BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
SISTEM Menurut Bentley dan Whitten (2007, p6), sistem adalah sekelompok komponen yang saling terkait dan bekerja bersama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Misalnya, Anda mungkin memiliki sistem home theater terdiri dari pemutar dvd, receiver, speaker, dan layar monitor. Sedangkan menurut Wasson (2006, p18) sistem adalah satu set elemen operasi yang saling terintegrasi, masing – masing terspesifikasi dan dibatasi secara eksplisit, bekerja secara sinergis menghasilkan nilai tambah agar mampu memenuhi tujuan operasional yang telah ditentukan berupa outcome atau keberhasilan. 2.1.1 Sistem Informasi Menurut Turban et al (2006, p49) Sistem Informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sistem informasi tidak harus terkomputerisasi walaupun kebanyakan memang terkomputerisasi. Menurut Turban et al (2006, p49) Sistem Informasi Berbasis Komputer (computer-based information system) adalah sistem informasi yang menggunakan teknlogi komputer untuk melakukan beberapa atau seluruh pekerjaan yang diberikan. Komponen-komponen dasar sistem
7
8 informasi dicantumkan di bawah ini, tetapi tidak setiap sistem meliputi semua komponen ini. •
Peranti Keras Menurut Turban et al (2006, p49) Peranti Keras (hardware)
adalah serangkaian peralatan seperti prosesor, monitor, keyboard, dan printer. Bersama-sama, berbagai peralatan tersebut menerima data serta informasi, memprosesnya, dan menampilkannya. •
Peranti Lunak Menurut Turban et al (2006, p49) Peranti Lunak (software) adalah
sekumpulan
program
yang
memungkinkan
peranti
keras
untuk
memproses data; jadi, perangkat lunak adalah kumpulan sintaks atau program yang dijadikan satu menjadi sebuah program yang dapat memproses data. •
Basis Data Menurut Turban et al (2006, p49) Basis Data (database) adalah
sekumpulan arsip (file), tabel, relasi, dan lain-lainnya yang saling berkaitan dan menyimpan data serta berbagai hubungan diantaranya. •
Prosedur Menurut Turban et al (2006, p50) Prosedur adalah serangkaian
instruksi mengenai bagaimana menggabungkan berbagai komponen di atas agar dapat memproses informasi dan menciptakan hasil yang diinginkan.
9 2.1.2
Sistem Berbasis Web Menurut Turban et al (2006, p69) Sistem Berbasis Web adalah aplikasi atau layanan yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah Web dan karenannya dapat diakses dari mana saja melalui internet. Satu-satunya peranti lunak sisi klien yang dibutuhkan untuk mengakses dan menjalankan aplikasi berbasis Web adalah lingkungan penjelajah Web, dan berbagai aplikasi tersebut harus sesuai dengan protocol internetnya. Menurut Turban et al (2006, p69) Internet (“Net”) adalah Sistem jaringan komputer global - Jaringan untuk berbagai jaringan. Kini, internet adalah fasilitas publik yang kooperatif dan dapat berjalan sendiri, yang dapat diakses ratusan dari jutaan orang diseluruh dunia. Menurut Turban et al (2006, p69) World Wide Web adalah aplikasi yang menggunakan fungsi transport tersebut. Web adalah sistem standar yang diterima secara universal untuk menyimpan, menarik, memformat, dan menampilkan informasi melalui arsitektur client/server. Menurut Turban et al (2006, p70) Portal Perusahaan adalah situs Web yang menyediakan gerbang ke informasi perusahaan dari sebuah titik akses. Intranet biasanya digabungkan dengan dan diakses melalui portal perusahaan. Portal akan mengumpulkan informasi dari berbagai tempat (contohnya, basis data internal, basis data eksternal, gudang data, dan lain-lain.) dan menyajikan kepada pengguna. Fungsi portal perusahaan sering kali digambarkan sebagai “corecasting” karena
10 menyediakan dukungan untuk keputusan yang penting bagi tujuan perusahaan. Menurut Turban et al (2006, p72) Web Perusahaan adalah lingkungan terbuka untuk mengelola dan menyampaikan aplikasi Web, dengan mengabungkan layanan dari berbagai penjualan dalam lapisan teknologi yang melintasi berbagai platform serta sistem bisnis. Dasar ini terdiri atas berbagai layanan yang paling umum digunakan oleh aplikasi web, termasuk integrasi bisnis, kerja sama, manajemen isi, manajemen identitas, dan pencarian, yang semuanya bekerja sama malalui teknologi pengintegrasi seperti middleware, pengembangan berbasi komponen, dan layanan web. Menurut Turban et al (2006, p242) Short Messaging Service (SMS) adalah teknologi yang memungkinkan pengiriman pesan teks pendek pada telepon seluler yang terhubung dengan internet. Pesan SMS dapat dikirim dan diterima secara langsung, bahkan ketika sedang menelpon. SMS telah digunakan oleh ratusan juta pengguna dan sering disebut e-mail dari m-commerse. 2.2
Software Komputer Menurut Pressman (2005, p33) software komputer adalah sebuah produk perangkat lunak profesional yang dibangun oleh para software engineers dan digunakan dalam jangka waktu yang lama. Software tersebut merupakan sebuah program yang berjalan pada komputer dalam segala ukuran dan bentuk, kemudian menghasilkan output berupa hasil eksekusi program, dan dokumen dalam bentuk softcopy ataupun hardcopy.
11 2.2.1
System Software Menurut Pressman (2005,p40) System software adalah kumpulan program yang ditulis untuk melayani program lainnya. Sebagian system software (contoh, compiler, editors, dan file management utility) memiliki proses yang kompleks namun memiliki perintah dan waktu output yang jelas. Sistem aplikasi lainnya (contoh, operating system component, drivers, networking software, telecommunication processor) memproses data berjumlah banyak yang perintah dan waktu outputnya tidak bisa diprediksi.
2.2.2
Web – Application Menurut Pressman (2005, p41) Aplikasi berbasis web mampu menjangkau beragam aplikasi, yang paling sederhana bisa lebih kecil dari pada sebuah hypertext yang menampilkan informasi menggunakan sebuah teks atau gambar yang terbatas. Aplikasi seperti e-commerce dan B2B (business to business) tumbuh menjadi sesuatu yang sangat penting. Aplikasi web berkembang menjadi teknologi mutakhir yang tidak hanya menyediakan features yang berdiri sendiri tetapi juga berintegrasi dengan database dan aplikasi bisnis. Menurut Williams dan Sawyer (2010, p424-425) tiga jenis utama dari sistem e-commers adalah Business-To-Business (B2B), Business-ToConsumer (B2C), dan consumer-to-consumer (C2C). •
Business-To-Business (B2B) sistem, bisnis penjualan ke bisnis lain, dengan menggunakan jaringan internet atau antar jaringan pribadi
12 untuk memotong biaya dan efisiensi transaksi meningkat. Selain menjual produk, bisnis mungkin menjual iklan, pelatihan karyawan, penelitian pasar, dukungan teknis, layanan perbankan, dan pendukung layanan bisnis lainnya. •
Business-To-Consumer (B2C) sistem, bisnis menjual barang atau jasa kepada konsumen, atau anggota masyarakat umum. Jenis sistem ecommerce pada dasarnya menghapus tengkulak atau toko penjualan barang. Contoh B2C adalah Amazon.com dan BarnesandNoble.com.
