahan diluar ruang lingkup yang diizinkan.Firewall bertanggung jawab untuk memastikan bahwa access control policy diikuti oleh semua pemakai pada network tersebut. Firewall sama seperti alat-alat network lain dalam hal kegunaan untuk mengontrol aliran lalu lintas network, namun tidak seperti alat-alat network lain, sebuah firewall harus mengontrol lalu lintas network dengan memasukkan faktor pertimbangan bahwa tidak semua paket-paket data yang dilihatnya adalah apa yang seperti dilihat. Sebuah
firewall
harus
berasumsi
bahwa
host
mungkin
mencoba
mengakalinya untuk menyeludupkan informasi secara diam-diam. Sebuah firewall tidak bisa menggunakan peraturan komunikasi sebagai pegangan utama, melainkan harus mengantisipasi bahwa peraturan tersebut akan diabaikan. Asumsi ini banyak memberikan tekanan terhadap desain firewall, dimana desain tersebut harus direncanakan untuk mengatasi semua kondisi yang bakal terjadi.
Fungsi-fungsi firewall secara umum adalah sebagai berikut :
1.
Static packet filtering (Penyaringan paket secara statis).
2.
Dynamic packet filtering (Penyaringan paket secara dinamis).
3.
Stateful filtering (Penyaringan berdasarkan status).
4.
Proxy( aplikasi yang menjadi mediator atau menengahi lalu lintas
diantara dua buah segmen network).
19
2.1.8 DHCP Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan servis yang memungkinkan perangkat dapat mendistribusikan/assign IP Address secara otomatis pada host dalam sebuah jaringan. Cara kerjanya, DHCP Server akan memberikan respon terhadap request yang dikirimkan oleh DHCP Client. Selain IP Address, DHCP juga mampu mendistribusikan informasi netmask, Default gateway, Konfigurasi DNS dan NTP Server serta masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa mendukung). Mikrotik dapat digunakan sebagai DHCP Server maupun DHCP Client atau keduanya secara bersamaan. Sebagai contoh, ketika berlangganan internet dari ISP A. ISP A tidak memberikan informasi IP statik yang harus dipasang pada perangkat, melainkan akan memberikan IP secara otomatis melalui proses DHCP. (diakses pada 3 Desember 2014 dari http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=122)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Bandwidth Management
Menurut artikel (Mahanta, 2013) Bandwidth Management kurang lebih seperti ekonomi, karena kompleksitas tentang bagaimana cara bekerjanya berada diluar logika sederhana. Bandwidth internet bukan merupakan sebuah spectrum; traffic alirannya adalah satu bit per satuan waktu. Untuk mendapatkan transmisi data yang dapat diandalkan dalam jaringan komputer dan internet, dasarnya adalah manajemen dan kontrol bandwidth. Tanpa bandwidth management, pengguna tidak akan mampu menangani semua bandwidth yang tersedia pada jaringan . Ini akan menjadi mustahil untuk membedakan antara berbagai trafik jaringan, dan juga akan sulit untuk mengontrol pengguna atau aplikasi yang memiliki prioritas pada jaringan. Aplikasi yang membutuhkan kuantitas dan kualitas layanan tertentu mungkin tidak dapat bagian dalam hal ketersediaan bandwidth , sehingga membuat beberapa aplikasi berjalan buruk karena bandwidth yang tidak tepat alokasinya.
20
Bandwidth Management memberikan beberapa manfaat diataranya : a.
Pemakaian applikasi dengan lebih cepat.
b.
Mengurangi kepadatan traffic pada jaringan.
c.
Mempercepat dan memaksimalkan traffic.
d.
Pengendalian yang lebih baik pada jaringan.
2.2.2 Proxy Server
Proxy server adalah sistem komputer yang berada di antara client yang meminta dokumen web dan server target (sistem komputer lain) yang melayani dokumen. Dalam bentuk paling sederhana, proxy server memfasilitasi komunikasi antara server client dan target tanpa memodifikasi permintaan atau balasan. Ketika client mengajukan permintaan untuk suatu sumber daya dari target server, proxyserver membajak koneksi kita dan mewakili dirinya sendiri sebagai client ke server target, meminta sumber daya atas nama client. Jika jawaban diterima, proxyserver akan mengirim jawaban itu kembali kepada client, sehingga memberikan keadaan seperti client telah berkomunikasi dengan target server.
