BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Xerostomia Umumnya perhatian terhadap saliva sangat kurang. Perhatian terhadap saliva baru timbul apabila terjadinya pengurangan sekresi saliva yang akan menimbulkan gejala mulut kering atau xerostomia.7
2.1.1 Definisi Xerostomia adalah keadaan di mana mulut kering akibat pengurangan atau tiadanya aliran saliva.6,8 Xerostomia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari pelbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi di kepala dan leher, atau efek samping dari pelbagai jenis obat. Dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan penurunan fungsi kelenjar saliva.6
2.1.2 Etiologi Faktor penyebab timbulnya xerostomia: 1. Gangguan pada kelenjar saliva: Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva.7,12 Sialodenitis kronis lebih sering mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus.7 Kistakista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi sekresi saliva.7,8 Sindroma Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva.1,2,6-12 Sel-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang.7,6 2. Keadaan fisiologis: Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering.7,12 Bernafas melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering.7,9,11 Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.7-12 3. Penggunaan obat-obatan: Banyak sekali obat yang mempengaruhi sekresi saliva. Obat-obatan tersebut mempengaruhi aliran saliva secara langsung dengan memblokade sistem syaraf dan menghambat sekresi saliva. Oleh karena sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem syaraf parasimpatis, obat-obatan dengan pengaruh antikolinergik akan menghambat paling kuat pengeluaran saliva. Obatobatan dengan pengaruh anti β-adrenergik (yang disebut β-bloker) terutama akan menghambat sekresi ludah mukus.7,12,27 Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi saliva dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi aliran darah ke kelenjar.7,12 4. Usia: Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya.7 Seiring dengan meningkatnya usia, dengan terjadinya proses aging, terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak, lining sel duktus intermediate mengalami atropi. Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva.1,7,12 Selain itu, penyakit- penyakit sistemik yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang digunakan untuk perawatan penyakit sistemik dapat memberikan pengaruh mulut kering pada usia lanjut.1,2,7,9 5. Terapi kanker: Xerostomia paling sering berhubungan dengan terapi radiasi kepala dan leher.1,2,6,11 Xerostomia akut karena radiasi dapat menyebabkan suatu reaksi peradangan, bila xerostomia kronik terjadi sampai 1 tahun setelah mendapat terapi radiasi, dapat menyebabkan fibrosis kelenjar saliva dan biasanya permanen.6,7 Radiasi menyebabkan perubahan di dalam sel sekresi serous, mengakibatkan pengurangan pengeluaran saliva dan
peningkatan kepekatan saliva. Biasanya,
keluhan awal dari terapi radiasi adalah saliva pekat dan berlendir.1,6,7 Kadar permanennya xerostomia bergantung pada banyaknya kelenjar saliva yang terpapar radiasi dan dosis radiasi.6,7,10-12 Apabila jumlah dosis radiasi yang diterima melebihi 5,200 cGy, aliran saliva akan berkurang dan sedikit atau tidak ada saliva yang dikeluarkan dari kelenjar saliva. Perubahan ini biasanya permanen.2,6 Beberapa obat kemoterapi kanker juga dapat mengubah komposisi dan aliran saliva, mengakibatkan xerostomia, tetapi perubahan ini biasanya sementara.6,10,15
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Gejala dan Tanda Xerostomia menyebabkan mengeringnya selaput lendir, mukosa mulut menjadi kering, mudah mengalami iritasi dan infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena tidak adanya daya lubrikasi dan proteksi dari saliva.1,6,7,10,11,15 Proses pengunyahan dan penelanan makanan sulit dilakukan khususnya makanan kering.1,2,612
Rasa pengecapan dan proses bicara juga akan terganggu.1,2,6-12 Kekeringan pada
