BAB 2 DASAR TEORI
2.1
MIKROKONTROLER AT89C51
2.1.1
Gambaran Umum Mikrokontroler sebagai teknologi semi konduktor, kehadirannya sangat
membantu perkembangan didunia elektronika. Arsitektur mikrocontroler banyak kandungan transistor yang terintegrasi, sehingga mendukung dibuatnya rangkaian elektronika yang lebih simpel tetapi dalam rangkaian sebenarnya dengan memakai transistor maka rangkaian ini sangat besar. Mikrokontroler dapat diproduksi secara masal sehingga harganya menjadi lebih murah dibandingkan dengan mikroprosesor, Tetapi tetap memiliki kelebihan yang bisa diandalkan. Mikrokontroler memiliki perbandingan ROM dan RAM nya yang besar, artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya relative lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan sementara, termasuk register-register yang digunakan dalam mikrokontroler yang bersangkutan. Pengunaan utama dari mikrokontroler adalah untuk mengontrol operasi dari mesin. Strategi kendali untuk mengontrol mesin tertentu dimodelkan dalam program algoritma pengaturan yang ditulis dalam bahasa assembly. Program tersebut selanjutnya di translasi ke kode mesin digital dan disimpan selanjutnya di dalam media penyimpanan digital yang disebut ROM. Mikrokontroler adalah Central
5
processing unit (CPU U) yang dissertai memo ori serta saarana Inputt/output dan n dibuat dalam satu chip. 2.1.2 Arssitektur Miikrokontrolller AT 89C C51
Gambbar 2.1 Diaggram Blok Mikrokontro M oler AT89C C51 Pada Gambbar 2.1 terlihhat bahwa terdapat t 4 port p untuk innput outputt data, sertaa tersedia pula akum mulator, reggister, RAM M, stack pointer, p Arrithmetic L Logic Unit (ALU),
6
pengunci (latch) dan rangkaian osilasi yang membuat 89C51 dapat beroperasi hanya dengan 1 keping IC. Mikrokontroler AT 89C51 merupakan produk ATMEL, memiliki fitur sebagai berikut: 1. Sebuah central processing unit 8 bit 2. Osilator Internal dan rangkaian pewaktu 3. 4 kbyte memori program yang dapat ditulis hingga 1000 kali 4. 128 Byte memori RAM internal 5. 32 jalur input-output (4 buah port parallel I/O) 6. 2 Timer/ counter 16 bit 7. 2 data pointer 8. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal) 9. ISP (In system Programmable) Flash memori 4 Kbyte 10. Port serial full dupleks 11. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmetika dan operasi logika 12. Kecepatan melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekwensi12MHz. Keluarga mikrokontroler adalah suatu alat elektronika yang paling populer saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel yang mengenalkan IC mikrokontroler type 8051 pada awal tahun 1980-an, 8051 termasuk sederhana dan harganya murah sehingga banyak digemari.
7
Sampai kini sudah ada lebih dari 100 macam mikrokontroler turunan 8051, sehingga terbentuklah sebuah keluarga besar mikrokontroler dan disebut sebagai MCS51. ICAT89C51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor,1 resistor dan 1 Xtal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 µF dan resistor 10 Kohm dipakai untuk rangkaian reset, dengan adanya rangakaian Reset ini AT89C51 otomatis di reset begitu rangkaian menerima catu daya. Xtal dengan frekwensi maksimum 24 Mhz dan 2 kapasitor 30 pico Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian osilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. 2.1.3
Fungsi-fungsi kaki pada Mikrokontroler AT89C51 IC 8051 mempunyai 40 kaki, dengan 32 kaki dipakai sebagai port-port
multiguna,
kaki
kendali(pembacaan
sebagai
sumber
memori).