•
Consumer-To-Consumer (C2C) sistem, konsumen menjual barang atau jasa langsung ke konsumen lainnya, seringkali dengan bantuan pihak ketiga, seperti eBay, perusahaan lelang online. Perantara sebagai penghubung antara konsumen yang ingin membeli dan menjual, pihak ketiga mengambil sebagian kecil dari keuntungan penjual sebagai biaya atas jasanya.
2.3
Software Engineering Menurut Pressman (2005, p53) software engineering adalah perancangan dan penggunaan
prinsip – prinsip engineering untuk memperoleh software
secara ekonomis yang handal dan bekerja secara efisien pada sebuah mesin yang nyata.
IEEE
[IEEE93]
telah
mengembangkan
pengertian
yang
lebih
komperhensif yaitu : Software engineering : (1) Penerapan pendekatan yang sistematis dan disiplin, kuantitatif terhadap pembangunan, operasi, dan pemeliharaan perangkat lunak yaitu penerapan rekayasa perangkat lunak, (2) studi tentang pendekatan seperti di poin (1) .
13 Menurut Pressman (2005, p54) Software engineering adalah teknologi layer. Tools Method Process A quality Focus
Gambar 2.1 Software engineering Layered Technology (Pressman, 2005, p54) Fondasi untuk software engineering adalah layer proses, proses software engineering adalah lem yang menempelkan semua layer dan memungkinkan pengembangan dari komputer software menjadi rasional dan tepat waktu. Proses didefinisikan sebagai framework [PAU93] yang harus dijalankan agar teknologi software engineering menjadi lebih efektif. Method dalam software engineering menyuplai secara teknis cara – cara untuk pengembangan software. Methods meliputi array yang mencakup tasks seperti, komunikasi, analisis kebutuhan, perancangan dan modeling, pembuatan program, testing, dan support. Tools dalam software engineering menyuplai otomatisasi atau semi otomatis yang membantu proses dan methods. Sebuah sistem untuk membantu pengembangan software, disebut computer-aided software engineering.
14 2.4
Process Model Menurut Pressman (2005, p77) Process Model adalah model desain yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu software. 2.4.1
The Waterfall Model
Gambar 2.2 Proses Waterfall Model (Pressman, 2005, p77) Menurut Pressman (2005, p79) Waterfall model adalah sebuah model yang systematic untuk mengembangkan software, dimulai dengan mengumpulkan spesifikasi konsumen (requirement discovery) dan dilanjutkan
dengan
perencanaan,
pemodelan,
pembuatan,
dan
penyerahan. Menurut Whitten et al (2004, p192), Requirement discovery atau pengumpulan kebutuhan dasar, adalah proses yang biasa digunakan oleh sistem analis untuk mengidentifikasi atau menggali permasalahan sistem dan solusi yang dibutuhkan dari komunitas. Teknik requirements discovery yaitu : a. Fact – Finding Technique yaitu kemampuan essensial dari semua sistem analis. Fact – Finding Technique meliputi :
Mengambil contoh dari dokumentasi, laporan, file, basis data, dan memo
15 2.5
Meneliti literatur yang relevan.
Web Engineering Menurut Pressman (2005, p500) Web Engineering adalah proses yang digunakan untuk menciptakan web aplikasi berkualitas tinggi. Atribut yang akan ditemui dalam web aplikasi diantarnya adalah intensitas web yaitu seberapa banyak intensitas web dalam melayani klien, concurrency adalah seberapa banyak jumlah user yang akan mengakses dalam satu waktu, unpredictable load adalah jumlah pengakses yang tidak diperhitungkan, performance
adalah
kehandalan web dalam melayani klien, availability adalah ketersediaan web sepanjang waktu dan continuous evolution yaitu update secara terus menerus. 2.5.1
Method Menurut Pressman (2005, p505) Metode dari web engineering merupakan suatu kumpulan tugas yang mebuat web engineer mengerti, mencirikan, dan kemudian membangun web aplikasi yang berkualitas tinggi.
2.5.2
Tools Menurut Pressman (2005, p506), tools yang digunakan untuk membangun sebuah aplikasi web terdiri dari text editor (contoh, notepad, wordpad, dreamweaver) dan bahasa pemrograman berbasis web (contoh, CORBA, COM, ActiveX, .NET) dengan database system (contoh, MySQL, SQL Server, Oracle). Menurut wahyu (2010), aplikasi berbasis web disusun dalam berbagai bahasa diantaranya PHP, JSP, ASP, dan Cold
Fusion
agar
aplikasi
tersebut
dapat
berinteraksi
dengan
16 penggunanya. Perangkat keras yang digunakan untuk membangun aplikasi web diantaranya adalah modem, router, dan server. 2.6
Interaksi Manusia Dengan Komputer Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p22) Interaksi manusia dengan komputer adalah suatu ilmu interdisipliner desain yang dimulai dengan menggabungkan metode pengumpulan data dan kerangka kerja intelektual dari eksperimental psikologi dengan menggunakan ilmu komputer. kemudian, terkontribusi dari psikolog pendidikan dan industri, desainer instruksional dan grafis, teknik penulisan, ahli dalam faktor manusia atau ergonomi, arsitek informasi, dan antropolog. dan sekarang, interaksi manusia dengan komputer menjadi dasar untuk memperkuat sistem sociotechnical, analis kebijakan, ahli ekonomi, pengacara, pendukung kerahasiaan, dan para ahli etika sedang memegang peran atas ini. Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p88) terdapat delapan prinsip desain interface yang disebut “golden rules” yang berlaku dalam sistem yang interaktif. prinsip-prinsip ini, berasal dari pengalaman dan disempurnakan selama dua dekade, kebutuhan validasi serta tuning untuk domain desain tertentu. tanpa daftar seperti ini sistem pun bisa lengkap, tetapi ini sebagai panduan yang berguna untuk siswa serta desainer. Adapun prinsipnya sebagai berikut:
17 1. Strive for consistency Konsisten urutan aksi sebaiknya dibutuhkan pada situasi yang sama. Identik terminologi sebaiknya digunakan pada prompt, menu, dan layar bantuan, dan konsisten warnanya, tata letak, kapitalisasi, font, dan sebagainya harus dipikirkan dengan baik. kecuali, seperti penegasan yang diperlukan pada perintah delete atau password, harus dimengerti dan dibatasi jumlahnya. 2. Cater to universal usability Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam serta desain plastisitas, memfasilitasi transformasi konten. Tanpa Membedakan antara pemula dan ahli, rentang usia, kesulitan, serta keragaman setiap teknologi memperkaya spektrum persyaratan desain pemandu. Menambahkan fitur bagi para pemula untuk penjelasan. Serta fitur untuk pakar atau ahli, seperti jalan pintas agar lebih cepat, dan dapat memperkaya tampilan desain dan meningkatkan kualitas sistem. 3. Offer informative feedback Untuk setiap aksi pengguna, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.
18 4. Design dialogs to yield closure Urutan aksi sebaiknya diatur ke dalam kelompok dengan permulaan, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif pada penyelesaian sekelompok operator dapat memberikan kepuasan keberhasilan, perasaan lega, sinyal untuk menghentikan rencana kontingensi serta pilihan dari pikiran mereka, dan indikasi bahwa cara jelas untuk mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5. Prevent errors Sebisa mungkin, mendesain sistem dengan baik sehingga pengguna tidak dapat membuat kesalahan yang serius. Jika kesalahan dibuat, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dan dapat diatasi dengan sederhana, serta mekanisme dapat dimengerti untuk menangani kesalahan tersebut. 6. Permit easy reversal of actions Fitur ini mengurangi kecemasan, karena pengguna tahu bahwa kesalahan dapat dibatalkan, hal itu dengan demikian mendorong eksplorasi pilihan yang asing. Satuan berbaliknya mungkin satu tindakan, entri data, atau sekelompok aksi atau fungsi. 7. Support internal locus of control Operator Berpengalaman berkeinginan kuat untuk mengerti bahwa mereka bertanggung jawab atas sistem dan bahwa sistem merespon tindakan mereka.
