BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek keunggulan dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Sebuah organisasi diperlukan adanya suatu potensi dan kekuatan internal yang kokoh dalam rangka menghadapi semua tantangan, hambatan serta perubahan yang ada. Faktor utama yang dibutuhkan dalam rangka mewujudkan harapan organisasi tersebut adalah faktor sumber daya manusia, karena dengan adanya sumber daya manusia yang berkompeten akan dapat memajukan dan mengembangkan organisasi dalam mengatasi masalah dengan tepat sesuai situasi dan kondisi yang ada. Kepemimpinan diperlukan oleh perusahaan dalam upaya pencapaian tujuan suatu organisasi. Karyawan dituntut untuk dapat mengikuti arahan dari pimpinannya karena merekalah yang dianggap mampu menjadi influence bagi karyawan untuk dapat memiliki tujuan yang sama dengan perusahaan. Jika tujuan yang dituju tidaklah sama maka akan sulit bagi suatu organisasi menjalankan proses pencapaiannya. Kepemimpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh didalam kelompok atau organisasi (Robbins, 2006). Dalam suatu perusahaan peran seorang pemimpin diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat mengajak karyawannya mencapai suatu tujuan perusahaan.
1
Pemimpin yang baik akan mampu menyalurkan optimisme dan pengetahuan yang dimiliki agar karyawannya dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Motivasi merupakan pendorong seseorang untuk melakukan aktivitas dan merupakan kekuatan yang ada pada diri orang tersebut. Motivasi kerja pegawai dalam suatu organisasi dapat dianggap sederhana dan dapat pula menjadi masalah yang kompleks, karena pada dasarnya manusia mudah untuk dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi keinginannya. Robbins dan Coulter (2010) motivasi adalah proses dimana seseorang mendapatkan energy, diarahkan, dan berkelanjutan menuju tercapainya suatu tujuan. Karyawan yang mempunyai motivasi yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula, untuk itu sangat diharapkan peningkatan motivasi demi memacu semangat kerja karyawan dalam mencapai hasil maksimal. Faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan dari orang tersebut. Apabila ia menginginkan dan membutuhkan sesuatu, maka ia akan terdorong untuk melakukan perbuatan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan atau apa yang dibutuhkan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai kepuasan dirinya. Pemberian dorongan sebagai bentuk motivasi kerja kepada bawahan penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jika tujuan yang dituju
tidaklah sama maka akan sulit bagi suatu organisasi menjalankan proses pencapaiannya dan motivasi Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Lingkungan kerja sangat berperan penting dalam menciptakan suatu dorongan kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik dalam mencapai tujuan perusahaan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya dapat menurunkan motivasi kerja karyawan. Menurut Sedarmayanti (2009:21), lingkungan kerja ada dua macam yaitu lingkungan kerja fisik, yang termasuk didalamnya adalah kondisi tempat kerja, suhu udara, peralatan kerja yang dapat membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan lingkungan kerja non fisik, hubungan baik baik ke pimpinan dan rekan kerja. Sedangkan kinerja sendiri menurut Mangkunegara (2009:67) adalah mutu dan hasil kerja dari seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Salah satu upaya dalam menghasilkan kinerja karyawan yang baik atau bahkan meningkatkan kinerja yang dimiliki oleh karyawan adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, kondusif, dan menyenangkan. Dengan diterimanya perlakuan-perlakuan yang baik oleh karyawan maka akan timbul perasaan puas yang pada gilirannya akan timbul sikap komitmen pada
diri karyawan terhadap organisasinya. Komitmen organisasional adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam oerganisasi tersebut. Orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan lebih berkomitmen terhadap organisasi lebih mungkin untuk mendapatkan kepuasan yang lebih besar. Komitmen didefinisikan sebagai suatu keyakinan salah satu pihak bahwa membina hubungan dengan pihak lain merupakan hal yang penting yang berpengaruh terhadap manfaat optimal yang didapat oleh kedua belah pihak dalam berhubungan. Sopiah,
(2008:
164)
mengemukakan
ada
sejumlah
faktor
yang
mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu faktor personal yang meliputi job expectations, psychological contract, job choice faktor, karakteristik personal. Keseluruhan faktor ini akan membentuk komitmen awal, faktor organisasi, meliputi initial works experiences, job scope, supervision, goal consistency organizational. Semua faktor akan membentuk atau memunculkan tanggung jawab dan non-organizational faktor, yang meliputi availability of alternative jobs. Faktor non organisasi, misalnya ada tidaknya alternatif pekerjaan lain. Jika ada dan lebih baik, tentu pegawai akan meninggalkannya. Puspitasari dan Asyanti (2011), mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki komitmen kerja yang tinggi akan memiliki kemauan secara sadar untuk mencurahkan usaha demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan bekerja bukan karena adanya instruksi melainkan termotivasi dari dalam diri sendiri dan lingkungan kerja yang dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, kondusif,
dan
menyenangkan.
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul: “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah yaitu: 1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap komitmen organisasional? 2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap komitmen organisasional? 3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian yaitu: 1. Untuk
mengetahui
pengaruh
kepemimpinan
terhadap
komitmen
organisasional. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap komitmen organisasional. 3. Untuk
mengetahui
pengaruh
lingkungan
kerja
terhadap
komitmen
organisasional. 1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah
sebagai berikut: 1. Kontribusi Praktis Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan bagi pemimpin perusahaan dalam hal kepemimpinan,
motivasi guna untuk meningkatkan kinerja karyawan dan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif yang pada gilirannya akan dapat menimbulkan sikap komitmen pada diri karyawan terhadap organisasi 2. Kontribusi Teoritis Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan memperluas pandangan terhadap praktek pelaksanaan pengaruh kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap komitmen organisasi. 3. Kontribusi kebijakan Sebagai dasar pengambilan keputusan bagi Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur Unit Pelaksana Teknis Surabaya dalam mengembangkan kebijakankebijakan, motivasi, lingkungan kerja dan komitmen organisasional. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengacu pada variabel yang diteliti, populasi, dan subyek yang diteliti. Variabel yang diangkat dalam penelitian adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang diteliti adalah kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja, sedangkan variabel terikat yang diteliti adalah komitmen organisasional. Data untuk analisis penelitian diambil dari jawaban kuisioner para pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur Unit Pelaksana Teknis Surabaya pada Tahun 2016.