tegangan,
Gambar
2.2
kristal,
dan
kaki-kaki
memperlihatkan
diagram
untuk pin
mikrokontroler AT89C51 Berikut adalah fungsi-fungsi kaki mikrokontroler 8051 standar. 1. P1.0-P1.7 (port 1) Port 1 merupakan port 8 bit dua arah (input/output). Port satu bisa diakses perbit. 2. Port 3 merupakan port 8 bit dua arah (input/output). Selain berfungsi sebagai port I/O, P3 juga mempunyai fungsi khusus seperti pada tabel 2.1
8
Tabel 2.1 Fungsi khusus port 3 Port
Fungsi khusus
P3.0
RXD (merupakan masukan untuk port serial)
P3.1
TXD (merupakan output dari port serial)
P3.2
INT0 merupakan masukan untuk interupsi eksternal 0
P3.3
INT1, merupakan masukan untuk pulsa external 1
P3.4
T0 merupakan masukan untuk pulsa external timer 0
P3.5
T1 merupakan masukan untuk pulsa eksternal timer 1
P3.6
WR merupakan sinyal tulis (write strobe) untuk menulis data eksternal. Aktif rendah
P3.7
RD merupakan sinyal baca (Read strobe) untuk membaca data dari memori Eksternal. Aktif rendah.
3. Port2.0-Port2.7 Port 2 mempunyai lebar 8 bit dua arah atau input/output. Selain sebagai input dan output Port 2 memiliki fungsi khusus yaitu pada saat menjalankan program dari memori program eksternal atau pada saat mengakses memori data eksternal yang menggunakan perintah 16 bit. Atau alamat orde tinggi A8A15. 4. Pin 32 sampai 39 (Port 0) Port 0 merupakan Port keluaran/masukan (I/0). Sebagai Port keluaran,. Port 0 dapat digunakan sebagai masukan-masukan berimpedansi tinggi. Selain sebagai input output P0 memiliki fungsi khusus yaitu sebagai bus data (DOD7) dan bus alamat orde rendah (A0-A7) yaitu pada saat pemakaian memori exsternal.
9
5. RST berfungsi sebagai mengembalikan kerja mikro ke awal program yang berada di ROM. 6. XTAL 1 dan XTAL 2 XTAL 1 merupakan keluaran dari rangkaian penguat osilator internal, sedangkan XTAL 2 merupakan masukan kepenguat osilator internal, sebuah kristal dan dua buah kapasitor yang dihubungkan ke pin ini sudah cukup untuk menyediakan sinyal detak (clock) untuk mikrokontroler. 7. VCC dan GND VCC dan GND merupakan pin untuk tegangan DC. Mikrokontroler 8051 standar membutuhkan tegangan DC sebesar 5 Volt agar bisa bekerja dengan baik. 8. Pin 29 (PSEN) PSEN (Program Store Enable) adalah pulsa pengaktif untuk membaca memori luar.
Gambar 2.2 Diagram pin Mikrokontroler AT 89C51
10
9. ALE/PROG Berfungsi untuk demultiplexer pada saat Port 0 bekerja sebagai data bus (pengaksesan memori eksternal). Pada paruh pertama memory cycle, Pin ALE mengeluarkan sinyal latch yang menahan alamat ke eksternal register. Pada paruh kedua memory cycle, Port 0 digunakan sebagai data bus. Jadi fungsi utama dari ALE adalah untuk memberikan signal ke IC latch (bisa 74CT573) agar menahan/ menyimpan address dari port 0 yang akan menuju memori eksternal, dan selanjutnya port 0 akan mengeluarkan data melalui port 0 juga. 10. EA /VPP EA (Eksternal Access) digunakan untuk memilih penggunaan memori. Jika EA high maka yang dipilih adalah memori internal, jika EA low atau dihubung ke GND maka yang dipilih atau memori yang dipakai adalah memori luar. 2.1.4 a.
Register Fungsi Khusus Akumulator ACC
digunakan sebagai register utama dalam proses aritmatik dan
penyimpanan data sementara. Dalam penulisan instruksi ACC ditulis A. ACC menempati alamat E0h. Register ini bisa diakses per byte maupun per bit. b.
Register B Register B menempati alamat F0h. Register ini dipakai bersama-sama dengan Register A pada proses aritmatik (perkalian dan pembagian). Register B juga bisa diakses Per byte dan per bit.
11
c.
PSW (Program Status Word) Program Status Word atau PSW berisi bit-bit yang berkaitan dengan kondisi CPU. Status yang tersimpan dalam PSW meliputi : carry bit, auxiliary carry (untuk operasi BCD), dua bit pemilih bank register, overflow flag, parity, dan dua flag status yang bisa didefiniskan sendiri (user definable).
d.
