BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Mengacu pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kaitan fungsi keluarga dengan pemahaman remaja putri tentang menarche, maka akan dibahas mengenai fungsi keluarga, menarche, dan arti kata pemahaman. 2.1
Fungsi Keluarga Depkes RI (1988) dalam Andarmoyo (2012) keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut UU No. 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Fungsi keluarga (Andarmoyo, 2012) : 1. Fungsi Keagamaan Keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tugas dari fungsi keagamaan adalah : -
Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga
-
Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup seharihari seluruh anggota keluarga
9 Universitas Sumatera Utara
-
Memberikan contoh konkrit pengalaman ajaran agama dalam hidup sehari-hari
-
Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak tahu atau kurang diperolehnya di sekolah atau masyarakat
-
Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
2. Fungsi Sosial Budaya Memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, dengan cara : -
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan
-
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma budaya asing yang tidak sesuai
-
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga dimana anggotanya mengadakan kompromi/adaptasi dari praktik globalisasi dunia
-
Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaya masyarakat/bangsa untuk terwujudnya keluarga kecil bahagia sejahtera
Universitas Sumatera Utara
3. Fungsi Cinta Kasih Memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Termasuk dalam fungsi ini adalah : -
Menumbuhkembangkan potensi cinta kasih yang telah ada di antara anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata/ucapan dan perilaku secara optimal dan terus menerus
-
Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif
-
Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ikhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang
-
Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
4. Fungsi Perlindungan Untuk memberikan rasa aman secara lahir dan batin kepada setiap anggota keluarga. Fungsi ini menyangkut : -
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
Universitas Sumatera Utara
-
Membina keamanan keluarga baik fisik, psikis, maupun dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar
-
Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
5. Fungsi Reproduksi Memberikan keturunan yang berkualitas melalui; pengaturan dan perencanaan yang sehat dan menjadi insan pembangun yang handal, dengan cara : -
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya
-
Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan kaluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
-
Mengamalkan kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga
-
Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Keluarga merupakan tempat pendidikan utama dan pertama dari anggota keluarga yang berfungsi untuk meningkatkan fisik, mental, sosial dan spiritual secara serasi, selaras dan seimbang agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa depan. Fungsi ini adalah : -
Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama
Universitas Sumatera Utara
-
Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat dimana anak dapat mencari pemecahan masalah dari konflik yang dijumpainya, baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat
-
Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan fisik dan mental, yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat
-
Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
7. Fungsi Ekonomi Keluarga meningkatkan keterampilan dalam usaha ekonomis produktif agar pendapatan keluarga meningkat dan tercapai kesejahteraan. -
Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga
-
Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga
-
Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan serasi, selaras dan seimbang
Universitas Sumatera Utara
-
Membina
kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan Meningkatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam sehingga tercipta lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang -
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup intern dan ekstern keluarga
-
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup yang serasi selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya
-
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
2.2
Menarche
2.2.1
Pengertian Menarche Menarche adalah menstruasi pertama kali dialami oleh remaja putri pada usia
10-11 tahun (Manuaba, 2001), Pearce (1999) 11-14 tahun, Proverawati (2009) 10-16 tahun yang menandai pergantian fase kehidupan dari masa kanak-kanak menjadi masa usia remaja, terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diramalkan, diikuti oleh menstruasi yang terjadi dalam interval yang tidak beraturan dan akan terus berlangsung setiap bulan, merupakan peristiwa alami sebagai tanda kematangan fungsi reproduksi, yang ditandai adanya perubahan seperti pertumbuhan payudara,
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan rambut aksila dan pubis, dan distribusi lemak pada daerah pinggul. Menarche sering disertai dengan sakit kepala, sakit pinggang, dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung (Santrock, 2003; Desmita, 2008; Proverawati, 2009; Lestari, 2011). 2.2.2
Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan melalui vagina yang terjadi secara berulang setiap bulan. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak (hamil), terjadi pada umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 35 hari. 2.2.2.1 Siklus Haid Normal Umumnya, jarak siklus menstruasi berkisar dari 21 sampai 42 hari, dengan rata-rata 28 hari. 1. Siklus Ovarium
a. Fase Folikular Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Didalam folikel , oosit primer mulai menjalani proses pematangannya.
