perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang Peranan modal, jumlah tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan usaha telah dibuktikan oleh beberapa penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Lumintang (2013) menunjukkan bahwa antara modal, jumlah tenaga kerja, jam kerja dan lama usaha memiliki pengaruh negatif tidak signiikan terhadap pendapatan. Namun demikian, penelitian yang dilakukan oleh Arianti, et al. (2013); Arman dan Damanik (2014); Darsana, et al. (2013); Indrajaya, et al. (2012) menunjukan bahwa antara modal awal usaha, jumlah tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Penelitian ini akan menunjukan pada analisis pendapatan usaha pedagang batik Laweyan,salah satu bukti dari keberhasilan para pengusaha batik saat ini dapat kita lihat data realisasi Ekspor Kota Surakarta menurut komoditi. Data tersebut adalah sebagai berikut.
commit to user
1
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.1 Realisasi Ekspor Kota Surakarta Berdasarkan Komoditi Tahun 2010-2011 Komoditi
tahun 2010 volume (kg)
Batik Besi cor untuk payung Kantong plastik Kartu ucapan Karung plastik Kayu olahan Kerajinan dari batu Kerajinan dari besi Kerajinan dari kaca Kerajinan dari kayu Kerajinan dari rotan Keramik Mebel Patung batu Payung taman Perabot rumah tangga dari batu Peralatan kantor Perangkat rumah tangga dari kayu Rempah rempah Tas belanja dari kertas Tekstil dan produk tekstil Jumlah
tahun 2011
nilai fob (US$)
volume (kg)
nilai fob (US$)
555.114,22 30.191,50
10.196.173,12 61.523,71
1.434.591,68 -
12.827.435,55 -
791.319,90 349.879,50 589.699,85 144.198,52 -
1.264.158,61 1.569.332,64 1.155.123,56 149.150,39 -
1.751.033,15 187.908,20 271.398,94 185.697,01 44.456,00
2.843.896,84 968.538,70 711.294,62 458.807,88 27.208,50
4.835,50
13.844,41
6.394,50
9.553,00
1.180,00
2.819,66
56.732,95
63.153,74
358.254,08
1.066.358,31
3.121,00
4.500,95
5.550,53
13.248,90
112.659,50 4.143.422,63 654.808,00
56.768,03 8.048.467,31 347.902,86
81.160,00 2.863.867,29 63.652,20 117,00 336.425,41
90.482,82 7.895.748,57 68.246,08 990,00 147.348,72
217.540,20
594.444,41
22.271,60
79.171,08
7.300,00
18.711,22
-
-
-
-
152 233.971,00
12.400,00 692.173,96
2.079,00
5.819,73
1.946.488,30
26.010.015,61
1.676.032,26
26.600.197,37
9.840.529,07
50.237.526,31
9.292.974,25
53.826.324,55
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
Batik merupakan salah satu budaya ciri khas bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan dari commit UNESCO serta ditetapkan sebagai Warisan to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009, serta mempunyai keunggulan komparatif di bidang ekonomi, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
(Prasetyo,
2010:2).