P0 - P3 (Register Port) Register port merupakan SFR yang mengatur kerja port-port 8051(P0-P3). Register ini merupakan alamat Latch dari masing-masing port. Menulis atau membaca latch ini sama dengan menulis atau membaca latch yang bersangkutan sehingga data data bisa ditulis ke dan dibaca dari masing-masing port 8051. Mov 80h,#45h Sama artinya dengan Mov P0,#45h
e.
Data Pointer (DPTR) dan Stack Pointer (SP) Data pointer (DPTR) adalah register 16 bit yang biasa dipakai untuk pengalamatan data 16 bit. Misalnya pada saat membaca atau menulis RAM eksternal (dengan perintah MOVX). DPTR menempati dua alamat dalam memori SFR 82h dan 83h. DPTR bisa diakses sebagai register 8 bit dengan nama DPL (DPTR bit 0 - bit 7) dan DPH (DPTR bit 8-bit 15). DPTR tidak bisa diakses per bit. Stack pointer merupakan register 8 bit, dipakai untuk menyimpan data sementara pada saat perintah push, pop dan call, ret. Misalnya suatu rutin yang
12
memakai register A akan memanggil (call) subrutin yang juga memakai register A, maka agar data register A pada rutin pertama tidak dimodifikasi oleh subrutin yang dipanggil, data register A harus disimpan dulu di SP (dengan perintah push). Setelah subrutin selesai dikerjakan, data register A yang tersimpan di SP di baca kembali (melalui perintah pop) dan disimpan di register A. Perintah call akan menyimpan isi PC (program counter) ke dalam SP dan mengambilnya kembali setelah instruksi ret. Pada saat reset SP memiliki alamat 07h, namun karena SP akan ditambahkan satu sebelum data disimpan melalui perintah push, tumpukan data yang disimpan akan dimulai pada alamat 08h. Alamat ini menempati memori internal 8051 SP tidak bisa dialamati per bit. 2.1.5
Struktur Memori Mikrokontroler MCS-51 memiliki kendali yang berbeda untuk mengakses
memori RAM atau memori data dan ROM atau memori program. Kendali untuk memori program adalah PSEN dan kendali untuk memori data adalah RD. Mikrokontroler MCS-51 memiliki lebar bus alamat 16 bit, sehingga memori dapat diakses sebesar 2×64 KB. Memori program internal dipakai jika Pin EA dihubungkan ke VCC. Sedangkan kalau EA dihubungkan ke GND maka memori program akan diakses eksternal. Untuk memori data internal MCS-51 adalah sebesar 128 byte. Jika dipakai memori data Eksternal dapat diakses sebesar 64 KB.
13
2.1.5.1 Memori RAM Pemakaian RAM harus diperhatikan agar tidak tumpang tindih dengan memori stack pointer (SP). Salah satu kesalahan mikrokontroler jika Pemakaian RAM tumpang tindih dengan SP adalah memori pada RAM internal akan hilang jika di reset. Tabel 2.2 memperlihatkan Struktur RAM 128 byte.Memori internal RAM 128 byte bisa dibagi menjadi 3 area: Tabel 2.2 Struktur RAM 128 byte
30H-7FH
Area scratch pad 80 byte
20H-2FH
Area yang bisa dialamati per Bit (16 byte)
00H-1FH
Bank-bank register (32 Byte)
1. Bank-bank Register Bank register dibagi menjadi 4 grup yaitu bank 0 sampai bank 3. masing masing bank menempati alamat sebesar 8 byte. Tabel 2.3. adalah susunan bank-bank register. Tabel 2.3 Susunan bank-bank register Alamat
Bank Register
RS1,RS0
00-07
Bank 0
00
08-0F
Bank 1
01
10-17
Bank 2
10
18-1F
Bank 3
11
14
Masing-masing alamat dalam satu grup diberi nama R0-R7. Alamat R0-R7 ditentukan oleh Bank register yang aktif saat itu. Semua alamat R0-R7 bisa di alamati dengan model pengalamatan langsung. R0 dan R1 juga bisa dialamati dengan model pengalamatan tak langsung. Pada model pengalamatan tak langsung R0 dan R1 menyimpan alamat RAM internal yang akan diakses. 2. Memori Yang Bisa Dialamati Per-Bit Area ini menempati alamat 20H-2FH (16 Byte) sebagai byte dan 00H07FH (128bit) sebagai alamat bit. Area memori ini berfungsi untuk menyimpan tipe data bolean atau 2 keadaan. Ada 2 cara untuk mengakses memori ini. -
Cara mengakses sebagai byte bisa dilakukan dengan pengalamatan langsung, misal. Mov 20H, #20H. Akan menulis data 45 H ke alamat 20H.
