LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR
MATAKULIAH:
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (212 D51 05)
Oleh: Rahmi Amin Ishak, ST., MT. Hj. Nurmaida Amri, ST., MT.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR
1. Nama Matakuliah
2. Ketua Penulis a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. N I P d. Pangkat/Golongan e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/Jurusan g. Alamat Rumah h. Telpon/E-mail 3. Jumlah Anggota Nama Anggota 4. Jangka Waktu Penulisan 5. Biaya yang diusulkan
: Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (212 D51 05) : Rahmi Amin Ishak, ST., MT. : Perempuan : 19760314 200212 2 005 : Penata / IIIc : Lektor : Teknik/Arsitektur : Jl. Sunu Komp. Unhas Blok L4, Makassar : 081242626565/
[email protected] : 1 Orang : Hj. Nurmaida Amri, ST., MT. : 10 minggu/2,5 bulan : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)
Makassar, Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur,
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
Desember 2013
Ketua Penulis,
ii
KATA PENGANTAR
Dalam upaya peningkatan efektivitas proses belajar-mengajar, serta meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar mahasiswa, maka disamping perbaikan strategi pembelajaran juga dibutuhkan ketersediaan bahan ajar baik cetak maupun non-cetak khususnya yang berbasis internet pada LMS-Unhas. Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam mengemban Tridharma Perguruan
Tinggi. Kesiapan mengajar ditunjukkan dengan adanya
bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga mampu memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan silih satu komponen penting dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Kesiapan mengajar ditunjukkan dengan adanya bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga mampu memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, ketersediaan
bahan
ajar
juga
harus
disertai
kegiatan
melengkapi
dan
memperbaharui materi dengan referensi terbaru, sehingga materi yang diberikan senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Makassar,
Desember 2013
Penulis
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
Hal i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
GLOSSARIUM
x
DEFINISI OPERASIONAL
xv
BAB I DOKUMEN PENDUKUNG A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur
1
B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir
1
C. Kompetensi Program Studi
2
D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran
3
E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)
8
F. Petunjuk Penggunaan Modul
12
BAB II PEMBELAJARAN Materi Matakuliah
13
Organisasi Materi Matakuliah
14
Modul 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur
15
Modul 2. Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
35
Modul 3. Metode Perancangan Arsitektur
49
Modul 4. Pemrograman Arsitektur
60
Modul 5. Perancangan Arsitektur
118
BAB III EVALUASI
146
BAB IV PENUTUP
150
LAMPIRAN
152
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi
Hal 2
Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)
8
Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D
33
Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan
39
Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah
60
Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi
74
Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang
75
Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa
146
Tabel 9. Akumulasi nilai akhir
149
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
v
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2
1
Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2
2
Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran
7
Gambar 4. Materi Matakuliah
13
Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah
14
Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network
22
Gambar 7. Hubungan ruang
22
Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait...
23
Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas
23
Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur....
25
Gambar 11. Bentuk 3D solid
26
Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan
27
Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan
27
Gambar 14. Teknik transformasi bentuk
28
Gambar 15. Metafora bentuk
28
Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya 29 Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk
30
Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi
30
Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif 30 Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk
31
Gambar 21. Space & Form
31
Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur
36
Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif 37 Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan
37
Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur
38
Gambar 26. Proses Perancangan
40
Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah...
42
Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah...
42
Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones...
43
Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur
44
Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan
50
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
vi
Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru
51
Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan...
51
Gambar 34. Metode divergen dan konvergen
52
Gambar 35. Proses strategi llinier
52
Gambar 36. Proses strategi siklus
52
Gambar 37. Proses strategi percabangan
53
Gambar 38. Proses strategi berjenjang
53
Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan
56
Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur
61
Gambar 41. Tahap memulai program
63
Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur
64
Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah
64
Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep
66
Gambar 45. Analogi pada disain
67
Gambar 46. Metafora pada disain
67
Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam 68 Gambar 48. Menuangkan ide gagasan
68
Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep
69
Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep
69
Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca
70
Gambar 52. Persiapan data eksisting
70
Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan
71
Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang
73
Gambar 55. Diagram hubungan ruang
74
Gambar 56. Hindari persilangan pada hubungan ruang
74
Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan
75
Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang
76
Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang
77
Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang
78
Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar 79 Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang
80
Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang
81
Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang
83
Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang
84
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
vii
Gambar 66. Perbaikan blok plan
85
Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart
85
Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart
86
Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain
87
Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi
88
Gambar 71. Diagram proses penentuan site
88
Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi... 89 Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor...
89
Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau...
91
Gambar 75. Contoh program rancangan tapak
92
Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak
100
Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan dan letak gerbang..
101
Gambar 78. Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial..
103
Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari..
104
Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya
105
Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape 108 Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan..
120
Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah
121
Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi
121
Gambar 85. Denah dengan layout perabot
122
Gambar 86. Denah rencana plafond
122
Gambar 87. Teknik rendering pada denah
123
Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD
124
Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual
124
Gambar 90. Denah dengan skala detail
125
Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD
125
Gambar 92. Tampak Depan Bangunan
128
Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak
129
Gambar 94. Potongan & Tampak
130
Gambar 95. Garis potongan pada denah
131
Gambar 96. Informasi pada gambar potongan
132
Gambar 97. Contoh gambar potongan
133
Gambar 98. Potongan dengan CAD
134
Gambar 99. Detail bangunan
134
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
viii
Gambar 100. Site Plan & Perspektif
137
Gambar 101. Contoh gambar Site Plan
138
Gambar 102. Contoh gambar Situasi
138
Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/Site plot
139
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
ix
SENARAI KATA (GLOSARIUM)
Aktivitas. Kegiatan untuk menyelenggarakan sebuah fungsi tertentu. Analisis. Pemisahan atau pemecahan dari keseluruhan menjadi elemen-elemen mendasar atau bagian komponen. Area tidak tetap. Terdiri dari semua ruang pelayanan di dalam bangunan, khususnya daerah sirkulasi, area mekanik, toilet umum, lemari petugas kebersihan, penyimpanan yang belum disyaratkan, dinding, dan partisi. Pembagian wilayah tidak tetap disyaratkan di bawah persentase dari luas kotor bangunan. Area Sirkulasi. Termasuk interior koridor, jalur-jalur eksterior tertutup, dan koridor bayangan yang tidak terdefinisi jalur sirkulasinya, seperti jalur melalui ruang lobi. Perhatikan bahwa daerah sirkulasi sejauh ini adalah komponen ruang tunggal terbesar yang belum ditetapkan dan hal ini berguna untuk membedakan antara ruang primer dan sekunder. Asumsi. Sebuah pernyataan yang diterima atau kebenaran tanpa bukti. Dalam pemrograman, diklasifikasikan sebagai fakta nyata atau pandangan tetap. Data. Bahan faktual yang digunakan sebagai landasan dalam penalaran, diskusi, atau keputusan. Deduksi. Menurunkan kesimpulan dengan penalaran menyimpulkan dari pinsip umum. Desain. Suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai keseluruhan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait mengait. Desain Skematis. Penafsiran suatu kebutuhan proyek pemilik dengan studi dan gambar yang memperlihatkan konsep arsitektural pokok, kebutuhan ruang, dan hubungan sirkulasi utama, skala, permasalahan, penggunaan tapak, umum dan kecukupan anggaran yang disyaratkan. Empiris. Berdasarkan informasi faktual. Observasi atau pengalaman indrawi langsung sebagai lawan pengetahuan teoritis. Facade. Muka luar dari bangunan yang merupakan bagian depan Arsitektur yang kadang-kadang berbeda di setiap tampak dengan penggarapan detail-detail arsitektur atau ornamen.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
x
Fakta. Informasi yang disajikan yang memiliki realitas objektif; kebenaran. Filsafat. Sebuah teori dasar mengenai subjek tertentu, proses, atau bidang kegiatan. Mengajukan pada klien tentang filosofi di balik program fungsional yang bersifat abstrak dan manfaatnya langsung. Fungsi. Bagaimana performa karya desain dalam melakukan tugas yang seharusnya dilakukan. Kinerja. Form/bentuk. Dalam desain bentuk berarti shape (tiga dimensi) dan struktur sebuah bangunan, dibedakan dari bahannya. Geometri. Susunan benda atau begian berdasarkan garis, bidang, raut, dan lainlain. Generalisasi. Sebuah pernyataan umum, hukum, prinsip, atau proposisi. Goal. Tujuan akhir terhadap usaha diarahkan. Tersirat suatu yang dicapai hanya dengan usaha berkepanjangan. Hipotesis. Sebuah proposisi, kondisi, atau prinsip yang diasumsikan, tanpa keyakinan, dalam rangka untuk menarik keluar konsekuensi logis, metode ini untuk menguji sesuai dengan fakta-fakta yang diketahui atau dapat ditentukan. Heuristic. Upaya untuk mengarahkan, menemukan, atau mengungkapkan. Sebagai stimulan untuk melakukan pembuktian penelitian empiris. Induksi. Penalaran dari bagian ke keseluruhan, dari khusus ke umum, dari individu ke universal. Informasi. Pengetahuan yang diperoleh dari investigasi, penelitian, atau instruksi. Interior desain. Menata ruang yang sesuai fungsi, kegiatan dan lingkungan di sekitarnya. Karya arsitek yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan. Karakteristik pengguna. Sifat-sifat fisik, sosial, emosional, dan intelektual yang mencirikan pengguna dan mempengaruhi pola perilaku mereka. Karakteristik umum mencakup besaran fisik, umur, jenis kelamin, kelas sosial, kesukaan dan ketidaksukaan, kemampuan intelektual. Kebudayaan. Hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kebutuhan. Sesuatu yang diperlukan. Hal yang sangat diperlukan atau penting terkait kualitas.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
xi
Kebutuhan Ruang. Sebuah daftar yang terperinci tentang jumlah tiap jenis ruang yang dibutuhkan untuk fungsi tertentu. Keinginan. Sesuatu yang belum mencukupi, sehingga diinginkan atau diharapkan keberadaannya. Komprehensif. Mencakup seluruh pertimbangan. Memperhitungkan semua, atau hampir semua pertimbangan terkait. Konsep. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa atau sesuatu yang konkrit. Gambaran mental suatu objek proses. Konsep program. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan terutama sebagai solusi fungsional dan organisasi kinerja bagi klien. Konsep-konsep mencakup ide-ide umum atau abstrak umum dari kasus tertentu. Konsep Desain. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan sebagai solusi untuk masalah arsitektur dari klien. Konstruksi bangunan. Bagian dari elemen struktur bangunan yang secara utuh mendukung berfungsinya efektifitas yang terjadi padanya. Matriks. Acuan, cetakan, sarana, untuk membentuk atau mengembangkan sesuatu. Metode. Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya. Metodologi. Pendekatan yang dipakai dalam pemecahan sebuah masalah, cabang logika yang menganalisa prosedur yang membimbing penyelidikan atau mempertanyakan teknik, prosedur yang digunakan dalam bidang tertentu. Organisasi. Menyiapkan kegiatan bersama untuk menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang biasanya saling bergantung. Parameter. Konstanta yang ditandai dengan masing-masing nilai tertentu dan beberapa bagian tertentu dari sistem. Pemrograman Arsitektur. Sebuah proses yang menjurus pada pernyataan masalah arsitektural dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam mengajukan pemecahan. Penelitian. Investigasi kritis dan lengkap atau eksperimen yang bertujuan menemukan fakta-fakta baru dengan memberikan interpretasi yang tepat. Pengembangan Desain. Tahap setelah desain skematik, pengembangan termasuk penentuan desain, dan koordinasi arsitektur, struktur, mekanikal, dan listrik sistem, layout peralatan, dan semua yang berhubungan penataan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
xii
site. Fase ini menghasilkan gambar dan dokumentasi, ditambah materi tambahan yang diperlukan untuk menggambarkan akhir pembangunan dan memastikan bahwa semua pertanyaan desain yang signifikan dan masalah yang telah diselesaikan. Perancangan. Proses atau cara pembuatan merancang. Perencanaan/Planning. Kegiatan yang berkesinambungan, sistem dan rasional, berorientasi kemasa depan dalam rangka memecahkan masalah. Persyaratan Manusia. Persyaratan yang berasal dari kebutuhan manusia secara umum dari segi fisik, sosial, dan lingkungan psikologis yang diberikan. Kebutuhan manusia terbagi atas: keamanan dan kenyamanan fisik, citra diri, dan hubungan sosial untuk tujuan tertentu. Prinsip. Sebuah kesimpulan yang diperoleh secara empiris tentang kualitas yang direduksi dari sistem. Abstraksi tertentu yang meringkas fenomena bidang subjek tertentu. Rasional. Kesimpulan yang memungkinkan seorang mengerti dunia sekitarnya dan menghubungkan pengetahuan demikian kepada pencapaian goal. Reduksionisme. Sebuah prosedur atau teori yang mengurangi data yang kompleks atau fenomena untuk istilah sederhana. Ruang. Sela-sela yang berada di antara dua tiang atau lebih, rongga yang dibatasi oleh atau dikelilingi oleh bidang, rongga yang tidak terbatas dan merupakan tempat segala sesuatu yang ada. Resolusi. Proses mengurangi ke bentuk yang lebih sederhana. Seni menganalisis atau mengubah gagasan yang kompleks menjadi sederhana, satu atau lebih menjadi unsur-unsurnya. Sintesis. Komposisi, atau kombinasi dari bagian-bagian atau elemen, sehingga membentuk satu kesatuan yang koheren. Sistem. Aturan, prinsip, fakta dsb, yang digolongkan atau disusun dalam bentuk teratur untuk mewujudkan rencana yang logis yang berhubungan dengan berbagai bagian yang teratur untuk melakukan sesuatu. Skala. Perbandingan rasio antara dimensi objek dan dimensi yang mewakilinya. Schematic Design/Desain Skema. Interpretasi persyaratan proyek pemilik dengan studi dan gambar yang mengilustrasikan dasar konsep arsitektur, kebutuhan ruang dan hubungan, sirkulasi utama, skala, massa, penggunaan site, tampilan bangunan, dan ruang lingkup proyek. Termasuk pernyataan kecukupan anggaran proyek yang ditetapkan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
xiii
Struktur bangunan. Rangkaian yang tersusun dari bahan materi bangunan dengan sesuatu sistem tertentu dengan cara yang logis sehingga membentuk wujud yang mempunyai nama dan dimanfaatkan secara optimum. Tapak. Lahan yang akan ditempati sebuah bangunan, site. Teori. Prinsip dan generalisasi antar hubungan yang menyajikan pandangan yang jelas, utuh, dan sistematis dari masalah yang kompleks atau bidang tertentu.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
xiv
DEFINISI OPERASIONAL
A. Tahap Perencanaan 1. Konsep pemahaman merancang Merancang adalah merangkai unsur-unsur disain dan mengkaitkan antara unsur-unsur tersebut dalam satu kesatuan yang merepresentasikan ruang sebagai suatu produk. 2. Teori dan metoda Landasan atau acuan untuk merancang dengan menerapkan cara-cara atau langkah-langkah tertentu untuk mewujudkan suatu rancangan (ruang dan atau bentuk). 3. Program perencanaan Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh informasi berkaitan dengan karakter kegiatan, penentuan fasilitas, keterkaitan ruang, besaran dan
kapasitas
pengembangan
ruang,
program
lingkungan
tapak.
ruang, Dalam
perhitungan program
tapak,
dan
perencanaan
didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang digunakan. 4. Program perancangan Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh acuan untuk mewujudkan representasi ruang kedalam bentuk melalui studi konsep dan ide/gagasan bentuk dalam program perancangan didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang dipakai. 5. Substansi materi pendukung Pengetahuan tentang fungsional ruang, estetika bentuk, teknis struktural, dan
aritektural
akan
memberikan
varian
dan
pengayaan
dalam
memecahkan masalah perancangan. B. Tahap Eksplorasi Rancangan 1. Sketsa ruang Upaya merangkai unsur-unsur rancangan dala representasi sketsa 2. Sketsa bentuk Upaya menyusun ruang kedalam satu bentuk dalam representasi sketsa Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
xv
3. Sketsa façade Upaya menyusun kesan visual dalam satu bentuk dalam representasi sketsa 4. Sketsa detail Upaya klarifikasi detail dalam merancang dalam satu representasi sketsa 5. Sketsa dituangkan dalam grafis freehand dengan format penyajian pada kertas A3 dan untuk maket studi digunakan material sesuai kemampuan mahasiswa.
C. Tahap Produk Rancangan 1. Grafis presentasi manual Aplikasi ketrampilan manual dalam menggambarkan produk disain 2. Produk akhir Suatu produk proposal disain yang terdiri atas konsep disain, situasi, denah situasi, denah, tampak, dan perspektif dalam format kertas A3 (skala disesuaikan dan notasi lengkap)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur Profil lulusan merupakan penciri dari program studi. Lulusan Prodi Arsitektur Unhas diharapkan dapat berprofesi sebagai: 1. Praktisi disainer (arsitek, disainer interior, disainer lansekap) 2. Pelaku industri jasa (a.l. developer, disainer grafis, drafter, estimator) 3. Pendidik arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait 4. Peneliti arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait 5. Birokrat arsitektur dan lingkung binaan terkait 6. Pelaku industri manufaktur (a.l. produsen furnitur, bahan bangunan) B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir Tingkat kelulusan mahasiswa pada matakuliah TSPA 2 dalam 3 semester terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) cukup baik, rata-rata 93% lulus dari rata-rata 30 peserta matakuliah (11% nilai A, 23% nilai A-, 21% nilai B+, 25% nilai B, 8% nilai B-, 4% nilai C+, 4% nilai C, 1% nilai D) dan 2% tidak lulus (nilai E). Dalam 3 semester terakhir tidak terdapat mahasiswa yang mengundurkan diri pada matakuliah TSPA 2.
