BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu dasar dan kunci seseorang dalam menjalankan tugasnya, komunikasi merupakan suatu proses dalam perawatan untuk menjalankan dan menciptakan hubungan antara anak dan orang tua, komunikasi tampaknya sederhana tetapi untuk menjadikan suatu komunikasi berguna dan efektif membutuhkan usaha dan keterampilan serta kemampuan dalam bidang itu (Arifin, 2001). Dalam lingkungan keluarga komunikasi suatu hal yang penting dimana komunikasi berfungsi sebagai media dalam hubungan antar keluarga. Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan dalam interaksi keluarga, seorang anak akan memperoleh latihan dasar mengembangkan sikap sosial dengan baik dan kebisaan berperilaku. Manfaat yang dapat diambil dari seringnya bertatap muka dan berinteraksi yaitu disamping dapat mengakrabkan sesama anggota keluarga. Anak – anak juga terlatih untuk peka terhadap lingkungannya. Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif, karena komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap hubungan yang makin baik dari tindakan ( Effendy, 2002). Komunikasi orangtua dengan anak adalah penting, karena dapat mempererat hubungan orangtua dengan anak dan dapat memberikan rasa aman pada, situasi yang demikian juga dapat membantu perkembangan motivasi belajar anak (Gunarsa, 2004). Komunikasi yang digunakan seseorang akan mempengaruhi proses interaksi. Berinteraksi dengan lingkungan akan membentuk kepribadian. Selama itu pula komunikasi menjadi sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang (Rakhmat, 2005). Dampak dari komunikasi tidak efektif bagi perkembangan anak sangat fatal karena bisa timbul seperti perilaku nakal pada anak atau
1
2
perilaku menyimpang. Berbagai permasalahan yang dihadapi anak, menyebabkan sebagian anak mengalami depresi, kegoncangan nilai dan perilaku nakal, termasuk kurang efektifnya komunikasi dalam keluarga dari kegagalan orangtua dalam menurunkan nilai rohani atau nilai moral kepada anaknya ( Kriswanto, 2005). Alasan utama yang banyak dikemukakan, diantara mereka masih kurang adanya komunikasi dalam sebuah keluarga dan perhatian dari orang tua (Abror. AJ, 2009). Sebuah data dari DINKES menunjukkan ada sekitar 27% anak di Indonesia putus sekolah sebelum lulus SMA. Dari data yang di himpun Badan Narkotika Nasional (BNN) (2008) jumlah anak yang memakai narkoba dari tingkat SD mencapai 1.793 siswa, untuk SLTP berjumlah 3.543 siswa, dan untuk tingkat SMA berjumlah 10.326. Sedangkan data dari Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) mengenai kunjungan korban narkoba adalah anak yang menempuh SMU (41,85%) mahasiswa (31,35%) dan para pelajar (21,07%) bahkan siswa SD tercatat penyalahgunaan narkoba yang paling muda berusia 7 tahun (RSKO, 2008). Orangtua cenderung menghindari tanggung jawab mereka untuk memberikan perhatian yang serius terhadap persoalan sehari – hari. Kelalaian dan kurang kontrol anak dapat menjadi sebab utama terjadinya perilaku menyimpang pada anak. Hal ini menyebabkan banyaknya anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer untuk bermain internet dan bergaul dengan teman yang dianggapnya mendukung atau memberikan dia perhatian, seperti lebih sibuk bermain jejaring sosial contohnya facebook daripada berkumpul dengan keluarga atau orang lain (Djamarah, 2004). Penelitian yang dilakukan Najib (2009) di Wonorejo, Demak ada sebanyak 44 orang tua (76,6%) yang menggunakan teknik komunikasi fungsional (pesan yang diterima penerima sesuai dengan yang disampaikan pengirim) dan ada 12 orang tua (21,4%) menggunakan komunikasi disfungsional.
3
Sedangkan dari hasil penelitian yang di lakukan Junaidi (2013) menunjukkan bahwa 44,2% orang tua mengatakan jarang berbicara atau berkomunikasi dengan anak dan sebanyak 37,2% orang tua memiliki inisiatif memulai berkomunikasi. Sebanyak 14 responden atau 32,6% mengatakan bahwa orang tua sering memberi kebebasan anak berpendapat dalam keluarga. Demikian juga oleh penelitian Hodijah (2005) dengan judul hubungan antara intensitas komunikasi orangtua dan anak dengan motivasi belajar anak kelas VI di SD Negeri Kalimulya I Depok dengan responden sebanyak 60 orang. Hasil yang didapatkan ada kolerasi positif yang signifikan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orangtua dan anak dengan motivasi belajar. Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama. Kadang kala orang tua tidak menyadari bahwa anak-anaknya di rumah sangat membutuhkan perhatian dan komunikasi darinya. Orang tua lebih mementingkan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga tanpa memikirkan bagaimana prestasi anak-anaknya di sekolah (Al- Mighwar, 2006). Orang tua adalah orang yang seharusnya paling mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja yang mereka tidak sukai. Orang yang pertama kali tahu bagaimana perubahan dan perkembangan karakter serta kepribadian anak-anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa
saja
yang
membuat
anaknya
takut.