-
Pengaksesan secara bit dilakukan dengan mengakses alamat bit yang bersangkutan,misal. Mov C,13H Akan memindahkan alamat pada bit ke-13 ke bit C (carry). Alamat 13H adalah bit ke-3 dari alamat 22H. Bahasa assembler MCS-51 memiliki penulisan yang lain untuk mengakses bit ke-3 yaitu 22.3H,sehingga Mov C,22.3H
15
3. Areea Memori Scratch Paatch Area meemori ini yang disebut area scrattch patch m memory meenempati mat paling atas a RAM internal i seb besar 80 bytte (alamat 330H-7FH). Area ini alam hannya bisa diakkses sebagaai byte deng gan mode pengalamata p an langsung g dan tak langgsung. 2.1.5.2 Memory ROM R ROM (read Only mem mory) isinyaa tidak beruubah meskiipun IC keh hilangan catu daya, dipakai unntuk menyim mpan program, Begituu catu daya ada maka IC akan langsung reeset dan akan menjalannkan prograam-program m yang ada pada ROM M. Sesuai dengan pennggunaanyaa ROM disebut sebagaai memori program. p M Memori ROM M hanya sebagai meemori progrram dan tidaak bisa di tulis t ke RO OM saat mikkrokontrolerr sedang bekerja. 2.1.6
An ntar Muka Memori Eksternal E
Gambar 2.3 2 89C51 mengakses m EPROM daan RAM Ekksternal
16
Memori program (ROM) dan memori data (RAM) eksternal diakses dengan menggunakan P0 dan P2 sebagai bus data dan bus alamat. P0 akan menyediakan jalur data yang di-multipleks dengan jalur alamat orde rendah (A0-A7), dan P2 menyediakan jalur alamat orde tinggi (A8-A15). Konfigurasi pengaksesan memori eksternal ditunjukkkan pada gambar 2.2. (EFROM 64 KB dan RAM 32 KB). Konfigurasi ini memisahkan antara memori program(ROM) dengan Memori data (RAM).Kendali sinyal baca untuk ROM adalah PSEN sedangkan RAM mendapat sinyal baca dan sinyal tulis dari P3.7(RD) dan P3.6(WR), sementara EPROM tidak mendapat sinyal kendali tulis. Pin EA dihubungkan ke ground sehingga 8051 hanya akan melaksanakan perintah-perintah yang tersimpan di EPROM eksternal. P0, selain dihubungkan ke jalur data EPROM dan RAM, juga dihubungkan dengan masukan latch agar alamat orde rendah (A0-A7) yang dikeluarkan oleh P0 bisa dipisahkan dari jalur data EPROM. Pada saat P0 mengeluarkan alamat yang valid, ALE akan memberikan pulsa sehingga sehingga IC latch akan menyimpan alamat ini dan memberikannya ke jalur Alamat EPROM dan RAM. Bersamaan dengan itu, P2 akan mengeluarkan alamat orde tinggi (A8-A15) yang secara langsung terhubung dengan jalur alamat EPROM dan RAM. PSEN akan diaktifkan 2 kali setiap satu siklus mesin saat membaca program dari EPROM eksternal. Saat PSEN aktif (berlogika 0) EPROM akan mengeluarkan data yang diterjemahkan sebagai perintah yang harus dijalankan oleh mikrokontroler. Pada saat mengakses RAM, PSEN berada pada logika tinggi.
17
Penulisan ke RAM dilakukan dengan mengaktifkan sinyal tulis (RD=1 dan WR=0), CPU akan mengirimkan data ke RAM setelah terlebih dahulu mengirimkan alamat RAM. Yang akan dituliskan. Sementara itu, pembacaan dilakukan dengan mengaktifkan sinyal baca (RD=0 dan WR=1), CPU akan memberikan alamat RAM yang akan dibaca, mengaktifkan sinyal baca dan membaca data RAM dari jalur data. 2.1.7 Osilator Osilator berfungsi untuk menyediakan sinyal clock dan pewaktuan bagi semua perangkat internal 8051. Untuk menyediakan sinyal Clock digunakan dengan dua cara yaitu: 1. Dengan menggunakan pembangkit frekwensi eksternal seperti pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Pemakaian osilator eksternal -
Pin Xtal satu pada mikrokontroler 8051 dihubungkan ke keluaran pembangkit frekwensi eksternal.
