BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Yang Berkaitan dengan Database Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan.
2.1.1.
Pengenalan Basis Data Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang
berkaitan dengan basis data.
2.1.1.1. Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal dan deskripsi dari data tersebut dapat dirancang untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi.
2.1.1.2. Sistem Menurut Connolly dan Begg (2010:312), sistem yaitu suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi.
2.1.1.3. Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data yaitu kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data dengan Database Management System dan basis data itu sendiri.
2.1.1.4. Database Management System Menurut Connolly dan Begg (2010:66), Database Management System adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses terhadap basis data.
7
8 Pada umumnya, DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berikut: 1.
Data
Definition
Language,
memungkinkan
pengguna
untuk
menspesifikasi tipe-tipe data, struktur , dan constraint data yang akan disimpan dalam basis data. 2.
Data Manipulation Language, memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah, menghapus, dan mengambil data dari basis data.
3.
DBMS juga menyediakan akses kontrol basis data berikut: a.
Security System , menghindari pengguna yang tidak memiliki hak untuk mengakses basis data.
b.
Integrity System , memelihara konsistensi dari penyimpanan data.
c.
Concurrency Control, memungkinkan akses berbagi terhadap basis data.
d.
Recovery Control System, mengembalikan basis data pada keadaan sebelumnya yang konsisten saat terjadi kegagalan pada perangkat keras atau perangkat lunak.
e.
User Accessible Catalog, berisi tentang deskripsi data dalam basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2010:68), DBMS memiliki lima komponen utama, yaitu: 1.
Perangkat Keras, digunakan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi yang diperlukan. Perangkat keras bisa meliputi, single personal computer dan single mainframe.
2.
Perangkat Lunak, meliputi DBMS itu sendiri dan program aplikasi. Program aplikasi ditulis dalam third generation programming language (3GL), seperti C, C++, Java, Ada, dan lainnya.
3.
Data, salah satu komponen paling penting dalam DBMS yang berasal dari sudut pandang pengguna. Basis data berisi data operasional dan metadata yang merupakan data tentang data.
4.
Prosedur, berupa instruksi dan aturan yang mengatur desain dan penggunaan basis data.
5.
Manusia, yang terdiri dari:
9 a.
Data Administrator, orang bertanggungjawab atas pengelolaan sumber data, seperti database planning, development, conceptual dan logical database design.
b.
Database Administrator, orang yang bertanggungjawab atas realisasi fisikal, seperti physical database design, security, dan integrity.
c.
Database Designer, terdiri dari logical database designer dan physical database designer.
d.
Application Developer, orang yang bertanggungjawab untuk merancang aplikasi program berdasarkan basis data yang sudah diidentifikasikan.
e.
End User, pelanggan basis data yang sudah dirancang dan diimplementasikan
untuk
menyediakan
informasi
yang
diperlukan. Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari DBMS: 1.
Integrasi file dalam DBMS memungkinkan berbagai duplikasi data yang terjadi dihilangkan.
2.
Jika terdapat perubahan dalam DBMS, maka pengguna dapat mengakses nilai terbaru DBMS secara cepat.
3.
Integritas dan konsistensi data yang lebih bagus karena terdapat batasan dan aturan yang bisa digunakan.
4.
Keamanan basis data lebih terjamin karena terdapat fasilitas yang mengatur akses seperti otorisasi untuk mengakses, menambah, mengubah, dan menghapus data.
5.
Integrasi data untuk seluruh perusahaan memungkinkan pengurangan biaya sehingga dapat meningkatkan skala ekonomi. Berikut ini terdapat beberapa kelemahan dari DBMS:
1.
Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada pada DBMS menyebabkan DBMS memerlukan banyak perangkat lunak pendukung yang mengakibatkan penambahan memori.
2.
Harga dari DBMS sangat bervariasi bergantung pada lingkungan dan fungsi yang disediakan.
10 3.
Untuk mencapai suatu performa yang diinginkan, ada kemungkinan bahwa penambahan perangkat keras diperlukan sehingga memerlukan biaya tambahan.
2.1.1.5. Program Aplikasi Menurut Connolly dan Begg (2010:67), program aplikasi adalah sebuah program komputer yang berinteraksi dengan basis data dengan menghasilkan permintaan yang sesuai (biasanya perintah SQL) kepada DBMS.
2.1.2.
Relational Model Pembahasan ini akan dibahas tentang terminologi dan konsep
struktural dasar dalam model relasional.
2.1.2.1. Relational Data Structure 1.
Relation adalah sebuah tabel dengan baris-baris dan kolom-kolom.
2.
Attribute adalah nama kolom dari sebuah relation.
3.
Domain adalah sekumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attributes.
4.
Tuple adalah baris dari sebuah relation.
5.
Degree adalah jumlah attributes yang berada dalam sebuah relation.
6.
Cardinality adalah jumlah tuples yang berada dalam sebuah relation.
7.
Relational database adalah sekumpulan hubungan normalisasi dengan nama relasi yang berbeda.
2.1.2.2. Relational Keys 1.
Superkey adalah sebuah atau sekumpulan attributes yang secara unik mengidentifikasikan sebuah tuple dalam sebuah relation.
2.
Candidate key adalah sebuah superkey yang bukan merupakan bagian dari superkey dalam relation.
3.
Primary
key
adalah
candidate
key
yang
dipilih
untuk
mengidentifikasikan tuples secara unik dalam relation. 4.
Foreign key adalah sebuah atau kumpulan attributes dalam sebuah relation yang cocok dengan candidate key dari beberapa relation.
11 5.
Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih attributes.
2.1.2.3. Integrity Constraint 1.
Null, menyatakan sebuah nilai untuk sebuah attribute yang tidak diketahui atau tidak digunakan dalam tuple.
2.
Entity integrity, attribute primary key tidak boleh null dalam relasi dasar.
3.
Referential integrity, jika terdapat foreign key dalam suatu relasi, maka nilai foreign key akan dibandingkan dengan nilai candidate key dari beberapa tuple relasi itu sendiri atau nilai foreign key harus null seluruhnya.
4.
General constraint, aturan tambahan yang ditentukan oleh pengguna basis data yang mendefinisikan atau membatasi beberapa aspek dari perusahaan.
2.1.3.