19 Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8. Reduce short-time memory load Memori pada manusia sangat terbatas untuk memproses suatu aksi, perlu desain interface yang simpel agar pengguna mudah mengintanya. Beberapa halaman menampilkan dikonsolidasikan, frekuensi gerak window pada sistem, pengguna dapat mengingat dimana halaman lokasinya sekarang. 2.7
Basis Data 2.7.1
Hierarki Data Menurut Turban et al (2006, p628) Hierarki data adalah Sistem komputer mengorganisasi data dalam hierarki yang dimulai dari bit-bit dan diteruskan ke byte, field, record, file, dan basis data. Sebuah Bit (binary digit) mewakili unit data terkecil yang dapat diperoses komputer (0 dan 1), dan satu kelompok bit yang terdiri dari delapan bit, atau satu byte, mewakili satu karakter, yang dapat berupa huruf angka atau simbol.
Gambar 2.3 Hierarki Data (Turban et al, 2006, p628)
20 Menurut Turban et al (2006, p628) Field adalah pengelompokan logis bebagai karakter menjadi satu kata, sekelompok kecil data, atau seluruh angka. Record adalah pengelompokan logis bebagai field yang saling berhubungan. File adalah pengelompokan logis berbagai record yang saling berhubungan. Basis data adalah pengelompokan logis berbagai file yang saling terkait. Entitas adalah orang, tempat, sesuatu, atau kegiatan yang dicatat dalam record. Atribut adalah tiap karakteristik atau kualitas yang menjelaskan sesuatu hal tertentu. Kunci primer (primary key) adalah field mengidentifikasi secara unik mengidentifikasi suatu
record.
Kunci
sekunder
(secondary
key)
adalah
field
pengidentifikasi yang memiliki beberapa informasi pengindetifikasi, tetapi biasanya tidak mengidentifikasi file dengan akurasi lengkap. 2.7.2
Masalah Pendekatan File Data Menurut Turban et al (2006, p629-630) Pendekatan file tradisional mengaruh pada banyak masalah. Masalah pertama adalah redudansi data. Redudansi data adalah duplikasi data yang sama di beberapa tempat dalam sebuah sistem informasi. Ketika aplikasi dan file data dibuat oleh berbagai programmer selama beberapa lama, potongan informasi yang sama dapat diduplikasi di beberapa tempat. Redudansi data mengarah pada potensi terjadinya inkonsistensi data. Inkonsitensi data adalah kurangnya kesesuaian antara berbagai salinan data yang seharusnya sama dalam sistem informasi. Isolasi data adalah kesulitan dalam mengakses data dari berbagai aplikasi di suatu sistem informasi. Keamanan data adalah pengendalian akses ke data yang berada di
21 berbagai aplikasi sistem informasi. Integritas data adalah prevervasi akurasi,
kelengkapan,
dan
keandalan
data
untuk
tujuan
awal
penggunaannya. Indenpendensi Aplikasi adalah penyimpanan data di luar aplikasi yang akan menggunakan data tersebut. 2.7.3
Membuat Basis Data Menurut Turban et al (2006, p631-634) Untuk membuat basis data, para desainer harus mengembangkan desain konseptual dan desain fisik. Desain konseptual adalah model abstrak basis data dari perspektif pengguna atau perusahaan. Desain fisik adalah bagaimana basis data sesungguhnya diatur di berbagai peralatan penyimpanan. Diagram relasi entitas (ER) adalah dokumen yang menunjukan entitas data dan atribut serta berbagai hubungannya. Kelas entitas adalah pengelompokan berbagai entitas dari jenis tertentu. Instance adalah entitas tertentu dalam kelas entitas. Pengidentifikasi adalah atribut
yang mengidentifikasi
instance entitas. Relasi adalah hubungan konseptual antar entitas dalam sebuah basis data. Jumlah relasi dalam suatu relasi adalah tingkat relasi tersebut. Relasi antara dua hal adalah kondisi yang biasa dan disebut sebagai relasi biner. Agar dapat menggunakan model basis data relasional secara efektif, data tersebut harus dianalisis untuk meniadakan berbagai elemen
data
yang
redudan.
Normalisasi
adalah
metode
untuk
menganalisis dan mengurangi basis data relasisonal ke dalam bentuknya yang paling sederhana untuk meminimalkan redudansi, memaksimalkan integritas data, dan mendapat kinerja pemprosesan terbaik.
22 2.7.4
Sistem Manajemen Basis Data Menurut turban et al (2006, p636-637) Sistem Manajemen Basis Data (Data Base Managemen System - DBMS) adalah peranti lunak (atau sekelompok program) yang menyediakan akses ke sebuah basis data. Memungkinkan perusahaan untuk menyimpan data di suatu lokasi yang dapat diperbaharui serta ditarik, dan menyediakan akses ke data yang disimpan oleh berbagai program aplikasi. DBMS juga menyediakan mekanisme untuk memelihara integritas informasi yang disimpan, mengelola keamanan, dan akses pengguna, serta memulihkan informasi ketika sistem gagal. DBMS memberikan alat pada para pengguna untuk menambah, menghapus, memilih, memelihara, menampilkan, mencetak, mencari, mengurutkan, serta memperbaharui data. DBMS merupakan hal penting untuk semua area bisnis, dan karenanya harus dikelola secara baik dan hati-hati. Tampilan fisik adalah Rencana untuk pengaturan sesungguhnya dan fisik secara lokasi dan dalam data acces storage devices (DASD) disuatu sistem manajemen basis data. Tampilan logis adalah Tampilan pengguna atas data dan peranti lunak program yang memproses data tersebut dalam sitem manajemen basis data.
2.7.5
Komponen DBMS Menurut turban et
al (2006, p637-638) Terdapat empat
komponen utama dalam sistem manajemen basis data yaitu: •
Model data Model data adalah Definisi dari cara data dalam DBMS secara konseptual distrukturisasi.
23 •
Bahasa definisi data (Data Definition Language - DDL) Bahasa definisi data adalah rangkaian pernyataan yang menjelaskan struktur basis data (semua jenis record dan serta hubungan diantaranya). DDL pada dasarnya merupakan link antara tampilan fisik dan logis basis data. Pengguna DBMS menentukan tampilan atau skema, dengan menggunaka DDL. Skema adalah deskripsi logis dari seluruh basis data dan daftar semua bagian serta hubungan di antaranya. Subskema adalah rangkain tertentu dari basis data yang dibutuhkan oleh masingmasing aplikasi.
•
Bahasa Manipulasi data (Data Manipulation Language - DML) Bahasa Manipulasi data adalah perintah yang digunakan dengan berbagai bahasa pemprograman tingkat tinggi untuk menanyakan isi basis data, menyimpan atau memperbaharui informasi, serta mengembangkan aplikasi basis data. Structured Query Language (SQL) adalah bahasa basis data relasional yang paling populer, menggabungkan baik fitur DML maupun DDL. SQL menawarkan beberapa kemampuan untuk berbagai pencarian rumit dengan pernyataan yang relatif sederhana.