Nilai Matakuliah TSPA 2
Persentase
(TA. 2010/2011 - 2012/2013) 35 30 25 20 15 10 5 0
A
A-
B+
B
B-
C+
C
D
E
K
2010/2011
7
11
20
22
13
7
9
4
7
0
2011/2012
14
33
33
19
0
0
0
0
0
0
2012/2013
13
26
10
32
10
6
3
0
0
0
Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2 (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
1
Grafik Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 2010/2011
2011/2012
2012/2013
40 35
33
33
32
30 26
25
22 20
20
15
14 13
19 13
11
10
10
10
9
7
5
67
7 4
3
0
0 A
A-
B+
B
B-
0
0
C+
C
0 D
0 E
0 K
-5
Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) Grafik di atas menunjukkan kecenderungan nilai yang dicapai oleh peserta matakuliah TSPA 2 pada 3 semester terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013). Kecenderungan peningkatan kelulusan nampak pada Tahun Ajaran 2011/2012 dengan adanya perbaikan metode pembelajaran (SCL). Dapat diasumsikan bahwa peserta matakuliah memiliki minat dan motivasi yang cukup baik
terhadap
matakuliah
ini.
Namun
dalam
pelaksanaannya
metode
pembelajaran tersebut terkendala dengan ketersediaan sumber belajar baik cetak maupun noncetak yang dapat diunduh langsung oleh mahasiswa dalam melengkapi referensi belajar. C. Kompetensi Program Studi Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi
UTAMA
U1
U2
U3
RUMUSAN KOMPETENSI Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu & masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatifalternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya masyarakat
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
2
U4
Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern, maupun mutakhir
U5
Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D
PENDUKUNG
U6 P1
Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab profesional
P2
Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab
P3 P4
P5 L1 LAINNYA
Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan
L2
Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global dan dalam konteks kekinian Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun animasi audiovisual Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas profesional lingkup nasional maupun internasional
Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir Sumber: Dokumen Prodi Arsitektur, 2010 L3
D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 1. Tinjauan Matakuliah Matakuliah Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (TSPA 2) secara garis besar membahas tentang materi fungsi, memahami dan menata ruang (space) dan tempat (place) serta elemen-elemen pembentuk ruang yang dikaitkan dengan aspek fungsi, struktur sederhana dan kenyamanan ruang. Aktivitas jamak dan pertautan shape-space-place, melalui proses dari ‗dalam‘ ke ‗luar‘ (induktif), dari aktivitas jamak ke bentuk dan dari ‗dalam‘ ke ‗luar‘ (deduktif) sesuai konteks perancangan. Pada matakuliah ini mahasiswa diberikan dasar-dasar proses perencanaan & perancangan dalam menyusunan program ruang & tapak dengan pendekatan pembelajaran yang menerapkan strategi reproduktif-brainstorming (mengingat dan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
3
mengungkap pengalaman), kemudian tahap analitik-elaborasi (berfikir kritis) dan tahap spekulatif-konsolidasi (memberi peluang pada kemungkinan baru). Melalui pola studio, presentasi-diskusi, pemahaman teori, workshop, observasi, studi sumber cetak dan elektronik (IT), dll. Latihan studio berupa bangunan fungsi ganda, massa tunggal (antara lain fungsi hunian profesi & fungsi komersil), bangunan fungsi ganda, massa majemuk, (antara lain fungsi pendidikan prasekolah & pelayanan umum) dengan batas level 2 lantai. Dalam Kurikulum 2011, matakuliah TSPA 2 ditunjang beberapa matakuliah dasar perancangan, yaitu Teknik Presentasi & Komunikasi Arsitektur, Nirmana Ruang, Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (SKB 1), dan Teori & Studio Perancangan Arsitektur 1 (TSPA 1). Sehingga sebagai matakuliah wajib yang berjenjang, disyaratkan telah melulusi matakuliah: Teori & Studio Perancangan Arsitektur 1, dan Struktur & Konstruksi Bangunan 1. Sebagai mata rantai matakuliah perancangan, TSPA 2 mendukung matakuliah wajib di atasnya, yaitu TSPA 3 – TA, dan matakuliah pilihan berbasis desain. Dalam pelaksanaannya matakuliah ini lebih menekankan pada unsur kreativitas dan kemandirian dengan penekanan
pada
kemampuan
psikomotorik.
Metode
pembelajaran
yang
digunakan adalah kombinasi beberapa bentuk pembelajaran, yaitu kuliah tatap muka, eksplorasi literatur, studi lapangan, small group discussion, home group discussion, studio (gambar & maket model) dan presentasi. Porsi terbesar ditekankan kepada proses menggambar di studio. Keterlibatan mahasiswa pada proses pembelajaran matakuliah TSPA 2 dalam ranah kognitif = 10%, afektif = 20% dan psikomotorik = 70%. Matakuliah TSPA 2 wajib menggunakan keterampilan presentasi grafis arsitektur & sketsa (freehand). 2. Tujuan Matakuliah Setelah mengikuti matakuliah TSPA 2 ini diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan mengolahpikir dan mengolahrasa aspek-aspek ruang (spasial), estetika (aesthetic), bentuk (formal) arsitektur, kemampuan mengungkap gagasan secara verbal maupun non-verbal (grafis 2D & 3D, maket model) komposisi ruang arsitektonik, dari bangunan fungsi ganda-majemuk & massa tunggalmajemuk, serta mampu kritis & kreatif menjelajahi/eksplorasi, menemukan, menetapkan & mengembangkan suatu tema spesifik rancangan yang akan menjiwai karya arsitektur proyek masing-masing. Mampu mengungkapkan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
4
gagasan & berbagi informasi dengan anggota kelompok (vision-sharing, networking). Mampu bekerja sama, bertoleransi, serta saling menghargai dalam beradu argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam batasan
waktu
yang
telah
ditentukan
(group
decision
marking,
time
management). Setelah melulusi TSPA 2, diharapkan mahasiswa telah memiliki cukup
wawasan
&
kemandirian
untuk
memasuki
jenjang
pembelajaran
selanjutnya. 3. Kompetensi Matakuliah a. Kompetensi Utama Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan dengan menerapkan pengetahuan dasar Nirmana Ruang, Teori & Sejarah Perkembangan Arsitektur, Studio Perancangan Arsitektur 1, serta Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (U1). Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D, dengan menerapkan pengetahuan dasar Presentasi Grafis Arsitektur (U5). b. Kompetensi Pendukung Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan media presentasi manual (freehand-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D (P4)
.
c. Kompetensi Lain Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin, bertoleransi, serta saling-menghargai dalam beradu argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam batasan waktu yang telah ditentukan (group decision-making; time management) (L1). d. Kompetensi Sasaran Matakuliah Mampu memahami fungsi, aktivitas dan ruang, serta keterkaitan konteks perancangan. Mampu
menerapkan
metode
perancangan,
melalui
tahapan
perencanaan secara sistematis.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
5
Mampu merencanakan dan merancang bangunan dan lingkungan arsitektur pada skala dan kedalaman 2 fungsi domain (bangunan fungsi ganda, massa tunggal/majemuk, berlantai 1-2). e. Sasaran Belajar Program Perencanaan Kemampuan menerapkan pendekatan perencanaan dalam memenuhi karakter fungsi, kegiatan, ruang & tapak, mencakup: Kemampuan mengidentifikasi karakter fungsi & kegiatan Kemampuan menentukan jenis kegiatan & ruang yang dibutuhkan, serta besaran (kapasitas) ruang Kemampuan menentukan hubungan antar kegiatan, pola aktivitas, program ruang, serta tautan tapak dan rencana besaran tapak (atas dasar peraturan yang berlaku). Program Perancangan Kemampuan menerapkan pendekatan perancangan dalam memenuhi karakter fungsi, ruang, bentuk & tapak, mencakup: Rancangan pendekatan ruang & bentuk dasar denah 2D (denah); Rancangan pendekatan bentuk 3D (perspektif); Rancangan façade (tampak), dan racangan detail-detail pendukungnya. Rancangan pendekatan struktur & material (potongan). Rancangan pengolahan tapak & lingkungan (blok plan & site plan).
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
6
f. Tahap Pendekatan Pembelajaran
Tipe
Aktivitas
Karakteristik pertanyaan
Strategi
Tujuan
Tahap I (Reproduktif)
Tahap II (Analitik)
Tahap III (Spekulatif)
minggu ke 1-3
minggu 4-8
minggu 9-16
Berpikir kritis
Memberi peluang pada kemungkinan baru dan penjelasan
Mengingat & mengungkap pengalaman Menyimpulkan, menggambark anidentifkasi cara & informasi What?
Observasi, tugas mandiri, kuliah tatap muka, diskusi, studio, logbook. Perbaikan
Pertanyaan, menentukan & menggabungkan ide & informasi dalam argumen
Spekulasi hipotesa
Why? How? How valid? How important?
What if?
Observasi, tugas mandiri, kuliah tatap muka, teamwork studio, presentasi-diskusi, log-book.
Observasi, tugas mandiri, team-work studio, presentasidiskusi logbook.
Simpel, orisinil, penerapan materi dalam pola berbeda.
Kreatif, orisinil, sepenuhnya pendekatan & pengetahuan baru
Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
7
E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) Matakuliah: Teori & Studio Perancangan Arsitektur (212 D51 05) Mg SASARAN ke- PEMBELAJARAN 1
1
2
2
MATERI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN
3
4
5
- Kuliah tatap muka - Latihan studio: Menyusun komposisi ruang & bentuk (2D & 3D)
- Kreativitas penyusunan komposisi/altern atif komposisi (0,5%) - Penerapan prinsip komposisi (1%) - Teknik presentasi grafis (0,5%)
- Kuliah tatap muka - Presentasi & diskusi - Latihan studio: Menyusun laporan, garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)
- Kelengkapan & kesesuaian data (0,5%)
- Memahami tujuan, strategi & pokok materi pembela-jaran - Mampu memahami fungsi, ruang & bentuk arsitektur - Mampu menyusun komposisi ruang
- Pengantar matakuliah
- Mampu memahami proses perencanaan & perancangan arsitektur - Mampu menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda
- Perencanaan & perancangan arsitektur 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Proses 4. Tata Cara
- Fungsi, Ruang & Bentuk Arsitektur 1. Pengertian 2. Jenis & Karakter 3. Persyaratan
BOBOT NILAI (%) 6
2
- Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan (1%) - Ketuntasan materi (0,5%)
3
- Keaktifan dalam diskusi (0,5%) - Presentasi & pemahaman materi (0,5%)
3
- Mampu memahami & menentukan metoda yang tepat bagi suatu Proyek Perancangan sesuai dengan karakteristik dan jenisnya.
- Metode Perancangan 1. Metode Lama (Tradisional) 2. Metode Baru: 3. Desainer sebagai: Black Boxes,Glass Boxes, Self Organizing
- Kuliah tatap muka - Kajian pustaka - Diskusi kelompok - Latihan studio: menyusun skema proses perancangan dengan metode
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
- Kelengkapan variabel data (1%) - Kesesuaian strategi yang digunakan (1,5%)
5
- Kejelasan hirarki
8
Mg SASARAN ke- PEMBELAJARAN - Mampu menyusun skema proses perancangan dengan metode In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi) - Mampu menyusun program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal dengan berbagai pendekatan
MATERI PEMBELAJARAN System. 4. Metoda Perancangan in-action.
- Programming Arsitektur 1. Pengertian 2. Proses - Programming dengan pendekatan: 1. Ruang 2. Bentuk 3. Struktur 4. Tapak
4
5
- Mampu mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa tunggal
Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai) 1. Merancang denah 2. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan
STRATEGI PEMBELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN
In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)
& sistematika skema (1,5%) - Kreativitas penyusunan skema (1%)
- Kuliah tatap - Kesesuaian muka antara - Kajian pustaka fungsi~tema~jud - Diskusi ul (1%) kelompok - Latihan studio/ - Kejelasan kelompok: ekspresi tematis Menyusun dalam konsep program arsitektur rencana fungsi hunian profesi (fungsional, (Collaborative spasial, formal) Learning) (2%) Program ruang bangunan - Kejelasan narasi fungsi ganda, dan ilustrasi massa tunggal, grafis (1%) 1 lantai berdasarkan: - Kerjasama 1. fungsi & kelompok; kegiatan Kontribusi 2. pelaku keaktifan dlm kegiatan 3. kebutuhan diskusi kelas ruang (1%) 4. besaran ruang 5. hubungan ruang - Latihan studio: - Kesesuaian Gambar rancaantara ngan fungsi fungsi~tema~judu hunian profesi: l (1%) Denah, tampak & potongan - Kejelasan arsitektural ekspresi tematis (1:100) (Problem Based dalam konsep arsitektur Learning) - Latihan mandiri: (fungsional,
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
BOBOT NILAI (%)
5
5
9
Mg SASARAN ke- PEMBELAJARAN - Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda secara verbal & nonverbal
MATERI PEMBELAJARAN bangunan
STRATEGI PEMBELAJARAN Perspektif
KRITERIA PENILAIAN
BOBOT NILAI (%)
spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
Mampu menyusun alur konsep perancangan arsitektur bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai
6
7
Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai) Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: - Batasan Perancangan - Tapak - Fungsi & Kegiatan - Tata Ruang - Bentuk & Tampilan Bangunan
- Mampu mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan
Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai) 1. Merancang denah bangunan 2. Mengembangkan
- Kajian pustaka - Diskusi kelompok (Collaborative Learning) - Latihan studio: Menyusun konsep fungsi komersial (Collaborative Learning) - Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Tata Ruang 2. Bentuk & Tam-pilan Bangunan
- Kesesuaian antara fungsi~tema~jud ul (1%) - Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
5
- Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
- Latihan studio: Gambar rancangan fungsi komersil: Denah, tampak, potongan arsitektural (1:100) &
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
- Ketuntasan ungkapan gagasan (1%) - Kelengkapan gambar (1,5%) - Ketepatan teknik menggambar (2%) - Kebersihan
5
10
Mg SASARAN ke- PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN
fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai
denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan
perspektif (Problem Based Learning) - Latihan mandiri: Maket model - Diskusi
gambar (0,5%)
8
Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai secara verbal & non-verbal
Ujian Tengah Semester (UTS)
Mampu menyusun alur konsep perancangan arsitektur bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai
Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai)
9
10
Presentasi hasil desain bangunan bermassa sederhana (konsep, gambar rancangan, maket model)
Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: - Batasan Perancangan - Tapak - Fungsi & Kegiatan - Tata Ruang - Komposisi Massa (horisontal) - Bentuk & Tampilan Bangunan - Struktur
- Mampu
Perancangan
Display & presentasi: Fungsi komersil (Collaborative Learning)
- Kejelasan ide & inovasi desain (4%) - Sistematika pemaparan(3%) - Kelengkapan materi presentasi; gambar & maket model (3%)
- Kajian pustaka - Diskusi kelompok (Collaborative Learning) - Latihan studio: Menyusun konsep fungsi pendidikan prasekolah (Collaborative Learning) - Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Komposisi massa 2. Bentuk & Tam-pilan Bangunan 3. Struktur
- Kesesuaian antara fungsi~tema~judu l (1%)
- Latihan studio:
a. Tugas kelompok: Blok Plan (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
- Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%)
BOBOT NILAI (%)
10
5
- Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%) - Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
10
11
Mg SASARAN ke- PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
11
Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai)
Gambar b. Tugas Individu rancangan (8%) fungsi - Ketuntasan pendidikan ungkapan pra-sekolah: gagasan (2%) Denah, tampak, - Kelengkapan potongan & gambar (2%) siteplan (1:100) - Ketepatan teknik (Problem Based menggambar Learning) (2%) - Latihan mandiri: - Kebersihan gambar (1%) Perspektif - Maket model - Diskusi (1%) - Display & c. Presentasi presentasi kelompok (1%) (Collaborative Learning)
mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai - Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda secara verbal & nonverbal Mampu menyusun alur konsep perancangan arsitektur bangunan fungsi ganda massa majemuk, 2 lantai
12
13
1. Merancang denah bangunan 2. Mengembangkan denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan 3. Merancang & mengolah tapak 4. Presentasi hasil desain (konsep, gambar rancangan, maket model) Perancangan Arsitektur (bangunan fungsi ganda massa majemuk, 2 lantai) Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: - Batasan Perancangan - Tapak - Fungsi & Kegiatan - Tata Ruang - Komposisi Massa (vertikal & horizontal) - Bentuk & Tampilan Bangunan - Struktur
- Mampu
Perancangan
KRITERIA PENILAIAN
- Kajian pustaka - Diskusi kelompok (Collaborative Learning) - Latihan studio: Menyusun konsep fungsi pelayanan umum (Collaborative Learning) - Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Komposisi massa 2. Bentuk & Tam-pilan Bangunan 3. Struktur
- Kesesuaian antara fungsi~tema~jud ul (1%)
- Latihan studio:
a. Tugas kelompok: Blok Plan (2%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
BOBOT NILAI (%)
- Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%) - Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
5
- Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
15
12
Mg SASARAN ke- PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
KRITERIA PENILAIAN
14
Arsitektur (bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai)
Gambar rancangan fungsi pelayanan umum: Denah, tampak, potongan (1:100), siteplan (1:200), detail arsitektur (1:50) & perpektif (Problem Based Learning) - Latihan mandiri: Maket model
b. Tugas Individu (13%) - Ketuntasan ungkapan gagasan (3%) - Kelengkapan gambar (4%) - Ketepatan teknik menggambar (3%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (2%)
mentransformas i konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai
1. Merancang denah bangunan 2. Mengembangkan denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan 3. Merancang & mengolah tapak
15
Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai secara verbal & nonverbal
Presentasi hasil desain bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai (konsep, gambar rancangan, maket model)
- Diskusi kelas (home group discussion) - Display dan presentasi fungsi pelayanan umum (Collaborative Learning)
- Kemampuan presentasi (2%) - Kelengkapan materi display (3%)
Ujian Akhir Semester (UAS)
- Latihan studio (Problem Based Learning)
16
Mampu mengungkapkan ide, gagasan dan konsep dalam gambar rancangan arsitektur
- Konsep perancangan (5%) - Disain (5%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
BOBOT NILAI (%)
5
20
13
F. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan bagi mahasiswa a. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya
mahasiswa telah
membaca modul ajar ini dan memperkaya dengan sumber acuan lain yang terkait di tiap sesi perkuliahan. b. Untuk memudahkan pemahaman materi bacalah terlebih dahulu halaman penyekat, terutama pada; sasaran pembelajaran, deskripsi singkat, bahan bacaan, dan pertanyaan kunci. c. Di tiap sesi perkuliahan akan diberikan tugas studio setelah paparan materi dan penjelasan tugas. d. Disamping tugas studio, peserta matakuliah juga mengerjakan tugas mandiri yang diberikan di akhir pertemuan sesuai petunjuk pelaksanaan. e. Kegiatan perkuliahan akan diisi dengan proses bimbingan di tiap sesi pertemuan. 2. Penjelasan peran fasilitator/dosen a. Sebelum memberikan perkuliahan, fasilitator/dosen dianjurkan untuk mempersiapkan materi berupa softcopy (powerpoint), atau materi berupa contoh gambar/visualisasi, sketsa desain yang dapat memudahkan pemahaman mahasiswa. b. Fasilitator/dosen dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal perkuliahan untuk memberikan bimbingan dalam pengerjaan tugas studio & tugas mandiri. c. Pelaksanaan sesi perkuliahan sebaiknya dikoordinasi dengan baik bersama tim Pengampu matakuliah.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
14
BAB II PEMBELAJARAN MATERI MATAKULIAH TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2)
1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur
2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur
3. Metode Perancangan Arsitektur
4. Pemrogra man Arsitektur
5. Disain Arsitektur
Gambar 4. Materi Matakuliah TSPA 2
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
15
ORGANISASI MATERI MATAKULIAH TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2) STAGE I PROBLEM HUNTING & THEMATIC EXPLORATION 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur
●
Eksplorasi fungsi, ruang, bentuk, & tapak melalui: identifikasi karakter kegiatan, kebutuhan ruang, & aspek bangunan. Identifikasi peluang & hambatan, dan pengusulan beberapa alternatif solusi masalah
STAGE II CONCEPTUAL DESIGN: PROGRAMMING (Analysis) 2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur 3. Metode Perancangan Arsitektur 4. Pemrograman Arsitektur
STAGE III SCHEMATIC DESIGN 5. Disain Arsitektur
Analisis konsep: program ruang, bentuk Arsitektural & analisis tapak melalui sketsasketsa gagasan verbal dan visual secara freehand.