Database System Development Lifecylce Menurut
Connoly
dan
Begg
(2010:313),
Database
System
Development Life Cycle adalah komponen penting untuk sistem informasi organisasi yang besar karena Database System Development Life Cycle berkaitan dengan siklus hidup sistem informasi. Berikut terdapat penjelasan untuk setiap tahapan Database System Development Life Cycle:
12
Gambar Database System Development Lifecycle Gambar 2.12.1 Database System Development Lifecycle
2.1.3.1. Database Planning Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database planning yaitu aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari Database System Development Lifecycle untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Berikut terdapat dua langkah penting dalam perencanaan basis data: 1.
Mission statement mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data, membantu menjelaskan tujuan dari basis data, dan menyediakan arah yang lebih jelas terhadap sistem basis data yang efektif dan efisien.
2.
Mission objective mengindetifikasikan tugas-tugas khusus yang harus mendukung sistem basis data.
13 2.1.3.2. System Definition Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:316),
system
definition
mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari dan batasan aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para pengguna. Sebelum mendesain sistem basis data, sebaiknya mendefinisikan batasan-batasan sistem yang akan diteliti dan cara menghubungkan sistem basis data dengan bagian sistem informasi lainnya, serta user views. User view mendefinisikan keperluan sistem basis data dari perspektif peran kerja tertentu atau bagian perusahaan.
2.1.3.3. Requirement Collection and Analysis Menurut Connolly dan Begg (2010:316), requirement collection and analysis yaitu proses mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang bagian dari perusahaan yang akan didukung oleh
sistem basis data dan
menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem baru. Terdapat tiga pendekatan utama untuk mengatur keperluan sistem basis data, yaitu: 1.
Centralized approach, kebutuhan untuk setiap pandangan pengguna digabungkan ke dalam sekumpulan kebutuhan sistem basis data yang baru. Umumnya pendekatan ini dipakai bagi basis data tidak terlalu kompleks.
2.
View integration approach, kebutuhan untuk s e tiap pandangan pengguna direpresentasikan dalam daftar yang terpisah. Data model yang merepresentasikan setiap user view dibuat, direpresentasikan dalam daftar yang terpisah, kemudian digabungkan dalam tahapan desain basis data.
3.
Combination of both approach, gabungan dari dua pendekatan di atas.
2.1.3.4. Database Design Menurut Connolly dan Begg (2010:320), database design yaitu proses pembuatan desain yang mendukung mission statement dan mission objective perusahaan untuk keperluan sistem basis data. Terdapat empat pendekatan untuk mendesain sebuah basis data, yaitu : 1.
Bottom up, pendekatan ini dimulai pada tingkat awal dari atributatribut dan cocok untuk mendesain basis data yang sederhana dengan
14 jumlah atribut yang tidak banyak. 2.
Top down, pendekatan ini dimulai dengan pengembagan model data yang berisi beberapa entitas dan relasi tingkat tinggi yang kemudian akan mengidentifikasi entitas dan relasi tingkat rendah beserta atributatribut yang berkaitan.
3.
Inside out, pendekatan yang berhubungan dengan pendekatan bottomup tetapi dibedakan dengan pendefinisian pertama untuk sekumpulan entitas utama.
4.
Mixed strategy, pendekatan yang menggunakan pendekatan bottom-up dan
top-down
untuk
berbagai
bagian
pada
model
sebelum
dikombinasikan bersama. Menurut Connolly dan Begg (2010:322), database design dibagi dalam tiga fase, yaitu Conceptual Database Design, Logical Database Design, dan Physical Database Design
2.1.3.5. DBMS Selection Menurut Connolly dan Begg (2010:325),
DBMS selection yaitu
proses pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data. Terdapat beberapa langkah utama dalam memilih DBMS, yaitu: 1.
Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi
2.
Mendaftar dua atau tiga jenis produk
3.
Mengevaluasi produk
4.
Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
2.1.3.6. Application Design Menurut Connolly dan Begg (2010:329), application design yaitu proses merancang user interface dan program aplikasi yang digunakan dan diproses oleh basis data. Terdapat dua aspek dalam merancang aplikasi, yaitu: 1.
Transaction Design, sebuah atau sekumpulan tindakan yang dilakukan oleh single user
atau program aplikasi yang mengakses atau
mengubah isi basis data. Terdapat tiga tipe utama dari transaksi, yaitu: a.
Retrieval transaction digunakan untuk menampilkan data pada laporan atau layar.
15 b.
Update transactions digunakan untuk memasukkan, menghapus, dan mengubah data dalam basis data.
c. 2.
Mixed transaction meliputi transaksi retrieval dan update.
User Interface Design, pada Tabel 9.6 (Shneiderman, 1992), terdapat beberapa panduan yang bisa diikuti dalam merancang sebuah formulir atau laporan: a.
Informasi pada judul harus menjelaskan tujuan dari sebuah formulir atau laporan dengan jelas.
b.
Field yang berhubungan harus ditempatkan pada formulir atau laporan yang sama.
c.
Formulir atau laporan harusnya ditampilkan dalam interface yang menarik.
d.
Penggunaan warna diperlukan untuk memperindah layar dan menekankan pada pesan atau field yang penting.
e.
Pesan kesalahan harus diberikan jika pengguna memasukkan data yang salah atau tidak sesuai.
f.
Penjelasan harus diberikan jika pengguna sudah berhasil menyelasikan sebuah pengisian formulir.
2.1.3.7. Prototyping Menurut Connolly dan Begg (2010:333), prototyping yaitu proses membangun model kerja dari sistem basis data. Terdapat dua strategi prototyping, yaitu: 1.
Requirements prototyping yaitu prototyping yang digunakan untuk mendefiniskan keperluan sistem basis data dan tidak akan digunakan lagi jika sudah memenuhi semua keperluan.
2.
Evolutionary prototyping memiliki tujuan yang sama, namun prototyping tetap akan digunakan setelah mencapai tujuan keperluan sistem basis data dan prototyping tersebut akan dikembangkan lebih lanjut untuk sistem basis data.
2.1.3.8. Implementation Menurut Connolly dan Begg (2010:333), implementation yaitu proses realisasi secara fisik dari basis data dan desain aplikasi.
16 2.1.3.9. Data Conversion and Loading Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data conversion and loading yaitu proses memindahkan data yang ada ke dalam basis data baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan di dalam basis data baru.