Dalam bentuk lanjutan, proxy server dapat menyaring permintaan berdasarkan berbagai aturan dan memungkinkan komunikasi hanya ketika permintaan dapat divalidasi terhadap peraturan tersedia.Aturan ini umumnya berdasarkan alamat IP server client atau target, protocol, jenis isi dokumen web, jenis konten web, dan sebagainya.
Terkadang proxyserver dapat memodifikasi permintaan atau balasan, atau bahkan dapat menyimpan balasan dari target server secara lokal untuk memenuhi permintaan yang sama dari client lain pada tahap berikutnya. Penyimpanan data balasan secara lokal ini nantinya akan digunakan suatu waktu yang disebut caching. (diakses pada 3 Desember 2014 dari http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:IP/Proxy)
21
2.2.3 NAT NAT adalah pemetaan (translasi) alamat IP dari satu grup dalam sebuah LAN menjadi transparan ke pengguna akhir. Network Address Port Translation (NAPT) adalah metode yang digunakan oleh banyak alamat jaringan, kedua operasi ini bersama-sama menuju ke tradisional NAT, menyediakan sebuah mekanisme untuk terhubung kepada IP Private ke IP Publik. Kebutuhan translasi alamat IP muncul ketika jaringan-jaringan internat alamat IP tidak bisa digunakan di luar jaringan private. Jaringan topologi diluar domain lokal dapat berubah dalam banyak cara. pelanggan dapat mengubah penyedia dan melakukan tata ulang, atau penyedia dapat menggabungkan atau memisahkan. Kapanpun topologi eksternal berubah seiring waktu, alamat yang dimasukkan untuk mode ke dalam domain lokal juga harus berubah mengikutin perubahan eksternal. (Javvin, 2005:27)
2.2.4 WEB PROXY Web proxy, bertugas sebagai perantara antara client dengan web server. memonitor permintaan yang datang dari client, menyimpan salinan dari responnya sendiri, lalu jika ada permintaan lain dari URL yang sama, web proxy bisa menggunakan respon yang dia sudah simpan daripada meminta lagi ke server asalnya. jika web proxy tidak memiliki file yang diminta, maka web proxy akan mendownloadnya lagi dari server asalnya.
(Diakses
pada
13
Maret
2015,
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:IP/Proxy)
Gambar 2.10 Web Proxy (Sumber: http://bignewsblog.com/wpcontent/uploads/2013/02/web-proxy.png)
dari
22
2.2.5 HTB HTB adalah aplikasi yang berfungsi untuk mengatur pembagian bandwidth, pembagian dilakukan secara hirarki yang dibagi-bagi kedalam kelas sehingga mempermudah pengaturan bandwidth. HTB diklaim menawarkan kemudahan pemakaian dengan teknik peminjaman dan implementasi pembagian trafik yang lebih akurat. Teknik antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan traffic pada setiap level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Ada tiga tipe kelas dalam HTB, yaitu : root, inner, dan leaf. Root class berada paling atas, dan semua trafik harus melewati kelas ini. Inner class memiliki parent class dan child classes. Sedangkan leaf class adalah terminal class yang mempunyai parent class tetapi tidak mempunyai child class. Pada leaf class, trafik dari layer yang lebih tinggi disuntikkan melalui klasifikasi yang harus digunakan melalui filter, sehingga memungkinkan untuk membedakan jenis trafik dan prioritas. Sehingga, sebelum trafik memasuki leaf class harus diklasifikasikan melalui filter dengan berbagai rules yang berbeda. (Wijaya & Handoko, 2010)
2.2.6 QUEUE TREE
Queue Tree adalah implementasi dari HTB (Hierarchial Token Bucket). Queue tree hanya bekerja pada satu arah, jadi diperlukan pembuatan dua queue untuk mengontrol trafik secara dua arah, satu untuk arah naik dan satu untuk arah turun. Didalam queue tree, semua queue diproses pada waktu yang bersamaan, jadi queue tree jauh lebih cepat daripada simple queue. Suatu hal yang dapat dilakukan queue tree tetapi tidak dapat dilakukan pada simple queue adalah double-queuing (penggandaan
queue).