Sintesis konsep:ruang, bentuk, Arsitektural, & tapak. Penyelesaian Akhir menjadi Rancangan Skematis (Schematic Design)
Penjelajahan/eksplorasi, tema spesifik rancangan
GAMBAR PERANCANGAN ARSITEKTUR
Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
16
Sesi Perkuliahan ke : 1 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan makna & karakteristik fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur 2. Menjelaskan kaitan fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur
II. Topik Kajian/Bahasan: “FUNGSI, RUANG, DAN BENTUK ARSITEKTUR”
III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari makna & karakter: fungsi, ruang dan bentuk arsitektur, serta keterkaitannya.
IV. Bahan Bacaan Utama 1. Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley & Sons, Inc. 2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 3. Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur, Jakarta: Djambatan.
V. Bahan Bacaan Pendukung 1. Frick, Heinz (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi dala m Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius. 2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu.
VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. 2. 3.
Jelaskan makna fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur Jelaskan karakteristik fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur Jelaskan kaitan fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
17
MODUL 1 FUNGSI, RUANG & BENTUK ARSITEKTUR A. Fungsi dalam Arsitektur Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan, fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi timbul sebagai akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan hidup. Fungsi dalam arsitektur menurut Geoffrey Broadbent memiliki enam peranan yang disebut sebagai ―Multifungsionalitas Arsitektur‖, yaitu: Environmental Filter. Bangunan dapat mengontrol iklim, berperan sebagai filter antara lingkungan luar dan dalam bangunan. Container of Activities. Bangunan sebagai wadah kegiatan yang menempatkannya pada tempat yang khusus & tertentu. Capital Investment. Bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak, dan menjadi sumber investasi. Symbolic Function. Bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik. Behaviour
Modifier.
Bangunan
dapat
merubah
perilaku/kebiasaan
pengguna, sesuai suasana ruang. Aesthetic Function. Bangunan memiliki nilai visual yang indah sesuai dengan imajinasi arsiteknya. 1. Makna Fungsi dalam Arsitektur Makna fungsi dalam bentuk arsitektur atau Fungsionalisme Bentuk dikenal dengan “Form Follow Function”, memiliki karakter:
Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi
Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya
Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia
Bentuk berasal dari keinginan pemakai
Dalam fungsionalisme struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari aspek lain, dikenal dengan “Form Follow Structure”, memiliki karakter:
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
18
Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi dan bahan bangunan
Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas dan wajar tanpa disembunyikan
Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya sendiri
Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta peralatan bangunan secara
Fungsionalisme ekspresi, dengan ciri:
Memperlihatkan guna dan struktur secara bersama-sama dalam arsitektur
Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di dalamnya
Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi
Fungsionalisme geometris mencoba mengabaikan guna dan memusatkan perhatian pada cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual atau dikenal dengan ―Function Follow Form”, dengan ciri:
Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan guna, tetapi akibat penyesuaian bentuk geometris itu sendiri
Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen
Nilai estetis diperoleh dari pengolahan elemen geometri
Dalam Fungsionalisme Organis karya arsitektur tidak hanya fungsional tetapi juga organis (bentuk sebagai suatu proses kehidupan yang alamiah) dimana Bentuk dan Fungsi Identik, dengan ciri:
Karya arsitektur berwawasan lingkungan
Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian gagasan dari mahluk hidup
Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan bentuk, sehingga bentuk adalah fungsi dari keseluruhan
Fungsionalisme ekonomis, dengan ciri:
Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur
Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis
Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
19
Fungsionalisme cultural, penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan manusia secara sentral atau “Form Follow Culture”, dengan ciri:
Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial budaya pemakai
Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan nafsu serta cita-cita
2. Karakteristik Fungsi
Fungsi adalah proses, dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur fungsi juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur pemakai/pengguna, pemilihan komponen bangunan, penyusunan ruang, pengolahan bentuk dan proses penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap aspek.
Fungsi adalah tujuan, karena fungsi adalah proses, maka akan mengarah pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan.
Fungsi adalah keseluruhan, fungsi mengacu pada keseluruhan/ totalitas karya Arsitektur
Fungsi adalah perilaku, dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi oleh kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap tahapan prosesnya
Fungsi adalah hubungan, sebagai suatu sistem, maka fungsi berada dalam keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya
3. Fungsi Bangunan Fungsi bangunan adalah cara bangunan melayani pemakainya dalam suatu kegiatan yang mengandung proses. Fungsi bangunan berarti untuk apa bangunan digunakan. Kelompok fungsi bangunan terbagi atas: bangunan hunian, tempat kerja, hiburan & ibadah.
Kelompok bangungan wisma, fungsi bangunan untuk rumah tinggal.
Kelompok bangungan karya, fungsi bangunan untuk tempat bekerja, seperti kantor, industri, pasar.
Kelompok bangungan suka, Fungsi bangunan untuk tempat hiburan, seperti bioskop, restoran, pertokoan, tempat bermain.
Kelompok bangungan tempat ibadah, Fungsi bangunan untuk tempat beribadah, seperti mesjid, gereja, vihara.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
20
Cara membuat bangunan fungsional: Perancang merasakan/mengalami langsung proses yang terjadi dalam sebuah bangunan, mencakup: jenis kegiatan, jenis ruang, persyaratan ruang (fisik & psikis). Memahami rangkaian kegiatan/urut-urutan kegiatan awal-akhir, mencakup: sirkulasi kegiatan pemakai ruang. Pengelompokan
ruang
&
penyusunan
organisasi
ruang
(diagram
hubungan), mencakup: hubungan antar ruang & pola hubungan ruang. 4. Fungsi Ruang Sebuah bangunan terdiri dari bermacam ruang yang mempunyai fungsi berbeda. Fungsi ruang dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu: ruang publik, ruang, privat, ruang sirkulasi, ruang servis Ruang Publik Syarat fisik:
Mudah dicapai & dimasuki.
Mudah keluar (syarat keamanan).
Jalan masuk & keluar dihubungkan dengan ruang terbuka di luar bangunan.
Fleksibilitas ruang untuk perubahan fungsi.
Syarat psikis:
Ventilasi & penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang.
View, hubungan antara interior & eksterior
Ruang Privat, adalah ruang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, dengan flowing interior space terbatas. Misalnya:
Ruang membaca, menulis, belajar & meneliti.
Ruang wawancara & pertemuan.
Ruang tidur & istirahat.
Ruang Servis, ruang yang ada pada bangunan karena kebutuhannya yang vital sebagai bagian penting dalam pengoperasian bangunan, umumnya diletakkan bukan pada tempat utama. Ruang Sirkulasi adalah jalan perlintasan dari luar bangunan ke dalam bangunan/sebaliknya & dari satu ruang ke ruang lain (secara vertikal maupun horisontal). Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
21
Syarat khusus sirkulasi:
Urut-urutan yang logis (dalam ukuran ruang, bentuk & arah).
Pencapaian yang mudah & langsung.
Memberikan gerak yang logis & pengalaman visual yang baik.
Syarat umum sirkulasi: Langsung, Aman, cukup cahaya & urutan yang logis.
B. Ruang dalam Arsitektur 1. Pengertian Ruang Ruang selalu melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang kita bergerak melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin, mencium bau semerbak bunga yang mekar di tanam. Bentuk visual ruang, dimensi dan skalanya, kualitas cahayanya semua tergantung persepsi kita akan batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya. Jika ruang telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk, dan diorganisir oleh unsur-unsur massa, maka arsitektur menjadi kenyataan. Beberapa pengertian ruang: Plato: Ruang adalah sesuatu yang nyata, dilihat dan diraba. Menjadi teraba karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Aristoteles: Ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. Faraday dan Maxwell: Ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis. Albert Einstein: Ruang itu mempunyai medan nyata, dan bukan suatu ruang yang kosong. Rudolf Amheim: Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan yang terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang.
Generasi kedua setelah Plato, Aristoteles mengemukakan sebuah konsep baru mengenai ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada. Aristoteles mencoba mengemukakan tempat (topos), dengan memberi lima karakteristik ruang, yaitu : Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
22
Tempat melingkungi objek yang ada padanya.
Tempat bukan bagian dari yang dilingkunginya.
Tempat dari sesuatu objek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari objek tersebut.
Tempat dapat ditinggalkan oleh objek, serta dapat dipisahkan pula dari objek itu.
Tempat selalu mengikuti objek, meskipun objek terus berpindah sampai berhenti pada posisinya. Ruang dibentuk dan dirangkai oleh unsur-unsur geometris titik, garis,
bidang dan volume. Dalam membentuk ruang interior dan ruang luar,dindingdinding menentukan karakter masing-masing ruang.ruang tersebut mungkin tabal dan berat dan mengekspresikan perbedaan yang tegas antara lingkungan interior yang tertata dan ruang luar tersebut dipisahkan. Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan dipahami terdiri atas:
Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu.
Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan.
Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume.
2. Persyaratan Fisik Ruang Setiap ruang menuntut syarat yang penting untuk dipenuhi. Terbagi atas syarat fisik dan syarat psikis. Syarat fisik umumnya lebih mudah dipenuhi karena lebih mudah dalam penentuan elemen-elemennya. Syarat fisik meliputi:
Ukuran luas & tinggi ruang dalam memenuhi kegiatan.
Ruang gerak perorangan, kelompok & standar minimum statis gerak.
Luas ruang untuk perlengkapan tiap unit kebutuhan.
Sirkulasi & hubungan ruang
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
23
Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)
Gambar 7. Hubungan ruang (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989) Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
24
Pola organisasi ruang
Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait, ruang bersebelahan, dan ruang perantara sebagai penghubung (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)
Kemudahan pemeliharaan & perlengkapan mekanis.
Persyaratan psikis, yaitu syarat suasana/kesan ruang yang harus diciptakan menurut kebutuhan fungsi.
Penerangan
Ventilasi
Akustik
View
Bentuk ruang, garis, bidang
Warna
C. Bentuk 1. Pengertian Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk (form). Bentuk bagi vitivurus, bila dikaitkan dengan fungsi/utilitas merupakan gabungan antara firmitas (thecnic) dengan venustas (beauty/delight). Obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (sha). Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk.
Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
25
Ciri-ciri visual bentuk pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan bagaimana cara kita memandangnnya. Bentuk dapat dikenali karena memiliki ciri-ciri visual yaitu :
Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk
Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensidimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh perbandingan
ukuran
relatifnya
terhadap
bentuk-bentuk
lain
di
sekelilingnya.
Warna: corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada bentuk.
Tekstur: adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan benda tersebut.
Posisi: adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual.
Orientasi: adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
Inersia visual: adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.
2. Jenis dan Karakter Bentuk Bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 Dimensi (trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis dan lainnya. Bentuk dapat dibagi atas:
Bentuk Dasar 2 Dimensi dan Variasinya
Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segi 3 sampai segi tidak terhingga atau lingkaran. Pada beberapa buku, bentuk yang beraturan dan dapat diukur biasa
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
26
disebut sebagai bentuk geometri dan bentuk yang tidak beraturan serta sukar diukur disebut bentuk non geometri.
B A
C
D
Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, B. Bentuk beraturan di dalam komposisi yang tidak beraturan, C. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, D. Bentuk tidak beraturan di dalam tapak beraturan Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)
Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya
Untuk mendapatkan macam-macam bentuk 3 Dimensi yang lebih lengkap dapat menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive) di 3D Studio Max. Variasi dari bentuk 3D adalah: bentuk beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular).
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
27
Gambar 11. Bentuk 3D solid Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)
Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
28
Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan
Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan Bahwa bentuk–bentuk geometri yang hadir sekarang sebenarnya adalah sebuah hasil manipulasi dari bentuk–bentuk geometri yang mendasar, misalkan bentuk persegi, lingkaran, dan segitiga. Dari bentuk–bentuk dasar tersebut geometri yang baru dapat tercipta dengan menggunakan konsep-konsep tertentu (transformasi bentuk, metafora bentuk, dll), sehingga memungkinkan terjadinya perubahan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
29
Gambar 14. Teknik transformasi bentuk
Gambar 15. Metafora bentuk Bagian–bagian dari sebuah bangunan yang dapat dijadikan sebagai perwujudan dari bentuk geometri adalah:
Bentukan dasar dari denah – denah karya arsitektur.
Bentukan tampak dari sebuah karya arsitektur.
Warna dari sebuah karya arsitektur.
Permainan tekstur sebagai unsur eksterior sebuah karya arsitektur.
Dimensi interior sebuah ruangan.
Pengolahan grid dan sistim struktural pada facade bangunan.
Irama dan dimensi dari pembukaan yang terdapat pada bangunan.
3. Ekspresi Bentuk Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984 ). Oleh karena itu setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi
yang
dimunculkan
oleh
subyek
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
juga
akan
berbeda-beda. 30
Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip. Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni :
Fungsi. Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya desain rumah tinggal profesi pelukis, dengan menitik beratkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk rumah yang dapat mewadahi aktivitas dan karakter pengguna sebagai seorang seniman lukis.
Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang eksptesif pula.
Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya.
Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya Sumber: Frick, Heinz (1998)
D. Kaitan Fungsi, Ruang & Bentuk Ruang dan bentuk tidak dapat dilihat secara parsial (bagian-bagian) akan tetapi merupakan satu-kesatuan yang utuh, demikian pula fungsi harus dilihat sebagai kesatuan fungsi, sehingga tiap bagian bentuk harus dapat saling mendukung untuk dapat mencapai bentuk kesatuan yang fungsional.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
31
Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk (Sumber: Sutedjo, Suwondo B., 1985)
Demikian pula sebaliknya kaitan antara ruang & bentuk terhadap fungsi, perwujudan ruang & bentuk harus dapat merepresentasikan karakter fungsi kegiatan yang berlangsung pada wadah, misalnya: fungsi ibadah diwujudkan dalam karakter ruang dan bentuk yang sakral/profan, fungsi rekreasi diwujudkan dalam karakter ruang dan bentuk yang dinamis dan non-formal.
Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi Untuk dapat melihat utuh struktur visual dari ruang dan bentuk, tiap elemen dapat diorganisasikan dalam bentuk positif (sebagai obyek) dan bentuk negatif (sebagai latar). Dimana antara elemen obyek dan latar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesatuan yang terbentuk dari dua hal yang berbeda tersebut (positif dan negatif) seperti halnya keterkaitan antara ruang dan bentuk. Bentuk melingkupi ruang, sedangkan ruang merupakan kekosongan di dalamnya.
Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
32
Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)
Gambar 21. Space & Form (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
33
E. Rangkuman Fungsi dalam arsitektur secara umum adalah pemenuhan terhadap aktivitas manusia, sedangkan ruang dan bentuk bangunan yang fungsional adalah pemenuhan terhadap kebutuhan pengguna secara tepat tanpa ada unsur yang tidak berguna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi adalah kriteria utama dalam setiap perancangan ruang & bentuk, dan fungsi adalah cara untuk memenuhi kebutuhan. F. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-1)
1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja Studio) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun komposisi 2D & 3D 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : ruang & bentuk (2D & 3D) b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Sketsa komposisi 2D & 3D, dengan materi (bentuk geometri) yang ditentukan & jumlah bebas. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di studio. Tiap individu bebas menggunakan materi/bahan yang ada untuk eksplorasi komposisi. c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan individu, teknik presentasi grafis freehand: pensil 2B, pensil warna, pena, dll. Menggunakan kertas A3. Eksplorasi komposisi dengan materi/bahan yang dimiliki Eksplorasi komposisi dengan menerapkan materi yang diberikan d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Sketsa alternatif komposisi (jumlah bebas)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
34
4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 2%): Kreativitas penyusunan komposisi/alternatif komposisi (0,5%) Penerapan prinsip komposisi (1%) Teknik presentasi grafis (0,5%)
Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D Komposisi 2 Dimensi
Materi
Alternatif
Alternatif
Alternatif
I
II
III
Alt. I
Dinamis
Alt. II
Formal
Alt. III
Komposisi 3 Dimensi
Karakter
Ritmis
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
35
Sesi Perkuliahan ke : 2 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur 2. Menguraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur 3. Menjelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur
II. Topik Kajian/Bahasan: “PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR” III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, tujuan, proses, dan tatacara perencanaan & perancangan arsitektur.
IV. Bahan Bacaan Utama 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. 2. Leupen, Bernard, etc. (1997), Design & Analysis, New York: Van Nostrand Reinhold. 3. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 4. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John Willey & Sons, Inc.
V. Bahan Bacaan Pendukung 3. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu. 4. Petruccioli, Attilio (1998) Typological Process & Design Theory, Seminar Proceeding, Series 1, Vol. 1, Cambridge: Aga Khan Program for Islamic Architecture.
VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan pengertian & tujuan perencanaan & perancangan arsitektur 2. Uraikan proses perencanaan & perancangan arsitektur 3. Jelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
36
MODUL 2 PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR A. Dasar-Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 1. Pengertian a. Perencanaan Perencanaan adalah proses yang mencakup: pendefinisian sasaran, menetapkan strategi yang menyeluruh untuk mencapai sasaran, menyusun serangkaian
rencana
yang
menyeluruh
untuk
mengintegrasikan
dan
mengkoordinasikan pekerjaan organisasi. Merencana dalam arsitektur berkaitan dengan
penggunaan
diagram
untuk
mengembangkan
hubungan
antara
kebutuhan-kebutuhan. Merencana juga merupakan upaya menyatakan masalah umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah masalah standar yang lebih kecil yang telah diketahui pemecahannya atau yang mudah dipecahkan. Perencanaan (Planning), dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William A. Shrode, 1974). Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan yang tepat di masa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik (Paul Davidov, 1982). Perencanaan berdasarkan metode, terbagi atas: Top Down Planning (disusun secara menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat yang lebih rendah), dan Bottom Up Planning (disusun mulai dari bawah kemudian dirangkum dalam tingkat tertentu). b. Perancangan Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk mengembangkan ruang dan bentuk. Perancangan adalah aktivitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang belum ada sebelumnya atau mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Perancangan meliputi fungsi-fungsi: mengidentifikasi masalah, menggunakan metode-metode dan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
37
melakukan sintesa. Perancangan merupakan proses tiga bagian: keadaan semula, proses transformasi, dan keadaan kemudian. Perancangan dalam konteks arsitektur adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang telah ada menjadi lebih baik. Sedangkan dasar-dasar perencanaan adalah membuat sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Perancangan dapat dianggap sebagai suatu keadaan masa depan yang dibayangkan. Komponenkomponen ini juga menetapkan fungsi perancang arsitektur, mengidentifikasikan metode-metode untuk mencapai pemecahan dan melaksanakan pemecahan ini adalah
melakukan
pemrograman,
membuat
rancangan
bangunan
dan
melaksanakan rencana. Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalahmasalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan
masalah.
Dengan
kata
lain
perancangan
adalah
kegiatan
pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade, 1997). Fungsi Ruang PROGRAM RUANG
Lokasi Ruang Wujud Ruang Batasan Ruang
PERANCANGAN ARSITEKTUR
VISUAL RUANG Urutan Ruang
Persyaratan Ruang STRUKTUR RUANG Tata Ruang
Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur Teori Arsitektur merupakan perangkat aturan (norma) yang memandu arsitek dalam membuat keputusan untuk menterjemahkan suatu informasi ke dalam disain. Teori dalam Arsitektur digunakan untuk mencari apa yang harus dicapai dalam arsitektur & bagaimana cara merancang yang baik. Hasil disain bukan sesuatu yang absolut tetapi fenomenal & sangat dipengaruhi oleh referensi, gaya kognitif, paradigma berpikir dari perancang. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
38
Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif c. Kaitan Perencanaan & Perancangan Perancangan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. Perencanaan merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur. Perencanaan dan perancangan merupakan proses untuk membentuk lingkungan binaan. Perencanaan dapat dibagi berdasarkan dimensi waktu, yaitu: jangka pendek, jangka
menengah,
perancangan.
dan
jangka
Hubungan
waktu
panjang,
yang
pelaksanaan
terkait antara
dengan
kegiatan
perencanaan
dan
perancangan dapat digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Perancangan
Perencanaan Perancangan
Perencanaan Perancangan
Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
39
2. Tujuan Tujuan membuat perencanaan adalah memberi arah, mengurangi dampak perubahan, meminimalkan pemborosan dan kegiatan rangkap, menjadi standar yang digunakan dalam pengendalian. Perancangan adalah proses merumuskan masalah menjadi solusi wujud fisik. Merancang merupakan upaya sistematik untuk menafsirkan, menjawab kebutuhan & permasalahan sesuai data-data tersedia dengan hasil berupa wujud fisik (problem solving). Tujuan proses perancangan adalah mengembangkan suatu hirarki yang layak dari pandangan-pandangan antara persyaratan dan pemecahan fisik.
Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur Sumber: Idham, Noor Cholis (2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
40
Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan
3. Proses Perancangan Serangkaian kegiatan/tindakan untuk menemukan wujud fisik yang sesuai & pemecahan masalah yang berorientasi pada tujuan pengadaan wadah. Terdiri dari beberapa tahap: pencarian data, identifkasi masalah, penentuan konsep hingga rancangan akhir. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan
setiap
perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode
dalam proses
perancangan, disebabkan: semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan terbaik. Pada dasarnya desain arsitektur dapat dianggap sebagai proses tiga bagian yang terdiri dari (1) keadaan mula, (2) metode atau proses transformasi, dan (3) keadaan masa depan yang dibayangkan. Bahasa yang lazim digunakan dalam proses ini adalah bahasa gambar, baik gambar secara konvensional maupun dengan komputer. Menurut J.W. Wade (1997) perancangan meliputi proses :
Pemrograman, untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan dan perhatian klien.
Perencanaan, untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah standar yang mudah dipecahkan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
41
Perancangan, mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul wujud bangunan.
Gambar 26. Proses Perancangan
Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi kegiatan-kegiatan (William L. Lassey, 1977): b. Mengidentifikasi.
Menentukan
komponen-komponen
yang
menunjang
terhadap objek, yang merupakan kompleksitas fakta-fakta yang memiliki kontribusi terhadap kesatuan pembangunan. c. Mengadakan studi. Mencari hubungan-hubungan dari faktor-faktor terkait, yang memiliki pengaruh spesifik. d. Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin faktor-faktor yang dominan dengan memperhatikan kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang memberikan perubahan terhadap faktor lain. e. Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana suatu faktor akan berubah sehingga mencapai keadaan lebih baik di masa depan. f. Melakukan Tindakan. Berdasarkan prediksi di atas, melakukan tindakan terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
42
Proses Perancangan lima-langkah, terbagi dalam tahap: a. Permulaan/menentukan tujuan. Meliputi pengenalan dan batasan masalah yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalahmasalah umum dan hal-hal yang ingin dicapai klien dan mengapa. b. Persiapan/mengumpulkan fakta. Langkah kedua proses perancangan meliputi pengumpulan data secara sistemtis dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dibenahi dan digunakan untuk menggambarkan kondisi tapak yang akan ada, termasuk aspek fisik, legal, klimat, dan estetik. c. Pengajuan usul/eksplorasi konsep. Langkah ketiga adalah membuat gagasan untuk mengajukan usul ―bangunan‖. Gagasan-gagasan itu datang setiap waktu dalam proses desain dari pertemuan pertama sampai akhir dari seorang klien. Perlunya perbedaan antara konsep-konsep pragmatik dan konsep desain. Konsep pragmatik berhubungan dengan masalah perilaku, sedangkan konsep desain berhubungan dengan masalah arsitektur. Mulai langkah persiapan dan pengajual usul disebut juga tahap ―programming‖ atau pemrograman. d. Evaluasi/memastikan kebutuhan. Evaluasi usul-usul yang dilakukan oleh arsitek meliputi perbandingan, pemecahan rancangan dengan tujuan dan kriteria
yang
dikembangkan
dalam
tahapan
pemrograman
dengan
pertimbangan, antara lain: Kebutuhan ruang Kualitas konstruksi Budget ruang Waktu e. Tindakan. Pada tahap ini proses perancangan meliputi kegiatan terkait persiapan dan pelaksanaan proyek, antara lain persiapan dokumendokumen konstruksi (gambar kerja dan spesifikasi bangunan) dan sebagai perantara antara kontraktor dan pemilik.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
43
Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah, i: input, p: proses, e: evaluasi (Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998)
Proses perancangan dalam praktek profesi, mencakup:
Rancangan skematik; Citra umum bangunan, ukuran, sirkulasi
Pengembangan rancangan; Uraian lebih rinci, denah, tampak, potongan
Dokumen konstruksi; Gambar kerja, spesifikasi, prosedur kerja
Penawaran / perundingan; Fasilitator perundingan
Tata laksana proyek; Supervisi, team leader
Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah, i: input, p: proses, e: evaluasi (Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
44
Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones & William Pena
4. Tata Cara Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun bangunan. Merupakan proses kreatif yang berarti mengembangkan fisik bentuk untuk tujuan mengakomodasi kebutuhan manusia dengan bentuk arsitektur yang mencakup penggunaan elemen material, dan membentuk ruang yang mewadahi aktivitas manusia. Proses desain arsitektur sangat kompleks dan menuntut pengalaman yang cukup, untuk dapat melakukannya dengan baik dibutuhkan latihan dalam sintesis, menyusun hubungan kompleks dari bagian yang berbeda untuk membentuk suatu kesatuan komposisi yang saling bergantung.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
45
Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur Proses desain melibatkan pemahaman dari masalah fungsional yang membutuhkan solusi fisik maupun non-fisik. Tanpa pemahaman masalah, tidak akan ada solusi yang memuaskan yang pernah terjadi. Semakin banyak yang diketahui tentang suatu masalah akan lebih baik solusi desain yang dihasilkan. Rumusan masalah yang sangat kompleks dari setiap elemen masalah itu sendiri, mungkin menjadi masalah yang rumit, dan menantang kemampuan desainer untuk dapat menanganinya. Dengan demikian, desainer harus mendapatkan masukan dan bekerjasama dengan tenaga teknis dari beberapa bidang khusus dalam satu tim kerja, dan mengasimilasi saran tersebut ke dalam desainnya. B. Rangkuman Perencanaan dan perancangan merupakan proses membentuk lingkungan binaan. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan setiap perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses perancangan, disebabkan tuntutan semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan yang terbaik.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
46
C. Latihan 1. Mana dari berikut ini yang bukan merupakan bagian dari metode pendekatan untuk merancang? A. Mencari solusi fisik B. Analisis Masalah C. Evaluasi proses D. Penentuan model pendekatan 2. Mana dari berikut ini adalah fungsi arsitektur? A. Memfasilitasi aktivitas manusia B. Ekspos hirarki tiap bagian C. Menetapkan hubungan antara ruang interior dan eksterior D. Untuk tujuan melayani E. Memanfaatkan teknologi yang tersedia 3. Proses desain arsitektur adalah..... A. Sintesis dari bagian-bagian yang membentuk satu-kesatuan komposisi B. Memberikan ide bentuk C. Koordinasi tim work D. Menetapkan tujuan, menganalisis data, perencanaan ruang, dan konsepsi bentuk E. A dan D benar
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
47
D. Tugas RANCANGAN TUGAS II PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-2)
5. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 6. TUJUAN TUGAS : Menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai 7. URAIAN TUGAS : e. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Survey data
primer
(lapangan),
& sekunder
(literatur)
telah
dilaksanakan & disiapkan sebelum perkuliahan berlangsung. Menyusun data-data yang telah dikumpulkan, dikerjakan dalam format komputer (Word & Power Point) Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di studio dan kerja mandiri (survey lapangan), Tiap kelompok mempersiapkan materi presentasi laporan untuk diskusi kelas (home group discussion) g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Eksplorasi fungsi dengan survey data primer & sekunder Mengumpulkan (tugas mandiri) dan menyusun (tugas studio) data-data terkait perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai. h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Laporan perancangan & bahan presentasi, berupa: aspek-aspek fungsi hunian profesi, jenis/karakteristik fungsi, persyaratan fisik & nonfisik fungsi, dll. 8. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 3%):
Kelengkapan & kesesuaian data (0,5%)
Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan (1%)
Ketuntasan materi (0,5%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
48
Keaktifan dalam diskusi (0,5%)
Presentasi & pemahaman materi (0,5%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
49
Sesi Perkuliahan ke : 3 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 4. Menguraikan jenis metode perancangan arsitektur 5. Menguraikan proses metode perancangan arsitektur 6. Menjelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur
II. Topik Kajian/Bahasan: “METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR”
III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari jenis & proses metode perancangan arsitektur, strategi dan pendekatan perancangan arsitektur.
IV. Bahan Bacaan Utama 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. 2. Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley & Sons, Inc 3. Ching, D.K. Francis (1996) Architecture: Form, Space & Order, London: John Wiley & Sons, Inc 4. White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming. London: John Wiley & Sons, Inc
V. Bahan Bacaan Pendukung 5. Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey, Publisher Co. 6. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 7. Wade, John W (1997), Architecture, Problems and Purposes, London: John Wiley.
VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Uraikan jenis metode perancangan arsitektur 2. Uraikan proses metode perancangan arsitektur 3. Jelaskan strategi & pendekatan perancangan arsitektur
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
50
MODUL 3 METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai sebuah produk atau sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, arsitektur merupakan obyek fisik dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia. Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dalam konteks metoda desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur.
A. Jenis Metode Perancangan Perencanaan dan perancangan yang berorientasi pada perencana lebih bersifat ―traditional planning‖, sedangkan yang berorientasi pada pemakai lebih bersifat “rasional planning‖. Metode dalam perancangan arsitektur dapat dibagi atas: 1. Metode Lama (Tradisional, Black-Box) Pada metode lama perancang umumnya adalah pengrajin yang sebagian besar tidak dapat menggambarkan karya-karya mereka. Mereka juga tidak dapat memberikan alasan yang jelas untuk keputusan-keputusan yang mereka ambil. Bentuk produk kerajinan dimodifikasi dari kegagalan dan keberhasilan dalam proses trial & error selama bertahun-tahun. Kelemahan dari proses ini, hanya mampu mengubah satu-hal pada suatu waktu, dan mengandalkan preseden reorganisasi lengkap dari bentuk secara keseluruhan. Dalam proses disain, bentuk produk itu sendiri tidak berubah, kecuali untuk memperbaiki kesalahan atau untuk memenuhi tuntutan baru. Sehingga arsitek dengan pola tradisional berproses secara: a. Desainer sebagai penyihir Output diatur oleh masukan Output dapat dipercepat, tetapi lebih acak Output relevan dengan masalah tergantung pada dirinya sendiri Tergantung pada kecerdasan mengontrol bentuk/struktur masalah Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
51
b. Desainer sebagai kotak hitam
Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
Dengan demikian Arsitektur sebagai produk, empu pencipta, ahli sulap, atau manusia setengah dewa, memiliki karakteristik:
Hasil proses kreatif tak terlihat, kotak gelap, tanpa kritik
Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu, dominan berdasarkan pengalaman, ilham, wangsit, atau mimpi, atau trial & error
Kapasitas produksi bergantung kepada ketersediaan waktu, mood, imajinasi.
Seringkali
ada
lompatan
pemahaman,
karena
persoalan
rumit
ditransformasikan menjadi hal yang terlalu sederhana. 2. Metode Baru (Rasional, Glass-Box) Menentukan dimensi rancangan sebelum pembuatan gambar, menyebabkan terpisahnya kegiatan produksi dan desain dengan orang yang berbeda. Sebaliknya menggambar sebelum kegiatan produksi memungkinkan adanya perencanaan. Merancang dengan gambar berskala memungkinkan adanya pembagian kerja antara perancang dan yang memproduksi, sehingga bermanfaat tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kerja. Bagaimana desainer tradisional mengatasi kompleksitas dengan keterbatasan:
jangka waktu yang lama untuk 'inkubasi'
Perubahan cara mengatur
Menghindari orisinalitas - kekakuan jiwa & keinginan-penuh untuk berfikir
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
52
Dalam hal apa masalah desain modern lebih rumit daripada yang tradisional?
Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
a. Desainer seperti kotak kaca, dengan karakteristik: tujuan, variabel dan kriteria yang ditetapkan dalam memajukan Analisis dapat dicapai, atau setidaknya sebelumnya telah berusaha mencari solusi, evaluasi sebagian besar dapat diungkapkan dan logis (sebagai penentangan terhadap eksperimental).
Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan arsitektur (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
b. Desainer seperti komputer, desainer sebagai sistem mengorganisir diri. Dengan demikian desainer adalah: 1. Yang melakukan pencarian desain yang cocok 2. Yang mengontrol dan mengevaluasi pola pencarian (kontrol strategi).
c. Arsitektur sebagai produk dari proses yang rasional, empiris, dengan karakteristik: Tujuan, variabel, dan kriteria ditentukan dengan matang. Analisis cukup lengkap, kalau perlu melalui pengujian sebelum kesimpulan ditemukan. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
53
Evaluasi bermakna dan logis, bukan coba-coba. Strategi ditentukan dengan matang, biasanya sekuensial; lintas paralel; kondisional; siklus ulang. Proses berfikir dan penelurusan masalah pada metode baru:
Metode eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)
Metode
penelitian
dan
penemuan
idea
desain
(Divergensi
dan
transformasi)
Metode eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)
Metode evaluasi (Konvergensi)
Gambar 34. Metode divergen dan konvergen (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
d. Strategi Desain Linear strategy
Gambar 35. Proses strategi llinier (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
Cyclic strategy
Gambar 36. Proses strategi siklus (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
54
Branching Strategy
Gambar 37 Proses strategi bercabang (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
Incremental strategy
Gambar 38. Proses strategi berjenjang (Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)
B. Pendekatan dan Pertimbangan dalam Perancangan Arsitektur 1. Pendekatan Perancangan Arsitektur Pendekatan dalam strategi perencanaan arsitektur dapat dibagi atas:
Pendekatan kinerja (performance building)
Pendekatan perilaku (psikologi)
Pendekatan system
Pendekatan positif dan normative
Pendekatan In-out dan Out-in
Pendekatan sosial-budaya
Pendekatan ekonomi-teknologi
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
55
2. Pertimbangan Perancangan Arsitektur Proses desain arsitektur melibatkan resolusi simultan dari sejumlah pertimbangan, dan kombinasi dari elemen ke keseluruhan. Tujuan arsitektur banyak, tetapi semua berasal dari tujuan dasar untuk menampung kegiatan manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut, arsitek harus mempertimbangkan hal berikut: a. Sesuai Konteks Tapak
Arsitektur membutuhkan kesesuaian hubungan antara site dan struktur yang digunakan.
Arsitektur harus menanggapi karakteristik bentuk site terhadap: iklim, posisi matahari, vegetasi, dan struktur.
Arsitektur harus ditempatkan pada lansekap dengan view terbaik, dan sebaliknya, pemandangan lansekap sekitarnya harus dapat terlihat dari gedung.
Arsitektur harus dapat melayani tujuan untuk mewadahi dan berfungsi dengan baik. Fungsi tidak harus dilihat secara sempit, tetapi seluas mungkin, misalnya pertimbangan estetika yang juga memiliki fungsi.
Arsitektur harus menyatakan tujuan untuk fungsi
Arsitektur harus memanfaatkan teknologi cerdas yang tersedia.
Arsitektur harus berdasarkan skala manusia, baik pada materi maupun ruang dalam (interior dan eksterior).
Arsitektur harus memanfaatkan bahan yang tepat.
Arsitektur harus memanfaatkan teknik bangunan yang ramah terhadap konteks lokal.
Arsitektur harus anggun pada siluet dan selubung.
Arsitektur harus menunjukkan adanya artikulasi sebagai penegasan.
Arsitektur harus menunjukkan prioritas atau hirarki pada tiap bagian.
Arsitektur harus menawarkan bidang visual yang kaya pada pengamat dan view yang menarik.
Arsitektur harus membangun hubungan antara ruang interior dan eksterior
Arsitektur harus menjadi tempat, atau ruang publik, yang mendorong adanya interaksi sosial.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
56
Ruang arsitektur adalah tempat di mana aktivitas, interaksi, dan kebutuhan berlangsung. Oleh karena itu ruang arsitektur memfasilitasi berbagai aktivitas manusia yang tidak membatasi mereka.
b. Sesuai Konteks Perancangan Kegiatan perancangan arsitektur terkait erat dengan ‗metode merancang‘, menurut Broadbent dalam Design In Architecture, diungkapkan hal-hal mendasar yang dilakukan dalam proses/kegiatan perancangan arsitektur. Di dalam arsitektur, terdapat pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan merancang, yaitu:
Pendekatan atas dasar Perilaku Manusia (Human Behaviour),
Pendekatan secara Sistemis dan Menyeluruh,
Pendekatan aspek Intuitif dan Kreatif
Khusus untuk pendekatan bentuk, Broadbent mengungkapkan pendekatan dalam empat kategori, yaitu:
Pendekatan
Pragmatik
(Pragmatic
Approach):
yaitu
pendekatan
perancangan bentuk melalui tahap coba-coba (trial and error).
Pendekatan Ikonik (Iconic Approach): yaitu pendekatan merancang bentuk melalui tradisi, empirik dan kebiasaan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan sosial. Pendekatan Ikonik ini kemudian dikembangkan sebagai pendekatan Tipologis.
Pendekatan Analogik (Analogic Approach): yaitu pendekatan perancangan bentuk dengan melihat analogi alam atau gejala/fenomena alamiah.
Pendekatan Kanonik/Geometrik (Canonic Approach): yaitu pendekatan perancangan
bentuk
melalui
kaidah-kaidah:
geometric,
matematis,
keteraturan (orders), modul, dsb. Pendekatan Kanonik pada saat sekarang ini berkembang menjadi pendekatan Sintaksis yaitu bahasa bentuk. c. Sesuai Sistem Struktur dan Geometri Bangunan Dalam perancangan arsitektur terdapat berbagai pendekatan dalam merancang bangunan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan merancang sistem struktur dan geometri bangunan. Perancangan arsitektur melalui pendekatan ini mengutamakan pembentukan sistem struktur
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
57
bangunan oleh elemen-elemen struktur secara komprehensif sebagai bagian utama yang akan menentukan perwujudan bentuk dan ruang hasil rancangan. Ching (1996) memberikan pendekatan yang berbeda dalam perancangan sistem struktur bangunan berupa perakitan elemen-elemen sistem struktur bangunan secara terpadu melalui pola-pola tertentu, proporsi, dan skala yang terkait dengan aspek-aspek yang mendasar dalam proses perancangan arsitektur yaitu adanya komposisi formal dan spasial, kesesuaian program ruang, terkoordinasi dengan sistem lain di dalam bangunan seperti sistem selubung dan sistem mekanikal bangunan, kesesuaian dengan kode/standar baku perancangan arsitektur, dan lain-lain. Dalam merancang sistem struktur dan konstruksi bangunan, dibutuhkan sebuah metode tertentu untuk merakit dan membangun elemen-elemen struktural bangunan agar mampu memikul dan menyalurkan beban secara aman ke bumi/tanah tanpa melebihi beban yang telah diperhitungkan untuk setiap bagian/elemen dari sistem struktur tersebut. Sistem struktur bangunan terdiri dari beberapa jenis, antara lain sistem dinding pendukung, sistem kolom dan balok, sistem rangka, sistem membran, dan sistem suspensi. Seluruh sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: bangunan bertingkat rendah/sederhana (low-rise), bangunan bertingkat tinggi/banyak (high-rise) dan bangunan bentang lebar (long-span).
Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan (Sumber: Ching, Francis D.K.,1996)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
58
C. Rangkuman Sudut pandang yang berbeda dari metode perancangan dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan dari perancangan, yang berbeda di setiap waktu dan tempat. Kemampuan menentukan pendekatan dan pertimbangan yang sesuai dengan tuntutan desain, memerlukan kepekaan sebagai perancang yang dapat memisahkan antara pemenuhan pengguna dan perancang. Sejalan dengan perkembangan teknologi, metode perancangan pun berkembang, kompleksitas dalam desain dapat dengan cepat dirumuskan dengan bantuan perangkat komputer. Arsitek tidak lagi membutuhkan waktu yang lama dalam mendisain, meskipun demikian hal tersebut tetap harus dapat diselaraskan dengan konteks desain yang ada, sehingga produk rancangan tidak hanya sekedar menjadi bangunan yang tanpa makna dan jiwa.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
59
D. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-3)
1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Skema proses perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai‖ dengan metode pendekatan In-Out & Out-In 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Menyusun alternatif skema mind-mapping proses perancangan, berupa hubungan variabel-variabel data pada tahap analisis dan sintesis. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how). Menerapkan metode pendekatan in-out (dari tata ruang dalam ke ruang luar) & out-in (dari tata ruang luar ke ruang dalam) d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Skema tahap analisis (penyusunan konsep) & sintesa (penyusunan skematik desain) 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kelengkapan variabel data (1%)
Kesesuaian strategi yang digunakan (1,5%)
Kejelasan hirarki & sistematika skema (1,5%)
Kreativitas penyusunan skema (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
60
Sesi Perkuliahan ke : 4, 6, 9, 12 I.
Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur 2. Menguraikan & menerapkan konsep dalam perencanaan arsitektur 3. Menyusun program ruang & analisis tapak
b. Topik Kajian/Bahasan: “PEMROGRAMAN ARSITEKTUR”
c. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian & proses pemrograman arsitektur, dan teknik penyusunan konsep program ruang & analisis tapak.
d. Bahan Bacaan Utama 1. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc. 2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 3. Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc. 4. White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra. 5. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John Willey & Sons, Inc.
e. Bahan Bacaan Pendukung 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. 2. Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural Press. 3. LaGro, A.James (2008) Site Analysis A Contextual Approach to Sustainable Land Planning, New York: John Willey & Sons, Inc.
f.
Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan pengertian & proses pemrograman dalam arsitektur 2. Uraikan langkah-langkah penerapan konsep dalam perencanaan arsitektur 3. Latihan menyusun program ruang & analisis tapak
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
61
MODUL 4 PEMROGRAMAN ARSITEKTUR A. Pengertian Pemrograman adalah tahap memproses
informasi
menjadi data
terstruktur untuk kebutuhan analisis, mencakup pernyataan akan suatu masalah arsitektur & persyaratan yang harus dipenuhi.
Pemrograman
merupakan cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan informasi dan operasi, terlebih pada operasi yang rumit atau informasi dalam jumlah besar (Edward T.White). If programming is problem seeking, then design is problem solving. Programming is analysis, design is synthesis. Stating the problem is the last step in problem seeking (programming), and it is also the first step in problem solving (design). “Successful programming relies on analysis. Successful design relies on synthesis” W.M. Pena (2001) Pemrograman adalah proses yang mengarahkan pada penemuan masalah dan mempertemukan pada ketersediaan solusi. Dalam pemrograman tidak hanya hasil rancangan yang menjadi tujuan, tetapi bagaimana meningkatkan proses untuk mencapai solusi. Program berkaitan dengan: halhal yang menjadi tuntutan klien, menyatakan permasalahan umum & arsitektural. Terdapat empat aspek dalam mengidentifikasi masalah (Tabel 5). Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
62
B. Proses Pemrograman 1. Identifikasi Masalah, berkaitan dengan pengumpulan dan pengaturan informasi yang diperlukan dalam rancangan, antara lain menetapkan halhal yang diperlukan oleh klien dan permasalahan bangunan. Pada tahap ini diperlukan pengenalan dan pemahaman terhadap bangunan dan klien yang lebih spesifik untuk dapat mengidentiifikasi issue utama. Proses desain untuk menyelesaikan masalah terkait dengan rumusan masalah. 2. Konsep
adalah
gagasan
yang
telah
disederhanakan
menjadi
permasalahan arsitektonis formal (ruang, struktur dll). Pada tahap ini Arsitek menyatakan masalah umum klien menjadi sejumlah masalah standar yang telah diketahui pemecahannya (tahap perencanaan/ planning). Alat untuk mengubah pernyataan masalah menjadi pernyataan fisik spasial, dapat berupa hipotesis, pernyataan teori & sikap yang memberi orientasi bagaimana desain diwujudkan. Konsep sebagai gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. 3. Skematik Disain adalah pengembangan visual image dari konsep ke dalam gagasan nyata yang lebih rinci, menggunakan presentasi berskala (gambar layout & massa). Pada tahap ini Arsitek menggunakan informasi dari dua tahap sebelumnya untuk mengembangkan gagasan keseluruhan dan usulan bentuk dan konstruksi bangunan (tahap perancangan). Untuk bangunan skala tertentu disyaratkan memperlihatkan studi tata letak bangunan & lingkungan (tata kota). Mengembangkan alternatif desain yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
63
Keseluruhan proses desain merupakan suatu sintesis, di mana banyak faktor terpisah diintegrasikan menjadi satu-kesatuan yang berguna. Loncatan mental atau kreativitas dari tahap analisis ke penggambaran solusi fisik di atas kertas adalah salah satu langkah awal paling sulit dalam proses. Jika proses pra-desain tidak menyeluruh, gap sintesis akan lebih besar dan lebih sulit dikelola. Namun jika proses pra-desain menyeluruh dan detail, gap sintesis akan lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ketika fungsi-fungsi semakin kompleks, prinsip dasar dalam perencanaan ruang adalah membagi masalah menjadi elemen-elemen kecil yang mudah untuk ditangani dan organisasikan ulang dalam sekuen atau kelompok masalah perencanaan ruang yang dihadapi, sehingga gap sintesis menjadi lebih kecil. Proses dasar pembentukan program desain terdiri atas beberapa langkah, sebagai berikut (Karlen, 2007): 1. Wawancara, mencakup tinjauan organisasi, fungsi tiap bagian atau departemen, detail peralatan dan proses. 2. Observasi fasilitas yang sudah ada, berupa observasi bebas atau dengan bantuan, inventarisasi furniture dan peralatan yang sudah ada 3. Merumuskan parameter-parameter arsitektural, berupa data denah, data kontekstual. 4. Pengorganisasian koleksi data (program tahap pertama), menempatkan data secara berurutan dalam format yang paling efektif untuk perencanaan, susun rangkuman faktor-faktor kuantitatif yang dikonfirmasikan (luas, dimensi peralatan, dll). 5. Riset informasi dan data yang belum diketahui, mencakup informasi detail proses dan peralatan, studi kasus fasilitas serupa, kemudian satukan data hasil riset dengan program pertama. 6. Analisis data, mencakup analisis kedekatan fungsi (hubungan kerja, zoning pribadi/publik, kebutuhan akustik khusus, dst), analisis kedekatan prosedur (pemanfaatan ruang), dan identifikasi keterkaitan arsitektural (kondisi tapak, struktur, dan Mekanikal & Elektrikal). 7. Interpretasi
dan
diagram
data
(program
lengkap),
mencakup
mendefinisikan isu fungsional, susun konsep dasar pendekatan, siapkan diagram keterkaitan/kedekatan sebagai visualisasi.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
64
8. Kesimpulan
data
(dokumen
akhir),
berupa
konsep
proyek
yang
menyatakan permasalahan, kesimpulan perhitungan anggaran dasar, panduan desain.
Gambar 41. Tahap memulai program Sumber: John W. Wade, dalam Snyder (1989)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
65
Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur Dalam pengumpulan data perlu adanya relevansi fakta, yang merupakan bagian dari event atau adanya hubungan sebab-akibat. Fakta dapat dikelompokkan dalam tradisional dan non-tradisional.
Fakta Tradisional: pola aktivitas manusia, furniture & peralatan, informasi tapak, iklim, dsb.
Fakta Non-Tradisional: hasil penelitian psikologi, sosiologi, antropologi, fisika, dll.
Semakin spesifik dan detail fakta-fakta tradisional, perancangan dapat lebih menyeluruh dan efisien. Berikut matriks yang dapat membantu merumuskan masalah. 1.Goals— What does the client want to achieve, and Why? 2. Facts— What do we know? What is given? 3. Concepts— How does the client want to achieve the goals? 4. Needs— How much money and space? What level ofquality? 5. Problem— What are the significant conditions affecting the design of the building? What are the general directions the design should take?
Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
66
C. Konsep dalam Arsitektur Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. Konsep mengemukakan suatu cara khusus, bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Sebagai bagian dari kegiatan pemrograman, konsep dapat pula diartikan sebagai: gagasan arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti (skema), esquisse (sketsa), dan terjemahan harfiah. Gagasan Arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi arsitektonis formal. (seperti: siang hari ruang, urutan ruang, integrasi struktur dan bentuk, dan sitting dalam lansekap). Tema adalah pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek. (tema cahaya pada karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery louis I Khan di fort Worth,Texas). Gagasan Superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum atau hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masingmasing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang secara keseluruhan masih menunjang perancangan. Skema dan sketsa adalah produk menurut konsep dan grafik dalam suatu proyek diharapkan dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari konfigurasi bangunan. Terjemahan Harfiah adalah gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek. Suatu konsep arsitektur harus mengandung kelayakan yang mungkin menunjang maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik dan keterbatasan–keterbatasan yang khas dari tiap proyek. Masalah yang dapat menghambat pengembangan keahlian dalam pembuatan konsep:
Masalah komunikasi, kesulitan dalam menerangkan masalah kepada orang lain.
Kurangnya pengalaman, konsep menjadi sukar untuk diciptakan bila aspek arsitektur tidak dikuasai
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
67
Masalah penentuan hirarki, akan timbul kesulitan dalam menentukan suatu konsep yang baik/buruk
Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep (Sumber: White, 1985)
Konsep
rancangan
merupakan
dasar
pemikiran
dan
pertimbangan-
pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan/atau bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek. Hirarki konsep mencakup: wawasan, gagasan, konsep dan skenario. Sumber-sumber Konsep:
Filosofi yang mendasari keberadaan wadah.
Pertimbangan: normatif, fungsional, fisik & lingkungan.
Dikembangkan dari teori-teori, paradigma, ideologi perancangan analogi.