-
Pin Xtal dua dibiarkan mengambang. Pin Ground pada pembangkit frekwensi eksternal dihubungkan ke Ground pada mikrokontroler 8051.
18
2. Dengan menggunakan Kristal dan 2 kapasitor 30 pF dan 47 pF, Seperti pada gambar 2.5 Hal yang paling mendasar dari osilator sebenarnya adalah untuk menentukan siklus mesin. Siklus mesin adalah waktu minimum yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk menjalankan satu perintah. Siklus mesin ini akan menentukan kecepatan mikrokontroler (seberapa cepat mikrokontroler menjalankan suatu perintah). Satu siklus mesin mikrokontroler 8051 adalah 12 kali periode frekwensi osilator (dengan frekwensi 12 Mhz), maka satu siklus mesin adalah 1/12 dikali 12 Mhz.
Gambar 2.5 Pembangkit sinyal clock internal Jadi kecepatan satu siklus mikrokontroler 8051 jika frekwensi pada XTAL1 12 Mhz adalah 1 Mhz atau 1 mikro detik. Berarti untuk melakukan satu perintah mikrokontroler 8051 hanya dalam satu mikro detik. Atau 1 juta perintah dalam satu detik. 2.2
Central Processing Unit (CPU) CPU terdiri atas dua bagian, yaitu unit pengendali (control unit) serta unit aritmetika dan logika (ALU).
19
Fungsi
utama
unit
pengendali
adalah
mengambil,
mengkode,
dan
melaksanakan urutan instruksi sebuah program yang tersimpan dalam memori. Unit pengendali menghasilkan dan mengatur sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakkan operasi, aliran, dan instruksi program.Unit aritmetika dan logika berfungsi untuk melakukan proses perhitungan yang diperlukan selama program dijalankan serta mempertimbangkan suatu kondisi dan
mengambil
keputusan
yang
diperlukan
untuk
instruksi-instruksi
berikutnya. 2.2.1
Penggunanaan Softwere 8051 IDE Softwere 8051 IDE ini digunakan untuk menulis program dalam bahasa assembler. Setelah program assembler selesai ditulis kemudian di-save dan di assemble. Program di assemble dengan tujuan untuk mengecek
Gambar 2.6 Softwere 8051 IDE kesalahan penulisan. Jika masih ada kesalahan penulisan, maka softwere 8051 memberi peringatan, sehingga program dapat diubah sampai tidak ada pesan peringatan lagi.
20
2.2.2
Penggunaan Softwere Downloader Softwere downloader digunakan agar downloader dapat mendownload program assembler ke mikrokontroler AT89C51. Softwere dapat dijalankan jika komputer terhubung dengan alat downloader beserta mikrokontroler yang digunakan.
Gambar 2.7 DT-HIQ Programmer Cara menggunakan softwere downloader adalah dengan meng-klik open file untuk mengambil program assembler dari hasil kompilasi, kemudian klik Auto programming untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroler. 2.3
Mode-Mode Pengalamatan Data atau operan bisa berada di tempat yang berbeda sehingga dikenal beberapa cara untuk mengakses data tersebut. Inilah yang dikenal sebagai mode pengalamatan. Beberapa mode pengalamatan yang dikenal antara lain:
21
2.3.1 Mode Pengalamatan Segera (immediate addressing mode) Mode pengalamatan ini menggunakan konstanta. Data konstanta ini merupakan data yang menyatu dengan instruksi. Contoh instruksinya: MOV A, #20 h Instruksi tersebut diatas mempunyai arti bahwa data konstantanya, yaitu 20h perlu disalin ke akumulator. Tanda ‘#’ dipakai untuk menunjukan bahwa data berupa konstanta. 2.3.2 Mode Pengalamatan Langsung (direct addressing mode) Cara ini dipakai untuk menunjuk data yang berada di suatu lokasi memori. Contoh instruksinya: MOV A, 30h Instruksi ini mempunyai arti agar data pada alamat 30h diambil dan dipindahkan ke akumulator. Bila diperhatikan, maka kita akan bisa lihat bahwa instruksi diatas tidak menyertakan tanda ‘#’. Tanpa tanda ‘#’, maka data diartikan sebagai alamat memori. 2.3.3
Mode Pengalamatan Tidak Langsung (indirect addressing mode) Mode pengalamatan ini dipakai untuk mengakses data yang alamatnya berada dalam suatu register. Contoh instruksi: MOV A, @R0 Arti dari instruksi tersebut adalah data yang alamatnya berada di register R0 disalin ke akumulator. Tanda “@” menyatakan bahwa alamat lokasi data
22
berada dalam suatu register. Jadi data tersebut sendiri tidak berada di R0. Yang berada di R0 adalah alamatnya. 2.3.4
Mode Pengalamatan Register (register addressing mode) Mode pengalamatan ini dipakai untuk mengakses suatu data yang tersimpan dalam register. Contoh instruksi: MOV A, R0 Arti dari instruksi diatas adalah bahwa data pada register R0 disalin ke akumulator. Jadi, berbeda dengan mode pengalamatan tidak langsung yang menjadikan register sebagai tempat penyimpanan alamat data, maka pada mode pengalamatan register ini, data disimpan langsung di register.