(Diakses
pada
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:queue)
13
Maret
2015,
dari
23
2.2.7 Simple Queue
Simple Queue adalah cara yang paling mudah untuk membatasi kecepatan data untuk alamat IP tertentu atau subnet tertentu, adalah dengan menggunakan simple queue. Simple queue juga dapat digunakan untuk membangun aplikasi canggih QoS yang memiliki fitur yang terintegrasi. Satu item konfigurasi di simple queue dapat membuat beberapa queue yang secara terpisah, satu queue di global-in dan satu queue
di
global-out.
(
Diakses
pada
9
April
2015,
dari
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Queue)
2.2.8 PCQ (Per Connection Queuing)
PCQ ( Per Connection Queueing ) digunakan untuk mengenali arah arus dan digunakan karena dapat membagai bandwidth secara adil, merata dan masif. PCQ pada mikrotik digunakan bersamaan dengan fitur Queue, baik Simple Queue maupun Queue Tree.
Fitur PCQ ini dapat digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth secara massive kepada semua client secara besar-besaran. Dengan menggunakan PCQ ini, walaupun jumlah client tidak tentu dan sangat banyak, hanya perlu membuat satu atau
dua
konfigurasi
queue.(
Diakses
pada
9
April
2015,dari
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Queue)
2.2.9 Bandwidth
Bandwidth adalah jumlah bit yang dapat di transmisikan dalam suatu jaringan didalam suatu periode tertentu, dengan contoh apabila suatu jaringan pada periode tertentu memiliki bandwidth sebesar 10Mbps maka jaringan itu dapat dikatakan mampu mengirimkan 10 juta bit setiap detiknya . Bandwidth juga menentukan
24
berapa lama waktu yang harus diperlukan untuk setiap bit data yang harus ditransmisikan pada 10 Mbps, maka diperlukan waktu 0,1 microsecond untuk mentransmisikan tiap tiap bitnya. (Peterson and Davie, 2003 : 44)
2.2.10 Upload
Upload adalah proses mengirim sebuah file ke lokasi jaringan yang sudah ditentukan. Misalnya seorang penerbit situs yang meng-upload data ke web server milik mereka. Mengirim file melalui jaringan komputer tidak selalu merupakan mengupload atau download. Tapi bisa juga digunakan dalam jaringan client-server daripada di jaringan peer-to-peer. (Diakses tanggal 10 April 2015 dari http://compnetworking.about.com/od/internetaccessbestuses/l/bldef_download.htm)
2.2.11 Download
Download adalah proses transmisi sebuah file dari sebuah sistem komputer ke sistem komputer yang lainnya. Download melibatkan file yang disalin dari lokasi remote jaringan. Seringkali user mendownload file ke komputer pribadi mereka dari komputer remote server. Misalnya dalam jaringan email Microsoft, user mendownload email mereka dari sebuah exchange server untuk client mereka yang menggunakan
Microsoft
Outlook.
(Diakses
tanggal
10
April
2015
dari
http://compnetworking.about.com/od/internetaccessbestuses/l/bldef_download.htm)
25
2.2.12 Mikrotik
Mikrotik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang digunakan untuk memfungsikan komputer sebagai router.PC router tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan alat, baik untuk jaringan kabel maupun nirkabel. Mikrotik sekarang ini banyak digunakan oleh ISP, penyedia hotspot ataupun pemilik warnet. Pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) mikrotik dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing. Sedangkan aplikasi yang dapat diterapkan dengan Mikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses bandwidth management, firewall, wireless access point (WiFi), backhost link, hotspot, Virtual Private Network (VPN) server dan masih banyak lainnya. (diakses pada 3 Desember 2014 dari http://www.mikrotik.co.id/)
2.2.13 Jenis-Jenis Mikrotik 1) Mikrotik RouterOS yang berbentuk software. Dapat diinstall pada Personal Computer (PC)
2) BUILT-IN Hardware MikroTik. Dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam router board, yang didalamnya sudah terinstall MikroTik
Router
OS.