2.1.3.10. Testing Menurut Connolly dan Begg (2010:334), testing yaitu proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.
2.1.3.11. Operational Maintenance Menurut Connolly dan Begg (2010:335), operational maintenance yaitu proses memantau dan memelihara sistem basis data setelah melakukan instalasi. Terdapat dua kegiatan yang berkaitan dalam tahapan ini, yaitu: 1.
Mengawasi performa dari sistem. Jika performa berada di bawah standar, maka penyetelan dan reorganisasi basis data diperlukan
2.
Memelihara dan meningkatkan mutu sistem basis data. Kebutuhan baru digabungkan ke dalam sistem basis data dengan tahapan-tahapan lifecycle yang sebelumnya
2.1.4.
Teknik Fact Finding Menurut Connolly dan Begg (2010:341), fact finding yaitu proses
formal dengan menggunakan teknik, seperti wawancara dan kuesioner untuk mengumpulkan fakta tentang sistem, keperluan, dan preferensi. Terdapat lima teknik fact finding yang sering digunakan, yaitu:
2.1.4.1. Menguji Dokumentasi Menguji dokumentasi sangat berguna ketika sedang mendapatkan informasi mengenai seberapa perlu sebuah basis data dibuat. Dengan menguji dokumentasi, formulir, laporan, dan informasi yang terkait, sistem sebuah perusahaan bisa dipahami dalam waktu yang singkat.
17 2.1.4.2. Wawancara Wawancara merupakan teknik yang paling sering digunakan dan berguna. Tujuan melakukan wawancara yaitu untuk menemukan, memastikan fakta, melibatkan pengguna, dan mengumpulkan pendapat.
2.1.4.3. Observasi Observasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk memahami sebuah sistem. Cara ini dapat dilakukan dengan mengamati dan mempelajari seseorang yang sedang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sistem.
2.1.4.4. Kuesioner Kuesioner
adalah
dokumen
yang
bertujuan
khusus
yang
memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari sejumlah orang banyak dan juga merupakan teknik yang paling efisien untuk melibatkan responden dengan jumlah yang besar.
2.1.4.5. Penelitian Sebuah teknik fact finding yang berguna yaitu meneliti aplikasi dan masalah. Jurnal, buku-buku referensi, dan internet merupakan sumber yang membantu.
2.1.5.
Entitiy Relational Modeling Pembahasan ini akan dibahas tentang teknik untuk menganalisa
informasi yang dikumpulkan mengenai keperluan pengguna terhadap basis data.
2.1.5.1. Entity Types Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity types adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama yang diidentifikasi oleh perusahaan dengan keberadaan yang independen dan entity occurrence adalah sebuah objek yang diidentifikasikan secara unik dari sebuah entity types. Terdapat dua jenis entity types, yaitu: 1.
Strong entity types, sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain.
18 2.
Weak entity types, sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain.
2.1.5.2. Relationship Types Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship types adalah sekumpulan asosiasi yang memiliki arti antar tipe entitas dan relationship occurrence adalah sebuah asosiasi yang diidentifikasikan secara unik yang mengandung sebuah kejadian dari setiap tipe entitas yang terlibat. Menurut Connolly dan Begg (2010:376), degree of a relationship type yaitu jumlah partisipasi tipe entitas dalam sebuah relasi. Terdapat beberapa jenis degree of a relationship type: 1.
Binary, hubungan antar dua entitas.
2.
Ternary, hubungan antar tiga entitas.
3.
Quartenary, hubungan antar empat entitas.
4.
Recursive atau unary, sebuah tipe relasi dengan satu tipe entitas yang berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.
2.1.5.3. Attributes Menurut Connolly dan Begg (2010:379), attribute adalah properti dari suatu tipe entitas atau relasi dan attribute domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan dalam satu atau lebih atribut. Terdapat beberapa jenis atribut, yaitu: 1.
Simple attribute, atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil.
2.
Composite attribute, atribut yang terdiri dari beberapa komponen dengan keberadaan yang independen.
3.
Single-valued attribute, atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian dari tipe entitas.
4.
Multi-valued attribute, atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian dari tipe entitas.
5.
Derived attribute, atribut yang mewakili sebuah atribut yang dihasilkan dari satu atau sekelompok atribut yang berhubungan, tidak harus pada tipe entitas yang sama.
19 2.1.5.4. Structural Constraints Menurut Connolly dan Begg (2010:389), multiplicity yaitu jumlah kejadian yang mungkin terjadi pada entitas yang berhubungan dengan sebuah kejadian tunggal dari tipe entitas lain dalam suatu relasi tertentu. Terdapat tiga jenis integrity constraints, yaitu: 1.
One to one (1:1) relationships Kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurance pada sebuah entitas dengan entity occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi tersebut. Berikut akan disajikan sebuah contoh gambar mengenai relasi Manages yang menggambarkan relasi one to one.
Gambar 2.2 Contoh Relasi One To One (Connoly dan Begg, 2005)
2.
One to many (1:*) relationships Kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan hubungan antara sebuah entity occurrence pada sebuah entitas dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi tersebut. Berikut akan disajikan sebuah contoh gambar mengenai relasi Oversees yang menggambarkan relasi one to many.
20
Gambar 2.3 Contoh Relasi One To Many (Connoly dan Begg, 2005)
3.
Many to many (*:*) relationships
Kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity occurance pada sebuah entitas dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi tersebut. Berikut akan disajikan sebuah contoh gambar mengenai relasi Advertises yang menggambarkan relasi many to many.
Gambar 2.4 Contoh Relasi Many To Many (Connoly dan Begg, 2005)
Menurut Connolly dan Begg (2010:390), cardinality mendeskripsikan jumlah maksimum dari relationship occurrence yang mungkin terjadi untuk sebuah entitas yang berpartisipasi dalam tipe relasi dan participation
21 menentukan sebagian atau sejumlah entity occurrence berpartisipasi dalam sebuah relasi.
Gambar 2.5 Contoh Cardinality dan Participation (Connoly dan Begg, 2005)
2.1.5.5. Masalah dalam Model ER Menurut Connolly dan Begg (2010:392), connection traps adalah masalah yang terjadi ketika membuat model ER. Terdapat dua jenis connection traps, yaitu: 1.
Fan trap, terjadi ketika sebuah model menampilkan sebuah relasi antara dua entity types, tetapi jalur entity occurrence tidak jelas.