Studi komparasi wadah sejenis
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
68
Persepsi seorang perancang
Syarat Konsep:
Dapat ditransformasi
Dapat diterapkan
Jenis-jenis Konsep:
Analogi, mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin di antara bendabenda. Sebuah benda diidentifikasi memiliki sifat khas yang dapat dijadikan sebagai model dalam proyek.
Gambar 45. Analogi pada disain
Metafora
dan
Perumpamaan,
seperti
analogi,
metafora
(kiasan)
mengidentifikasi hubungan di antara benda-benda, tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar sedangkan analogi mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin.
Gambar 46. Metafora pada disain
Filosofi, menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit menjadi keterangan-keterangan yang lugas dan ringkas. Filosofi mengandung pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan instrinsik dari benda yang dianalisis.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
69
Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam (Sumber: Frick, Heinz, 1998)
D. Teknik Presentasi Konsep (W.M. Pena, 2001) 1. Menuangkan Ide Gagasan.
Pikirkan apa yang akan dituangkan dengan fokus pada satu hal.
Tuangkan dalam gambar, dengan sedikit elemen.
Tuliskan dengan sedikit kata-kata.
Tambahkan warna hanya untuk penekanan atau untuk kode.
Dengan ilustrasi gambar dapat memperkecil ukuran kertas, 40% dari ukuran sebenarnya.
Gambar 48. Menuangkan ide gagasan 2. Gunakan gambar visual
Gunakan diagram, simbol, grafik, dan sketsa untuk membantu komunikasi.
Asumsikan bahwa bentuk visual lebih mudah dipahami dari bentuk verbal.
Tandai tiap bagian dengan memberikan judul
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
70
Diagram alir dapat lebih mudah dipahami daripada penjelasan tertulis.
Hindari gambar yang terlalu sederhana dan terlalu spesifik dalam penjelasan, cukup gambar abstrak untuk membangkitkan berbagai kemungkinan.
Gunakan skala yang tepat untuk gambar grafis sesuai besarnya proyek dan implikasi dari ide-ide.
Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep 3. Gunakan sedikit kalimat
Label gambar dengan benar.
Memperkuat gambar dengan kalimat pendek.
Tetapkan kata-kata sesedikit mungkin dalam point-point penting.
Memaksakan kalimat panjang mengakibatkan huruf kecil dan sulit-untukmembaca huruf.
Informasi penting juga dapat berupa angka
Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep 4. Upayakan untuk mudah dibaca
Kejelasan tulisan dengan mengatur lebar baris dan tinggi huruf.
Gunakan huruf tinggi 1/8-inch (0,6 cm) atau lebih besar.
Gunakan berbagai ukuran pena.
Penggunaan OHP atau slide tidak akan meningkatkan huruf terbaca.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
71
Huruf pada salinan mesin ketik biasanya terlalu kecil dan terlalu tipis ketebalan garisnya.
Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca 5. Desain untuk Display
Perbedaan antara kartu analisis dan ilustrasi buku yaitu pada jarak pandang. Kartu analisis Desain untuk tampilan di dinding.
Ada tampilan tertentu untuk kartu analisa yang baik, yang buruk umumnya terlalu berani dan berat atau terlalu halus dan ringan.
Jika Anda melakukan kesalahan, akan sangat nampak.
Untuk tampilan di dinding tulisan yang menyertai terlalu terang, tetapi untuk ilustrasi buku sangat bagus.
6. Persiapan data eksisting Mempersiapkan data eksisting terkait potensi dan kekurangan yang dimiliki tapak merupakan informasi awal yang harus dimiliki saat penyusunan konsep. Semakin lengkap data yang dimiliki, dengan mengenali dan merasakan langsung kondisi sebenarnya, akan membantu proses analisis dan sintesis.
Gambar 52. Persiapan data eksisting
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
72
E. Penyusunan Program Ruang Langkah-langkah dalam penyusunan program ruang adalah:
Mengetahui fungsi kegiatan unit bangunan
Mengetahui pelaku kegiatan
Menjabarkan kegiatan yang ada
Merumuskan kebutuhan ruang
Menentukan kaitan antar kegiatan yang berlangsung
Membuat notasi derajat hubungan aktivitas
Membuat diagram hubungan kegiatan
Membuat sketsa hubungan/organisasi ruang
1. Analisis Fungsi Dalam menganalisis fungsi bangunan, diperlukan pemahaman terhadap aspek-aspek bangunan, jenis dan karakter fungsi bangunan secara spesifik. Cara sederhana memahami fungsi dengan mengeksplorasi pertanyaan 5W & 1H (what?, why?, who?, where?, when?, dan how?). FUNGSI BANGUNAN Kegiatan/aktivitas pengguna
Kebutuhan ruang
Hubungan ruang
Dimensi ruang
Persyaratan ruang Selubung bangunan Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
73
2. Kegiatan/aktivitas pengguna Dalam menyusun program ruang diperlukan analisis terhadap pengguna, terkait kebutuhan dan keinginan pengguna. Kebutuhan adalah hal mendasar yang dibutuhkan oleh pengguna, sedangkan keinginan adalah hal yang melengkapi kebutuhan. Arsitek harus mampu memilah antara kebutuhan dan keinginan pengguna. Di samping itu juga mampu memahami di mana kegiatan tersebut berlangsung (mencermati lokus dan lingkup kegiatan), serta siapa penggunanya (berdasarkan umur, profesi, latar belakang pendidikan, budaya, dst). Data dasar yang dibutuhkan untuk analisis kegiatan cenderung berbeda untuk tiap fungsi bangunan, secara umum meliputi: siapa penggunanya,
bagaimana
urut-urutan
dalam
melakukan
kegiatan,
bagaimana hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dan berapa lama dan seberapa sering kegiatan tersebut berlangsung. Analisis tersebut berguna dalam penentuan:
Jumlah pengguna bangunan, menentukan ukuran dan kapasitas bangunan
Klasifikasi/pengelompokan
pengguna
(pengelola,
pengunjung
tetap/tidak tetap), menentukan jumlah dan jenis ruang
Pola kegiatan pengguna, menentukan kebutuhan ruang & pola tata ruang
Pola kebiasaan pengguna (kesenangan khusus/kecenderungan minat), menentukan kebutuhan ruang & persyaratan ruang
Intensitas kegiatan, menentukan waktu operasional bangunan
3. Kebutuhan ruang Berdasarkan
identifikasi
kegiatan/aktivitas
pengguna
terkait
fungsi
bangunan, selanjutnya dilakukan penyusunan kebutuhan ruang berdasarkan kelompok fungsi pengguna dan sifat/karakter kegiatan (publik, semi publik, semi privat, privat). Secara berjenjang kebutuhan ruang dirinci, dari kebutuhan ruang utama - ruang penunjang utama - ruang penunjang kedua - dst. Susunan ruang didasarkan pada hirarki kegiatan yang berlangsung, sehingga tiap ruang utama akan didukung oleh ruang penunjang utama, selanjutnya tiap ruang penunjang Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
74
utama akan didukung oleh ruang penunjang kedua. Pengelompokan ruang tersebut sekaligus menggambarkan organisasi ruang dan hubungan kedekatan ruang yang terjadi. Hirarki ruang yang tersusun tergantung dari tingkat kerumitan fungsi yang diwadahi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelompokan ruang: jenis & nama ruang tergantung aktivitasnya, ruang penunjang dengan jenis yang sama dapat disatukan pengelompokannya. Proses penyusunan kebutuhan ruang:
Mengetahui fungsi unit kegiatan
Mengetahui pelaku kegiatan
Menjabarkan urutan kegiatan yang ada
Merumuskan kebutuhan Ruang
• Ruang A1 • Ruang A2 • Ruang A3
• Ruang C1 • Ruang C2 • Ruang C3
• Ruang B1 • Ruang B2 • Ruang B3 Ruang A
Ruang B
Ruang C
Ruang D
• Ruang D1 • Ruang D2 • Ruang D3
Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang 4. Hubungan Ruang Hubungan ruang diperoleh melalui proses pengelompokan ruang dan hirarki ruang, serta penentuan tingkat hubungan ruang, dengan melakukan analisa bentuk hubungan ruang satu dengan yang lain, ruang satu di dalam ruang yang lain, ruang-ruang yang saling berkaitan, ruang-ruang yang bersebelahan, ruangruang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama. Dasar pertimbangan dalam analisis hubungan ruang:
Pola hubungan kegiatan
Derajat/tingkat aktivitas (langsung, tidak langsung, tidak ada hubungan)
Subyek pelaku kegiatan (pengelola, pengunjung tetap, pengunjung tidak tetap)
Menunjukan kaitan antar kegiatan fungsi berlangsung
Membuat matriks derajat hubungan aktivitas
Membuat diagram hubungan ruang dan sirkulasi ruang
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
75
Membuat sketsa hubungan ruang
Berikut contoh bentuk matriks kriteria, hubungan ruang dan diagram hubungan ruang. Adjacent Requirements for A & Interaction Matrix Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi (Sumber: W.M. Pena, 2001)
Bubble Diagram
Gambar 55. Diagram hubungan ruang (Sumber: W.M. Pena, 2001)
Gambar 56. Hindari persilangan pada hubungan ruang
Gelembung menggambarkan bagian dari kegiatan atau kelompok kegiatan. Ukuran
gelembung
mencerminkan
perbandingan
dimensi
ruang
menurut
perhitungan kasar. Ketebalan garis penghubung menunjukan derajat kepentingan hubungan antara kegiatan. Hindari persilangan garis pada hubungan ruang.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
76
Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang
Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
77
ZONASI PADA DENAH
Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
78
JENIS DAN DERAJAT HUBUNGAN RUANG
Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang
5. Dimensi Ruang Untuk menentukan kebutuhan luas ruang, sebelumnya perlu dilakukan analisis dimensi ruang. Perkiraaan besaran ruang dapat berupa sketsa dan kalkulasi dimensi unit perabot pada tiap ruang, atau berdasarkan standar besaran ruang pada buku standar: E. Neufert-Architects Data, Time-Saver Standards for Architectural Design Data), dll. Penggambaran sketsa besaran ruang sebaiknya menggunakan kertas milimeter blok untuk membantu gambar lebih proporsional. Meskipun demikian gambar tidak perlu diberi skala selama kesesuaian faktor dimensi dan grid kertas diperhatikan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
79
Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
80
Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar (Sumber: Time-Saver Standards for Architectural Design Data, 1997)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
81
6. Tata Letak Ruang Sebelum masuk pada pengembangan denah lantai, dengan semua implikasi spasial dan desain yang lebih luas, maka pada tahap ini diagram keterkaitan ruang harus disempurnakan kembali, dengan melengkapi diagram bubble dan bentuk denah dasar atau selubung bangunan. Keterkaitan unit bangunan dengan ruang luar menjadi pertimbangan utama dalam menentukan letak main-entrance, side-entrance, dan sirkulasi penghubungnya. Transisi dari tahap pra-desain ke pengembangan kreatif denah, membutuhkan sintesis kreatif untuk menyatukan proses analisis (pemrograman) dan sintesis (desain). Dengan demikian diperlukan alternatif-alternatif
diagram
yang
dapat
mengakomodasi
semua
aspek
pertimbangan spasial. Proses tersebut dapat dilakukan secara hirarkis untuk tiap dasar pertimbangan, ataupun alternatif berdasarkan prioritas dasar pertimbangan yang ditentukan. Tata letak ruang berdasarkan pengelompokan, hubungan ruang, dan modul fungsi dapat lebih fleksibel menerapkan pola-pola sirkulasi.
Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang (Sumber: Idham, 2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
82
Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
83
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
84
Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
85
Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang (Sumber: Karlen, 2007)
7. Pembuatan Blok Plan Tahap perbaikan diagram bubble dilanjutkan dengan pembuatan blok plan. Pada tahap ini gambar lebih mendekati bentuk denah yang geometris, meskipun demikian letak dan orientasi ruang masih dapat disempurnakan lagi. Teknik yang digunakan pada penggambaran blok plan, selain cara manual dan aplikasi CAD, juga dapat menggunakan flip-chart atau potongan kertas yang bentuk & ukurannya disesuaikan dengan dimensi ruang, kemudian ditempelken pada lembar kertas grafik. Dengan cara ini bentuk konfigurasi ruang dapat lebih mudah dimodifikasi untuk mendapatkan tatanan ruang dan selubung bangunan yang sesuai. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
86
Gambar 66. Perbaikan blok plan (Sumber: Karlen, 2007)
K
J
I D
F
G
E
E
HH A A
CC B B
Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
87
I
J
K
D
F
G C
H A E
B
Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart F. ANALISIS TAPAK Perencanaan tapak adalah proses mengatur lingkungan fisik eksternal secara rinci dan lengkap untuk memasukkan struktur, pola sirkulasi, dan elemen lain yang membentuk lingkungan binaan. Perencanaan site dan proses desain digunakan untuk mengembangkan sebuah proyek yang memenuhi persyaratan fasilitas dan menciptakan hubungan yang optimal dengan site alam dan fasilitas yang berdekatan. Analisis citra visual eksisting diidentifikasi sebagai unsur penting dari desain site. Pekerjaan di masa depan harus dimulai dengan survei yang lengkap dan analisis kondisi eksisting yang diintegrasikan ke dalam proses desain awal. Analisis situs ini harus mencakup, minimal: Dampak visual:
Vegetasi yang ada.
Topografi dan jenis tanah.
Eksisting terdekat dan penggunaan lahan di masa depan.
Pola sirkulasi.
Potensi views.
Pertimbangan keamanan.
Orientasi bangunan dan pemisahan.
Kondisi iklim.
Entri layanan.
Hubungan kontekstual dengan daerah sekitarnya.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
88
Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain (Sumber: James A. LaGro, 2008)
1. Tujuan Perencanaan Site Dalam banyak hal analisis site adalah langkah yang paling penting dalam keberhasilan proses desain site. Tujuan dari analisis awal site adalah mengumpulkan data untuk perencanaan awal, mengevaluasi site untuk kelayakan pelaksanaan proyek yang diusulkan. Nilai analisis adalah identifikasi yang jelas dan lengkap tentang isu-isu dan karakter site yang berkaitan dengan usulan penggunaan. Perencanaan Site bertujuan: a. Menentukan kegiatan yang sesuai dan diperlukan dan hubungan fungsional melalui analisis program. b. Mengevaluasi site melalui analisis site. c. Menetapkan organisasi kegiatan dan fasilitas di site melalui pengembangan konsep diagram hubungan spasial. Pertimbangan pertama dari analisis site adalah penentuan site. Lokasi site memerlukan lebih dari sekedar mencari lokasi pada peta. "Lokasi" dalam pengertian ini mengacu pada site terkait kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek komersial akan peduli dengan visibilitas, akses site, dan lalu lintas.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
89
Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi
Gambar 71. Diagram proses penentuan site (Sumber: James A. LaGro, 2008)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
90
Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi yang ada dari site dan konteksnya (Sumber: James A. LaGro, 2008)
Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor penentu untuk program penggunaan lahan yang spesifik (Sumber: James A. LaGro, 2008) Analisis Program menerjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam kriteria fisik persyaratan untuk fasilitas. Program ini adalah dasar dari diagram hubungan fungsional. Hubungan fungsional Diagram melukiskan hubungan optimal antara kegiatan dan fasilitas. Seperti tahap programming, tahap analisis tapak didasarkan pada data-data fisik dan non-fisik yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data dianalisis dan dipresentasikan secara diagramatik, grafikal, maupun tekstual. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
91
c. Lokasi Lokasi proyek harus digambarkan secara jelas dalam bentuk peta dasar dua dimensi atau foto udara, yang memperlihatkan bangunan-bangunan penting di sekitar lokasi proyek, jala, jalur pejalan kaki, serta konteks lingkungan yang memudahkan orang umtuk memahami lokasi tapak. d. Batas-batas tapak Tapak harus jelas menggambarkan batas-batas tapak, ukuran tapak, serta aturan-aturan dan standar bangunan setempat seperti: Garis Sempadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), jarak antar unit bangunan, sirkulasi dalam tapak, dan lain-lain. e. Topogafi Dalam tahap analisis dite, sangat penting untuk memperoleh data pengukuran luas lahan dan topografi yang memperlihatkan garis kontur tanah. Data ini diperlukan dalam menginterpretasikan orientasi fisik bangunan, tata letak bangunan baik arah vertikal, horisontal, run-off area dan lain-lain. f. Lansekap Sebagai bagia dari pendekatan ekologi lingkungan dan arsitektur hijau, sangat penting untuk menata lay-out jalur hijau dan jenis-jenis tumbuhan yang sudah ada. Jika dimungkinkan, desain tidak mengganggu lansekap yang telah tumbuh di tapak. g. Iklim dan Lingkungan Pemahaman terhadap iklim makro dan iklim mikro merupakan hal yang penting dalam menentukan efisiensi bangunan, terutama dalam pengelolaan energi. Temperatur, curah hujan, kelembaban, arah dan kecepatan angin, orientasi matahari, serta bencana alam yang potensial terjadi merupakan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang orientasi bangunan, bukaan, pencahayaan pada bangunan, dan lain-lain. h. Manusia dan kebudayaan Faktor manusia dan kebudayaan meliputi analisis lingkungan sekitar terhadap aspek kultural, psikologi, perilaku, dan sosiologi. Kategori ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan, perhubungan manusia dan pola karakteristik manusia.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
92
Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau di luar site, dan pola-pola bentuk pengembangan yang sesuai, serta pengaruh organisasi unsur spasial pada program site (Sumber: James A. LaGro, 2008)
Komponen-komponen penggunaan tapak
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
93
Pencapaian ke parkir Pintu masuk bangunan Bangunan Permainan di luar ruang Parkir Halaman service Halaman bermain beratap Tempat melihat lapangan bermain Sistem jalan setapak eksterior utama Sistem jalan setapak eksterior kecil Air
Gambar 75. Contoh program rancangan tapak
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
94
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
95
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
96
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
97
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
98
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
99
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
100
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
101
Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak (Sumber: Edward T. White, 1985)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
102
G. Skematik Rancangan Tapak
Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan dan letak gerbang masuk (Sumber: James A. LaGro, 2008)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
103
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
104
Gambar78.Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial penting. Sumbu pusat untuk proyek pembangunan ini adalah elemen pengorganisasian yang tegas dan efektif. (Source: The HOK Planning Group dalam James A. LaGro, 2008)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
105
Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari pertemuan jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya, dan berbagai site lainnya dan informasi kontekstual. (Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
106
Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya (Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
107
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
108
Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape / bangunan untuk tempat tinggal keluarga single baru. Pohon dan semak-semak mendefinisikan ruang luar, memberikan keteduhan, pandangan layar, dan melakukan berbagai fungsi desain lainnya (Sumber: Edward D. Stone, Jr, dan Associates dalam James A. LaGro, 2008)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
109
H. Rangkuman Pemrograman dan desain dalam arsitektur adalah dua proses yang saling terkait, desain tidak akan menemukan jiwanya jika tidak didahului oleh proses penentuan masalah dan pencarian kebutuhan. Namun bagaikan dua sisi mata uang kedua proses tersebut memiliki karakter yang berbeda, pemrograman cenderung bersifat divergen dan membutuhkan analisis yang eksploratif terhadap setiap aspek, sedangkan desain cenderung konvergen dan membutuhkan sintesis untuk menghasilkan karya disain. Seorang perancang dituntut memiliki kedua kemampuan tersebut untuk memperkecil adanya gap antara proses analisis dan sintesis. Seorang perancang juga dituntut mampu menempatkan diri di setiap kegiatan perencanaan dan perancangan, sehingga mampu memahami & menentukan metoda yang tepat dalam suatu proyek perancangan sesuai dengan karakteristik dan jenisnya.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
110
I. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-4)
9. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 10.