Universitas Sumatera Utara
Pada waktu yang sama, folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam system ini. b. Fase Luteal LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum terus menyekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat. 2. Siklus Endometrium a. Fase Proliferasi Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira 5 hari. Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh darah menjadi banyak sekali. b. Fase Menstruasi Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari, dan kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesterone dan estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar Siklus Haid
2.2.2.2 Hormon yang Berperan dalam Siklus Haid Normal Yang memegang peranan penting dalam proses ovulasi adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamus-pituitary-ovarian axis). Menurut teori neurohormonal, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipofisis
melalui
sekresi
neurohormon.
Hipotalamus
menghasilkan
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. Perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormone steroid dan hormone gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik terhadap FSH, sedangkan terhadap LH, estrogen
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan umpan balik negative jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormone gonadotropin terjadi pada hipotalamus Folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat dan menekan produksi FSH; folikel yang berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap atresia sedangkan yang lain mengalami atresia. Pada waktu ini juga LH meningkat namun peranannya membantu pembuavan estrogen dalam folikel. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Didalam folikel , oosit primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama, folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam system ini. LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum terus menyekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama makin meningkat
Universitas Sumatera Utara
Fase menstrual Fase ini ditandai oleh perdarahan pervaginam,berlangsung selama 3-5 hari. Secara fisiologis ini adalah ini akhir dari siklus menstrual karena endometrium luruh ke lapisan dasar bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak dibuahi. Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya, hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke14 siklus 28 hari, atau hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Setelah itu, terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi begantung kepada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. Pada akhir fase ini endometrium terdiri atas tiga lapisan: 1) Lapisan dasar terletak tepat di bawah miometrium, sekitar 1 mm tebalnya. Lapisan ini tidak terganggu selama siklus menstruasi. Terdiri atas susunan rudimenter penting untuk mebuat endometrium baru. 2) Lapisan fungsional yang terdiri atas kelenjarkelenjar tubular setebal 2,5 mm. lapisan ini berubah secara tepat sesuai pengaruh hormonal ovarium. 3) Lapisan epithelium kuboid bersilia menutup lapisan fungsional. Lapisan ini termasuk ke dalam lapisan kelenjar-kelenjar tubular. Fase sekresi belangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Setelah ovulasi, diproduksi lebih banyak progesteron. Pada akhir fase sekresi,endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalannya. Endometrium menjadi kaya dengan darah sekresi kelenjar,
Universitas Sumatera Utara
tempat yang sesuai untuk melindungi dan member nutrisi ovum yang dibuah. (Prawirohardjo, 2008)
Gambar Siklus Hormonal Haid
2.2.3
Usia Terjadi Menarche Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat
bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia yang lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasipun dapat terjadi. Razi (2006) mengatakan rata-rata usia menarche di Kota Medan adalah 12,28 tahun dimana usia termuda 10 tahun dan tertua 17 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Di Inggris rata-rata usia untuk mencapai menarche adalah 13,1 tahun, sedangkan suku Bunding di Papua, menarche dicapai pada usia 18,8 tahun. Terjadinya penurunan usia dalam mendapatkan menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi (Proverawati, 2008). 2.2.3
Perubahan Fisik Wanita Menjelang Menarche Ketika seorang anak memasuki masa remaja, terjadi suatu pertumbuhan fisik
yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ reproduksi sehingga tercapai kematangan fungsi reproduksi. Perubahan fisik pada wanita remaja ditandai oleh pertumbuhan payudara (thelarche), pinggul mulai melebar dan membesar, tumbuh rambut (bulu-bulu) halus di sekitar ketiak dan kemaluan (pubarche). Tanner membagi perkembangan payudara dan rambut kemaluan dalam 5 tahapan Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Payudara dan Rambut Pubis Tahapan Tahap 1 Tahap 2
Tahap 3
Payudara (Talarche) Belum tampaknya jaringan payudara Tahap bakal payudara dapat diraba seperti gundukan kecil jaringan payudara, aerola mulai membesar Pertumbuhan berlanjut dan tampak peninggian dari payudara
Rambut Pubis (Pubarche) Tidak ada rambut pubis Rambut kemaluan mulai tumbuh, kasar, berkerut di sepanjang vagina luar Rambut kemaluan lebih hitam dan lebih keriting dan mulai menyebar di atas simpisis pubis
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 (Lanjutan) Tahap 4
Tahap 5
Bentuk aerola dan putting susu timbul ke arah jaringan payudara sebagai tumpukan sekunder Payudara dengan bentuk dan proporsi yang matang dan aerola berpigmen. Tumpukan sekunder telah menyatu menjadi bulat dan halus dengan hanya puting susu menonjol
Rambut lebih tebal dan terlihat seperti orang dewasa, tapi menutupi sebagian besar daerah Rambut dewasa baik dalam jumlah dan jenisnya menyebar di seluruh daerah segi tiga, atas dan bawah
Menarche merupakan tanda yang terjadi paling akhir dari perubahan fisiologis pada masa pubertas, dan pada umumnya terjadi pada standium III – IV. Setelah haid pertama perubahan pinggulpun tak dapat dihindari. Pinggul menjadi membesar dan membulat karena berkembangnya lemak dibawah kulit. Tumbuhnya rambut kemaluan terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang, bulu ketiak dan kulit wajah mulai tampak setelah haid pertama . 2.2.4
Faktor-faktor yang Memengaruhi Haid Pertama (Menarche)
1. Faktor Internal a. Organ Reproduksi Beberapa remaja putri tidak mendapat haid karena vagina yang tidak tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai sekat. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih kompleks yaitu remaja putri tidak mempunyai rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna yang disertai tidak adanya lubang kemaluan. Kelainan ini disebut ogenesis
Universitas Sumatera Utara
genitalis yang bersifat permanen, artinya perempuan tidak akan mendapat haid selama-lamanya. b. Hormonal Perubahan yang berlangsung dalam diri seorang remaja putri pada masa pubertas dikendalikan oleh hipotalamus yakni suatu bagian tertentu pada otak manusia. Kurang lebih sebelum remaja putri mengalami haid, hipotalamus menghasilkan zat kimia atau yang disebut sebagai hormon yang dilepaskannya. Hormon pertama yang dihasilkan adalah Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam indung telur. Karena terangsang oleh FSH, folikel ini pun menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat kemaluan. Berkurangnya pelepasan FSH membuat hipotalamus melepaskan Lutinising Hormon (LH)
yang menyebabkan salah satu
folikel pecah dan mengeluarkan sel telur untuk memungkinkan terjadinya pembuahan.
Folikel
yang
tersisa
disebut
korpus
luteum
yang
menghasilkan hormon progesteron yang membuat penebalan pada dinding rahim untuk menerima atau memberi makan bagi sebuah sel telur yang telah dibuahi. Apabila sel telur tidak dibuahi taraf estrogen dan progesteron dalam aliran darah akan merosot sehingga menyebabkan penebalan dinding rahim menjadi pecah-pecah. Proses inilah yang menimbulkan perdarahan pada saat datang haid yang pertama.