2.
Chasm trap, terjadi ketika sebuah model memungkinkan timbulnya sebuah relasi antara dua tipe entitas, tetapi jalur tidak tersedia antar entity occurrence tertentu.
2.1.6.
Metodologi Peracangan Basis Data Design methodology yaitu sebuah pendekatan terstruktur yang
menggunakan bantuan prosedur, teknik, alat, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Terdapat tiga fase dalam perancangan basis data, yaitu:
22 2.1.6.1. Perancangan Basis Data Konseptual Menurut Connolly and Begg (2010:467), perancangan basis data konseptual yaitu proses membangun sebuah model data konseptual dari kebutuhan data perusahaan.Terdapat beberapa langkah dalam membangun model konseptual, yaitu: 1.
Mengidentifikasi tipe-tipe entity Tujuannya untuk mengidentifikasi tipe entitas yang diperlukan.
2.
Mengidentifikasi tipe-tipe relationship Tujuannya
untuk
mengidentifikasi
hubungan-hubungan
penting yang ada antara tipe-tipe entitas. 3.
Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut-atribut dengan tipe-tipe entity atau relationship Tujuannya untuk menghubungkan atribut-atribut dengan tipe entitas atau relationship.
4.
Menentukan domain atribut Tujuannya untuk menentukan domain bagi atribut-atribut dalam model data konseptual.
5.
Menentukan atribut-atribut candidate, primary, dan alternate key Tujuannya untuk mengidentifikasikan candidate key untuk setiap tipe entitas dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, memilih salah satu sebagai primary key dan sisanya sebagai alternate key.
6.
Mempertimbangkan
penggunaan
enhanced
modeling
concept
penggunaan
konsep
(optional) Tujuannya
untuk
mempertimbangkan
enhanced modeling, seperti specialization/generalization, aggregation, dan composition. 7.
Memeriksa model untuk redudansi Tujuannya untuk memeriksa redundasi yang muncul dalam model. Terdapat tiga hal yang perlu diperiksa dalam langkah ini, yaitu:
8.
a.
Mengecek kembali hubungan satu-satu (1:1)
b.
Menghapus hubungan yang berulang
c.
Mempertimbangkan dimensi waktu
Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi-transaksi pengguna Tujuannya untuk memastikan model konseptual mendukung
23 transaksi yang dibutuhkan. Terdapat dua pendekatan yang bisa digunakan untuk mendukung tujuan ini, yaitu:
9.
a.
Mendeskripsikan transaksi-transaksi
b.
Menggunakan alur-alur transaksi
Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna Tujuannya untuk meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut merupakan representasi dari keperluan data perusahaan.
2.1.6.2. Perancangan Basis Data Logikal Menurut Connolly and Begg (2010:467), perancangan basis data logikal yaitu proses menerjemahkan model data konseptual ke dalam model data logikal dan memvalidasi model ini untuk mengecek bahwa bentuk strukturalnya sudah benar, serta mampu mendukung transaksi yang diperlukan. Terdapat beberapa langkah dalam membangun dan memvalidasi model konseptual, yaitu: 1.
Menurunkan relasi untuk model data logikal Tujuannya untuk menciptakan hubungan untuk model data logikal yang mewakili entitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi. Terdapat beberapa hal yang akan muncul dan perlu diidentifikasikan dalam menurunkan hubungan untuk model data logikal, yaitu: a.
Strong entity, tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lain.
b.
Weak entity, tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lain.
c.
Tipe relasi binary one to many (1:*), relasi ini diatasi dengan menempatkan atribut primary key dari entitas parent ke dalam entitas child untuk berfungsi sebagai foreign key.
d.
Tipe relasi binary one to one (1:1), terdapat tiga kondisi, yaitu mandatory participation pada kedua sisi relasi 1:1, mandatory participation pada salah satu sisi relasi 1:1, optional participation pada kedua sisi relasi 1:1.
24 e.
Tipe relasi recursive one to one (1:1), sebuah kondisi dengan sebuah entitas berhubungan dengan entitas itu sendiri.
f.
Tipe relasi superclass atau subclass, superclass adalah sebuah tipe entitas yang mengandung satu atau lebih kelompok kejadian berbeda yang perlu diwakili oleh sebuah model data, sedangkan subclass adalah sebuah kelompok kejadian berbeda dari sebuah tipe entitas yang perlu diwakili oleh sebuah model data.
g.
Tipe relasi binary many to many (*:*), relasi ini diatasi dengan menciptakan sebuah relasi dan memindahkan atribut ke yang bersangkutan ke dalam relasi tersebut, kemudian menempatkan atribut primary key dari entitas-entitas parent ke dalam relasi baru untuk berfungsi sebagai foreign key. Satu atau kedua dari foreign key tersebut juga akan menjadi primary key.
h.
Tipe relasi kompleks, relasi ini diatasi dengan menciptakan sebuah relasi dan memindahkan atribut ke yang bersangkutan ke dalam relasi tersebut, kemudian menempatkan atribut primary key dari entitas-entitas parent ke dalam relasi kompleks untuk berfungsi sebagai foreign key.
i. 2.
Atribut-atribut multivalued
Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi Tujuannya untuk memvalidasi hubungan dalam model data logikal menggunakan normalisasi. Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi yaitu sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang diinginkan yang memberikan data yang diperlukan bagi perusahaan. Tujuan dari normalisasi yaitu untuk memastikan bahwa kumpulan dari relasi-relasi memliki jumlah atribut yang cukup untuk mendukung keperluan data perusahaan. Selain itu, relasi-relasi harus memiliki data redundasi yang minimal agar dapat menghindari masalah update anomalies. Update anomalies yaitu kondisi ketika relasi mengandung data yang berulang. Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:428),
proses
normalisasi meliputi: a.
U
25 nnormalized Form (UNF), kondisi awal ketika sebuah tabel memiliki satu atau lebih kelompok yang berulang. b.
F irst Normal Form (1NF), sebuah relasi yang memiliki kondisi setiap baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai.
c.
S econd Normal Form (2NF), sebuah relasi yang berada dalam 1NF dan setiap atribut non primary key bergantung sepenuhnya pada primary key.
d.
T hird Normal Form (3NF), sebuah relasi yang berada dalam 1NF dan 2NF, serta tidak terdapat atribut non primary key yang bergantung secara transitif pada primary key.