•
Kamus Data (Data Dictonary) Kamus data adalah kumpulan defisnisi elemen data, karakteristik data yang menggunakan berbagai elemen data, dan orang-orang, fungsi bisnis, aplikasi serta laporan yang menggunakan
24 elemen data ini. Elemen data mewakili sebuah field. Disamping mencantumkan nama data standar dan nama lain untuk elemen tersebut, kamus tersebut mendaftar berbagai nama yang mereferensi elemen ini dalam sistem tertentu serta mengidentifikasi orang-orang, berbagai fungsi bisnis, aplikasi, dan laporan yang menggunakan elemen data ini. 2.7.6
Model Data Logis Menurut turban et al (2006, p638-642) Tiga model data yang paling umum dalam basis data adalah hierarkis, jaringan, dan relasional. Jenis model data lainnya meliputi multidimensional, objek-relasional, hipermedia, melekat (embedded), dan
virtual. Dalam menggunakan
berbagai model ini para desainer basis data dapat membangunan tampilan logis atau konseptual data yang kemudian secara fisik dapat diimplementasikan secara nyata ke basis data apapun ke DBMS apapun. DBMS hierarkis dan jaringan biasanya mengikat data yang berhubungan melalui daftar yang saling dihubungkan. DBMS relasional dan multidimensional menghubungkan data melalui informasi yang berisi dalam data. 2.7.7
Model Basis Data Hierarkis Menurut Turban et al (2006, p639) Model Basis Data Hierarkis (Hierarchical Database) membentuk struktur data secara kaku dalam “pohon” terbalik setiap tempat record berisi dua elemen. Elemen pertama adalah akar tunggal atau master field, sering kali disebut sebagai kunci (key), yang mengidentifikasi jenis, lokasi, atau susunan dari berbagai
25 record tersebut. Elemen kedua adalah angka variabel dari field subordinat, yang menjelaskan selebihnya dalam record. Sebagai patokannya, jika semua field hanya memiliki satu “parent”, tiap parent memiliki banyak “children”. Struktur hierarkis dikembangkan hanya karena hubungan hierarkis umum ditemukan dalam banayak perusahaan dan proses bisnis tradisional. Contohnya struktur organisasi seringkali menggambarkan hubungan yang hierarkis-pihak manajemen puncak berada di tingkat tertingginya, pihak manajemen menengah di tempat lebih rendah, dan seterusnya. Struktur hierarkis dicirikan oleh relasi satu ke banyak (one–to –many). Keuntungan paling utama dari pendekatan data hierarkis adalah kecepatan dan efisiensinya pencarian data. Kecepatan ini dimungkinkan karena banyak dari bagian basis data dilewati dalam pencarian melalui “giliran” menuruni pahon tersebut. Akan tetapi, model hierarkis memiliki masalah. Akses ke data dalam model ini ditentukan sebelumnya oleh administrator basis data sebelum berbagai program yang mengakses data ditulis. Para pemprogram harus mengikuti hierarki yang telah dibuat berdasarkan struktur datanya. 2.7.8
Model Basis Data Jaringan Menurut Turban et al (2006, p640) Model Basis Data Jaringan (Network Database) adalah model data yang menciptakan hubungan antara data dimana record subordinat (disebut member, bukan children)
26 dapat dihubungkan ke lebih dari satu elemen data (disebut owner). Dengan cara ini hunbungan banyak ke banyak (many – to – many) dimungkinkan dengan model basis data jaringan. Model jaringan tersebut pada dasarnya tidak membatasi jumlah hubungan atau rangkaian dimana field dapat dilibatkan. Jadi, model ini lebih konsisten dengan hubungan bisnis sesungguhnya dimana, contohnya, para penjual memiliki banyak pelanggan dan pelanggan memiliki banyak pemasok. Akan tetapi, basis data jaringan sangatlah rumit. Model jaringan sejauh ini adalah jenis basis data yang paling sulit untuk didesain dan diimplementasikan. 2.7.9
Model Basis Data Relasional Menurut Turban et al (2006, p640), Model basis data relasional adalah model data yang didasarkan pada konsep sederhana berbagai tabel agar dapat memanfaatkan karakteristik baris serta kolom data. Dalam basis data relasional relasi adalah tabel-tabel yang digunakan dalam basis data relasional. Di istilah model relasional baris disebut tuple, dan kolom disebut atribut. Dalam basis data relasional digunakan tiga operasi dasar untuk mengembangkan berbagai rangkaian data yang bermakna: operasi select, operasi join, operasi project. Operasi select adalah operasi dasar dalam basis data relasional yang menciptakan subset yang terdiri atas semua record file yang memenuhi kriteria yang disebutkan. Operasi join adalah operasi dasar dalam basis data relasional yang menggabungkan berbagai tabel relasional. Operasi project adalah operasi dasar dalam basis data relasional yang menciptakan subset yang terdiri atas berbagai
27 kolom dalam sebuah tabel, hingga memungkinkan pengguna untuk membuat tabel baru. 2.8
Proses Model Menurut Bentley dan Whitten (2007, p316) Proses modeling adalah pusat proses teknik yang dipopulerkan oleh analisis struktural dan metodologi desain yang menggunakan model dari bussines procces requirement untuk memperoleh software design yang efektif bagi perancangan sistem. Analisis terstruktur memperkenalkan sebuah modeling tool yang disebut data flow diagram untuk menggambarkan
aliran
data
sebuah
proses
bisnis.
Desain
terstruktur
mengkonversi data flow diagram menjadi sebuah proses model yang disebut structure chart untuk menggambarkan top-down software structure yang memenuhi kebutuhan bisnis. Data flow diagram dan structure chart telah berkontribusi besar untuk mengurangi hambatan komunikasi yang sering terjadi antara pemilik sistem non teknis dan user dan perancang sistem teknis dan builder. 2.8.1 DFD dan ERD Menurut Bentley dan Whitten (2007, p317) Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data dari sistem dan proses kerja atau performa yang dihasilkan dari sistem tersebut. Persamaannya seperti bubble chart, transformation graph dan process model. Terdapat tiga simbol dan satu penghubung dalam DFD, yaitu : •
Rounded Rectangle (Bulat Persegi Panjang) menggambarkan proses atau pekerjaan yang harus diselesaikan.
28 •
Squares (Kotak) Menggambarkan External Agent (User) – pembatas dari sistem.
•
Open Ended Boxes (Kotak Terbuka) menggambarkan penyimpanan data.
Process Symbol
Process name
Gane & Sarson shape
External Agent Symbol
External Agent
Process name
DeMarco/Yourdon shape
External Agent
Gane & Sarson shape
DeMarco/Yourdon shape
Gane & Sarson shape
DeMarco/Yourdon shape
Data Store Symbol
Data Flow Symbol
Data Flow Symbol
29
Control Flow Symbol
Control Flow Name
Gambar 2.4 DFD Symbol (Bentley, Whitten, 2007, p317) Menurut Bentley dan Whitten (2007, p271), Entity relationship diagram (ERD) adalah sebuah model data yang memanfaatkan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam hal entitas dan hubungan yang digambarkan oleh data. Menurut Bentley dan Whitten (2007, p271), Entitas adalah sebuah kelas dari orang, tempat, object, event atau konsep yang kita perlukan untuk mengambil dan menyimpan data. Kategori dari Entities dan contohnya meliputi : •
Persons (manusia )
: Agency, Contractor, Customer, Departement,
divisi, karyawan, pelatih, murid, suplier. Catatan, orang (persons) entity class bisa berupa individu, kelompok, dan organisasi. •
Places
: Sales Region, Building Room, Branch Office,
Campus •
Object
: Buku, mesin, part, produk, raw material,
software lisensi, software package tool, vehicle model. Sebuah entity objek bisa menggambarkan aktual objek (seperti spesifik software lisensi) atau spesifikasi untuk tipe objek (seperti spesifikasi perangkat lunak yang berbeda) •
Event
: Application, Award, cancelation, class, flight,
invoice, order, registration, renewal, requisition, reservation, sale, trip.
