1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses kegiatan dalam penyampain pesan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa verbal maupun non verbal antara satu individu dengan individu lainnya baik secara audio maupun audiovisual yang terdapat proses saling interaksi. Proses penyampain pesan dapat dilakukan dengan banyak berbagai cara, baik dengan menggunakan media cetak maupun media elektronik, bahkan yang terbaru saat ini adalah dengan menggunakan media dunia maya. Komunikasi yang dilakukan baik secara interpersonal maupun antarpersonal, akan sangat efektif bila menggunakan sebuah bahasa yang dapat diterima dan dimengerti agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa.1 Keberadaan media sangat diperlukan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, seperti media
1
Aubrey Fisher dan Katherine L.Adams. Interpersonal Cmmunication : Pragmatics of Human Relationship. New York: McGraw-Hill,1994,hl. 131
1
2
Televisi sebagai salah satu media massa yang keberadaanya saat ini dianggap sebagai salah satu media yang lebih unggul dalam penyampain pesannya secara audiovisual serta siarannya yang serentak diterima oleh khalayak. Dengan demikian masyarakat dapat dengan mudah dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi. Awal tahun 2000 hingga kini terdapat banyak bermunculan stasiun Televisi-televisi baru baik stasiun TV Nasional maupun stasiun TV Lokal yang menyebabkan persaingan dalam dunia penyiaran serta perubahanperubahan terhadap program siaran. Program siaran sangat berpengaruh besar terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat serta dapat merubah persepsi seseorang yang menontonnya, dengan demikian dalam sebuah siaran terdapat beberapa fungsi, diantaranya fungsi informasi, hiburan, dan kontrol sosial, sebagaimana telah diatur dalam UU penyiaran No.32 tahun 2002 Pasal 36 ayat 1 tentang isi siaran : ”Isi siaran wajib mengandung
informasi,
pendidikan,
hiburan
dan
manfaat
untuk
pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.2 Dengan semakin banyaknya program acara yang disajikan oleh stasiun televisi, sangat diperlukan perubahan-perubahan program acara untuk menghindari rasa kebosanan yang akan terjadi terhadap penonton dengan melihat berdasarkan dari rating dan share program acara tersebut. 2
Jurnalistik Televisi Undang-undang Penyiaran, Penerbit PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006 hal 101
3
Pemilihan program-program acara anak-anak saat ini sangat kurang diperhatikan oleh para pelaku dunia industri pertelevisian, acara anak-anak saat ini cenderung menjadi acara minoritas yang muncul pada hari atau jam tertentu. Untuk membuat suatu program tayangan anak-anak banyak hal yang harus diperhatikan baik dari dampak yang akan timbulkan maupun keefektifitasan acara tersebut dalam memberikan program-program acara yang bermanfaat pada anak-anak. Dalam peraturannya Komisi Penyiaran Indonesia sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi penyiaran di Indonesia memiliki aturan dalam memberikan perlindungan terhadap anank-anak dalam mendapatkan program siaran, seperti yang diatur dalam Bab VI Pasal 17, “Lembaga penyiaran dalam memproduksi dan menyiarkan berbagai program dan isi siaran wajib memperhatikan, memberdayakan dan melindungi kepentingan anak-anak, remaja dan perempuan”.3
Program acara anak-anak yang disajikan tentunya haruslah mendapatkan perhatian dari orang tua sebagai bentuk filterisasi dalam menghindari efek negatif yang dapat timbul dari program acara tersebut, dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting dalam mendampingi dan memberikan arahan-arahan pada setiap program anak-anak yang ditonton oleh anak-anak mereka.