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor Eksternal a. Gizi Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting yaitu memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, terutama bagi mereka yang masih dalam pertumbuhan. Keadaan gizi remaja putri dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan usia menarche. Dengan demikian, perbedaan usia menarche dan siklus haid sangat ditentukan berdasarkan keadaan status gizi remaja putri tersebut. Semakin lengkap status gizinya semakin cepat usia menarchenya. b. Pengetahuan Orang Tua Setiap remaja putri yang mengalami transisi kedewasaan atau mulai menampakkan tanda-tanda pubertas, terutama menarche akan mengalami kecemasan. Para orang tua sangat dibutuhkan terutama ibu untuk memberikan penjelasan tentang menarche dan permasalahannya akan mengurangi kecemasan remaja putri ketika menarche datang. Dalam menyampaikan pengetahuan kepada anak seorang ibu dapat melakukan peran, antara lain : 1) Sebagai panutan, ibu yang berperan sebagai orang tua harus mampu memberikan contoh dan teladan yang dapat diterima oleh anak, terutama sikap dalam merawat dirinya dan mengatasi kebiasaan haid. 2) Sebagai pengawas, sudah menjadi kewajiban bagi orang tua terutama ibu untuk mengawasi sikap dan perilaku remaja putri dalam pergaulan dunia
Universitas Sumatera Utara
luar, terutama pencarian remaja terhadap pengetahuan fungsi reproduksi. Namun pengawasan hendaknya dilakukan dengan bersahabat dan lemah lembut. Sikap penuh curiga justru akan menciftakan jarak anak dan orang tua. 3) Sebagai teman, ketika menghadapi remaja yang telah memasuki masa akil baligh, orang tua perlu menciftakan dialog yang hangat dan akrab agar dapat menjadi sumber informasi, serta teman yang dapat diajak bicara atau bertukar pendapat tentang kesulitan atau masalah ketika menghadapi menarche. 4) Sebagai pendidik, orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan, nilai-nilai agama yang ditanamkan orang tua kepada anaknya merupakan benteng untuk menghadapi perubahan yang terjadi ketika mengalami menarche. 5) Sebagai konselor, ibu harus mampu menciftakan hubungan yang saling percaya yaitu dengan memerhatikan secara penuh dan sungguh-sungguh terhadap masalah yang dihadapi anak untuk mengambil keputusan yang paling baik bagi dirinya. 6) Sebagai komunikator, komunikasi yang baik antar anggota keluarga akan menciftakan suasana yang harmonis. Berani mengemukakan pendapat dengan keluarga adalah salah satu indikasi keberhasilan ibu menjadi komunikator ketika anak mengalami persoalan perubahan dirinya.
Universitas Sumatera Utara
c. Gaya hidup, berperan dalam menentukan usia menarche. Pada remaja putri yang mempunyai aktivitas olah raga, aktivitas lapangan, mendaki atau menari yang sangat tinggi umumnya mengalami menstruasi pertama datang terlambat. Estrogen adalah hormone steroid yang meliputi estradiol, estron dan estriol. Secara biologis, estradiol adalah yang paling aktif dalam proses menstruasi. Bahan dasar steroid adalah kolesterol sehingga dibutuhkan kolesterol untuk persiapan haid. Remaja putri yang memiliki pola makan sehat dan olah raga yang baik akan mengalami menarche dengan normal. Menurut Lusiana (2007), berdasarkan sumber informasi mengenai menstruasi umumnya berasal dari orang tua, khususnya ibu karena adanya keterbukaan antara anak dan orang tua sehingga anak merasa jika ada sesuatu yang belum dipahami, maka anak bertanya kepada orang tua. 2.2.5
Kebersihan pada Saat Haid Pada saat haid, gunakan pembalut yang nyaman, berbahan lembut, menyerap
seluruh darah yang keluar, melekat kuat pada celana dalam, tidak bocor (anti tembus), dan tidak menimbulkan iritasi atau alergi. Pada saat perdarahan banyak gantilah pembalut setidaknya 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari perkembangbiakan bakteri pada pembalut tersebut (Anurogo, 2011). 2.3.
Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata ”Faham” yang memiliki arti tanggap,
mengerti benar, pandangan, ajaran. Pemahaman yaitu: kemampuan memahami arti
Universitas Sumatera Utara
suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas atau merangkum suatu pengertian kemampuan lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman juga merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi materi yang dipelajari tanpa perlu mempertimbangkan atau memperhubungkannya dengan isi materi lainnya. Menurut Sadiman dalam Abidin (2011) pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia pemahaman adalah sesuatu hal yang dipahami dan pemahaman
dimengerti dengan benar. Suharsimi (1995) menyatakan bahwa (comprehension)
adalah
bagaimana
seorang
mempertahankan,
membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Memahami (comprehension) adalah bagian dari pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2007). Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, tingkatan pertama adalah pemahaman terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya mengartikan merah putih, tingkatan kedua adalah pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-
Universitas Sumatera Utara
bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok, tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi adalah kemampuan melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya (Sudjana, 2005).
2.4.