30 •
Concepts
: account, block of time, bond, course, fund,
qualification, stock. Menurut Bentley dan Whitten (2007, p272) atribut adalah deskripsi properti atau karakteristik dari suatu entiti. Persamaannya meliputi element, property dan field. Relationship (Relasi) adalah hubungan yang natural antara satu entitas atau lebih.
Gambar 2.5 Cardinality Relationship (Bentley, Whitten, 2007, p272)
31 2.9
HTML Menurut Sutarman (2007, p27), HTML (Hypertext Markup Language ) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menulis halaman web. HTML dirancang untuk digunakan tanpa tergantung pada suatu platform tertentu (platform independent). Dokumen HTML adalah suatu dokumen teks biasa, dan biasa disebut sebagai markup language karena mengandung tanda – tanda (tag) tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu dokumen. HTML adalah merupakan pengembangan dari standar pemformatan dokumen teks yaitu SGML (Standart Generalized Markup Language). Sejak awal perkembangan sampai sekarang ini telah tersedia bermacam-macam level (versi) HTML, ada HTML level 1.0, HTML level 2.0, HTML level 3.0 dan HTML level 4.0. 2.9.1
Javascript Javascript
menurut
Sutisna
(2008,
p36)
adalah
bahasa
pemrograman yang berjalan pada sisi klien (Client Side Scripting), artinya, kita bisa melihat sumber kodenya, secanggih apapun script yang digunakan. Tujuan penggunaan Javascript adalah agar halaman web lebih dinamis serta dapat berintegrasi langsung dengan pengguna. 2.9.2
CSS CSS (Cascading Style Sheet) menurut Sutisna (2008, p35) adalah sebuah dokumen yang berdiri sendiri dan dapat dimasukan dalam kode HTML atau sekedar menjadi rujukan oleh HTML dalam pendefinisian Style. Diantara kegunaan CSS adalah untuk mempermudah format dan layout pada halaman web. Ada dua cara untuk menulis kode CSS,
32 pertama secara internal, yaitu menuliskan langsung diantara tag HTML. Kedua, secara eksternal, yaitu CSS disimpan pada file terpisah kemudian dipanggil saat halaman web dibuka. 2.10
PHP Menurut Sutisna (2008, p40) PHP (Hypertext Preprocessor) adalah jenis middleware open source, sehingga dapat digunakan oleh siapa saja dengan gratis. Selain gratis, PHP memiliki kelebihan, diantaranya untuk membuat website yang dinamis. PHP dijalankan pada sisi server (server side) sehingga klien tidak bisa melihat kode aslinya. Menurut Sutarman (2007, p95) PHP dapat berjalan diberbagai web server semisal IIS, Apache, PWS, dan lain-lain. Kelebihan – kelebihan dari PHP diantaranya : •
PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.
•
PHP dapat berjalan dalam server yang berbeda dan sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan dalam sistem operasi UNIX, windows, dan macintosh.
•
PHP diterbitkan secara gratis.
•
PHP adalah termasuk bahasa yang emnbedded (bisa ditempel atau diletakan dalam tag HTML)
•
PHP termasuk server-side programming. Menurut Sutarman (2007, p96) Sistem database yang didukung oleh PHP
adalah : •
Oracle
33 •
Sybase
•
mSQL
•
MySQL
•
Solid
•
Generic ODBC
•
Postgres SQL
2.10.1 MySQL Menurut Sutarman (2007, p170) MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Sehingga istilah seperti tabel, baris dan kolom tetap digunakan dalam MySQL. Pada MySQL sebuah database terdiri dari satu atau beberapa tabel, dan sebuah tabel terdiri dari sejumlah baris dan kolom. 2.10.2 PhpMyAdmin Menurut Bunafit (2009,p13) PhpMyAdmin adalah aplikasi berbasis web yang dibuat dari pemprograman PHP dan diramu dengan JavaScript. PhpMyAdmin juga dapat juga disebut sebagai tools yang berguna untuk mengakses MySQL Server dalam bentuk tampilan web. Tools ini secara standar disertakan pada saat menginstal paket php. 2.10.3 Dreamweaver Dreamweaver menurut Dadan (2008, p51) adalah salah satu editor web yang banyak digunakan oleh para programer. Software ini semula dibangun oleh Macromedia, tetapi belakangan diakuisisi oleh Adobe. Beberapa kelebihan Dreamweaver antara lain :
34 •
Pada pemrograman HTML dan XHTML, tampilan situs dapat dilihat tanpa menggunakan web browser sehingga memudahkan programmer untuk editing.
•
Dreamweaver mendukung pemrograman PHP, ASP, JSP, ColdFusion, CSS, Javascript, dan XML.
•
Dreamweaver membantu webmaster untuk lebih memahami kode–kode pemrograman.
•
Dreamweaver dapat memeriksa jika terjadi kesalahan dalam penulisan sintaks.
• 2.11
Membantu dalam mengelola situs yang kita buat.
Berita Menurut Sumadiria (2008, p65) Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media online internet. Definisi tersebut perlu ketengahkan, karena definisi yang disajikan para pakar, lebih bertitik tolak dari dunia surat kabar. Kenyataan itu tidak salah, hanya tidak lengkap karena media massa tidak hanya menunjuk kepada surat kabar, tetapi juga mencakup radio, televisi, film, dan internet. Dengan kata lain, berita bukan bukan hanya menunjuk pada pers atau media massa dalam arti sempit dan tradisional, melainkan juga pada radio, televisi, film, dan internet atau media massa dalam arti luas dan modern. Tak ada
35 media tanpa berita, sebagaimana halnya tak ada berita tanpa media. Berita telah tampil sebagai dasar (basic need ) masyarakat modern di seluruh dunia. 2.11.1 Klasifikasi berita Menurut Sumadiria (2008, p65) Berita dapat di klasifikasikan ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya berita juga bisa dilihat menurut isinya yang beraneka macam. Berita berat, sesuai dengan namanya menunjuk pada berita yang mengguncang dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan, juga sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja. Berdasarkan sifatnya berita terbagi atas berita terduga dan berita tak duduga. Berita diduga adalah peristiwa yang sudah direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Berita tak terduga adalah berita yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan, tidak diketahui sebelumnya, seperti kerata api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal api tenggelam, adanya bom dipusat keramaian. Berdasarkan lokasi peristiwa, berita ada yang di tempat tertutup (indoor news) dan di tempat terbuka (outdoor news). Berita tentang seminar, sidang
36 kabinet, pengadilan, berlangsung di tempat tertutup. Berita jenis ini umunya masuk kategori berita ringan (berita news). Disebut berita ringan, karena berita tersebut tidak sampai mengguncang perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat. Berita tentang kerusuhan, bencana alam, peperangan, terjadi di tempat terbuka. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita berat (hard news). 2.11.2 Jenis-jenis Berita Menurut Sumadiria (2008, p68) Dalam dunia jurnalistik, berita berdasarkan jenisnya dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu : elementary, intermediate, advance. Berita elementary mencakup pelaporan berita langsung (straight news report), berita mendalam (dept news report), dan berita menyeluruh (comprehensive news report). Berita intermediate meliputi pelaporan berita interperatif (interpreative news report) dan pelaporan karangakhas (feature story report). Sedangkan untuk kelompok advance menunjuk pada pelaporan mendalam (dept reporting), pelaporan penyelidikan (investigative reporting), dan penulisan tajuk rencana (editorial writing). 1. Pelaporan berita langsung (straight news report) Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta – fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur – unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W1H).