2.3.5
Mode Pengalamatan Berindeks Mode pengalamatan ini dipakai untuk mengakses data yang tersimpan dalam
memori program. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, memori program bisa menyimpan data yang bisa diakses hingga 64 Kb. Keuntungan dari menyimpan data di memori program adalah karena memori program berupa ROM (non-volatile) sehingga data tersimpan terus menerus. Contoh instruksi: MOVC, A, @A + DPTR Arti instruksi diatas adalah data yang lokasinya disimpan di A+ DPTR dipindahkan ke akumulator. Perhatikan bahwa perintah yang digunakan adalah MOVC, bukan MOV. MOVC menandakan bahwa data yang diakses berada di memori program sedangkan MOV digunakan untuk mengakses memori data.
23
2.4
Bus-Bus Pada AT89C51 1. Bus Alamat Bus alamat berfungsi sebagai lintasan saluran pengalamatan antara alat
dengan sebuah computer. Pengalamatan ini harus ditentukan terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kesalahan pengiriman sebuah instruksi dan terjadinya bentrok antara dua buah alat yang bekerja secara bersamaan. 2. Bus Data Bus data merupakan sejumlah lintasan saluran keluar-masuknya data dalam suatu mikrokontroler. Pada umumnya saluran data yang masuk sama dengan saluran data yang keluar. 3. Bus Kontrol Bus control atau bus pengendali ini berfungsi untuk menyerempakkan operasi mikrokontroler dengan operasi luar. 2.5 INSTRUKSI-INSTRUKSI DALAM BAHASA ASEMBLER Beberapa instruksi dasar yang umum digunakan pada pemrograman mikrokontroler AT89C51 adalah: 1. MOV, MOVC DAN MOV X -
Instruksi MOV digunakan untuk menyalin data antara 2 operand.
-
Instruksi MOVC digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada memori program internal.
24
-
Instruksi MOVX digunakan untuk menyalin data yang terdapat pada memori program eksternal. Tabel 2.4 MOV, MOVC DAN MOV X
Contoh syntax
Keterangan
MOV A,R1 MOV A,@R1 MOV A,P1 MOV P1,A MOVC A,@X+DPTR MOVX A,@DPTR
Salin nilai R1 ke akumulator Salin isi lokasi yang ditunjuk R1 ke A Salin data dari port 1 ke A Salin data pada Akumulator ke A Salin data int.yang ditunjuk DPTR ke A
MOVX @DPTR,A
Salin data Akumulator ke lokasi yang ditunjuk DPTR
Salin data eks, yang ditunjuk DPTR ke A
2. ADD DAN SUBB 1. Instruksi ADD digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan Akumulator dengan suatu operand dan hasilnya
disimpan dalam
Akumulator. 2. Instruksi SUBB digunakan untuk melakukan operasi pengurangan Akumulator dengan suatu operand dan hasilnya disimpan dalam Akumulator Tabel 2.5 Instruksi ADD DAN SUBB Contoh Syntax
Keterangan
ADD A,#20
A =A+20
ADD A,@R0
A =A+(R0)
SUBB A,B
A =A-B
SUBB A,#10
A =A-10
25
3. MUL AB DAN DIV AB -
Instruksi MUL AB digunakan untuk melakukan operasi perkalian antara Akumulator dengan Register B .Hasilnya berupa data 16 bit dengan low byte pada A dan high byte pada B.
