BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat
penting. Air merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus setiap negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Pertumbuhan penduduk, perkembangan pembangunan, dan meningkatnya standar kehidupan menyebabkan kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Hal ini menjadikan kualitas layanan perusahaan penyedia dan pengelola air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengemban tugas pokok melaksanakan
pengelolaan
dan
pelayanan
air
bersih
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai salah satu perusahaan milik daerah, harus mengupayakan untuk dapat menunjang terwujudnya misi dan fungsi yang diemban maka pengelolaan sistem air minum harus dilakukan dengan baik dan benar serta harus memenuhi kaidah-kaidah teknis dan ekonomis sesuai dengan standar kriteria yang telah ditentukan. Sistem distribusi produksi air yang dikelola PDAM dalam memperoleh air bersih akan menghasilkan kualitas dan kuantitas pelayanan yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini juga terjadi pada Kota Meulaboh Kabupaten
1 Universitas Sumatera Utara
2
Aceh Barat yang terdiri dari tiga kecamatan pelayanan, yaitu Kecamatan Johan Pahlawan, Kaway XVI dan Meureubo. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian di Kecamatan Johan Pahlawan karena terbatasnya kemampuan peneliti dan luasnya daerah cakupan pelayanan. Agustina D. V., (2007) menyatakan sistem distribusi produksi air dengan perpipaan,
kualitas pelayanan tergantung pada kondisi jaringan pipa distribusi air
dan kinerja pelayanan. Sedangkan kualitas pelayanan pada sistem distribusi produksi air non perpipaan tergantung pada kondisi lingkungan alam sekitarnya. Saat ini kapasitas produksi terpasang PDAM Tirta Meulaboh WTP Lapang memiliki kapasitas 80 ltr/dtk dengan kapasitas yang dimanfaatkan 70 ltr/dtk. Sumber air yang digunakan bersumber dari air permukaan yaitu sungai. Dari hasil survei pendahuluan secara langsung di lokasi daerah layanan PDAM Tirta Meulaboh, didapatkan kondisi bahwa debit aliran kecil (kurang mencukupi), tekanan air kurang, aliran berlangsung secara tidak kontinyu atau jam-jam pengaliran sering tidak menentu sehingga sangat merugikan konsumen. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa permasalahan yang timbul dalam proses penyediaan air selama ini salah satunya adalah terjadinya kehilangan air (losses) atau dikenal dengan kebocoran air. Damanik, W., (2002) menyatakan bahwa banyaknya air yang hilang (losses), maka akan menurunkan jumlah air yang dapat dijual kepada pelanggan, dan berdampak selanjutnya pada pendapatan perusahaan dari penjualan air akan berkurang sehingga akan menurunkan produktivitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3
Suntari, (2008) menyatakan bahwa untuk meningkatkan pelayanan air bersih lebih optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor topografi, penyebaran konsumen, ketersediaan air, cakupan pelayanan, kebijakan pengoperasian, unjuk kerja (performance) atau tingkat layanan yang diharapkan serta pengembangan jaringan (extension). Ferijanto, K., (2007) menyatakan bahwa kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada suatu sistem penyediaan air, baik terhadap PDAM maupun terhadap konsumen. Dengan adanya kehilangan air maka pihak PDAM akan menderita kerugian secara ekonomi dan finansial, sedangkan kerugian yang diderita pihak konsumen adalah terganggunya kapasistas dan kontinuitas pelayanan. Husen, dkk (2009) menyatakan bahwa ditinjau dari faktor penyebabnya kebocoran pada sistem distribusi, kebocoran dibagi menjadi dua bagian yaitu kebocoran karena faktor teknis dan kebocoran karena faktor nonteknis. Berdasarkan hasil survey dilokasi penelitian didapat data tingkat kebocoran air pada PDAM Tirta Meulaboh rata-rata 47,95%. Tabel 1.1 Data Produksi dan Kebocoran Air Persentase Volume Produksi No Tahun 3 Kebocoran (m ) 1 2008 2.387.428 41,38 2 2009 2.421.470 44,40 3 2010 2.003.865 44,25 4 2011 2.280.940 47,95 Sumber : PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
4
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa persentase kebocoran PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat selama empat tahun di atas 40 %. Kondisi kehilangan air yang terjadi masih melebihi standar tingkat kehilangan air minimum yang dizinkan yaitu sebesar 20%. Sehingga permasalahan ini berdampak pada sistem distribusi tidak mampu memenuhi kebutuhan air seluruh pelanggan yang dapat dilihat dari pasokan air tidak dalam 24 jam sehingga berdampak rendahnya persentase cakupan pelayanan PDAM Tirta Meulaboh. Berdasarkan hasil survey didapat data persentase cakupan palayanan PDAM Tirta Meulaboh tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah sebagai berikut. Tabel 1.2. Perbandingan Jumlah Penduduk dan Cakupan Pelayanan Jumlah Penduduk yang Persentase No Tahun Penduduk Terlayani Cakupan (Jiwa) (Jiwa) Pelayanan 1 2008 164.360 