37 2. Berita mendalam (depth news report) Depth news report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan Straight news report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta- fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Dalam sebuah dept report tentang pemilihan calon presiden, reporter akan memasukan pidato itu sendiri dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan calon presiden tersebut beberapa waktu lalu. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. 3. Berita menyeluruh ( comprehensive news report ) Comprehensive news report merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, sesungguhnya merupakan jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam berita langsung (straight news report). Sebagai gambaran, berita langsung bersifat sepotong-sepotong, tidak utuh, hanya merupakan serpihan fakta setiap hari. Berita langsung seperti tidak peduli engan hubungan atau terkekaitan antara berita yang satu dengan berita yang lain. Analog dengan dunia tinju, berita langsung bersifat hit and run (pukul dan lari). Berita menyeluruh, mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas. 4. Pelaporan berita interpretative ( interpretative report ) interpretative report lebih dari sekadar straight news dan dept news. Berita enterpretatif biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah,
38 peristiwa – peristiwa kontroversial. Sumber informasi bisa di peroleh dari narasumber yang mungkin hanya memberikan informasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Laporan interpretative biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa, apa makna sebenarnya dari sebuah peristiwa. 5. Pelaporan karangan-khas ( feature story report ). Feature story berbeda dengan straight news, dept news, dan interperative news. Dalam laporan-laporan berita tersebut, reporter menyajikan informasi yang penting untuk para pembaca. Sedangkan dalam feature, penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Penulis feature menyajikan suatu pengalaman pembaca (reading experiences) yang lebih bergantung pada gaya (style)penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. 6. Pelaporan mendalam (depth reporting) Dept reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa, fenomenal, atau aktual. Dengan begitu orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang. 7. Pelaporan penyelidikan ( investigative reporting ) Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Dalam laporan investigatif, wartawan
39 melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi. Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis. 8. Penulisan tajuk rencana ( editorial writing ). Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita–berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum. 2.11.3 Kriteria Umum Nilai Berita Menurut sumandiria (2008, p80) Kriteria umum nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta mana yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria umum nilai berita terbagi 11 nilai berita: 1. Keluarbiasaan (unusualness) Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Kalangan praktisi jurnalis sangat meyakini, semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya. 2. Kebaruan (newness) Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru, seperti sepeda motor baru, mobil baru, rumah baru, gedung baru, walikota baru, gubernur baru, presiden baru. Semua sesuatu yang baru, apapun namanya, pasti memiliki nilai berita.
40 3. Akibat (impact) Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif telepon, tarif listrik, bagaimanapun mempengaruhi anggaran keuangan semua lapisan masyarakat dan keluarga. 4. Aktual (timeliness) Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru saja terjadi. Secara sederhana aktual berarti menunjuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. 5. Kedekatan (proximity) Berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti. Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peritiwa atau berita. 6. Informasi (information) Berita adalah informasi. Informasi adalah segala sesuatu yang bisa menghilangkan ketidakpastian. Setiap informasi yang tidak memiliki nilai berita, menuruut pandangan jurnalistik tidak layak untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan media massa.
41 7. Konflik (conflict) Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. 8. Orang penting (prominence) Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figur publik. 9. Kejutan (suprising) Berita adalah kejutan. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba,
diluar
dugaan,
tidak
direncanakan
di
luar
perhitungan, tidak diketahui sebelumnya. Misalnya berita tentang seorang gadis, artis yang membenci seorang pria pengusaha, lalu tiba-tiba menikah dengan pria tersebut, merupakan berita mengejutkan yang bersifat menyenangkan. 10. Ketertarikan manusiawi (human interest) News is interesting. Kadang-kadang suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya. 11. Seks (sex) News is sex. Berita adalah seks. Seks adala berita. Sepanjang peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, pasti menarik dan menjadi sumber berita.
42 2.11.4 Teknik Penulisan Berita Menurut Sumadiria (2008, p116) Konsep berita dan kriteria umum nilai berita berlaku universal. Artinya tidak hanya berlaku pada surat kabar , tabloid, dan majalah saja, tetapi juga berlaku untuk radio, televisi, film, dan bahkan juga media online internet. Secara universal pula misalnya, berita ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to report), merujuk kepada pola piramida terbalik (inverter pyramid), dan mengacu kepada rumus 5W1H. Dalam teknik melaporkan (to report), setiap jurnalis, yakni wartawan atau reporter, tidak boleh memasukkan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis, dibacakan, atau ditayangkannya. Berita adalah laporan tentang dakta secara apa adanya (das sein), bukan laporan fakta bagaimana seharusnya. (das sollen). Berikut ini teknik penulisan berita: 1. Piramida Terbalik Dengan piramida terbalik, pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama merupakan rangkuman fakta terpenting dan seluruh uraian kisah berita ( news story ). Dengan demikian, rumusnya semakin ke bawah
semakin
tidak
penting.
Berita
disajikan
dengan
menggunakan pola piramida terbalik karena berpijak kepada tiga asumsi :
43 a.
Memudahkan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa
yang
sangat
sibuk
untuk
segera
menemukan berita yang dianggapnya menarik atau penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya. b.
Memudahkan reporter atau editor memotong bagian–bagian berita yang dianggap kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala teknis, misalnya berita terlalu panjang sementara ruangan yang tersedia sanagt terbatas.
c.
Memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku yang sudah sangat dikuasainya
sekaligus
untuk
menghindari
kemungkinan adanya fakta atau informasi penting yang terlewatkan tidak dilaporkan. 2. Berita Ditulis dengan Rumus 5W1H Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W1H, agar berita itu lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu mudah disusun dalam pola yang sudah baku, dan mudah serta cepat dipahami isinya oleh pembaca, pendengar, atau pemirsa. Setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam unsur dasar yakni apa (what), siapa (who), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).