Contoh: A =50 h B=A0h Mul AB = 3200 maka: A=00h B= 32H -
Instruksi DIV AB digunakan untuk melakukan operasi pembagian antara Akumulator dengan Register B. Hasilnya, pembagian disimpan pada Register B.
Contoh: Misal A=FBh DIV AB
B=12h hasil =0Dh
maka A=0Dh B=11h
Karena, FBh= 0D ×12 + 1 4. DEC DAN INC 1. Instruksi DEC digunakan untuk melakukan pengurangan sebesar satu pada setiap operand. 2. Intruksi INC digunakan untuk melakukan penambahan sebesar satu pada setiap operand. Seprti yang terlihat pada tabel 2.6 Tabel 2.6 Instruksi DEC DAN INC Contoh Syntax
Keterangan
DEC A
A
DEC @R0
(R0) = (R0)-1
INC A
A
INC DPTR
DPTR = DPTR +1
26
= A-1 = A+1
5. ORL,ANL DAN CPL 1. Instruksi orl digunakan untuk melakukan operasi OR antara 2 operand 2. Instruksi Anl digunakan untuk melakukan operasi AND antara 2 operand 3. Instruksi CPL digunakan untuk melakukan operasi komplemen suatu operand Tabel 2.7 InstruksiDEC ORL,ANL DAN CPL Contoh Syntax
Akumulator
RegisterB
Hasil
ORL A,B
0011 1010
1111 0000
1111 1010
ANL A,B
0011 1010
1111 0000
0011 0000
CPL A
0011 1010
________________ 1100 0101
6. SETB Dan CLR 1. Instruksi SETB digunakan untuk memberikan logika satu pada bit operand. 2. Instruksi CLR digunakan untuk memberikan logika nol pada bit operand Mulai: Setb
p2.0
Setb
Pacc.0
Clr
P2.1
Clr
acc.1
27
7. PUSH Dan POP 1.Intruksi PUSH digunakan untuk menyimpan operand ke dalam stack. 2.Instruksi pop digunakan untuk mengembalikan nilai operand dan stack. PUSH 7 PUSH 6 PUSH 5 MOV R7,#04H LoopA:
MOV R6,#0FFH
LoopB:
MOV R5,#0FFH Djnz
R5,$
Djnz
R6,loopB
Djnz
R7,loopA
Pop 5 Pop 6 Pop 7 8. JMP, JB, JNB, JZ, JNZ, DAN CJNE 1. JMP (JUMP)digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program 2. JB(jump if bit) dan JNB(jump if not bit) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program jika nilai operand satu (bit) atau nol (not bit) 3. JZ (jump If jero) dan JNZ(jump if not jero) digunakan untuk melakukan lompatan ke suatu blok program jika nilai operand 0 (jero) atau 1 (not jero)
28
4. CJNE(compare and jump If not equal) digunakan untuk melakukan perbandingan dua operand dan lompat ke blok program lain jika tidak sama. 9. CALL Dan RET 1. Instruksi CALL digunakan untuk memanggil prosedur tertentu dalam program (sub program) 2. Instruksi RET digunakan untuk mengembalikan ke baris program yang melakukan CALL. 2.6 BEBERAPA ISTILAH DALAM PEMROGRAMAN 1. Program adalah instruksi –instruksi yang akan dijalankan oleh computer. Untuk membuat instruksi-instruksi tersebut
dibutuhkan bahasa
pemrograman seperti Bahasa assembler,bahasa visual basic, bahasa C++ dan bahasa lainnya. 2. Programmer artinya orang yang membuat program.. 3. Programming Language artinya Bahasa pemrograman, yaitu Bahasa untuk membuat program misalnya bahasa program assembler. 4. High level language artinya bahasa pemrograman tingkat tinggi, misalnya bahasa turbo pascal, bahasa visual C++ dan lain sebagainnya. 5. Low Level Language adalah Bahasa tingkat rendah, misalnya Assembler. 6. Interpreter dan compiler fungsinya untuk menerjemahkan bahasa pemrograman
ke bahasa mesin. Interpreter menerjemahkan Instruksi
secara baris perbaris.(program langsung dijalankan walaupun masih ada kesalahan. Compiler Menerjemahkan dahulu seluruh instruksi secara
29
baris peerbaris(proggram langssung dijalaankan)Com mpiler lebih h cepat dibandinggkan dengann interpreterr. 7. Sintax addalah tata caara penulisan n kode-kode dalam bahhasa pemrog graman. 8. Bug artinnya kesalahaan dalam program 9. Program adalah sekuumpulan insstruksi ,insttruksi-instruuksi ini diseebut juga dengan koode. 100. Program aplikasi artinya a Pro ogram siap pakai coontohnya Microsoft M word,excel dan lain-lain. 2.7 Amplitudo Shift Keying (AS SK) ggunakan Suatu teeknik menddapatkan bit digital unntuk data yyang meng Ampllitudo sebaggai sinyal pembawanyaa. Dalam prroses modullasi ini kem munculan frekueensi gelomb mbang pembbawa tergan ntung pada ada atau ttidak adany ya sinyal inform masi digital.