39.268 25,62 2 2009 169.111 64.513 39,25 3 2010 173.558 49.552 29,30 4 2011 177.532 67.796 39,06 Sumber : PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2012 Berdasarkan data Tabel 1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan pelayanan PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat masih relatif rendah jika dibandingkan dengan cakupan pelayanan air untuk masyarakat untuk mendukung program MDGS Tahun 2015 yaitu cakupan pelayanan minimal 60%. Di samping permasalahan-permasalahan yang timbul dalam sistem distribusi produksi air, PDAM juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan kinerja sistem dalam rangka mengatasi peningkatan konsumsi air masyarakat. Konsumsi air akan selalu mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan populasi. Pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
5
penduduk akan meningkatkan jumlah kebutuhan air secara umum karena bertambahnya konsumsi air. Melihat kondisi dan kenyataan tersebut, perlu adanya perbaikan sistem distribusi produksi air PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat secara keseluruhan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan air minum masyarakat. Menanggulangi permasalahan tentu diperlukan suatu
strategi, salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas
produksi dari yang ada saat ini, sehingga tentu diharapkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih optimal dan cakupan pelayanan yang diberikan terhadap konsumen lebih tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka jelas bahwa studi tentang sistem distribusi produksi air dan strategi peningkatan kapasitas produksi air perlu dilakukan dalam rangka memberikan sumbangan yang relevan bagi peningkatan produktivitas perusahaan.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang terjadi di PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah: 1. Masih rendahnya cakupan pelayanan yang diberikan PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Rendahnya kapasitas produksi pada PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat sehingga distribusi air tidak dapat mencukupi kebutuhan air masyarakat.
1.3.
Tujuan dan Sasaran Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan
rancangan
peningkatan
kapasitas
produksi
untuk
meningkatkan cakupan pelayanan. 2. Merumuskan strategi untuk peningkatan kapasitas produksi pada sistem distribusi produksi air.
1.4.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat dalam memahami permasalahan yang dihadapi PDAM Kabupaten Aceh Barat. 2. Sebagai bahan masukan bagi PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat untuk mengambil kebijakan dalam rangka peningkatan kapasitas produksi. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
7
1.5.
Batasan Masalah Pelaksanaan penelitian agar lebih terarahnya, serta keterbatasan waktu
penelitian maka penulis membatasi cakupan penelitian ini yaitu: 1. Penelitian terbatas pada sistem jaringan distribusi produksi air pada wilayah Kecamatan Johan Pahlawan di WTP Lapang. 2. Strategi yang diusulkan adalah konsep strategi tanpa melakukan implementasi.
1.6.
Asumsi Agar penyelesaian masalah dapat dilakukan sesuai dengan teori yang ada
maka perlu diadakan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Diasumsikan kondisi fasilitas produksi perusahaan pada keadaan normal. 2. Tidak ada perubahan sistem produksi selama penelitian. 3. Pihak karyawan dan manajemen PDAM dianggap mampu dan konsisten dalam memberikan keterangan pada penelitian ini.
1.7.
Sistematika Penulisan Laporan Bab 1 (Pendahuluan) menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 (Landasan Teori) memaparkan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori ilmiah yang digunakan untuk menjelaskan metode dan teknik yang
Universitas Sumatera Utara
8
digunakan dalam memecahkan permasalahan yang diteliti dan landasan dalam pembahasan. Bab 3 (Gambaran Umum Perusahaan) menjelaskan secara singkat berbagai atribut perusahaan yang menjadi tempat penelitian. Bab 4 (Metodologi Penelitian) mengemukakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada penelitian yang berupa rancangan penelitian, pengumpulan data, kerangka koseptual penelitian, definisi operasional variabel dan metode penelitian. Bab 5 (Hasil Penelitian dan Pembahasan) mengidentifikasi data penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumen perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan dan analisis data. Hasil pengolahan dan analisis data tersebut digunakan sebagai dasar dalam perancangan solusi. Bab 6 (Perancangan) menguraikan tentang rancangan strategi yang digunakan sebagai pemecahan masalah berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kemudian melakukan pembahasan terhadap strategi yang telah dirancang. Bab 7 (Kesimpulan dan Saran) memberikan kesimpulan dari penelitian serta saran bagi perusahaan dan pengembangan penelitian-penelitian berikutnya.
Universitas Sumatera Utara