44
Gambar 2.6 Piramida Terbalik (Sumadiria, 2008, p116) 3. Pedoman Penulisan Teras Berita Dalam anatomi berita sebagaimana terlihat dalam gambar, pada puncak piramida kita menemukan judul (head line), disusul kemudian dengan baris tanggal (dead line), teras berita (lead), perangkai (bridge), tubuh (body), dan kaki berita (leg). Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimana tertuang pada teras berita (lead). Judul (head line) yang baik harus diambil dari teras berita (lead) dan tidak boleh dari tubuh (body) apalagi sampai dari kaki berita (leg). Sedangkan
45 teras berita (lead) yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian isi berita (body). Secara sederhana, teras berita (lead) adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. 2.12 Pengertian Feature Menurut Sumadiria (2008, p150) Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana dijumpai pada berita langsung (straight news). Menurut Sumadiria (2008, p152) Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa. 2.12.1 Jenis-jenis Feature 1. Feature Minat Insani (Human Interest Future) Feature jenis ini terutama dimaksudkan untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan bahkan menguras air mata khalayak. Misalnya, keluhuran budi, kesalehan sosial, kearifan lokal, kesabaran yang tanpa batas, atau kepasrahan untuk menyerahkan apa pun yang dimilikinya untuk kebahagiaan orang lain. 2. Feature Sejarah (Hystorical Feature) Berbeda dengan Feature yang lain, feature sejarah berusaha untuk melakukan rekontruksi peritstiwa tidak saja dari sisi fakta benda-benda tetapi
46 juga mencakup aspek-aspek manusiawinya yang selalu mengundang daya simpati dan empati khalayak. 3. Feature Biografi (Biografical Feature) Feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang. Terutama kalangan tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban manusia, senantiasa mendapat tempat yang terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah dui seluruh dunia. 4. Feature Perjalanan (Travelogue Feature) Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik tertentu. 5. Feature Petunjuk Praktis (How to do Feature) Feature yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau mengerjakan sesuatu, disebut feature petunjuk praktis atau how to do. 6. Feature Ilmiah (Scientific Feature) Feature yang mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, disebut feature ilmiah. Misalnya, menceritakan kloning domba, cerita simpanse di kalimantan timur. 2.13
Penilaian Kinerja Karyawan Menurut Tjutju dan Suwatno (2008, p161) kinerja merupakan prestasi nyata yang ditampilkan seseorang setelah yang bersangkutan menjalankan tugas dan perannya dalam organisasi. Kinerja produktif merupakan tingkatan prestasi
47 yang menunjukan hasil guna yang tinggi. Ada 5 aspek organisasional yang mendorong timbulnya kinerja produktif, yaitu desain, budaya, lingkungan, manajemen mutu, dan kepemimpinan organisasi. Tjutju dan Suwatno (2008, p162) menjelaskan, Penilaian dan pengukuran kinerja merupakan bagian penting dalam menentukan tingkat produktifitas seseorang. Penilaian kinerja (job assestment) adalah bagian dari proses manajemen sumberdaya manusia yang menitikberatkan pada upaya untuk “memotret” hasil yang telah dicapai secara obyektif, sebagai bahan dasar ketika dilakukan pengukuran; sedangkan pengukuran kinerja lebih menitikberatkan pada upaya untuk melakukan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian bisa diketahui kadar atau tingkatan ketercapaiannya, untuk kemudian dijadikan feedback ataupun feedforward. Ketika pegawai mampu menunjukan hasil yang sesuai atau melebihi target berarti mereka memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, sedangkan jika di bawah standar maka produktivitas mereka dinilai rendah. 2.13.1 Konsep Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2007, p359) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran strategik, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama penilaian kinerja Menurut Mulyadi (2007, p360) adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran strategik organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
48 sebelumnya, agar membuahkan hasil dan tindakan yang dikehendaki oleh organisasi. Menurut Mulyadi (2007, p360) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh organisasi diantaranya untuk : •
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara maksimal.
•
Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan
personel
seperti,
transfer,
promosi,
dan
pemberhentian. •
Mengidentifikasi
kebutuhan
pelatihan
dan
pengembangan
personel, dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel. •
Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
2.13.2 Kriteria (ukuran) Tingkat Kinerja Menurut Berger dan Berger (2007, p116) Kriteria level kinerja merupakan suatu nilai hasil kinerja yang berada pada suatu kurva distribusi normal hasil kinerja semua karyawan untuk suatu pekerjaan tertentu. Nilai yang dijadikan kriteria tersebut dapat terletak di mana saja pada kurva, tetapi klasifikasi yang umum digunakan adalah sebagai berikut: •
Kinerja Minimal: Kinerja minimal adalah kinerja terendah yang dapat diterima. Karyawan yang kinerjanya dibawah minimal seharusnya diganti. Dalam kurva distribusi normal, titik kinerja
49 minimal dijadikan garis pembatas antara kinerja yang dapat diterima dengan kinerja yang dapat ditoleransi. Karyawan yang kinerjanya berada di bawah kinerja minimal adalah karyawan yang disebut Misfit. •
Kinerja Rata-rata: Kinerja rata-rata merupakan mean kinerja (titik yang berada pada bagian tengah) kurva yang berbentuk bel ini. Karyawan yang kinerjanya pada area ini adalah para Solid Citizen.
•
Kinerja Ungggul (Superior), satu standar deviasi di atas bagian tengah (rata-rata) kurva, merupakan 15% tertinggi atau kira-kira satu orang terbaik di antara 10 orang karyawan dalam satu pekerjaan. Karyawan yang kinerjanya berada dalam area ini adalah para keeper dan di antaranya, 2% tertinggi, adalah para superkeeper.
2.13.3 Jenis Sistem Penilaian Kinerja Menurut Berger dan Berger (2007, p111-112) Sistem penilaian kinerja dapat dikategorikan berdasarkan pengarah kinerja, dan pengarah kinerja inilah yang menjadi fokus pengukuran. Kategori sistem penilaian tersebut adalah: •
Traid-based (berbasis sifat) : Diamsusikan bahwa sifat tertentu merupakan pengarah kinerja; jadi yang diukur adalah karakteristik pribadi pemegang pekerjaan.
50 •
Behavior-based (berbasis perilaku) : Diamsusikan bahwa perilaku tertentu merupakan pengarah kinerja; jadi yang diukur adalah apa yang dilakukan oleh pemegang pekerjaan.
•
Knowledge/skill-based
(berbasis
pengetahuan/keterampilan)
:
Diamsusikan bahwa pengetahuan/keterampilan tertentu merupakan pengarah
kinerja;
jadi
yang
diukur
adalah
apa
yang
diketahui/diaplikasikan oleh pemegang pekerjaan. Apabila sifat, perilaku,
keterampilan,
dan
pengetahuan
ini
terkait
dengan
keberhasilan oragnisasi yang diharapkan, disebut sebagai kompetensi. •
Result-based (berbasis hasil) : Diamsusikan bahwa pencapaian sasaran sama dengan kinerja; jadi yang diukur adalah apa yang berhasil dicapai oleh pemegang pekerjaan. Jenis sistem penilaian yang terbaik dan paling sesuai bagi suatu organisasi, sangat tergantung pada sasaran yang ingin dicapai melalui sistem penilaian ini. Apakah organisasi memprioritaskan pengguna sistem penilaian kinerja untuk meningkatkan pemahaman pemegang pekerjaan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, untuk pengembangan individu, atau perencanaan dan pengendalian kinerja ? Hal-hal lain yang sebaiknya juga dipertimbangkan, adalah : •
Kondisi lingkungan bisnis
•
Strategi dan tujuan bisnis
•
Besarnya organisasi dan level majemen
51 •
Iklim perusahaan
•
Nilai-nilai dan gaya manajemen tim manajemen senior
•
Sumber daya
Tidak semua sistem penilaian dapat didayagunakan secara efektif pada semua jenis karyawan. Kesesuaian antara sistem penilaian dengan jenis karyawan, adalah sebagai berikut : •
Trait – based : untuk semua karyawan
•
Behaviour – based :untuk supervisor ke bawah
•
Knowledge/Skill – based : untuk tenaga kerja pabrik, pekerja klerikal/administrasi dan beberapa profesional.
•
Result – based : untuk manajer, sebagian besar professional, dan para eksekutif
2.13.4 Penetapan Penilai Menurut Berger dan Berger (2007, p115) orang yang ditetapkan sebagai penilai harus memiliki kesempatan untuk mengamati kegiatan karyawan yang dinilai kinerjanya. Biasanya, orang yang paling tepat untuk menjadi penilai adalah atasan langsung. Akan tetapi, seringkali atasan langsung tidak sempat mengamati karyawan ketika karyawan yang dinilai melaksanan aspek-aspek penting dalam upayanya mencapai kinerja. Agar atasan dapat terbantu dalam melaksanakan proses penilaian ini, setiap kekuatan dan kelemahan pada masing-masing alternatif perlu
52 diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Apabila melibatkan rekan kerja (peers) dan bawahan (subordinate) sebagai penilai, fokus penilaian kita harus tetap pada kinerjanya, bukan pada “konteks popularitas”. 2.13.5 Sistem Penilaian dan Penghargaan Berbasis Kinerja Menurut Mulyadi (2007, p345) ada dua tujuan yang hendak dicapai melaui sistem penilaian berbasis kinerja ini : (1) meningkatnya kepastian bagi personel bahwa kinerja mereka akan diberi penghargaan, dan (2) meningkatnya kepuasan personel atas penghargaan, sehingga akan meningkatnya nilai penghargaan bagi para personel. Sistem penilaian didesain melalui langkah-langkah berikut ini : •
Menetapkan aspek kinerja yang akan dinilai dan diberi penghargaan. Ada beberapa aspek yang dipandang sebagai kinerja dan pantas untuk diberi penghargaan, sebagai contoh adalah : (1) achievement base aspect, (2) core competence base aspect, (3) technical competence base aspect, (4) core values aspect.
