BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal vital yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena selain sebagai sarana interaksi, komunikasi juga merupakan ungkapan dari proses berpikir atau cara pandang manusia. Proses berpikir atau cara pandang itu sendiri dapat diungkapkan melalui cara lisan maupun tulisan. Namun segelintir orang mempunyai hambatan untuk berkomunikasi secara normal yakni verbal, maka mereka menggunakan salah satu bentuk komunikasi yakni komunikasi nonverbal. Mereka itu misalnya yang mempuyai cacat fisik baik itu tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara. Dalam komunikasi nonverbal ada tiga kategori penggunaan isyarat nonverbal yakni kinesik yang mempelajari gerakan tubuh dan gerakan anggota tubuh, prosemik yang mempelajari tentang posisi tubuh dan jarak tubuh dan paralinguistik yang mempelajari tentang penggunaan suara dan vokalisasi. Bagi mereka yang mempunyai cacat fisik, komunikasi nonverbal menjadi tumpuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam proses belajar mengajar di sekolah khususnya SLB,
ada
perpaduan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Pada sekolah-sekolah biasa atau normal, komunikasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar penekanannya pada komunikasi verbal sedangkan pada Sekolah Luar Biasa penekanannya pada komunikasi nonverbal dalam
9
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena para murid mengalami cacat fisik. Cacat fisik yang dimaksudkan di sini adalah tuna wicara yakni tidak dapat berbicara atau bisu. Maka dalam berkomunikasi di dalam kelas mereka menggunakan gerak tubuh atau gerak anggota tubuh yang di sebut dengan kinesik. Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, para guru menyampaikan materi pelajaran kepada para murid menggunakan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal kinesik sedangkan para murid menanggapi apa yang diajarkan oleh guru mereka dengan menggunakan bentuk komunikasi nonverbal kinesik. Di sini antara guru dan murid ditekankan untuk mengerti dan memahami komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal kinesik, sehingga dalam proses belajar mengajar di antara keduanya saling memahami. Demikian juga dengan proses belajar mengajar yang terjadi di SLBN Pembina Kupang. Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas para guru menggunakan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal kinesik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para murid karena murid yang diajarkan adalah murid yang mengalami cacat fisik yakni tuna wicara karena mereka tidak dapat berbicara atau bisu. Sedangkan dalam menerima dan menanggapi pelajaran yang disampaikan oleh para guru, murid menggunakan komunikasi nonverbal kinesik. Di sini guru dan murid dituntut untuk memahami komunikasi verbal dan komunikasi
10
nonverbal kinesik yang
digunakan sehingga dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, semuanya dapat berlangsung dengan baik dan dapat memperoleh hasil yang baik. Komunikasi nonverbal kinesik merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik tubuh dan anggota tubuh. Di sini para murid tidak bisa berbicara secara normal karena itu para guru harus mampu memahami bahasa tubuh yang ditunjukkan oleh mereka seperti mereka marah, sedih, senang dan lain sebagainya. Dalam proses belajar mengajar di SLBN Pembina Kupang, selain menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal, para murid juga diajarkan oleh guru mereka tentang bagaimana mengucapkan kata-kata secara verbal. Di sana setiap murid diajarkan untuk melafalkan kata perkata dengan mengikuti gerak bibir yang ditunjukkan oleh guru mereka. Ini dilakukan terus menerus dengan maksud melatih lidah mereka untuk dapat mengucapkan kata-kata secara verbal walaupun kata-kata yang diucapkan oleh mereka tidak jelas tetapi dapat dimengerti oleh orang lain. Selain itu diantara para murid, dalam mengekspresikan sesuatu dapat saling mengerti dan memahami apa yang mereka bicarakan. Sedangkan guru sering kurang memahami apa yang dimaksudkan oleh muridnya. Berdasarkan hal di atas, komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara sangat menarik untuk diteliti karena masih sangat kurang orang yang mengetahui tentang komunikasi nonverbal dalam hal ini komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di sekolah. Padahal sudah ada beberapa sekolah luar biasa yang ada
11
di Kota Kupang di antaranya SDLB Asuhan Kasih, dan Pelita Harapan Kupang selain SLB Pembina Kupang. Karena itu penelitian ini sangat penting sebab hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan terutama bagi guru dan murid tuna wicara dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara dalam proses belajar mengajar di SLBN Pembina Kupang Kelas Besar?