TUJUAN TUGAS :
Proses pemrograman arsitektur pada bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai‖ 11.
URAIAN TUGAS : i. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi j.
Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya.
k. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how). Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. l. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Penghuni Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
111
Analisa Kegiatan Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Konsep program ruang, berupa: (a) batasan fungsi (b) kapasitas fungsi (c) kebutuhan ruang (d) hubungan ruang (e) besaran ruang Konsep bentuk, berupa: (a) karakter fungsi & tema (b) transformasi bentuk berdasarkan tuntutan fungsi & tema (c) ekspresi bentuk dari fungsi & tema. 3. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
112
RANCANGAN TUGAS II PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-6)
1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai‖ 3. URAIAN TUGAS : m. Obyek garapan : Fungsi Komersial n. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam), dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. o. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how) Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. p. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Pengguna Analisa Kegiatan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
113
Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: Batasan Perancangan Tapak Fungsi & Kegiatan Tata Ruang Bentuk & Tampilan Bangunan 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
114
RANCANGAN TUGAS III PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-9)
1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai‖ 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : fungsi pendidikan pra-sekolah b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam), dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how) Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Pengguna Analisa Kegiatan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
115
Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: Batasan Perancangan Tapak Fungsi & Kegiatan Tata Ruang
Komposisi Massa (horisontal)
Bentuk & Tampilan Bangunan Struktur 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
116
RANCANGAN TUGAS IV PERENCANAAN (Perkuliahan Minggu ke-12)
1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning) 2. TUJUAN TUGAS : Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai‖ 3. URAIAN TUGAS : e. Obyek garapan: fungsi pelayanan umum f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Menentukan tema rancangan terkait fungsi Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet) Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang, besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey fungsi sejenis) Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan ide/gagasan desain. Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam), dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna. Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan selanjutnya. g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang. Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis. Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana. Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who, when,why & how) Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok. h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Pemrograman: Profil Pengguna Analisa Kegiatan Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
117
Analisa Ruang Profil Tapak Analisa Tapak Zoning Konsep-konsep: Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan, meliputi: Batasan Perancangan Tapak Fungsi & Kegiatan Tata Ruang
Komposisi Massa (horisontal)
Bentuk & Tampilan Bangunan Struktur 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) (2%)
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
118
Sesi Perkuliahan ke : 5, 7, 10-11, 13-15 I. Sasaran Pembelajaran Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur 2. Menguraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur 3. Terampil menerapkan teknik presentasi gambar pada perancangan arsitektur II. Topik Kajian/Bahasan:
“PERANCANGAN ARSITEKTUR”
III. Deskripsi singkat: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, jenis, dan teknik gambar perancangan arsitektur.
IV. Bahan Bacaan Utama 1. Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta: Erlangga. 2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu 3. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc.
V. Bahan Bacaan Pendukung 1. Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford: Architectural Press 2. Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius. 3. Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc. 4. White, Edward T.(1985), Analsis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.
VI. Pertanyaan Kunci/Tugas Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk memandu Anda. 1. Jelaskan maksud & tujuan gambar perancangan arsitektur 2. Uraikan jenis-jenis gambar perancangan arsitektur 3. Latihlah keterampilan Anda dalam teknik presentasi gambar perancangan arsitektur
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
119
MODUL 5 PERANCANGAN ARSITEKTUR Gambar kerja (bestek) merupakan gambar teknik yang dibuat untuk memberikan informasi secara jelas, rinci (detail), mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Penjelasan yang lengkap dan sesuai kaidah gambar teknik sangat berguna untuk memudahkan
penyusunan
ketentuan
teknis
dan
perhitungan
biaya
pembangunannya. Untuk penyajiannya beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
Notasi bahan bangunan
Notasi ukuran
Ketebalan garis
Gambar Perancangan meliputi:
Blok Plan
Ground Plan
Site Plan
Denah-denah
Tampak-tampak
Potongan-potongan
Perspektif sequence
Maket
a. Definisi 1. Gambar denah adalah gambar potongan horisontal tampak atas setinggi 1 meter dari permukaan lantai. 2. Gambar tampak merupakan gambar muka atau samping bangunan yang memperlihatkan material yang digunakan dan bagian-bagian bangunan yang penting seperti lobang pintu dan jendela. 3. Gambar potongan adalah gambar tampak terpotong pada garis tertentu seperti dijelaskan pada gambar denah. Bidang yang terpotong diperlihatkan secara lebih tegas dengan menggunakan garis 0.2 atau 0.3 mm. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
120
4. Gambar detail dibuat untuk menjelaskan sambungan atau hubungan antara berbagai elemen bangunan dengan bentuk gambar potongan berskala lebih besar. b. Gambar Denah Denah atau plan berasal dari kata latin planum berarti dasar, arti lebih jauh lantai denah adalah penampang potongan horisontal dari suatu obyek/bangunan, yang potongannya terletak pada ketinggian 1,00 m dari atas lantai ruangan dalam bangunan. Denah mencerminkan skema organisasi kegiatan dalam bangunan dan merupakan
unsur
penentu
bentuk
bangunan.
Denah
berguna
untuk
mengungkapkan banyak hal, seperti untuk mengungkapkan banyak hal seperti ruang sirkulasi dengan ruang untuk beraktivitas, dan hubunganya baik antar ruang di dalam bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam tapak, secara keseluruhan memberi makna bagi bangunan tersebut. Menempatkan gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu :
Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas.
Posisi jalan, sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya ditempatkan dibagian bawah bidang gambar dengan layout bangunan yang dominan ortografis dan sejajar terhadap bidang bawah gambar.
1. Tujuan Gambar Denah
Untuk menjelaskan ruang – ruang dua dimensi yang direncanakan
Hubungan Ruang
Fungsi Ruang
Ukuran Ruang
Posisi / elevasi lantai / Ruang
Hubungan ruang dalam (interior) dan ruang luar (eksterior)
Letak pintu dan jendela
Susunan perabotan (Furniture)
Karakter obyek bangunan
2. Kelengkapan dalam Mengkomunikasikan Gambar Denah
Nama gambar dan skala gambar
Ukuran ruang
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
121
Notasi dinding
Notasi bukaan pintu dan jendela
Notasi struktur kolom
Notasi area basah
Notasi teras
Peil muka tanah
Peil lantai
Garis arah pemotong
Garis rencana atap
3. Pengembangan denah Silih satu cara pengembangan denah adalah dengan menentukan modul ruang. Sebuah ruang mewadahi aktivitas fungsi utama tergantung dari kapasitas ruang. Ukuran ruang didapatkan dari kelipatan modul ruang sesuai dengan kapasitas ruang yang telah ditentukan, sedangkan bentuk ruang dihasilkan dari layout atau tatanan modulnya. Untuk mendapatkan denah yang utuh, penyesuaian ukuran dan bentuk denah dasar terkait langsung dengan wadah strukturnya. Ukuran dan bentuk pada grid struktur dapat menentukan bentuk ruang, sebaliknya fungsi ruang dapat menyesuaikan dengan pola grid struktur.
Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan denah (Sumber: Idham, 2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
122
Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah (Sumber: Idham, 2013)
Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
123
Gambar 85. Denah dengan layout perabot (Sumber: Karlen, 2007)
Gambar 86. Denah rencana plafond (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
124
Gambar 87. Teknik rendering pada denah (Sumber: Karlen, 2007)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
125
Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
126
Gambar 90. Denah dengan skala detail (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
127
C. Gambar Tampak Gambar tampak bangunan adalah cara mengkomunikasikan bentuk fisik arsitektur yang dilihat dari arah pandang frontal (ortografis dengan bidang obyeknya). Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah pandang dari obyek bangunan tersebut. Dalam mengkomunikasikan gambar tampak bangunan, maka faktor tapak berperanan penting untuk diperhatikan, faktor lingkungan memberikan estetika tersendiri terhadap obyek bangunan tersebut. Terdapat beberapa karakter komunikasi tempak yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik tapaknya. Gambar tampak sama pentingnya dengan gambar denah dan potongan. Secara teknis dibuat berdasarkan proyeksi orthogonal sehingga secara grafis akan terlihat gambar berupa dua dimensi yang datar, yang perlu diperhatikan dalam menggambar tampak adalah:
Letak pintu / jendela
Ketinggian bangunan
Bentuk atap
Tinggi pintu standart T.200 – 210 cm
Letak garis ambang kusen dan jendela bawah dan atas diusahakan sama
Ketinggian lantai terhadap muka tanah
1. Kelengkapan Gambar Tampak
Rendering (pohon / tanaman)
Arsir bayangan (efek cahaya)
Penampilan material (bahan bangunan). Untuk memperlihatkan gambargambar 2 dimensi nampak tiga dimensional.
Kelengkapan dalam mengkomunikasikan gambar tampak:
Keterangan gambar (Nama gambar dan skala yang dikomunikasikan)
Proyeksi gambar tampak :
-
Bagian atap
-
Bagian badan
-
Bagian kaki bangunan
-
Lingkungan (alam dan suasana)
Proyeksi gambar detail tampak
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
128
-
Bagian atap (Bentuk atap, Bukaan atap, Kemiringan atap, Listplank atap, Canopy)
-
Bagian badan : - Kusen (untuk pintu, jendela, lobang angin, dan kombinasinya), Daun pintu, daun jendela, lobang angin, Dinding, Pelapis tambahan di dinding (estetika)
-
Bagian kaki bangunan : - Finishing kaki bangunan, Teras, Tangga/trap
-
Bagian lingkungan alam : - Posisi lahan, Skala pohon, Suasana
Proyeksi tampak -
Perbandingan tinggi terhadap lebar bangunan: Berkesan tinggi/rendah, Berkesan seimbang /tidak seimbang
-
Informasi kedalaman ruang: bidang depan, bidang tengah Tampak, teknik bayangan sangat menentukan bidang belakang
-
Informasi karakteristik dari material, Masif, Transparan: Tembok/batu tempel - kaca Tampilan, Kayu/panel papan - Kerawang/rooster, rendering,
Genteng/sirap/seng/asbes,
dll
-
Teralis/tirai
sangat
menentukan Tampilan gambar tampak yang komunikatif sesuai maksud dan tujuan gambar.
Skala komunikatif 1 : 200 atau 1 : 100, 1 : 50. Diutamakan dimensi ketelitian gambar dan estetika tampak, keterangan bahan pada tampak
2. Langkah Kerja Mengkomunikasikan Gambar Tampak Sebagai langkah awal adalah menggambarkan secara lengkap batas-batas yang berperan dalam tampak, seperti tinggi bangunan, posisi entrance bangunan. Gambar tampak dalam skala ini tidak dilengkapi keterangan obyek. Yang dikomunikasikan adalah notasi-notasi bahan, dimensi, bayangan, suasana, yang menunjang komunikatif estetika dari bentuk tampak tersebut. Untuk melengkapi ekspresi gambar yang komunikatif dan estetik maka gambar tampak depan tersebut dilengkapi dengan bayangan akibat sinar matahari yang diharapkan menjelaskan kedalaman dari bidang-bidang tampak. Arah datang sinar matahari diasumsikan sejajar dengan sudut 45 0 (asumsi sudut ini ditetapkan oleh perencana). Agar dapat mengkomunikasikan bayangan ini dengan benar harus diperhatikan kedudukan dari elemen-elemen yang berperan, yaitu 10 posisi dari elemen-elemen tersebut pada gambar denah dan gambar potongan. Selanjutnya Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
129
gambar tampak itu dilengkapi secara proporsi terhadap skala manusia dan lingkungannya. Tampilan aspek komunikatif-estetik gambar tampak di atas merupakan gambar presentasi tampak yang normal, baik dalam gambar-gambar untuk persyaratan peraturan (perijinan), gambar untuk dipublikasikan dalam bukubuku Arsitektur, publikasi iklan, maupun untuk komunikasi kepadaa pemberi tugas (lingkup pendidikan atau lingkungan non pendidikan). Adapun tampilan gambar tampak depan yang sesuai dengan gambar denah seharusnya digmbarkan tampak dari pagar depan. Gambar pagar depan ini seringkali tidak ikut ditampilkan karena dikuatirkan menjadi rancu dan merusak estetika dari gambar tampak. Tampilan gambar tampak samping, jika batas bangunan berhimpitan dengan batas tapaknya tidak mutlak diperlukan, tujuannya disajikan hanya untuk menggambarkan outline bangunan. Tampilan gambar tampak belakang, mutlak diperlukan karena perlu diperhatikan oleh pemberi tugas, apalagi jika pemberi tugas merupakan pihak pemakainya.
Gambar 92. Tampak Depan Bangunan (Sumber: Idham, 2013)
Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50, sama halnya pada gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi dengan keterangan penggunaan bahan
dan
finishingnya
seperti
yang
dikehendaki
dalam
pelaksanaan
pembangunan. Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak disertakan karena belum mendapat kesepakatan dari pemberi tugas. Yang dapat Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
130
dikomunikasikan adalah image estetika dari perencana, yaitu pemilihan warna yang diinginkan. Tampilan bayangan tidak mutlak hanya disajikan selama tidak merusak image estetika tampak. 3. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan bangunan Prinsip tampak dalam gambar kerja arsitektur adalah gambar proyeksi yang dihasilkan dari gambar denah, potongan dan atau tampak lain dalam bangunan itu. Tampak muka atau samping atau belakang dapat saling diproyeksikan untuk melihat keterkaitan gambar-gambar tampak arah pandang yang berbeda tersebut.
Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak (Sumber: Idham, 2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
131
Gambar 94. Potongan & Tampak a. Gambar Potongan Gambar penampang bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal, yang posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Gambar potongan untuk suatu desain bangunan diperlukan guna menjelaskan kondisi ruangan-ruangan (dimensi, skala, struktur, konstruksi, bahan bangunan, dan sistem bangunan) di dalam maupun di luar bangunan dan bermanfaat sebagai komunikasi yang komunikatif (diungkapkan dalam skala).
Potongan Memanjang: bidang potongan yang terletak sejajar dengan bidang jalan utama atau pada sisi panjang bangunan
Potongan Melintang: bidang penampang potongan pada bangunan yang tegak lurus atau ortografis terhadap bidang jalan utama atau pada sisi lebar bangunan Sering kali pengertian tentang potongan melintang dan memanjang ini,
dalam notasi dan arah pandang potongan ditempatkan di dalam gambar denah, sekurang-kurangnya dua buah notasi potongan dalam posisi yang berlawanan, Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
132
disebut dengan istilah potongan melintang dan potongan memanjang. Istilah ini dapat memberikan konotasi yang berbeda jika dikaitkan dengan lay-out bangunan. Batas-batas tapak dan bangunan yang kompleks, kondisi bangunan dengan lokasi lebih dari satu jalan utama, menjadi sulit untuk dituliskan dengan istilah potongan melintang ataupun memanjang, maka digunakan notasi dengan huruf atau dengan angka saja, seperti potongan A – A, B – B ,dst; potongan 1 – 1, 2 – 2, dst ; potongan I – I , II – II, dst, yang ditentukan oleh perencana. Cara mengambil obyek gambar potongan: Potongan dapat diambil atau di letakkan pada tempat-tempat yang dilalui oleh Ruang yang dianggap sebagai interest point atau bagian titik terpenting pada rancangan bangunan, sehingga pada bagian tersebut dapat di informasikan.
Gambar Potongan bangunan harus dapat dan mampu menginformasikan tentang: - Konstruksi - Sruktur bangunan - Ruang - Sistem cahaya, ventilasi - leveling perbedaan lantai - sistem langit-langit/plafond - ketinggian bagunan - spesifikasi material yang digunakan
Gambar Potongan lebih bersifat realitis dan lebih mudah untuk dimengerti dari pada gambar denah karena gambar ini memperlihatkan ukuran Horizontal dan ukuran Vertikal.