3.
Memvalidasi relasi dengan user transaction Tujuan dari langkah ini yaitu memastikan bahwa relasi-relasi yang berada dalam model data logikal sudah mendukung transaksi yang diperlukan.
4.
Memeriksa integrity constraints Tujuannya
untuk
memeriksa
integrity
constraint
yang
direpresentasikan dalam model data logikal. Integrity constraints terdiri dari enam tipe, yaitu:
5.
a.
Required data
b.
Attribute domain constraint
c.
Multiplicity
d.
Entity integrity
e.
Referential integrity
f.
General constraint
Memeriksa kembali model data logikal dengan pengguna Tujuannya untuk memeriksa ulang model data logikal dengan pengguna untuk memastikan bahwa mereka sudah mempertimbangkan model dengan benar dari data yang diperlukan dalam perusahaan.
6.
Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (pilihan) Tujuannya untuk menggabungkan model data logikal lokal ke
26 dalam model data logikal global tunggal untuk merepresentasikan semua pandangan pengguna terhadap basis data. 7.
Mempertimbangkan perkembangan di masa depan Tujuan dari langkah ini yaitu menentukan segala perubahan signifikan yang mungkin terjadi pada masa depan dan menaksirkan kemungkinan untuk menangani perubah tersebut.
2.1.6.3. Perancangan Basis Data Fisikal Menurut Connolly dan Begg (2010:523),
perancangan basis data
fisikal yaitu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder, mendeskripsikan hubungan dasar, files organization, indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data, integrity constraints, dan juga pengukuran keamanan. Terdapat beberapa tahapan dalam peracangan basis data fisikal, yaitu: 1.
Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang digunakan Tujuannya untuk menghasilkan sebuah skema basis data relasional dari model data logis yang dapat diimplementasikan dalam DBMS yang dipilih. Terdapat beberapa langkah dalam tahapan ini, yaitu: a.
Merancang
relasi-relasi
dasar,
untuk
menentukan
cara
merepresentasikan relasi-relasi dasar yang diidentifikasikan dalam model data logikal global ke dalam target DBMS. b.
Merancang representasi untuk derived data, untuk menentukan cara untuk mewakili derived data yang berada dalam model data logikal dalam DBMS yang dipilih.
c.
Merancang general constraint, untuk menentukan general constraint untuk DBMS yang dipilih.
2.
Merancang file organizations dan indexes Tujuannya untuk menentukan file organizations yang optimal untuk menyimpan relasi-relasi dasar dan index yang diperlukan. Terdapat beberapa langkah dari tahapan ini, yaitu: a.
Menganalisa transaksi, untuk memahami fungsi dari transaksi yang akan dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksitransaksi yang penting.
27 b.
Memilih file organizations, untuk menentukan file organizations yang efisien untuk setiap relasi dasar. File organizations yaitu susunan data secara fisik dari sebuah file ke dalam catatan dan halaman organization pada penyimpanan sekunder.
c.
Memilih index, untuk menentukan penambahan index yang akan meningkatkan performa sistem. Index yaitu sebuah struktur data yang memungkinkan DBMS untuk menemukan data tertentu lebih cepat.
d. 3.
Melakukan estimasi kapasitas disk yang diperlukan
Merancang user view Tujuannya untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasikan selama tahap Requirements Collection and Analysis dari Database System Development Lifecyle.
4.
Merancang mekanisme keamanan Tujuannya untuk merancang mekanisme keamaman untuk basis data yang ditentukan oleh pengguna selama tahap Requirements and Collection dari Database System Development Lifecyle.
5.
Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol Tujuannya untuk menentukan apakah memperkenalkan redundasi dengan cara terkontrol dan mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem.
6.
Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional Tujuannya
untuk
mengawasi
sistem
operasional
dan
meningkatkan performa dari sistem untuk membenarkan keputusan desain yang tidak tepat atau perubahan kebutuhan.
2.1.7.
Flowchart Menurut Mulyadi (2001:57), flowchart adalah suatu model yang
menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem.
28 Berikut terdapat beberapa simbol flowchart yang sering digunakan, yaitu:
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart Gambar
Fungsi
Keterangan
Mulai atau berakhir
Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi
Kegiatan manual
Menggambarkan kegiatan manual, seperti menerima pesanan dari pembeli dan mengisi formulir
Online computer process
Menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara online
Keputusan
Menggambarkan keputusan yang dibuat dalam proses pengolahan data
harus
Catatan
Menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui online terminal
Dokumen
Menggambarkan semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data suatu transaksi
Dokumen dan tembusan
Arsip sementara
Menggambarkan tembusannya.
dokumen
asli
dan
Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen, seperti almari arsip dan kotak arsip
Basis data
Menggambarkan arsip komputer disimpan dalam basis data
yang
Garis alir
Menggambarkan arah proses pengolahan data
29 2.1.8.
State Transition Diagram Menurut Whitten Bentley (2007:635), State Transition Diagram
adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi dari tampilan-tampilan yang muncul ketika sesi pengguna. Terdapat dua jenis komponen yang digunakan dalam menggambarkan State Transition Diagram, yaitu persegi panjang dan panah. Persegi panjang digunakan untuk mewakili tampilan layar, sedangkan panah digunakan untuk mewakili aliran kontrol layar.
2.1.9.
Eight Golden Rules Menurut Shneiderman (2005:75-77), terdapat delapan aturan yang
menjadi prinsip dasar dalam mendesain tampilan, yaitu:
2.1.9.1. Strive for Consistency Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar karena terdapat banyak bentuk konsisten yang perlu diperhatikan. Konsistensi yang dimaksud yaitu konsistensi terhadap urutan tindakan, perintah, menu, tata letak, font, dan warna yang konsisten.
2.1.9.2. Cater to Universal Usability Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dengan memperhatikan kalangan yang akan menggunakan website kita dari rentang usia, pemula, dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan fitur, seperti penjelasan dan shortcut yang sekaligus dapat memaksimalkan kecepatan interaksi dan memperkaya desain interface website.
2.1.9.3. Offer Informative Feedback Untuk setiap tindakan pengguna, seharusnya terdapat umpan balik dari sistem. Untuk tindakan yang kecil dan sering digunakan, umpan balik bisa sederhana, tetapi untuk tindakan yang besar dan jarang digunakan, umpan balik harus lebih besar. Umpan balik bisa berupa informasi jika terdapat informasi baru dan terjadi kesalahan perintah.