3
http://www.kpi.go.id/standart program siaran Bab VI Pasal 17 hal 8
4
Orang tua diharapkan dapat memberikan penjelasan-penjelasan yang dapat menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang datang dari anak sebagai bentuk dampak dari tayangan tersebut. Program acara-anak di Indonesia banyak sekali mengadopsi tayangan-tayangan kartun dari Jepang yang berbentuk animasi maupun serial. Seperti tayangan kartun distasiun TV Indosiar, hampir keseluruhan tayangan kartun yang disajikan untuk anakanak adalah kartun yang berasal dari jepang. Program tayangan seperti, Bleach yang saat ini paling disukai oleh anak-anak dengan rating 2,4 dan share 14,5 pada periode 11 Maret 2009, tayangan ini disiarkan pada hari minggu pkl.11.00 hingga 12.00. Tayangan ini termasuk kedalam 4 program tayangan yang dilarang oleh KPI, termasuk Naruto, dan Detectif Conan .4 Tayangan tersebut merupakan tayangan yang cukup berbahaya untuk ditonton oleh anak-anak, selain unsur kekerasan yang menjadi masalah utama, tayangan tersebut memiliki kecenderungan untuk ditiru oleh anakanak seperti cerita cara pembunuhan pada tayangan detektif conan, pemukulan dan kekerasan pada tayangan Naruto.
Pada pra riset yang
dilakukan oleh peneliti terhdap anak-anak, ditemukan bahwa anak-anak didaerah Kelurahan Karang Timur menyukai tayangan Kartun Bleach dan pada saat mereka menonton pun para Orang tua mereka ada, artinya terdapat begitu besarnya rasa ketertaraikan anak-anak pada film-film kartun tersebut, hal inilah yang membuat film kartun tersebut mendapat rating dan share yang tinggi dibanding tayangan kartun lainnya di Indosiar.5 4
ibid
5
Periset Peneliti, Keterangan dari Anak-anak yang menonton tayangan Bleach.
5
Tayangan anak di televisi dapat mempengaruhi anak baik secara mental maupun perkembangan fisik, pada tayangan Bleach selain terdapat adegan kekerasan, seperti memukul, imajinasi dunia mistis, dll. Selain itu, tayangan kartun dari jepang banyak berisikan kebudayaan Jepang yang kini banyak ditiru oleh anak-anak, sehingga dapat menimbulkan sedikitnya pengetahuan mereka akan kebudayaan bangsanya sendiri. Pada usia anak 6 sampai 7 tahun dapat lebih lama memusatkan perhatiannya pada sebuah tayangan televisi terutama bila acara tersebut terdapat adegan yang mereka lihat dan dengar menarik hati6. Peran
Orang
tua
saat
ini
dirasa
sangat
kurang
dalam
memperhatikan setiap tayangan yang dinikmati oleh anak-anak mereka. Banyak anak yang terjebak dengan tayangan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya mereka saksikan. Bahkan anak sering menjadi korban dari dampak tayangan yang tidak sesuai dengan usia mereka untuk menonton, penggolongan program siaran televisipun telah diatur oleh KPI kedalam empat klasifikasi yaitu : 1. Klasifikasi A : Tayangan untuk Anak, yakni khalayak berusia dibawah 12 tahun. 2. Klasifikasi R : Tayangan untuk Remaja, yaitu khalayak berusia 12-18 tahun.
6
Elizabeth B. Hurlock Perkembangan anak Jilid I, Penerbit Erlangga, 1978 hal 340
6
3. Klasifikasi D : Tayangan untuk Dewasa dan 4. Klasifikasi SU : Tayangan untuk Semua Umur Ada beberapa faktor tayangan televisi dapat dengan besar mempengaruhi anak. Anak akan dengan mudah mengidentifikasikan diri mereka sesuai dengan apa yang mereka lihat di TV. “semakin sering mereka melihat tokoh dalam suatu tayangan semakin besar mempengaruhi perilaku mereka, sebagai contoh, bila terdapat tokoh agresif yang sering mereka lihat cenderung memperbesar agresivitas anak”7. Televisi bukan saja hiburan bagi anak-anak melainkan juga merupakan alat untuk memasyarakatkan yang baik bagi mereka (Leifer)8. Kurangnya pengawasan dari orang tua menjadi hal yang sangat fatal untuk perkembangan anak, dari dampak yang akan ditimbulkan dari tayangan televisi baik untuk dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Sebagai contoh
kasus,
tayangan
smackdown
yang
klasifikasinya
tidak
diperuntukkan untuk anak ditonton oleh banyak anak dengan adeganadegan pada tayangan tersebut yang dinilai menarik oleh anak-anak. Sehingga menimbulkan anak meniru adegan tayangan tersebut dan mengimplementasikannya pada kehidupan nyata yang pada akhirnya memakan beberapa korban tewas dari anak-anak.