Gambar 95. Garis potongan pada denah (Sumber: Idham, 2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
133
Gambar 96. Informasi pada gambar potongan (Sumber: Idham, 2013)
Dari cara mengkomunikasikan gambar potongan, ada dua jenis gambar potongan: 1. Potongan arsitektural Potongan arsitektur hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang, biasanya digambar dengan menggunakan metoda potongan tertentu seperti potongan tiga dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan. Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian gagasan atau presentasi. Gambar ini menginformasikan :
Tinggi bangunan
Tinggi rendah lantai (permainan lantai)
Tinggi plafond (permainan plafond)
Bentuk atap
Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb
Ukuran sistem bangunan
Keterangan material
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
134
2. Potongan struktural Fungsi utama gambar potongan lengkap pada bangunan adalah untuk menunjukkan prinsip struktur secara jelas. Karena gambar potongan harus menunjukkan posisi sistem dengan lengkap, maka sekalipun bagian bangunan tersebut terdapat pada bagian belakang pandangan, elemen tersebut tetap akan digambar. Begitu juga dengan elemen yang berada secara tidak langsung pada garis potongnya pada denah, jika merupakan bagian utama dari sistem struktur, seperti pondasi, kolom, balok, kuda-kuda dan sebagainya tetap diperlihatkan dalam potongan. Garis potong pada denah lebih ditujukan untuk menunjukkan posisi ruang dan bukan pada posisi elemen atau sistem. Potongan struktur menginformasikan :
Tinggi bangunan
Tinggi rendah lantai dan konstruksinya
Tinggi plafond dan konstruksi plafond
Bentuk atap dan konstruksinya
Struktur konstruksi pondasi
Material struktur konstruksi
Ukuran sistem bangunan
Keterangan material
Gambar 97. Contoh gambar potongan (Sumber: Idham, 2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
135
Gambar 98. Potongan dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
b. Gambar Detail Gambar detail pembesaran skala gambar bagian elemen ruang atau konstruksi dengan tujuan untuk menginformasikan secara jelas ide rancangan. 1. Tujuan Gambar Detail
Menginformasikan bentuk detail
Menginformasikan hubungan konstruksi, join elemen
Menginformasikan jenis material dan material finishing, warna, campuran
Menjelaskan
keterangan
teknis
dan
kelengkapan persyaratan detail untuk pedoman pelaksanaan pemborong. Gambar 99. Detail bangunan (Sumber: Idham, 2013)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
136
Berdasarkan karakteristiknya gambar detail dibedakan sebagai berikut : b. Gambar Detail Konstruksi Menitik beratkan pada penjelasan hubungan konstruksi elemen bangunan/ ruang c. Gambar Detail Arsitektural Menitik beratkan pada penjelasan bentuk rancangan elemen bangunan / ruang (proporsi dan prinsip bentuk) 2. Menggambar Detail Skala Detail 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Skala Sub Detail 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Visualisasi Gambar Detail dijelaskan melalui proyeksi bidang dari detail, seperti Denah detail, Tampak Detail, Potongan Penampang Detail. Atau dilengkapi dengan visualisasi tiga dimensi, seperti isometri detail. Kelengkapan Gambar Detail :
Nama gambar detail
Petunjuk letak detail pada Denah, Tampak, Potongan, dan sebagainya.
Menjelaskan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi.
Notasi gambar yang membedakan/menjelaskan perbedaan material dasar, material finishing, warna, dsb.
Menjelaskan hubungan konstruksi, join elemen, dsb.
Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan detail.
3. Macam Gambar Detail Gambar Detail dapat diambil dari semua gambar rancangan antara lain pada :
Rancangan Tapak: detail pagar, detail badan jalan, riol, detail lansekap, lampu, dsb.
Rancangan Denah: detail teras, kolom, kaki bangunan, detail lantai, detail tangga, detail dapur, detail km/wc, dsb.
Rancangan Tampak: detail canopy, detail bidang bukaan, detail bidang masif/finishing.
Rancangan Potongan: detail plafond, detail balkon, railling, detail konstruksi atap, dsb.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
137
4. Detail Arsitektural Detail Arsitektonis lebih lengkap jika digambarkan dalam satu kesatuan denah, tampak, potongan, potongan tiga dimensi. Hal ini disebabkan karena penambahan suatu bahan pelapis tertentu mempunyai konsekuensi yang menuntut pemecahan konstruksi dan estetika terhadap pertemuan dengan elmenelmen lainnya. Yaitu mampu menjelaskan pertemuan dengan bidang dindinglantai-plafond- maupun elmen lainnya (misalnya kusen). F. Gambar Blok Plan, Situasi & Site Plan Gambar blok plan memberikan informasi tentang plot/zonasi letak bangunan dan unit-unit bangunan, sedangkan situasi menggambarkan tampak atas bangunan dalam lingkungan site (citra bangunan).
Site plan memberikan
informasi hubungan antara ruang dalam dan ruang luar bangunan pada lingkup site, biasanya dilengkapi pula informasi akses, hubungan pencapaian dari luar site-dalam site-dalam bangunan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
138
Keterangan gambar: A : Terminal Angkot B : Parkir kendaraan C : Check Point Bis Pariwisata D : Massa bangunan Utama E :Lintasan bis F :Perawatan bis G :Pul bis
Gambar 100. Site Plan & Perspektif (Sumber: Logi Tofani. Studio Perancangan Tugas Akhir: Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
139
Gambar 101. Contoh gambar Site Plan (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
Gambar 102. Contoh gambar Situasi (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
140
Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/Site plot (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)
G. Rangkuman Gambar kerja denah, tampak, potongan, detail-detail dan site plan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Secara hirarkis tiap gambar belum dapat dipastikan jika masih terdapat permasalahan pada tata bangunan dan tata ruang luar. Meskipun demikian gambar perancangan dalam proses desain, masih dimungkinkan untuk mengalami perubahan,
sehingga
diperlukan
ketelitian
mengerjakannya. Kualitas gambar kerja
dan
kepresisian
dalam
juga ditentukan oleh kreativitas
perancang dalam mengkomunikasikan dan mempresentasikan gambar, sehingga dapat dipahami dan digunakan sebagai dokumen perancangan akhir di lapangan.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
141
H. Tugas RANCANGAN TUGAS I PERANCANGAN (Perkuliahan Minggu ke-5) 1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja studio & mandiri/Problem-Based) 2. TUJUAN TUGAS : Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai‖ 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Transformasi konsep program ruang & konsep bentuk dalam gambar arsitektur 2D (denah, tampak & potongan) dan 3D (perspektif). Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan dilanjutkan tugas mandiri di rumah. Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan individu, dengan pendekatan metode ―in-out‖ dari program ruang menghasilkan selubung & bentuk bangunan. Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala gambar 1 : 100 atau 1 : 50) Penyajian di atas kertas A3, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta, penggaris, dll. d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Gambar denah lantai, tampak (4 sisi), potongan (2 arah), perspektif mata burung. Gambar diasistensi perorangan, dengan memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan. 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot tugas 5%):
Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)
Kelengkapan gambar (1,5%)
Ketepatan teknik menggambar (2%)
Kebersihan gambar (0,5%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
142
RANCANGAN TUGAS II PERANCANGAN (Perkuliahan Minggu ke-7)
1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja studio & mandiri/Problem-Based) 2. TUJUAN TUGAS : Merancang ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 2 lantai‖ 3. URAIAN TUGAS : a. Obyek garapan : Fungsi Komersial b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Transformasi konsep program ruang & konsep bentuk dalam gambar arsitektur 2D (denah, tampak & potongan) dan 3D (perspektif). Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan dilanjutkan tugas mandiri di rumah. Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Tugas dikerjakan individu, dengan pendekatan metode ―in-out‖ dari program ruang menghasilkan selubung & bentuk bangunan. Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala gambar 1 : 100 atau 1 : 50) Penyajian di atas kertas A3, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta, penggaris, dll. d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Gambar denah lantai 1 & 2, tampak (4 sisi), potongan (2 arah), perspektif mata burung. Gambar diasistensi perorangan, dengan memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan. 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot tugas 5%):
Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)
Kelengkapan gambar (1,5%)
Ketepatan teknik menggambar (2%)
Kebersihan gambar (0,5%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
143
RANCANGAN TUGAS III PERANCANGAN (Perkuliahan Minggu ke-10 s/d 11)
1. JENIS TUGAS: Kelompok & Individu (Kerja studio/Problem-Based) 2. TUJUAN TUGAS :
Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 lantai‖
Mengintegrasikan sistem rancangan arsitektur, persyaratan ruang, bangunan & ruang luar ke dalam gambar kerja.
3. URAIAN TUGAS: a. Obyek garapan : Fungsi Pendidikan Pra Sekolah & penunjangnya
Perancangan bangunan dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in)
Perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang (metode in-out)
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Transformasi konsep program ruang & tapak dalam gambar arsitektur. Waktu pengerjaan selama 2 kali pertemuan (500 menit/8,5 jam) dan dilanjutkan tugas mandiri di rumah. Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan : Pada
saat
programming
dan
studi
pendahuluan,
mahasiswa
dikelompokkan (tiap kelompok mengerjakan tema fungsi yang berbeda) dengan anggota maksimum 5 orang. Selanjutnya setiap mahasiswa secara individu dapat mengembangkan gambar perancangan hingga maket model. Metode yang digunakan adalah gabungan dari: Perancangan bangunan dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in), dan perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang (metode in-out) Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala gambar 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50) Penyajian di atas kertas A3 & A2, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta, penggaris, dll. Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
144
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Perancangan
arsitektur
menggambarkan
penyajian
gambar
yang
komunikatif dan mudah dimengerti. Gambar visual harus bisa dibaca meskipun tanpa tulisan. Lengkapi dengan skala yang sesuai dengan media yang digunakan.
Gambar Perancangan, meliputi: Blok Plan Site Plan Denah-denah Tampak-tampak Potongan-potongan Perspektif sequence Maket
Gambar
diasistensi
perkelompok
fungsi
(5
kelompok),
dengan
memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan. 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 10%) a. Tugas kelompok: Blok Plan (1%) b. Tugas Individu (8%) Ketuntasan ungkapan gagasan (2%) Kelengkapan gambar (2%) Ketepatan teknik menggambar (2%) Kebersihan gambar (1%) Maket model (1%) c. Presentasi kelompok (1%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
145
RANCANGAN TUGAS IV PERANCANGAN (Perkuliahan Minggu ke-13 s/d 15)
1. JENIS TUGAS: Kelompok & Individu (Kerja studio/Problem-Based) 2. TUJUAN TUGAS :
Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 - 2 lantai‖
Mengintegrasikan sistem rancangan arsitektur, persyaratan ruang, bangunan & ruang luar ke dalam gambar kerja.
3. URAIAN TUGAS: a. Obyek garapan : Fungsi Pelayanan Umum dan penunjangnya
Perancangan bangunan dengan program ruang fungsi: kesehatan, perkantoran, komersil, hunian, dan pendidikan.
Program ruang pendukung dapat ditentukan kemudian melalui studi pendahuluan (survey fungsi sejenis) di lokasi Kota Makassar
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : Transformasi konsep program ruang & konsep tapak dalam gambar arsitektur. Waktu pengerjaan selama 3 kali pertemuan (750 menit/13 jam) dan dilanjutkan tugas mandiri di rumah. Pada tiap pertemuan dilakukan asistensi perorangan c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
Pada
saat
programming
dan
studi
pendahuluan,
mahasiswa
dikelompokkan (tiap kelompok mengerjakan 1 fungsi) dengan anggota maksimum 5 orang. Selanjutnya setiap mahasiswa secara individu dapat mengembangkan gambar perancangan hingga maket model.
Metode yang digunakan adalah gabungan dari: Perancangan bangunan dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in), dan perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang (metode in-out) Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala gambar 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50) Penyajian di atas kertas A3 & A2, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta, penggaris, dll.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
146
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan : Perancangan
arsitektur
menggambarkan
penyajian
gambar
yang
komunikatif dan mudah dimengerti. Gambar visual harus bisa dibaca meskipun tanpa tulisan. Lengkapi dengan skala yang sesuai dengan media yang digunakan.
Gambar Perancangan, meliputi: Blok Plan Site Plan Denah-denah Tampak-tampak Potongan-potongan Perspektif sequence Maket
Gambar
diasistensi
perkelompok
fungsi
(5
kelompok),
dengan
memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan. 4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 20%) a. Tugas kelompok: Blok Plan (2%) b. Tugas Individu (13%) Ketuntasan ungkapan gagasan (3%) Kelengkapan gambar (4%) Ketepatan teknik menggambar (3%) Kebersihan gambar (1%) Maket model (2%) c. Presentasi kelompok (5%)
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
147
BAB III EVALUASI A. Kriteria Penilaian Penilaian akan dilakukan oleh tim dosen di setiap proses perkuliahan, berdasarkan sasaran pembelajaran pada proses Perencanaan dan Perancangan. Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa pada matakuliah TSPA 2 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa Ming ke-
1
2
3
Materi Tugas
Tugas individu: Menyusun komposisi ruang & bentuk (2D & 3D)
Tugas kelompok: Menyusun laporan garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)
Tugas kelompok: Menyusun skema proses perancangan dengan metode In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)
Kompetensi Kreativitas penyusunan komposisi (alternatif komposisi) Penerapan prinsip komposisi
Bobot (%) 0,5 2 1
Teknik presentasi grafis
0,5
Kelengkapan & kesesuaian data Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan Ketuntasan materi
0,5
Keaktifan dalam diskusi
0,5
Presentasi & pemahaman materi
0,5
1 0,5
Kelengkapan variabel data
1
Kesesuaian strategi yang digunakan
1,5
Kejelasan hirarki & sistematika skema Kreativitas penyusunan skema
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
3
5 1,5 1
148
4
5
Tugas Kelompok: Program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai berdasarkan: fungsi & kegiatan pelaku kegiatan kebutuhan ruang besaran ruang hubungan ruang (fungsi pendidikan prasekolah) Tugas Individu: Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai‖ (fungsi pendidikan prasekolah)
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul
1
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal)
2
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis
1
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas
1
Ketuntasan ungkapan gagasan
1
Kelengkapan gambar
1,5
Ketepatan teknik menggambar Kebersihan gambar
6
7
Tugas Kelompok: Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai‖ (Fungsi komersil)
Tugas Individu: Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 2 lantai‖ (Fungsi komersil)
Kesesuaian antara fungsi~tema~judul
8
9
Tugas Kelompok:
5 2 0,5 1
Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal)
2
Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis
1
Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas Ketuntasan ungkapan gagasan Kelengkapan gambar Ketepatan teknik menggambar Kebersihan gambar
Mid Test: Display & presentasi Fungsi komersil
5
5
1 1 1,5 2 0,5
Kejelasan ide & inovasi desain
4
Sistematika pemaparan
3
Kelengkapan materi presentasi; gambar & maket model Kesesuaian antara
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
5
10
3 1
5 149
Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai‖ (Fungsi pendidikan pra-sekolah)
10-11
12
13-15
16
Tugas Kelompok & Individu: Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 lantai‖ (Fungsi pendidikan prasekolah)
Tugas Kelompok: Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai‖(Fungsi pelayanan umum)
Tugas Kelompok & Individu: Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1-2 lantai‖ (Fungsi pelayanan umum)
Final Test: Konsep & disain arsitektur
fungsi~tema~judul Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas Tugas kelompok: Blok Plan Tugas Individu: - Ketuntasan ungkapan gagasan (2%) - Kelengkapan gambar (2%) - Ketepatan teknik menggambar (2%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (1%) Presentasi kelompok Kesesuaian antara fungsi~tema~judul Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal) Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas Tugas kelompok: Blok Plan Tugas Individu: - Ketuntasan ungkapan gagasan (3%) - Kelengkapan gambar (4%) - Ketepatan teknik menggambar (3%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (2%)
2 1 1 1
8
1 1 2 5 1 1 2
13
Presentasi kelompok
5
Konsep
10
Disain
10
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
10
20
20
150
Tabel 9. AKUMULASI NILAI AKHIR (Berdasarkan Peraturan Akademik Unhas 2010, Pasal 33) Nilai
Nilai Konversi
Range
Keterangan
A
4,00
>85
Lulus
A-
3,75
81 – 85
Lulus
B+
3,50
76 – 80
Lulus
B
3,00
71 – 75
Lulus
B-
2,75
66 – 70
Lulus
C+
2,50
61 – 65
Lulus
C
2,00
51 – 60
Lulus
D
1,00
45 – 50
Lulus
E
0,00
<45
Tidak Lulus
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
151
BAB IV PENUTUP A. Penutup Tersedianya
bahan
ajar matakuliah TSPA 2 pada LMS-Unhas,
diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam proses belajarnya, sehingga
dapat memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk berkembang secara optimal
sesuai dengan
kegiatan
belajar
kemampuannya, serta
mandiri
dan
menumbuhkan
dapat motivasi
mengakomodasi belajar
pada
mahasiswa. Dengan adanya bahan ajar ini diharapkan dapat membantu dosen dalam
mengurangi
waktu
penyajian
materi
dan
memperbanyak
waktu
pembimbingan bagi mahasiswa. Disamping itu juga dapat membantu dosen dalam mempersiapkan rancangan belajar di tiap semester, dan menjadi benchmark dalam melakukan evaluasi terhadap bahan ajar. B. Daftar Pustaka Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford: Architectural Press Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co. Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey, Publisher Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley & Sons, Inc. Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley & Sons, Inc Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural Press Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius. Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta: Erlangga.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
152
Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc. Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc. Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga. Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur, Jakarta: Djambatan. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John Willey & Sons, Inc. White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming. White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
153
LAMPIRAN
Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2
154