1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Indonesia, negara dengan kekayaan alam begitu melimpah salah satunya
adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi suatu negara diantaranya yaitu minyak bumi, gas alam, batu bara, batu alam, timah, nikel, tembaga, emas, perak, fosfat dan lain sebagainya. Potensi yang kaya akan sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan untuk melakukan eksplorasi pertambangan sumber daya tersebut, sehinga industri pertambangan mempunyai prospek yang bagus untuk kedepannya dan dapat menarik minat investor dalam berinvestasi di sektor perusahaan pertambangan. Sifat dan karakteristik industri pertambangan berbeda dengan industri lainnya. Salah satunya industri pertambangan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, syarat risiko, dan adanya ketidakpastian yang tinggi, menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan perusahaan. Perusahaan pertambangan membutuhkan modal yang sangat besar dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pertambangan. Untuk itu, perusahaan pertambangan banyak masuk ke pasar modal untuk menyerap investasi dan memperkuat posisi keuangannya (Winda, 2015).
2
Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan (Pasadena, 2013). Salah satu perusahaan yang ada dalam pasar modal ialah perusahaan pertambangan. Pasar modal Indonesia memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksi oleh investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan (Priono, 2006). Investor dapat mencari informasi di bursa efek melalui pergerakan saham yang mencerminkan kondisi perusahaan, pergerakan saham tersebut dipengaruhi oleh informasi dari persepsi pemegang saham dan harga saham yang dapat berubah sewaktu–waktu. Dengan adanya situasi ketidakpastian yang disebabkan oleh harga saham menyebabkan para investor harus mampu menganalisis perubahan sahamnya dengan baik. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dapat
3
digunakan untuk membantu para investor dalam menilai pertumbuhan laba perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Dividen merupakan return dari investasi, semakin banyak
investasi
semakin banyak return dividen yang didapat. Investor lebih menginginkan pembayaran dividen yang stabil, oleh karenanya Pembagian dividen menjadi masalah penting bagi manajemen, di satu sisi perusahaan memerlukan dana untuk memenuhi aktivitas operasi dan di sisi lain perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayarkan dividen ke investor. Dalam hal ini diperlukan adanya kebijakan dividen dari managemen secara adil dan tepat. Kebijakan dividen merupakan kebijakan untuk menentukan besarnya pendapatan yang dibagikan pada pemegang saham dan bagian laba yang ditahan perusahaan. Penggunaan laba ditahan akan mempengaruhi kebijakan pembagian dividen perusahaan. Pihak manajemen harus memutuskan bagian dari pendapatan yang akan di investasikan kembali untuk aktivitas operasional perusahaan dan berapa bagian pendapatan perusahaan yang harus dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen merupakan salah satu dari sekianbanyak kebijakan yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dilaksanakan dan direalisasikan kepada pemegang saham. Hal ini disebabkan karena tanpa adanya pembagian dividen maka dikuatirkan para pemegang saham akan beralih ke perusahaan lain yang sudah jelas pembagian dividennya. Namun kebijakan apapun yang ditempuh oleh manajemen perusahaan, bagi investor tidak terlalu penting dipertimbangkan, karena kebijakan manajemen hanya dapat diketahui oleh pihak intern perusahaan. Bagi investor yang terpenting adalah melihat
4
bagaimana perkembangan perusahaan terutama dari kinerja keuangannya (Hutomo, 2012). Bagi sebagian perusahaan, dividen dianggap memberatkan, karena dengan adanya dividen perusahaan harus memiliki dana permanen untuk tetap dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham di masa datang, perusahaan yang tidak memiliki dana cukup untuk membayarkan dividen akan mengurangi dana kebutuhan
investasinya
sehingga
memerlukan
modal
tambahan
dengan
menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman kepada pihak lain (Sulistiyowati, 2010). Berikut daftar persentase pembagian dividen (DPR) perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
5
Tabel 1.1 Persentase DPR perusahaan sektor pertambangan di BEI tahun 2011-2014 yang membagikan dividen setiap tahunnya. DPR % NO
Nama emiten 2011
2012
2013
2014
1
PT. Adaro Energy Tbk
25,57
54,57
30,39
39,89
2
PT. Harum Energy Tbk
43,37
78,84
161,76
58,25
3
PT. Vale Indonesia Tbk
48,39
115,71
91,78
43,15
4
PT.Indo Tambangraya Megah Tbk
6,73
20,80
23,39
17,40
5
PT.Medco Energi International Tbk
7,04
51,80
8,04
16,59
6
PT.Tambang Batubara Tbk
0,83
1,11
1,68
0,94
7
PT.Petrosea Tbk
8,07
12,93
12,17
95,16
8
PT. Timah (Persero) Tbk
10,58
20,72
10,99
13,09
9
PT. Resource Alam Indonesia Tbk
9,48
36,80
15,31
40,34
10
PT. Aneka Tambang Tbk
0,03
0,02
0,01
0,01
RATA – RATA
16,01
39,33
35,55
32,48
(Sumber :Laporan kinerja perusahaan dan diolah penulis 2016) Tabel 1.1 menunjukan bahwa rata-rata dividend payout ratio (DPR) perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai 2014 yaitu 16,01%, 39,33%, 35,55%, 32,48%. Hal ini menggambarkan adanya penurunan kebijakan dividend payout ratio (DPR) perusahaan pertambangan tahun 2011-2014. Fenomena penurunan pembagian dividen pada tabel diatas dikarenakan adanya beberapa faktor atau masalah yang ada didalam perusahaan dalam membagikan dividen. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis adanya faktorfaktor yang terindikasi mempengaruhi perusahaan dalam membagikan dividen,