Remaja Masa Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-19 tahun. Berdasarkan penggolongan umur masa remaja dibagi atas remaja awal 10-13 tahun, remaja tengah 14-16 tahun, remaja akhir 17-19 tahun (Aryani, 2010). Masa remaja didefinisikan dalam berbagai cara. Pada dasarnya, semua definisi tersebut menandai masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dari tubuh termasuk fungsi reproduksi. Pertumbuhan dan perkembangan ini mempengaruhi perubahan fisik, mental maupun sosial. Proses kematangan fisik terjadi lebih cepat daripada proses kematangan psikologis sehingga masa ini sering disebut sebagai masa-masa kritis dalam kehidupan manusia dan berlangsung pada tahap kedua masa kehidupan (Santrock, 2003).
2.5.
Landasan Teori
Universitas Sumatera Utara
Menurut UU No. 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Pengembangan kualitas keluarga ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal. Fungsi keluarga memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa depan. Fungsi keluarga meliputi; fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Jean Piaget dalam Santrock (2003), menekankan bahwa remaja secara aktif mengkonstruksikan dunia kognitifnya sendiri ; informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran dari lingkungan, namun remaja menyesuaikan pikirannya dengan memasukkan
gagasan-gagasan
baru
karena
tambahan
informasi
akan
mengembangkan pemahaman. Manusia melewati empat tahapan memahami dunia. Setiap tahapan berhubungan dengan umur tertentu dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Tahap operasional konkrit berlangsung 7-11 tahun adalah anak dapat bernalar secara logis tentang kejadian yang konkrit dan mengaplikasi obyek ke dalam kelompok yang berbeda dan tahap operasional formal berlangsung 11-15 tahun adalah remaja bernalar secara abstrak dan logis. Pemrosesan informasi berkaitan dengan bagaimana individu memproses informasi tentang dunianya. Informasi yang ada akan diterima/ditangkap melalui
Universitas Sumatera Utara
proses sensoris dan persepsi kemudian informasi masuk ke pikiran lalu disimpan dan ditransformasi kemudian informasi diambil kembali melalui proses ingatan untuk memungkinkan berpikir dan pemecahan masalah. Wulandari (2008) mengatakan peran orang tua mempunyai hubungan dengan persepsi remaja putri tentang menarche, peran orang tua yang baik dalam pemahaman menstruasi cenderung akan memberikan persepsi remaja putri yang baik tentang menarche dibandingkan peran orang tua yang kurang baik. Hal ini didukung oleh Delfina (2010), berdasarkan sudah atau belumnya menarche menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik sudah menarche dan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang belum menarche artinya menarche baru dipahami setelah dialami, sebaiknya pemahaman sudah dipunyai sebelum remaja mengalami menarche.
Landasan teori penelitian dirangkum sebagai berikut : Informasi dari lingkungan (keluarga)
Proses sensori dan persepsi
Ingatan
Berpikir
Bahasa (dapat memberi penjelasan, paham)
Gambar 2.1. Model Pemrosesan Informasi Sederhana (Santrock, 2003)
Universitas Sumatera Utara
Merujuk pada teori Piaget dan model pemrosesan informasi serta kaitan fungsi keluarga (keagamaan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, dan sosialisasi pendidikan) terhadap pemahaman tentang menarche, dapat dijelaskan bahwa informasi yang benar mengenai menarche berasal dari lingkungan keluarga yang memberikan proses sensori dan persepsi pada remaja yang akan disimpan dalam pikiran remaja. Informasi tersebut dapat diambil kembali melalui proses ingatan dan berpikir sehingga diharapkan remaja putri mempunyai pemahaman yang baik tentang tentang menarche yang akan dialaminya.
2.6.
Kerangka Konsep Variabel independen
Fungsi Keluarga 1. Keagamaan 2. Cinta kasih 3. Perlindungan 4. Reproduksi 5. Sosialisasi dan pendidikan
Variabel dependen
Pemahaman remaja putri tentang menarche
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka konsep di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel independen fungsi keluarga meliputi keagamaan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, dapat memengaruhi variabel dependen, yaitu pemahaman remaja putri tentang menarche.
Universitas Sumatera Utara