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara dalam proses belajar mengajar di SLBN Pembina Penfui Kupang Kelas Besar. 1.3.2. Tujuan Penelitian Untuk
memperoleh
pengetahuan
tentang
komunikasi
nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara dalam proses belajar mengajar di SLBN Pembina Kupang Kelas Besar.
12
1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini dibedakan atas aspek teoritis dan praktis. Kegunaan teoritis berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan kegunaan praktis berkaitan dengan kebutuhan dari berbagai pihak yang membutuhkan. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Dari aspek teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademik bagi pengembangan ilmu komunikasi dalam : Melakukan penelitian tentang bagaimana proses komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara. Bagi Almamater, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam melengkapi kepustakaan tentang komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara. Bagi peneliti dan peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan teori ilmu komunikasi pada umumnya dan perkembangan komunikasi nonverbal kinesik khususnya. 1.4.2 Kegunaan praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya:
Bagi SLBN Pembina Kupang, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi para guru tentang komunikasi
13
nonverbal kinesik antar guru dan murid tuna wicara demi peningkatan mutu pendidikan.
Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang komunikasi nonverbal kinesik antara guru dan murid tuna wicara.
1.5 Kerangka Pikiran, Asumsi dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pikiran Dalam proses belajar mengajar di SLBN Pembina Kupang Kelas Besar itu, para guru memberikan pelajaran menggunakan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Sedangkan para muridnya adalah tuna wicara (tidak dapat berbicara). Dengan demikian feed back dari para murid selalu menggunakan komunikasi nonverbal. Jadi di sini para guru harus mampu menggunakan komunikasi nonverbal dengan para muridnya selain komunikasi verbal yang digunakan. Dalam komunikasi nonverbal ada tiga kategori penggunaan isyarat nonverbal yakni kinesik, prosemik dan paralinguistik. Tetapi pada penelitian ini, peneliti lebih fokus pada komunikasi nonverbal kinesik dengan jenis-jenisnya : Emblem yakni terjemahan pesan dari bahasa verbal ke dalam bahasa nonverbal; Ilustrator yakni gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau menunjukkan sesuatu; Adaptor yakni gerakan anggota tubuh yang spesifik yang dimiliki oleh seseorang; Regulator yakni bentuk gerakan nonverbal yang
14
berfungsi mengarahkan, mengawasi dan mengkoordinasi interaksi terhadap komunikan; dan Affect Display yakni perilaku yang langsung menggambarkan perasaan dan emosi. Di sini dapat digambarkan bahwa proses belajar mengajar antara guru dan murid tuna wicara pada SLBN Pembina Penfui Kupang, di mana guru dalam membawakan materi mata pelajaran selalu menggunakan bahasa verbal dan nonverbal kinesik sedangkan para murid berusaha menyimak dengan cermat pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika ada pertanyaan atau respon yang diberikan oleh para murid maka mereka selalu menggunakan komunikasi nonverbal kinesik dalam bentuk emblem, ilustrator, adaptor, regulator dan affect display. Oleh karena itu, dalam proses komunikasi guru juga menggunakan komunikasi nonverbal kinesik. Bentuk komunikasi ini memiliki tujuan akan hasil yang diharapkan seperti guru dan murid memakai atau menggunakan bahasa nonverbal kinesik, guru dan murid memahami bahasa nonverbal kinesik, guru dan murid dapat memperdalam bahasa nonverbal kinesik dan guru dan murid dapat menguasai bahasa nonverbal kinesik.
15
Gambar 1 Diagram Kerangka berpikir
Verbal
Guru
Komunikasi Nonverbal kinesik dalam proses belajar mengajar
Verbal
Murid Tuna Wicara
Nonverbal
Nonverbal
-
Emblem Ilustrator Adaptor Regulator Affect Display
1.5.2 Asumsi Asumsi merupakan anggapan dasar atau titik tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima secara umum, yang berfungsi sebagai dasar pijak bagi masalah yang diteliti. Dengan demikian asumsi yang di bangun peneliti pada penelitian ini adalah : Dalam proses belajar mengajar di SLBN Pembina Penfui Kupang Kelas Besar guru dan murid tuna wicara menggunakan bahasa nonverbal kinesik.
16
1.5.3 Hipotesis Hipotesis ini bukan untuk diuji tetapi sebagai hipotesis kerja. Jadi hipotesis dari penelitian ini adalah: Adanya pemahaman bersama antara guru dan murid di SLBN Pembina Penfui Kupang Kelas Besar dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa nonverbal kinesik.
17