Sementara itu, menurut Setyawati (2011) kegagalan pengusaha pribumi di dalam bidang ekonomi disebabkan oleh sifat-sifat organisasi ekonomi yang tidak rasional. Di lain pihak, kegagalan pribumi lebih disebabkan oleh pengaruh struktural yang sedikit sekali memberi peluang kepada pedagang pribumi, baik sejak masa kolonial hingga sekarang ini. Sejak dicanangkan sebagai kampung wisata batik, industri batik di Kampung Laweyan semakin berkembang. Ini terjadi karena banyak wisatawan yang berkunjung untuk berbelanja batik sekaligus belajar membatik, serta menikmati bangunan-bangunan peninggalan yang bersejarah. Hal ini membawa pengaruh positif pada perkembangan industri batik di Laweyan yang ditandai dengan meningkatnya omset penjualan. Januari 2010 diberlakukannya CAFTA (China Asean Free Trade Area) di Solo batik produk China sudah mulai diperdagangkan ke pasar-pasar tradisional, tetapi perkembangan batik Laweyan tidak banyak mengalami penurunan. Menurut Setyawati (2011) tentang kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pembinaan
Pengusaha Pribumi
memperhitungkan perbedaan-
perbedaan yang terdapat pada lembaga sosial budaya di masing-masing daerah. Ketidaksuksesan atau kurangnya sukses yang diperoleh Pemerintah
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam usaha-usaha pembinaan pengusaha pribumi tersebut berasal dari dua hal sebagai berikut (Geertz, 1977: 27) : 1. Dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pembinaan pengusaha pribumi yang dirumuskan dan dilaksanakan oleh pihak pemerintah sendiri sangatlah menyolok perbedaannya antara sasaran yang dituju dan hasil yang diperoleh muncul karena kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah sifatnya terlalu umum, terlalu menghendaki hasil-hasil nyata yang segera, dan kurang terkoordinir atau terfokuskan. 2. Dari kelemahan-kelemahan intern pihak pengusaha pribumi sendiri. Artinya bahwa para pengusaha pribumi rupanya masih terjerat oleh beberapa faktor penghambat, dalam usaha mereka untuk memanfaatkan kebijakasanaan kebijaksanaan Pemerintah. Geertz telah menunjukkan, betapa faktor-faktor penghambat ini sangat berhubungan dengan latar belakang sosial-budaya dari masing-masing daerah dari mana golongangolongan ini muncul. Tampaknya, perubahan-perubahan dalam hal ini harus terjadi sebelum golongan ini dapat memanfaatkan kebijaksanaan – kebijaksanaan pemerintah. Usaha-usaha tambahan tentunya dapat juga dikerjakan oleh pemerintah untuk mendorong adanya perubahanperubahan ini (Geertz, 1977: 27). Motivasi pemilihan Kampoeng Batik Laweyan adalah Kampoeng Batik Laweyan merupakan industri dengan populasi pedagang batik terbesar di Kota Surakarta. Kebudayaan batik masih sangat melekat di Kota Surakarta,
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan menggunakan corak yang beragam dan desain batik yang menarik perhatian para konsumen serta kualitas yang baik. Penggunaan modal yang semakin besar, jumlah tenaga kerja yang meningkat, jam kerja yang semakin meningkat, dan lama usaha yang semakin lama di mungkinkan dapat berpengaruh terhadap pendapatan pedagang di Kampoeng Batik Laweyan. Studi empiris yang menjadi rujukan yaitu Indrajaya dkk. (2012) dan Arianti dkk (2013). Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kampoeng Batik Laweyan Kota Surakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh modal awal terhadap pendapatan pedagang Kampoeng Batik Laweyan? 2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pedagang Kampoeng Batik Laweyan? 3. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang Kampoeng Batik Laweyan? 4. Bagaimana pengaruh lama usaha terhadap pendapatan pedagang Kampoeng Batik Laweyan?
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh modal awal terhadap pendapatan pedagang batik Laweyan. 2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pedagang batik Laweyan. 3. Untuk menganalisis pengaruh jam kerja terhadap pendapatan pedagang batik Laweyan. 4. Untuk menganalisis pengaruh modal lama usaha terhadap pendapatan pedagang batik Laweyan. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini ditujukan kepada; 1. Bagi Pedagang Batik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pedagang kain batik untuk meningkatkan pendapatan usaha. Peneliti juga berharap agar semua pedagang di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dapat memperbaiki manajemen usaha agar usaha tersebut lebih berkembang.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah sumbangan pemikiran bagi masyarakat pada umumnya untuk memiliki kesempatan kerja. 3. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitaian ini diharapkan dapat di jadikan sebuah pertimbangan bagi instansi yang berwenang untuk mengembangkan sektor informal khususnya pedagang batik di laweyan . Peneliti juga berharap agar sistem ketenagakerjaan di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dapat terus meningkat dan sebuah sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan tentang pedagang batik.
commit to user
7