mulut menyebabkan fungsi pembersih dari saliva berkurang, sehingga terjadi radang dari selaput lendir yang disertai keluhan mulut terasa seperti terbakar.1,6-8,10-12 Selain itu, pada penderita xerostomia fungsi bakteriostase dari saliva berkurang sehingga menyebabkan peningkatan proses karies gigi.1,6-9,12
2.1.4 Diagnosis dan Evaluasi Diagnosis dan evaluasi xerostomia adalah berdasarkan bukti yang diperoleh dari riwayat pasien, pemeriksaan rongga mulut dan sialometri, yaitu satu prosedur yang dilakukan untuk menentukan kadar aliran saliva.2,6,7,10,12,13 Xerostomia harus dipertimbangkan jika pasien mengeluh mulut kering, terutama pada waktu malam, atau kesulitan ketika makan makanan kering.2,6 Pada pemeriksaan rongga mulut, indikator yang digunakan untuk menentukan terjadinya xerostomia adalah, apabila diletakkan spatel yang kering di mukosa bukal, spatel lengket di mukosa tersebut sewaktu dialihkan.13 Pada wanita, “tanda gincu” yaitu, gincu lengket pada gigi depan merupakan indikator terjadinya xerostomia.6 Selain itu, xerostomia juga dapat dievaluasi dengan melakukan test uji wafer.14
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kemoterapi Dahulu kemoterapi diberikan hanya sesudah kegagalan terapi radiasi atau pembedahan dalam mengatasi kanker.18 Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai bermacam variasi kombinasi obat-obatan yang digunakan, tidak hanya pada kekambuhan dan stadium lanjut, tetapi juga sebagai terapi awal untuk kanker.17,18 Kini kemoterapi telah muncul sebagai terapi tambahan setelah pembedahan atau terapi radiasi.18
2.2.1 Definisi Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.16,17 Dalam penggunaaan nononkologis, istilah ini dapat juga merujuk ke antibiotik (kemoterapi antibakteri). Dalam arti tersebut, agen kemoterapi modern pertama adalah arsfenamin Paul Ehrlich, sebuah senyawa arsenik yang ditemukan pada 1909 dan digunakan untuk merawat sifilis. Ini kemudian diikuti oleh sulfonamida ditemukan oleh Gerhard Domagk dan penisilin G ditemukan oleh Alexander Fleming. Penggunaan lain dari agen kemoterapi sitostatik adalah perawatan penyakit autoimun dan penekanan transplant rejection.16
2.2.2 Tujuan Tujuan kemoterapi adalah untuk menyembuhkan pasien dari penyakit kanker. Kemoterapi biasa digunakan untuk mengatasi kanker secara lokal dan juga untuk
Universitas Sumatera Utara
mengatasi kanker apabila ada metastasis jauh. Secara lokal dimana vaskularisasi jaringan kanker yang masih baik, akan lebih sensitif menerima kemoterapi sebagai antineoplastik agen.18
2.2.3 Cara Pemberian Secara umum kemoterapi bisa diberikan dengan 4 cara yaitu:17,18 1. Sebagai neoadjuvan yaitu pemberian kemoterapi mendahului pembedahan atau radiasi. 2. Sebagai terapi kombinasi yaitu kemoterapi diberikan bersamaan dengan radiasi pada kasus kanker stadium lanjut. 3. Sebagai terapi adjuvan yaitu sebagai terapi tambahan paska pembedahan atau radiasi 4. Sebagai terapi utama yaitu digunakan tanpa radiasi dan pembedahan terutama pada kasus- kasus stadium lanjut dan pada kasus kanker jenis hematologi (leukemia dan limfoma).
2.2.4 Tipe obat Obat kemoterapi atau agen kemoterapi dibagi beberapa jenis:18 1. Alkylating agent: Cyclophosphamid, Busulfan, Ifosfamid 2. Antimetabolite: MTX, 5FU, Hydroxyurea 3. Antimitosis: Vincrisin, Vinblastin 4. Antibiotic antracylin: Doxorubicine, Daunorubicine 5. Antibiotic non antracylin: Bleomycin, Mytomicin
Universitas Sumatera Utara
6. Antihormonal: Prednison, Tamoxipen
KERANGKA TEORI
Terapi Utama Kanker
Pembedahan
Kemoterapi
Radioterapi
Gabungan kemoterapi radioterapi
Xerostomia
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA KONSEP
Kanker
Pasien kanker dengan kemoterapi -Lama kemoterapi -Siklus kemoterapi -Jenis kanker -Jenis obat kemoterapi -Usia 20-50 tahun
Pasien kanker dengan kemoterapi dan radiasi -Lama kemoterapi -Siklus kemoterapi -Jenis kanker -Jenis obat kemoterapi -Usia 20-50 tahun
Pasien kanker tanpa kemoterapi dan radiasi -Jenis kanker -Usia 20-50 tahun
Xerostomia
Universitas Sumatera Utara