7
Ibid hal. 341 Ibid hal. 344
8
7
Pada program tayangan Bleach yang bergenre Anak-anak ditambah dengan bimbingan oleh Orang tua, sering tidak diperhatikan oleh orang tua bahwa pada tayangan tersebut perlu peran orang tua untuk mendampingi anak-anak mereka dalam menyaksikan tayangan tersebut. Anak-anak dapat dengan mudah menyukai dan terpengaruh oleh tantangan yang bersifat mistis yang terdapat pada tayangan tersebut sehingga dapat memunculkan imajinasi mereka kedalam kehidupan nyata. Hal ini sering tidak diperhatikan oleh orang tua dan justru sebaliknya orang tua menganggap tayangan tersebut dapat memberikan efek positif dengan fungsi hiburannya namun tanpa disadari banyak anak yang meniru perilaku-perilaku yang terdapat dalam peran suatu tokoh dalam tayangan tersebut yang memungkinkan perilaku tersebut tidak baik untuk anak seperti, kekerasan, kehidupan dunia mistis,kata-kata kasar, dll. Hal ini jelas harus dipahami oleh orang tua dalam menghindari anak mereka terjebak pada tayangan yang tidak layak untuk mereka tonton khususnya para orang tua didaereh Kelurahan Karang Timur, Ciledug, pengamatan peneliti pada daerah tersebut banyak terdapat anak berusia 6 hingga 7 tahun yang senang menonton televisi. Peran orang tua diharapkan mampu menjelaskan kesalahpahaman yang mungkin terjadi pada anak disaat mereka menonton televisi dan memberikan pengertian yang jauh lebih baik dengan arahan-arahan yang dapat diterima oleh anak. Karena pada dasarnya dalam tingkatan
8
kelompok sosial terdekat, keluarga yang dalam hal ini adalah anak dengan orang tua. Komunikasi yang baik perlu diperhatikan oleh orang tua dalam menyampaikan pesan-pesannya agar dapat dimengerti oleh anak, seperti halnya pada sebuah program tayangan Bleach, anak-anak sangatlah kritis terhadap hal-hal baru yang mereka lihat dan dapat dengan mudah terpengaruh. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa terdapat masalah yang perlu dikaji oleh peneliti yakni bagaimana kenyataannya peran orang tua dalam
mendampingi
anaknya
menonton
televisi
sebagai
bentuk
pengawasan dalam perkembangan anak. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk lebih jauh tentang peran orang tua dalam mendampingi program tayangan anak Bleach tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh peran orang tua dalam mengawasi tayangan televisi untuk anak mereka.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Pada Program Tayangan Anak Bleach di Indosiar”?.
9
1.3 Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah : Untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai Peran Orang Tua dalam mendampingi anak-anak mereka yang dalam hal ini yang menonton program tayangan Bleach di Indosiar. 1.4 Signifikasi Penelitian 1. Secara Akademis Memberikan suatu uraian baru didalam pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dibidang Jurnalistik tentang media penyiaran pada media televisi khususnya pada program tayangan Anak. 2. Secara Praktis Memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada Orang Tua tentang perannya dalam mendampingi anak menonton program tayangan Bleach bagi perkembangan anak.