30 2.1.9.4. Design Dialogs to Yield Closure Urutan tindakan harus diatur dalam kelompok yang dimulai dari awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informative pada penyelesaian sekelompok tindakan memberikan kepuasan, rasa lega, dan sinyal untuk mempersiapkan ke kelompok tindakan berikutnya. 2.1.9.5. Prevent Errors Sistem yang kita rancang seharusnya merupakan sistem yang tidak memungkinkan pengguna untuk melakukan kesalahan yang serius. Jika pengguna
melakukan
kesalahan,
seharusnya
ada
mekanisme
yang
menanganinya, seperti pemberian instruksi yang sederhana untuk pengembalian.
2.1.9.6. Permit Easy Reversal of Actions Tindakan dalam sistem seharusnya reversible (bisa kembali ke sebelumnya). Fungsi ini akan mengurangi rasa kecemasan karena pengguna mengetahui bahwa kesalahan bisa dibatalkan sehingga bisa mendorong user untuk mencoba menu-menu yang asing.
2.1.9.7. Support Internal Locus of Control Pengguna yang menjadi pengontrol sistem dan bukan sistem yang mengontrol pengguna.
2.1.9.8. Reduce Short Term Memory Load Merancang sistem yang memungkinkan pengguna untuk tidak perlu mengingat banyak perintah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan tampilan yang sederhana, tampilan yang digabungkan dari beberapa halaman, urutan tindakan, dan penyediaan informasi yang diperlukan.
2.1.10. Pengantar Pengembangan Aplikasi Berbasis Web Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang berkaitan dengan pengembangan aplikasi berbasis web.
2.1.10.1. Internet Menurut Hahn (1996:2), internet yaitu nama untuk sistem di seluruh dunia yang luas yang terdiri dari orang, informasi, dan komputer. Akar dari
31 internet yaitu sebuah proyek yang dinamakan ARPANET yang didukung oleh United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency. Tujuan awal dari ARPANET yaitu untuk mengembangkan satu jaringan besar untuk menghubungkan komputer jarak jauh untuk keperluan militer. Namun pada pertengahan tahun 1970, para peneliti menyadari bahwa tidak ada satu jaringan tunggal yang mampu melayani keperluan setiap orang dan merasa bahwa hal ini akan lebih berguna jika dapat mengembangkan sebuah teknologi yang dapat menghubungkan berbagai jenis jaringan ke dalam sebuah sistem tunggal yang besar. Hal inilah yang menimbulkan konsep Internetwork atau Internet. Menurut Hahn (1996:12), jaringan internet dibentuk dengan dua tipe program komputer, yaitu servers dan clients. Servers yaitu program yang menyediakan sumber, sedangkan clients yaitu program yang digunakan untuk mengakses sumber tersebut. Dengan kata lain, internet dibangun agar program clients yang digunakan dapat berhubungan dengan program servers yang menyediakan sumber. Menurut Hahn (1996:13), internet mendukung sebuah sistem besar yang dinamakan World Wide Web atau Web. Web terdiri dari banyak web servers dari seluruh jaringan. Web servers ini dapat menanggapi permintaan informasi yang disusun dalam bentuk halaman yang dapat berisi tulisan, gambar, dan suara. Agar dapat mengakses halaman web, web client digunakan untuk memanggil web server tertentu untuk mengirim halaman dan ditampilkan pada layar monitor.
2.1.10.2. PHP Menurut Gilmore (2006:1), PHP yaitu sebuah toolset sederhana yang dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf dengan menggunakan bahasa C. Pada awalnya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page, namun pada tahun 1997 PHP disingkat menjadi Hypertext Preprocessor. Menurut Gilmore (2006:4-7), empat kunci utama yang menjadikan bahasa PHP begitu sering terkenal yaitu: 1.
Practicality Sejak awal diciptakan, konsep dari bahasa PHP yaitu kepraktisan. PHP dapat menghasilkan bahasa minimalis yaitu perintah pengkodean
32 yang jauh lebih singkat dibandingkan bahasa C dan tidak perlu menyertakan library. 2.
Power Hingga saat ini, PHP menyediakan 113 libraries dan lebih dari 1000 functions yang bisa digunakan. Selain itu, PHP juga dapat menghasilkan Macromedia Flash, dokumen Portable Document Format (PDF), dan berkomunikasi dengan berbagai jenis protokol, seperti IMAP, POP3, NNTP, dan DNS.
3.
Possibility PHP mampu didukung oleh banyak jenis Database Mangament System, seperti Oracle, MySQL, Informix, Solid, mSQL, IBM DB2, dan lain-lain.
4.
Price PHP merupakan bahasa open source, berlisensi gratis, dan dapat dikembangkan secara bebas.
2.1.10.3. Framework Menurut Upton (2007:12), framework yaitu sekumpulan potongan kode yang disimpan dalam file terpisah yang dapat menyederhanakan operasi coding yang berulang. Menurut E.Sweat (2005:283), Model-View-Controller (MVC) yaitu pola yang mengatur dan memisahkan perangkat lunak menjadi tiga peran yang berbeda: 1.
Model, berfungsi untuk merangkum data aplikasi, aliran aplikasi, dan logika bisnis.
2.
View, berfungsi sebagai pengatur user interface bagi user dari suatu aplikasi. Data
yang dibutuhkan akan diubah sehingga dapat
ditampilkan dengan format tampilan yang sesuai dengan kebutuhan user. 3.
Controller, berperan sebagai logic aspect untuk mengatur user flow. Tugas dari controller yaitu menentukan bisnis proses dari suatu aplikasi, merespon setiap inputan dari user dengan pemanggilan terhadap model dan view, serta mengatur izin akses.
33
2.1.10.4. Code Igniter Menurut Upton (2007:7), Code Igniter yaitu framework yang mampu mengurangi jumlah sehingga lebih mudah untuk dibaca dan diubah, menghasilkan website skala besar yang terstruktur, dan menata coding menjadi lebih baik .
Kelebihan-kelebihan dari Code Igniter yaitu: 1.
Save Time Code Igniter menghasilkan kode yang sangat sedikit. Semakin sedikit kode yang diketik, semakin berkurang kemungkinan terjadinya kesalahan. Selain itu, waktu yang digunakan untuk debugging juga lebih singkat.