(diiakses
pada
3
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=1)
desember
2014
dari
26
2.2.14 Fitur-Fitur Mikrotik •
Address List: merupakan kumpulan kelompok IP Address yang berdasarkan nama.
•
Bridge: seperti namanya yang ini mempunyai fungsi untuk bridge spinning’tree dan multiple bridge interface bisa juga untuk bridging firewalling
•
Data Rate Management: merupakan QoS yang memiliki dasar HTB yang menggunakan: burs, PCQ, RED, SFQ, FIFO, queue, CIR, MIR dan limit antar peer to peer.
•
Asynchronous : mempunyai dukungan untuk serial PPP dial-in atau dial-out, memiliki otentikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.
•
Bonding: mengkombinsaikan beberapa ethernet dalam satu pipa pada koneksi yang sangat cepat.
•
DHCP: support DHCP tiap antarmuka.
•
DHCP Relay.
•
DHCP Client, multiple network DHCP static and dynamic DHCP leases.
•
Monitoring penghitungan: mampu menghitung Traffic IP, log, statistik graph
•
NTP: kepanjangan NTP adalah Network Time Protokol yang berguna didalam server dan clients atau bisa juga untuk mengsinkronisasi menggunakan GPS system. (diakses pada 3 desember 2014 dari http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=1).
•
Proxy: kemampuannya untuk Cache FTP dan HTTP proxyserver, HTTPS proxy bisa juga untuk transparent proxy DNS dan HTTP, sangat support protokol SOCKS, parent proxy, static DNS.
•
Routing: RIP v1/v2,OSPF v2,BGP v4
•
SDSL: support Single Line DSL, mampu memutuskan suatu jalur koneksi dan jaringan, artinya kita berkuasa jika kita yang pegang settingan ini..
•
Simple Tunnel: Ethernet over IP
•
SNMP: Simple Network Monitoring Protocol untuk read only
•
Synchronous:
27
•
Firewall dan NAT: support untuk filterisasi koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. keunggulan nya adalah kemampuannya dalam memfilter berdasarkan:
•
-
MACaddress
-
IPaddress
-
rangeport
-
protokoIP
-
pemilihan opsi protocol seperti ICMP
-
TCP Flags dan MSS
Hotspot: memiliki gateway dengan otentikasi RADIUS. support untuk limit data, SSL ,HTTPS.
•
IPSec: Fitur yang ada adalah : -
Protokol AH dan ESP untuk IPSec
-
MODP Diffie Hellmann groups 1,2,5
-
MD5 dan algoritma SHA1 hashing;
-
mampu mengalogritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES128,AES-192,AES-256.
•
Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5
ISDN: support untuk ISDN dial in dan dial out. dengan beberapa otentikasi dibawah ini : -
PAP
-
CHAP
-
MSCHAPv1 dan MSCHAPv2
-
Radius supporting 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.
•
M3P: merupakan MikroTik Protokol Paket Packer yang digunakan dalam wireless links dan ethernet.
•
MNDP: merupakan Mikrotik Discovery Neighbour Protokol, seperti kebanyakan mempunyai dukungan untuk Cisco Discovery Protokol (CDP).
28
•
Tool: seperti pada umumnya sebuah router biasa, disini juga dapat tes Ping, Trace route, bandwidth test, ping flood, telnet, SSH, packet sniffer, Dinamik DNS update.
•
VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
•
WinBox: sebuah aplikasi untuk remote dan mengkonfigurasi Mikrotik itu sendiri. (diiakses pada 3 desember 2014 dari http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=1)
2.2.15 NDLC
1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan pengguna, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. 2. Design : Dari data-data yang didapatkan dari analisa sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topologi, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang projek yang akan dibangun. 3. Simulation Prototype : melakukan simulasi, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. 4. Implementation : menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya projek yang akan dibangun. 5. Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari pengguna pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada:
29
a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability / kehandalan sistem yang telah dibangun. b. Memperhatikan jalannya paket data di jaringan c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar Pendekatan yang
paling
sering
dilakukan
Management. (Stiawan, 2009)
adalah
pendekatan
Network
30