•
Menentukan bobot setiap aspek dan komponen kinerja. Setiap aspek kinerja diberi bobot untuk mengarahkan titik pengelolaan kinerja personel ke aspek yang diberi bobot paling tinggi.
53 •
Menentukan performance grade yang akan dipakai untuk menilai setiap aspek kinerja dan penghargaan yang akan dicapai untuk setiap grade. Untuk menilai kinerja dari berbagai aspek tersebut diatas diperlukan standar nilai yang biasa disebut sebagai performance grade. Kinerja dapat dinilai dengan kisaran nilai 1 sampai dengan 3, atau 1sampai dengan 5, atau 1 sampai dengan 10. Kisaran nilai ditentukan seberapa rinci nilai yang hendak dihasilkan dari pengukuran kinerja. Kisaran nilai 1 sampai dengan 3 diberi makna sebagai berikut : 1 Cukup 2
Baik
3
Baik Sekali
Kisaran nilai 1 sampai dengan 5 diberi makna sebagai berikut 1,0 - 1,9 Cukup 2,0 - 2,9 Baik 3,0 – 3,9 Baik Sekali 4,0 – 4,9 Luar Biasa Berikut ini adalah contoh dari penentuan bobot pada suatu perusahaan : Tabel 2.1 Contoh Penentuan bobot untuk setiap aspek kinerja Aspek dan Komponen Kinerja
Bobot Komponen Bobot Setiap Aspek 60%
1. Achievement Base Aspect i. keuangan
15%
ii. customer
25%
54 iii. process
40%
iv. pembelajaran
25% 10%
2. Core Competence Base Aspect i. manajemen manusia
60%
ii. manajemen pemasaran
40% 15%
3. Technical Competence Base Aspect i. Kemampuan Berbahasa Inggris
50%
ii. Kemampuan Komputer
50% 15%
4. Core Value Base Aspect i. Kerendahan Hati
25%
ii. Integritas
25%
iii. Kerja Tim
25%
iv. Keterbukaan
25% 100%
Total Bobot
Penghargaan kemudian ditetapkan
berdasarkan performance
grade oleh personel. Sebagai contoh performance grade dengan kisaran 1 sampai dengan 5 diberi penghargaan seperti berikut : Tabel 2.2 Performance Grade dan Penghargaan yang bersangkutan Performance Grade Makna
Penghargaan
1,0 – 1,9
Cukup
2 x gaji setahun
2,0 – 2,9
Baik
3x gaji setahun
3,0 – 3,9
Baik Sekali 4x gaji setahun
4,0 – 4,9
Luar Biasa
5x gaji setahun
55 2.13.6 Metode Pengukuran Menurut Berger dan Berger (2007, p116) empat bagian berikut ini memberikan informasi rinci tentang keempat tipe pengukuran kinerja. Walaupun keempatnya berbeda, semuanya memiliki satu fitur yang sama. Setiap sifat (trait), perilaku (behaviour), keterampilan (skills), atau hasil (results) harus diberi bobot sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pembobotan bisa dilakukan dengan sangat sederhana yaitu, sangat penting, penting, dan kurang penting, atau menggunakan presentase pada setiap
faktornya.
Bobot
faktor
(sifat/trait,
perilaku/behaviour,
keterampilan/skill, hasil/result)mencerminkan tingkat pentingnya relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dan terhadap pekerjaan, bukan sekedar cerminan waktu yang dicurahkan oleh setiap pemegang pekerjaan untuk setiap faktor. Pada saat memberikan persentase bobot pada setiap faktor, kita harus memperhatikan hal – hal berikut ini •
Tidak ada sifat (trait), perilaku (behaviour), keterampilan (skills), atau hasil (results) dapat diberi bobot lebih dari 20%. Bila sifat (trait), perilaku (behaviour), keterampilan (skills), atau hasil (results) diberi bobot lebih dari 20%, berarti proses penguraian pada aspek – aspek yang lebih spesifik akan rumit.
•
Tidak ada sifat (trait), perilaku (behaviour), keterampilan (skills), atau hasil (results) dapat diberi bobot kurang dari 5%. Bila sifat (trait), perilaku (behaviour), keterampilan (skills), atau hasil (results) diberi bobot kurang dari 5%, maka harus dijadikan sebagai bagian
56 dari sub-bagian sifat (trait), perilaku (behaviour), keterampilan (skills), atau hasil (results) dari aspek lainnya. •
Hindari menggunakan pecahan persen, karena kecil kemungkinannya kita perlu menjelaskan perbedaan yang sedemikian kecilnya, kebanyak organisasi menggunakan tiga atau empat bobot, misalnya, 5%, 10%, 15%, dan 20%.
•
Total penjumlahan semua persentase minimal harus sama dengan 95% dan tidak boleh lebih dari 100%. (kurang dari 100% diperkenankan untuk menandakan bahwa terdapat faktor lain yang walaupun kecil merupakan elemen penting bagi pekerjaan tersebut).
2.13.7 Fungsi Penghargaan Menurut Mulyadi (2007, p358) fungsi penghargaan dalam memotivasi personel dalam menghasilkan kinerja diantaranya : •
Meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja melalui peningkatan kepastian bahwa kinerja personel akan diberi penghargaan.
•
Meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja melalui peningkatan nilai penghargaan sebagai akibat kepuasan personel atas penghargaan yang diterima.
2.13.8 Bentuk Penghargaan Positif dan Negatif Menurut Mulyadi (2007, p363) apa saja yang disukai atau tidak disukai oleh personel dapat diakaitkan dengan ukuran kinerja. Kombinasi berbagai ukuran kinerja dapat digunakan untuk membedakan personel
57 yang baik dan buruk kinerjanya, pada tabel dibawah dicantumkan daftar penghargaan negatif dan positif yang dapat digunakan oleh perusahaan. Perusahaan biasanya tidak hanya mengandalkan pada satu macam penghargaan. Tabel 2.3 Jenis–jenis Penghargaan Positif dan Negatif Penghargaan Positif
Penghargaan Negatif
Otonomi
campur tangan dari atasan
Kekuasaan
kehilangan pekerjaan
Kesempatan untuk berpartisipasi kenaikan gaji nol dalam pengambilan keputusan kenaikan gaji
penugasan pekerjaan tidak penting
bonus
tidak dinaikan pangkatnya
opsi saham
demosi
sanjungan
dipermalukan secara
gelar / sebutan
umum
pemberian ruang kantor
hukuman (umum atau pribadi)
tempat parkir khusus jaminan pekerjaan penghargaan berupa barang perjalanan wisata
58 2.14
AHP Menurut Marimin (2004, p76),
Proses Hierarki Analitik (Analytical
Hierarchy Process - AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgment dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka
berpikir
yang
terorganisir,
sehingga
memungkinkan
dapat
diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat terpenting setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibanding dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan
tersebut
kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.