Dengan
mengetahui
perkembangan karakter dan kepribadian anak, akan menjadikan orang tua lebih bijaksana dalam membesarkan anak-anaknya (Yusuf, 2001). Hasil studi pendahuluan di Desa Tawangsari terdiri dari 2 RW dan 9 RT, di RW 1 terdapat 4 RT dan RW 2 terdapat 5 RT. Hasil wawancara dengan beberapa orangtua anak usia sekolah SD Di Desa Tawangsari Rembang, orangtua mengatakan suka memarahi anaknya bila anak mendapatkan nilai jelek, tanpa menanyakan mengapa anak bisa
4
mendapatkan nilai jelek, orangtua mengatakan tidak ada waktu untuk berbincang-bincang dengan anak dikarenakan sibuk mengurus keluarga. Ada beberapa siswa yang mempunyai masalah disekolah, diantaranya ada beberapa siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan sakit/ ijin sementara itu orangtua tidak pernah memberikan keterangan yang jelas kepada pihak sekolah. Berdasarkan hal diatas perlu diteliti “gambaran komunikasi orang tua dengan anak usia sekolah SD Di Desa Tawangsari Rembang”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran komunikasi orang tua dengan anak usia sekolah SD Di Desa Tawangsari Rembang?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran komunikasi orang tua dengan anak usia sekolah SD di Desa Tawangsari Rembang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran kerakteristik umur orang tua anak usia sekolah SD di desa Tawangsari Rembang. b. Mengetahui gambaran kerakteristik pendidikan orang tua anak usia sekolah SD di desa Tawangsari Rembang. c. Mengetahui gambaran kerakteristik pekerjaan orang tua anak usia sekolah SD di desa Tawangsari Rembang. d. Mengetahui gambaran komunikasi orang tua dengan anak usia sekolah SD di Desa Tawangsari Rembang, meliputi jenis dan ciri komunikasi.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi institusi kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan terkait keperawatan jiwa dalam hal komunikasi efektif. 2. Manfaat Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pentingnya pola komunikasi orang tua dan anak yang dapat menentukan masa depan dan perkembangan anak yang lebih baik lagi. 3. Bagi Perawat Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dalam hal komunikasi keluarga dalam mengembangkan karakteristik anak 4. Bagi Orang Tua Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan landasan untuk mengetahui cara menjalin komunikasi dengan anak sehingga diharapkan mampu meningkatkan Asuhan Keperawatan Anak, Keluarga dan Komunitas berupa pola komunikasi antara orang tua dan anak. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1: Keaslian Penelitian No
Nama
Judul
1
Heri Fitrianto (2009)
Pola komunikasi dalam keluarga Etnis Minangkabau di Perantauan dalam membentuk kemandirian anak
Variabel penelitian Pola komunikasi Kemandirian anak
Jenis penelitian Kualitatif
Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan keluarga selalu berkomunikasi dengan berbagai macam cara, baik secara verbal maupun non verbal. Dalam keluaarga jg terjadi pola komunikasi yang intens dan memiliki kualitas yang baik.
6
Lanjutan tabel 1.1 No
nama
Judul
Variable penelitian
Jenis penelitian
Hasil
2
Mila Fajarwati (2011)
Variabel tunggal: Pola komunikasi orang tua
Kualitatif
hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa tiga orangtua terhadap anaknya menganut pola komuniksi pemissive.
3
Junaidi 2013
Pola komunikasi orang tua dengan anak remaja dalam berinternet sehat di Surabaya Pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SMA Negeri 4 Samarinda Seberang
Pengaruh komunikasi interpersonal
Kuantitatif eksplanasi
4
Fatmah Nur (2006)
Komunikasi persuasi ibu dan anak dalam membentuk perilaku beribadah pada anak
Komunikasi persuasi ibu dan anak
Kualitatif
Hasil dari penelitian adalah perilaku komunikasi orang tua mengenai prestasi belajar belum sepenuhnya berjalan secara efektif. Hal ini dikarenakan intensitas komunikasi interpersonal orang tua dan anak masih kurang. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa ibu dalalm menyampaikan pesan imbauan kepada anak berdasarkan pemaknaan ibu atas ibadah kepada anak dilakukan melalui proses identifikasi dimana ibu menjadi contoh bagi anaknya.
Perilaku beribadah anak
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel pada penelitian ini hanya variabel tunggal dan jenis penelitian ini kuantitatif. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui gambaran komunikasi dalam keluarga secara umum, sedangkan penelitian sebelumnya ditekankan pada satu permasalah komunikasi yaitu pada perilaku anak.