6
diantaranya adalah arus kas operasi, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan perusahaan. Arus kas operasi merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar penghasil utama pendapatan dan pengeluaran perusahaan, arus kas operasi dapat memberikan informasi mengenai besarnya arus kas yang mencerminkan keleluasaan suatu perusahaan untuk melakukan investasi tambahan, melunasi hutang, menambah likuiditas, sehingga arus kas yang tinggi dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan yang baik, sehingga besarnya arus kas operasi dapat menetukan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu karena laba bersih merupakan angka yang menunjukkan selisih pendapatan (baik operasi maupun non operasi) dengan biaya (baik operasi maupun non operasi) serta pajak penghasilan. Sehingga laba bersih dijadikan sebagai salah satu indikator yang diperhitungkan oleh para investor dalam menganalisis pergerakan saham perusahaan. Laba bersih yang meningkat dapat menginformasikan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kinerja manajemennya di mana hal tersebut akan memberikan goodnews pada pelaku pasar. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka akan semakin meningkat pula harga sahamnya yang menyebabkan return saham akan semakin tinggi (Putriani, 2014). Solvabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh hutang dengan menggunakan seluruh modal atau aset yang dimiliki
perusahaan.
Apabila
perusahaan
mengalami
keterbatasan
laba,
perusahaan cenderung memanfaatkan hutang namun bila penggunaan hutang
7
terlalu besar dapat berdampak pada kebangkrutan (Winda, 2015). Berdasarkan dampak ini apabila perusahaan ingin menghindari hutang yang tinggi, maka laba perusahaan dialokasikan ke laba ditahan yang digunakan untuk operasi perusahaan dan investasi di masa yang akan datang sehingga akan mengurangi penggunaan hutang. Likuiditas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Likuiditas menunjukkan adanya peningkatan jumlah kas dan setara kas dalam perusahaan sehingga dapat meningkatkan harapan investor terhadap kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen. Bagi perusahaan, dividen adalah arus kas keluar, dan hal tersebut mempengaruhi posisi kas perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan kesempatan perusahaan dalam melakukan investasi menggunakan kas yang dibagikan dalam bentuk dividen tersebut berkurang (Pasadena, 2013). Semakin tinggi tingkat likuiditas sebuah perusahaan, kemungkinan pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan tersebut akan semakin besar. Selain memperhatikan variabel arus kas operasi, profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas, variabel ukuran perusahaan juga harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan dalam menentukan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham. Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan. Sehingga perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal. Kemudahan ini cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki dividend payout ratio lebih tinggi dari pada perusahaan kecil.
8
Semakin besar ukuran perusahaan maka dividen yang dibagikan juga semakin besar (Pasadena, 2013). Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka judul yang ditengahkan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Arus Kas Operasi, Profitabilitas,
Solvabilitas,
Likuiditas,
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2014”. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan fenomena peningkatan dan penurunan dalam membagikan dividen pada perusahaan sektor pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 – 2014, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 3. Apakah solvabilitas perusahaan berpengaruh tehadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 4. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014? 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
9
6. Apakah arus kas operasi, profitabiliitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen secara simultan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014?
1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 3. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 4. Untuk menganalisis pengaruh solvabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 5. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 20112014. 6. Untuk menganalisis secara simultan pengaruh arus kas operasi, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
10
1.4 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Akademisi Bagi akademisi penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kebijakan dividen. 2. Praktisi a) Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
pembayaran dividen. Perhitungan kuantitatif
diharapkan dapat menunjukan hubungan atau pengaruh antara arus kas operasi, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama dalam bentuk dividen kas (tunai). b) Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrument saham. Dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan dividendiharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan dividen kas yang akan diterima oleh pemegang saham.