2.
Make Your Site More Robust Code Igniter menyediakan banyak fungsi-fungsi yang bisa digunakan sehingga tidak perlu mengingat banyak perintah coding.
3.
Keep Your Links Up-To-Date Automatically Code Igniter memberikan kemudahan dalam penulisan hyperlink dalam sebuah configuration file sehingga perubahan hyperlink dapat dilakukan hanya pada configuration file tersebut tanpa mengubah setiap hyperlink yang ada.
4.
Save Databases Crashes: ‘prep’ Your Data Entry Forms Salah satu keterbatasan HTML dan database yaitu simbol-simbol tertentu yang dimasukkan mungkin akan menghasilkan nilai yang salah. Dalam hal ini, CI’s form dapat mengatasi masalah tersebut dengan perintah fungsi yang sudah disediakan.
5.
Send Email Attachments without Hassles Code Igniter menyediakan sebuah email class yang dapat mengirim attachment, seperti foto dan file.
6.
Save Bandwidth by Zipping Files That Users Need to Download Code Igniter memiliki sebuah fasilitas yang mampu menghasilkan file yang berupa zip.
34 2.2. Teori yang Terkait Tema Penelitian Pada pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa teori yang berkaitan dengan proses bisnis untuk aplikasi basis data yang akan dirancang pada Bab 3.
2.2.1.
Penjualan Menurut Mulyadi (2001:424), dalam perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan dari pembeli, fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pesanan dari langganan dan meneruskan pesanan tersebut ke fungsi produksi. Jika pesanan dari langganan ditulis dalam formulir yang disediakan oleh perusahaan, pesanan langganan ini langsung dapat diserahkan oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses. Jika pesanan dari langganan belum berisi informasi lengkap, fungsi penjualan berkewajiban untuk menambahkan informasi yang kurang, atau menuliskan kembali ke dalam surat pesan produksi yang berisi informasi lengkap bagi kepentingan fungsi produksi.
2.2.2.
Persediaan Menurut Mulyadi (2001:555-556), dalam perusahaan manufaktur,
persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, produk dalam proses, bahan baku, bahan penolong, suku cadang. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, bahan baku, bahan penolong, dan suku cadang bersangkutan dengan transaksi internal perusahaan dan yang menyangkut pihak luar perusahaan, sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam proses seluruhnya berupa transaksi internal perushaan. Tipe-tipe persediaan yang diperlukan meliputi: 1.
Persediaan produk jadi yang mencakup prosedur:
a.
Pencatatan harga pokok produk jadi
b.
Pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
c.
Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli
2.
Persediaan bahan baku yang mencakup prosedur:
a.
Pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
b.
Pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok
c.
Permintaan dan pengeluaran barang gudang
35 d.
Pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang Fungsi persediaan berkaitan erat dengan fungsi gudang. Dalam sistem
pengawasan produksi, fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku dan menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2.2.3.
Produksi Menurut Mulyadi (2001:424), fungsi ini bertanggung jawab atas
pembuatan perintah produksi bagi fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan. Dalam perusahaan yang besar, fungsi produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan pesanan produksi tersebut. Pesanan produksi tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis dalam dokumen yang disebut surat pessanan produksi. Surat pesanan produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi. Fungsi ini bertanggun jawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat pesanan produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi yang melampiri surat pesanan produksi tersebut. Contoh rumus yang dibutuhkan dalam menghitung rumus bahan baku untuk memproduksi kusen pintu jendela, yaitu: Lebar Frame Profile
= Ukuran Lebar
Tinggi Frame Profile = Ukuran Tinggi Lebar Transome
= Ukuran Lebar - 72
Screw Steel
= ((Lebar Frame Profile/300)+2) + ((Tinggi
Frame Profile/300)+2)+((Lebar Transome/300)+2)
2.2.4.
Pembelian Menurut Mulyadi (2001:302), fungsi pembelian bertanggung jawab
untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok
36 yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan pesan pembelian kepada pemasok yang dipilih.
2.2.1.
Pengiriman Menurut Mulyadi (2001:215), fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyerahkan barang atas dasar surat pesanan pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggun jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat pesanan pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi.
2.2.5.
Pemasangan Menurut Rehau (2010:102-106), berikut terdapat langkah-langkah
dalam memasang kusen pintu dan jendela. 1.
Jendela dan pintu harus dipasang dengan dinding pra-bangun terbuka dan tidak menggunakan konstruksi dinding atau pasca konstruksi dinding terbuka.
2.
Pemasangan jendela, pintu dan kaca harus dilakukan setelah semua pekerjaan basah selesai. Jika pemasangan harus dilakukan sebelum atau selama kegiatan pekerjaan basah, maka kegiatan proteksi harus dilakukan.
3.
Jendela dan pintu harus dipindahkan dari tempat penyimpanan dan ditempatkan secara vertikal di samping masing-masing instalasi dinding terbuka.
4.
Pilih alat pengunci yang tepat sesuai dengan jenis dan material dari struktur dinding. Kriteria utama dalam pemilihan alat pengunci yaitu: jenis dinding terbuka, ukuran beban, kondisi instalasi.
5.
Sisipkan bingkai jendela ke dalam pembukaan. Gunakan penggaris level and square untuk memastikan bahwa bingkai jendela bersifat datar. Sesuaikan kuadrat dinding terbuka dengan memasukkan packing wedges pada titik-titik yang tepat.
37 6.
Atur setiap sudut hingga rapi dengan kayu atau plastik penjepit. Jangan menjepit bingkai terlalu ketat yang dapat menyebabkan gangguan pemuaian terhadap bingkai.
7.
Bingkai jendela cenderung menekuk pada titik-titik ketika steker dinding atau metal lugs terpasang pada dinding dan ini harus dicegah.
8.
Pengikatan harus kokoh dan teruskan semua gaya untuk mendesak pada jendela ke dalam struktur dinding.
9.
Bersihkan jendela dengan kain lembab atau basah jika ada semen yang tertetes. Tidak diperbolehkan menggunakan bahan keras untuk mengikis permukaan kusen.
10.
Untuk
pemasangan
kaca
tetap,
yang
harus
dilakukan
yaitu
membersihkan glazing beads dan puing-puing dalam bingkai kemudian memasangkan baji penghubung dan kaca. 11.