Gambarr 2.8 sinyal ASK
Gam mbar 2.9 Mod dulasi Digittal
30
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1).Pada dasarnya dikenal 3 sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK. Amplitude Shift Keying (ASK) adalah modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt. Sinyal ini yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan pemancar, kira-kira mirip sinyal morse. Mekanisme kerja : Apabila sinyal data mempunyai perbedaan dengan sinyal pembawa maka bit digital adalah 1, dan apabila sinyal data sama dengan sinyal pembawa maka bit digital adalah 0. Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal digital melalui penggeseran frekuensi. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang output yang tidak mempunyai fase terputus-putus. Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal digital melalui pergeseran fase. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi fase yang memungkinkan fungsi pemodulasi fase gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fase dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Sudut fase harus mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima.
31
2.7.1 Pen nerima RLP P434A
RL LP434A SA AW Baseed Reciverr
Piin 1: Gnd Piin 2 : Digitaal Data Outpput Piin 3 : RSSI Piin 4 : Vcc Piin 5 : Vcc Piin 6 : E/D (E Enable = 1, Disable = 00) Piin 7 : Gnd Piin 8 : Anten na
Freequency 315, 3 418 and a 433.922 Mhz Mod dulation : AS SK Supp ply Voltage : 3.3- 6.0 V VDC Outp put : Digitall & Linear
Gambaar 2.10 Peneerima RLP4434A
Gambar 2.111 Rangkaiaan dalam RLP434A
32
Tabel.2.8 data seat RPL434A Simbol Parameter Vcc
Conditions
Operating supply
Min
Typ
Max Unit
3.3
5.0V
6.0
V
voltage Itot
Operating current
Vdata
Data out
Idata=+200uA
Rangkain Penerima
Vcc-0.5
HT 12D
4.5 -
mA Vcc
V
AT 89C51
Gambar 2.12 Blok diagram penerima
HT12D -18 DIP-A Gambar 2.13 HT12D HT12D dapat mendekodekan informasi yang berisi N jumlah bit alamat dan 12- N bit data dan 8 bit sebagai bit alamat dan dalam tugas akhir ini digunakan 4 bit
33
sebagai bit data. Pada penerimaan mikrokontroler mengisyaratkan N bit pertama sebagai bit alamat dan 12 – N bit selanjutnya sebagai bit data , dengan N adalah jumlah kode alamat sinyal dari pin DN mengaktifkan diver disaat mendekodekan bit alamat dan bit data yang diterima. Mikrokontroler akan meninjau bit alamat yang diterima tiga kali berturut-turut . Jika kode bit alamat sama dengan bit alamat HT12D bit data dikodekan kemudian pin VT pada kondisi high dan hal ini berarti data yang diterima valid. Jika tidak sama maka kondisi keluaran tetap sama seperti keluaran sebelumnya lalu menerima data lagi dari RLP434A kemudian meninjau lagi bit alamat 3 kaliberturut-turut. Bit data ang keluar dari pin Dout sebelumnya telah di latch terlebih dahulu sehingga pada keluaran data akan tetap sama hingga data yang baru diterima. HT12D merupakan decoder yang merupakan seri CMOS LSIs yang dpat dimanfaatkan untuk system untuk system kendali jarak jauh. Rangkai penerima RLP434A ini bayak digunakan pada robot dan alat komunikasi buatan manusia.
34