Disarankan untuk menggunakan palu karet daripada palu baja dalam memasang glazing beads. Pasang glazing beads yang lebih pendek terlebih dahulu. Celah antara batasan glazing beads harus kurang dari 0.2mm.
12.
Pasang daun jendela pada bingkai yang sesuai dengan desain.
13.
Pasang perangkat keras dan pastikan bahwa perangkat keras terlindungi, terutama untuk handles dan hinges.
14.
Atur pemasangan daun jendela dengan benar dan pastikan bahwa daun jendela dapat bekerja dengan lancar.
2.3. Hasil Penelitian Sebelumnya Untuk mendukung kelancaran proses perancangan basis data dan menambah wawasan mengenai informasi-informasi yang lainnya, sebuah jurnal internasional dan dua buah jurnal nasional telah dikumpulkan, dibaca, dan dipelajari secara saksama. Berikut merupakan hasil ringkasan dari ketiga jurnal yang didapatkan:
2.3.1.
A Web Based Database System: An Industrial Application Paper Recycling Production Information System (PRPIS) yaitu sebuah
sistem manajemen basis data yang berbasis web yang dirancang untuk Nigerian Paper Recycling Industries. PRPIS dirancang dan diimplementasi untuk
38 menghadapi masalah-masalah industri dalam mengatur biaya produksi, keuntungan dari penjualan, dan jumlah daur ulang. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu: 1.
Requirement analysis Hasil-hasil analisis dari tahapan ini, yaitu a.
Aplikasi ini harus menyediakan akses bagi direktorat, manajemen, karyawan, dan personil administrasi.
b.
Aplikasi ini dirancang dengan arsitektur three-tier.
c.
Bahasa pemrograman yang digunakan harus bersifat platform independent.
2.
Architectural design Arsitektur ini dibangun dengan three-tier client server. Interface pada client adalah web browser, Java Server Page digunakan pada middle tier, dan MySQL dimanfaatkan untuk menghubungkan middle tier dan database.
3.
Application design Terdapat dua fase dalam perancangan aplikasi, yaitu engineering yang meliputi merancang, menghasilkan, dan mendapatkan data yang akan diintegrasikan ke dalam aplikasi dan page generation yang meliputi pembangunan aplikasi dengan mengkombinasikan segala konten, arsitektur yang penting, navigasi, dan rancangan interface.
4.
Implementation Pengguna-pengguna yang berkepentingan diberikan akses ke dalam sistem sesuai dengan tugas dan wewenang yang dimiliki. Menu-menu yang berhubungan juga disediakan bagi para pengguna. Dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem basis data yang berbasis web
yang bernama Paper Recycling Production Information System dikembangkan untuk industri daur ulang kertas. Tujuan utama dari aplikasi ini yaitu untuk mendukung Nigerian paper recycling industries dalam melaksanakan tugastugas yang berkaitan dengan informasi, produksi, dan administrasi serta kebutuhan-kebutuhan yang ada secara mudah dan konsisten.
39 2.3.2.
Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian, Penjualan, dan Persediaan pada PT Interjaya Surya Megah Sebuah sistem basis data dirancang untuk mendukung sistem penjualan,
pembelian, dan persediaan barang, serta membuat prototype aplikasi bagi PT Interjaya Surya Megah. Alasan perancangan dari sitem basis data ini dikarenakan oleh data yang belum terintegrasi dengan baik antar satu bagian dengan bagian yang lain, redundansi data, dan masalah keamanan data yang kurang meyakinkan. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu membuat suatu sistem basis data untuk menggantikan sistem lama yang bersifat manual dan menimbulkan banyak masalah. Metode yang digunakan untuk perancangan sistem basis data pada perancangan ini yaitu Database System Development Lifecycle (Connoly & Begg), meliputi: 1.
Requirements Collection and Analysis, tahapan ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari perusahaan yang akan menggunakan aplikasi basis data.
2.
Database Design, tahapan ini bertujuan untuk membuat database yang akan digunakan untuk membantu proses bisnis.
3.
DBMS Selection, tahapan ini bertujuan untuk memilih DBMS yang tepat untuk mendukung aplikasi database, dimana dibutuhkan tambahan beberapa software dan hardware.
4.
Application Design, tahapan ini bertujuan untuk merancang tampilan antar muka dan program yang akan digunakan untuk memproses basis data.
5.
Prototyping, tahapan ini bertujuan untuk membangun sebuah model yang bekerja dari aplikasi basis data yang memungkinkan perancang atau pengguna untuk memastikan sistem akhir akan terlihat dan berfungsi. Dapat disimpulkan bahwa sistem basis data membantu PT Interjaya
Surya Megah dalam memperoleh informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Selain itu, keamanan data perusahaan juga lebih terjamin dengan adanya hak akses.
40 2.3.3.
E-Commerce Berbasis Aplikasi Electronic Data Interchange untuk Transaksi Online Jurnal ini membahas sebuah aplikasi e-commerce yang berbasis
Electronic Data Interchange atau sering dikenal dengan istilah EDI akan dirancang. Seperti yang diketahui, proses pembelanjaan online melibatkan transaksi-transaksi penting, seperti kartu kredit. Oleh karena itu, keamanan aplikasi menjadi salah satu faktor utama dalam perancangan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait keamanan sebuah aplikasi e-commerce, yaitu: 1.
Stateless web server, memungkinkan sejumlah informasi dapat disimpan dengan baik, seperti penggunaan session.
2.
Konfigurasi sistem dan tools, memungkinkan agar informasi pengguna dapat terjaga dengan lebih aman.
3.
Sertifikat, memastikan kebenaran data yang diberikan dari pihak yang benar-benar memiliki otorisasi.
4.
Secure protocol, digunakan untuk memverifikasi sertifikat sehingga dapat mengetahui indentitas pengirim sebenarnya.
5.
Firewall, digunakan untuk melindungi jaringan lokal dari serangan luar. Kesimpulan dari jurnal ini yaitu pengembangan aplikasi e-commerce
bagi sebuah perusahaan atau lembaga merupakan proses yang cukup kompleks yang melibatkan beberapa organisasi atau situs dalam penanganan keamanan dan otorisasi. Oleh sebab itu, pertimbangan yang matang mengenai setiap tahapan harus diperhatikan agar dapat mencapai hasil yang maksimum.